Peserta didik dapat memahami informasi umum, selektif, dan atau rinci dari te...
Hirarki Tujuan Pendidikan
1. UJIAN TENGAH SEMESTER
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Perencanaan Pembelajaran
Yang dibina oleh Dr. Ahamad Dardiri, M.Pd.
Oleh :
NOVIA ISTIQOMA
120521403378
UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
PROGRAM STUDI S1 PTB
Maret 2015
2. Nama : NOVIA ISTIQOMA
Nim : 120521403378
Mata ujian : Perencanaan Pembelajaran
Prodi/Smt : PTB / Gasal 2014-2015
Sifat : Take Home
DosenPenguji : Dr. Ahamad Dardiri, M.Pd.
UJIAN TENGAH SEMESTER
UTS 1
1. Jelaskan pengertian perencanaan pembelajaran dan prinsip-pronsip dalam
membuat perencanaan pembelajaran !
2. Sebutkan jenis-jenis / bentuk perencanaan pembelajaran!jelaskan!
3. Jelaskan fungsi perencanaan pembelajaran!
4. Jelaskan pendekatan system dalam suatu perencanaan pembelajaran!
5. Jelaskan hirarki tujuan Pendidikan Nasional Indonesia dan apa saja
kemampuan yang sebaiknya harus dimiliki siswa SMK!
UTS 2
1. Rumusan Kompetensi Inti (KI 1 dan K2) yang harus dimilik siswa
2. Rumuskan Kompetensi Dasar KI 3 dsan KI 4
3. Rumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi untuk KI 3 dan KI 4
3. 1. A. Pengertian Perencanaan pembelajaran :
Para ahli memiliki pendapat berlainan meskipun memiliki tujuan yang sama,
diantaranya adalah:
- Branch yang mengartikan perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang
berisi prosedur untuk mengembangkan pendidikan dengan cara yang konsisten dan
reliable.
- Ritchy memberi arti perencanaan pembelajaran sebagai ilmu yang merancang detail
secara spesifik untuk pengembangan, evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan
fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil persoalan pokok.
- Smith & Ragan menyebut rencana pembelajaran sebagai proses sistematis dalam
mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk bahan dan
aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa : Perencanaan pembelajaran
sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau
kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
B. Prinsip-prinsip umum perencanaan
Pada pokoknya prinsip-prinsip dalam pembuatan perencanaan pembelajaran ( Astiza :
2010 ) antara lain :
a. Memperhatikan karakteristik anak
Dalam perencanaan pembelajaran (desain intruksional) harus memperhatikan
kondisi yang ada dalam diri siswa dan kondisi yang ada di luar diri siswa menurut
gagne (Astiza, 1979:13).
b. Berorientasi pada kurikulum yang berlaku
Perencanaan yang di buat oleh guru seperti dalam bentuk silabus maupun dalam
bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran harus di susun dan di kembangkan
berdasarkan pada kurikulum yang berlaku.
c. Sistematika kegiatan pembelajaran
Urutan kegiatan pembelajaran di kembangkan secaara sistematis dengan
mempertimbangkan urutan dari yang mudah menuju yang kebih sulit, dari yang
bersifat sederhana menuju yang lebih kompleks.
4. d. Melengkapi perencanaan pembelajaran
Yaitu dengan menambah instrumen-instrumen pembelajaran, mislanya lembar
kerja siswa, format isian, lembar catatan tertentu di sesuaikan dengan tujuan
pembelajaran yang harus di capai.
e. Bersifat fleksibel (dinamis)
Perencanaan pembelajaran di sesuaikan dengan situasi dan kondisi saat
berlangsungnya pembelajaran.
f. Berdasarkan pendekatan sistem
Artinya setiap unsur perencanaan pembelajaran yang di kembangkan harus
merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan dan memiliki keterpaduan.
2. Bentuk-Bentuk Perencanaan Pembelajaran
Jenis perencanaan pembelajaran menurut luas jangkauan dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yaitu:
a. Perencanaan makro
Perencanaan makro adalah perencanaan yang menetapkan kebijakan-kebijakan
yang akan ditempuh, tujuan-tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara mencapai
tujuan itu pada tingkat nasional. Rencana ini biasanya mengikuti rencana dalam
bidang ekonomi dan social. Dipandang dari sudut perencanaan makro, tujuan
yang harus dicapai negara khususnya dalam bidang peningkatan SDM dalam
pengembangan sistem pendidikan untuk menghasilkan tenaga yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan. Sedangkan menurut kualifikasi harus dapat
menghasilkan tenaga yang kreatif dan terampil yang sesuai dengan bidangnya dan
berjiwa Pancasila.
b. Perencanaan Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro kemudian dijabarkan
lebih rinci ke dalam program-program dalam dimensi yang lebih kecil pada
tingkat ini. Perencanaan sudah lebih bersifat rasional disesuaikan dengan keadaan
daerah, departemen atau unit-unit.
c. Perencanaan mikro
Perencanaan mikro diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional dan
merupakan penjabaran dari perencanaan tingkat meso. Kekhususan-kekhususan
dari lembaga mendapat perhatian. Namun tidak boleh bertentangan dengan apa
5. yang telah ditetapkan dalam perencanaan makro ataupun meso. Contoh perencana
mikro, yaitu kegiatan belajar mengajar.
3. Fungsi Perencanaan Pembelajaran, yaitu :
a. Fungsi kreatif
Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat
memberikan umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan
yang ada sehingga akan dapat meningkatkan dan memperbaiki program.
b. Fungsi Inovatif
Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan
dan kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan
dapat dipahami jika kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis
dan direncanakan dan diprogram secara utuh
c. Fungsi selektif
Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap
lebih efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan
dengan pemilihan materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan
pembelajaran
d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang
yang terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti
orang tua dan masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat
mengkomunikasikan kepada setiap orang baik mengenai tujuan dan hasil yang
hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.
e. Fungsi prediktif
Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa
yang akan terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang
telah disusun. Melalui fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan
berbagai kesulitan yang akan terjadi, dan menggambarkan hasil yang akan
diperoleh.
f. Fungsi akurasi
Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu
yang diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat
menghitung jam pelajaran efektif.
6. g. Fungsi pencapaian tujuan
Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk
manusia yang utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya
saja, tetapi juga dalam sikap dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik,
maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan secara seimbang.
h. Fungsi control
Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang
tidak dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan
akan dapat ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh
siswa dan dipahami, sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru
dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.
4. Sistem Pendekatan yang digunakan dalam Perencanaan Pengajaran
diantaranya;
a. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah pendekatan pembelajaran yang secara langsung
menyajikan konsep tanpa memberikan kesempatan kepada siswa untuk
menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. (Syaipul sagala, 2007). Konsep
diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman, melalui generalisasi dan berfikir
abstrak.
b. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pengajaran memberikan
kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pendekatan ini
dilatar belakangi oleh konsep-konsep belajar menurut teori Naturalisme-
Romantis”dan teori kognitif gestal.Naturalisme-romantis menekankan kepada
aktifitas siswa. Dan teori kognitif gestal menekankan pemahaman dan kesatu
paduan yang menyeluruh.
c. Pendekatan Induktif
Pendekatan ini pertama dikemukakan oleh filosof Inggris PrancisBacon (1561)
yang menghendaki agar penarikan kesimpulan di dasarkan dari fakta yang
konkrit sebanyak mungkin.Menurut purwanto dalam Segala (2006:77) tepat
atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir yang diambil secara induktif
7. bergantung pada representatif atau sampel yang diambil mewakili fenomena
keseluruhan.
d. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Kompetensi
Fokus pelaksanaan pembelajaran ini antara lain: (1). Kegiatan pembelajaran
adalah penguasaan kompetensi oleh peserta; (2). Proses pembelajaran harus
memiliki kesepadanan dengan kondisi dimana kompetensi tersebut akan
digunakan; (3) Aktivitas pembelajaran bersifat perseorangan, antara satu
peserta dengan peserta lain tidak ada ketergantungan; (4). Harus tersedia
program pengayaan (enrichment) bagi peserta yang lebih cepat dan program
perbaikan (remedial) bagi peserta yang lebih lamban.
e. Pendekatan Pembelajaran Manajemen Kelas
Menurut Parkay dalam Oemar Hamalik (2006) pendekatan manajemen kelas
dapat diartikan sebagai upaya untuk mengatur situasi kelas untuk menjamin
terciptanya iklim yang dapat mendukung aktivitas pembelajaran bagi seluruh
siswa. Karena itu manajemen kelas berhubungan dengan beberapa hal, yaitu:
(1). Kontrol terhadap situasi belajar, (2) Mengarahkan kegiatan belajar bagi
siswa, (3) Menjembatani perbedaan perbedaan belajar siswa.
f. Pembelajaran Berdasarkan Perbedaan Individual
Pembelajaran dimana komponen-komponen dalam sistem pembelajaran
disesuaikan dengan perbedaan individual, baik perbedaan individual secara
vertikal maupun perbedaan individual secara horisontal, siswa bebas belajar
sesuai dengan karakteristiknya, bakat, dan minatnya.
g. Pendekatan Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning)
Pembelajaran kooperatif, merupakan suatu pendekatan pembelajaran dimana
siswa belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok secara kolaboratif yang
anggota terdiri dari 4-6 orang dengan struktur kelompok heterogen (Slavin:
1995). Belajar kooperatif menekankan pada kerja kelompok (siswa belajar
bersama, saling membantu). Kerja kelompok membuat siswa semangat untuk
belajar aktif untuk saling menampilkan diri atau berperan di antara teman-
teman sebaya.
h. Pendekatan Pembelajaran Berbasis Masyarakat
Pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk pengajaran
yang memadukan antara sekolah dan masyarakat, dengan cara membawa
sekolah kedalam masyarakat, atau membawa masyarakat ke dalam sekolah
8. guna mencapai tujuan pengajaran/pendidikan yang ditetapkan. Pembelajaran
kontektual adalah kaidah pembelajaran yang menggabungkan isi kandungan
dengan pengalaman harian individu, masyarakat dan alam pekerjaan.
i. Pendekatan Konsep Belajar Tuntas menurut (Oemar Hamalik :2006)
Pembelajaran dengan pendekatan belajar tuntas (mastery learning) adalah suatu
keyakinan bahwa seluruh siswa dapat belajar dengan tepat jika diberikan waktu
dan pembelajaran yang tepat serta layak. Para siswa dapat mencapai ketuntasan
ketika standar pembelajaran dirumuskan dan digambarkan dengan jelas,
penilaian dan pengukuran kemajuan siswa ke arah capaian tujuan dilaksanakan
dengan teliti.
5. Hirarki Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia dan Apa Saja Kemampuan
yang Sebaiknya Harus Dimiliki Siswa SMK :
a. Tujuan Pendidikan Nasional ini menurut GBHN tahun 1988 adalah manusia
indonesia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa,
berkualitas, mandiri, mampu membangun dirinya dan masyarakat
sekelilingnya, serta dapat memenuhi kebutuhan pembangunan nasional dan
bertanggung jawab atas pembangunan bangsa. Dan tujuan pendidikan nasional
yang baru adalah manusia indonesia yang beriman dan bertaqwa, mandiri dan
kreatif, cerdas, dapat mengembangkan potensi. (yang intinya tujuan pendidikan
nasional ini mencangkup aspek afeksi, potensi, kognitif, dan kreatif).
b. Tujuan Institusional.
Tujuan institusional ini merupakan tujuan yang akan dicapai oleh lembaga-
lembaga atau instansi-instansi pendidikan tertentu. Contoh pada siswa SMK:
1. Memberikan kesiapan untuk dapat memasuki dunia kerja.
2. Memberikan pengetahuan dan keterampilan.
3. Memberikan kesiapan mental dalam memasuki dunia kerja
c. Tujuan Kurikuler.
Pada tujuan ini pendidikan memberikan kompetensi bidang pembelajaran.
Misalnya untuk siswa SMK jurusan Teknik bangunan maka setelah lulus Siswa
akan mendapatkan ilmu tentang bangunan dan disiapkan untuk kerja.
9. d. Tujuan Instruksional Umum.
Tujuan instruksional umum, dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi biasa
disebut dengan kompetensi dasar. Setiap beberapa sub pembahasan guru
melakukan kompetesi (ulangan) terhadap siswa untuk menguji ingatan,
pemahaman, dan daya serap materi oleh siswa.
Contoh: Siswa dapat mengerjakan ulangan tengah semester dimana materinya
dari bab 1 - bab 4.
e. Tujuan Instruksional Khusus.
Dalam KBK tujuan instruksional khusus disebut juga dengan indikator, disini
guru mengadakan ulangan setiap satu pokok bahasan atau materi
Contoh: Siswa dapat mengerjakan ulangan harian yang materinya berasal dari
bab 1 yaitu mengenai konstruksi kayu.
f. Tujuan Jangka Pendek yang Dapat di Ukur.
Contoh: Siswa dapat mengetahui dan mempratikkan kembali mengenai
pembuatan sambungan kayu.
10. UTS 2
Paket Keahlian : Teknik Konstruksi Kayu
Mata Pelajaran : Pelaksanaan Konstruksi Kayu
Kelas : XI
1. Rumusan Kompetensi Inti (KI 1 dan K2) yang harus dimilik siswa
KOMPETENSI INTI
1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
2. Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan pro-aktifdan
menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan
kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab
fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan
masalah.
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri,
bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu melaksanakan tugas spesifik di
bawah pengawasan langsung.
2. Rumuskan Kompetensi DasarKI 3 dsan KI 4 :
KOMPETENSI DASAR
3.1. Menerapkan prosedur pembuatan kusen pintu dan jendela kayu
3.2. Menerapkan prosedur pembuatan daun pintu dan jendela kayu
3.3. Menerapkan prosedur pemasangan kusen kayu pada bangunan
3.4. Menerapka prosedur pemasangan daun pintu/jendela pada kusen kayu
3.5. Menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela kayu
3.6. Menerapkan prosedur pemasangan perancah kayu
3.7. Menerapkan prosedur pemasangan bekisting kayu untuk kolom, balok, dan
pelat lantai.
11. KOMPETENSI DASAR
4.1. Membuat kusen pintu dan jendela kayu
4.2. Membuat daun pintu dan jendela kayu
4.3. Menyajikan pemasangan kusen kayu pada bangunan
4.4. Melaksanakan pemasangan daun pintu/ jendela pada kusen kayu
4.5. Menyaji pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela Kayu
4.6. Menyajikan hasil pemasangan perancah kayu
4.7. Menyajikan hasil pemasangan bekisting kayu.
3. Rumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi untuk KI 3 dan KI 4 :
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI
3.1.1. Mampu menerapkan prosedur pembuatan kusen pintu dan jendela kayu
3.1.2. Mampu menerapkan prosedur pembuatan daun pintu dan jendela kayu
3.1.3. Mampu menerapkan prosedur pemasangan kusen kayu pada bangunan
3.1.4. Mampu menerapka prosedur pemasangan daun pintu/jendela pada kusen
kayu
3.1.5. Mampu menerapkan prosedur pemasangan kaca pada kusen/daun
pintu/jendela kayu
3.1.6. Mampu menerapkan prosedur pemasangan perancah kayu
3.1.7. Mampu menerapkan prosedur pemasangan bekisting kayu untuk kolom,
balok, dan pelat lantai.
4.1.1. Mampu membuat kusen pintu dan jendela kayu
4.1.2. Mampu membuat daun pintu dan jendela kayu
4.1.3. Mampu menyajikan pemasangan kusen kayu pada bangunan
4.1.4. Mampu melaksanakan pemasangan daun pintu/ jendela pada kusen kayu
4.1.5. Mampu menyaji pemasangan kaca pada kusen/daun pintu/jendela Kayu
4.1.6. Mampu menyajikan hasil pemasangan perancah kayu
4.1.7. Mampu menyajikan hasil pemasangan bekisting kayu.