SIFT/SURF can achieve scale, rotation and illumination invariant during image...
LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI, SENSOR CCD
1. TUGAS 1: FOTOGRAMETRI DIGITAL
“LASER SCANNING, SATELIT IFSAR, SATELIT RESOLUSI TINGGI,
SENSOR CCD”
Disusun Oleh:
Muhammad Irsyadi Firdaus 3512100015
Kelas: FOTAL B
Dosen:
Heppi Hapsari Handayani, ST., MSc.
JURUSAN TEKNIK GEOMATIKA
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2014
2. A. Laser Scanning
1. Definisi Laser Scanner
3D Laser Scanner atau lebih dikenal dengan sebutan laser scanner saja
merupakan instrumen analisis objek real world yang dapat mengumpulka n
data permukaan dan bentuk objek kemudian ditampilkan dalam bentuk 3D
yang penuh warna (http://en.wikipedia.org)
Gambar 1. Laser Scanner HDS (High Density Survey) 3000 Leica
Geosystem.
2. Kemampuan
Tujuan dari suatu 3D laser scanner biasanya untuk menciptakan awan-awan
titik (point clouds) dari permukaan objek dalam bentuk geometric. 3D
laser scanner sangat mirip dengan kamera karena mempunyai suatu medan
pandang yang seperti kerucut dan seperti kamera-kamera, mereka hanya
dapat mengumpulkan informasi tentang permukaan-permukaan yang tidak
digelapkan.
3. Cara Kerja
Software untuk mengolah data mentah dari alat tersebut pun ikut
berkembang, tidak harus menggunakan software khusus bawaan alat, tapi
sudah bisa menggunakan software-software CAD lain yang sudah populer,
seperti misalnya AutoCAD, Solidworx, CATIA, dan lain-lain, cukup
dengan menambahkan tool plugin khsus yang dibuat oleh pembuat Laser
Scanner atau pembuat software CAD.
Data mentah yang dihasilkan oleh 3d Laser Scanner berupa
kumpulan titik-titik yang disebut dengan pointcloud. Pointcloud ini
mewakili bentuk surface dari sebuah obyek dengan kerapatan antara titik
yang kita atur sesuai dengan kebutuhan. Setiap titik dari masing-masingpointcloud
tersebut memiliki identitas koordinat X,Y dan Z, diukur
dari titik berdiri alat 3D Laser Scanner.
Prinsip kerja 3D Laser Scanner memanfaatkan sinar laser yang
ditembakkan ke arah obyek, untuk kemudian pantulan sinar laser tersebut
ditangkap kembali oleh alat Laser Scanner dan direkam ke dalam perangkat
komputer (laptop) yang telah dilengkapi software khusus. Konsep ini mirip
dengan prinsip kerja sonar, bedanya sonar menembakkan gelombang suara
alih-alih sinar laser. Laser yang ditembakkan tidaklah kontinyu, melainka n
3. titik per titik (maka dari itu hasilnya pun berupa titik – point cloud), namun
dengan kecepatan yang cukup tinggi, bervariasi antara ratusan hingga
ribuan titik bisa direkam dalam satu detik, tergantung dari jenis dan merk
alat 3d Laser Scanner yang digunakan.
4. Teknologi
Ada dua tipe dari 3D laser scanner yaitu kontak dan non kontak. Non
kontak 3D laser scanner dapat lebih lanjut dibagi memjadi dua kategori
utama yaitu scanner aktif dan scanner pasif.
Gambar 2. Macam-macam teknologi 3D Laser Scanner
a) Contack
Contack 3D laser scanner memeriksa subyek melalui sentuhan secara
fisik. Suatu CMM (Coordinate Measuring Machine) adalah satu
contoh dari suatu 3D scanner yang memerlukan kontak.
Kelebihan:
- Banyak digunakan didalam manufaktur
- Menghasilkan bentuk model yang saat presisi
Kekurangan:
- Tindakan scanning akan dapat merubah atau merusak benda itu
- Pergerakannya relative lambat dibandingkan dengan metode –
metode scanning lainnya.
b) Non Contact
Non-contact aktif memanfaatkan sinar laser yang ditembakkan
ke arah objek, kemudian pantulan sinar laser tersebut lalu ditangkap
kembali oleh alat laser scanner dan direkam ke dalam perangkat
computer atau laptop yang telah dilengkapi software khusus. Konsep ini
mirip dengan cara kerja sonar, bedanya sonar menembakkan gelombang
suara alih-alih sinar laser. Laser yang dipantulkan tidak kontinyu,
melainkan titik per titik sehingga hasilnya pun berupa titik atau bias
disebut point cloud. Namun dengan kecepatan yang cukup tinggi,
bervariasi antara ratusan hingga ribuan titik bias direkam dalam satu
scond, tergantung dari jenis dan produk alat 3D laser scanner yang
digunakan.
4. Data mentah yang dihasilkan oleh 3D laser scanner pointcloud,
dan pointcloud ini mewakili bentuk permukaan dari sebuah obyek
dengan kerapatan antara titik yang kita atur sesuai dengan keinginan.
Setiap titik dari masing-masing pointcloud tersebut memiliki identitas
koordonat X,Y, dan Z, diukur dari titik berdiri alat 3D laser scanner.
B. IFSAR
1. Definisi
IFSAR (Interferometric Synthetic Aperture Radar) adalah teknologi
pengambilan gambar permukaan bumi dengan menggunakan sensor radar yang
dipasang pada pesawat terbang serta dapat menembus awan dan tidak
dipengaruhi oleh sinar mata hari, serta tidak ada kendala dengan musim dan
cuaca. satelit radar. Data IFSAR berupa citra ORI (Orthorectified Radar
Imaging) dan citra DSM (Digital Surface Model).
ORI dan DTM dapat diproses lebih lanjut guna menghasilkan beberapa
permodelan, seperti informasi geografis, visualisasi 3D. Selain itu juga
dilakukan evaluasi potensi sumber daya alam di daerah, peta kontur atau
kelerengan.
Pada awalnya radar interferometri digunakan untuk pengamatan
permukaan bulan dan planet venus. Pada tahun 1974 teknik ini diaplikasika n
pertama kali di bidang pemetaan. Untuk memperoleh topografi dari citra harus
dipenuhi dua buah syarat, yaitu obyek dipermukaan bumi yang dicitrakan harus
dapat terlihat dengan jelas atau memiliki resolusi citra yang tinggi sehingga
dapat dilakukan interpretasi dan identifikasi yang sesuai. Selain itu citra harus
memiliki posisi tiga dimensi yang cukup sehingga daerah yang akan dipetakan
dapat diketahui topografinya. Kedua hal tersebut hanya dapat dipenuhi oleh
teknik InSAR. Hal inilah yang menyebabkan semakin banyak bidang kajian
yang mengaplikasikan InSAR.
2. Produk
(IFSAR) menghasilkan produk:
– Digital Terrain Model (DTM) dengan resolusi
• Vertical Accuracy 3-5 m
• Horizontal Accuracy 1.25 m
– Orthorectified Radar Image (ORI)
5. Gambar 3. Contoh Tampilan ORI (dapat digunakan melengkapi elemen peta
topografi, sepeti jalan, permukiman, sungai dan lain sebagainya)
Gambar 4. Contoh Tampilan DSM (dapat memperlihatkan ketinggian penutupan
lahan, sangat membantu bagi perencanaan telekomunikasi seperti analisis line of
sight)
Gambar 5. Contoh Tampilan DTM (menampilkan ketinggian permukaan tanah
secara detail)
3. Cara Kerja
Citra yang diperoleh dari satelit radar berisi dua informas i
penting. Informasi tersebut adalah daya sinar pancar berupa fasa dan
amplitudo yang dipengaruhi oleh banyaknya gelombang yang dipancarkan
serta dipantulkan kembali. Pada saat gelombang dipancarkan dilakukan
pengukuran fasa. Pada citra yang diperoleh dari tiap-tiap pikselnya akan
memiliki dua informasi tersebut. Intensitas sinyal dapat digunakan untuk
mengetahui karakteristik dari bahan yang memantulkan gelombang
tersebut, sedangkan fasa gelombang digunakan untuk menentukan apakah
telah terjadi pergerakan (deformasi) pada permukaan yang memantulka n
gelombang tersebut.
Dengan diluncurkannya Satelit ERS-1 diikuti ERS-2 maka teknik
ini semakin berkembang, sebab kedua sistem satelit radar ini dapat
menghasilkan data interferometri setiap dua hari. Teknik interferome tr i
6. mencitrakan suatu obyek di permukaan bumi dengan cara melakukan
pengamatan terhadap beda fasa dua gelombang pendar yang berasal dari
satu obyek.
C. Satelit Resolusi Tinggi
Satelit Penginderaan Jauh Resolusi tinggi yang telah dikembangkan di
negara-negara maju memiliki 2 tingkatan kemampuan resolusi, yaitu resolusi
sangat tinggi (lebih kecil dari 1 meter) dan resolusi tinggi (lebih kecil dari 5
meter). Indonesia melalui Lapan telah menerima data citra satelit melalui
fasilitas-fasilitas stasiun bumi penerima.
Satelit resolusi tinggi dengan kemampuan resolusi lebih kecil dari 5
meter, meliputi satelit Alos, satelit Cartosat-1, satelit Formosat, satelt SPOT-
5,6, satelit RapidEye.
Satelit ALOS ( Advanced Land Observation Satellite) diluncurkan pada
tanggal 24 Januari 2006ari Tanegasima Space Center Japan. Satelit ALOS
(berganti nama menjadi Daichi) memiliki tiganstrumen remote sensing : (i)
instrumen remote-sensing pankromatikuntuk pemetaan stereo(the Panchromatic
Remote-sensing Instrument for Stereo Mapping -PRISM) untuk pemetaan
elevasi digitaldigital evaluation mapping- DEMs); (ii) Visibel dan near-infrared
radiometer tipe 2( the advancedVisibel and Near Infrared radiometer tipe 2-
AVNIR-2) untuk observasi cakupan lahan yang tepat; (iii)Array bertahap jenis
L-Band Synthetic Aperture Radar ( the phased Array type L-BandSynthet ic
Apertureradar- PALSAR), untuk siang dan malam hari dan dalam segala cuaca
pengamatan tanah danmemungkinkan pengamatan tutupan lahan yang tetap dan
dapat mengumpulkan data yang cukup untukemetaan pada skala 25.000:1, tanpa
bergantung pada titik acuan dilapangan. Beberapa aplikasi meliputiujua n
kartografi, pementauan bencana, survei sumber daya alam dan pengembanga n
teknologi. SatelitALOS merupakan salah satu satelit observasi bumi terbesar di
dunia dan berfungsi untukmengumpulkan data global dan pengamatan tanah
dengan kemampuan resolusi tinggi.
Satelit RapidEye, diluncurkan pada tanggal 29 Agustus 2008 dari
Kosmodrom Baikonur di Kazakhstan. RapidEye di bangun oleh MacDonald
Dettwiler, Ltd (MDA) akan menawarkan penggunaan gambar sumber data yang
mengandung kombinasi tak tertandingi dari cakupan luas area, resolusi tinggi
dan kemampuan multispektral. Kemampuan pencitraan satelit RapidEye dapat
diterapkan untuk sejumlah industri, termasuk pertanian, kehutanan, eksplorasi,
komunikasi, pemerintahan, kartografi, visualisasi dan simulasi. Konstelasi
satelit RapidEye terdiri dari lima satelit. Sistem satelit Rapid Eye mampu
mengumpulkan 4 juta kilometer persegi data citra/hari dengan resolusi 6,5
meter. Setiap satelit berukuran kurang dari 1 meter kubik dan berat 150 kg,
dirancang untuk umur 7 tahun. Jumlah satelit terdiri dari 5 unit yang dilengkapi
dengan sensor yang sama dan berada pada orbit yang sama. Satelit RapidEye
meliputi band merah yang sensitip terhadap perubahan kandungan klorofil.
D. Sensor CCD
1. Definisi
CCD (Charged Coupled Device) adalah jenis sensor dengan umur yang
sangat tua. Berdasarkan penelusuran pustaka yang kami lakukan, sensor CCD
7. pertama kalinya diciptakan pada tahun 1969 di AT&T Bell Labs oleh dua orang
ilmuwan, yaitu Willard Boyle dan George E. Smith.
Gambar CCD yang dikembangkan khusus untuk penggambaran
ultraviolet, dalam sebuah kemasan sambungan kawat.
Setelahnya, muncullah berbagai riset seputar sensor CCD. Sony tercatat
sebagai satu-satunya produsen elektronik pada saat itu yang berani dan mampu
melakukan fabrikasi CCD dalam jumlah masif, dengan peran dominan dari
Kazuo Iwama.
2. Cara Kerja
CCD sering disebut juga sebagai perangkat analog (analog device). Mengapa
disebut demikian? Tidak lain adalah karena sinyal yang keluar dari sensor CCD
adalah sinyal analog, bukan sinyal digital. Sinyal analog adalah sama dengan
sinyal listrik, atau gelombang listrik. Setelah menangkap cahaya, CCD
menghasilkan gelombang listrik bertegangan rendah.
Prinsipnya, cahaya (foton) yang masuk ke setiap dioda peka cahaya (atau
disebut juga sebagai pixel - 1 pixel = 1 dioda peka cahaya) langsung diubah
menjadi elektron. Elektron-elektron ini kemudian "dikumpulkan" dan
"diorganisir" oleh Shift Register, baik yang ada di jajaran horizontal maupun
vertikal. Setelahnya diorganisir, elektron ini kemudian "dilempar" ke Amplifie r.
Di dalam Amplifier, elektron tersebut mengalami konversi ke bentuk tegangan
listrik, untuk kemudian diperkuat intensitasnya. Unit Amplifier itu sendiri
biasanya masih terdapat di dalam unit sensor CCD.
Amplifier merupakan komponen terakhir di dalam CCD yang harus dilalui
oleh elektron yang berubah menjadi tegangan listrik tersebut. Setelah itu,
tegangan listrik keluar dari CCD menuju prosesor kamera. Prosesor kamera
adalah berbeda atau tidak sama dengan sensor digital. Letak prosesor adalah di
luar sensor digital, berupa sirkuit elektronik mandiri, dengan tugas dan fungsi
yang sudah diatur oleh produsen kamera.
3. Kelebihan Sensor CCD
1.
Pada awalnya memang sudah dirancang sebagai perangkat penangkapan
cahaya
2. Teknologi konservatif
3. Secara arsitektur fisik berkepekaan lebih tinggi
8. 4. Banyak diaplikasikan untuk kamera-kamera puritan
5. Sinyal keluaran langsung dari CCD bersifat lebih murni dan lebih seragam
karena sangat minim campur-tangan sirkuit elektronik
6. Lebih mudah dan murah untuk diproduksi, dengan keleluasaan lebih besar
untuk menentukan arsitektur dan penugasan masing-masing sensor maupun
prosesor
4. Kekurangan Sensor CCD
1.
Dioptimalkan untuk ISO rendah, dengan kondisi pencahayaan yang berlimpah
atau terkendali
2. Berkecepatan rendah
3. Konsumsi baterai yang tinggi, lebih karena banyak bertumpunya fungsi- fungsi
manajemen sinyal elektrik dan sinyal digital di dalam prosesor kamera
REFERENSI
Anonim. -. Teknologi Pemetaan IFSAR. id.scribd.com/doc/28500427/Teknologi-pemetaan-
IFSAR. diakses pada tanggal 22 September 2014
Aprilana. 2010. Proses Stereoplotting Data IFSAR untuk Memutakhirkan Peta
RBI Skala 1:25.000 Daerah Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.
Jurnal Rekayasa Institut Teknologi Nasional Bandung. No. 4 Vol. XIV
Hal 202-215
Bakara, Jakondar. 2014. Sistem Menejemen Data Citra Satelit Penginderaan Jauh
Resolusi Tinggi Untuk Kebutuhan Nasional. Seminar Nasional
Penginderaan Jauh 2014. Hal 751-761