Capaian Pembelajaran yang disosialisasikan meliputi penjelasan tentang penggunaan capaian pembelajaran untuk menyusun tujuan pembelajaran dan modul ajar serta peran dinas pendidikan dalam mendampingi pengembangan kapasitas penggunaan capaian pembelajaran di sekolah."
2. Struktur Paparan
1. Pendahuluan
2. Capaian pembelajaran
3. Penggunaan capaian pembelajaran untuk menyusun alur
tujuan pembelajaran dan modul ajar
4. Penggunaan platform merdeka mengajar
5. Peran Dinas Pendidikan (termasuk Pengawas dan
Penilik)
5. Icebreaking: Perkenalan (human bingo)
Rutin berolahraga (min 2 kali
seminggu)
Nama:
Mempunyai anak tunggal
Nama:
Suka Makanan Pedas
Nama:
Jarak rumah dengan tempat
kerja kurang dari 10 km
Nama:
Tadi pagi sarapan dengan makan
roti
Nama:
Dapat memasak rawon
Nama:
Gemar lagu klasik
Nama:
Semalam tidur di atas pk.23.00
Nama:
Kemarin memasak ayam
goreng
Nama:
Gemar lagu dangdut
Nama:
Pernah menjadi Guru
Nama:
Pernah belajar di luar negeri
Nama:
10. Tujuan Diskusi
Pada akhir sesi ini peserta dapat:
● Memahami cara menggunakan capaian pembelajaran
dalam Kurikulum Merdeka.
● Memahami peran Dinas Pendidikan (termasuk
Pengawas dan Penilik) dalam mendampingi satuan
pendidikan menggunakan CP dan proses
penyusunan alur tujuan pembelajaran serta modul
ajar.
● Memahami peran Dinas Pendidikan (termasuk
Pengawas dan Penilik) dalam mendampingi satuan
pendidikan mengembangkan kapasitasnya dalam
penggunaan Capaian Pembelajaran.
11. Agenda Diskusi
Pengertian kompetensi dalam
Capaian Pembelajaran
Pengertian
Capaian Pembelajaran.
Penggunaan capaian
pembelajaran untuk
menyusun alur tujuan
pembelajaran dan modul
ajar
Penggunaan Platform
Merdeka Mengajar
Peran Dinas Pendidikan dalam
mendampingi satuan pendidikan
mengembangkan kapasitasnya
dalam penggunaan capaian
pembelajaran, dan menyusun
alur tujuan pembelajaran serta
modul ajar.
1
2
4
3
5
13. Mulai dari diri
Silakan klik tautan berikut ini untuk melakukan asesmen
mandiri terkait topik ini:
https://docs.google.com/forms/d/1hZxLCNZTfKwXJSGc_EIK-
Ul5V17GXyXw07TcG2v6f7o/edit?usp=sharing
14. Pertanyaan Esensial
● Apakah yang dimaksud dengan capaian pembelajaran?
● Bagaimana menggunakan capaian pembelajaran untuk menyusun alur
tujuan pembelajaran dan modul ajar?
● Bagaimana memanfaatkan platform merdeka mengajar dalam
penyusunan alur tujuan pembelajaran dan modul ajar?
● Bagaimana mendampingi satuan pendidikan dalam mengembangkan
kegiatan sosialisasi capaian pembelajaran?
16. M
T
W
T
F
Sumber: OECD (2018)
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu
untuk mencapainya (fase).
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi
memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan
kecepatan masing-masing.
Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi
untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP,
sesuai dengan kemampuan dan potensinya.
Sumber gambar: https://www.theaa.com/driving-school/driving-
lessons/advice/show-me-tell-me
17. M
T
W
T
F
Sumber: OECD (2018)
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis
finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape
yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu
kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran
yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan
siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran
dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat,
konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The
Right Level).
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat
memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan
mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk
mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-di-
speedometer-mobil/
18. Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
19. Pengertian Capaian Pembelajaran
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran
yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran)
Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase).
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur
untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal
keberangkatan para peserta didik.
21. 2
3
4
1
Komponen CP
Rasional Mata Pelajaran
● Alasan mempelajari mapel
tersebut
● keterkaitan antara Mapel
dengan salah satu (atau lebih)
Profil Pelajar Pancasila
Tujuan Mata Pelajaran
Kemampuan yang perlu
dicapai pelajar setelah
mempelajari mata
pelajaran tersebut
Karakteristik Mata Pelajaran
● Deskripsi umum tentang apa yang
dipelajari dalam mata pelajaran
● Elemen-elemen (strands) atau
domain mata pelajaran serta
deskripsinya
Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai
peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam
bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf
yang utuh.
Capaian setiap fase menurut elemen
Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
dipetakan menurut perkembangan siswa
23. Capaian Pembelajaran
Taksonomi Bloom dianjurkan untuk digunakan ketika guru merancang
pembelajaran harian dan asesmen kelas sesuai dengan tujuan
pengembangan taksonomi.
Taksonomi Bloom berguna untuk “menerjemahkan standar” ke dalam
istilah dan bahasa yang lebih konkrit dan operasional untuk digunakan
sehari-hari.
24. M
T
W
T
F
Sumber: OECD (2018)
Bentuk Pemahaman dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme
yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata
dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat
fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam
konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui
pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi
dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan
pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
25. Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP, dan
ATP
Bagaimana penggunaan CP pada satuan
pendidikan?
26. Capaian Pembelajaran
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan
materi
Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK
Fase Fondasi (Usia 5-
6 tahun)
• Fase A (Kelas 1-2 SD)
• Fase B (Kelas 3-4 SD)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Fase D (Kelas 7-9 SMP) • Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase F (Kelas 11-12 SMA)
27. Capaian Pembelajaran Pendidikan Khusus
(Diksus)
Bagi siswa berkebutuhan khusus yang mengalami
hambatan intelektual dapat menggunakan CP
pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami
hambatan intelektual dapat menggunakan CP reguler
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.
Untuk CP Diksus, penentuan fase CP untuk siswa
berdasarkan pada hasil Asesmen Diagnostik. Sangat
mungkin sekali di sebuah kelas terdapat perbedaan
CP yang digunakan.
Dalam pendidikan khusus juga terdapat prinsip lintas fase
mengingat kondisi siswa berkebutuhan khusus sangat
beragam sehingga sangat dimungkinkan untuk mata
pelajaran tertentu seorang ada berada di fase A namun di
mata pelajaran lainnya berada di fase B.
28. Untuk SLB Capaian Pembelajaran didasarkan pada usia mental
yang ditetapkan berdasarkan hasil asesmen
• Fase A : Pada umumnya usia mental (≤7 tahun)
• Fase B : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
• Fase C : Pada umumnya usia mental (±8 tahun)
• Fase D : Pada umumnya usia mental (±9 tahun)
• Fase E : Pada umumnya usia mental (±10 tahun)
• Fase F : Pada umumnya usia mental (±10 tahun)
29. Capaian pembelajaran dalam bentuk
KI KD sangat banyak dan terpisah-
pisah.
CP ditulis dalam paragraf yang utuh dan
mudah dipahami sebagai satu kesatuan.
KI/KD Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa
Indonesia di Kurikulum 2013
Capaian Pembelajaran Kelas 1 dan 2 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Fase A
(Usia 6-8, umumnya kelas 1-2 SD)
Pelajar memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar sesuai dengan tujuan kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang diri dan lingkungan sekitarnya. Pelajar mampu memahami dan
menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan
diskusi secara santun. pelajar mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan
berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam.
Menyimak
Pelajar mampu bersikap menjadi penyimak yang baik. Pelajar mampu memahami pesan
lisan dan informasi dari media audio, teks aural (teks yang dibacakan), dan instruksi lisan
yang berkaitan dengan tujuan berkomunikasi.
Membaca & Memirsa
Pelajar mampu bersikap menjadi pembaca dan pemirsa yang baik. Pelajar mampu
memahami informasi dari bacaan dan tayangan yang dipirsa tentang diri dan lingkungan,
narasi imajinatif, dan puisi anak. Pelajar mampu menambah kosakata baru dari teks yang
dibaca atau tayangan yang dipirsa dengan bantuan ilustrasi.
Berbicara &
Mempresentasikan
Pelajar mampu melafalkan teks dengan tepat, berbicara dengan santun, menggunakan
volume dan intonasi yang tepat sesuai konteks. Pelajar mampu bertanya tentang sesuatu,
menjawab, dan menanggapi komentar orang lain (teman, guru, dan orang dewasa) dengan
baik dan santun dalam suatu percakapan. Pelajar mampu mengungkapkan gagasan
secara lisan dengan bantuan gambar dan/atau ilustrasi. Pelajar mampu menceritakan
kembali suatu informasi yang dibaca atau didengar; dan menceritakan kembali teks narasi
yang dibacakan atau dibaca dengan topik diri dan lingkungan.
Menulis
Pelajar mampu bersikap dalam menulis di atas kertas dan/atau melalui media digital.
Pelajar mampu menulis deskripsi dengan beberapa kalimat tunggal, menulis rekon tentang
pengalaman diri, menulis kembali narasi berdasarkan fiksi yang dibaca atau didengar,
menulis prosedur tentang kehidupan sehari-hari, dan menulis eksposisi tentang kehidupan
sehari-hari. Pelajar mengembangkan tulisan tangan yang semakin baik.
29
31. M
T
W
T
F
Sumber: OECD (2018)
Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen
atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk
semua fase pada mata pelajaran tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau
berbeda dengan mata pelajaran lainnya.
Contoh:
• Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi
Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi, Matematika,
Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar,
Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
32. Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa
Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan
pengalamannya melalui visual sebagai ekspresi kreatif
secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan
pada akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan apresiasi
peserta didik telah mencerminkan penguasaan terhadap
bahan, alat, teknik, teknologi dan prosedur yang
mewakili perasaan dan empati peserta didik.
33. 2
3
4
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C
Berpikir dan
Bekerja Artistik
Siswa mampu mengenali dan membiasakan diri
dengan berbagai prosedur dasar sederhana untuk
berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia
di sekitar. Siswa mengetahui dan memahami
keutamaan faktor keselamatan dalam bekerja
Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan
berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya
dengan aneka pilihan media yang tersedia di sekitar.
Siswa mengetahui, memahami dan mulai konsisten
mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja
Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
mengetahui, memahami dan konsisten mengutamakan
faktor keselamatan dalam bekerja.
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan bentuk-bentuk dasar
geometris. Siswa mengeksplorasi alat dan bahan
dasar dalam berkarya. Siswa juga mengenali
prosedur dasar dalam berkarya
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi
walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri.
Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur
dasar dalam berkarya.
Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara visual
dengan menggunakan konsep ruang, garis horison,
pemahaman warna, keseimbangan (balance) dan
irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan dan
menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar dalam
berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa
berupa garis, bentuk dan warna
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni rupa
berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan warna.
Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
34. 2
3
4
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan menceritakan
fokus dari karya yang diciptakan atau
dilihatnya (dari teman sekelas karya seni
dari orang lain) serta pengalaman dan
perasaannya mengenai karya tersebut.
Siswa mampu mengenali dan menceritakan
fokus dari karya yang diciptakan atau
dilihatnya (dari teman sekelas karya seni
dari orang lain atau era atau budaya
tertentu) serta pengalaman dan
perasaannya mengenai karya tersebut
Siswa mampu mengenali dan menceritakan
fokus dari karya yang diciptakan atau
dilihatnya (dari teman sekelas karya seni
dari orang lain atau era atau budaya
tertentu) serta pengalaman dan
perasaannya mengenai karya tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau
minatnya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan,minat atau
konteks lingkungannya
36. M
T
W
T
F
Sumber: OECD (2018)
6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak
hirarkis/bukan merupakan siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.
6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
37. M
T
W
T
F
Sumber: OECD
(2018)
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi
Application
Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)
Perspektif
Perspective
Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau
memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri
Self-Knowledge
Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
38. M
T
W
T
F
Sumber: OECD (2018)
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Matematika Fase B elemen Bilangan
Penjelasan
Explanation
Mendeskripsikan makna dari bilangan 10.000 dengan
kata-kata sendiri, mengaitkan dengan nilai tempat,
mengurutkan dan membandingkan bilangan 10.000
dengan bilangan lain
Interpretasi
Interpretation
Menerjemahkan makna 10.000 menggunakan gambar
Aplikasi
Application
Menggunakan pemahaman 10.000 untuk memecahkan
masalah dalam dunia nyata (misalnya berbelanja di kantin
dengan uang Rp.10.000,00 atau soal cerita/ simulasi jual-
beli)
Perspektif
Perspective
Menemukan berbagai cara berbeda untuk mendapatkan
nilai 10.000
Peserta didik menunjukkan pemahaman
dan intuisi bilangan (number sense)
untuk bilangan cacah sampai dengan
10.000. Mereka dapat membaca,
menulis, menentukan nilai tempat,
membandingkan, mengurutkan,
menggunakan nilai tempat, melakukan
komposisi dan dekomposisi bilangan.
Mereka juga dapat menyelesaikan
masalah berkaitan dengan uang
menggunakan ribuan sebagai satuan.
39. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak
Interpretasi
Interpretation
Mendeskripsikan makna dari puisi serta emosi yang
ditangkap dari puisi tersebut
Aplikasi
Application
Membacakan/mendeklamasikan atau membuat karya
untuk merespons puisi
Perspektif
Perspective
Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari sudut
pandang yang berbeda.
Empati
Empathy
Menaruh diri di posisi penulis puisi dan mencoba
merasakan emosi yang dirasakan penulis dan
dituangkan dalam media yang berbeda.
Peserta didik memahami
informasi berupa gagasan,
pikiran, pandangan, arahan atau
pesan dari teks deskripsi, narasi,
puisi, eksplanasi dan eksposisi
dari teks visual dan audiovisual
untuk menemukan makna yang
tersurat dan tersirat.
40. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen
Menyimak Penjelasan
Explanation
Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
bentuk lisan atau isyarat
Aplikasi
Application
Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sebuah peristiwa berdasarkan arahan
sederhana
Perspektif
Perspective
Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Interpretasi
Interpretation
Bermain peran berdasarkan sebuah teks
cerita pendek, puisi, atau drama
Peserta didik mampu menyimak dengan
saksama, memahami dan memaknai
instruksi, mengidentifikasi informasi berupa
fakta atau proses kejadian dari teks
petunjuk/arahan sederhana, teks cerita
pendek, surat pribadi, teks puisi, teks
drama, dan surat resmi seperti surat
undangan dan surat pemberitahuan yang
disajikan dalam bentuk lisan atau isyarat,
teks aural (teks yang dibacakan) dan teks
audiovisual.
41. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak tubuhnya
dalam membawakan tarian tradisi. Memilih teknik, pola
gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari
kreasi pribadi.
Aplikasi
Application
Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu, makna atau
simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
Perspektif
Perspective
Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan memahami
perbedaan dan persamaan budaya dari dua atau lebih
daerah melalui tari tradisinya.
Empati
Empathy
Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam sebuah
karya tari tradisi yang menginspirasinya untuk kemudian
mengekspresikannya emosi tersebut dengan gayanya
sendiri ke dalam tari kreasinya
Peserta didik mampu
menciptakan tari kreasi
yang terinspirasi dari hasil
membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi
dan kreasi berdasarkan
makna, simbol, dan nilai
estetis dari perspektif
berbagai aspek seni.
42. Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
PAUD (Fase Fondasi) elemen Nilai Agama dan Budi Pekerti
Pengenalan Diri
Self Knowledge
Mengenali identitas dirinya dan makhluk hidup lainnya
sebagai ciptaan Tuhan. Mengenal anggota keluarga intinya
Aplikasi
Application
Mengetahui prosedur perawatan kebersihan diri (cara
mandi, menyikat gigi, menggunakan toilet dll), adab makan
dan minum, menggunakan kata “Terima Kasih”, “Tolong”
dan “Permisi”, terbiasa berdoa.
Perspektif
Perspective
Menceritakan harapannya atau apa yang disukai dari sikap
orang lain terhadap dirinya, berdoa menggunakan
bahasanya sendiri
Empati
Empathy
Role Play, Mengenal aturan dasar dalam sebuah
permainan, mengantri, bergantian menggunakan sesuatu,
membantu orang lain, menyiram tanaman atau memberi
makan atau bermain dengan hewan
Peserta didik mengenali dan
mempraktikkan nilai dan
kewajiban ajaran agamanya.
Anak mengamalkan nilai-nilai
ajaran agamanya dalam interaksi
dengan sesama dan lingkungan
(tumbuhan, hewan, lingkungan
hidup). Anak mengenal
keberagaman dan menunjukkan
sikap menghargai agama dan
kepercayaan orang lain.
43. Bagaimana menggunakan CP ke dalam pembelajaran di
kelas?
• CP diturunkan ke alur dan tujuan pembelajaran,
selanjutnya dikembangkan menjadi modul ajar.
• Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri,
memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia
sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan
peserta didik.
• Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar
yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan.
44. Bagaimana menggunakan CP ke dalam pembelajaran di
kelas?
• Satuan pendidikan dan pendidik dapat
mengembangkan modul ajar sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi,
dan/atau menggunakan modul ajar yang disediakan
Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah,
satuan pendidik, dan peserta didik.
• Oleh karena itu, pendidik yang menggunakan modul
ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul
ajar.
46. Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk:
● mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan
untuk pelaksanaan pembelajaran; dan
● menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan Pembelajaran.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria
berikut ini:
● Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari
beberapa komponen
● Kriteria alur tujuan Pembelajaran
Untuk menyusun rencana
pembelajaran, jabaran kompetensi
pada Capaian Pembelajaran perlu
dipetakan ke dalam tujuan
pembelajaran dan alur tujuan
pembelajaran. Peta kompetensi
tersebut kemudian digunakan sebagai
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar.
47. Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari beberapa komponen
sebagai berikut:
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu
dipahami di akhir satu unit pembelajaran.
● Variasi yaitu pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik peserta
didik berkebutuhan khusus *)
Kriteria alur tujuan Pembelajaran:
● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antar fase dan jenjang
48. Contoh Hasil Pemetaan CP ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran
Fase B
Kelas 3 Kelas 4
3.1. Menyajikan bilangan dan
menggeneralisasi pemahaman dan
membandingkan urutan dan nilai tempat
sampai 999.999
3.2. Memperkirakan dan membulatkan
bilangan ke nilai tempat terdekat sampai
999.999
3.3. Mengukur panjang dengan satuan
baku (mm, cm, dan m) serta mengukur
keliling bidang datar dengan
menambahkan semua rusuknya.
3.4. Mengukur luas dengan menghitung
jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2
yang menutup bidang datar
3.5. Menemukan hubungan antara
operasi penjumlahan dan pengurangan.
3.6. Menyelesaikan kalimat bilangan
dengan satu variabel berupa simbol
gambar yang belum diketahui nilainya
melibatkan penjumlahan dan
pengurangan bilangan
3.7. Mengobservasi, menentukan dan
menggambar sisi sejajar dan sisi
berpotongan pada sebuah bidang datar.
dst ….
4.1. Memperumum pemahaman
mengenai urutan dan nilai tempat
sampai 999.999
4.2. Mengidentifikasi kelipatan, faktor,
pola perkalian dan pembagian dengan
tabel kelipatan
4.3. Menentukan hubungan antar satuan
baku panjang (mm, cm, dan m)
4.4. Menyelesaikan permasalahan
berkaitan dengan keliling berbagai
bangun datar (segitiga, segiempat, segi
banyak)
4.5. Menyelesaikan permasalahan
berkaitan dengan luas dan keliling
berbagai bentuk bangun datar
dst ...
Memetakan bagian ATP per
kelas sesuai dengan alokasi
waktu
48
Matematika Fase B:Kelas 3 dan 4
Pada akhir fase B, peserta didik dapat menggeneralisasi pemahaman
dan melakukan operasi hitung bilangan cacah sampai dengan 1.000.000
(atau maksimum enam angka), serta memahami hubungan antara
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian)
termasuk menggunakan sifat-sifat operasi dalam menentukan hasil
perhitungan, menentukan faktor, kelipatan, KPK, dan FPB dari bilangan
cacah, memahami pecahan dan menentukan posisinya pada garis
bilangan, serta membandingkan dua pecahan. Peserta didik dapat
menyelesaikan persamaan sederhana, memahami hubungan antara
operasi perkalian dan pembagian, menemukan pola gambar, objek
sederhana, dan pola bilangan melibatkan operasi hitung (penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian). Peserta didik dapat dan
mengukur panjang benda menggunakan satuan baku, menggunakan
satuan baku luas dan volume, serta menyelesaikan masalah berkaitan
dengan keliling bangun datar. Peserta didik dapat mengidentifikasi ciri-
ciri berbagai bentuk bangun datar dan bangun ruang (prisma dan balok).
Peserta didik juga dapat menyajikan dan menganalisis data sederhana
menggunakan turus dalam bentuk bentuk bentuk tabel, diagram
gambar, piktogram, diagram batang, dan diagram garis, serta
menentukan kejadian yang lebih mungkin di antara beberapa kejadian.
Menganalisis Capaian
Pembelajaran
Merumuskan Tujuan Pembelajaran
dan Alur Tujuan Pembelajaran
49. Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran
Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:
● memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah
disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar
dengan karakteristik peserta didik, atau
● menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik
49
50. Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan
sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik
berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik. 50
51. Komponen Modul Ajar
Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum Komponen inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran yang
digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Refleksi peserta didik
dan pendidik
● Lembar kerja peserta didik
● Pengayaan dan remedial
● Bahan bacaan pendidik dan
peserta didik
● Glossarium
● Daftar pustaka
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik.
Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai
dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
51
52. Aktivitas 4 (Kinerja)
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar benda
dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar
Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)
Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
isometrik.
Tujuan pembelajaran
● Mengukur panjang dengan
satuan baku (mm, cm, dan m)
serta mengukur keliling bidang
datar dengan menambahkan
semua rusuknya.
● Mengukur luas dengan
menghitung jumlah bujur sangkar
berukuran 1 cm2 yang menutup
bidang datar
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 3 Matematika 12 JP
Aktivitas 1 (Kinerja)
Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek yang
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Aktivitas 2 (Tes)
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan satuan baku
(mm, cm, dan m)
Aktivitas 3 (Kinerja)
Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat, segitiga,
dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk bidang
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri
Asesmen Sumatif
Menggambar denah rumah dengan
menyertakan ukuran panjang dengan
satuan baku dan luas (dengan
menghitung jumlah bujur sangkar) pada
kertas isometrik.
52
Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan kesiapan yang berbeda,
sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat kesiapan peserta didik.
Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah pembelajaran yang
membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan melibatkan peserta didik dalam
diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas asesmen sumatif.
Contoh penerapan penyesuaian
pembelajaran dan pengembangan
PPP
Asesmen Diagnostik:
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian)
● Konversi satuan (meter ke centimeter,
cm ke milimeter)
Untuk mengidentifikasi kemampuan berhitung
dan pemahaman hubungan antar satuan
panjang.
53. Apa yang terjadi apabila
tidak ada air?
Apa sajakah fungsi air bagi
makhluk hidup di muka
bumi?
Bagaimana proses
terjadinya daur air?
Bagaimana cara
memperoleh air bersih?
Apa masalah yang terjadi
tentang air?
Bagaimana menunjukan
pemahaman tentang
pengaruh siklus air?
Aktivitas 1: Diskusi fungsi air
untuk manusia.
Formatif asesmen
Aktivitas 2: Curah pendapat
tentang fungsi air.
Formatif asesmen
Aktivitas 3:
Eksperimen daur air.
Aktivitas 4: Praktek
penyaringan air bersih.
Aktivitas 5: Riset kelompok
tentang air bersih.
Formatif asesmen
Aktivitas 6: Pameran dan
Presentasi pemahaman.
Tujuan Pembelajaran:
Peserta didik mengidentifikasi urutan siklus air.
Peserta didik mendeskripsikan pengaruh siklus air dalam kehidupan sehari-hari.
Asesmen sumatif:
Menunjukkan pemahaman mengenai pengaruh
siklus air dalam presentasi dan pameran karya.
Indikator asesmen sumatif:
Memberikan gambaran informasi detail dan
akurat, relevan, dan berhubungan dengan topik.
Presentasi berisi pesan yang jelas dipahami
audiens.
Contoh Cuplikan Modul Ajar MA untuk Kelas 4
IPAS
35 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
● Mandiri
Asesmen Diagnostik:
Menjawab tiga pertanyaan tentang siklus air.
Urutan Kegiatan
Tautan MA IPAS Kelas 4
Siklus Air
53
Asesmen sumatif memberikan pilihan dalam membuat produk presentasi, bisa dengan menulis laporan ilmiah, membuat rekaman sandiwara
radio, rekaman siaran atau poster/ infografis. Dalam eksperimen daur air, guru memberikan pilihan menantang sesuai dengan tingkat kesiapan
peserta didik, dengan tiga kegiatan eksperimen yang berbeda.
Contoh penerapan penyesuaian
pembelajaran dan pengembangan PPP
55. Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman
penggerak untuk guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila
Kemendikbudristek bekerjasama dengan Gov Tech Edu - PT Telkom
Indonesia dalam mengembangkan Platform Merdeka Mengajar.
Mengajar
Belajar
Berkarya
56. Platform Merdeka Mengajar menyediakan referensi bagi
guru untuk mengembangkan praktik mengajar sesuai
dengan Kurikulum Merdeka
Perangkat Ajar
Saat ini tersedia lebih dari 2000 referensi
perangkat ajar berbasis Kurikulum Merdeka
Alur dan tujuan pembelajaran serta modul
ajar.
Guru di satuan pendidikan dapat memilih alur
tujuan pembelajaran dan modul ajar yang
dibutuhkan dan langsung dipergunakan. Mereka
juga dapat melakukan revisi sesuai kebutuhan.
Mengajar
57. Pelatihan Mandiri
Guru dapat memperoleh materi pelatihan
berkualitas dengan mengaksesnya secara
mandiri
Video Inspirasi
Guru bisa mendapatkan beragam video
inspiratif untuk mengembangkan diri
dengan akses tidak terbatas.
Platform Merdeka Mengajar memberikan kesempatan yang
setara bagi guru untuk terus belajar dan mengembangkan
kompetensinya kapan pun dan di mana pun
Belajar
58. Bukti Karya Saya
Guru dapat membangun portofolio
hasil karyanya agar dapat saling
berbagi inspirasi dan berkolaborasi.
Platform Merdeka Mengajar mendorong guru untuk terus
berkarya dan menyediakan wadah berbagi praktik baik
Berkarya
59. Masuk dengan akun pembelajaran belajar.id untuk dapat
mengakses Platform Merdeka Mengajar melalui aplikasi di
gawai Android atau melalui laman situs
Akses melalui laman situs
https://guru.kemdikbud.go.id/
Unduh Aplikasi Merdeka Mengajar
untuk gawai Android di Google Play Store
Panduan implementasi kurikulum dan modul pelatihan akan disediakan dalam flash disk bagi
satuan pendidikan dan pendidik yang kesulitan untuk mengakses internet.
60. Sampai di sini, apakah ada pertanyaan
yang ingin diajukan?
60
61. Sebutkan dukungan yang dapat Bapak/Ibu
berikan sebagai tim Dinas Pendidikan kepada
Satuan Pendidikan?
Gunakan tautan pada Jamboard berikut ini
https://jamboard.google.com/d/19texAtcyP0FP-7sB3XbWLJVbcphUMc_mwyF6uqjjR4Q/viewer?f=0
62. Mendukung proses implementasi di satuan pendidikan seperti:
1. Mendampingi satuan pendidikan dalam melakukan implementasi Kurikulum
Merdeka.
2. Melakukan sosialisasi kurikulum kepada satuan pendidikan.
3. Helpdesk Daerah. Menyiapkan helpdesk dan mengkoordinasikan dengan
pemerintah pusat bila diperlukan.
4. Mendorong satuan pendidikan untuk berbagi praktik baik implementasi kurikulum
5. Melakukan monitoring dan evaluasi di daerah masing-masing, lalu menggunakan
hasilnya untuk melakukan refleksi dan bersama memperbaiki kualitas
implementasi.
6. Mendukung satuan pendidikan dalam pengembangan berbagai contoh alur
tujuan pembelajaran dan modul ajar
Dukungan yang dapat diberikan oleh Dinas Pendidikan