Dokumen tersebut membahas tentang implementasi kurikulum merdeka yang memberikan fleksibilitas kepada sekolah dalam menentukan struktur kurikulum, pengelolaan waktu belajar, dan pengembangan modul pembelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik. Guru diberi peran untuk menyesuaikan pembelajaran berdasarkan hasil asesmen diagnostik serta melakukan asesmen formatif dan sumatif.
12. Sistem Blok Sistem Kolaborasi Sistem Reguler
Pembelajaran dikelola dalam
bentuk blok-blok waktu dengan
berbagai macam pengelompokkan.
Contoh:
1. Mata pelajaran IPS, Bahasa
Indonesia dan IPAS akan
diajarkan dari jam 07.00- 12.00
dalam semester 1
2. Dalam satu tahun ajaran,
pembelajaran IPA dibagi ke
dalam 3 blok waktu (masing-
masing 4 bulan). Mata pelajaran
Biologi, Kimia dan Fisika akan
diajarkan secara bergantian di
setiap blok. Blok ke- 1 tahun
ajaran 2020/2021 untuk Fisika,
blok ke-2 untuk Biologi, blok ke-
3 Kimia.
Konsep-konsep dan keterampilan
tertentu dari mata pelajaran
diajarkan secara kolaboratif (team
teaching) .
Guru berkolaborasi sedemikian
rupa untuk merencanakan,
melaksanakan dan melakukan
asesmen untuk suatu pembelajaran
yang terpadu.
Contoh:
Konsep pengelolaan data dapat
secara kolaboratif diajarkan oleh
guru matematika dan IPA. Konsep
ini bisa diajarkan di satu kegiatan
dengan menggabungkan alokasi
waktu kedua mata pelajaran atau
diajarkan pada masing-masing
mapel, dengan penyelarasan
aktivitas.
Setiap pembelajaran dilakukan
terpisah antara satu mapel dengan
mapel lainnya.
Tatap muka dilakukan secara
reguler setiap minggu, dengan
jumlah jam tatap muka sesuai
dengan yang ditetapkan oleh
masing-masing satuan
pendidikan berdasarkan
ketentuan minimal dari
pemerintah
Satuan pendidikan dapat
menentukan model
struktur kurikulum yang
sesuai dengan kondisi
dan tujuan masing-
masing satuan
pendidikan.
Pengaturan cara
penghantaran (per mata
pelajaran, tematik
integratif, unit inkuiri, dll.)
akan mempengaruhi
sekolah dalam mengelola
waktu (penjadwalan) dan
sumber dayanya.
Model ini tidak harus dipilih
salah satu, akan tetapi bisa
juga dikombinasikan.
Misalnya dengan
menggunakan sistem
terintegrasi dan blocking
secara bersamaan atau
mengkombinasikan ketiga
model
CONTOH PENGATURAN WAKTU BELAJAR
19. Pendidikan Agama
Islam dan Budi Pekerti
menekankan
kemampuan mengenal
huruf hijaiah dan
harakatnya, huruf
hijaiah bersambung,
dan kemampuan
membaca surah-surah
pendek Al-Quran
dengan baik.
Peserta didik mampu
membaca surah-surah
pendek atau ayat Al-
Quran dan menjelaskan
pesan pokoknya
dengan baik. Peserta
didik mengenal hadis
tentang kewajiban salat
dan menjaga hubungan
baik dengan sesama
serta
mampu menerapkan
dalam kehidupan
seharihari.
Peserta didik mampu
membaca, menghafal,
menulis, dan
memahami pesan
pokok surah-surah
pendek dan ayat Al-
Quran tentang
keragaman dengan baik
dan benar.
CAPAIAN PEMBELAJARAN ELEMEN AL-QURAN DAN HADIT
FASE A
FASE B
FASE C
20. Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk
menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan
Pembelajaran : Mendapatkan peta kompetensi yang
akan menjadi rujukan untuk pelaksanaan pembelajaran
Analisis CP
Tujuan
Pembelajaran
Kriteriatujuan pembelajaran
idealnya terdiridari2
komponen berikut
●Kompetensiyaitu
kemampuan yang mencakup
sikap,pengetahuan, dan
keterampilan yang
dapat didemonstrasikan oleh
pesertadidik yang
menunjukkan peserta didik
telah berhasil
mencapai tujuan
pembelajaran.
●Kontenyaituilmu
pengetahuan intiatau konsep
utama yang perlu dipahami di
akhirsatuunit
pembelajaran.
Alur Tujuan
Pembelajaran
Kriteria alur tujuan pembelajaran:
● Menggambarkan urutan
pengembangan kompetensi yang
harus dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase
menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang linear
dari
awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase
menggambarkan cakupan dan
tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan
perkembangan kompetensi antar
fase dan jenjang
21.
22. Perencanaan dan
Pelaksanaan
Asesmen Diagnostik
Asesmen diagnostik bertujuan untuk mengidentifikasi kompetensi,
kekuatan, kelemahan peserta didik. Hasilnya digunakan pendidik sebagai
rujukan dalam merencanakan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
pembelajaran
peserta didik.
Dalam kondisi tertentu, informasi terkait latar belakang keluarga,
kesiapan belajar, motivasi belajar, minat peserta didik, dll, dapat
dipakai sebagai bahan pertimbangan dalam merencanakan
pembelajaran.
Dapat dilaksanakan pada awal tahun pelajaran atau pada awal
lingkup materi
Hasil diagnosis menjadi data/informasi untuk merencanakan
pembelajaran sesuai tahap capaian dan karakteristik peserta
didik.
24. Komponen Modul Ajar
Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk
melaksanakan proses pembelajaran. Komponen dalam modul
ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya.
Secara umum modul ajar memiliki komponen sebagai berikut
Informasi umum Komponen inti Lampiran
● Identitas penulis modul
● Kompetensi awal
● Profil Pelajar Pancasila
● Sarana dan prasarana
● Target peserta didik
● Model pembelajaran yang
digunakan
● Tujuan pembelajaran
● Asesmen
● Pemahaman bermakna
● Pertanyaan pemantik
● Kegiatan pembelajaran
● Refleksi peserta didik
dan pendidik
● Lembar kerja peserta didik
● Pengayaan dan remedial
● Bahan bacaan pendidik dan
peserta didik
● Glossarium
● Daftar pustaka
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh
pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam
modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Seperti apa keleluasaan pendidik
dalam pengembangan modul ajar?
26. PERENCANAAN, PELAKSANAAN, DAN
PENGOLAHAN ASESMEN FORMATIF DAN
SUMATIF
ASESMEN
Asesmen digunakan untuk mengukur capaian
pembelajaran di akhir kegiatan. Kriteria
pencapaian harus ditentukan dengan jelas sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang ditetapkan.
Jenis asesmen:
• Asesmen sebelum pembelajaran (diagnostik)
• Asesmen selama proses pembelajaran (formatif)
• Asesmen pada akhir proses pembelajaran (sumatif).