SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
IBNU AZIZ FATHONI
-

"Janganlah seseorang shalat Ashar kecuali di
(perkampungan) Bani Quraizhah."
[Muttafaqun 'alaih]
• Islam itu satu, Allah itu esa, Nabi satu yaitu
Muhammad SAW dan sebagai Nabi terakhir, dan
Qur'an pun satu, lantas mengapa harus ada banyak
perbedaan pendapat?.
• Semestinya jika mau kembali kepada Al-Qur'an dan
Hadis niscaya tidak akan ada lagi perbedaan pendapat
itu!
• Muncul sikap curiga dan pesimis …
• Jangan-jangan berbeda pendapat karena ada
"pesanan" atau malah "tekanan“ …
• Islam tidak kompak … dll
• Perbedaan dalam memahami alQur'an.
• Berbeda dalam memahami dan
memandang kedudukan suatu hadis.
• Perbedaan dalam metode ijtihad
• Ada sebagian lafaz al-Qur'an yang mengandung lebih dari
satu arti (musytarak).

•
…
• Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu)
tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang
diciptakan Allah dalam rahimnya…
• Sebagian sahabat (Ibnu Mas'ud dan Umar) memandang bahwa
manakala perempuan itu sudah mandi dari haidnya yg ketiga,
maka baru selesai iddahnya. Zaid bin Tsabit, sahabat nabi yg
lain, memandang bahwa dengan datangnya masa haid yang
ketiga perempuan itu selesai haidnya (meskipun belum mandi).
•

Susunan ayat Al-Qur'an membuka peluang terjadinya perbedaan
pendapat Huruf "fa", "waw", "aw", "illa", "hatta" dan lainnya mengandung
banyak fungsi tergantung konteksnya.

•

.
•

•

Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan
(lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka
sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka
ber`azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Sebagian memandang huruf "FA" itu berfungsi "li tartib dzikri" (susunan dalam
tutur kata). Sebagian lagi berpendapat bahwa huruf "FA" dalam ayat di atas
berfungsi "li tartib haqiqi" (susunan menurut kenyataan). Walhasil kelompok
pertama berpendapat bahwa suami setelah 'ila (melakukan sumpah untuk
tidak campur dengan isteri), harus campur dengan isteri sebelum empat bulan,
kalau sudah lewat empat bulan maka jatuh talak. Kelompok kedua
berpendapat bahwa tuntutan supaya campur dengan isteri (untuk
menghindari jatuhnya talaq) itu setelah lewat empat bulan.
• Perbedaan memandang lafaz 'am - khas, mujmal-mubayyan,
mutlak-muqayyad, dan nasikh-mansukh.
• Dalam hal lafaz ‘am & khas misalnya (belum persoalan mujmalmubayyan, mutlak-muqayyad, nasikh-mansukh), para ulama berbeda
memandang hal tsb dengan beberapa pendekatan sbb:
– lafaz umum dan memang maksudnya untuk umum, atau
– lafaz umum tetapi maksudnya untuk khusus; dan
– lafaz khusus dan memang maksudnya khusus; atau
– lafaz khusus tetapi maksudnya umum.

…
• Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk
mereka…
• kata "amwal" (harta) akan tetapi tidak semua harta terkena kewajiban
zakat (makna umum harta telah dikhususkan kedalam beberapa jenis
harta saja)

•
• Perbedaan dalam memahami lafaz perintah dan larangan.
• Ketika ada suatu lafaz berbentuk "amr" (perintah) para ulama
mengambil tiga kemungkinan:
– al-aslu fil amri lil wujub (dasar "perintah" itu adalah wajib untuk
dilakukan)
– al-aslu fil amri li an-nadab (dasar "perintah" itu adalah sunnah untuk
dilakukan)
– al-aslu fil amri lil ibahah (dasar "perintah" itu adalah mubah untuk
dilakukan)

• Contohnya lafaz "kulluu wasyrabuu" (makan dan minumlah)
menggunakan bentuk perintah, tetapi yang dimaksud adalah
mubah.
• Contoh lain pada lafaz "fankihuu maa thaba lakum minn nisa'"
(nikahilah wanita-wanita yg kamu sukai) juga menggunakan
bentuk perintah. Nah, para ulama ada yg memandang bahwa itu
adalah wajib (mazhab Zhahiri), dan ada yg memandang sunnah
(jumhur ulama).
• KEDUDUKAN HADIS
• Para ulama sepakat bahwa hadis mutawatir itu merupakan hadis yang
paling tinggi kedudukannya. Hadis mutawatir adalah hadis shahih yang
diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin berbohong.
• Masalahnya, para ulama berbeda dalam memahami "orang banyak" itu.
Sebagian berpendapat jumlah "orang banyak" itu adalah dua orang,
sebagian lagi mengatakan cukup empat orang, yang lain mengatakan lima
orang. Pendapat lain mengatakan sepuluh orang. Ada pula yang
mengatakan tujuh puluh orang (M. Taqiy al-Hakim, "Usul al-'Ammah li alFiqh al-Muqarin, h. 195).
• Begitu pula halnya dalam memandang kedudukan hadis shahih, ulama
berbeda dalam menentukan kriteria Adil.
• Juga jika ditemukan dua hadis yang `bertentangan`, atau seolah
bertentangan dengan Al Quran, maka ulama juga berbeda mensikapinya.
• MAKNA SUATU HADIS
• Hadis Nabi mengatakan, "La nikaha illa biwaliyyin" (tidak nikah
melainkan dengan wali).
• Mazhab Hanafi memandang bahwa huruf "la" dalam hadis diatas
itu bukan berarti tidak sah nikahnya namun tidak sempurna
nikahnya. Mereka berpandangan bahwa sesuatu perkara yang
ditiadakan oleh syara' dengan perantaraan "la nafiyah", haruslah
dipandang bahwa yang ditiadakannya itu adalah sempurnanya;
bukan sahnya. Sedangkan mazhab Syafi'i berpendapat adanya
huruf "la nafiyah" itu menunjukkan tidak sahnya nikah tanpa wali.
• Hal lain lagi : jika suatu perawi meriwayatkan suatu hadis, namun
ia sendiri tidak mengamalkan apa yang diriwayatkannya, apakah
hadis itu menjadi tidak shahih ataukah hanya perawinya sendiri
yang harus disalahkan. Sebagian ulama memandang bahwa hadis
itu langsung cacat, sedangkan sebagian lagi memandang bahwa
hadisnya tetap shahih hanya perawinya saja yang bersalah karena
tidak mengamalkan hadis yang dia riwayatkan sendiri.
PENDAPAT
SAHABAT
Textual nash
secara ketat
(Abi Thalib & Bilal)

Pendekatan rasio &
pemahaman luas nash
(Umar & Ibnu Mas'ud)
TEMPAT
TINGGAL

di Madinah
(Banyak Sahabat)
Imam Malik bin Anas

Kufah
(Sedikit Sahabat)
Imam Abu Hanifah

ALUL HADIS

ALUL RO’YI
1.Qur'an dan Sunnah (artinya,
beliau menaruh kedudukan
Qur'an dan Sunnah secara
sejajar, karena baginya
Sunnah itu merupakan
wahyu ghairu matluw). Inilah
salah satu alasan yang
membuat Syafi'i digelari
"Nashirus Sunnah".
Konsekuensinya, menurut
Syafi'i, hukum dalam teks
hadis boleh jadi menasakh
hukum dalam teks Al-Qur'an
dalam kasus tertentu)
2.Ijma'
3.Hadis ahad (jadi, Imam Syafi'i
lebih mendahulukan ijma'
daripada hadis ahad)
4.Qiyas (berbeda dg Imam Abu
Hanifah, Imam Syafi'i
mendahulukan hadis ahad
daripada Qiyas)
5.Beliau tidak menggunakan
fatwa sahabat, istihsan dan
amal penduduk Madinah
sebagai dasar ijtihadnya

1.Berpegang pada dalalatul
Qur'an
 Menolak mafhum
mukhalafah
 Lafz umum itu statusnya
Qat'i selama belum
ditakshiskan
 Qiraat Syazzah (bacaan
Qur'an yang tidak
mutawatir) dapat dijadikan
dalil
2.Berpegang pada hadis Nabi
 Hanya menerima hadis
mutawatir dan masyhur
(menolak hadis ahad
kecuali diriwayatkan oleh
ahli fiqh))
 Tidak hanya berpegang
pada sanad hadis, tetapi
juga melihat matan-nya
3.Berpegang pada qaulus
shahabi (ucapan atau fatwa
sahabat)
4.Berpegang pada Qiyas
 mendahulukan Qiyas dari
hadis ahad
5.Berpegang pada istihsan

1.An-Nushush (yaitu Qur'an
dan hadis. Artinya, beliau
mengikuti Imam Syafi'i yang
tidak menaruh Hadis
dibawah al-Qur'an)
• menolak ijma' yang
berlawanan dengan hadis
Ahad (kebalikan dari Imam
Syafi'i)
• menolak Qiyas yang
berlawanan dengan hadis
ahad (kebalikan dari Imam
Abu Hanifah)
2.Berpegang pada Qaulus
shahabi (fatwa sahabat)
3.Ijma'
4.Qiyas

1.Nash (Kitabullah dan
Sunnah yang mutawatir)
 zhahir Nash
 menerima mafhum
mukhalafah
2.Berpegang pada amal
perbuatan penduduk
Madinah
3.Berpegang pada Hadis
ahad (jadi, beliau
mendahulukan amal
penduduk Madinah
daripada hadis ahad)
4.Qaulus shahabi
5.Qiyas
6.Istihsan
7.Mashalih al-Mursalah

ibnuazizfathoni@yahoo.co.id
• Imam Asy-Syafi’i berkata: “Perbedaan pendapat ada
dua macam: Ada yang diharamkan dan ada yang
tidak, yang diharamkan adalah segala hal telah Allah
SWT berikan hujjah-NYA baik dalam kitab-kitab-NYA
atau melalui lisan nabi-NYA secara jelas dan tegas
maka hal ini tidak boleh berbeda pendapat bagi yang
mengetahuinya. Maka Allah melarang perbedaan
pendapat pada masalah yang telah dijelaskan secara
tegas dalam nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah.”
(Ar-Risalah lisy Syafi’i, hal-560)
• Jaga selalu keikhlasan hati, berprasangka baik, jauhi
perdebatan sengit dan berdialoglah dengan
agumentatif dan santun.
Wassalam
ibnuazizfathoni@yahoo.co.id
087 728 227 516

More Related Content

What's hot

sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’iOppi Ulandari
 
Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Amiruddin Ahmad
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islamdeden98
 
makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2iffadewi
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ibnu Ahmad
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabihMarhamah Saleh
 
(5) Ulumul quran
(5) Ulumul quran(5) Ulumul quran
(5) Ulumul quranIbnu Ahmad
 
Fawathi us suwar
Fawathi us suwarFawathi us suwar
Fawathi us suwarMuh Ikram
 
Ilmu qiraat didalam al quran
Ilmu qiraat didalam al quranIlmu qiraat didalam al quran
Ilmu qiraat didalam al quranadekdewa
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsYudi Wahyudin
 
Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Amiruddin Ahmad
 

What's hot (20)

5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber5. sunnah sbg sumber
5. sunnah sbg sumber
 
qiroatus sab'ah
qiroatus sab'ahqiroatus sab'ah
qiroatus sab'ah
 
Sumber ajaran islam
Sumber ajaran islamSumber ajaran islam
Sumber ajaran islam
 
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’isumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
sumber-sumber hukum islam, hukum Takfili, dan Hukum Wad’i
 
Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1Ulum al quran lengkap pt 1
Ulum al quran lengkap pt 1
 
Muqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqhMuqaddimah ilmu usul fiqh
Muqaddimah ilmu usul fiqh
 
Sumber hukum islam
Sumber hukum islamSumber hukum islam
Sumber hukum islam
 
Asbabul wurud-ulumul hadits
Asbabul wurud-ulumul haditsAsbabul wurud-ulumul hadits
Asbabul wurud-ulumul hadits
 
makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2makalah ulumul qur'an 2
makalah ulumul qur'an 2
 
Definisi ijma
Definisi ijmaDefinisi ijma
Definisi ijma
 
Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)Ulumul Qur'an (3)
Ulumul Qur'an (3)
 
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
4. mujmal, mubayyan, musykil, mutasyabih
 
(5) Ulumul quran
(5) Ulumul quran(5) Ulumul quran
(5) Ulumul quran
 
Fawathi us suwar
Fawathi us suwarFawathi us suwar
Fawathi us suwar
 
Makalah studi qur'an
Makalah studi qur'anMakalah studi qur'an
Makalah studi qur'an
 
Ilmu qiraat didalam al quran
Ilmu qiraat didalam al quranIlmu qiraat didalam al quran
Ilmu qiraat didalam al quran
 
Ilmu rijal al hadits
Ilmu rijal al haditsIlmu rijal al hadits
Ilmu rijal al hadits
 
Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3Ulum al quran lengkap pt 3
Ulum al quran lengkap pt 3
 
Ulumul Quran
Ulumul QuranUlumul Quran
Ulumul Quran
 
Al Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al FiqhiyahAl Qawaid Al Fiqhiyah
Al Qawaid Al Fiqhiyah
 

Similar to Berbeda pendapat dalam islam

METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRINurul Husna
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisMarhamah Saleh
 
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganJika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganSuedi Ahmad
 
Arabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptx
Arabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptxArabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptx
Arabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptxAnandaPutri926542
 
Ilmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisIlmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisQomaruz Zaman
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaAbdul Fauzan
 
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptxkelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptxFanySpesial
 
Memacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kuburMemacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kuburR&R Darulkautsar
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadMarhamah Saleh
 
Memilih pendapat agama
Memilih pendapat agamaMemilih pendapat agama
Memilih pendapat agamaardisyam
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Aliem Masykur
 
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rinaHamdan Rifa'i
 
Ilmu Kalam & Pemikiran Islam
Ilmu Kalam & Pemikiran IslamIlmu Kalam & Pemikiran Islam
Ilmu Kalam & Pemikiran Islamdr2200s
 

Similar to Berbeda pendapat dalam islam (20)

METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRIMETODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
METODOLOGI MAZHAB ZAHIRI
 
Geneologi khilafiyah
Geneologi khilafiyahGeneologi khilafiyah
Geneologi khilafiyah
 
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadisikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
ikhtilaf, Sebab Ikhtilaf ahlu ra’yi & ahlu hadis
 
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling BertentanganJika Hadits Shahih Saling Bertentangan
Jika Hadits Shahih Saling Bertentangan
 
Arabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptx
Arabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptxArabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptx
Arabic Culture & Language Lesson _ by Slidesgo.pptx
 
Ilmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratisIlmu musthalah hadits gratis
Ilmu musthalah hadits gratis
 
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan KualitasnyaKlasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
Klasifikasi Hadist Ditinjau dari Aspek Kuantitas dan Kualitasnya
 
Tasyri' masa sahabat
Tasyri'  masa sahabatTasyri'  masa sahabat
Tasyri' masa sahabat
 
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptxkelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
kelebihan tafsir tahlili dan kitab2nya.pptx
 
Memacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kuburMemacak pelepah tamar di atas kubur
Memacak pelepah tamar di atas kubur
 
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihadPendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
Pendapat ulama ttg sunnah ijma' qiyas ijtihad
 
pengantar studi islam
pengantar studi islampengantar studi islam
pengantar studi islam
 
Memilih pendapat agama
Memilih pendapat agamaMemilih pendapat agama
Memilih pendapat agama
 
keshahihan Hadits
keshahihan Haditskeshahihan Hadits
keshahihan Hadits
 
7777777777
77777777777777777777
7777777777
 
Tugas ulumul hadits
Tugas ulumul haditsTugas ulumul hadits
Tugas ulumul hadits
 
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
Ahlu Sunah Waljama'ah (Aswaja)
 
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
[Aliran ushul fiqh] pembahasan rina
 
Pendahuluan
PendahuluanPendahuluan
Pendahuluan
 
Ilmu Kalam & Pemikiran Islam
Ilmu Kalam & Pemikiran IslamIlmu Kalam & Pemikiran Islam
Ilmu Kalam & Pemikiran Islam
 

Berbeda pendapat dalam islam

  • 2. - "Janganlah seseorang shalat Ashar kecuali di (perkampungan) Bani Quraizhah." [Muttafaqun 'alaih]
  • 3. • Islam itu satu, Allah itu esa, Nabi satu yaitu Muhammad SAW dan sebagai Nabi terakhir, dan Qur'an pun satu, lantas mengapa harus ada banyak perbedaan pendapat?. • Semestinya jika mau kembali kepada Al-Qur'an dan Hadis niscaya tidak akan ada lagi perbedaan pendapat itu! • Muncul sikap curiga dan pesimis … • Jangan-jangan berbeda pendapat karena ada "pesanan" atau malah "tekanan“ … • Islam tidak kompak … dll
  • 4. • Perbedaan dalam memahami alQur'an. • Berbeda dalam memahami dan memandang kedudukan suatu hadis. • Perbedaan dalam metode ijtihad
  • 5. • Ada sebagian lafaz al-Qur'an yang mengandung lebih dari satu arti (musytarak). • … • Wanita-wanita yang ditalak hendaklah menahan diri (menunggu) tiga kali quru. Tidak boleh mereka menyembunyikan apa yang diciptakan Allah dalam rahimnya… • Sebagian sahabat (Ibnu Mas'ud dan Umar) memandang bahwa manakala perempuan itu sudah mandi dari haidnya yg ketiga, maka baru selesai iddahnya. Zaid bin Tsabit, sahabat nabi yg lain, memandang bahwa dengan datangnya masa haid yang ketiga perempuan itu selesai haidnya (meskipun belum mandi).
  • 6. • Susunan ayat Al-Qur'an membuka peluang terjadinya perbedaan pendapat Huruf "fa", "waw", "aw", "illa", "hatta" dan lainnya mengandung banyak fungsi tergantung konteksnya. • . • • Kepada orang-orang yang meng-ilaa' isterinya diberi tangguh empat bulan (lamanya). Kemudian jika mereka kembali (kepada isterinya), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan jika mereka ber`azam (bertetap hati untuk) talak, maka sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Sebagian memandang huruf "FA" itu berfungsi "li tartib dzikri" (susunan dalam tutur kata). Sebagian lagi berpendapat bahwa huruf "FA" dalam ayat di atas berfungsi "li tartib haqiqi" (susunan menurut kenyataan). Walhasil kelompok pertama berpendapat bahwa suami setelah 'ila (melakukan sumpah untuk tidak campur dengan isteri), harus campur dengan isteri sebelum empat bulan, kalau sudah lewat empat bulan maka jatuh talak. Kelompok kedua berpendapat bahwa tuntutan supaya campur dengan isteri (untuk menghindari jatuhnya talaq) itu setelah lewat empat bulan.
  • 7. • Perbedaan memandang lafaz 'am - khas, mujmal-mubayyan, mutlak-muqayyad, dan nasikh-mansukh. • Dalam hal lafaz ‘am & khas misalnya (belum persoalan mujmalmubayyan, mutlak-muqayyad, nasikh-mansukh), para ulama berbeda memandang hal tsb dengan beberapa pendekatan sbb: – lafaz umum dan memang maksudnya untuk umum, atau – lafaz umum tetapi maksudnya untuk khusus; dan – lafaz khusus dan memang maksudnya khusus; atau – lafaz khusus tetapi maksudnya umum. … • Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendo`alah untuk mereka… • kata "amwal" (harta) akan tetapi tidak semua harta terkena kewajiban zakat (makna umum harta telah dikhususkan kedalam beberapa jenis harta saja) •
  • 8. • Perbedaan dalam memahami lafaz perintah dan larangan. • Ketika ada suatu lafaz berbentuk "amr" (perintah) para ulama mengambil tiga kemungkinan: – al-aslu fil amri lil wujub (dasar "perintah" itu adalah wajib untuk dilakukan) – al-aslu fil amri li an-nadab (dasar "perintah" itu adalah sunnah untuk dilakukan) – al-aslu fil amri lil ibahah (dasar "perintah" itu adalah mubah untuk dilakukan) • Contohnya lafaz "kulluu wasyrabuu" (makan dan minumlah) menggunakan bentuk perintah, tetapi yang dimaksud adalah mubah. • Contoh lain pada lafaz "fankihuu maa thaba lakum minn nisa'" (nikahilah wanita-wanita yg kamu sukai) juga menggunakan bentuk perintah. Nah, para ulama ada yg memandang bahwa itu adalah wajib (mazhab Zhahiri), dan ada yg memandang sunnah (jumhur ulama).
  • 9. • KEDUDUKAN HADIS • Para ulama sepakat bahwa hadis mutawatir itu merupakan hadis yang paling tinggi kedudukannya. Hadis mutawatir adalah hadis shahih yang diriwayatkan oleh orang banyak yang tidak mungkin berbohong. • Masalahnya, para ulama berbeda dalam memahami "orang banyak" itu. Sebagian berpendapat jumlah "orang banyak" itu adalah dua orang, sebagian lagi mengatakan cukup empat orang, yang lain mengatakan lima orang. Pendapat lain mengatakan sepuluh orang. Ada pula yang mengatakan tujuh puluh orang (M. Taqiy al-Hakim, "Usul al-'Ammah li alFiqh al-Muqarin, h. 195). • Begitu pula halnya dalam memandang kedudukan hadis shahih, ulama berbeda dalam menentukan kriteria Adil. • Juga jika ditemukan dua hadis yang `bertentangan`, atau seolah bertentangan dengan Al Quran, maka ulama juga berbeda mensikapinya.
  • 10. • MAKNA SUATU HADIS • Hadis Nabi mengatakan, "La nikaha illa biwaliyyin" (tidak nikah melainkan dengan wali). • Mazhab Hanafi memandang bahwa huruf "la" dalam hadis diatas itu bukan berarti tidak sah nikahnya namun tidak sempurna nikahnya. Mereka berpandangan bahwa sesuatu perkara yang ditiadakan oleh syara' dengan perantaraan "la nafiyah", haruslah dipandang bahwa yang ditiadakannya itu adalah sempurnanya; bukan sahnya. Sedangkan mazhab Syafi'i berpendapat adanya huruf "la nafiyah" itu menunjukkan tidak sahnya nikah tanpa wali. • Hal lain lagi : jika suatu perawi meriwayatkan suatu hadis, namun ia sendiri tidak mengamalkan apa yang diriwayatkannya, apakah hadis itu menjadi tidak shahih ataukah hanya perawinya sendiri yang harus disalahkan. Sebagian ulama memandang bahwa hadis itu langsung cacat, sedangkan sebagian lagi memandang bahwa hadisnya tetap shahih hanya perawinya saja yang bersalah karena tidak mengamalkan hadis yang dia riwayatkan sendiri.
  • 11. PENDAPAT SAHABAT Textual nash secara ketat (Abi Thalib & Bilal) Pendekatan rasio & pemahaman luas nash (Umar & Ibnu Mas'ud) TEMPAT TINGGAL di Madinah (Banyak Sahabat) Imam Malik bin Anas Kufah (Sedikit Sahabat) Imam Abu Hanifah ALUL HADIS ALUL RO’YI
  • 12. 1.Qur'an dan Sunnah (artinya, beliau menaruh kedudukan Qur'an dan Sunnah secara sejajar, karena baginya Sunnah itu merupakan wahyu ghairu matluw). Inilah salah satu alasan yang membuat Syafi'i digelari "Nashirus Sunnah". Konsekuensinya, menurut Syafi'i, hukum dalam teks hadis boleh jadi menasakh hukum dalam teks Al-Qur'an dalam kasus tertentu) 2.Ijma' 3.Hadis ahad (jadi, Imam Syafi'i lebih mendahulukan ijma' daripada hadis ahad) 4.Qiyas (berbeda dg Imam Abu Hanifah, Imam Syafi'i mendahulukan hadis ahad daripada Qiyas) 5.Beliau tidak menggunakan fatwa sahabat, istihsan dan amal penduduk Madinah sebagai dasar ijtihadnya 1.Berpegang pada dalalatul Qur'an  Menolak mafhum mukhalafah  Lafz umum itu statusnya Qat'i selama belum ditakshiskan  Qiraat Syazzah (bacaan Qur'an yang tidak mutawatir) dapat dijadikan dalil 2.Berpegang pada hadis Nabi  Hanya menerima hadis mutawatir dan masyhur (menolak hadis ahad kecuali diriwayatkan oleh ahli fiqh))  Tidak hanya berpegang pada sanad hadis, tetapi juga melihat matan-nya 3.Berpegang pada qaulus shahabi (ucapan atau fatwa sahabat) 4.Berpegang pada Qiyas  mendahulukan Qiyas dari hadis ahad 5.Berpegang pada istihsan 1.An-Nushush (yaitu Qur'an dan hadis. Artinya, beliau mengikuti Imam Syafi'i yang tidak menaruh Hadis dibawah al-Qur'an) • menolak ijma' yang berlawanan dengan hadis Ahad (kebalikan dari Imam Syafi'i) • menolak Qiyas yang berlawanan dengan hadis ahad (kebalikan dari Imam Abu Hanifah) 2.Berpegang pada Qaulus shahabi (fatwa sahabat) 3.Ijma' 4.Qiyas 1.Nash (Kitabullah dan Sunnah yang mutawatir)  zhahir Nash  menerima mafhum mukhalafah 2.Berpegang pada amal perbuatan penduduk Madinah 3.Berpegang pada Hadis ahad (jadi, beliau mendahulukan amal penduduk Madinah daripada hadis ahad) 4.Qaulus shahabi 5.Qiyas 6.Istihsan 7.Mashalih al-Mursalah ibnuazizfathoni@yahoo.co.id
  • 13. • Imam Asy-Syafi’i berkata: “Perbedaan pendapat ada dua macam: Ada yang diharamkan dan ada yang tidak, yang diharamkan adalah segala hal telah Allah SWT berikan hujjah-NYA baik dalam kitab-kitab-NYA atau melalui lisan nabi-NYA secara jelas dan tegas maka hal ini tidak boleh berbeda pendapat bagi yang mengetahuinya. Maka Allah melarang perbedaan pendapat pada masalah yang telah dijelaskan secara tegas dalam nash-nash al-Qur’an dan as-Sunnah.” (Ar-Risalah lisy Syafi’i, hal-560) • Jaga selalu keikhlasan hati, berprasangka baik, jauhi perdebatan sengit dan berdialoglah dengan agumentatif dan santun.