SlideShare a Scribd company logo
Hyper IgE Syndrome

Prof Ariyanto Harsono MD PhD
SpA(K)
Pendahuluan
Hyper IgE syndrome adalah penyakit keturunan yang
mengenai beberapa organ. Salah satu gejala utama adalah
imunodefisiensi, yang menyebabkan infeksi bakteri dan jamur
berulang pada kulit dan paru-paru.
Ada dua bentuk klinis:
Sindroma Hiper IgE tipe 1
Sindroma Hiper IgE tipe 2.
Sindrom ini ditandai dengan kadar abnormal tinggi IgE, yang
aktifitas biologis lazimnya adalah memainkan peran penting
dalam memerangi infeksi parasit dan dalam reaksi kekebalan
tubuh yang menyebabkan alergi.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

2
Gambaran pertama Sindroma hiper IgE tipe 1
dipublikasikan oleh SD Davis dan rekan-rekannya pada
tahun 1966. Mereka menamakannya Sindroma Ayub
(Job Syndrome) seperti cerita kitab suci di mana nabi
Ayub diuji ketika dia mengalami infeksi di seluruh
tubuhnya.
Pada tahun 2004 Ellen Renner dan rekan-rekannya
mengemukakan ada bentuk lain dari penyakit ini, tidak
mempengaruhi kerangka dan pola yang berbeda.
Bentuk ini biasanya disebut sindroma Hiper IgE tipe 2.
Keywords: sindroma Hiper IgE, pneumatocele, coarse
face, defisiensi imun, ivig
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

3
Etiologi
Hyper IgE syndrome tipe 1 disebabkan oleh mutasi pada gen
yang terletak pada kromosom 17. Gen ini mengontrol
produksi sel dari protein transduser sinyal STAT3. Protein ini
diaktifkan bila sitokin tertentu (protein yang berfungsi sebagai
pembawa pesan antara sel-sel, terutama dalam sistem
kekebalan tubuh) mengikat reseptor pada membran sel. STAT3
kemudian mengaktifkan protein lain dalam sel. Protein ini
mengaktifkan gen yang pada gilirannya mengontrol
pembentukan protein lain dengan peran penting dalam fungsi
sel, termasuk pertumbuhan, pembelahan, gerakan, dan
kematian sel terprogram (apoptosis). STAT3 juga mengatur
aktivitas gen lain yang penting dalam sistem kekebalan tubuh.
Pada tahun 2009, 16 mutasi dari gen STAT3 telah diidentifikasi
pada penderita dengan Sindroma Hiper IgE tipe 1.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

4
Terdapat defisiensi TH17, dimana Th17 menghasilkan
IL17 yang bekerja pada monosit untuk menginduksi
IL8,
F GMCSF. Defisiensi dari IL17 dapat
menjelaskan sebagian untuk kerentanan terhadap
infeksi, cacat neutrofil chemotaxis, cacat opsonisasi
monosit (Gambar 1).
Karena Th17 defisien, maka Th2 menjadi dominan
memacu sel B berdeferensiasi dan proliferasi menjadi
sel plasma menghasilkan IgE yang berlebihan
(Gambar 2).

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

5
Gambar 1. Defisiensi TH17, dimana Th17 menghasilkan IL17 yang bekerja
pada monosit menginduksi IL8,
F GMCSF. Terjadi kerentanan terhadap
infeksi, cacat neutrofil chemotaxis, cacat opsonisasi monosit.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

6
Gambar 2. Th17 defisiensi maka Th2 menjdi prominen. Sel B
mengalami induksi menjadi sel plasma yang menghasilkan IgE.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

7
Hyper IgE syndrome tipe 2, dengan pola
autosomal resesif, dikaitkan dengan mutasi pada
gen yang disebut DOCK8. Gen ini terletak pada
kromosom 9 yang mengkode untuk
protein yang terlibat dalam jalur kimia yang
berbeda dalam sel.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

8
Faktor Keturunan
Syndroma Hyper IgE tipe 1 bisa disebabkan oleh mutasi baru.
Ini berarti bahwa mutasi genetik terjadi pada individu untuk
pertama kalinya dan tidak diwariskan dari salah satu orangtua.
Akibatnya, orang tua dengan anak dengan mutasi baru
umumnya tidak memiliki peningkatan risiko memiliki anak lain
dengan gangguan tersebut. Namun, mutasi genetik baru akan
turun temurun dan orang dewasa dengan risiko mutasi pada
gen bermutasi ke anak-anak dengan warisan dominan
autosomal. Ini berarti bahwa salah satu orang tua memiliki
penyakit, sehingga memiliki satu gen normal dan satu gen
yang bermutasi. Putra dan putri dari orang tua ini memiliki
risiko 50 persen mewarisi penyakit. Anak-anak yang tidak
mewarisi gen bermutasi tidak memiliki gangguan dan tidak
menyebarkannya.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

9
Pola pewarisan Sindroma Hyper IgE 2 adalah resesif
autosomal. Ini berarti bahwa kedua orang tua adalah
pembawa sehat gen yang bermutasi. Ketika dua orang
tua yang sehat memiliki anak, ada risiko 25% bahwa
anak akan mewarisi gen bermutasi (satu dari setiap
orangtua) dalam hal ini ia akan memiliki penyakit. Pada
50% anak mewarisi hanya satu gen bermutasi (dari
salah satu orang tua saja) dan seperti kedua orang tua,
akan menjadi pembawa sehat dari gen bermutasi.
Pada 25% anak tidak akan memiliki penyakit dan tidak
akan menjadi pembawa gen bermutasi.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

10
Gejala
Gejala khas Sindroma Hiper IgE tipe 1 tidak saja dari gangguan
jaringan ikat tubuh, tetapi gejala juga muncul dalam sistem
kekebalan tubuh. Gejala pertama timbul selama periode neonatal dalam bentuk ruam seluruh tubuh, meskipun diagnosis
sering tertunda sampai akhir masa kanak-kanak atau dewasa
awal.
Terjadi herpes simpleks, sementara hampir semua memiliki
gejala sedang sampai berat seperti ruam eksim sejak usia dini.
Terjadinya ruam tidak musiman, namun timbul hampir terusmenerus (Gambar 3).
Abses berulang yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus.
Disebut abses "dingin" dan tidak memiliki tanda-tanda klasik
dari peradangan: panas, kemerahan, bengkak, dan nyeri.
Beberapa individu dengan sindroma ini mengalami abses
kronis di ketiak atau pangkal paha (hidradenitis suppurativa).
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

11
Gambar 3. Hampir semua memiliki gejala sedang sampai berat seperti ruam
eksim sejak usia dini. Terjadinya ruam tidak musiman, namun timbul hampir
terus-menerus.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

12
Infeksi jamur kronis biasanya disebabkan oleh berbagai
jenis Candida, dan mengenai selaput lendir dan kuku.
Infeksi pernapasan berulang, seperti pneumonia yang
disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau
Haemophilus influenzae. Meskipun demikian, suhu
tinggi jarang pada anak-anak. Apa yang kita anggap
sebagai infeksi sering hasil dari reaksi sistem kekebalan
terhadap patogen. Pus dalam luka terinfeksi dan gejala
tertentu lainnya (misalnya perasaan sakit, suhu tinggi,
batuk, pilek) semua konsekuensi dari proses inflamasi
dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuh Sindroma
Hiper IgE bekerja buruk, gejala sering tak terduga ringan,
bahkan jika infeksi sebenarnya serius.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

13
Pada paru terjadi pneumatocele , yaitu gelembung
berdinding tipis, berisi udara ditemukan di paruparu (gambar4). Kista ini adalah hasil dari
penghancuran alveoli yang terletak di saluran
udara sempit dari paru-paru di mana udara dan
darah bertemu, pertukaran oksigen dan karbon
dioksida biasanya normal terjadi. Kista dapat
terinfeksi dengan bakteri dan jamur lainnya, seperti
jamur Aspergillus.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

14
Gambar 4. Pneumatocele. Kista ini adalah hasil dari
penghancuran alveoli paru-paru.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

15
Bakteri dapat menyerang sendi, menyebabkan
gejala yang mirip dengan rheumatoid arthritis. Nyeri
sendi biasanya dapat dibantu oleh pengobatan yang
tepat. Infeksi staphylococcus dapat menyebabkan
peradangan pada jaringan tulang dan sumsum
tulang (osteomylitis).
Sindroma ini juga dapat menyebabkan peradangan
di saluran pendengaran, telinga tengah, dan sinus.
Individu dengan sindrom ini mungkin rentan
terhadap radang gusi.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

16
Gejala yang disebabkan oleh gangguan perkembangan
dari jaringan ikat

Anak-anak dengan sindrom ini tidak kehilangan gigi susu
mereka pada waktunya, tetapi gigi ini tetap ketika gigi
permanen mulai tumbuh. Hal ini berarti bahwa anak
memiliki dua set gigi, atau gigi permanen dan gigi susu
tetap tertidur di rahang (gambar 5). Langit-langit mulut
melengkung tinggi.
Kelengkungan tulang belakang (scoliosis) bisa terjadi.
Kepadatan tulang lebih rendah dari normal dan patah
tulang dapat terjadi dengan mudah. Kerangka yang
rusak kemudian dapat dipengaruhi oleh osteomylitis.
Banyak orang dengan sindrom ini memiliki sendi
hyperflexible.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

17
Gambar 5. Anak-anak dengan sindrom ini tidak kehilangan gigi
susu mereka pada waktunya, tetapi gigi ini tetap ketika gigi
permanen mulai tumbuh.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

18
Perubahan dalam jaringan ikat di dalam
pembuluh darah otak yang umum dan terlihat di
magnetic resonance imaging. Ini diduga
disebabkan oleh respon inflamasi. Pembuluh
darah lainnya, seperti arteri koroner, mungkin
juga sering meradang. Perubahan dalam
jaringan ikat di kerongkongan dapat
menyebabkan masalah menelan dan tersedak.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

19
Sindroma ini ditandai dengan fitur wajah khas yang
disebut sebagai “Coarse Face” berkembang selama
masa kanak-kanak akhir dan menjadi lebih jelas
dari waktu ke waktu. Ini termasuk lubang hidung
yang luas, spasi mata luas (hyperterolism) dan dahi
dan alis menonjol (Gambar 6).

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

20
Gambar 6. “Coarse Face” berkembang selama masa kanak-kanak akhir dan
menjadi lebih jelas dari waktu ke waktu. Ini termasuk lubang hidung yang
luas, spasi mata luas (hyperterolism) dan dahi dan alis menonjol.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

21
Tipe 2
Sindroma Hyper IgE tipe 2 terjadi semacam infeksi kulit
spesifik yang disebabkan oleh virus: moluskum
kontagiosum (Gambar 7), benjolan-2 yang sakit, pada
anak-anak lesi ini kebanyakan ditemukan pada wajah,
leher dan pada badan dan lengan. Pada orang dewasa
lesi ini lebih sering ditemukan di sekitar alat kelamin,
bagian bawah dan paha atas. Kerangka dan gigi tidak
terpengaruh, juga tidak ada kista di paru-paru.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

22
Gambar 7. Sindroma Hyper IgE tipe 2 terjadi semacam infeksi
kulit spesifik yang disebabkan oleh virus: moluskum kontagiosum

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

23
Diagnosa
Kondisi ini dapat dicurigai pada anak-anak yang
memiliki kadar IgE tinggi (> 1000 IU) dalam darah,
dan berulang abses dingin. Untuk mengkonfirmasi
diagnosis perlu ada gejala tambahan yang
disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan
pendukung tubuh.
Untuk mengkonfirmasi diagnosis sindroma hiper IgE
tipe 1, analisis DNA dari mutasi pada gen STAT3
digunakan. Pengujian pra-natal tersedia jika mutasi
dikenal dalam keluarga.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

24
Pengobatan
Pengobatan terdiri dari obat-obatan dan operasi.
Semua infeksi harus ditanggapi dengan serius dan perlu
perawatan dini. Antibiotik harus diberikan pada semua kasus
infeksi bakteri. Diperlukan untuk memberikan antibiotik
sebagai tindakan pencegahan. Seorang individu dengan
gangguan kekebalan tubuh seringkali membutuhkan
pengobatan lebih dari satu minggu, dan jika infeksi berulang
pada interval pendek mungkin penting untuk melanjutkan
pengobatan profilaksis dengan antibiotik selama beberapa
bulan. Diperlukan untuk memberikan antibiotik sebelum
prosedur bedah, termasuk perawatan gigi. Perawatan untuk
memerangi mikobakteria, virus dan jamur juga diperlukan.
Infeksi berulang dapat menyebabkan kerusakan jaringan di
paru-paru. Dalam kasus yang parah, bagian dari paru-paru
mungkin perlu pembedahan.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

25
Pada keadaan defisiesi imun dapat diberikan IVIG dengan dosis
500mg/kg diberikan dosis tunggal atau terbagi 3 hari, diberikan
dalam waktu 6-8 jam.

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

26
Vaksin hidup tidak boleh diberikan karena dapat menimbulkan
infeksi kronis. Contoh vaksin hidup adalah campak, gondok,
campak Jerman (rubella), tuberkulosis (BCG), vaksin demam
kuning, dan vaksin oral polio. Vaksin patogen yang dilemahkan
diberikan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi.
Seorang dengan Sindroma Hiper IgE sering menerima
perlindungan kurang dari vaksin karena mereka tidak selalu
menghasilkan antibodi pelindung. Vaksinasi dengan virus tidak
aktif harus selalu diberikan karena dapat memberikan individu
tingkat perlindungan tertentu.
Penting untuk menghindari orang-orang yang mengalami infeksi.
Jenis umum dari virus dan bakteri yang menyebabkan infeksi
pernapasan yang menyebar melalui tangan. Mencuci tangan
sangat penting, terutama setelah kontak dengan banyak orang.
Latihan pernapasan, dikombinasikan dengan penggunaan inhaler
untuk membantu memperluas saluran udara dan melonggarkan
dahak, sangat penting untuk mencegah beratnya infeksi. Semua
jenis aktivitas fisik untuk mendorong pernapasan dalam dan batuk
spontan yang bermanfaat.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

27
Abses harus dibuka dan dikeringkan, antibiotik diberikan
secara intravena. Abses di ketiak dan/atau selangkangan
dapat diobati dengan kombinasi antibiotik dan operasi, sering
menggunakan laser karbon dioksida. Penting untuk
menggunakan krim pelembab untuk mencegah
perkembangan retakan di kulit.
Anak-anak dengan sindroma ini yang memerlukan konsultasi
dengan seorang ahli bedah gigi yang dapat mencabut gigi
susu dan memperbaiki gigitan. Dalam kasus nyeri akibat
pembengkakan dan abses di mulut, persiapan analgesik atau
anti-inflamasi dapat digunakan. Bahan pangan seharusnya
tidak sulit atau tajam. Kesehatan gigi yang baik dan
perawatan yang cepat dalam kasus-kasus infeksi sangat
penting. Cek up rutin oleh dokter bedah ortopedi adalah
penting jika anak mengalami scoliosis.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

28
Tidak dianjurkan anak dengan sindrom hiper IgE
ditaruh di penitipan, sebagai tempat dengan tingkat
infeksi tinggi. Anak lahiriah sehat dalam kelompok usia
ini sering membawa bakteri di hidung dan
tenggorokan.
Personil sekolah harus diberitahu tentang sindroma
dalam rangka memahami bahwa infeksi dapat
menyebabkan kelelahan. Hal ini penting harus ada
rencana bagaimana sekolah dapat mendukung murid
sehingga ia dapat mencapai tujuan meskipun
mengalami tingkat tinggi ketidakhadiran sekolah dan
kelelahan. Anak juga mungkin perlu dijaga pulang dari
sekolah jika banyak di kelas menderita infeksi.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

29
Aktivitas fisik yang teratur dianjurkan. Tingkat
kebugaran jasmani yang baik membantu melawan
infeksi anak dan mengatasi tantangan fisik lainnya.
Seorang fisioterapis dapat memberikan rekomendasi
untuk kegiatan yang sesuai dan program latihan,
termasuk yang cocok untuk individu dengan sendi
meradang dan otot. Selama periode infeksi menuntut
tenaga fisik harus dihindari karena dapat mengganggu
pemulihan.
Sindroma Hiper IgE tipe 2
Pengobatan untuk gangguan kulit moluskum
kontagiosum (MC) sering memerlukan obat antivirus.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

30
Saran praktis
Kebersihan tangan adalah penting dan alkohol
berbasis desinfektan tangan adalah pelengkap yang
baik. Individu dengan sindroma ini harus
menghindari tempat-tempat berdebu, serta
kerumunan banyak orang sebagai sumber infeksi
yang lazim. Perlu diingat bahwa humidifier
menyebarkan bakteri dan jamur. Jika humidifier
sangat penting, harus teratur dibersihkan dan
didesinfeksi.
Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

31
Thank you

Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)

32

More Related Content

What's hot

Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
DwiKartikaRukmi
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
fikri asyura
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
ADam Raeyoo
 
Angina ludwig referat THT
Angina ludwig referat THTAngina ludwig referat THT
Angina ludwig referat THTSuderi Abbas
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paruIndah Triayu
 
Pertahanan paru
Pertahanan paruPertahanan paru
Pertahanan paru
fikri asyura
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Umpungeng
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
desierianto
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoringJoni Iswanto
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
eka yunita
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
fikri asyura
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
Muhammad Ihsanuddin
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
Kharima SD
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
Linda Wijayanti
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothoraxListiana Dewi
 

What's hot (20)

Meningitis
Meningitis Meningitis
Meningitis
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
EKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi JantungEKG, Hipertrofi Jantung
EKG, Hipertrofi Jantung
 
Angina ludwig referat THT
Angina ludwig referat THTAngina ludwig referat THT
Angina ludwig referat THT
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Slide atelektasis paru
Slide atelektasis paruSlide atelektasis paru
Slide atelektasis paru
 
Pertahanan paru
Pertahanan paruPertahanan paru
Pertahanan paru
 
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah PernapasanPenatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
Penatalaksanaan Gangguan Masalah Pernapasan
 
Tb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktifTb duplex lama aktif
Tb duplex lama aktif
 
Tb anak dg skoring
Tb anak dg skoringTb anak dg skoring
Tb anak dg skoring
 
Tenggelam
TenggelamTenggelam
Tenggelam
 
Baca ct scan
Baca ct scanBaca ct scan
Baca ct scan
 
Hipersensitivitas
HipersensitivitasHipersensitivitas
Hipersensitivitas
 
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
Efloresensi (modul kulit dan jaringan penunjang)
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Refrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSISRefrat THT EPISTAKSIS
Refrat THT EPISTAKSIS
 
Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012Skdi tahun-2012
Skdi tahun-2012
 
Trauma maksilofasial
Trauma maksilofasialTrauma maksilofasial
Trauma maksilofasial
 
Referat pneumothorax
Referat pneumothoraxReferat pneumothorax
Referat pneumothorax
 
Tb
TbTb
Tb
 

Viewers also liked

Hyper-IgE syndrome
Hyper-IgE syndromeHyper-IgE syndrome
travelling BALI Vol. XIV
travelling BALI Vol. XIVtravelling BALI Vol. XIV
travelling BALI Vol. XIV
travelling BALI
 
Keek viewing online
Keek viewing onlineKeek viewing online
Keek viewing onlinebony895
 
Продукция Sattva (Благость)
Продукция  Sattva (Благость)Продукция  Sattva (Благость)
Продукция Sattva (Благость)
SATTVA - БЛАГОСТЬ
 
Keek videos of people
Keek videos of peopleKeek videos of people
Keek videos of peoplebony895
 
05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...
05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...
05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...Mohammad Wahid Abdullah Khan
 
BP Statistical Review of World Energy 2012: Infographics
BP Statistical Review of World Energy 2012: InfographicsBP Statistical Review of World Energy 2012: Infographics
BP Statistical Review of World Energy 2012: Infographics
bp
 
The internal audit compliance designed to relevant audit assessment
The internal audit compliance designed to relevant audit assessmentThe internal audit compliance designed to relevant audit assessment
The internal audit compliance designed to relevant audit assessmentMohammad Wahid Abdullah Khan
 
Afecțiuni ereditare ale stomacului
Afecțiuni ereditare ale stomaculuiAfecțiuni ereditare ale stomacului
Afecțiuni ereditare ale stomacului
Vyacheslav Moshin Jr
 
Capitulo8
Capitulo8Capitulo8
Capitulo8
Rebeca Delgado
 

Viewers also liked (12)

Hyper-IgE syndrome
Hyper-IgE syndromeHyper-IgE syndrome
Hyper-IgE syndrome
 
Starting a renovation
Starting a renovationStarting a renovation
Starting a renovation
 
travelling BALI Vol. XIV
travelling BALI Vol. XIVtravelling BALI Vol. XIV
travelling BALI Vol. XIV
 
Keek viewing online
Keek viewing onlineKeek viewing online
Keek viewing online
 
Продукция Sattva (Благость)
Продукция  Sattva (Благость)Продукция  Sattva (Благость)
Продукция Sattva (Благость)
 
Keek videos of people
Keek videos of peopleKeek videos of people
Keek videos of people
 
05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...
05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...
05. the delineate on “mohammad wahid abdullah khan’s” surprising biographical...
 
EurJMC 2015
EurJMC 2015EurJMC 2015
EurJMC 2015
 
BP Statistical Review of World Energy 2012: Infographics
BP Statistical Review of World Energy 2012: InfographicsBP Statistical Review of World Energy 2012: Infographics
BP Statistical Review of World Energy 2012: Infographics
 
The internal audit compliance designed to relevant audit assessment
The internal audit compliance designed to relevant audit assessmentThe internal audit compliance designed to relevant audit assessment
The internal audit compliance designed to relevant audit assessment
 
Afecțiuni ereditare ale stomacului
Afecțiuni ereditare ale stomaculuiAfecțiuni ereditare ale stomacului
Afecțiuni ereditare ale stomacului
 
Capitulo8
Capitulo8Capitulo8
Capitulo8
 

Similar to Hyper IgE Syndrome

Imunodefisiensi
ImunodefisiensiImunodefisiensi
Imunodefisiensi
Ariyanto Harsono
 
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiKuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Ariyanto Harsono
 
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
DION RANGGA
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
Septian Muna Barakati
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
widarma atmaja i komang
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
widarma atmaja i komang
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
selfance102012423
 
Bruton syndrom
Bruton syndrom Bruton syndrom
Bruton syndrom
Zarah Dzulhijjah
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
Phil Adit R
 
Aspek imunologi sle
Aspek imunologi sleAspek imunologi sle
Aspek imunologi sle
Milka Betaubun
 
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxPPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
Fajri29
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
Luhu Tapiheru
 
Haemophilus Influenza type B (Hib)
Haemophilus Influenza type B (Hib)Haemophilus Influenza type B (Hib)
Haemophilus Influenza type B (Hib)
Hafis Abdullah II
 

Similar to Hyper IgE Syndrome (20)

Imunodefisiensi
ImunodefisiensiImunodefisiensi
Imunodefisiensi
 
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensiKuliah semester vii, imunodefisiensi
Kuliah semester vii, imunodefisiensi
 
PJBL SLE
PJBL SLEPJBL SLE
PJBL SLE
 
Imun biologi
Imun biologiImun biologi
Imun biologi
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
Autoimunitas
AutoimunitasAutoimunitas
Autoimunitas
 
Nakalah
NakalahNakalah
Nakalah
 
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
MAKALAH IMUNOLOGI "LUPUS"
 
Makalah imunologi
Makalah imunologiMakalah imunologi
Makalah imunologi
 
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdfSlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
SlideUs.Org-Ppt SLE (Sistemik Lupus Eritematosus).pdf
 
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.docASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
ASKEP_SLE_DAN_HIPERSENSITIFITAS.doc
 
Ensefalitis tb
Ensefalitis tbEnsefalitis tb
Ensefalitis tb
 
Bruton syndrom
Bruton syndrom Bruton syndrom
Bruton syndrom
 
Sindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain BareSindrom Guillain Bare
Sindrom Guillain Bare
 
Aspek imunologi sle
Aspek imunologi sleAspek imunologi sle
Aspek imunologi sle
 
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptxPPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
PPT CRS MENINGITIS TB dengan tb klinis.pptx
 
Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46Bedah iskandar japardi46
Bedah iskandar japardi46
 
Askep sle
Askep sleAskep sle
Askep sle
 
Haemophilus Influenza type B (Hib)
Haemophilus Influenza type B (Hib)Haemophilus Influenza type B (Hib)
Haemophilus Influenza type B (Hib)
 
Lupus mat
Lupus matLupus mat
Lupus mat
 

More from Ariyanto Harsono

Pediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndromePediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndrome
Ariyanto Harsono
 
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
Ariyanto Harsono
 
Steven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TENSteven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TEN
Ariyanto Harsono
 
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asmaRisiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Ariyanto Harsono
 
Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea
Ariyanto Harsono
 
Vernal conjunctivitis
Vernal conjunctivitisVernal conjunctivitis
Vernal conjunctivitis
Ariyanto Harsono
 
Rheumatic Fever
Rheumatic FeverRheumatic Fever
Rheumatic Fever
Ariyanto Harsono
 
Juvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritisJuvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritis
Ariyanto Harsono
 
Takayasu arteritis
Takayasu arteritisTakayasu arteritis
Takayasu arteritis
Ariyanto Harsono
 
Ebola
EbolaEbola
Sleroderma
SlerodermaSleroderma
Sleroderma
Ariyanto Harsono
 
Best practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapyBest practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapyAriyanto Harsono
 
Best practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen ImmunotherapyBest practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen Immunotherapy
Ariyanto Harsono
 
Atopic dermatitis update
Atopic dermatitis  updateAtopic dermatitis  update
Atopic dermatitis update
Ariyanto Harsono
 
Penanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis AtopikPenanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis Atopik
Ariyanto Harsono
 
Health economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in childrenHealth economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in children
Ariyanto Harsono
 
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergiFormula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Ariyanto Harsono
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
Ariyanto Harsono
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virusRespons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Ariyanto Harsono
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Ariyanto Harsono
 

More from Ariyanto Harsono (20)

Pediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndromePediatric Sjogren syndrome
Pediatric Sjogren syndrome
 
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi9 Obat untuk mengobati Asma  Alergi
9 Obat untuk mengobati Asma Alergi
 
Steven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TENSteven Johnson Syndrome-TEN
Steven Johnson Syndrome-TEN
 
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asmaRisiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
Risiko pada bayi yang terlahir dari ibu asma
 
Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea Immunomodulation Induced by Echinacea
Immunomodulation Induced by Echinacea
 
Vernal conjunctivitis
Vernal conjunctivitisVernal conjunctivitis
Vernal conjunctivitis
 
Rheumatic Fever
Rheumatic FeverRheumatic Fever
Rheumatic Fever
 
Juvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritisJuvenile idiopathic arthritis
Juvenile idiopathic arthritis
 
Takayasu arteritis
Takayasu arteritisTakayasu arteritis
Takayasu arteritis
 
Ebola
EbolaEbola
Ebola
 
Sleroderma
SlerodermaSleroderma
Sleroderma
 
Best practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapyBest practice of allergen immunotherapy
Best practice of allergen immunotherapy
 
Best practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen ImmunotherapyBest practice of Allergen Immunotherapy
Best practice of Allergen Immunotherapy
 
Atopic dermatitis update
Atopic dermatitis  updateAtopic dermatitis  update
Atopic dermatitis update
 
Penanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis AtopikPenanganan Dermatitis Atopik
Penanganan Dermatitis Atopik
 
Health economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in childrenHealth economics perspective in allergy prevention in children
Health economics perspective in allergy prevention in children
 
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergiFormula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
Formula hipo alergenik untuk pencegahan alergi
 
Sindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asmaSindroma pseudo asma
Sindroma pseudo asma
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virusRespons imun pada bayi dan anak terhadap virus
Respons imun pada bayi dan anak terhadap virus
 
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
Respons imun pada bayi dan anak terhadap bakteri.
 

Recently uploaded

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
GuneriHollyIrda
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
ozijaya
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
VenyHandayani2
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
annisaqatrunnadam5
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
TeukuEriSyahputra
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
ppgpriyosetiawan43
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 

Recently uploaded (20)

PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptxPenjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
Penjelasan tentang Tahapan Sinkro PMM.pptx
 
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
SOAL SBDP KELAS 3 SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2023 2024
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
CGP.10.Pendampingan Individual 2 - VISI DAN PRAKARSA PERUBAHAN.pdf_20240528_1...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdfAnnisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Annisa Qatrunnada Mardiah_2021 A_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptxPERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
PERSENTASI AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pptx
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdfTabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
Tabel 1. 7 Ruang Lingkup Terintegrasi dalam Mata Pelajaran dalam CASEL PSE.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 

Hyper IgE Syndrome

  • 1. Hyper IgE Syndrome Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K)
  • 2. Pendahuluan Hyper IgE syndrome adalah penyakit keturunan yang mengenai beberapa organ. Salah satu gejala utama adalah imunodefisiensi, yang menyebabkan infeksi bakteri dan jamur berulang pada kulit dan paru-paru. Ada dua bentuk klinis: Sindroma Hiper IgE tipe 1 Sindroma Hiper IgE tipe 2. Sindrom ini ditandai dengan kadar abnormal tinggi IgE, yang aktifitas biologis lazimnya adalah memainkan peran penting dalam memerangi infeksi parasit dan dalam reaksi kekebalan tubuh yang menyebabkan alergi. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 2
  • 3. Gambaran pertama Sindroma hiper IgE tipe 1 dipublikasikan oleh SD Davis dan rekan-rekannya pada tahun 1966. Mereka menamakannya Sindroma Ayub (Job Syndrome) seperti cerita kitab suci di mana nabi Ayub diuji ketika dia mengalami infeksi di seluruh tubuhnya. Pada tahun 2004 Ellen Renner dan rekan-rekannya mengemukakan ada bentuk lain dari penyakit ini, tidak mempengaruhi kerangka dan pola yang berbeda. Bentuk ini biasanya disebut sindroma Hiper IgE tipe 2. Keywords: sindroma Hiper IgE, pneumatocele, coarse face, defisiensi imun, ivig Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 3
  • 4. Etiologi Hyper IgE syndrome tipe 1 disebabkan oleh mutasi pada gen yang terletak pada kromosom 17. Gen ini mengontrol produksi sel dari protein transduser sinyal STAT3. Protein ini diaktifkan bila sitokin tertentu (protein yang berfungsi sebagai pembawa pesan antara sel-sel, terutama dalam sistem kekebalan tubuh) mengikat reseptor pada membran sel. STAT3 kemudian mengaktifkan protein lain dalam sel. Protein ini mengaktifkan gen yang pada gilirannya mengontrol pembentukan protein lain dengan peran penting dalam fungsi sel, termasuk pertumbuhan, pembelahan, gerakan, dan kematian sel terprogram (apoptosis). STAT3 juga mengatur aktivitas gen lain yang penting dalam sistem kekebalan tubuh. Pada tahun 2009, 16 mutasi dari gen STAT3 telah diidentifikasi pada penderita dengan Sindroma Hiper IgE tipe 1. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 4
  • 5. Terdapat defisiensi TH17, dimana Th17 menghasilkan IL17 yang bekerja pada monosit untuk menginduksi IL8, F GMCSF. Defisiensi dari IL17 dapat menjelaskan sebagian untuk kerentanan terhadap infeksi, cacat neutrofil chemotaxis, cacat opsonisasi monosit (Gambar 1). Karena Th17 defisien, maka Th2 menjadi dominan memacu sel B berdeferensiasi dan proliferasi menjadi sel plasma menghasilkan IgE yang berlebihan (Gambar 2). Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 5
  • 6. Gambar 1. Defisiensi TH17, dimana Th17 menghasilkan IL17 yang bekerja pada monosit menginduksi IL8, F GMCSF. Terjadi kerentanan terhadap infeksi, cacat neutrofil chemotaxis, cacat opsonisasi monosit. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 6
  • 7. Gambar 2. Th17 defisiensi maka Th2 menjdi prominen. Sel B mengalami induksi menjadi sel plasma yang menghasilkan IgE. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 7
  • 8. Hyper IgE syndrome tipe 2, dengan pola autosomal resesif, dikaitkan dengan mutasi pada gen yang disebut DOCK8. Gen ini terletak pada kromosom 9 yang mengkode untuk protein yang terlibat dalam jalur kimia yang berbeda dalam sel. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 8
  • 9. Faktor Keturunan Syndroma Hyper IgE tipe 1 bisa disebabkan oleh mutasi baru. Ini berarti bahwa mutasi genetik terjadi pada individu untuk pertama kalinya dan tidak diwariskan dari salah satu orangtua. Akibatnya, orang tua dengan anak dengan mutasi baru umumnya tidak memiliki peningkatan risiko memiliki anak lain dengan gangguan tersebut. Namun, mutasi genetik baru akan turun temurun dan orang dewasa dengan risiko mutasi pada gen bermutasi ke anak-anak dengan warisan dominan autosomal. Ini berarti bahwa salah satu orang tua memiliki penyakit, sehingga memiliki satu gen normal dan satu gen yang bermutasi. Putra dan putri dari orang tua ini memiliki risiko 50 persen mewarisi penyakit. Anak-anak yang tidak mewarisi gen bermutasi tidak memiliki gangguan dan tidak menyebarkannya. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 9
  • 10. Pola pewarisan Sindroma Hyper IgE 2 adalah resesif autosomal. Ini berarti bahwa kedua orang tua adalah pembawa sehat gen yang bermutasi. Ketika dua orang tua yang sehat memiliki anak, ada risiko 25% bahwa anak akan mewarisi gen bermutasi (satu dari setiap orangtua) dalam hal ini ia akan memiliki penyakit. Pada 50% anak mewarisi hanya satu gen bermutasi (dari salah satu orang tua saja) dan seperti kedua orang tua, akan menjadi pembawa sehat dari gen bermutasi. Pada 25% anak tidak akan memiliki penyakit dan tidak akan menjadi pembawa gen bermutasi. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 10
  • 11. Gejala Gejala khas Sindroma Hiper IgE tipe 1 tidak saja dari gangguan jaringan ikat tubuh, tetapi gejala juga muncul dalam sistem kekebalan tubuh. Gejala pertama timbul selama periode neonatal dalam bentuk ruam seluruh tubuh, meskipun diagnosis sering tertunda sampai akhir masa kanak-kanak atau dewasa awal. Terjadi herpes simpleks, sementara hampir semua memiliki gejala sedang sampai berat seperti ruam eksim sejak usia dini. Terjadinya ruam tidak musiman, namun timbul hampir terusmenerus (Gambar 3). Abses berulang yang disebabkan oleh bakteri staphylococcus. Disebut abses "dingin" dan tidak memiliki tanda-tanda klasik dari peradangan: panas, kemerahan, bengkak, dan nyeri. Beberapa individu dengan sindroma ini mengalami abses kronis di ketiak atau pangkal paha (hidradenitis suppurativa). Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 11
  • 12. Gambar 3. Hampir semua memiliki gejala sedang sampai berat seperti ruam eksim sejak usia dini. Terjadinya ruam tidak musiman, namun timbul hampir terus-menerus. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 12
  • 13. Infeksi jamur kronis biasanya disebabkan oleh berbagai jenis Candida, dan mengenai selaput lendir dan kuku. Infeksi pernapasan berulang, seperti pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Staphylococcus aureus atau Haemophilus influenzae. Meskipun demikian, suhu tinggi jarang pada anak-anak. Apa yang kita anggap sebagai infeksi sering hasil dari reaksi sistem kekebalan terhadap patogen. Pus dalam luka terinfeksi dan gejala tertentu lainnya (misalnya perasaan sakit, suhu tinggi, batuk, pilek) semua konsekuensi dari proses inflamasi dalam tubuh. Karena sistem kekebalan tubuh Sindroma Hiper IgE bekerja buruk, gejala sering tak terduga ringan, bahkan jika infeksi sebenarnya serius. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 13
  • 14. Pada paru terjadi pneumatocele , yaitu gelembung berdinding tipis, berisi udara ditemukan di paruparu (gambar4). Kista ini adalah hasil dari penghancuran alveoli yang terletak di saluran udara sempit dari paru-paru di mana udara dan darah bertemu, pertukaran oksigen dan karbon dioksida biasanya normal terjadi. Kista dapat terinfeksi dengan bakteri dan jamur lainnya, seperti jamur Aspergillus. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 14
  • 15. Gambar 4. Pneumatocele. Kista ini adalah hasil dari penghancuran alveoli paru-paru. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 15
  • 16. Bakteri dapat menyerang sendi, menyebabkan gejala yang mirip dengan rheumatoid arthritis. Nyeri sendi biasanya dapat dibantu oleh pengobatan yang tepat. Infeksi staphylococcus dapat menyebabkan peradangan pada jaringan tulang dan sumsum tulang (osteomylitis). Sindroma ini juga dapat menyebabkan peradangan di saluran pendengaran, telinga tengah, dan sinus. Individu dengan sindrom ini mungkin rentan terhadap radang gusi. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 16
  • 17. Gejala yang disebabkan oleh gangguan perkembangan dari jaringan ikat Anak-anak dengan sindrom ini tidak kehilangan gigi susu mereka pada waktunya, tetapi gigi ini tetap ketika gigi permanen mulai tumbuh. Hal ini berarti bahwa anak memiliki dua set gigi, atau gigi permanen dan gigi susu tetap tertidur di rahang (gambar 5). Langit-langit mulut melengkung tinggi. Kelengkungan tulang belakang (scoliosis) bisa terjadi. Kepadatan tulang lebih rendah dari normal dan patah tulang dapat terjadi dengan mudah. Kerangka yang rusak kemudian dapat dipengaruhi oleh osteomylitis. Banyak orang dengan sindrom ini memiliki sendi hyperflexible. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 17
  • 18. Gambar 5. Anak-anak dengan sindrom ini tidak kehilangan gigi susu mereka pada waktunya, tetapi gigi ini tetap ketika gigi permanen mulai tumbuh. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 18
  • 19. Perubahan dalam jaringan ikat di dalam pembuluh darah otak yang umum dan terlihat di magnetic resonance imaging. Ini diduga disebabkan oleh respon inflamasi. Pembuluh darah lainnya, seperti arteri koroner, mungkin juga sering meradang. Perubahan dalam jaringan ikat di kerongkongan dapat menyebabkan masalah menelan dan tersedak. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 19
  • 20. Sindroma ini ditandai dengan fitur wajah khas yang disebut sebagai “Coarse Face” berkembang selama masa kanak-kanak akhir dan menjadi lebih jelas dari waktu ke waktu. Ini termasuk lubang hidung yang luas, spasi mata luas (hyperterolism) dan dahi dan alis menonjol (Gambar 6). Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 20
  • 21. Gambar 6. “Coarse Face” berkembang selama masa kanak-kanak akhir dan menjadi lebih jelas dari waktu ke waktu. Ini termasuk lubang hidung yang luas, spasi mata luas (hyperterolism) dan dahi dan alis menonjol. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 21
  • 22. Tipe 2 Sindroma Hyper IgE tipe 2 terjadi semacam infeksi kulit spesifik yang disebabkan oleh virus: moluskum kontagiosum (Gambar 7), benjolan-2 yang sakit, pada anak-anak lesi ini kebanyakan ditemukan pada wajah, leher dan pada badan dan lengan. Pada orang dewasa lesi ini lebih sering ditemukan di sekitar alat kelamin, bagian bawah dan paha atas. Kerangka dan gigi tidak terpengaruh, juga tidak ada kista di paru-paru. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 22
  • 23. Gambar 7. Sindroma Hyper IgE tipe 2 terjadi semacam infeksi kulit spesifik yang disebabkan oleh virus: moluskum kontagiosum Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 23
  • 24. Diagnosa Kondisi ini dapat dicurigai pada anak-anak yang memiliki kadar IgE tinggi (> 1000 IU) dalam darah, dan berulang abses dingin. Untuk mengkonfirmasi diagnosis perlu ada gejala tambahan yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan pendukung tubuh. Untuk mengkonfirmasi diagnosis sindroma hiper IgE tipe 1, analisis DNA dari mutasi pada gen STAT3 digunakan. Pengujian pra-natal tersedia jika mutasi dikenal dalam keluarga. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 24
  • 25. Pengobatan Pengobatan terdiri dari obat-obatan dan operasi. Semua infeksi harus ditanggapi dengan serius dan perlu perawatan dini. Antibiotik harus diberikan pada semua kasus infeksi bakteri. Diperlukan untuk memberikan antibiotik sebagai tindakan pencegahan. Seorang individu dengan gangguan kekebalan tubuh seringkali membutuhkan pengobatan lebih dari satu minggu, dan jika infeksi berulang pada interval pendek mungkin penting untuk melanjutkan pengobatan profilaksis dengan antibiotik selama beberapa bulan. Diperlukan untuk memberikan antibiotik sebelum prosedur bedah, termasuk perawatan gigi. Perawatan untuk memerangi mikobakteria, virus dan jamur juga diperlukan. Infeksi berulang dapat menyebabkan kerusakan jaringan di paru-paru. Dalam kasus yang parah, bagian dari paru-paru mungkin perlu pembedahan. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 25
  • 26. Pada keadaan defisiesi imun dapat diberikan IVIG dengan dosis 500mg/kg diberikan dosis tunggal atau terbagi 3 hari, diberikan dalam waktu 6-8 jam. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 26
  • 27. Vaksin hidup tidak boleh diberikan karena dapat menimbulkan infeksi kronis. Contoh vaksin hidup adalah campak, gondok, campak Jerman (rubella), tuberkulosis (BCG), vaksin demam kuning, dan vaksin oral polio. Vaksin patogen yang dilemahkan diberikan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi. Seorang dengan Sindroma Hiper IgE sering menerima perlindungan kurang dari vaksin karena mereka tidak selalu menghasilkan antibodi pelindung. Vaksinasi dengan virus tidak aktif harus selalu diberikan karena dapat memberikan individu tingkat perlindungan tertentu. Penting untuk menghindari orang-orang yang mengalami infeksi. Jenis umum dari virus dan bakteri yang menyebabkan infeksi pernapasan yang menyebar melalui tangan. Mencuci tangan sangat penting, terutama setelah kontak dengan banyak orang. Latihan pernapasan, dikombinasikan dengan penggunaan inhaler untuk membantu memperluas saluran udara dan melonggarkan dahak, sangat penting untuk mencegah beratnya infeksi. Semua jenis aktivitas fisik untuk mendorong pernapasan dalam dan batuk spontan yang bermanfaat. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 27
  • 28. Abses harus dibuka dan dikeringkan, antibiotik diberikan secara intravena. Abses di ketiak dan/atau selangkangan dapat diobati dengan kombinasi antibiotik dan operasi, sering menggunakan laser karbon dioksida. Penting untuk menggunakan krim pelembab untuk mencegah perkembangan retakan di kulit. Anak-anak dengan sindroma ini yang memerlukan konsultasi dengan seorang ahli bedah gigi yang dapat mencabut gigi susu dan memperbaiki gigitan. Dalam kasus nyeri akibat pembengkakan dan abses di mulut, persiapan analgesik atau anti-inflamasi dapat digunakan. Bahan pangan seharusnya tidak sulit atau tajam. Kesehatan gigi yang baik dan perawatan yang cepat dalam kasus-kasus infeksi sangat penting. Cek up rutin oleh dokter bedah ortopedi adalah penting jika anak mengalami scoliosis. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 28
  • 29. Tidak dianjurkan anak dengan sindrom hiper IgE ditaruh di penitipan, sebagai tempat dengan tingkat infeksi tinggi. Anak lahiriah sehat dalam kelompok usia ini sering membawa bakteri di hidung dan tenggorokan. Personil sekolah harus diberitahu tentang sindroma dalam rangka memahami bahwa infeksi dapat menyebabkan kelelahan. Hal ini penting harus ada rencana bagaimana sekolah dapat mendukung murid sehingga ia dapat mencapai tujuan meskipun mengalami tingkat tinggi ketidakhadiran sekolah dan kelelahan. Anak juga mungkin perlu dijaga pulang dari sekolah jika banyak di kelas menderita infeksi. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 29
  • 30. Aktivitas fisik yang teratur dianjurkan. Tingkat kebugaran jasmani yang baik membantu melawan infeksi anak dan mengatasi tantangan fisik lainnya. Seorang fisioterapis dapat memberikan rekomendasi untuk kegiatan yang sesuai dan program latihan, termasuk yang cocok untuk individu dengan sendi meradang dan otot. Selama periode infeksi menuntut tenaga fisik harus dihindari karena dapat mengganggu pemulihan. Sindroma Hiper IgE tipe 2 Pengobatan untuk gangguan kulit moluskum kontagiosum (MC) sering memerlukan obat antivirus. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 30
  • 31. Saran praktis Kebersihan tangan adalah penting dan alkohol berbasis desinfektan tangan adalah pelengkap yang baik. Individu dengan sindroma ini harus menghindari tempat-tempat berdebu, serta kerumunan banyak orang sebagai sumber infeksi yang lazim. Perlu diingat bahwa humidifier menyebarkan bakteri dan jamur. Jika humidifier sangat penting, harus teratur dibersihkan dan didesinfeksi. Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 31
  • 32. Thank you Prof Ariyanto Harsono MD PhD SpA(K) 32