UNGGUL!!! WA 0821 7001 0763 (FORTRESS) Bahan Pintu Aluminium Putih di Pangkal...
Ppt edema paru referat rifki
1. GAMBARAN RADIOLOGI
EDEMA PARU
Muhammad Rifki Kholis Putra
1102014172
Pembimbing :
dr. Tektona Fitri, Sp. Rad
KEPANITERAAN KLINIK RADIOLOGI
RSUD KABUPATEN BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI
2019
2. Latar belakang
• Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh akumulasi
cairan di paru-paru (ruang interstitial dan alveolus). Cairan ini
memenuhi alveolus di dalam paru-paru yang menyebabkan seseorang
sulit untuk bernafas.
• Penyebab tersering edema paru disebabkan oleh permasalahan
jantung.
• Gambaran radiologi penyakit edema paru dapat membantu untuk
menegakkan diagnosis. Hal ini dapat mengoptimilisasi kemampuan
dan pelayanan dalam merawat pasien yang menderita penyakit
edema paru.
4. Definisi
• Edema paru merupakan kondisi yang disebabkan oleh akumulasi
cairan di paru-paru (ruang interstitial dan alveolus). Cairan ini
memenuhi alveolus di dalam paru-paru yang menyebabkan seseorang
sulit untuk bernafas.
• Akumulasi cairan di paru-paru yang dapat disebabkan oleh tekanan
intrvaskular yang tinggi (edema paru kardiak) atau karena
peningkatan permeabilitas membran kapiler (edema paru non
kardiak) yang mengakibatkan terjadinya ekstravasasi cairan
5.
6. Klasifikasi dan Etiologi
Edema Paru
Kardiogenik
Valvular
Non-valvular
Non-kardiogenik
Tekanan Rendah
Alveolus
Peningkatan
Permeabilitas
Alveolus
Neurogenik
7. Diagnosis
EPK EPNK
Anamnesis
Acute cardiac event (+) Jarang
Penemuan Klinis
Perifer
S3 gallop/kardiomegali
JVP
Ronki
Dingin (low flow state)
(+)
Meningkat
Basah
Hangat (high flow
meter)
Nadi kuat
(-)
Tak meningkat
Kering
Tanda penyakit dasar
Laboratorium
EKG
Foto toraks
ENzim kardiak
PCWP
Shunt intra pulmoner
Protein cairan edema
Iskemia/infark
DIstribusi perihiler
Bisa meningkat
> 18 mmHg
Sedikit
< 0.5
Biasanya normal
Distribusi perifer
Biasanya normal
< 18 mmHg
Hebat
> 0.7
JVP: jugular venous pressure
PCWP: Pulmonary Capilory wedge pressure
9. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Darah Lengkap
Dapat digunakan untuk menyingkirkan EPA yang disebabkan sepsis atau pneumonia jika ditemukan peningkatan jumlah leukosit
• Analisa Gas Darah
Untuk menilai saturasi oksigen lebih tepat, serta mengetahui apabila terjadi asidosis respiratorik.
• Troponin
Dapat dilakukan untuk menilai adanya kemungkinan Infark Miokard Akut (IMA)
• Pemeriksaan Rontgen Thoraks
- Kardiomegali.
- Kranialisasi aliran pembuluh darah.
- Kerley lines.
- Edema basal paru.
- Tidak ditemukan air bronchogram
- Adanya efusi pleura (efusi pleura bilateral dan simetris).
10. Gambaran Radiologi
Gambaran radiologis yang penting
dalam edema paru adalah
penebalan septa interlobar yang
biasa disebut septal lines atau
kerley lines, peribronchial cuffing,
cairan di fisura, dan efusi pleura.
Septa interlobar biasanya tidak
terlihat pada rontgen dada. Septa
ini akan terlihat jika terdapat
akumulasi cairan di daerah
tersebut.
11. Terdapat beberapa Kerley lines :
• kerley lines A, garis ini akan muncul ketika jaringan ikat di sekitar bronchoarterial sheath di paru berisi cairan.
Panjannya sekitar 6 cm dari hilus dan tidak sampai ke perifer paru.
• Kerley lines B, garis ini biasanya disebut sebagai septal lines, garis ini akan muncul biasanya di basis paru atau di
sekitar sudut costofrenikus. Panjang garis horizontal ini 1-2 cm dengan tebal hanya 1 mm.
• Kerley lines C merupakan Kerley lines B en face, merupakan opasitas reticular pada basis paru.
12. • Peribronchial cuffing adalah penebalan dinding bronkus dan terlihat
seperti ringlike density. Peribronchial cuffing terjadi ketika
terdapatnnya akumulasi cairan di jaringan ikat sekitar dinding
bronkus. Peribronchial cuffing bentuknya ringerlike, kecil, multiple,
seperti donat
19. TATALAKSANA
• Posisi ½ duduk.
• Oksigen (40 – 50%) sampai 8 liter/menit bila perlu dengan masker.
Jika memburuk (pasien makin sesak, takipneu, ronchi bertambah,
PaO2 tidak bisa dipertahankan ≥ 60 mmHg dengan O2 konsentrasi
dan aliran tinggi, retensi CO2,
• Diuretik Furosemid 40 – 80 mg IV bolus dapat diulangi atau dosis
ditingkatkan tiap 4 jam atau dilanjutkan drip continue sampai dicapai
produksi urine 1 ml/kgBB/jam.