Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)dimar aji
Pada Kesempatan kali ini akan menshare mengenai materi AGD, Silahkan dibaca semoga bermanfaat. Jikalau Materi ini bermanfaat bisa dilike, Comment, dan dishare. Terimakasih...
Analisa Gas Darah (Mata Kuliah Kimia Klinik II)dimar aji
Pada Kesempatan kali ini akan menshare mengenai materi AGD, Silahkan dibaca semoga bermanfaat. Jikalau Materi ini bermanfaat bisa dilike, Comment, dan dishare. Terimakasih...
چه طور موهای کوتاه رو آرایش و تزئین کنم. در این اسلاید روش های مختلف برای تزئین موهای کوتاه را مرور می کنیم. انواع گل سر های مناسب را معرفی می کنیم و به شما میگوییم از کجا گل سرهای دلخواهتان را پیدا کنید.
Dalam praktik keperawatan, keseimbangan asam basa memegang peranan krusial dalam pemantauan dan perawatan pasien. Sebuah video disusun untuk menyajikan berbagai aspek terkait keseimbangan ini. Video tersebut membahas pentingnya pemahaman mendalam terhadap keseimbangan asam basa bagi perawat, terutama dalam menganalisis kondisi kesehatan pasien secara komprehensif, mengevaluasi respon terhadap terapi, dan menyusun rencana perawatan yang tepat. Selain itu, video ini menekankan pentingnya pemantauan teratur terhadap parameter-parameter keseimbangan asam basa pada pasien sebagai langkah kritis dalam menilai kondisi kesehatan mereka. Pemahaman yang kuat terhadap keseimbangan asam basa juga memberi dukungan pada peran perawat dalam diagnosis gangguan, pemilihan intervensi medis yang sesuai, serta pemantauan respons pasien terhadap pengobatan. Lebih lanjut, video ini menyoroti bagaimana perawat yang memahami keseimbangan asam basa dapat berperan aktif dalam pengambilan keputusan di situasi darurat atau saat kondisi pasien membutuhkan penanganan cepat. Melalui video ini, perawat didorong untuk berkolaborasi secara efektif dengan tim kesehatan lainnya, mengedukasi pasien tentang faktor-faktor yang memengaruhi keseimbangan asam basa, serta memberikan panduan terkait pencegahan gangguan keseimbangan ini melalui pemahaman makanan sehat dan manajemen obat-obatan.
Pengantar
Analisis Gas Darah Arteri merupakan prosedur pengujian yang dilakukan untuk mengukur konsentrasi oksigen, karbon dioksida, dan pH darah arteri, yang memberikan informasi penting tentang fungsi pernapasan, ventilasi, dan keseimbangan asam-basa pasien. Komponen utama yang dianalisis dalam BGA mencakup pH darah, yang mengindikasikan tingkat keasaman atau kebasaan; PaCO2, yang merupakan partial pressure of carbon dioxide dan menggambarkan efisiensi ventilasi; PaO2, yang adalah partial pressure of oxygen dan menunjukkan seberapa efektif oksigen difusikan ke dalam darah; HCO3- (bicarbonate), yang merupakan komponen penyangga yang membantu menjaga pH darah tetap stabil; serta saturasi oksigen, yang menunjukkan fraksi hemoglobin yang terikat oksigen.
1. Parameter yang diukur dari Analisa Gas Darah
pH : 7,35 - 7,45. Mengukur keseimbangan asam basa secara keseluruhan dari sampel
darah (Pruitt & Jacobs 2004) dan dipengaruhi baik oleh fungsi pernapasan maupun fungsi
metabolic (Woodrow 2004). Keseimbangan asam-basa merupakan pemeliharaan
keseimbangan ion hydrogen (H+) yang memingkinkan sel berfungsi dengan normal
(Simpson 2004). Kadar H+ dan pH memiliki rasio yang terbalik, yaitu yang satu
meningkat sedangkan yang lainnya menurun (simpson 2004). Perubahan sedikit pada pH
akan mengancam nyawa (Allen 2005). Oleh karena itu tubuh bergantung pada
mekanisme kompensasi yang melawan perubahan pH secara dramatis. Bufer di dalam
tubuh bekerja sebagai spons kimiawi yang mengabsorbsi kelebihan asam atau basa (Allen
2005)
PaO2: 10 - 13,3kPa (75 – 100 mmHg). Ini adalah pengukuran tekanan parsial oksigen
yang terlarut di dalam sampel darah, bukan banyaknya oksigen yang ada di dalam darah
(UKRC 2004). PO2 Arterial (PaO2) bergantung pada ). PO2 Alveolar (PaO2) (UKRC
2004). ). PO2 Arterial selalu lebih kecil dari PO2 alveolar dan besarnya perbadaan ini
bergantung pada adanya penyakit paru. Peningkatan pada perbedaan ini menunjukkan
ketidaksesuaian VQ (Simpson 2004). Orang dengan paru normal yang menghirup udara
(FiO2 0,21) pada permukaan laut akan memiliki PaO2 > 11 kPa (80 mmHg) dan
menghirup konsentrasi oksigen sebesar 50% (FiO2 0,5) pada permukaan laut akan
menghasilkan PaO2sekitar 40 kPa (300mmHg) (UKRC 2004). Ketika Pasien memperoleh
suplementasi oksigen, maka PaO2 normal tidak harus menunjukkan ventilasi yang
adekuat, karena sedikit peningkatan FiO2 akan mengatasi hipoksemia akibat ventilasi
yang kurang (UKRC 2004). Kadar PaO2 <8 kPa (60mmHg) merupakan diagnosis
hipoksemia (British Thoracic Society 2002). Pasien kritis memiliki kebutuhan oksigen
yang meningkat akibat kebutuhan tubuh yang patologis (Shoulders odom 2000)
Peningkatan kebutuhan oksigen merupakan hal kritikal yang harus dipenuhi untuk
mempertahankan oksigenasi jaringan yang adekuat dan menghindari kematian sel.
PaCO2 : 4,7 – 6,0 kPa (35-45 mmHg). Ini adalah pengukuran tekanan parsial
karbondioksida yang terlarut dalam darah (lebih mudah larut daripada oksigen). Agar
dapat dibawa ke paru untuk ekshalasi, karbondioksida diangkut dalam larutan plasma
dalam bentuk asam karbonat (H2CO3). Kadar karbon dioksida yang terlalu sedikit atau
terlalu banyak akan menimbukan efek pada asiditas atau alkanitas darah (Allen 2005).
Konsentrasi karbon dioksida memberikan informasi mengenai keadekuatan ventilasi
(Allen 2005) Karbon dioksida merupakan produk sisa metabolism jaringan dan pusat-
pusat pernapasan di batang otak yang distimulasi sebagai respons terhadap kadar karbon
dioksida yang tinggi (Woodrow 2004). Pusat pernapasan di batang otak bersifat sensitive
terhadap konsentrasi ion hydrogen (UKRC 2004) Oleh karena itu, ketika karbon doiksida
meningkat pusat pernapasan akan terstimulasi untuk meningkatkan laju dan kedalaman
pernapasan serta menurunkan kadar karbon dioksida, dan sebaliknya ketika terjadi
2. hiperventilasi dan kadar karbon dioksida menurun, pusat pernapasan akan terstimulasi
untuk mengurangi laju dan kedalaman pernapasan.
𝐶𝑂2
+ 𝐻2
𝑂 = 𝐻₂𝐶𝑂₃ = 𝐻𝐶𝑂₃−
+ 𝐻⁺
Karbon dioksida ditambah air menghasilkan asam karbonat yang dapat terurai menjadi
ion bikarbonat dan ion hydrogen.
Bikarbonat (HCO3
-) (22-26 mmol/L). sistem buffer utama di dalam tubuh meliputi
bikarbonat, protein, dan fosfat, namun demikian bikarbonat adalah yang paling penting
(Resuscitation Council UK 2006) . Bufer memiliki dua kualitas: buffer mengikat ion
hidrogen bebas ketika ion hidrogen terdapat dalam jumlah yang berlebihan (asidosis) dan
buffer memberikan ion hidrogen ketika ion hidrogen bebas terdapat dalam jumlah yang
terlalu rendah (alkalosis) (Simpson 2004).
Kelebihan basa (base excess, BE) (-2 mmol – 2 mmol). Kelebihan basa merupakan
jumlah asam atau basa yang diperlukan untuk mengembalikan pH darah menjadi 7,4
(Resuscitation Council UK 2006; Woodrow 2004). Nilai yang negative menunjukkan
adanya deficit basa (atau kelebihan asam) dan nilai positif menunjukan kelebihan basa
(kekurangan asam) (Resuscitation Council UK 2006).
SaO2 (92-99%). Saturasi oksigen arterial adalah persentase oksigen yang telah bergabung
dengan molekul hemoglobin. Oksigen bergabung dengan Hb dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi kebutuhan tubuh, sementara itu pada saat yang sama oksigen dilepaskan
untuk memenuhi kebutuhan jaringan (Shoulders-Odom 2000).
Nilai-nilai lainnya: sebagian besar analisator mengukur elektrolit misalnya natrium (Na),
kalium (K), kalsium (Ca), dan Klorida (Cl), Hb, dan laktat, yang dapat berguna untuk
pemeriksaan cepat. Di sebagian ICU, nilai-nilai ini dapat dianggap akurat dan terapi
dititrasi berdasarkan nilai-nilai tersebut. Namun demikian, jika mendapatkan nilai yang
menyimpang, maka akan diperlukan analisis laboratorium sebagai pembanding.
Klasifikasi ketidakseimbangan asam basa
Komponen Asidosis
Respiratorik
Asidosis
Metabolik
Alkalosis
Respiratorik
Alkalosis
Metabolik
pH 7,24 7,2 7,5 7,67
PaCO2 60 mmHg 35 mmHg 19 mmHg 31 mmHg
PaO2 56 mmHg 75 mmHg 65 mmHg 97 mmHg
HCO3
- 24 mmol/L 16 mmol/L 22 mmol/L 38 mmol/L
Base Ekses 0 -12 +1 +15
Saturasi 94% 96% 92% 96%
Gangguan Asam Basa pH PaCO2 HCO3
-
Asidosisrespiratorik ↓ ↑ N
Asidosismetabolik ↓ N ↓
Alkalosisrespiratorik ↑ ↓ N