penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
penyakit yang menyerang sistem gastrointestinal sangat beragam, salah satunya adalah crohn dan kolitis ulseratif. kedua penyakit ini memiliki beberapa perbedaan, baik dari segi gejala klinis, lokasi nyeri, dan sebagainya.
Seorang laki-laki berusia 60 tahun datang ke unit gawat darurat rumah sakit dengan keluhan nyeri dada berat sejak 1 minggu yang memberat sejak 3 jam terakhir. Keluhan dirasakan menjalar ke lengan kiri, ke rahang disertai keringat dingin. Riwayat perokok aktif sejak 30 tahun lalu menghabiskan 2 bungkus per hari.
Pada pemeriksaan nampak dia terlihat pucat, BMI 30 kg/m2 dengan kulit dingin dan berkeringat. Nadinya lemah, dengan sekali-kali ekstrasistole (denyut ventrikuler ektopik). Tekanan darah arterial 200/100 mmHg. Bunyi jantung normal, fisis jantung ditemukan kardiomegali. Pada EKG didapatkan gambaran elevasi segemen ST di II, III, aVF disertai gambaran LVH. Laboratorium ditemukan LDL kolesterol 180 mg/dl, HDL 28 mg/dl, HbA1C 11%, SGOT 12, SGPT 18, Hb 12 gr%
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Gangguan Keseimbangan Cairan dan Elektrolit_materi bagi mahasiswa keperawatanyohanes meor
Cairan elektrolit : zat terlarut yang ada dalam cairan tubuh terdiri dari elektrolit dan non elektrolit
Non elektrolit : zat terlarut tidak terurai dalam larutan dan tidak bermuatan listrik
Ex: protein, urea, glukosa,
Elektrolit : garam larut air menjadi satu atau lebih partikel bermuatan (ion/elektrolit)
Ex: Na+, K+, Ca+, Mg2+
5. • Elektrolit Zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel
bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam
larutan. Ion (+) disebut Kation sedangkan Ion (-) disebut
Anion.
Cairan intraseluler :
a. Kation : Kalium (K+)
Magnesium (Mg+)
b. Anion : Fosfat (PO4)
Sulfat
Protein
Cairan ekstraseluler :
a. Kation : Natrium (Na+)
b. Anion : Clorida (Cl-)
-)
Bikarbonat (HCO3
7. FILTRASI
Pergerakan solutan dan air melalui membran
semi permeable dari daerah tekanan tinggi ke
rendah berupa Tekanan Hidrostatik
Ex >> Darah dan cairan arteri akan memasuki
kapiler jika tekanan hidrostatik lebih tinggi dari
tekanan interstisial sehingga cairan dan solut
berpindah dari kapiler menuju sel
8. Difusi
Adalah proses perpindahan molekul dari daerah
berkonsentrasi tinggi ke daerah berkonsentrasi
rendah sehingga distribusi partikel di dalam
cairan menjadi rata.
membran semipermeabel
konsentrasi tinggi konsentrasi rendah
substansi terlarut
9. OSMOSIS
Adalah perpindahan pelarut murni (air) melalui membran semipermeabel yang
berpindah dari larutan yang memiliki konsentrasi solut/zat terlarut rendah ke
larutan yang memiliki konsentrasi solut tinggi.
Konsentrasi tinggi konsentrasi rendah
H2O
molekul air
H2O
substansi terlarut
10. Transpor aktif
Perpindahan molekul atau ion dengan
menggunakan energi dari sel itu. Perpindahan tersebut
dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi.
Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)-
Kalium (K+),
11. Usaha tubuh untuk mempertahankan susunannya
dalam batas-normal
1. Air : ADH (Anti Diuretik Hormon) menekan
diuresis
2. NaCl : Aldosteron mengurangi pengeluaran
NaCl
3. Pusat rasa haus : Dirangsang oleh cairan
hipertonis
4. Derajad keasaman (pH)
- pH normal : 7,35-7,45
- Bila < 7,35 acidosis
- Bila > 7,45 alkalosis
12. Sistim Buffer :
Homeostasis respiratorik :
a. Bila acidosis pernafasan menjadi cepat
dan dalam
untuk membuang kelebihan CO2
b. Bila alkalosis pernafasan menjadi lambat
dan dangkal
untuk mempertahankan CO2
Homeostasis ginjal :
Kelebihan asam urine menjadi asam
13. Organ tubuh yang terlibat dalam regulasi
keseimbangan cairan dan elektrolit adalah :
1. Ginjal (air, elektrolit, asam – basa)
173 I plasma / hari melalui ginjal 1.5 l urine
2. Jantung dan pembuluh darah :
Gangguan fungsi jtg GFR ↓ keseimbangan
cairan, elektrolit dan asam basa terganggu
3. Paru
Terutama keseimbangan asam- basa
Insensible water loss (IWL) 300 – 400 cc sehari
14. 4. Kulit
500 – 600 cc / hari keringatan / penguapan IWL
5. Kelenjar Pituitary
ADH vol. darah dikendalikan
absorbsi & sekresi air dalam ginjal
6. Kelenjar adrenal
Memproduksi hormon Aldosteron krn rangsangan dari
Agiostensin Na retensi retensi air
7. Kelenjar Parathyriod
Mempertahankan kadar Ca yang berguna untuk kontraksi
jantung dan pertumbuhan tulang.
15. Keseimbangan Cairan
Pada orang dewasa dalam keadaan normal
30 – 40 cc/kgBB/jam
Balance cairan : Intake – ( Output + IWL)
16. Tubuh kekurangan cairan :
1. Dehidrasi primer :
- Kekurangan in take cairan
- Misalkan pada : coma, tumor oesofagus,
hidrofobia, terdampar di laut atau padang
pasir
- Terjadi dehidrasi intraseluler timbul
perasaan haus
2. Dehidrasi sekunder :
- Cairan banyak dibuang
- Misal pada : muntah hebat, diare berat
17. Terapi Cairan
Suatu tindakan pemberian air dan elektrolit
dengan atau tanpa zat gizi, kepada pasien yang
mengalami dehidrasi dan tidak bisa dipenuhi
oleh asupan oral biasa.
Terapi cairan
Resusitasi mengganti kehilangan akut.
Rumatan memasok kebutuhan harian.
18. Dehidrasi
Saliva Osmolaritas darah Volume darah
Mulut & pharynx
kering
Stimulasi osmoreseptor
hypothalamus
Tekanan darah
Produksi renin oleh
Sel2 juxtaglomeral
ginjal
Angiotensin II
Stimulasi pusat
Haus hypothalamus
Rasa haus Minum Cairan tubuh
Regulasi Pemasukan Cairan
19. Gangguan Keseimbangan Cairan
1. Hipovolemia
Kehilangan air+elektrolit dengan proporsi yang
sama.
Contoh: diare, mual, faktor resiko DM
2. Hipervolemia
Na+ dan air tertahan dengan proporsi yang kurang
lebih sama dengan di dalam CES.
Penyebab: gagal ginjal, gagal jantung, sirosis hepatis
26. Jenis- jenis Cairan
• Kristaloid
Merupakan larutan dengan air (aqueous) yang
terdiri dari molekul-molekul kecil yang dapat
menembus membran kapiler dengan mudah.
Yang termasuk kristaloid antara lain : Salin (salin
0,9%, ringer laktat, ringer asetat), glukosa
(D5%, D10%, D20%), serta sodium bikarbonat.
27. Koloid
Merupakan larutan yang terdiri dari molekul-molekul
besar yang sulit menembus membran
kapiler, digunakan untuk mengganti cairan
intravaskuler.
• Alami : protein plasma dan albumin manusia
• Buatan/ sintesis :
1.Albumin
2. HES (Hydroxyetyl Starches)
3. Dextran
4. Gelatin