SlideShare a Scribd company logo
TERAPI OKSIGEN

I.

PENDAHULUAN
Anggapan bahwa oksigen merupakan unsur yang paling
dibutuhkan bagi kehidupan manusia agaknya memang benar.
Tidak makan atau tidak minum mungkin masih akan
memberikan toleransi yang cukup panjang hingga sampai
kepada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tak
mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak
hanya untuk bernafas dan memepertahankan kehidupan,
oksigen juga sangat dibutuhkan untukmetaboloisme tubuh.
Oksigen malkah bisa menjadisarana untuk mengatasi berbagai
macam penyakit.
Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley
di Bristol Inggris tahun 1775 dan dipakai dalam bidang
kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak awal tahun 1800.
alvan Barach tahun 1920 mengenalkan terapi oksigen pasien
hipoksemia dan terapi oksigen jangka panjang pasien penyakit
paru obstruktif kronik. Chemiack tahun 1967 melaporkan
pemberian oksigen melalui kanula hidung dengan aliran
lambat pasien hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik
tanpa retensi CO2.
Komposisi udara kering ialah 20,98% O2, 0,04% CO2,
78,6% N2 dan 0,92% unsur inert lainnya, seperti argon dan
helium. Tekanan barometer (PB) di permukaan laut ialah 760
mmHg (satu atmosfer). Dengan demikian, tekanan parsial
(dinyatakan dengan lambang P). O2 udara kering di
permukaan laut adalah 0,21 x 760, atau 160 mmHg. Tekanan
parsial N2 dan gas inert lainnya 0,79 x 760, atau 600 mmHg;
dan PCO2 ialah 0,0004 x 760 atau 0,3 mmHg. Terdapatnya
uap air dalam udara pada berbagai iklim umumnya akan
menurunkan persen volume masing masing gas, sehingga
juga sedikit mengurangi tekanan parsial gas gas-tersebut.

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

1
Udara yang seimbang dengan air jenuh dengan uap air, dan
udara inspirasi akan jenuh dengan uap air saat udara tersebut
mencapai paru-paru.

A. Transpor oksigen
Pengangkutan oksigen ke jaringan
Sistem pengangkut O2 di dalam tubuh terdiri atas paruparu dan sistim kardiovaskuler. Pengangkutan O2 menuju
jaringan tertentu tergantung pada jumlah O2 yang masuk
kedalam paru-paru, adanya pertukaran gas dalam paru
yang adekuat, aliran darah menuju jaringan, serta
kapasitas darah untuk mengangkut O2. aliran darah
bergantung pada derajat konstriksi jaringan vaskuler
didalam jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 didalam
darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah
hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin
terhadap O2.
Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru
kebagian respirasi paru sampai ke alveoli, membrana
basalis dan endotel kapiler, dalam darah sebagian besar
O2 bergabung dengan hemoglobin (97%) dan sisanya larut
dalam plasma (3%). Dewasa muda pria, jumlah darahnya
± 75 ml/kg, wanita ± 65 ml/kg. Satu ml darah pria
mengandung kira-kira 280 juta molekul Hb. Satu molekul
Hb sanggup mengikat 4 Molekul O2 membentuk HbO2,
oksi hemoglobin.
Konsumsi oksigen keotak
Konsumsi O2 oleh otak manusia (tingkat metabolik
serebrum untuk O2, CMRO2) rata-rata sekitar 3,5 ml/100
gr otak/menit (49 ml/menit untuk otak keseluruhan) pada
seorang dewasa. Angka ini mencerminkan sekitar 20 %
darikonsumsi O2 total dalam keadaan istirahat. Otak
sangat peka terhadap hip[oksia, dan sumbatan terhadap
pembuluh darah walaupun hanya selama 10 detik dapat
menyebabkan pingsan. Struktur-struktur vegetatif di
2

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
batang otak lebih resisten terhadap hipoksia dari pada
korteks serebrum
dan pasien dapat pulih dari
kecelakaan misalnya henti jantung (dan kelainan lain yang
menyebabkan hipoksia yang cukup berkepanjangan)
dengan fungsi vegetatif normal tetapi mengalami defisiensi
intelektual berat yang menetap : Ganglion basal
menggunakan O2 dengan tingkat yang sangat tinggi dan
hipoksia kronik dapat menimbulkan gejala-gejala penyakit
parkinson serta defisit intelektual. Thalamus dan kolikulus
inferior juga sangat rentan terhadap[ kerusakan terhadap
hipoksia.
B. Tekanan parsial
Berbeda dengan zat cair, gas akan mengembang untuk
mengisi ruang yang tersedia baginya, dan volume yang
ditempati oleh sejumlah molekul gas tertentu, pada suhu
dan tekanan tertentu(idealnya) akan tetap sama,
bagaimanapun komposisi campuran gas tersebut.
Perbedaan tekanan partial untuk O2 dan
CO2menekankan bahwa hal tersebut merupakan kunci
bagi terjadinya pergerakan gas dan bahwa O2 “mengalir
dari udara liar melalui alveoli dan darah kedalam jaringan,
sedangkan CO2“mengalir turun” dari jaringan kedalam
alveoli. Walaupun demikian, jumlah kedua gas yang
diangkut ke dan dari jaringan akan sangat tidak adekuat
bila sekitar 99% O2 yang larut didalam darah tidak terikat
pada protein pembawa O2hemoglobin dan bila sekitar
94,5% CO2 yang larut dalam darah tidak mengalami
serangkaian reaksi kimia reversibel yang mengubah
CO2 menjadi senyawa lain.
C. Reaksi Hemoglobin dan Oksigen
Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin
menjadikannya sebagai pembawaO2 yang sangat serasi.
Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari 4 subunit,
masing-masing mengandung gugus heme yang melekat
pada sebuah rantai polipeptida. Heme adalah kompleks
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

3
yang dibentuk dari suatu porfirin dan 1 atom besi fero.
Masing-masing dari ke-4 ataom besi dapat mengikat satu
molekul O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada
dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan
O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi
oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim
ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2.

II. TIPE KEKURANGAN OKSIGEN DALAM TUBUH
A. Hipoksemia
Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan
konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi
O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal (nilai normal PaO285-100
mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan menjadiringan
sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2.
hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79
mmHg dan SaO2 90-94%, hipoksemia sedang PaO2 40-60
mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila PaO2kurang
dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari 75%. Umur juga
mempengaruhi nilai PaO2 dimana setiap penambahan umur
satu tahun usia diatas 60 tahun dan PaO2 80 mmHg maka
terjadi penurunan PaO2 sebesar 1 mmHg. Hipoksemia dapat
disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi, hipoventilasi,
pirau, gangguan difusi dan berada ditempat yang tinggi.
Keadaan
hipoksemia
menyebabkan
beberapa
perubahan fisiologi yan gbertujuan untuk mempertahankan
supaya oksigenasi ke jaringan memadai. Bila tekanan oksigen
arteriol (PaO2) dibawah 55 mmHg.kendali nafas akan
meningkat, sehingga tekanan oksigen arteriol (PaO2) yang
meningkat dan sebaliknyatekanan karbondioksida arteri
(PaCO2) menurun.jaringan Vaskuler yang mensuplai darah di
jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi, juga terjadi takikardi
kompensasi yang akan meningkatkan volume sekuncup
jantung sehingga oksigenasi jaringan dapat diperbaiki.
Hipoksia alveolar menyebabkan kontraksi pembuluh pulmoner
sebagai respon untuk memperbaiki rasio ventilasi perfusi di
4

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
area paru terganggu, kemudian akan terjadi peningkatan
sekresi eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis
dan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga
mengakibatkan eritrositosis danterjadi peningkatan kapasiti
transfer oksigen. Kontraksi pembuluh darah pulmoner,
eritrositosis dan peningkatan volume sekuncup jantung akan
menyebabkan hipertensi pulmoner. Gagal jan tung kanan
bahkan dapat menyebabkan kematian.

B. Hipoksia
Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini
lebih tepat dibandingkan anoksia, sebabjarang dijumpai bahwa
benar-benar tidak ada O2 tertinggal dalam jaringan, secara
tradisional, hipoksia dibagi dalam 4 jenis. Berbagai klassifikasi
lain telah digunakan namun sidtim 4 jenis ini tetap sangat
bergunaapabila masing-masing definisi istilah tetap diingat.
Keempat kategori hipoksia adalah sebagai berikut :
a. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik) yaitu apabila
PO2 darah arteri berkurang
b. Hipoksia anemik yaitu apabila O2 darah arteri normal tetapi
mengalami denervasi maupun pada ginjal yang diangkat
(diisolasi) dan diperfusi
c. Hipoksia stagnan; akibat sirkulasi yang lambat merupakan
masalah bagi organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi
syok
d. Hipoksia histotoksik; hipoksia yang disebabkan oleh
hambatan proses oksidasi jaringan paling sering
diakibatkan oleh keracunan sianida

1) Hipoksia Hipoksik
Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu
normal pada daerah ketinggian serta merupakan penyulit
pada pneumonia dan berbagai penyakit sistim pernafasan
lainnya.
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
5
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
Gejala dan tanda hipoksia hipoksik
a. Pengaruh penurunan tekanan barometer
Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan
menimbulkan alkalosis respiratorik
b. Gejala hipoksia saat bernafas oksigen
Di ketinggian 19.200 m, tekanan barometer adalah 47
mmHg, dan pada atau lebih rendah dari tekanan ini
cairan tubuh akan mendidih pada suhu tubuh. Setiap
orang yang terpajan pada tekanan yang rendah akan
lebih dahulu meninggal saat hipoksia, sebelum
gelembung uap air panas dari dalam tubuh
menimbulkankematian
c. Gejala hipoksia saat bernafas udara biasa
Gejala mental seperti irritabilitas, muncul pada
ketinggian sekitar 3700 m. Pada ketinggian 5500 m,
gejala hipoksia berat, dan diatas 6100 m, umumnya
seseorang hilang kesadaran.
d. Efek lambat akibat ketinggian
Keadaan ini ditandai dengan sakit kepala, iritabilias,
insomnia, sesak nafas, serta mual dan muntah.
e. Aklimatisasi
Respon awal pernafasan terhadap ketinggian relatif
ringan, karena alkalosis cenderung melawanefek
perangsangan oleh hipoksia. Timbulnya asidosis laktat
dalam otak akan menyebabkan penurunan pH
LCSdan meningkatkan respon terhadap hipoksia.

Penyakit yang menyebabkan Hipoksia Hipoksik
Penyakit penyebabnya secara kasar dibagi atas penyakit
dengan kegagalan organ pertukaran gas, penyakit seperti
kelainan jantung kongenital dengan sebagian besar darah
dipindah dari sirkulasi vena kesisi arterial, serta penyakit
dengan kegagalan pompa pernafasan. Kegagalan paru
terjadi bilakeadan seperti fibrosis pulmonal menyebabkan
blok alveoli – kapiler atau terjadi ketidak seimbangan
6

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
ventilasi – perfusi. Kegagalan pompa dapat disebabkan
oleh kelelahan otot-otot pernafasan pada keadaan dengan
peningkatan beban kerja pernafasan atau oleh berbagai
gangguan mekanik seperti pneumothoraks atau obstruksi
bronkhialyang membatasi ventilasi. Kegagalan dapat pula
disebabkan
oleh abnormalitas pada
mekanisme
persarafan yang mengendalikan ventilasi, seperti depresi
neuron respirasi di medula oblongata oleh morfin dan
obat-obat lain.
2) Hipoksia Anemik
Sewaktu istirahat,hipoksia akibat anemia tidaklah berat,
karena terdapat peningkatan kadar 2,3-DPG didalam sel
darah merah,kecuali apabila defisiensi hemoglobin sangat
besar. Meskipun demikian, penderita anemia mungkin
mengalami kesulitan cukup besar sewaktu melakukan
latihan fisik karena adanya keterbatasan kemampuan
meningkatkan pengangkutan O2 kejaringan aktif.
3) Hipoksia Stagnan
Hipoksia akibat sirkulasi lambat merupakan masalah bagi
organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok. Hati dan
mungkin jaringan otak mengalami kerusakan akibat
hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif. Pada
keadaan normal, aliran darah ke paru-paru sangat besar,
dan dibutuhkan hipotensi jangka waktu lama untuk
menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, syok paru
dapat
terjadi
pada
kolaps
sirkulasi
berkepanjangan,terutama didaerah paru yang letaknya
lebih tinggi dari jantung.
4) Hipoksia Histotoksik
Hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi
jaringan paling sering diakibatkan oleh keracunan sianida.
Sianida menghambat sitokrom oksidasi serta mungkin
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
7
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
beberapa enzim lainnya. Biru metilen atau nitrit digunakan
untuk mengobati keracunan sianida. Zat-zat tersebut
bekerja
dengan
sianida,
menghasilkan
sianmethemoglobin,
suatu
senyawa
non
toksik.
Kemampuan pengobatan menggunakansenyawa ini tentu
saja terbatas pada jumlah methemoglobin yang dapat
dibentuk dengan aman. Pemberian terapi oksigen
hiperbarik mungkin juga bermanfaat.
C. Gagal Nafas
Gagal nafas merupakan suatu keadaan kritis yang
memerlukan perawatan di instansi perawatan intensif (IP).
Diagnosis gagal nafas ditegakkan bila pasien kehilangan
kemampuan ventilasi secara adekuat atau tidak mampu
mencukupi kebutuhan oksigen darah dan sistem organ. Gagal
nafas terjadi karena disfungsi sistem respirasi yang dimulai
dengan peningkatan karbondioklsida dan penurunan jumlah
oksigen yang diangkut kedalam jaringan. Gagal nafas akut
sebagai diagnosis tidak dibatasi oleh usia dan dapat terjadi
karena berbagai proses penyakit. Gagal nafas hampir selalu
dihubungkan dengan kelainan diparu,tetapi keterlibatan organ
lain dalam proses respirasi tidak boleh diabaikan.
1. Gagal Nafas Tipe I
Pada tipe ini terjadi perubahan pertukaran gas yang
diakibatkan kegagalan oksigenasi. PaO2 ≤50 mmHg
merupakan ciri khusus tipe ini, sedangkan PaCO2 ≤40
mmHg, meskipun ini bisa juga disebabkan gagal nafas
hiperkapnia. Ada 6 kondisi yang menyebabkan gagal nafas
tipe I yaitu:
1) Ketidak normalan tekanan partial oksigen inspirasi (low
PIO2)
2) Kegagalan difusi oksigen
3) Ketidak seimbangan ventilasi / perfusi [V/Q mismatch]
4) Pirau kanan ke kiri
5) hipoventilasi alveolar
6) konsumsi oksigen jaringan yang tinggi
8

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
2. Gagal Nafas Tipe II
Tipe ini dihubungkandengan peningkatan karbondioksida
karena kegagalan ventilasi dengan oksigen yang relatif
cukup. Beberapa kelainan utama yang dihubungkan
dengan gagal nafas tipe ini adalah kelainan sistem saraf
sentral, kelemahan neuromuskuler dam deformiti dinding
dada. Penyebab gagal nafas
tipe II:
1) Kerusakan pengaturan sentral
2) Kelemahan neuromuskuler
3) Trauma spina servikal
4) Keracunan obat
5) infeksi
6) Penyakit neuromuskuler
7) Kelelahan otot respirasi
8) Kelumpuhan saraf frenikus
9) Gangguan metabolisme
10) Deformitas dada
11) Distensi abdomen massif
12) Obstruksi jalan nafas
III.

TUJUAN TERAPI OKSIGEN
Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan
memperbaiki hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya
adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau
SaO2 lebih dari 90%. Besarnya fraksi oksigen inspirasi yang
didapat unit paru sesuai dengan volume oksigen yang diberikan
pada pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Alat

Aliran
(L/menit)

Fi O2 (fraksi oksigen
inspirasi)

Kanula nasal

1
2
3
4
5

0,24
0,28
0,32
0,36
0,40

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

9
Masker
oksigen
Masker dengan
kantong
reservoir

6
5-6
6-7
7-8
6
7
8
9
10

0,44
0,40
0,50
0,60
0,60
0,70
0,80
≥0,80
≥0,80

Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen
mempunyai arti yang sangat terbatas pada hipoksia stagnan.
Anemik dan histotoksik, karena yang dapat dicapai melalui cara ini
hanyalah peningkatan dalam jumlah O2 yang larut di dalam darah
arteri. Hal ini juiga berlaku bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan
oleh pirau darah vena yang tidak teroksigenasi melewati paruparu. Pada bentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat
bermanfaat. Namun perlu diingat, bahwa pada penderita gagal
paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat sedemikian
tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan.
Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan
mutakhir, tetapi dengan menggunakan oksigen murni yang mulai
marak sekarang, sebenarnya sudah ditemukan sejak hampir 400
tahun yang lalu, namun berbgai benturan yang dihadapi membuat
dunia kesehatan terkesan kurang mengakui teknik ini. Di Indonesia
sendiri terapi oksigen murni dengan mempergunakan ruang
hiperbarik mulai dikenal sejak tahun enam puluhan. Namun
penggunaannya masih terbatas bagi kalangan penyelam AL yang
mengalami penyakit dekompensasi yang terjadi akibat penurunan
tekanan yang terlampau cepat dari bawah keatas permukaan air.
Gejala-gejalanya antara lain adalah nyeri diseluruh tubuh, pusing
dan kehilangan orientasi.
IV.

10

INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti
yang sangat terbatas pada hipoksia stagnan, anemik dan
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
histologik.karena yang dapat dicapai melelui cara ini hanyalah
peningkatan dalam jumlah O2 yang larut didalam darah arteri. Hal
ini berlaku juga bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau
darah venayang tidak teroksigenasi melewati paru-paru. Pad
abentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat
bermanfaat namun perlu diingat, bahwa penderita dengan gagal
paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat sedemikian
tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan.
Sebagian penderita ini tetap bernafas karena adanya rangsang
kemoreseptor karotis dan aorta padapusat pernafasan. Apabila
pemicuan oleh hipokisia dihilangkan melalui pemberian O2,
pernafasan dapat berhenti. Selama apnea, PO2 darah arteri
menurun, namun pernafasan mungkin tidak akan timbul kembali,
karena peningkatan PCO2 akan lebih mendepresi pusat
pernafasan. Oleh sebab itu, pemberian O2 pada keadaan ini dapat
berakibat fatal.
Dalam perkembangannya barulah terapi oksigen ini
dipakai untuk mengatasi penyakit-penyakit seperti luka pada
penderita diabetes hingga stroke. Tetapi yang membuatnya
menanjakpopuler sekarang ternyata adalah dengan meningkatnya
kebutuhan orang akan hal kecantikan dan kebugaran. Secra
perlahan kalangan awam mulai mengenal hal ini hingga baru
sekarang teknik terapi ini dikenal orang sebagai terapi modern
dalam dunia kesehatan.sekarang banyak yang menggunakan
terapi ini untuk mencegah penuaan,menambah kecantikan dan
kebugaran juga mencegah terjadinya kebotakan, dimana melalui
sebuah survei mencatat alasan yang cukup tinggi pada pengguna
terapi ini.
Begitupun belum banyak pusat pusat kesehatan yang
menyediakan fasilitas ini karena biayanya yang masih relatif mahal
dan terapinya yang harus dilakukan secara berkala. Sementara di
Amerika, Eropa dan Jepang pemakaiannya ternyata sudah begitu
meluas sampai pusat-pusat kebugaran. Sebuah laporan malah
menyebutkan adanya tempat yang dinamakan Oxy Bar dimana
pengunjung dapat menghirup oksigen murni dengan berbagai
pilihan yang beragam.
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

11
Pemanfaatan terapi hiprebarik oksigen ini mengambil
suatu pelajaran dari kecelakaan penyelaman dan segala penyakit
yang ditimbulkannya. Sebetulnya, bahaya atau penyakit yang
dialami oleh penyelam juga dirasakan sama oleh pekerja di ruang
adara bertekanan tinggi. Saat turun, dapat terjadi barotrauma yang
terjadi pada telinga, gigi lubang, paru-paru dan lainnya.
Ketika didasar, dapat mengalami keracunan udara
pernafasan
seperti
keracunan
oksigen,
nitrogen,
karbonmonoksida, maupun karbondioksida. Sedang saat naik,
dapat terjadi penyakit dekompresi, serta barotrauma.
Karenanya banyak penyakit yang dapat di terapi dengan
hiperbarik ini seperti penyakit dekompresi, emboli udara,
aktinomikosis,anemia, insufisiensi arteri perifer akut, infeksi
bakteri, keracunan CO, keracunan sianida, gas gangren,
cangkokan kulit, infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob, osteoradionekrosis, radionekrosis jaringan lunak, sistisis
akibat radiasi, ekstraksi gigi pada rahang yang diobati dengan
radiasi, mukomikosis, osteomielitis, ujung amputasi yang tidak
sembuh, luka diabetik, inhalasi asap, serta luka bakar.
Terapi dengan oksigen murni mempunyai efek yang baik
bagi aliran darah da kelangsungan hidup jaringan yang terkena
gangguan kekurangan oksigen. Penggunaan terapi oksigen
bertekanan tinggi ini kian meningkat dalam klinis. Pada jaringan
disekitar yang terdapat luka, biasanya terjadi hambatan kelancaran
aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan salah
satu faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, biasanya
terjadi hambatankelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu
penting dan merupakan salah satu faktor penentu dalam proses
penyembuhan luka, sekaligus menangkal terjadinya infeksi.
Kemampuan menghambat terjadi infeksi dengan terapi oksigen
bertekanan tinggi ini punya ciri dan kelebihan tersendiri dibanding
dengan pemakaian antibiotika.
Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum
melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis yang tepat, pengobatan
optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan dapat memperbaiki
keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian
12

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
terapi oksigen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara
dibawah ini.
1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus
menerus)
Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat,
didapat nilai:
 PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%
 PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor
pulmonale, polisitemia (hematokrit >56%)
2. Pemberian secara berselang
Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat
nilai:
 Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%
 Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai
komplikasi seperti hipertensi pulmoner.somnolen dan
aritmia.
Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat
terapi oksigen perlu dievaluasi gas darah (AGD) serta terapi
untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka
panjang.

V.

KONTRA INDIKASI TERAPI OKSIGEN
Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini
antara lain adalah orang dengan kelainan paru-paru karena bisa
mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan bertekanan
tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas
atas, cedera paru, tumor ganas, orang yang mengidap penyakitpenyakit menular lain dan mengidap gaustrophobia (rasa takut
berada dalam ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien
diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap dan hasil
foto rontgen paru minimal 6 bulan berselang sebelum memulai
terapi oksigen hiperbarik ini. Jadi bila ingin mencoba terapi oksigen
mutakhir dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruangan
hiperbarik ini tentu saja tak ada salahnya, tetapi jangan lupa untuk
memenuhi persyaratan dan prosedurnya serta satu hal yang paling
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

13
penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi
pada ahlinya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan.
Berapa lama biasa terapi ini dilakukan? Berbeda dengan
kasus-kasus penyelamanyang membutuhkan waktu hingga lima
jam, dari survey didapat data kira-kira sekitar satu jam untuk tujuan
kebugaran dan kecantikan dan bisa lebih lama sedikit untuk
penyakit-penyakit yang lebih serius. Terapi oksigen hiperbarik ini
dilakukan secara berkala mulai dari enam sampai sepuluh kali
berturut-turut selama satu jam tergantung pada tempat penyedia
fasilitasnya.
Kontra indikasi terapi hiperbarik terutama pada penderita
pneumothorak yang belum dirawat, kecuali bila sebelum
pemberian oksigen hiperbarik dikerjakan tindakan bedah untuk
mengatasi pneumothorak tersebut, dan juga bagi yang sedang
hamil. Karena tekanan partial oksigen yang tinggi berhubungan
dengan penutupan patent ductus arteriosusbersifat bahaya bagi
kehamilan dan janin yang dikandung. Namun demikian, ada juga
penelitian yang menunjukkan hasil, komplikasi seperti itu tidak
terjadi.
Penggunaan terapi oksigen hiperbarik sangat luas.
Meskipun demikian penggunaannya relatif masih kecil dibanding
jumlah penduduk Indonesiayang sedemikian besar.
VI.

14

METODE
Oksigen diberikan dengan kanula nasal 2 (dua) liter permenit
dapat meningkatkan fraksi oksigen inspirasi dari 21% menjadi
27%, pendapat lain menyatakan bahwa oksigen dapat diberikan 24 liter per-menit. Metode ini kurang efisien sebab hanya oksigen
yang mengalirpada awal inspirasi saja yang sampai di alveoli dan
ikut proses pertukaran gas. Penggunaan kateter transtrakeal
merupakan salah satu carauntuk mengatasi kurang efisiennya
metode pemberian oksigen dengan kanula nasal. Keuntungan
kateter transtrakeal adalah mengurangi volume ruang rugi
anatomik, karena oksigen yang diberikan dosis kecil dan langsung
melalui trakea, mengurangi iritasi nasal, telinga dan fasial serta
mencegah bergesernya alat tersebut pada saat tidur. Komplikasi
yang dapat terjadi dengan cara pemberian seperti ini adalah
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
emfisema subkutis, bronkospasme, batuk paroksismal, dislokasi
kateter, infeksi di lubang trakea tempat masuknya kateter
transtrakeal dan mucous ball yang bisa mengakibatkan keadaan
menjadi fatal.
Terapi oksigen dengan ruang hiperbarik dilakukan dalam
ruangan yang terbuat dari baja dengan tekanan udara dibuat
berkisar antara2-3 atm. Dalam tekanan yang lebih tinggi ini
perjalanan oksigen ternyata akan menjadi lebih lancar termasuk
bagi oarang yang mengalami penyempitan pembuluh darah.
Oksigen murni yang dihirupnya akan tetap lancar memasuki
pembuluh darah menuju sel karena tekanan tinggi akan oksigen
larut dalam cairan tubuh sehingga dapat sampai kesetiap jaringan
tubuh dengan cepat. Dengan mekanisme ini maka semua jaringan
sel dalam tubuh akan mendapat oksigen secara maksimal
sehingga metabolisme tubuh pun akan berlangsung lebih baik.
Penggantian jaringan yang rusak termasuk penyembuhan
luka pun akan berlangsung lebih cepat. Beberapa penelitian malah
menyebutkan keadaan ini juga dapat membunuh berbagai macam
bakteri penyebab penyakityang ada didalam tubuh. Dengan
metabolisme maksimal makaproses penuaan pun akan dapat
dihanbat sehingga orang akan kelihatan tetap cantik dan bugar.
Sebuah survey konsumen di Amerika mencatat berbagai problem
kesehatan yang melatarbelakangi pemilihan terapi ini seperti
diabetes, stroke, anemia berat, hingga cedera atau luka seperti
cedera olah raga, luka bakar dan sebagainya. Rata-rata ruangan
hiperbarik yang ada sekarang bisa menampung beberapa pasien
sekaligus.
Awalnya, terapi oksigen hiperbarik (OHB) biasa digunakan
sebagai terapi bagi penyelam untuk menormalkan gas-gas dalam
tubuhnya. Biasanya, penyelam dimasukkan kedalam Hyperbaric
Chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lalu diberi
oksigen murni (100 persen) dengan cara dihirup melalui hidung
dengan menggunakan masker. Peserta bisa duduk atau berbaring
didalamnya. Pada prinsipnya, dalam terapi hiperbarik ini, penderita
atau peserta menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi,
hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Tekanan yang diberikan,
hampir tiga kali lipat tekanan udara biasa. Sedangkan oksigen
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

15
murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara biasa.
Hiperbarik ini mempunyai manfaat yang cukup banyak. Menurut Dr
Muhammad Akbar, Sp.S, ketua bagian saraf Unhas/RS Wahidin
Sudirohusodo, terapi hiperbarik sangat baik untuk menormalkan
jaringan hipoksia (kekurangan oksigen) dan anoksia (tidak ada
oksigen), dan meningkatkan kemampuan lekosit membunuh
kuman. Tak hanya itu, terapi oksigen itu juga dapat meningkatkan
neovaskularisasi (jaringan darah) dan proliferasi (pertambahan sel
baru yang menggantikan sel mati) serta mengobati penyakit
dekompresi. Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa terapi
oksigen tersebut juga baik bagi penderita diabetes mellitus (DM)
maupun stroke. Bahkan, dikota-kota besar di luar negri maupun di
Jakarta dan di Surabaya, penggunaan terapi oksigen ini
berkembang pesat. Terapi oksigen hiperbarik mulai dikenal
sebagai terapi yang dapat membuat tubuh sehat dan bugar,
bahkan menjadi salah satu jurus ampuh untuk tampil awet muda
dengan cara paling aman.
Prinsip dasar terapi hiperbarik, penderita menghisap
oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi, hingga sekitar 2,4
atmosfer absolut. Dengan tekanan yang diberikan, hampir tiga kali
lipat tekanan udara biasa, dan oksigen murni yang terhisap sekitar
lima kali oksigen pada udara biasa. Sehingga total oksigen mampu
terkonsumsi dalam terapi hiperbarik oksigen ini, 15 kali lebih
banyak,dibanding bernafas dalam keadaan biasa.
Pelaksanaan pengobatan dengan oksigen hiperbarik dapat
dikerjakan di dalam kamar tunggal (monoplace chamber) atau
kamar ganda (multiplace chamber). Kamar udara bertekanan tinggi
ganda dapat digunakan oleh banyak orang, maximum 10 orang.di
sini penderita dapat didampingi oleh perawat atau dokter yang
ikutmengalami tekanan bersama dengan penderita. Dalam kamar
udara bertekanan tinggi ganda ini penderita menghisap oksigen
100% melalui masker.
Kamar udara bertekanan tinggi ganda ini cocok digunakan
untuk penderita yang karena keadaannya perlu seorang
pendamping, atau bilamana akan dilakukan tindakan bedah atau
yang akan menjalani tindakan lainnya.
16

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
Dengan terapi oksigen murni, tak perlu waktu yang begitu
panjang, paling hanya satu jam. Meski demikian, dengan
mekanisme sel yang mudah dipercepat menjadi tua, dan yang tua
dengan cepat diganti yang muda, metabolisme sel tubuh menjadi
sempurna kembali dalam waktu yang relatif singkat.

VII.

SISTEM PEMBERIAN OKSIGEN
Sistem pemberian oksigen yang dipakai untuk aliran terusmenerus ada 3 macam:
1. Oksigen dimampatkan bertekanan tinggi
Oksigen disimpan dalam tabung metal bertekanan tinggi,
aliran udara dapat diatur dengan alat regulator. Macammacam tabungnya adalah tabung H (244 cuff), tabung E
(22 cuff), tabung D (13 cuff). Keuntungannya adalah
murah harganya, tersedia cukup banyak dan dapat
disimpan lama. Kerugiannya adalah berat, kurang praktis
dalam pengisian dan mudah meledak.
2. Oksigen cair
Oksigen cair tidak bertekanan tinggi dan dapat disimpan
dalam tempat tertentu, dilengkapi dengan alat HCF4 untuk
mengubah oksigen cair menjadi gas sehingga dapat
dihirup. Tempat pennyimpanan tersebut dinamakan dewar
yang dapat menyimpan O2 cair pada suhu -273oF.
Umumnya dewar berisi 100 pound oksigen yang dapat
habis dalam satu minggu bila dipakai terus-menerus
dengan aliran 2 liter permenit.
3. Oksigen konsentrat
Sistem
oksigen
konsentrat
didapat
dengan
mengekstraksikan udara luar menggunakan metode
molekuler sieve. Oksigen diekstraksi sehingga dapat
diberikan kepada pasien dan nitrogen dibuang kembali ke
udara luar.

VIII.

RESIKO TERAPI OKSIGEN
Salah satu resiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini
dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50%
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

17
terus-menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan paru terjadi
akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN
dan H2O2 melepaskan enzim proteolotikdan enzim lisosom yang
dapat merusak alveoli. Sedangkan resiko yang lain seperti retensi
gas karbondioksida dan atelektasis.
Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada
hewan, namun juga pada bakteri, jamur, biakan sel hewam dan
tanaman. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8
jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan
distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk.
Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan kerusakan jaringan
paru.
Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi
dengan O2, selanjutnya mengalami gangguan menahun yang
ditandai dengan kista dan pemadatan jaringan paru (displasia
bronkopulmonal). Komplikasi lain pada bayi-bayi ini adalah
retinopti prematuritas (fibroplkasia retrolental), yaitu pembentukan
jaringan vaskuler
opak
pada
matayang
dapat
mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pemberian O2 100%
pada tekanan yang lebih tinggi berakibat tidak hanya iritasi
trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering dalam
telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan terhadap
O2 tekanan tinggi (oksigenasi hiperbarik) dapat menghasilkan
peningkatan jumlah O2 terlarut dalam darah.

IX. KESIMPULAN
1. Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi
kehidupan manusia, sebentar saja manusia tak mendapat
oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak hanya untuk
bernafas dan mempertahankan kehidupan., oksigen juga
sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh.
2. Tipe-tipe kekurangan oksigen dalam tubuh terbagi dua:
a. Hipoksemia yaitu suatu keadaan dimana terjadipenurunan
konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau
saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal, SaO2 95%
b. Hipoksia yaitu kekurangan oksigen ditingkat jaringan
18

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
3. Gagal nafas yaitu suatu keadaan kritis dimana kebutuhan
oksigen darah dan sistem organ tidak tercukupi
4. Gejala-gejala yang timbul dari hipoksia adalah
a. Alkalosis respiratorik
b. Gejala mental seperti irritabilitas, dan penurunan
kesadaran
c. Sakit kepala, sesak nafas, insomnia serta mual dan
muntah
5. Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan
memperbaiki hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya
adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau
SaO2 lebih dari 90%
6. Indikasi terapi oksigen antara lain:
a) Diabetes
b) Stroke
c) terapi untuk kecantikan dan kebugaran
d) Penyakit dekompresi
e) Emboli udara
f) Aktinomikosis
g) Anemia
h) Insufisiensi arteri perifer akut
i) Infeksi Bakteri
j) Keracunan CO
k) Keracunan sianida
l) Gas ganren
m) Cangkokan kulit
n) Infeksi jaringan lunak
o) Osteomielitis
p) Ekstraksi gigi
7. Kontra indikasi terapi oksigen antara lain
a. Kelainan paru
b. Riwayat operasi paru
c. Infeksi saluran nafas atas
d. Cedera paru
e. Tumor ganas
f. Penyakit menular
Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

19
g. Pengidap gaustrophobia
h. Kehamilan
i. Pneumothorax
8.

20

Resiko terapi oksigen antara lain adalah:
a. Keracunan oksigen
b. Retensi CO2
c. Atelektasis
d. Disstress substernal
e. Kongesti hidung
f. Nyeri tenggorokan
g. Batuk
h. Retinipati prematuritas
i. Kedutan otot
j. Rasa pening
k. Kejang
l. Bunyi berdering dalam telinga
m. Koma

Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado
M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep

More Related Content

What's hot

Hasil agd
Hasil agdHasil agd
Hasil agd
titik erawati
 
Makalah keperawatan anak terapi oksigen
Makalah keperawatan anak terapi oksigen Makalah keperawatan anak terapi oksigen
Makalah keperawatan anak terapi oksigen
HEALCORP
 
Lesson 7.3
Lesson 7.3Lesson 7.3
Lesson 7.3
Nur Suhaidah Sukor
 
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasiKonsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Herma Desmillenia Lijang
 
fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
 fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
Yuni Ariyanti Part II
 
Mekanisme pertukaran O2 dan CO2
Mekanisme pertukaran     O2  dan CO2Mekanisme pertukaran     O2  dan CO2
Mekanisme pertukaran O2 dan CO2Hatiffah Nazhirah
 
sistem pernapasan
sistem pernapasansistem pernapasan
sistem pernapasan
Panggita Inoprasetyo
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
sharifahnazami
 
Proses pertukaran gas
Proses pertukaran gasProses pertukaran gas
Proses pertukaran gasAlita Fananda
 
fisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorifisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorinirwanas4
 
keseimbangan asam basa
keseimbangan asam basakeseimbangan asam basa
keseimbangan asam basaYuli Thamrin
 
Keseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basaKeseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basa
Hamdan Hariawan
 
Ppt pernapasan manusia
Ppt pernapasan manusiaPpt pernapasan manusia
Ppt pernapasan manusiaReni Pratiwy
 

What's hot (18)

Hasil agd
Hasil agdHasil agd
Hasil agd
 
Fiswan
FiswanFiswan
Fiswan
 
Makalah pernapasan
Makalah pernapasanMakalah pernapasan
Makalah pernapasan
 
Ppt pernapasan manusia
Ppt pernapasan manusiaPpt pernapasan manusia
Ppt pernapasan manusia
 
Makalah keperawatan anak terapi oksigen
Makalah keperawatan anak terapi oksigen Makalah keperawatan anak terapi oksigen
Makalah keperawatan anak terapi oksigen
 
Makalah fishew
Makalah fishewMakalah fishew
Makalah fishew
 
Lesson 7.3
Lesson 7.3Lesson 7.3
Lesson 7.3
 
Sistem pernapasan
Sistem pernapasanSistem pernapasan
Sistem pernapasan
 
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasiKonsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
Konsep dan prinsip_kebutuhan_oksigenasi
 
fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
 fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
fisiologi hewan Pertukaran gas fiswan
 
Mekanisme pertukaran O2 dan CO2
Mekanisme pertukaran     O2  dan CO2Mekanisme pertukaran     O2  dan CO2
Mekanisme pertukaran O2 dan CO2
 
sistem pernapasan
sistem pernapasansistem pernapasan
sistem pernapasan
 
Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)Sistem pernapasan-manusia (1)
Sistem pernapasan-manusia (1)
 
Proses pertukaran gas
Proses pertukaran gasProses pertukaran gas
Proses pertukaran gas
 
fisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratorifisiologi sistem respiratori
fisiologi sistem respiratori
 
keseimbangan asam basa
keseimbangan asam basakeseimbangan asam basa
keseimbangan asam basa
 
Keseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basaKeseimbangan asam basa
Keseimbangan asam basa
 
Ppt pernapasan manusia
Ppt pernapasan manusiaPpt pernapasan manusia
Ppt pernapasan manusia
 

Similar to Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)

mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptxmekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
NOVAcica
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
CintaMeilika1
 
2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx
2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx
2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx
Ernifitriyani
 
Makalah pernapasan
Makalah pernapasanMakalah pernapasan
Makalah pernapasan
Septian Muna Barakati
 
3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx
3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx
3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx
Eka Ariyasa
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigen
Santos Tos
 
Hipoksia
HipoksiaHipoksia
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptx
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptxBab 6 Sistem Pernapasan.pptx
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptx
DekaMuliya1
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
AzfahsyaRafifYusro
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
fikri asyura
 
Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2
Dody Arisandi
 
Sistem pernafasan Manusia
Sistem pernafasan ManusiaSistem pernafasan Manusia
Sistem pernafasan Manusia
Yusuf Aruke
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppt
eghaalkautsar
 
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01Azy lia An-nadwi
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darah
Dasuki Suke
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
Ign Agung Putrayana
 
BAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIA
BAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIABAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIA
BAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIA
AriiqZiqri
 
PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia
Abidaa Qurrota
 

Similar to Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong) (20)

mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptxmekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
mekanisme_pertukaran_gas_O2_dan_Co2[1].pptx
 
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptxTugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
Tugas Kekompok Konsep Oksigenasi_kel 1_1B-S1.pptx
 
2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx
2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx
2. TERAPI OKSIGEN (O2).pptx
 
Makalah pernapasan
Makalah pernapasanMakalah pernapasan
Makalah pernapasan
 
3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx
3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx
3. TRANSPORT OKSIGEN.pptx
 
Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.Ppt. fisiologi hewan.
Ppt. fisiologi hewan.
 
Makalah oksigen
Makalah oksigenMakalah oksigen
Makalah oksigen
 
Hipoksia
HipoksiaHipoksia
Hipoksia
 
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptx
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptxBab 6 Sistem Pernapasan.pptx
Bab 6 Sistem Pernapasan.pptx
 
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptxAnalisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
Analisis Pemeriksaan BGA_Ilmiah_Rosyita.pptx
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2Keperawatan ikhsanuddin2
Keperawatan ikhsanuddin2
 
Sistem pernafasan Manusia
Sistem pernafasan ManusiaSistem pernafasan Manusia
Sistem pernafasan Manusia
 
Tugas inhalasi
Tugas inhalasiTugas inhalasi
Tugas inhalasi
 
ANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.pptANALISA GAS DARAH.ppt
ANALISA GAS DARAH.ppt
 
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
Prosespertukarangas 140822221455-phpapp01
 
Pemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darahPemeriksaan analisa gas darah
Pemeriksaan analisa gas darah
 
Gagal nafas
Gagal nafasGagal nafas
Gagal nafas
 
BAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIA
BAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIABAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIA
BAB 2 TINGKATAN 3 KSSM SISTEM RESPIRASI MANUSIA
 
PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia PPT pernapasan manusia
PPT pernapasan manusia
 

Recently uploaded

Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
LucyKristinaS
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
Kanaidi ken
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
denunugraha
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
adelsimanjuntak
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
arianferdana
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
rohman85
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
agusmulyadi08
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
Rismawati408268
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 

Recently uploaded (20)

Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptxDiseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
Diseminasi Budaya Positif Lucy Kristina S.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan_ PENGAWASAN P3DN & TKDN_ pd PENGADAAN Ba...
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SDKisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
Kisi-kisi Soal PAT Matematika Kelas 3 SD
 
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptxAKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
AKSI NYATA TAHAP PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK JENJANG SD USIA 6-12 TAHUN.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
2. Kerangka Kompetensi Literasi Guru SD_Rev.pptx
 
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum MerdekaModul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
Modul Ajar IPS Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrinPatofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
Patofisiologi Sistem Endokrin hormon pada sistem endokrin
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
PI 2 - Ratna Haryanti, S. Pd..pptx Visi misi dan prakarsa perubahan pendidika...
 
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdfEVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
EVIDENCE BASED DALAM PELAYANAN KB DAN KONTRASEPSI.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 

Buku terapi-oksigen-perawat-ugd-rsrwm-(wong)

  • 1. TERAPI OKSIGEN I. PENDAHULUAN Anggapan bahwa oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia agaknya memang benar. Tidak makan atau tidak minum mungkin masih akan memberikan toleransi yang cukup panjang hingga sampai kepada keadaan fatal, tetapi sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak hanya untuk bernafas dan memepertahankan kehidupan, oksigen juga sangat dibutuhkan untukmetaboloisme tubuh. Oksigen malkah bisa menjadisarana untuk mengatasi berbagai macam penyakit. Oksigen pertama kali ditemukan oleh Yoseph Prietsley di Bristol Inggris tahun 1775 dan dipakai dalam bidang kedokteran oleh Thomas Beddoes sejak awal tahun 1800. alvan Barach tahun 1920 mengenalkan terapi oksigen pasien hipoksemia dan terapi oksigen jangka panjang pasien penyakit paru obstruktif kronik. Chemiack tahun 1967 melaporkan pemberian oksigen melalui kanula hidung dengan aliran lambat pasien hiperkapnia dan memberikan hasil yang baik tanpa retensi CO2. Komposisi udara kering ialah 20,98% O2, 0,04% CO2, 78,6% N2 dan 0,92% unsur inert lainnya, seperti argon dan helium. Tekanan barometer (PB) di permukaan laut ialah 760 mmHg (satu atmosfer). Dengan demikian, tekanan parsial (dinyatakan dengan lambang P). O2 udara kering di permukaan laut adalah 0,21 x 760, atau 160 mmHg. Tekanan parsial N2 dan gas inert lainnya 0,79 x 760, atau 600 mmHg; dan PCO2 ialah 0,0004 x 760 atau 0,3 mmHg. Terdapatnya uap air dalam udara pada berbagai iklim umumnya akan menurunkan persen volume masing masing gas, sehingga juga sedikit mengurangi tekanan parsial gas gas-tersebut. Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 1
  • 2. Udara yang seimbang dengan air jenuh dengan uap air, dan udara inspirasi akan jenuh dengan uap air saat udara tersebut mencapai paru-paru. A. Transpor oksigen Pengangkutan oksigen ke jaringan Sistem pengangkut O2 di dalam tubuh terdiri atas paruparu dan sistim kardiovaskuler. Pengangkutan O2 menuju jaringan tertentu tergantung pada jumlah O2 yang masuk kedalam paru-paru, adanya pertukaran gas dalam paru yang adekuat, aliran darah menuju jaringan, serta kapasitas darah untuk mengangkut O2. aliran darah bergantung pada derajat konstriksi jaringan vaskuler didalam jaringan serta curah jantung. Jumlah O2 didalam darah ditentukan oleh jumlah O2 yang larut, jumlah hemoglobin dalam darah serta afinitas hemoglobin terhadap O2. Oksigen berdifusi dari bagian konduksi paru kebagian respirasi paru sampai ke alveoli, membrana basalis dan endotel kapiler, dalam darah sebagian besar O2 bergabung dengan hemoglobin (97%) dan sisanya larut dalam plasma (3%). Dewasa muda pria, jumlah darahnya ± 75 ml/kg, wanita ± 65 ml/kg. Satu ml darah pria mengandung kira-kira 280 juta molekul Hb. Satu molekul Hb sanggup mengikat 4 Molekul O2 membentuk HbO2, oksi hemoglobin. Konsumsi oksigen keotak Konsumsi O2 oleh otak manusia (tingkat metabolik serebrum untuk O2, CMRO2) rata-rata sekitar 3,5 ml/100 gr otak/menit (49 ml/menit untuk otak keseluruhan) pada seorang dewasa. Angka ini mencerminkan sekitar 20 % darikonsumsi O2 total dalam keadaan istirahat. Otak sangat peka terhadap hip[oksia, dan sumbatan terhadap pembuluh darah walaupun hanya selama 10 detik dapat menyebabkan pingsan. Struktur-struktur vegetatif di 2 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 3. batang otak lebih resisten terhadap hipoksia dari pada korteks serebrum dan pasien dapat pulih dari kecelakaan misalnya henti jantung (dan kelainan lain yang menyebabkan hipoksia yang cukup berkepanjangan) dengan fungsi vegetatif normal tetapi mengalami defisiensi intelektual berat yang menetap : Ganglion basal menggunakan O2 dengan tingkat yang sangat tinggi dan hipoksia kronik dapat menimbulkan gejala-gejala penyakit parkinson serta defisit intelektual. Thalamus dan kolikulus inferior juga sangat rentan terhadap[ kerusakan terhadap hipoksia. B. Tekanan parsial Berbeda dengan zat cair, gas akan mengembang untuk mengisi ruang yang tersedia baginya, dan volume yang ditempati oleh sejumlah molekul gas tertentu, pada suhu dan tekanan tertentu(idealnya) akan tetap sama, bagaimanapun komposisi campuran gas tersebut. Perbedaan tekanan partial untuk O2 dan CO2menekankan bahwa hal tersebut merupakan kunci bagi terjadinya pergerakan gas dan bahwa O2 “mengalir dari udara liar melalui alveoli dan darah kedalam jaringan, sedangkan CO2“mengalir turun” dari jaringan kedalam alveoli. Walaupun demikian, jumlah kedua gas yang diangkut ke dan dari jaringan akan sangat tidak adekuat bila sekitar 99% O2 yang larut didalam darah tidak terikat pada protein pembawa O2hemoglobin dan bila sekitar 94,5% CO2 yang larut dalam darah tidak mengalami serangkaian reaksi kimia reversibel yang mengubah CO2 menjadi senyawa lain. C. Reaksi Hemoglobin dan Oksigen Dinamika reaksi pengikatan O2 oleh hemoglobin menjadikannya sebagai pembawaO2 yang sangat serasi. Hemoglobin adalah protein yang dibentuk dari 4 subunit, masing-masing mengandung gugus heme yang melekat pada sebuah rantai polipeptida. Heme adalah kompleks Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 3
  • 4. yang dibentuk dari suatu porfirin dan 1 atom besi fero. Masing-masing dari ke-4 ataom besi dapat mengikat satu molekul O2 secara reversibel. Atom besi tetap berada dalam bentuk fero, sehingga reaksi pengikatan O2 merupakan suatu reaksi oksigenasi, bukan reaksi oksidasi. Reaksi pengikatan hemoglobin dengan O2 lazim ditulis sebagai Hb + O2 ↔ HbO2. II. TIPE KEKURANGAN OKSIGEN DALAM TUBUH A. Hipoksemia Hipoksemia adalah suatu keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal (nilai normal PaO285-100 mmHg), SaO2 95%. Hipoksemia dibedakan menjadiringan sedang dan berat berdasarkan nilai PaO2 dan SaO2. hipoksemia ringan dinyatakan pada keadaan PaO2 60-79 mmHg dan SaO2 90-94%, hipoksemia sedang PaO2 40-60 mmHg, SaO2 75%-89% dan hipoksemia berat bila PaO2kurang dari 40 mmHg dan SaO2kurang dari 75%. Umur juga mempengaruhi nilai PaO2 dimana setiap penambahan umur satu tahun usia diatas 60 tahun dan PaO2 80 mmHg maka terjadi penurunan PaO2 sebesar 1 mmHg. Hipoksemia dapat disebabkan oleh gangguan ventilasi, perfusi, hipoventilasi, pirau, gangguan difusi dan berada ditempat yang tinggi. Keadaan hipoksemia menyebabkan beberapa perubahan fisiologi yan gbertujuan untuk mempertahankan supaya oksigenasi ke jaringan memadai. Bila tekanan oksigen arteriol (PaO2) dibawah 55 mmHg.kendali nafas akan meningkat, sehingga tekanan oksigen arteriol (PaO2) yang meningkat dan sebaliknyatekanan karbondioksida arteri (PaCO2) menurun.jaringan Vaskuler yang mensuplai darah di jaringan hipoksia mengalami vasodilatasi, juga terjadi takikardi kompensasi yang akan meningkatkan volume sekuncup jantung sehingga oksigenasi jaringan dapat diperbaiki. Hipoksia alveolar menyebabkan kontraksi pembuluh pulmoner sebagai respon untuk memperbaiki rasio ventilasi perfusi di 4 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 5. area paru terganggu, kemudian akan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis dan terjadi peningkatan sekresi eritropoitin ginjal sehingga mengakibatkan eritrositosis danterjadi peningkatan kapasiti transfer oksigen. Kontraksi pembuluh darah pulmoner, eritrositosis dan peningkatan volume sekuncup jantung akan menyebabkan hipertensi pulmoner. Gagal jan tung kanan bahkan dapat menyebabkan kematian. B. Hipoksia Hipoksia adalah kekurangan O2 ditingkat jaringan. Istilah ini lebih tepat dibandingkan anoksia, sebabjarang dijumpai bahwa benar-benar tidak ada O2 tertinggal dalam jaringan, secara tradisional, hipoksia dibagi dalam 4 jenis. Berbagai klassifikasi lain telah digunakan namun sidtim 4 jenis ini tetap sangat bergunaapabila masing-masing definisi istilah tetap diingat. Keempat kategori hipoksia adalah sebagai berikut : a. Hipoksia hipoksik (anoksia anoksik) yaitu apabila PO2 darah arteri berkurang b. Hipoksia anemik yaitu apabila O2 darah arteri normal tetapi mengalami denervasi maupun pada ginjal yang diangkat (diisolasi) dan diperfusi c. Hipoksia stagnan; akibat sirkulasi yang lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok d. Hipoksia histotoksik; hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi jaringan paling sering diakibatkan oleh keracunan sianida 1) Hipoksia Hipoksik Hipoksia hipoksik merupakan masalah pada individu normal pada daerah ketinggian serta merupakan penyulit pada pneumonia dan berbagai penyakit sistim pernafasan lainnya. Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado 5 M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 6. Gejala dan tanda hipoksia hipoksik a. Pengaruh penurunan tekanan barometer Penurunan PCO2 darah arteri yang terjadi akan menimbulkan alkalosis respiratorik b. Gejala hipoksia saat bernafas oksigen Di ketinggian 19.200 m, tekanan barometer adalah 47 mmHg, dan pada atau lebih rendah dari tekanan ini cairan tubuh akan mendidih pada suhu tubuh. Setiap orang yang terpajan pada tekanan yang rendah akan lebih dahulu meninggal saat hipoksia, sebelum gelembung uap air panas dari dalam tubuh menimbulkankematian c. Gejala hipoksia saat bernafas udara biasa Gejala mental seperti irritabilitas, muncul pada ketinggian sekitar 3700 m. Pada ketinggian 5500 m, gejala hipoksia berat, dan diatas 6100 m, umumnya seseorang hilang kesadaran. d. Efek lambat akibat ketinggian Keadaan ini ditandai dengan sakit kepala, iritabilias, insomnia, sesak nafas, serta mual dan muntah. e. Aklimatisasi Respon awal pernafasan terhadap ketinggian relatif ringan, karena alkalosis cenderung melawanefek perangsangan oleh hipoksia. Timbulnya asidosis laktat dalam otak akan menyebabkan penurunan pH LCSdan meningkatkan respon terhadap hipoksia. Penyakit yang menyebabkan Hipoksia Hipoksik Penyakit penyebabnya secara kasar dibagi atas penyakit dengan kegagalan organ pertukaran gas, penyakit seperti kelainan jantung kongenital dengan sebagian besar darah dipindah dari sirkulasi vena kesisi arterial, serta penyakit dengan kegagalan pompa pernafasan. Kegagalan paru terjadi bilakeadan seperti fibrosis pulmonal menyebabkan blok alveoli – kapiler atau terjadi ketidak seimbangan 6 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 7. ventilasi – perfusi. Kegagalan pompa dapat disebabkan oleh kelelahan otot-otot pernafasan pada keadaan dengan peningkatan beban kerja pernafasan atau oleh berbagai gangguan mekanik seperti pneumothoraks atau obstruksi bronkhialyang membatasi ventilasi. Kegagalan dapat pula disebabkan oleh abnormalitas pada mekanisme persarafan yang mengendalikan ventilasi, seperti depresi neuron respirasi di medula oblongata oleh morfin dan obat-obat lain. 2) Hipoksia Anemik Sewaktu istirahat,hipoksia akibat anemia tidaklah berat, karena terdapat peningkatan kadar 2,3-DPG didalam sel darah merah,kecuali apabila defisiensi hemoglobin sangat besar. Meskipun demikian, penderita anemia mungkin mengalami kesulitan cukup besar sewaktu melakukan latihan fisik karena adanya keterbatasan kemampuan meningkatkan pengangkutan O2 kejaringan aktif. 3) Hipoksia Stagnan Hipoksia akibat sirkulasi lambat merupakan masalah bagi organ seperti ginjal dan jantung saat terjadi syok. Hati dan mungkin jaringan otak mengalami kerusakan akibat hipoksia stagnan pada gagal jantung kongestif. Pada keadaan normal, aliran darah ke paru-paru sangat besar, dan dibutuhkan hipotensi jangka waktu lama untuk menimbulkan kerusakan yang berarti. Namun, syok paru dapat terjadi pada kolaps sirkulasi berkepanjangan,terutama didaerah paru yang letaknya lebih tinggi dari jantung. 4) Hipoksia Histotoksik Hipoksia yang disebabkan oleh hambatan proses oksidasi jaringan paling sering diakibatkan oleh keracunan sianida. Sianida menghambat sitokrom oksidasi serta mungkin Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado 7 M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 8. beberapa enzim lainnya. Biru metilen atau nitrit digunakan untuk mengobati keracunan sianida. Zat-zat tersebut bekerja dengan sianida, menghasilkan sianmethemoglobin, suatu senyawa non toksik. Kemampuan pengobatan menggunakansenyawa ini tentu saja terbatas pada jumlah methemoglobin yang dapat dibentuk dengan aman. Pemberian terapi oksigen hiperbarik mungkin juga bermanfaat. C. Gagal Nafas Gagal nafas merupakan suatu keadaan kritis yang memerlukan perawatan di instansi perawatan intensif (IP). Diagnosis gagal nafas ditegakkan bila pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat atau tidak mampu mencukupi kebutuhan oksigen darah dan sistem organ. Gagal nafas terjadi karena disfungsi sistem respirasi yang dimulai dengan peningkatan karbondioklsida dan penurunan jumlah oksigen yang diangkut kedalam jaringan. Gagal nafas akut sebagai diagnosis tidak dibatasi oleh usia dan dapat terjadi karena berbagai proses penyakit. Gagal nafas hampir selalu dihubungkan dengan kelainan diparu,tetapi keterlibatan organ lain dalam proses respirasi tidak boleh diabaikan. 1. Gagal Nafas Tipe I Pada tipe ini terjadi perubahan pertukaran gas yang diakibatkan kegagalan oksigenasi. PaO2 ≤50 mmHg merupakan ciri khusus tipe ini, sedangkan PaCO2 ≤40 mmHg, meskipun ini bisa juga disebabkan gagal nafas hiperkapnia. Ada 6 kondisi yang menyebabkan gagal nafas tipe I yaitu: 1) Ketidak normalan tekanan partial oksigen inspirasi (low PIO2) 2) Kegagalan difusi oksigen 3) Ketidak seimbangan ventilasi / perfusi [V/Q mismatch] 4) Pirau kanan ke kiri 5) hipoventilasi alveolar 6) konsumsi oksigen jaringan yang tinggi 8 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 9. 2. Gagal Nafas Tipe II Tipe ini dihubungkandengan peningkatan karbondioksida karena kegagalan ventilasi dengan oksigen yang relatif cukup. Beberapa kelainan utama yang dihubungkan dengan gagal nafas tipe ini adalah kelainan sistem saraf sentral, kelemahan neuromuskuler dam deformiti dinding dada. Penyebab gagal nafas tipe II: 1) Kerusakan pengaturan sentral 2) Kelemahan neuromuskuler 3) Trauma spina servikal 4) Keracunan obat 5) infeksi 6) Penyakit neuromuskuler 7) Kelelahan otot respirasi 8) Kelumpuhan saraf frenikus 9) Gangguan metabolisme 10) Deformitas dada 11) Distensi abdomen massif 12) Obstruksi jalan nafas III. TUJUAN TERAPI OKSIGEN Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari 90%. Besarnya fraksi oksigen inspirasi yang didapat unit paru sesuai dengan volume oksigen yang diberikan pada pasien dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Alat Aliran (L/menit) Fi O2 (fraksi oksigen inspirasi) Kanula nasal 1 2 3 4 5 0,24 0,28 0,32 0,36 0,40 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 9
  • 10. Masker oksigen Masker dengan kantong reservoir 6 5-6 6-7 7-8 6 7 8 9 10 0,44 0,40 0,50 0,60 0,60 0,70 0,80 ≥0,80 ≥0,80 Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada hipoksia stagnan. Anemik dan histotoksik, karena yang dapat dicapai melalui cara ini hanyalah peningkatan dalam jumlah O2 yang larut di dalam darah arteri. Hal ini juiga berlaku bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah vena yang tidak teroksigenasi melewati paruparu. Pada bentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat. Namun perlu diingat, bahwa pada penderita gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan. Walau tergolong jenis terapi dan teknologi kesehatan mutakhir, tetapi dengan menggunakan oksigen murni yang mulai marak sekarang, sebenarnya sudah ditemukan sejak hampir 400 tahun yang lalu, namun berbgai benturan yang dihadapi membuat dunia kesehatan terkesan kurang mengakui teknik ini. Di Indonesia sendiri terapi oksigen murni dengan mempergunakan ruang hiperbarik mulai dikenal sejak tahun enam puluhan. Namun penggunaannya masih terbatas bagi kalangan penyelam AL yang mengalami penyakit dekompensasi yang terjadi akibat penurunan tekanan yang terlampau cepat dari bawah keatas permukaan air. Gejala-gejalanya antara lain adalah nyeri diseluruh tubuh, pusing dan kehilangan orientasi. IV. 10 INDIKASI TERAPI OKSIGEN Pemberian campuran gas yang kaya akan oksigen mempunyai arti yang sangat terbatas pada hipoksia stagnan, anemik dan Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 11. histologik.karena yang dapat dicapai melelui cara ini hanyalah peningkatan dalam jumlah O2 yang larut didalam darah arteri. Hal ini berlaku juga bagi hipoksia hipoksik yang disebabkan oleh pirau darah venayang tidak teroksigenasi melewati paru-paru. Pad abentuk hipoksia hipoksik lainnya, pemberian O2 sangat bermanfaat namun perlu diingat, bahwa penderita dengan gagal paru berat dengan hiperkapnia, kadar CO2 dapat sedemikian tingginya sampai menekan dan bukan merangsang pernafasan. Sebagian penderita ini tetap bernafas karena adanya rangsang kemoreseptor karotis dan aorta padapusat pernafasan. Apabila pemicuan oleh hipokisia dihilangkan melalui pemberian O2, pernafasan dapat berhenti. Selama apnea, PO2 darah arteri menurun, namun pernafasan mungkin tidak akan timbul kembali, karena peningkatan PCO2 akan lebih mendepresi pusat pernafasan. Oleh sebab itu, pemberian O2 pada keadaan ini dapat berakibat fatal. Dalam perkembangannya barulah terapi oksigen ini dipakai untuk mengatasi penyakit-penyakit seperti luka pada penderita diabetes hingga stroke. Tetapi yang membuatnya menanjakpopuler sekarang ternyata adalah dengan meningkatnya kebutuhan orang akan hal kecantikan dan kebugaran. Secra perlahan kalangan awam mulai mengenal hal ini hingga baru sekarang teknik terapi ini dikenal orang sebagai terapi modern dalam dunia kesehatan.sekarang banyak yang menggunakan terapi ini untuk mencegah penuaan,menambah kecantikan dan kebugaran juga mencegah terjadinya kebotakan, dimana melalui sebuah survei mencatat alasan yang cukup tinggi pada pengguna terapi ini. Begitupun belum banyak pusat pusat kesehatan yang menyediakan fasilitas ini karena biayanya yang masih relatif mahal dan terapinya yang harus dilakukan secara berkala. Sementara di Amerika, Eropa dan Jepang pemakaiannya ternyata sudah begitu meluas sampai pusat-pusat kebugaran. Sebuah laporan malah menyebutkan adanya tempat yang dinamakan Oxy Bar dimana pengunjung dapat menghirup oksigen murni dengan berbagai pilihan yang beragam. Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 11
  • 12. Pemanfaatan terapi hiprebarik oksigen ini mengambil suatu pelajaran dari kecelakaan penyelaman dan segala penyakit yang ditimbulkannya. Sebetulnya, bahaya atau penyakit yang dialami oleh penyelam juga dirasakan sama oleh pekerja di ruang adara bertekanan tinggi. Saat turun, dapat terjadi barotrauma yang terjadi pada telinga, gigi lubang, paru-paru dan lainnya. Ketika didasar, dapat mengalami keracunan udara pernafasan seperti keracunan oksigen, nitrogen, karbonmonoksida, maupun karbondioksida. Sedang saat naik, dapat terjadi penyakit dekompresi, serta barotrauma. Karenanya banyak penyakit yang dapat di terapi dengan hiperbarik ini seperti penyakit dekompresi, emboli udara, aktinomikosis,anemia, insufisiensi arteri perifer akut, infeksi bakteri, keracunan CO, keracunan sianida, gas gangren, cangkokan kulit, infeksi jaringan lunak oleh kuman aerob dan anaerob, osteoradionekrosis, radionekrosis jaringan lunak, sistisis akibat radiasi, ekstraksi gigi pada rahang yang diobati dengan radiasi, mukomikosis, osteomielitis, ujung amputasi yang tidak sembuh, luka diabetik, inhalasi asap, serta luka bakar. Terapi dengan oksigen murni mempunyai efek yang baik bagi aliran darah da kelangsungan hidup jaringan yang terkena gangguan kekurangan oksigen. Penggunaan terapi oksigen bertekanan tinggi ini kian meningkat dalam klinis. Pada jaringan disekitar yang terdapat luka, biasanya terjadi hambatan kelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan salah satu faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, biasanya terjadi hambatankelancaran aliran oksigen. Padahal oksigen itu penting dan merupakan salah satu faktor penentu dalam proses penyembuhan luka, sekaligus menangkal terjadinya infeksi. Kemampuan menghambat terjadi infeksi dengan terapi oksigen bertekanan tinggi ini punya ciri dan kelebihan tersendiri dibanding dengan pemakaian antibiotika. Beberapa kondisi yang harus dipenuhi sebelum melakukan terapi oksigen yaitu diagnosis yang tepat, pengobatan optimal dan indikasi terapi oksigen ini akan dapat memperbaiki keadaan hipoksemia dan perbaikan klinik. Kriteria pemberian 12 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 13. terapi oksigen tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara dibawah ini. 1. Pemberian oksigen secara berkesinambungan (terus menerus) Diberikan apabila hasil analisis gas darah pada saat istirahat, didapat nilai:  PaO2 kurang dari 55 mmHg atau saturasi kurang dari 88%  PaO2 antara 56-59 mmHg atau saturasi 89% disertai kor pulmonale, polisitemia (hematokrit >56%) 2. Pemberian secara berselang Diberikan apabila hasil analisis gas darah saat latihan didapat nilai:  Pada saat latihan PaO2 55 mmHg atau saturasi 88%  Pada saat tidur PaO255 mmHg atau saturasi 88% disertai komplikasi seperti hipertensi pulmoner.somnolen dan aritmia. Pasien dengan keadaan klinik tidak stabil yang mendapat terapi oksigen perlu dievaluasi gas darah (AGD) serta terapi untuk menentukan perlu tidaknya terapi oksigen jangka panjang. V. KONTRA INDIKASI TERAPI OKSIGEN Kasus-kasus yang tak diperkenankan menggunakan terapi ini antara lain adalah orang dengan kelainan paru-paru karena bisa mengakibatkan pecahnya paru-paru dalam ruangan bertekanan tinggi, orang dengan riwayat operasi paru, infeksi saluran nafas atas, cedera paru, tumor ganas, orang yang mengidap penyakitpenyakit menular lain dan mengidap gaustrophobia (rasa takut berada dalam ruangan tertutup). Karena itu, biasanya pasien diminta menyediakan data pemeriksaan darah lengkap dan hasil foto rontgen paru minimal 6 bulan berselang sebelum memulai terapi oksigen hiperbarik ini. Jadi bila ingin mencoba terapi oksigen mutakhir dengan cara menghirup oksigen murni dalam ruangan hiperbarik ini tentu saja tak ada salahnya, tetapi jangan lupa untuk memenuhi persyaratan dan prosedurnya serta satu hal yang paling Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 13
  • 14. penting yaitu harus terlebih dahulu dimulai dengan berkonsultasi pada ahlinya untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan. Berapa lama biasa terapi ini dilakukan? Berbeda dengan kasus-kasus penyelamanyang membutuhkan waktu hingga lima jam, dari survey didapat data kira-kira sekitar satu jam untuk tujuan kebugaran dan kecantikan dan bisa lebih lama sedikit untuk penyakit-penyakit yang lebih serius. Terapi oksigen hiperbarik ini dilakukan secara berkala mulai dari enam sampai sepuluh kali berturut-turut selama satu jam tergantung pada tempat penyedia fasilitasnya. Kontra indikasi terapi hiperbarik terutama pada penderita pneumothorak yang belum dirawat, kecuali bila sebelum pemberian oksigen hiperbarik dikerjakan tindakan bedah untuk mengatasi pneumothorak tersebut, dan juga bagi yang sedang hamil. Karena tekanan partial oksigen yang tinggi berhubungan dengan penutupan patent ductus arteriosusbersifat bahaya bagi kehamilan dan janin yang dikandung. Namun demikian, ada juga penelitian yang menunjukkan hasil, komplikasi seperti itu tidak terjadi. Penggunaan terapi oksigen hiperbarik sangat luas. Meskipun demikian penggunaannya relatif masih kecil dibanding jumlah penduduk Indonesiayang sedemikian besar. VI. 14 METODE Oksigen diberikan dengan kanula nasal 2 (dua) liter permenit dapat meningkatkan fraksi oksigen inspirasi dari 21% menjadi 27%, pendapat lain menyatakan bahwa oksigen dapat diberikan 24 liter per-menit. Metode ini kurang efisien sebab hanya oksigen yang mengalirpada awal inspirasi saja yang sampai di alveoli dan ikut proses pertukaran gas. Penggunaan kateter transtrakeal merupakan salah satu carauntuk mengatasi kurang efisiennya metode pemberian oksigen dengan kanula nasal. Keuntungan kateter transtrakeal adalah mengurangi volume ruang rugi anatomik, karena oksigen yang diberikan dosis kecil dan langsung melalui trakea, mengurangi iritasi nasal, telinga dan fasial serta mencegah bergesernya alat tersebut pada saat tidur. Komplikasi yang dapat terjadi dengan cara pemberian seperti ini adalah Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 15. emfisema subkutis, bronkospasme, batuk paroksismal, dislokasi kateter, infeksi di lubang trakea tempat masuknya kateter transtrakeal dan mucous ball yang bisa mengakibatkan keadaan menjadi fatal. Terapi oksigen dengan ruang hiperbarik dilakukan dalam ruangan yang terbuat dari baja dengan tekanan udara dibuat berkisar antara2-3 atm. Dalam tekanan yang lebih tinggi ini perjalanan oksigen ternyata akan menjadi lebih lancar termasuk bagi oarang yang mengalami penyempitan pembuluh darah. Oksigen murni yang dihirupnya akan tetap lancar memasuki pembuluh darah menuju sel karena tekanan tinggi akan oksigen larut dalam cairan tubuh sehingga dapat sampai kesetiap jaringan tubuh dengan cepat. Dengan mekanisme ini maka semua jaringan sel dalam tubuh akan mendapat oksigen secara maksimal sehingga metabolisme tubuh pun akan berlangsung lebih baik. Penggantian jaringan yang rusak termasuk penyembuhan luka pun akan berlangsung lebih cepat. Beberapa penelitian malah menyebutkan keadaan ini juga dapat membunuh berbagai macam bakteri penyebab penyakityang ada didalam tubuh. Dengan metabolisme maksimal makaproses penuaan pun akan dapat dihanbat sehingga orang akan kelihatan tetap cantik dan bugar. Sebuah survey konsumen di Amerika mencatat berbagai problem kesehatan yang melatarbelakangi pemilihan terapi ini seperti diabetes, stroke, anemia berat, hingga cedera atau luka seperti cedera olah raga, luka bakar dan sebagainya. Rata-rata ruangan hiperbarik yang ada sekarang bisa menampung beberapa pasien sekaligus. Awalnya, terapi oksigen hiperbarik (OHB) biasa digunakan sebagai terapi bagi penyelam untuk menormalkan gas-gas dalam tubuhnya. Biasanya, penyelam dimasukkan kedalam Hyperbaric Chamber atau Ruang Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) lalu diberi oksigen murni (100 persen) dengan cara dihirup melalui hidung dengan menggunakan masker. Peserta bisa duduk atau berbaring didalamnya. Pada prinsipnya, dalam terapi hiperbarik ini, penderita atau peserta menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi, hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Tekanan yang diberikan, hampir tiga kali lipat tekanan udara biasa. Sedangkan oksigen Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 15
  • 16. murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara biasa. Hiperbarik ini mempunyai manfaat yang cukup banyak. Menurut Dr Muhammad Akbar, Sp.S, ketua bagian saraf Unhas/RS Wahidin Sudirohusodo, terapi hiperbarik sangat baik untuk menormalkan jaringan hipoksia (kekurangan oksigen) dan anoksia (tidak ada oksigen), dan meningkatkan kemampuan lekosit membunuh kuman. Tak hanya itu, terapi oksigen itu juga dapat meningkatkan neovaskularisasi (jaringan darah) dan proliferasi (pertambahan sel baru yang menggantikan sel mati) serta mengobati penyakit dekompresi. Belakangan, para ilmuwan menemukan bahwa terapi oksigen tersebut juga baik bagi penderita diabetes mellitus (DM) maupun stroke. Bahkan, dikota-kota besar di luar negri maupun di Jakarta dan di Surabaya, penggunaan terapi oksigen ini berkembang pesat. Terapi oksigen hiperbarik mulai dikenal sebagai terapi yang dapat membuat tubuh sehat dan bugar, bahkan menjadi salah satu jurus ampuh untuk tampil awet muda dengan cara paling aman. Prinsip dasar terapi hiperbarik, penderita menghisap oksigen dalam ruangan bertekanan tinggi, hingga sekitar 2,4 atmosfer absolut. Dengan tekanan yang diberikan, hampir tiga kali lipat tekanan udara biasa, dan oksigen murni yang terhisap sekitar lima kali oksigen pada udara biasa. Sehingga total oksigen mampu terkonsumsi dalam terapi hiperbarik oksigen ini, 15 kali lebih banyak,dibanding bernafas dalam keadaan biasa. Pelaksanaan pengobatan dengan oksigen hiperbarik dapat dikerjakan di dalam kamar tunggal (monoplace chamber) atau kamar ganda (multiplace chamber). Kamar udara bertekanan tinggi ganda dapat digunakan oleh banyak orang, maximum 10 orang.di sini penderita dapat didampingi oleh perawat atau dokter yang ikutmengalami tekanan bersama dengan penderita. Dalam kamar udara bertekanan tinggi ganda ini penderita menghisap oksigen 100% melalui masker. Kamar udara bertekanan tinggi ganda ini cocok digunakan untuk penderita yang karena keadaannya perlu seorang pendamping, atau bilamana akan dilakukan tindakan bedah atau yang akan menjalani tindakan lainnya. 16 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 17. Dengan terapi oksigen murni, tak perlu waktu yang begitu panjang, paling hanya satu jam. Meski demikian, dengan mekanisme sel yang mudah dipercepat menjadi tua, dan yang tua dengan cepat diganti yang muda, metabolisme sel tubuh menjadi sempurna kembali dalam waktu yang relatif singkat. VII. SISTEM PEMBERIAN OKSIGEN Sistem pemberian oksigen yang dipakai untuk aliran terusmenerus ada 3 macam: 1. Oksigen dimampatkan bertekanan tinggi Oksigen disimpan dalam tabung metal bertekanan tinggi, aliran udara dapat diatur dengan alat regulator. Macammacam tabungnya adalah tabung H (244 cuff), tabung E (22 cuff), tabung D (13 cuff). Keuntungannya adalah murah harganya, tersedia cukup banyak dan dapat disimpan lama. Kerugiannya adalah berat, kurang praktis dalam pengisian dan mudah meledak. 2. Oksigen cair Oksigen cair tidak bertekanan tinggi dan dapat disimpan dalam tempat tertentu, dilengkapi dengan alat HCF4 untuk mengubah oksigen cair menjadi gas sehingga dapat dihirup. Tempat pennyimpanan tersebut dinamakan dewar yang dapat menyimpan O2 cair pada suhu -273oF. Umumnya dewar berisi 100 pound oksigen yang dapat habis dalam satu minggu bila dipakai terus-menerus dengan aliran 2 liter permenit. 3. Oksigen konsentrat Sistem oksigen konsentrat didapat dengan mengekstraksikan udara luar menggunakan metode molekuler sieve. Oksigen diekstraksi sehingga dapat diberikan kepada pasien dan nitrogen dibuang kembali ke udara luar. VIII. RESIKO TERAPI OKSIGEN Salah satu resiko terapi oksigen adalah keracunan oksigen. Hal ini dapat terjadi bila oksigen diberikan dengan fraksi lebih dari 50% Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 17
  • 18. terus-menerus selama 1-2 hari. Kerusakan jaringan paru terjadi akibat terbentuknya metabolik oksigen yang merangsang sel PMN dan H2O2 melepaskan enzim proteolotikdan enzim lisosom yang dapat merusak alveoli. Sedangkan resiko yang lain seperti retensi gas karbondioksida dan atelektasis. Oksigen 100% menimbulkan efek toksik, tidak saja pada hewan, namun juga pada bakteri, jamur, biakan sel hewam dan tanaman. Apabila O2 80-100% diberikan kepada manusia selama 8 jam atau lebih, saluran pernafasan akan teriritasi, menimbulkan distres substernal, kongesti hidung, nyeri tenggorokan dan batuk. Pemajanan selama 24-48 jam mengakibatkan kerusakan jaringan paru. Sejumlah bayi dengan sindroma gawat nafas yang diterapi dengan O2, selanjutnya mengalami gangguan menahun yang ditandai dengan kista dan pemadatan jaringan paru (displasia bronkopulmonal). Komplikasi lain pada bayi-bayi ini adalah retinopti prematuritas (fibroplkasia retrolental), yaitu pembentukan jaringan vaskuler opak pada matayang dapat mengakibatkan kelainan penglihatan berat. Pemberian O2 100% pada tekanan yang lebih tinggi berakibat tidak hanya iritasi trakeobronkial, tetapi juga kedutan otot, bunyi berdering dalam telinga, rasa pening, kejang dan koma. Pajanan terhadap O2 tekanan tinggi (oksigenasi hiperbarik) dapat menghasilkan peningkatan jumlah O2 terlarut dalam darah. IX. KESIMPULAN 1. Oksigen merupakan unsur yang paling dibutuhkan bagi kehidupan manusia, sebentar saja manusia tak mendapat oksigen maka akan langsung fatal akibatnya. Tak hanya untuk bernafas dan mempertahankan kehidupan., oksigen juga sangat dibutuhkan untuk metabolisme tubuh. 2. Tipe-tipe kekurangan oksigen dalam tubuh terbagi dua: a. Hipoksemia yaitu suatu keadaan dimana terjadipenurunan konsentrasi oksigen dalam darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) dibawah nilai normal, SaO2 95% b. Hipoksia yaitu kekurangan oksigen ditingkat jaringan 18 Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep
  • 19. 3. Gagal nafas yaitu suatu keadaan kritis dimana kebutuhan oksigen darah dan sistem organ tidak tercukupi 4. Gejala-gejala yang timbul dari hipoksia adalah a. Alkalosis respiratorik b. Gejala mental seperti irritabilitas, dan penurunan kesadaran c. Sakit kepala, sesak nafas, insomnia serta mual dan muntah 5. Tujuan umum terapi oksigen adalah untuk mencegah dan memperbaiki hipoksia jaringan, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan PaO2 lebih dari 90 mmHg atau SaO2 lebih dari 90% 6. Indikasi terapi oksigen antara lain: a) Diabetes b) Stroke c) terapi untuk kecantikan dan kebugaran d) Penyakit dekompresi e) Emboli udara f) Aktinomikosis g) Anemia h) Insufisiensi arteri perifer akut i) Infeksi Bakteri j) Keracunan CO k) Keracunan sianida l) Gas ganren m) Cangkokan kulit n) Infeksi jaringan lunak o) Osteomielitis p) Ekstraksi gigi 7. Kontra indikasi terapi oksigen antara lain a. Kelainan paru b. Riwayat operasi paru c. Infeksi saluran nafas atas d. Cedera paru e. Tumor ganas f. Penyakit menular Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep 19
  • 20. g. Pengidap gaustrophobia h. Kehamilan i. Pneumothorax 8. 20 Resiko terapi oksigen antara lain adalah: a. Keracunan oksigen b. Retensi CO2 c. Atelektasis d. Disstress substernal e. Kongesti hidung f. Nyeri tenggorokan g. Batuk h. Retinipati prematuritas i. Kedutan otot j. Rasa pening k. Kejang l. Bunyi berdering dalam telinga m. Koma Buku Saku Perawat UGD RSRWM Manado M. F. Wongkar, S.Pd, S.Kep