SlideShare a Scribd company logo
Glomerulonefritis
    Akut Pasca
Streptokokus pada
       Anak

    Power point oleh:
     Charlie Windri

  Berdasarkan jurnal karya:
      Sondang Maniur
        Lumbanbatu


                       1
Glomerulonefritis
•merupakan penyakit ginjal
 dengan suatu inflamasi dan
 proliferasi sel glomerulus

                              2
3
4
5
6
7
8
9
Peradangan
• disebabkan mekanisme imunologis yang
  menimbulkan kelainan patologis
  glomerulus
• mekanisme yang masih belum jelas
Pasien anak
• Kebanyakan kasus pasca infeksi
• paling sering infeksi streptokokus beta
  hemolitikus grup A
                                            10
• penyakit kompleks
                      imun
                    • contoh klasik sindroma
Glomerulonefritis
   akut pasca
                      nefritik akut dengan
  streptokokus        awitan gross
                      hematuria, edema,
                      hipertensi dan
                      insufisiensi ginjal akut

                                                 11
GNAPS
•Sering dijumpai
•penyebab lesi ginjal non supuratif
 terbanyak pada anak
•insiden berkisar 0-28% pasca infeksi
 streptokokus



                                        12
Streptococcus beta hemolyticus group
          A tipe nefritogenik
• Faringitis
   – paling sering tipe 12
   – kadang juga tipe 1,4 ,6 dan 25
• Pioderma
   – Tipe 49
   – galur 53,55,56,57 dan 58 dapat berimplikasi
• Antigen: endostreptosin, antigen presorbing (PA-
  Ag), nephriticstrain-associated protein (NSAP)
  yang dikenal sebagai streptokinase dan nephritic
  plasmin binding protein (NPBP)
                                                     13
Dapat terjadi secara epidemik atau sporadik

Paling sering pada anak usia sekolah yang lebih
muda, antara 5-8 tahun

Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan
2:1

Indonesia

• Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan
  terbanyak menyerang anak usia 6-8 tahun (40,6%)
                                                          14
Patogenesis dan Gambaran Histologis

Patogenesis GNAPS belum diketahui dengan
pasti

Faktor genetik

• ditemukannya HLA-D dan HLA-DR


Proses imunologis

                                           15
Proses Imunologis

 respon yang
  berlebihan
  dari sistim
imun pejamu                                                                             Enzim
     pada                       Terbentuknya                  Aktivasi                 lisosom
   stimulus                     kompleks Ag-                   sistim                 merusak
    antigen                          Ab                     komplemen                glomerulus




                  Produksi                      melintas                 menarik
                antibodi yang                     pada                   neutrofil
                 berlebihan                     membran
                                                  basal
                                               glomerulus




                                                                                                  16
Hipotesis lain…
• neuraminidase yang dihasilkan oleh
  streptokokus akan mengubah IgG endogen
  menjadi autoantigen.
• Terbentuknya auto-antibodi terhadap IgG
  yang telah berubah tersebut, mengakibatkan
  pembentukan komplek imun yang bersirkulasi,
  kemudian mengendap dalam ginjal


                                            17
kasus    • proliferasi ringan sampai sedang
           dari sel mesangial dan matriks
ringan
         • proliferasi sel mesangial, matriks
kasus      dan sel endotel yang difus disertai
           infiltrasi sel polimorfonuklear dan
berat      monosit, serta penyumbatan
           lumen kapiler

                                                 18
Glomerulonefritis proliferatif eksudatif
         endokapiler difus
• Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelainan
  morfologi penyakit ini
• Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat
  dijumpai mulai dari yang halus sampai kasar yang
  tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding
  kapiler
• Endapan imunoglobulin dalam kapiler glomerulus
  didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig A
  yang dapat dilihat dengan mikroskop imunofluoresen
• Mikroskop elektron menunjukkan deposit padat
  elektron atau humps terletak di daerah subepitelial
  yang khas dan akan beragregasi menjadi Ag-Ab
  kompleks
                                                       19
Gambaran Klinis
• Lebih dari 50 % kasus GNAPS adalah
  asimtomatik
• Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi
  saluran napas atas dengan nyeri tenggorok
  dua minggu mendahului timbulnya sembab
• Periode laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah
  infeksi tenggorok atau kulit


                                                 20
Anamnesis
• Hematuria
  – gross hematuria
     • 30-50 % pasien yang dirawat
  – Mikroskopik
• demam, malaise, nyeri, nafsu makan
  menurun, nyeri kepala, atau lesu
• Oliguria sampai anuria


                                       21
Anamnesis
• hipertensi
  – pada hampir semua pasien GNAPS
  – biasanya ringan atau sedang
  – Mendadak tinggi selama 3-5 hari, setelah itu
    tekanan darah menurun perlahan-lahan dalam
    waktu 1-2 minggu
• Edema


                                                   22
Anamnesis
• Edema
  – wajah sembab
  – edem pretibial
  – gambaran sindrom nefrotik
  – Asites dijumpai pada sekitar 35% pasien dengan
    edem
• takipne dan dispne


                                                     23
Laboratorium
• Pemeriksaan urin sangat penting untuk menegakkan
  diagnosis nefritis akut
• Volume urin berkurang -> warna gelap atau kecoklatan
  -> air cucian daging
• Hematuria makroskopis maupun mikroskopis dijumpai
  pada hampir semua pasien
• Eritrosit khas terdapat pada 60-85% kasus,
  menunjukkan adanya perdarahan glomerulus
• Proteinuria sebanding dengan derajat hematuria dan
  ekskresi protein umumnya tidak melebihi 2gr/m2 luas
  permukaan tubuh perhari.
• Sekitar 2-5% anak disertai proteinuria masif seperti
  gambaran nefrotik
                                                     24
Laboratorium
• LFG berkurang
  – Penurunan kapasitas ekskresi air dan garam ->
    ekspansi volume cairan ekstraselular
  – akibat tertutupnya permukaan glomerulus dengan
    deposit kompleks imun
• Peningkatan urea nitrogen darah dan
  konsentrasi serum kreatinin


                                                 25
Laboratorium
• Anemia
  – sebanding dengan derajat ekspansi volume cairan
    esktraselular
  – membaik bila edem menghilang
  – pemendekan masa hidup eritrosit
• Kadar albumin dan protein serum sedikit
  menurun
  – proses dilusi
  – berbanding terbalik dengan jumlah deposit imun
    kompleks pada mesangial glomerulus

                                                      26
Laboratorium
• Isolasi dan Identifikasi streptokokus
   – Pemeriksaan bakteriologis apus tenggorok atau kulit
• Uji serologi respon imun terhadap antigen
  streptokokus
   – Peningkatan titer antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO)
     terjadi 10-14 hari setelah infeksi streptokokus
   – Kenaikan titer ASTO terdapat pada 75-80% pasien yang
     tidak mendapat antibiotik
   – Titer ASTO pasca infeksi streptokokus pada kulit jarang
     meningkat dan hanya terjadi pada 50% kasus
• Pemeriksaan gabungan titer ASTO, Ahase dan ADNaseB
  dapat mendeteksi infeksi streptokokus sebelumnya
  pada hampir 100% kasus
                                                                 27
Laboratorium
• Penurunan komplemen C3 dijumpai pada 80-90%
  kasus dalam 2 minggu pertama
  – Penurunan C3 sangat nyata, dengan kadar sekitar 20-
    40 mg/dl (normal 80-170 mg/dl)
• Kadar properdin menurun pada 50% kasus
• Kadar IgG sering meningkat lebih dari 1600
  mg/100 ml pada hampir 93% pasien
• Pada awal penyakit kebanyakan pasien
  mempunyai krioglobulin dalam sirkulasi yang
  mengandung IgG atau IgG bersama-sama IgM
  atau C3
                                                          28
Laboratorium
• Hampir sepertiga pasien menunjukkan
  pembendungan paru
• Penelitian Albar dkk., di Ujungpandang pada
  tahun 1980-1990 pada 176 kasus
                   Persen
                            Kardiomegali

            24%   42%       Bendungan
                            Sirkulasi Paru
            34%
                            Edem Paru

                                                29
DIAGNOSIS
• Curiga apabila:
  – Hematuria nyata yang timbul mendadak
  – Sembab
  – gagal ginjal akut setelah infeksi streptokokus
• Bukti yang mendukung:
  – Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis
  – bukti adanya infeksi streptokokus secara
    laboratoris
  – rendahnya kadar komplemen C3
                                                        30
Keadaan yang menyerupai GNAPS
• Glomerulonefritis kronik dengan eksaserbasi
  akut
• Purpura Henoch-Schoenlein yang mengenai
  ginjal
• Hematuria idiopatik
• Nefritis herediter (sindrom Alport )
• Lupus eritematosus sistemik


                                                31
Tata Laksana
• Penanganan pasien adalah suportif dan
  simtomatik
• Perawatan dibutuhkan apabila dijumpai:
  – Penurunan fungsi ginjal sedang sampai berat (klirens
    kreatinin <60 ml/1 menit/1,73 m2)
  – BUN > 50 mg
  – anak dengan tanda dan gejala uremia
     •   Muntah
     •   Letargi
     •   Hipertensi ensefalopati
     •   anuria
     •   oliguria menetap

                                                           32
Tata Laksana
• Pasien hipertensi dapat diberi diuretik atau anti hipertensi
   – Hipertensi ringan (tekanan darah sistolik 130 mmHg dan diastolik
     90 mmHg) umumnya diobservasi tanpa diberi terapi
   – Hipertensi sedang (sistolik > 140 –150 mmHg dan diastolik > 100
     mmHg) -> hidralazin oral atau intramuskular (IM), nifedipin oral
     atau sublingual.
   – Hipertensi berat -> hidralazin 0,15-0,30 mg/kbBB intravena, dapat
     diulang setiap 2-4 jam atau reserpin 0,03-0,10 mg/kgBB (1-3
     mg/m2) iv, atau natrium nitroprussid 1-8 m/kgBB/menit
   – Krisis hipertensi (sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 mmHg)
     diberi diazoxid 2-5 mg/kgBB iv secara cepat bersama furosemid 2
     mg/kgBB iv. Plihan lain, klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali, diulang
     setiap 4-6 jam atau diberi nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBb
     dan dapat diulang setiap 6 jam bila diperlukan

                                                                     33
Tata Laksana
• Retensi cairan ditangani dengan pembatasan
  cairan dan natrium
  – Asupan cairan sebanding dengan invensible water
    loss (400-500 ml/m2 luas permukaan tubuh/hari )
    ditambah setengah atau kurang dari urin yang
    keluar
  – Bila berat badan tidak berkurang diberi diuretik
    seperti furosemid 2mg/kgBB, 1-2 kali/har


                                                   34
Tata Laksana
• Pemakaian antibiotik tidak mempengaruhi
  perjalanan penyakit
• Pasien dengan biakan positif harus diberikan
  antibiotik untuk eradikasi organisme dan
  mencegah penyebaran ke individu lain
• injeksi benzathine penisilin 50.000 U/kg BB IM
  atau eritromisin oral 40 mg/kgBB/hari selama
  10 hari bila pasien alergi penisilin

                                               35
Tata Laksana
• Pembatasan bahan makanan
  – tergantung beratnya edem, gagal ginjal, dan hipertensi
  – Protein tidak perlu dibatasi bila kadar urea N kurang
    dari 75 mg/dL atau 100 mg/dL
  – azotemia -> asupan protein dibatasi 0,5 g/kgBB/hari
• Edem berat dan bendungan sirkulasi
  – NaCl 300 mg/hari
• Edem minimal dan hipertensi ringan
  – 1-2 g/m2/hari
• Oliguria
  – pemberian kalium harus dibatasi
                                                        36
Biopsi ginjal
• Tidak diindikasikan
• Dipertimbangkan apabila:
  – Gangguan fungsi ginjal berat khususnya bila etiologi
    tidak jelas (berkembang menjadi gagal ginjal atau
    sindrom nefrotik).
  – Tidak ada bukti infeksi streptokokus
  – Tidak terdapat penurunan kadar komplemen
  – Perbaikan yang lama dengan hipertensi yang
    menetap, azotemia, gross hematuria setelah 3
    minggu, kadar C3 yang rendah setelah 6
    minggu, proteinuria yang menetap setelah 6 bulan
    dan hematuria yang menetap setelah 12 bulan.

                                                           37
Perjalanan Penyakit / Pemantauan
• Fase awal glomerulonefritis akut berlangsung
  beberapa hari sampai 2 minggu
  – anak akan merasa lebih baik, diuresis lancar, edem
    dan hipertensi hilang, LFG kembali normal
• Penyakit ini dapat sembuh sendiri, jarang
  berkembang menjadi kronik
• Kronisitas dihubungkan dengan awal penyakit
  yang berat dan kelainan morfologis berupa
  hiperselularitas lobulus
                                                     38
Perjalanan Penyakit / Pemantauan
• kontrol tiap 4-6 minggu dalam 6 bulan pertama
  setelah awitan nefritis
• Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan eritrosit
  dan protein urin selama 1 tahun lebih
  bermanfaat untuk menilai perbaikan
• Kadar C3 akan kembali normal pada 95% pasien
  setelah 8-12 minggu, edem membaik dalam 5-10
  hari, tekanan darah kembali normal setelah 2-3
  minggu, walaupun dapat tetap tinggi sampai 6
  minggu
                                                39
Perjalanan Penyakit / Pemantauan
• Gross hematuria biasanya menghilang dalam 1-3
  minggu, hematuria mikroskopik menghilang
  setelah 6 bulan, namun dapat bertahan sampai 1
  tahun
• Proteinuria menghilang 2-3 bulan pertama atau
  setelah 6 bulan
• Kemungkinan nefritis kronik harus
  dipertimbangkan bila dijumpai hematuria
  bersama-sama proteinuria yang bertahan setelah
  12 bulan
                                               40
Prognosis
•   umur saat serangan
•   derajat berat penyakit
•   galur streptokukus tertentu
•   Pola serangan sporadik atau epidemik
•   tingkat penurunan fungsi ginjal
•   gambaran histologis glomerulus



                                           41
Prognosis
• Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik
  dibanding anak yang lebih besar atau orang
  dewasa
• GNAPS pada dewasa sering disertai lesi
  nekrotik glomerulus




                                               42
Prognosis
• Perbaikan klinis yang sempurna dan urin yang
  normal menunjukkan prognosis yang baik
• Insiden gangguan fungsi ginjal berkisar 1-30%
• Kemungkinan GNAPS menjadi kronik 5-10 %;
  sekitar 0,5-2% kasus menunjukkan penurunan
  fungsi ginjal cepat dan progresif dan dalam
  beberapa minggu atau bulan jatuh ke fase gagal
  ginjal terminal
• Angka kematian pada GNAPS bervariasi antara 0-
  7%
                                               43
PENCEGAHAN
• Harus dicegah karena berpotensi
  menyebabkan kerusakan ginjal
• Perbaikan ekonomi dan lingkungan tempat
  tinggal, mengontrol dan mengobati infeksi
  kulit




                                              44
Ringkasan
• Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus ditandai oleh
  adanya kelainan klinis akibat proliferasi dan inflamasi glomerulus
  yang berhubungan dengan infeksi Streptococcus beta hemolyticus
  grup A tipe nefritogenik.
• Adanya periode laten antara infeksi dan kelainan-kelainan
  glomerulus menunjukkan proses imunologis memegang peran
  penting dalam mekanisme terjadinya penyakit.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis,
  pemeriksaan fisis, bakteriologis, serologis, imunologis, dan
  histopatologis.
• Pengobatan hanya bersifat suportif dan simtomatik.
• Prognosis umumnya baik, dapat sembuh sempurna pada lebih dari
  90% kasus.
• Observasi jangka panjang diperlukan untuk membuktikan
  kemungkinan penyakit menjadi kronik

                                                                  45
Sumber
• Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
  pada Anak
  – Sondang Maniur Lumbanbatu
  – Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003
  – Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS HAM
  – Jalan Bunga Lau No. 17, Medan.
  – Telepon: 061-8361721, Fax.: 061-8361721
  – http://www.idai.or.id/saripediatri/fulltext.asp?q=2
    48

                                                      46

More Related Content

What's hot

Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
Fais PPT
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
Kharima SD
 
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
Ariandita Atias
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
Muhammad Ihsanuddin
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Seascape Surveys
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
fikri asyura
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
Estiza Havel
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
Fadel Muhammad Garishah
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
Muhammad Munandar
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
Encepal Cere
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Aulia Amani
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
Gilang Rizki Al Farizi
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
SofiaNofianti
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
Gilang Rizki Al Farizi
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
Anna Lestari
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebraKindal
 

What's hot (20)

Cairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan KoloidCairan Kristaloid dan Koloid
Cairan Kristaloid dan Koloid
 
Abses hati
Abses hatiAbses hati
Abses hati
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
ITP (IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA)
 
Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan NeurologisMengenal Lokasi Gangguan Neurologis
Mengenal Lokasi Gangguan Neurologis
 
Sirosis hati
Sirosis hatiSirosis hati
Sirosis hati
 
Kejang demam ppt
Kejang demam pptKejang demam ppt
Kejang demam ppt
 
Demam tifoid anak
Demam tifoid anakDemam tifoid anak
Demam tifoid anak
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Stilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafasStilah untuk suara nafas
Stilah untuk suara nafas
 
Demam tifoid
Demam tifoidDemam tifoid
Demam tifoid
 
Ilmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit DisentriIlmu Penyakit Disentri
Ilmu Penyakit Disentri
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
Nefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritikNefrotik vs nefritik
Nefrotik vs nefritik
 
how it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitushow it happened diabetes melitus
how it happened diabetes melitus
 
Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017Gnaps farmasi 2017
Gnaps farmasi 2017
 
Apendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronikApendisitis akut & kronik
Apendisitis akut & kronik
 
Prurigo hebra
Prurigo hebraPrurigo hebra
Prurigo hebra
 

Viewers also liked

Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
Juni Royntan Tampubolon
 
142286579 case
142286579 case142286579 case
142286579 case
homeworkping3
 
Glomerulonefritis
GlomerulonefritisGlomerulonefritis
Glomerulonefritis
eddynoy velasquez
 
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Omay Khan
 
Presentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologiPresentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologi
vyamignonette
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotikMayah M4y
 
Streptococcus beta hemolitikus grup a
Streptococcus beta hemolitikus grup aStreptococcus beta hemolitikus grup a
Streptococcus beta hemolitikus grup a
Haidar Estrada
 
Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015
Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015
Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015
Dr. Omar Guerrero Soto
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemihTracey Rompas
 
Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis
Acute Poststreptococcal GlomerulonephritisAcute Poststreptococcal Glomerulonephritis
Acute Poststreptococcal GlomerulonephritisHakimah Suhaimi
 
19 Acute Glomerulonephritis
19 Acute Glomerulonephritis19 Acute Glomerulonephritis
19 Acute Glomerulonephritisghalan
 
Glomerulonefritis
GlomerulonefritisGlomerulonefritis
GlomerulonefritisIPN - ESM
 

Viewers also liked (20)

Glomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akutGlomerulonefritis akut
Glomerulonefritis akut
 
Askep glomerulonefritis
Askep glomerulonefritisAskep glomerulonefritis
Askep glomerulonefritis
 
Sn eva
Sn evaSn eva
Sn eva
 
142286579 case
142286579 case142286579 case
142286579 case
 
Glomerulonefritis
GlomerulonefritisGlomerulonefritis
Glomerulonefritis
 
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
Askep anak glomerulonefritis akut (gna)
 
Presentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologiPresentasi kasus nefrologi
Presentasi kasus nefrologi
 
Askep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akutAskep glomerulonefritis akut
Askep glomerulonefritis akut
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Sindrom nefrotik
Sindrom nefrotikSindrom nefrotik
Sindrom nefrotik
 
Streptococcus beta hemolitikus grup a
Streptococcus beta hemolitikus grup aStreptococcus beta hemolitikus grup a
Streptococcus beta hemolitikus grup a
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015
Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015
Nefropatía lúpica XIII Curso Regional Medicina Interna Irapuato 2015
 
Ginjal
GinjalGinjal
Ginjal
 
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
83355370 presus-infeksi-saluran-kemih
 
Power Point Ginjal
Power Point GinjalPower Point Ginjal
Power Point Ginjal
 
Glomerulonefritis
GlomerulonefritisGlomerulonefritis
Glomerulonefritis
 
Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis
Acute Poststreptococcal GlomerulonephritisAcute Poststreptococcal Glomerulonephritis
Acute Poststreptococcal Glomerulonephritis
 
19 Acute Glomerulonephritis
19 Acute Glomerulonephritis19 Acute Glomerulonephritis
19 Acute Glomerulonephritis
 
Glomerulonefritis
GlomerulonefritisGlomerulonefritis
Glomerulonefritis
 

Similar to Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak

Askep anak dgn gna
Askep anak dgn gnaAskep anak dgn gna
Askep anak dgn gna
Army Of God
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
Muhammad Nasrullah
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
homeworkping4
 
Sindrom nefritik akut
Sindrom nefritik akutSindrom nefritik akut
Sindrom nefritik akut
FahmiIkhtiar
 
NEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptxNEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptx
JeremiaSimbolon
 
Glomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldoGlomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldo
Lina Lim
 
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
adindarabiattun
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
fikri asyura
 
Askep Glomerulonefritis
Askep GlomerulonefritisAskep Glomerulonefritis
Askep Glomerulonefritis
Fransiska Oktafiani
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
NovitaApramadha1
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotik
Nida Hidayati
 
Csf analysis
Csf analysisCsf analysis
Csf analysis
GunawanGunawan98
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
AhmadFahrozi7
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
Aster Widodo
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
RyanHendri
 
Referat 1
Referat 1Referat 1
Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4Aldi Rauf
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
Rizal_mz
 

Similar to Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak (20)

Askep anak dgn gna
Askep anak dgn gnaAskep anak dgn gna
Askep anak dgn gna
 
PILONEFRITIS
PILONEFRITISPILONEFRITIS
PILONEFRITIS
 
153075631 case-sn
153075631 case-sn153075631 case-sn
153075631 case-sn
 
Sindrom nefritik akut
Sindrom nefritik akutSindrom nefritik akut
Sindrom nefritik akut
 
NEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptxNEFROTIK SINDROME.pptx
NEFROTIK SINDROME.pptx
 
Glomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldoGlomerulonephritis aldo
Glomerulonephritis aldo
 
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
[OPTIMA]SoPem OPTIMA ANAK Sep'19.pdf
 
2. konjungtiva
2. konjungtiva2. konjungtiva
2. konjungtiva
 
Askep Glomerulonefritis
Askep GlomerulonefritisAskep Glomerulonefritis
Askep Glomerulonefritis
 
SN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptxSN PRESENTASI.pptx
SN PRESENTASI.pptx
 
Ppt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotikPpt sindrom nefrotik
Ppt sindrom nefrotik
 
Csf analysis
Csf analysisCsf analysis
Csf analysis
 
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptxPPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
PPT SLE laporan kasus ahmad fahrozi.pptx
 
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
Askep glomerulonefritis AKPER PEMDA MUNA
 
Sepsis
SepsisSepsis
Sepsis
 
BOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptxBOOKREADING SEPSIS.pptx
BOOKREADING SEPSIS.pptx
 
Referat 1
Referat 1Referat 1
Referat 1
 
Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4Glomerulopati blok-3-4
Glomerulopati blok-3-4
 
GNAPS.pptx
GNAPS.pptxGNAPS.pptx
GNAPS.pptx
 
Matamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitisMatamerah konjuktivitis
Matamerah konjuktivitis
 

Recently uploaded

farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
meta emilia surya dharma
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
adevindhamebrina
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
Jumainmain1
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
kirateraofficial
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
lansiapola
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
AFMLS
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
MuhammadAlFarizi88
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
LyanNurse1
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
andiaswindahlan1
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
PutriHanny4
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
gerald rundengan
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
helixyap92
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
YantariTiyora2
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
UmmyKhairussyifa1
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
ReniAnjarwati
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
fitrianakartikasari5
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
jualobat34
 
Contoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdf
Contoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdfContoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdf
Contoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdf
ProgramPTM1
 

Recently uploaded (20)

farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptxDefinisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
 
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternakPowerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
Powerpoint Penyakit Mulut dan Kuku pada ternak
 
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.pptPERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
PERHITUNGAN DOSIS OBAT Cara pemberian , Melakukan perhitungan dosis.ppt
 
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
Kelainan Air Ketuban (hidramnion, oligohidramnion)
 
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptxBAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
BAHAN AJAR 25 KETRAMPILAN KADER POSYANDU.pptx
 
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdfPresentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
Presentasi Pleno Kelompok 5 Modul 4 Kejang.pdf
 
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxxCBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
CBT BOARD INTERNAL Medicine chapter xxxx
 
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptxMalpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
Malpraktek & Kelalaian dalam kesehatan.pptx
 
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.pptPelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
Pelatihan-Kader Kesehatan-Posbindu-SOLO ppt.ppt
 
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptxAspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
Aspek legal etik keperawatan Maternitas.pptx
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.pptKEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
KEBIJK_Jaminan_kesehatan_Indonesia _014.ppt
 
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdfFIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
FIN_Kebijakan Skrining Bayi Baru Lahir.pdf
 
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan  PISP diarePanduan pencatatan dan pelaporan  PISP diare
Panduan pencatatan dan pelaporan PISP diare
 
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.pptBahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
Bahan ajar - INTERAKSI ANTIGEN DAN ANTIBODI-.ppt
 
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoaudit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejo
 
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.pptAskep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
Askep-Anak-dengan-gangguan malnutris.ppt
 
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
0838-4800-7379Jual Obat Aborsi Cytotec Asli.pdf
 
Contoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdf
Contoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdfContoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdf
Contoh Sasaran Kinerja Epidemiolog Tahun 2023.pdf
 

Glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak

  • 1. Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak Power point oleh: Charlie Windri Berdasarkan jurnal karya: Sondang Maniur Lumbanbatu 1
  • 2. Glomerulonefritis •merupakan penyakit ginjal dengan suatu inflamasi dan proliferasi sel glomerulus 2
  • 3. 3
  • 4. 4
  • 5. 5
  • 6. 6
  • 7. 7
  • 8. 8
  • 9. 9
  • 10. Peradangan • disebabkan mekanisme imunologis yang menimbulkan kelainan patologis glomerulus • mekanisme yang masih belum jelas Pasien anak • Kebanyakan kasus pasca infeksi • paling sering infeksi streptokokus beta hemolitikus grup A 10
  • 11. • penyakit kompleks imun • contoh klasik sindroma Glomerulonefritis akut pasca nefritik akut dengan streptokokus awitan gross hematuria, edema, hipertensi dan insufisiensi ginjal akut 11
  • 12. GNAPS •Sering dijumpai •penyebab lesi ginjal non supuratif terbanyak pada anak •insiden berkisar 0-28% pasca infeksi streptokokus 12
  • 13. Streptococcus beta hemolyticus group A tipe nefritogenik • Faringitis – paling sering tipe 12 – kadang juga tipe 1,4 ,6 dan 25 • Pioderma – Tipe 49 – galur 53,55,56,57 dan 58 dapat berimplikasi • Antigen: endostreptosin, antigen presorbing (PA- Ag), nephriticstrain-associated protein (NSAP) yang dikenal sebagai streptokinase dan nephritic plasmin binding protein (NPBP) 13
  • 14. Dapat terjadi secara epidemik atau sporadik Paling sering pada anak usia sekolah yang lebih muda, antara 5-8 tahun Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan 2:1 Indonesia • Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan terbanyak menyerang anak usia 6-8 tahun (40,6%) 14
  • 15. Patogenesis dan Gambaran Histologis Patogenesis GNAPS belum diketahui dengan pasti Faktor genetik • ditemukannya HLA-D dan HLA-DR Proses imunologis 15
  • 16. Proses Imunologis respon yang berlebihan dari sistim imun pejamu Enzim pada Terbentuknya Aktivasi lisosom stimulus kompleks Ag- sistim merusak antigen Ab komplemen glomerulus Produksi melintas menarik antibodi yang pada neutrofil berlebihan membran basal glomerulus 16
  • 17. Hipotesis lain… • neuraminidase yang dihasilkan oleh streptokokus akan mengubah IgG endogen menjadi autoantigen. • Terbentuknya auto-antibodi terhadap IgG yang telah berubah tersebut, mengakibatkan pembentukan komplek imun yang bersirkulasi, kemudian mengendap dalam ginjal 17
  • 18. kasus • proliferasi ringan sampai sedang dari sel mesangial dan matriks ringan • proliferasi sel mesangial, matriks kasus dan sel endotel yang difus disertai infiltrasi sel polimorfonuklear dan berat monosit, serta penyumbatan lumen kapiler 18
  • 19. Glomerulonefritis proliferatif eksudatif endokapiler difus • Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelainan morfologi penyakit ini • Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat dijumpai mulai dari yang halus sampai kasar yang tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding kapiler • Endapan imunoglobulin dalam kapiler glomerulus didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig A yang dapat dilihat dengan mikroskop imunofluoresen • Mikroskop elektron menunjukkan deposit padat elektron atau humps terletak di daerah subepitelial yang khas dan akan beragregasi menjadi Ag-Ab kompleks 19
  • 20. Gambaran Klinis • Lebih dari 50 % kasus GNAPS adalah asimtomatik • Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi saluran napas atas dengan nyeri tenggorok dua minggu mendahului timbulnya sembab • Periode laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit 20
  • 21. Anamnesis • Hematuria – gross hematuria • 30-50 % pasien yang dirawat – Mikroskopik • demam, malaise, nyeri, nafsu makan menurun, nyeri kepala, atau lesu • Oliguria sampai anuria 21
  • 22. Anamnesis • hipertensi – pada hampir semua pasien GNAPS – biasanya ringan atau sedang – Mendadak tinggi selama 3-5 hari, setelah itu tekanan darah menurun perlahan-lahan dalam waktu 1-2 minggu • Edema 22
  • 23. Anamnesis • Edema – wajah sembab – edem pretibial – gambaran sindrom nefrotik – Asites dijumpai pada sekitar 35% pasien dengan edem • takipne dan dispne 23
  • 24. Laboratorium • Pemeriksaan urin sangat penting untuk menegakkan diagnosis nefritis akut • Volume urin berkurang -> warna gelap atau kecoklatan -> air cucian daging • Hematuria makroskopis maupun mikroskopis dijumpai pada hampir semua pasien • Eritrosit khas terdapat pada 60-85% kasus, menunjukkan adanya perdarahan glomerulus • Proteinuria sebanding dengan derajat hematuria dan ekskresi protein umumnya tidak melebihi 2gr/m2 luas permukaan tubuh perhari. • Sekitar 2-5% anak disertai proteinuria masif seperti gambaran nefrotik 24
  • 25. Laboratorium • LFG berkurang – Penurunan kapasitas ekskresi air dan garam -> ekspansi volume cairan ekstraselular – akibat tertutupnya permukaan glomerulus dengan deposit kompleks imun • Peningkatan urea nitrogen darah dan konsentrasi serum kreatinin 25
  • 26. Laboratorium • Anemia – sebanding dengan derajat ekspansi volume cairan esktraselular – membaik bila edem menghilang – pemendekan masa hidup eritrosit • Kadar albumin dan protein serum sedikit menurun – proses dilusi – berbanding terbalik dengan jumlah deposit imun kompleks pada mesangial glomerulus 26
  • 27. Laboratorium • Isolasi dan Identifikasi streptokokus – Pemeriksaan bakteriologis apus tenggorok atau kulit • Uji serologi respon imun terhadap antigen streptokokus – Peningkatan titer antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO) terjadi 10-14 hari setelah infeksi streptokokus – Kenaikan titer ASTO terdapat pada 75-80% pasien yang tidak mendapat antibiotik – Titer ASTO pasca infeksi streptokokus pada kulit jarang meningkat dan hanya terjadi pada 50% kasus • Pemeriksaan gabungan titer ASTO, Ahase dan ADNaseB dapat mendeteksi infeksi streptokokus sebelumnya pada hampir 100% kasus 27
  • 28. Laboratorium • Penurunan komplemen C3 dijumpai pada 80-90% kasus dalam 2 minggu pertama – Penurunan C3 sangat nyata, dengan kadar sekitar 20- 40 mg/dl (normal 80-170 mg/dl) • Kadar properdin menurun pada 50% kasus • Kadar IgG sering meningkat lebih dari 1600 mg/100 ml pada hampir 93% pasien • Pada awal penyakit kebanyakan pasien mempunyai krioglobulin dalam sirkulasi yang mengandung IgG atau IgG bersama-sama IgM atau C3 28
  • 29. Laboratorium • Hampir sepertiga pasien menunjukkan pembendungan paru • Penelitian Albar dkk., di Ujungpandang pada tahun 1980-1990 pada 176 kasus Persen Kardiomegali 24% 42% Bendungan Sirkulasi Paru 34% Edem Paru 29
  • 30. DIAGNOSIS • Curiga apabila: – Hematuria nyata yang timbul mendadak – Sembab – gagal ginjal akut setelah infeksi streptokokus • Bukti yang mendukung: – Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis – bukti adanya infeksi streptokokus secara laboratoris – rendahnya kadar komplemen C3 30
  • 31. Keadaan yang menyerupai GNAPS • Glomerulonefritis kronik dengan eksaserbasi akut • Purpura Henoch-Schoenlein yang mengenai ginjal • Hematuria idiopatik • Nefritis herediter (sindrom Alport ) • Lupus eritematosus sistemik 31
  • 32. Tata Laksana • Penanganan pasien adalah suportif dan simtomatik • Perawatan dibutuhkan apabila dijumpai: – Penurunan fungsi ginjal sedang sampai berat (klirens kreatinin <60 ml/1 menit/1,73 m2) – BUN > 50 mg – anak dengan tanda dan gejala uremia • Muntah • Letargi • Hipertensi ensefalopati • anuria • oliguria menetap 32
  • 33. Tata Laksana • Pasien hipertensi dapat diberi diuretik atau anti hipertensi – Hipertensi ringan (tekanan darah sistolik 130 mmHg dan diastolik 90 mmHg) umumnya diobservasi tanpa diberi terapi – Hipertensi sedang (sistolik > 140 –150 mmHg dan diastolik > 100 mmHg) -> hidralazin oral atau intramuskular (IM), nifedipin oral atau sublingual. – Hipertensi berat -> hidralazin 0,15-0,30 mg/kbBB intravena, dapat diulang setiap 2-4 jam atau reserpin 0,03-0,10 mg/kgBB (1-3 mg/m2) iv, atau natrium nitroprussid 1-8 m/kgBB/menit – Krisis hipertensi (sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 mmHg) diberi diazoxid 2-5 mg/kgBB iv secara cepat bersama furosemid 2 mg/kgBB iv. Plihan lain, klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali, diulang setiap 4-6 jam atau diberi nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBb dan dapat diulang setiap 6 jam bila diperlukan 33
  • 34. Tata Laksana • Retensi cairan ditangani dengan pembatasan cairan dan natrium – Asupan cairan sebanding dengan invensible water loss (400-500 ml/m2 luas permukaan tubuh/hari ) ditambah setengah atau kurang dari urin yang keluar – Bila berat badan tidak berkurang diberi diuretik seperti furosemid 2mg/kgBB, 1-2 kali/har 34
  • 35. Tata Laksana • Pemakaian antibiotik tidak mempengaruhi perjalanan penyakit • Pasien dengan biakan positif harus diberikan antibiotik untuk eradikasi organisme dan mencegah penyebaran ke individu lain • injeksi benzathine penisilin 50.000 U/kg BB IM atau eritromisin oral 40 mg/kgBB/hari selama 10 hari bila pasien alergi penisilin 35
  • 36. Tata Laksana • Pembatasan bahan makanan – tergantung beratnya edem, gagal ginjal, dan hipertensi – Protein tidak perlu dibatasi bila kadar urea N kurang dari 75 mg/dL atau 100 mg/dL – azotemia -> asupan protein dibatasi 0,5 g/kgBB/hari • Edem berat dan bendungan sirkulasi – NaCl 300 mg/hari • Edem minimal dan hipertensi ringan – 1-2 g/m2/hari • Oliguria – pemberian kalium harus dibatasi 36
  • 37. Biopsi ginjal • Tidak diindikasikan • Dipertimbangkan apabila: – Gangguan fungsi ginjal berat khususnya bila etiologi tidak jelas (berkembang menjadi gagal ginjal atau sindrom nefrotik). – Tidak ada bukti infeksi streptokokus – Tidak terdapat penurunan kadar komplemen – Perbaikan yang lama dengan hipertensi yang menetap, azotemia, gross hematuria setelah 3 minggu, kadar C3 yang rendah setelah 6 minggu, proteinuria yang menetap setelah 6 bulan dan hematuria yang menetap setelah 12 bulan. 37
  • 38. Perjalanan Penyakit / Pemantauan • Fase awal glomerulonefritis akut berlangsung beberapa hari sampai 2 minggu – anak akan merasa lebih baik, diuresis lancar, edem dan hipertensi hilang, LFG kembali normal • Penyakit ini dapat sembuh sendiri, jarang berkembang menjadi kronik • Kronisitas dihubungkan dengan awal penyakit yang berat dan kelainan morfologis berupa hiperselularitas lobulus 38
  • 39. Perjalanan Penyakit / Pemantauan • kontrol tiap 4-6 minggu dalam 6 bulan pertama setelah awitan nefritis • Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan eritrosit dan protein urin selama 1 tahun lebih bermanfaat untuk menilai perbaikan • Kadar C3 akan kembali normal pada 95% pasien setelah 8-12 minggu, edem membaik dalam 5-10 hari, tekanan darah kembali normal setelah 2-3 minggu, walaupun dapat tetap tinggi sampai 6 minggu 39
  • 40. Perjalanan Penyakit / Pemantauan • Gross hematuria biasanya menghilang dalam 1-3 minggu, hematuria mikroskopik menghilang setelah 6 bulan, namun dapat bertahan sampai 1 tahun • Proteinuria menghilang 2-3 bulan pertama atau setelah 6 bulan • Kemungkinan nefritis kronik harus dipertimbangkan bila dijumpai hematuria bersama-sama proteinuria yang bertahan setelah 12 bulan 40
  • 41. Prognosis • umur saat serangan • derajat berat penyakit • galur streptokukus tertentu • Pola serangan sporadik atau epidemik • tingkat penurunan fungsi ginjal • gambaran histologis glomerulus 41
  • 42. Prognosis • Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik dibanding anak yang lebih besar atau orang dewasa • GNAPS pada dewasa sering disertai lesi nekrotik glomerulus 42
  • 43. Prognosis • Perbaikan klinis yang sempurna dan urin yang normal menunjukkan prognosis yang baik • Insiden gangguan fungsi ginjal berkisar 1-30% • Kemungkinan GNAPS menjadi kronik 5-10 %; sekitar 0,5-2% kasus menunjukkan penurunan fungsi ginjal cepat dan progresif dan dalam beberapa minggu atau bulan jatuh ke fase gagal ginjal terminal • Angka kematian pada GNAPS bervariasi antara 0- 7% 43
  • 44. PENCEGAHAN • Harus dicegah karena berpotensi menyebabkan kerusakan ginjal • Perbaikan ekonomi dan lingkungan tempat tinggal, mengontrol dan mengobati infeksi kulit 44
  • 45. Ringkasan • Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus ditandai oleh adanya kelainan klinis akibat proliferasi dan inflamasi glomerulus yang berhubungan dengan infeksi Streptococcus beta hemolyticus grup A tipe nefritogenik. • Adanya periode laten antara infeksi dan kelainan-kelainan glomerulus menunjukkan proses imunologis memegang peran penting dalam mekanisme terjadinya penyakit. • Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisis, bakteriologis, serologis, imunologis, dan histopatologis. • Pengobatan hanya bersifat suportif dan simtomatik. • Prognosis umumnya baik, dapat sembuh sempurna pada lebih dari 90% kasus. • Observasi jangka panjang diperlukan untuk membuktikan kemungkinan penyakit menjadi kronik 45
  • 46. Sumber • Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus pada Anak – Sondang Maniur Lumbanbatu – Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003 – Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS HAM – Jalan Bunga Lau No. 17, Medan. – Telepon: 061-8361721, Fax.: 061-8361721 – http://www.idai.or.id/saripediatri/fulltext.asp?q=2 48 46