Dokumen tersebut membahas tentang glomerulonefritis akut pasca streptokokus pada anak, yang merupakan penyakit ginjal akibat inflamasi sel-sel glomerulus yang sering terjadi setelah infeksi streptokokus, dengan gejala seperti hematuria, edema, dan hipertensi."
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
Muntah pada Anak
Dipresentasikan oleh DR. dr. Dwi Prasetyo, SpA(K), M.Kes
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FK UNPAD/ RS Hasan Sadikin Bandung
pada PIT VI IDI Kota Bogor | 10 Nopember 2013
IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA (ITP)
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah trombosit di dalam sirkulasi berkisar antara 150.000 -450000/ul, rata-rata berumur 7-10 hari kira-kira 1/3 dari jumlah trombosit di dalam sirkulasidarah mengalami penghancuran di dalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di produksi 150.000 - 450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL.(Sudoyo, dkk ,2006).
Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemiaaplastik, mielofibrosis, terapi radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi intravaskuler, diseminasi (DIC); distribusi abnormal atau sekuestrasi pada limpa ; atau trombositopenia dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah. (Sandara, 2003).Trombositipenia didefinisikan juga sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3.
Glomerulonefritis Acute Post Streptococcus patofisiologi dan terapi
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
IDIOPATIK THROMBOSITOPENIK PURPURA (ITP)
Trombositopenia adalah suatu kekurangan trombosit, yang merupakan bagian dari pembekuan darah. Pada orang normal jumlah trombosit di dalam sirkulasi berkisar antara 150.000 -450000/ul, rata-rata berumur 7-10 hari kira-kira 1/3 dari jumlah trombosit di dalam sirkulasidarah mengalami penghancuran di dalam limpa oleh karena itu untuk mempertahankan jumlah trombosit supaya tetap normal di produksi 150.000 - 450000 sel trombosit perhari. Jika jumlah trombosit kurang dari 30.000/mL, bisa terjadi perdarahan abnormal meskipun biasanya gangguan baru timbul jika jumlah trombosit mencapai kurang dari 10.000/mL.(Sudoyo, dkk ,2006).
Trombositopenia dapat bersifat kongenital atau di dapat, dan terjadi akibat penurunan reproduksi trombosit, seperti pada anemiaaplastik, mielofibrosis, terapi radiasi atau leukimia, peningkatan penghancuran trombosit, seperti pada infeksi tertentu ; toksisitas obat, atau koagulasi intravaskuler, diseminasi (DIC); distribusi abnormal atau sekuestrasi pada limpa ; atau trombositopenia dilusional setelah hemoragi atau tranfusi sel darah merah. (Sandara, 2003).Trombositipenia didefinisikan juga sebagai jumlah trombosit kurang dari 100.000/mm3.
Glomerulonefritis Acute Post Streptococcus patofisiologi dan terapi
Please contact me if you necessity to this presentation in gilangrizki.alfarizi@gmail.com
Menjaga agar volume cairan tubuh tetap relatif konstan dan komposisi elektrolit di dalamnya tetap stabil adalah penting bagi homeostatis. Beberapa masalah klinis timbul akibat adanya abnormalitas dalam hal tersebut. Untuk bertahan, kita harus menjaga volume dan komposisi cairan tubuh, baik ekstraseluler (CES) maupun cairan intraseluler (CIS) dalam batas normal. Gangguan cairan dan elektrolit dapat membawa penderita dalam kegawatan yang kalau tidak dikelolam secara cepat dan tepat dapat menimbulkan kematian. Hal tersebut terlihat misalnya pada diare, peritonitis, ileus obstruktif, terbakar, atau pada pendarahan yang banyak.
Elektrolit merupakan molekul terionisasi yang terdapat di dalam darah, jaringan, dan sel tubuh. Molekul tersebut, baik yang positif (kation) maupun yang negatif (anion) menghantarkan arus listrik dan membantu mempertahankan pH dan level asam basa dalam tubuh. Elektrolit juga memfasilitasi pergerakan cairan antar dan dalam sel melalui suatu proses yang dikenal sebagai osmosis dan memegang peraran dalam pengaturan fungsi neuromuskular, endokrin, dan sistem ekskresi.
Jumlah asupan air dan elektrolit melalui makan dan minum akan dikeluarkan dalam jumlah relatif sama. Ketika terjadi gangguan homeostasis dimana jumlah yang masuk dan keluar tidak seimbang, harus segera diberikan terapi untuk mengembalikan keseimbangan tersebut
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
Definisi dan Ruang Lingkup Farmakovigilans.pptx
audit stunting Desa Bengkak Kecamatan wongsorejoReniAnjarwati
AUDIT STUNTING BADUTA DESA BENGKAK YANG MENGALAMI MALNUTRISI
DARI HASIL RECALL 24 JAM DIPEROLEH HASIL :1. ENERGI 53,8 % (DEFISIT TINGKAT BERAT)2. KARBOHIDRAT 60,74% (DEFISIT TINGKAT BERAT)3. PROTEIN 113,5% (NORMAL)4.LEMAK 86,8% (DEFISIT TINGKAT RINGAN)
Jual Obat Aborsi Cytotec | 083848007379 | Obat Aborsi Cytotec | Obat Telat Bulan | Obat Pelancar Haid | Obat Penggugur Kandungan | Cara Aborsi Aman | Cara Menggugurkan Kandungan | Apotek Cytotec | Klinik obataborsi7 | Jual Jamu Aborsi | Tempat Aborsi | Jual Obat Cytotec | Agen Cytotec | Alamat Penjual Cytotec | Tempat Penjual Cytotec | Harga Obat Aborsi | Harga Obat Cytotec | Obat Aborsi Wilayah.
Hp / WA :083848007379
APOTEK : Kami Jual Obat Aborsi Cytotec Hub :083848007379 | Jual Obat Aborsi Cytotec| Obat Penggugur Kandungan Cytotec |
Obat Pelancar Haid Tuntas. Dengan harga yang bisa Anda pilih sesuai usia kandungan Anda.
Tips menghindari penjual obat palsu:
(1) Hindari penawaran dengan harga yang murah / murahan hasil pasti (GAGAL).
(2) Layanan Setiap Waktu, bisa di TLP, dengan Respon yang baik & cepat.
(3) Mendapatkan No Resi Pengiriman supaya anda bisa cek melalui JNE/TIKI/POS terdekat untuk mengetahui / memastikan pesanan anda.
(4) Ada berbagai BUKTI nyata tanpa rekayasa & TERPERCAYA.
(5) Mintalah foto obat dengan mencantumkan alamat Anda di sekitarnya sebelum Anda mentransfer pembayaranya.
DAFTAR LENGKAP HARGA PAKET OBAT CYTOTEC AMAN DAN TERPERCAYA
Berikut daftar lengkap dari berbagai paket Obat Aborsi Cytotec — Obat Aborsi Tuntas — Obat Penggugur Kandungan ( Obat Telat Bulan — Dan Obat Aborsi Ampuh )
PAKET OBAT ABORSI HARGA STANDAR DAN HARGA TUNTAS
Paket Standar . 1 – 4 Minggu Rp. 800.000,
– Paket Tuntas 1 Bulan – Rp. 1.000.000,-
Paket Standar . 4 – 8 Minggu Rp. 1.200.000,
– Paket Tuntas – Rp. 1.500.000,-
Paket Standar . 8 – 12 Minggu Rp. 1.800.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.100.000,-
Paket Standar . 12 – 16 Minggu Rp. 2.400.000,
– Paket Tuntas – Rp. 2.800.000,
-16 – 24 Minggu Rp. 3.500.000,-
28 – 32 Minggu Rp. 4.500.000,-
Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Standar 90% Tingkat keberhasilan* Paket Obat Telat Bulan — Obat Aborsi Tuntas 99% Tingkat keberhasilan
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL, KARNA OBAT YANG ASLI MASIH BERKEMASAN TABLET UTUH, BENTUKNYA TABLET PUTIH SEGI ENAM BUKAN BULAT POLOS….!
TERIMAKASIH ATAS KEPERCAYAAN ANDA MENJADI PELANGGAN
KAMI
Pengiriman obat aborsi ampuh dilakukan melalui Tiki, Jne, pos indonesia untuk luar negri pos EMS EXPRESS 1–2 HARI SAMPAI. UNTUK LUAR NEGERI PAKET EMS 3–4 HARI DIJAMIN 100% SAMPAI DITEMPAT TUJUAN ALAMAT RUMAH ANDA,
INGAT … JANGAN TERGIUR HARGA MURAH … ANDA BISA MENYESAL
BUKTI PENGIRIMAN YANG DI KEMAS
Wa :083848007379
FORMAT PEMESANAN Pengiriman Via Paket JNE / TIKI / POS EMS INTERNASIONAL Untuk Luar Kota dan Luar Negeri.
Anda Bisa SMS kan Format Pemesanan Seperti Di Bawah Ini :
Nama Lengkap : __
Alamat Lengkap : __
No. Hp Aktif : __
Pesanan Barang : __
Bank Transfer : __
? Contoh Format Pemesanan
Nama Lengkap : Amelia Lestary
Alamat Lengkap : Jl. Pahlawan No.105
No. Hp Aktif : 08123456xxx
Pesanan Barang : Paket Obat Aborsi No.4, Rp xxxxxx
Transfer Bank : Via Bank BRI / BNI / MANDIRI / BCA
Lalu Anda Kirimkan SMS Ke Nomer Kami
.
10. Peradangan
• disebabkan mekanisme imunologis yang
menimbulkan kelainan patologis
glomerulus
• mekanisme yang masih belum jelas
Pasien anak
• Kebanyakan kasus pasca infeksi
• paling sering infeksi streptokokus beta
hemolitikus grup A
10
11. • penyakit kompleks
imun
• contoh klasik sindroma
Glomerulonefritis
akut pasca
nefritik akut dengan
streptokokus awitan gross
hematuria, edema,
hipertensi dan
insufisiensi ginjal akut
11
13. Streptococcus beta hemolyticus group
A tipe nefritogenik
• Faringitis
– paling sering tipe 12
– kadang juga tipe 1,4 ,6 dan 25
• Pioderma
– Tipe 49
– galur 53,55,56,57 dan 58 dapat berimplikasi
• Antigen: endostreptosin, antigen presorbing (PA-
Ag), nephriticstrain-associated protein (NSAP)
yang dikenal sebagai streptokinase dan nephritic
plasmin binding protein (NPBP)
13
14. Dapat terjadi secara epidemik atau sporadik
Paling sering pada anak usia sekolah yang lebih
muda, antara 5-8 tahun
Perbandingan anak laki-laki dan anak perempuan
2:1
Indonesia
• Perbandingan pasien laki-laki dan perempuan 1,3:1 dan
terbanyak menyerang anak usia 6-8 tahun (40,6%)
14
15. Patogenesis dan Gambaran Histologis
Patogenesis GNAPS belum diketahui dengan
pasti
Faktor genetik
• ditemukannya HLA-D dan HLA-DR
Proses imunologis
15
16. Proses Imunologis
respon yang
berlebihan
dari sistim
imun pejamu Enzim
pada Terbentuknya Aktivasi lisosom
stimulus kompleks Ag- sistim merusak
antigen Ab komplemen glomerulus
Produksi melintas menarik
antibodi yang pada neutrofil
berlebihan membran
basal
glomerulus
16
17. Hipotesis lain…
• neuraminidase yang dihasilkan oleh
streptokokus akan mengubah IgG endogen
menjadi autoantigen.
• Terbentuknya auto-antibodi terhadap IgG
yang telah berubah tersebut, mengakibatkan
pembentukan komplek imun yang bersirkulasi,
kemudian mengendap dalam ginjal
17
18. kasus • proliferasi ringan sampai sedang
dari sel mesangial dan matriks
ringan
• proliferasi sel mesangial, matriks
kasus dan sel endotel yang difus disertai
infiltrasi sel polimorfonuklear dan
berat monosit, serta penyumbatan
lumen kapiler
18
19. Glomerulonefritis proliferatif eksudatif
endokapiler difus
• Istilah yang digunakan untuk menggambarkan kelainan
morfologi penyakit ini
• Bentuk bulan sabit dan inflamasi interstisial dapat
dijumpai mulai dari yang halus sampai kasar yang
tipikal di dalam mesangium dan di sepanjang dinding
kapiler
• Endapan imunoglobulin dalam kapiler glomerulus
didominasi oleh Ig G dan sebagian kecil Ig M atau Ig A
yang dapat dilihat dengan mikroskop imunofluoresen
• Mikroskop elektron menunjukkan deposit padat
elektron atau humps terletak di daerah subepitelial
yang khas dan akan beragregasi menjadi Ag-Ab
kompleks
19
20. Gambaran Klinis
• Lebih dari 50 % kasus GNAPS adalah
asimtomatik
• Kasus klasik atau tipikal diawali dengan infeksi
saluran napas atas dengan nyeri tenggorok
dua minggu mendahului timbulnya sembab
• Periode laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah
infeksi tenggorok atau kulit
20
22. Anamnesis
• hipertensi
– pada hampir semua pasien GNAPS
– biasanya ringan atau sedang
– Mendadak tinggi selama 3-5 hari, setelah itu
tekanan darah menurun perlahan-lahan dalam
waktu 1-2 minggu
• Edema
22
23. Anamnesis
• Edema
– wajah sembab
– edem pretibial
– gambaran sindrom nefrotik
– Asites dijumpai pada sekitar 35% pasien dengan
edem
• takipne dan dispne
23
24. Laboratorium
• Pemeriksaan urin sangat penting untuk menegakkan
diagnosis nefritis akut
• Volume urin berkurang -> warna gelap atau kecoklatan
-> air cucian daging
• Hematuria makroskopis maupun mikroskopis dijumpai
pada hampir semua pasien
• Eritrosit khas terdapat pada 60-85% kasus,
menunjukkan adanya perdarahan glomerulus
• Proteinuria sebanding dengan derajat hematuria dan
ekskresi protein umumnya tidak melebihi 2gr/m2 luas
permukaan tubuh perhari.
• Sekitar 2-5% anak disertai proteinuria masif seperti
gambaran nefrotik
24
25. Laboratorium
• LFG berkurang
– Penurunan kapasitas ekskresi air dan garam ->
ekspansi volume cairan ekstraselular
– akibat tertutupnya permukaan glomerulus dengan
deposit kompleks imun
• Peningkatan urea nitrogen darah dan
konsentrasi serum kreatinin
25
26. Laboratorium
• Anemia
– sebanding dengan derajat ekspansi volume cairan
esktraselular
– membaik bila edem menghilang
– pemendekan masa hidup eritrosit
• Kadar albumin dan protein serum sedikit
menurun
– proses dilusi
– berbanding terbalik dengan jumlah deposit imun
kompleks pada mesangial glomerulus
26
27. Laboratorium
• Isolasi dan Identifikasi streptokokus
– Pemeriksaan bakteriologis apus tenggorok atau kulit
• Uji serologi respon imun terhadap antigen
streptokokus
– Peningkatan titer antibodi terhadap streptolisin-O (ASTO)
terjadi 10-14 hari setelah infeksi streptokokus
– Kenaikan titer ASTO terdapat pada 75-80% pasien yang
tidak mendapat antibiotik
– Titer ASTO pasca infeksi streptokokus pada kulit jarang
meningkat dan hanya terjadi pada 50% kasus
• Pemeriksaan gabungan titer ASTO, Ahase dan ADNaseB
dapat mendeteksi infeksi streptokokus sebelumnya
pada hampir 100% kasus
27
28. Laboratorium
• Penurunan komplemen C3 dijumpai pada 80-90%
kasus dalam 2 minggu pertama
– Penurunan C3 sangat nyata, dengan kadar sekitar 20-
40 mg/dl (normal 80-170 mg/dl)
• Kadar properdin menurun pada 50% kasus
• Kadar IgG sering meningkat lebih dari 1600
mg/100 ml pada hampir 93% pasien
• Pada awal penyakit kebanyakan pasien
mempunyai krioglobulin dalam sirkulasi yang
mengandung IgG atau IgG bersama-sama IgM
atau C3
28
29. Laboratorium
• Hampir sepertiga pasien menunjukkan
pembendungan paru
• Penelitian Albar dkk., di Ujungpandang pada
tahun 1980-1990 pada 176 kasus
Persen
Kardiomegali
24% 42% Bendungan
Sirkulasi Paru
34%
Edem Paru
29
30. DIAGNOSIS
• Curiga apabila:
– Hematuria nyata yang timbul mendadak
– Sembab
– gagal ginjal akut setelah infeksi streptokokus
• Bukti yang mendukung:
– Tanda glomerulonefritis yang khas pada urinalisis
– bukti adanya infeksi streptokokus secara
laboratoris
– rendahnya kadar komplemen C3
30
31. Keadaan yang menyerupai GNAPS
• Glomerulonefritis kronik dengan eksaserbasi
akut
• Purpura Henoch-Schoenlein yang mengenai
ginjal
• Hematuria idiopatik
• Nefritis herediter (sindrom Alport )
• Lupus eritematosus sistemik
31
32. Tata Laksana
• Penanganan pasien adalah suportif dan
simtomatik
• Perawatan dibutuhkan apabila dijumpai:
– Penurunan fungsi ginjal sedang sampai berat (klirens
kreatinin <60 ml/1 menit/1,73 m2)
– BUN > 50 mg
– anak dengan tanda dan gejala uremia
• Muntah
• Letargi
• Hipertensi ensefalopati
• anuria
• oliguria menetap
32
33. Tata Laksana
• Pasien hipertensi dapat diberi diuretik atau anti hipertensi
– Hipertensi ringan (tekanan darah sistolik 130 mmHg dan diastolik
90 mmHg) umumnya diobservasi tanpa diberi terapi
– Hipertensi sedang (sistolik > 140 –150 mmHg dan diastolik > 100
mmHg) -> hidralazin oral atau intramuskular (IM), nifedipin oral
atau sublingual.
– Hipertensi berat -> hidralazin 0,15-0,30 mg/kbBB intravena, dapat
diulang setiap 2-4 jam atau reserpin 0,03-0,10 mg/kgBB (1-3
mg/m2) iv, atau natrium nitroprussid 1-8 m/kgBB/menit
– Krisis hipertensi (sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 mmHg)
diberi diazoxid 2-5 mg/kgBB iv secara cepat bersama furosemid 2
mg/kgBB iv. Plihan lain, klonidin drip 0,002 mg/kgBB/kali, diulang
setiap 4-6 jam atau diberi nifedipin sublingual 0,25-0,5 mg/kgBb
dan dapat diulang setiap 6 jam bila diperlukan
33
34. Tata Laksana
• Retensi cairan ditangani dengan pembatasan
cairan dan natrium
– Asupan cairan sebanding dengan invensible water
loss (400-500 ml/m2 luas permukaan tubuh/hari )
ditambah setengah atau kurang dari urin yang
keluar
– Bila berat badan tidak berkurang diberi diuretik
seperti furosemid 2mg/kgBB, 1-2 kali/har
34
35. Tata Laksana
• Pemakaian antibiotik tidak mempengaruhi
perjalanan penyakit
• Pasien dengan biakan positif harus diberikan
antibiotik untuk eradikasi organisme dan
mencegah penyebaran ke individu lain
• injeksi benzathine penisilin 50.000 U/kg BB IM
atau eritromisin oral 40 mg/kgBB/hari selama
10 hari bila pasien alergi penisilin
35
36. Tata Laksana
• Pembatasan bahan makanan
– tergantung beratnya edem, gagal ginjal, dan hipertensi
– Protein tidak perlu dibatasi bila kadar urea N kurang
dari 75 mg/dL atau 100 mg/dL
– azotemia -> asupan protein dibatasi 0,5 g/kgBB/hari
• Edem berat dan bendungan sirkulasi
– NaCl 300 mg/hari
• Edem minimal dan hipertensi ringan
– 1-2 g/m2/hari
• Oliguria
– pemberian kalium harus dibatasi
36
37. Biopsi ginjal
• Tidak diindikasikan
• Dipertimbangkan apabila:
– Gangguan fungsi ginjal berat khususnya bila etiologi
tidak jelas (berkembang menjadi gagal ginjal atau
sindrom nefrotik).
– Tidak ada bukti infeksi streptokokus
– Tidak terdapat penurunan kadar komplemen
– Perbaikan yang lama dengan hipertensi yang
menetap, azotemia, gross hematuria setelah 3
minggu, kadar C3 yang rendah setelah 6
minggu, proteinuria yang menetap setelah 6 bulan
dan hematuria yang menetap setelah 12 bulan.
37
38. Perjalanan Penyakit / Pemantauan
• Fase awal glomerulonefritis akut berlangsung
beberapa hari sampai 2 minggu
– anak akan merasa lebih baik, diuresis lancar, edem
dan hipertensi hilang, LFG kembali normal
• Penyakit ini dapat sembuh sendiri, jarang
berkembang menjadi kronik
• Kronisitas dihubungkan dengan awal penyakit
yang berat dan kelainan morfologis berupa
hiperselularitas lobulus
38
39. Perjalanan Penyakit / Pemantauan
• kontrol tiap 4-6 minggu dalam 6 bulan pertama
setelah awitan nefritis
• Pengukuran tekanan darah, pemeriksaan eritrosit
dan protein urin selama 1 tahun lebih
bermanfaat untuk menilai perbaikan
• Kadar C3 akan kembali normal pada 95% pasien
setelah 8-12 minggu, edem membaik dalam 5-10
hari, tekanan darah kembali normal setelah 2-3
minggu, walaupun dapat tetap tinggi sampai 6
minggu
39
40. Perjalanan Penyakit / Pemantauan
• Gross hematuria biasanya menghilang dalam 1-3
minggu, hematuria mikroskopik menghilang
setelah 6 bulan, namun dapat bertahan sampai 1
tahun
• Proteinuria menghilang 2-3 bulan pertama atau
setelah 6 bulan
• Kemungkinan nefritis kronik harus
dipertimbangkan bila dijumpai hematuria
bersama-sama proteinuria yang bertahan setelah
12 bulan
40
41. Prognosis
• umur saat serangan
• derajat berat penyakit
• galur streptokukus tertentu
• Pola serangan sporadik atau epidemik
• tingkat penurunan fungsi ginjal
• gambaran histologis glomerulus
41
42. Prognosis
• Anak kecil mempunyai prognosis lebih baik
dibanding anak yang lebih besar atau orang
dewasa
• GNAPS pada dewasa sering disertai lesi
nekrotik glomerulus
42
43. Prognosis
• Perbaikan klinis yang sempurna dan urin yang
normal menunjukkan prognosis yang baik
• Insiden gangguan fungsi ginjal berkisar 1-30%
• Kemungkinan GNAPS menjadi kronik 5-10 %;
sekitar 0,5-2% kasus menunjukkan penurunan
fungsi ginjal cepat dan progresif dan dalam
beberapa minggu atau bulan jatuh ke fase gagal
ginjal terminal
• Angka kematian pada GNAPS bervariasi antara 0-
7%
43
44. PENCEGAHAN
• Harus dicegah karena berpotensi
menyebabkan kerusakan ginjal
• Perbaikan ekonomi dan lingkungan tempat
tinggal, mengontrol dan mengobati infeksi
kulit
44
45. Ringkasan
• Glomerulonefritis akut pasca infeksi streptokokus ditandai oleh
adanya kelainan klinis akibat proliferasi dan inflamasi glomerulus
yang berhubungan dengan infeksi Streptococcus beta hemolyticus
grup A tipe nefritogenik.
• Adanya periode laten antara infeksi dan kelainan-kelainan
glomerulus menunjukkan proses imunologis memegang peran
penting dalam mekanisme terjadinya penyakit.
• Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala klinis,
pemeriksaan fisis, bakteriologis, serologis, imunologis, dan
histopatologis.
• Pengobatan hanya bersifat suportif dan simtomatik.
• Prognosis umumnya baik, dapat sembuh sempurna pada lebih dari
90% kasus.
• Observasi jangka panjang diperlukan untuk membuktikan
kemungkinan penyakit menjadi kronik
45
46. Sumber
• Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus
pada Anak
– Sondang Maniur Lumbanbatu
– Sari Pediatri, Vol. 5, No. 2, September 2003
– Bagian Ilmu Kesehatan Anak FK USU/RS HAM
– Jalan Bunga Lau No. 17, Medan.
– Telepon: 061-8361721, Fax.: 061-8361721
– http://www.idai.or.id/saripediatri/fulltext.asp?q=2
48
46