Dokumen tersebut merangkum informasi mengenai cairan serebrospinal (CSF) yang melindungi otak dan sumsum tulang belakang. CSF diproduksi oleh pleksus koroid dan direabsorbsi oleh vili arachnoid. Pemeriksaan CSF digunakan untuk mendiagnosis kondisi seperti meningitis, ensefalitis, tumor, dan lainnya. Komposisi dan karakteristik normal CSF dijelaskan beserta prosedur pengambilan sampelnya.

1. Analisa Cairan
Cerebrospinal

2. Cairan Cerebrospinal
Cairan serebrospinal (CSF) hadir di dalamnya
ruang subarachnoid yang mengelilingi otak di
tengkorak dan sumsum tulang belakang di
kolom tulang belakang.
Total volume:
– Dewasa : 140 - 170 mL
– Anak : 10 - 60 mL

3. Fungsi
Fungsi utamanya adalah melindungi otak dan
sumsum tulang belakang dari cedera dengan
bertindak sebagai bantalan cairan.
media di mana nutrisi dan produk limbah
diangkut
antara otak / sumsum tulang belakang dan
darah

4. KOMPOSISI
CSF diturunkan dengan ultra filtrasi plasma dan dengan sekresi
melalui pleksus koroid terletak di ventrikel otak. Reabsorbsi CSF
terjadi di vili arachnoid yang menonjol di vena sinus diproduksi
500 ml per hari Barrier darah otak mempertahankan
homeostasisdi lingkungan SSP dengan mengatur konsentrasi
secara ketat zat dengan sistem transportasi khusus untuk H +,
K +, Ca2 +, Mg2 +, HCO3-. Glukosa, urea, dan kreatinin
berdifusi dengan bebas antara darah dan CSF. Protein melintasi
bebas melalui difusi pasif sepanjang gradien konsentrasi dan
juga dipengaruhi oleh berat molekul

5. Komposisi Normal Cairan
Cerebrospinal
Protein - 15 - 45 mg/dL
Glucose - 50 - 80 mg/dL
Urea - 6.0 - 16 mg/dL
Uric acid - 0.5 - 3.0 mg/dL
Creatinine - 0.6 - 1.2 mg/dL
Cholesterol - 0.2 - 0.6 mg/dL
Ammonia - 10 – 35 μg/dL
Sodium - 135 – 150 mEq/L
Potassium - 2.6 – 3.0 mEq/L
Chloride - 115 – 130 mEq/L
Magnesium - 2.4 – 3.0 mEq/L

6. Pemeriksaan Cairan Cerebrospinal
digunakan untuk diagnosa
a. Meningitis bakteri, virus atau jamur.
b. ensefalitis sklerosis sub akut
c. Ensefalitis.
d. Infiltrat ganas seperti pada leukemia akut
e. limfoma.
f. Perdarahan subarachnoid.
g. Penyumbatan saluran tulang belakang
menyebabkan peningkatan ketegangan intrakranial.

7. Karakteristik Normal Cairan Otak
. Warna - Tidak berwarna
• PH - 7.28 - 7.32
• Jernih
• Berat Jenis - 1,003 - 1,004
• Tidak ada pembentukan gumpalan
• Total padatan - 0,85 - 1,70 g / dL

8. Pengambilan sample Cairan Otak
Pengambilan dengan Pungsi lumbal
• Kira-kira 15 - 20 cc cairan
• Proses dalam 1 jam tanpa pendinginan - STAT
• Pengaturan tiga tabung:
- Tabung 1: Kimia dan Imunologi (Beku)
- Tabung 2: Mikrobiologi (Suhu kamar)
- Tabung 3: Jumlah sel, diferensial, sitologi (Didinginkan)

9. Coagulation formation
Biarkan spesimen CSF selama 12 jam dan
periksa sampel untuk bekuan fibrin yang
terbentuk jika sampel mengandung fibrinogen.
Perhatikan juga sifat gumpalan tersebut.
- Gumpalan halus, yang menyerupai sarang
laba-laba khas terlihat pada meningitis
tubercular karena peningkatan yang nyata pada
protein CSF. Itu bekuan mungkin telah
terperangkap basil tuberkulum,
yang dapat dibuktikan secara mikroskopis
dengan pewarnaan untuk basil tahan asam
- Bekuan korase terbentuk pada meningitis
piogenik,
Trauma otak atau tulang belakang . Penentuan
pH. pH dapat diukur dengan menggunakan
kertas pH atau menggunakan pengukur pH

10. Reference Intervals for CSF
Cell type Adults(%)
Neonates(%)
Lymphocytes 62 20
Monocytes 36 72
Neutrophils 2 3
Histiocytes Jarang 5
Ependymal Jarang
Jarang
Eosinophils Jarang
Jarang

11. Peningkatan Nootropil pada CSF
• Meningitis (bakteri, TB dini, jamur)
• Setelah kejang
• Setelah perdarahan SSP
• Setelah infark SSP
• Reaksi terhadap Lumbal Pungsi
berulang
• Bahan asing
• Tumor metastasis

12. Peningkatan Lymphosit pada CSF
• Meningitis (aseptik, virus, L
monocytogenes)
• Infeksi parasit
• Gangguan degeneratif
• Ensefalopati karena obat-obatan,
GBS
• Kondisi inflamasi lainnya
• Sarkoidosis, polineuritis, periarteritis
yang melibatkan SSP

13. Plasmasitosis pada CSF
• Meningitis TB
• Meningitis sifilis
• Infeksi parasit
• Sarkoidosis
• Infeksi virus akut

14. Eosinophilic pleocytosis in CSF
. Infeksi parasit
• Infeksi jamur
• Reaksi terhadap benda asing
Jarang berhubungan dengan
• Meningitis bakterial atau tuberkulosis
• Infeksi virus, riketsia, limfoma, sarkoidosis

15. Glucosa in CSF
Glukosa LCS berasal dari glukosa darah karenanya, idealnya
kadar glukosa LCS harus dibandingkan dengan kadar glukosa
plasma puasa untuk interpretasi klinis yang memadai.
• Signifikansi Klinis.
• Glukosa LCS kurang dari 40 mg / dL atau
CSF / glukosa plasma kurang dari 0,3 are
dianggap abnormal (CSF / Plasma normal
rasio glukosa mungkin sangat dari 0,3 - 0,9)
Peningkatan glukosa CSF tidak mengakibatkan gangguan klinis
yang bermakna
Penyebab penurunan glukosa CSF
• Meningitis-Bakteri, tuberkular jamur dan meningitis sifilis.
• Tumor yang melibatkan meninges.
• Perdarahan subaraknoid.
• Amobiasis serebral

16. TERIMA KASIH