SlideShare a Scribd company logo
1 of 28







CYNTHIA DWI LESTARI
FADHILA KHAIRUNNISA
MAHARANI KINANTI DJUANITA
PRASASTI ANUGHRAHINI DEWI S
SEPTYARA NIRMA SAPUTRI
VELLA RATNASARI
KESETIMBANGAN BENDA TEGAR

“Benda tegar dikatakan berada dalam
kesetimbangan statik jika jumlah
gaya yang bekerja pada benda itu
sama dengan nol dan jumlah torsi
terhadap sembarang titik pada benda
tegar itu sama dengan nol.”
Benda tegar yaitu benda yang jika
dikenai gaya dan kemudian gayanya
dihilangkan bentuk dan ukurannya tidak
berubah. Tentu saja gaya yang bekerja
pada benda tersebut besarnya dalam
batas kewajaran sehingga pengaruh gaya
tersebut tidak mengakibatkan kerusakan
pada benda yang dikenainya, dan perlu
untuk diingat bahwa benda itu sendiri
tersusun atas partikel-partikel kecil.
Partikel yaitu ukuran atau bentuk
kecil dari benda, misalkan saja
partikel itu kita gambarkan berupa
benda titik.
Partikel dikatakan setimbang jika
jumlah gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol, dan jika
ditulis dalam bentuk persamaan akan
didapat seperti di bawah.
∑F= 0
( Hkm I Newton )
Jika jumlah gaya yang bekerja pada
partikel sama dengan nol maka
partikel itu kemungkinan yaitu :
1. Benda dalam keadaan diam.
2. Benda bergerak lurus beraturan
(glb)
Persamaan di atas dapat diuraikan
menjadi tiga komponen gaya yaitu
terhadap sumbu x, sumbu y dan sumbu z ,
dimana komponen terhadap masingmasing sumbu yaitu :
1.Terhadap sumbu x ditulis menjadi
Fx= 0

∑

∑

2.Terhadap sumbu y ditulis menjadi
Fy= 0

∑

3. Terhadap sumbu z ditulis menjadi
Fz= 0




seorang yang meloncat ke
air dengan berputar
Jadi, lintasan gerak
translasi dari benda tegar
dapat ditinjau sebagai
lintasan dari letak titik
berat benda tersebut. Dari
peristiwa ini tampak bahwa
peranan titik berat begitu
penting dalam
menggambarkan gerak
benda tegar.


Orang ini berada dalam
keseimbangan. Di sisi lain untuk
benda-benda yang mempunyai
bentuk sembarang letak titik
berat dicari dengan perhitungan.
Perhitungan didasarkan pada
asumsi bahwa kita dapat
mengambil beberapa titik dari
benda yang ingin dihitung titik
beratnya dikalikan dengan berat
di masing-masing titik kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan
jumlah berat pada tiap-tiap titik.
dikatakan titik berat juga
merupakan pusat massa di dekat
permukaan bumi, namun untuk
tempat yang ketinggiannya
tertentu di atas bumi titik berat
dan pusat massa harus
dibedakan.
Kesetimbangan statik dapat dibedakan
menjadi tiga, yatu sebagai berikut.
• Kesetimbangan Stabil
Kesetimbangan stabil ditandai dengan
naiknya letak titik berat benda jika
dberi gaya pengganggu. Setelah gaya
pengganggunya hilang, benda akan
kembali pada keadaan semula. Contoh
benda yang memiliki ketimbangan
stabil itu adalah kursi malas.
• Kesetimbangan Labil
Kesetimbangan labil ditandai dengan
turunnya letak titik berat benda jika
dberi gaya pengganggu. Biasanya, setelah
gaya pengganggunya hilang, benda tidak
kembali pada kedudukan semula. Contoh
benda yang memiliki ketimbangan labil
adalah sebuah batang kayu yang berdiri
tegak.
• Kesetimbangan Indiferen (Netral)
Kesetimbangan netral ditandai dengan
tidak berubahnya posisi titik berat benda
sebelum dan sesudah diberi gaya
pengganggu. Biasanya, setelah gaya
pengganggunya hilang, benda tidak
kembali pada kedudukan semula. Contoh
benda yang memiliki ketimbangan netral
adalah sebuah silinder yang diletakkan di
lanta datar.
Contoh Soal
1. Tentukan tegangan tali pengikat beban di bawah
300
T2

600
T1

8 kg
Jawab.
Nilai tegangan tali T1 = ?

W cos α
T1 =
sin ( α + β )

Nilai tegangan tali T2 = ?

8.10 cos 30
T1 =
sin ( 30 + 60 )
1
80 .
3
2
T1 =
1

W cos β
T2 =
sin (α + β )
80 cos 60
T2 =
sin (30 + 60 )
1
80.
2
T2 =
1

T1 = 40 3

T2 = 40 N
2. Tentukan besar gaya F agar sistem setimbang

300
600

F

60 kg
Jika panjang batang AB = 80 cm, AQ=QB, AP=PQ, massa
batang AB diabaikan, dan sistem dalam keadaan
setimbang harga penunjukkan neraca pegas I dan II
masing-masing adalah ….
A. 10 N dan 3 N
B. 9 N dan 4 N
C. 8N dan 5 N
D. 7 N dan 6 N
E. 6 N dan 7 N
Untuk menentukan tegangan neraca pegas I maka pusat
momen dipilih di B, sehingga:
?F2= 0
T1. (AB) – w1.(PB) – w2. (QB) =0
T1 x 0,8 – 10 x 0,6 – 3 x 0,4 =0
0,8.T1 = 6+1,2
Untuk menentukan tegangan neraca pegas II maka pusat
momen dipilih di A, sehingga:
?F1= 0
T2. (AB) – w1.(AP) – w2. (AQ) =0
T1 x 0,8 – 10 x 0,2 – 3 x 0,4 =0
0,8.T1 = 2+1,2
Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari –
jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar
pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari
lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya
mendatar F minimum untuk mengungkit roda
jika g = 10 m/s2!


Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2
R = 1m
l2 = Ö(R2 – l12)
h = 0,6 m
= Ö(12 – 0,42)
ditanyakan : F min…..?
= Ö(1 – 0,16)
jawab : W = m .g
= Ö0,84
= 13.10
tS = 0
= 130 N
t1 + t 2 = 0
l1 = R- h
F . l1 – W . l2 = 0
= 1 – 0,6
= 0,4
F . 0,4 – 130 . Ö0,84 =
0
F = (130Ö0,84)/0,4
= 325Ö0,84 N


Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai
untuk memikul beban A dan B masing – masing beratnya 48 N dan 42 N.
supaya batang setimbang, orang harus memikul (menumpu) di C. maka
tentukan jarak AC!



Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm
FA = 48 N
FB = 48 N
Ditanyakan : Jarak AC…?
Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 – x
tS = 0
tA + tB = 0
-WA . lA + WB . lB = 0
-48x + 42 (90 – x) = 0
-48x + 3780 – 42x = 0
-90x = 3780
x = 3780/90 = 42 cm
Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang
papan kayu AC adalah 4 m, tentukan :
a) Gaya yang dialami tonggak A
b) Gaya yang dialami tonggak C
WB = Wanak + Wtong = 1000 N
a) Mencari gaya yang dialami tonggak A, titik C
jadikan poros

b) Mencari gaya yang dialami tonggak C, titik A
jadikan poros
Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, berapa
jarak terjauh anak dapat melangkah dari titik C agar
papan kayu tidak terbalik?
Titik C jadikan poros, saat papan tepat
akan terbalik NA = 0
Jika dinding selasar licin, lantai diujung lain tangga kasar dan
tangga tepat akan tergelincir, tentukan koefisien gesekan antara
lantai dan tangga!


Pembahasan Keseimbangan 
Cara pertama :
μ = 1/[2tan θ] = 1/[2(8/6)] = 6/ [2(8)] = 3/8
Cara kedua :
Ilustrasi gaya- gaya pada soal di atas dan jarakjarak yang diperlukan :
Urutan yang paling mudah jika dimulai dengan ΣFY kemudian ΣτB terakhir ΣFX. (Catatan
: ΣτA tak perlu diikutkan!)
Jumlah gaya pada sumbu Y (garis vertikal) harus nol : 
 

Jumlah torsi di B juga harus nol :
 



Jumlah gaya sumbu X (garis horizontal) juga nol :
Tentukan besar gaya F agar sistem
setimbang

300

600

F

60 kg

More Related Content

What's hot

laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basawd_amaliah
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasKLOTILDAJENIRITA
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASNisaUlFitri
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisisrinandani
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik Ida Farida Ch
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanDokter Tekno
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksinurul limsun
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikbestricabebest
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Chaed Al Habibah
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanImo Priyanto
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamAbdul Ghofur
 
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudutHubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudutEva Rahma Indriyani
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)qlp
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didihworodyah
 
Pembuatan unsur unsur halogen.pptx
Pembuatan unsur unsur halogen.pptxPembuatan unsur unsur halogen.pptx
Pembuatan unsur unsur halogen.pptxKohArya
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaFitri Kurniawati
 

What's hot (20)

laporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basalaporan praktikum titrasi asam basa
laporan praktikum titrasi asam basa
 
Percobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebasPercobaan gerak jatuh bebas
Percobaan gerak jatuh bebas
 
Konsep Mol
Konsep MolKonsep Mol
Konsep Mol
 
TEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GASTEORI KINETIKA GAS
TEORI KINETIKA GAS
 
Percobaan Elektrolisis
Percobaan ElektrolisisPercobaan Elektrolisis
Percobaan Elektrolisis
 
Struktur kristal ionik
Struktur  kristal ionik Struktur  kristal ionik
Struktur kristal ionik
 
Isomer e dan z
Isomer e dan zIsomer e dan z
Isomer e dan z
 
Titrasi Pengendapan
Titrasi PengendapanTitrasi Pengendapan
Titrasi Pengendapan
 
Jurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju ReaksiJurnal Laju Reaksi
Jurnal Laju Reaksi
 
Makalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonikMakalah osilator harmonik
Makalah osilator harmonik
 
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
Tugas Kimdas (Hukum 3 termodinamika)
 
Bab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutanBab5. konsep larutan
Bab5. konsep larutan
 
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan LogamPerbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
Perbedaan Ikatan Ionik, Ikatan Kovalen, dan Ikatan Logam
 
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudutHubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
Hubungan antara momen gaya dan percepatan sudut
 
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
Kinetika reaksi hidrogen peroksida dengan asam iodida (repaired) (repaired)
 
Gas mulia (Golongan VIII A)
Gas mulia (Golongan VIII A)Gas mulia (Golongan VIII A)
Gas mulia (Golongan VIII A)
 
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik DidihLaporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
Laporan Praktikum Kimia Penurunan Titik Beku dan Kenaikan Titik Didih
 
Pembuatan unsur unsur halogen.pptx
Pembuatan unsur unsur halogen.pptxPembuatan unsur unsur halogen.pptx
Pembuatan unsur unsur halogen.pptx
 
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prismaLaporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
Laporan hasil praktikum pembiasan pada prisma
 
Orde reaksi
Orde reaksiOrde reaksi
Orde reaksi
 

Similar to FISIKA bab Kesetimbangan

3)d inamika edit
3)d inamika edit3)d inamika edit
3)d inamika editrahmadfath
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiNariaki Adachi
 
hukum-newton.pptx
hukum-newton.pptxhukum-newton.pptx
hukum-newton.pptxHennyHer1
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarBayulibels
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Ilham A
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratGressi Dwiretno
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newtoneyinda
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newtoneyinda
 
Soal fisika dio puja altha
Soal fisika dio puja althaSoal fisika dio puja altha
Soal fisika dio puja althaDio Altha
 
Lks statika benda tegar
Lks statika benda tegarLks statika benda tegar
Lks statika benda tegarFikri Irfandi
 
Kesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegarKesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegarSulistyo Budhi
 
momen inersia.ppt
momen inersia.pptmomen inersia.ppt
momen inersia.pptHusna631763
 
Dinamika Rotasi.pptx
Dinamika Rotasi.pptxDinamika Rotasi.pptx
Dinamika Rotasi.pptx19840601
 
04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerakISTA
 
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarSoal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarRenny Aniwarna
 

Similar to FISIKA bab Kesetimbangan (20)

3)d inamika edit
3)d inamika edit3)d inamika edit
3)d inamika edit
 
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika RotasiPPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
PPT Kesetimbangan Benda Tegar dan Dinamika Rotasi
 
Bab 5 Benda Tegar.pptx
Bab 5 Benda Tegar.pptxBab 5 Benda Tegar.pptx
Bab 5 Benda Tegar.pptx
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
DINAMIKA.pptx
DINAMIKA.pptxDINAMIKA.pptx
DINAMIKA.pptx
 
hukum-newton.pptx
hukum-newton.pptxhukum-newton.pptx
hukum-newton.pptx
 
Kesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda TegarKesetimbangan Benda Tegar
Kesetimbangan Benda Tegar
 
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
Soal dan penyelesaian kesetimbangan benda
 
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik beratPPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
PPT kesetimbangan benda tegar dan titik berat
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Hukum newton
Hukum newtonHukum newton
Hukum newton
 
Soal fisika dio puja altha
Soal fisika dio puja althaSoal fisika dio puja altha
Soal fisika dio puja altha
 
Lks statika benda tegar
Lks statika benda tegarLks statika benda tegar
Lks statika benda tegar
 
Kesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegarKesetimbangan benda-tegar
Kesetimbangan benda-tegar
 
momen inersia.ppt
momen inersia.pptmomen inersia.ppt
momen inersia.ppt
 
Dinamika Rotasi.pptx
Dinamika Rotasi.pptxDinamika Rotasi.pptx
Dinamika Rotasi.pptx
 
04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak04. hukum newton tentang gerak
04. hukum newton tentang gerak
 
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegarSoal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
Soal dan pembahasan keseimbangan benda tegar
 
NEWTON'S LAW.pptx
NEWTON'S LAW.pptxNEWTON'S LAW.pptx
NEWTON'S LAW.pptx
 

Recently uploaded

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxIgitNuryana13
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..ikayogakinasih12
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptxHendryJulistiyanto
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
 

Recently uploaded (20)

JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptxPaparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
AKSI NYATA NARKOBA ATAU OBAT TERLARANG..
 
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
442539315-ppt-modul-6-pend-seni-pptx.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
 

FISIKA bab Kesetimbangan

  • 1.       CYNTHIA DWI LESTARI FADHILA KHAIRUNNISA MAHARANI KINANTI DJUANITA PRASASTI ANUGHRAHINI DEWI S SEPTYARA NIRMA SAPUTRI VELLA RATNASARI
  • 2. KESETIMBANGAN BENDA TEGAR “Benda tegar dikatakan berada dalam kesetimbangan statik jika jumlah gaya yang bekerja pada benda itu sama dengan nol dan jumlah torsi terhadap sembarang titik pada benda tegar itu sama dengan nol.”
  • 3. Benda tegar yaitu benda yang jika dikenai gaya dan kemudian gayanya dihilangkan bentuk dan ukurannya tidak berubah. Tentu saja gaya yang bekerja pada benda tersebut besarnya dalam batas kewajaran sehingga pengaruh gaya tersebut tidak mengakibatkan kerusakan pada benda yang dikenainya, dan perlu untuk diingat bahwa benda itu sendiri tersusun atas partikel-partikel kecil.
  • 4. Partikel yaitu ukuran atau bentuk kecil dari benda, misalkan saja partikel itu kita gambarkan berupa benda titik. Partikel dikatakan setimbang jika jumlah gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol, dan jika ditulis dalam bentuk persamaan akan didapat seperti di bawah. ∑F= 0 ( Hkm I Newton )
  • 5. Jika jumlah gaya yang bekerja pada partikel sama dengan nol maka partikel itu kemungkinan yaitu : 1. Benda dalam keadaan diam. 2. Benda bergerak lurus beraturan (glb)
  • 6. Persamaan di atas dapat diuraikan menjadi tiga komponen gaya yaitu terhadap sumbu x, sumbu y dan sumbu z , dimana komponen terhadap masingmasing sumbu yaitu : 1.Terhadap sumbu x ditulis menjadi Fx= 0 ∑ ∑ 2.Terhadap sumbu y ditulis menjadi Fy= 0 ∑ 3. Terhadap sumbu z ditulis menjadi Fz= 0
  • 7.   seorang yang meloncat ke air dengan berputar Jadi, lintasan gerak translasi dari benda tegar dapat ditinjau sebagai lintasan dari letak titik berat benda tersebut. Dari peristiwa ini tampak bahwa peranan titik berat begitu penting dalam menggambarkan gerak benda tegar.
  • 8.  Orang ini berada dalam keseimbangan. Di sisi lain untuk benda-benda yang mempunyai bentuk sembarang letak titik berat dicari dengan perhitungan. Perhitungan didasarkan pada asumsi bahwa kita dapat mengambil beberapa titik dari benda yang ingin dihitung titik beratnya dikalikan dengan berat di masing-masing titik kemudian dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah berat pada tiap-tiap titik. dikatakan titik berat juga merupakan pusat massa di dekat permukaan bumi, namun untuk tempat yang ketinggiannya tertentu di atas bumi titik berat dan pusat massa harus dibedakan.
  • 9. Kesetimbangan statik dapat dibedakan menjadi tiga, yatu sebagai berikut. • Kesetimbangan Stabil Kesetimbangan stabil ditandai dengan naiknya letak titik berat benda jika dberi gaya pengganggu. Setelah gaya pengganggunya hilang, benda akan kembali pada keadaan semula. Contoh benda yang memiliki ketimbangan stabil itu adalah kursi malas.
  • 10. • Kesetimbangan Labil Kesetimbangan labil ditandai dengan turunnya letak titik berat benda jika dberi gaya pengganggu. Biasanya, setelah gaya pengganggunya hilang, benda tidak kembali pada kedudukan semula. Contoh benda yang memiliki ketimbangan labil adalah sebuah batang kayu yang berdiri tegak.
  • 11. • Kesetimbangan Indiferen (Netral) Kesetimbangan netral ditandai dengan tidak berubahnya posisi titik berat benda sebelum dan sesudah diberi gaya pengganggu. Biasanya, setelah gaya pengganggunya hilang, benda tidak kembali pada kedudukan semula. Contoh benda yang memiliki ketimbangan netral adalah sebuah silinder yang diletakkan di lanta datar.
  • 12. Contoh Soal 1. Tentukan tegangan tali pengikat beban di bawah 300 T2 600 T1 8 kg
  • 13. Jawab. Nilai tegangan tali T1 = ? W cos α T1 = sin ( α + β ) Nilai tegangan tali T2 = ? 8.10 cos 30 T1 = sin ( 30 + 60 ) 1 80 . 3 2 T1 = 1 W cos β T2 = sin (α + β ) 80 cos 60 T2 = sin (30 + 60 ) 1 80. 2 T2 = 1 T1 = 40 3 T2 = 40 N
  • 14. 2. Tentukan besar gaya F agar sistem setimbang 300 600 F 60 kg
  • 15. Jika panjang batang AB = 80 cm, AQ=QB, AP=PQ, massa batang AB diabaikan, dan sistem dalam keadaan setimbang harga penunjukkan neraca pegas I dan II masing-masing adalah …. A. 10 N dan 3 N B. 9 N dan 4 N C. 8N dan 5 N D. 7 N dan 6 N E. 6 N dan 7 N
  • 16. Untuk menentukan tegangan neraca pegas I maka pusat momen dipilih di B, sehingga: ?F2= 0 T1. (AB) – w1.(PB) – w2. (QB) =0 T1 x 0,8 – 10 x 0,6 – 3 x 0,4 =0 0,8.T1 = 6+1,2 Untuk menentukan tegangan neraca pegas II maka pusat momen dipilih di A, sehingga: ?F1= 0 T2. (AB) – w1.(AP) – w2. (AQ) =0 T1 x 0,8 – 10 x 0,2 – 3 x 0,4 =0 0,8.T1 = 2+1,2
  • 17. Sebuah roda mamiliki massa 13 kg dan jari – jari 1 m. bertumpu dilantai dan bersandar pada anak tangga yang tingginya 0,6 m dari lantai seperti pada gambar. Tentukan gaya mendatar F minimum untuk mengungkit roda jika g = 10 m/s2!
  • 18.  Diketahui : m = 13 kg g = 10 m/s2 R = 1m l2 = Ö(R2 – l12) h = 0,6 m = Ö(12 – 0,42) ditanyakan : F min…..? = Ö(1 – 0,16) jawab : W = m .g = Ö0,84 = 13.10 tS = 0 = 130 N t1 + t 2 = 0 l1 = R- h F . l1 – W . l2 = 0 = 1 – 0,6 = 0,4 F . 0,4 – 130 . Ö0,84 = 0 F = (130Ö0,84)/0,4 = 325Ö0,84 N
  • 19.  Suatu batang pemikul AB panjangnya 90 cm (berat diabaikan) dipakai untuk memikul beban A dan B masing – masing beratnya 48 N dan 42 N. supaya batang setimbang, orang harus memikul (menumpu) di C. maka tentukan jarak AC!  Diketahui : batang pemikul AB = 90 cm FA = 48 N FB = 48 N Ditanyakan : Jarak AC…? Jawaban : misal jarak AC adalah x maka BC adalah 90 – x tS = 0 tA + tB = 0 -WA . lA + WB . lB = 0 -48x + 42 (90 – x) = 0 -48x + 3780 – 42x = 0 -90x = 3780 x = 3780/90 = 42 cm
  • 20. Jika jarak anak dari titik A adalah 1 meter dan panjang papan kayu AC adalah 4 m, tentukan : a) Gaya yang dialami tonggak A b) Gaya yang dialami tonggak C
  • 21. WB = Wanak + Wtong = 1000 N a) Mencari gaya yang dialami tonggak A, titik C jadikan poros b) Mencari gaya yang dialami tonggak C, titik A jadikan poros
  • 22. Jika jarak AB = 2 m, BC = 3 m dan AD = 8 m, berapa jarak terjauh anak dapat melangkah dari titik C agar papan kayu tidak terbalik?
  • 23. Titik C jadikan poros, saat papan tepat akan terbalik NA = 0
  • 24. Jika dinding selasar licin, lantai diujung lain tangga kasar dan tangga tepat akan tergelincir, tentukan koefisien gesekan antara lantai dan tangga!
  • 25.  Pembahasan Keseimbangan  Cara pertama : μ = 1/[2tan θ] = 1/[2(8/6)] = 6/ [2(8)] = 3/8 Cara kedua : Ilustrasi gaya- gaya pada soal di atas dan jarakjarak yang diperlukan :
  • 26.
  • 27. Urutan yang paling mudah jika dimulai dengan ΣFY kemudian ΣτB terakhir ΣFX. (Catatan : ΣτA tak perlu diikutkan!) Jumlah gaya pada sumbu Y (garis vertikal) harus nol :    Jumlah torsi di B juga harus nol :    Jumlah gaya sumbu X (garis horizontal) juga nol :
  • 28. Tentukan besar gaya F agar sistem setimbang 300 600 F 60 kg