A brief of financial report analysis using finance ratio comparion of the two big FMCG in Indonesia (Unilever Indonesia and Indofood Sukses Makmur). You can download the spreadsheet in this following link: https://goo.gl/gKcKun
Cryptocurrency dalam Perspektif Ekonomi Syariah.pptx
Financial Ratio Comparison Unilever & Indofood
1. FINANCIAL REPORT ANALYSIS
PT UNILEVER INDONESIA TBK
PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR
Rama P. Renspandy
Dina Dwi Septiani
Badar Joang Harista
Edy Wahyono
2. OVERVIEW
• PT Unilever Indonesia Tbk & PT Indofood Sukses Makmur are two largest Fast
Moving Consumer Goods (FMCG) in Indonesia. Unilever with strong brand
portfolios in Personal Care & Foods Refreshment, and Indofood with CBP
(Indomie dkk), Bogasari, Plantation, etc.
• Financial report used are derived from each annual report in 2014 & 2016
• Public accountant assigned to audit are Siddharta Widjaja & Rekan for Unilever
Indonesia, and Purwantono, Suherman/Sungkoro & Surja for Indofood Sukses
Makmur
• Both of them are unqualified opinion, and aligned with GAAP (Generally
Accepted Accounting Principles).
4. BALANCE SHEET
• Both company has increasing non-current asset due to improvement in fixed asset etc.
• Both are facing a decrease in current asset in 2016. Unilever impacted from lower receivables, while
Indofood has a drastic decrease due to release of its CMFC (China Minzhong Food Corporation)
5. BALANCE SHEET
• Secara umum, baik volume total penjualan dan angka profit tumbuh dari tahun
2013 hingga 2016
• Laba bersih untuk IDF turun dari tahun 2014 ke 2015 karena beban keuangan
yang naik hampir dua kali lipat
6. LIQUIDITY & EQUITY RATIO
It is interesting to see that Unilever has under 100% current ratio while Indofood has
beyond it.
It prove that in liquidity aspect, Indofood are superior.
However this is due to Unilever Indonesia has different financing structure that force them
to have a very low current assets. It common to see this kind of structure in well-know
multi-national companies.
Unilever also has lower Equity ratio that told us its operation less driven from shareholder
money
8. INCOME STATEMENT
• In term of total volume sales, both are growing
• However the profit on Indofood are slight fluctuating in 2015 due to increasing financing costs
10. LIQUIDITY RATIO
Dari tahun ke tahun, kedua perusahaan memiliki ratio ART yang semakin
menurun. PT Indofood Sukses Makmur memiliki perputaran yang sedikit
lebih baik (2.12 kali lebih baik) dibandingkan PT Unilever Indonesia
Secara umum ratio kedua perusahaan relatif serupa karena berada pada
industry yang sama yakni FMCG (Fast Moving Consumer Goods). Angka di
atas 10 secara rata-rata wajar untuk industri ini.
Dari segi managemen persediaan, produk Unilever bergerak sedikit lebih
cepat dibandingkan Indofood dan mengalami peningkatan tiap tahun nya.
Hal ini dikarenakan Indofood memiliki diversifikasi produk yang lebih luas
dibandingkan Unilever. Contohnya sub bisnis Bogasar, Plantasi, dan
distribusi.
11. PROFITABILITY RATIO
Dari ratio profit margin, terlihat bahwa Unilever Indonesia Tbk memiliki nilai
margin lebih tinggi di atas Indofood Sukses Makmur, meski keduanya
memiliki trend yang sedikit berbeda. Hal menunjukkan bahwa setiap Rp 1
penjualan yang dilakukan Unilever menghasilkan 0.081 lebih banyak
dibandingkan Indofood.
Sementara dari analisa ROE (Return on Equity), Unilever juga memiliki angka
yang jauh signifikan lebih besar dibandingkan Indofood. Hal ini
menunjukkan bahwa Unilever lebih efisien dalam memanfaatkan equity nya
dan menghasilkan return kepada investor.
12. PROFITABILITY/MARKET TEST
EPS merupakan rasio yang menunjukkan berapa besar keuntungan(return)
yang diperoleh investor atau pemegang saham per lembar saham. Beberapa
hal yang bisa mempengaruhi nilainya adalah jumlah saham dan laba bersih.
Karena di kedua perusahaan jumlah sahamnya tidak mengalami
perubahanan, EPS untuk Unilever Indonesia dan Indofood Sukses Makmur
dipengaruhi dari fluktuasi laba.
EPS Unilever relatif meningkar stabil sementara untuk Indofood mengalami
penurunan di tahun 2015 dikarenakan laba bersih yang menurun akibat
beban biaya finance (rugi neto atas selisih tukar mata uang asing).
13. PROFITABILITY/MARKET TEST
P/ER adalah rasio yang selalu menjadi patokan investor untuk menentukan
harga wajar saham perusahaan. Wajar disini bisa diartikan: Harganya terlalu
tinggi, atau masih murah.
P/ER semakin tinggi menunjukkan kecenderungan overprice ,sementara
sebaliknya semakin rendah menunjukkan underprice.
P/ER untuk Unilever jauh lebih tinggi dibandingkan Indofood.
Saham Unilever cenderung overpriced karena harga saham naik cukup tinggi
dibanding peningkatan EPS.
Saham Indofood relatif underpriced dan sempat turun di 2014 karena harga
saham yang turun 16% sementara EPS meningkat.