2. RISIKO BISNIS
Risiko bisnis adalah berbagai paparan yang dimiliki perusahaan yang
dapat mengancam keuntungan atau malah menyebabkan
kebangkrutan.
Empat faktor utama penentu Risiko Bisnis:
Stabilitas perekonomian Domestik
Stabilitas perekonomian luar negeri dan global
Sensifitas terhadap siklus bisnis
Tekakan persaingan dalm industri
3. RISIKO OPERASI
Risiko operasi adalah risiko yang muncul ketika perusahaan memiliki
biaya tetap yang lebih besar dibandingkan dengan biaya variabel.
Biaya tetap tidak berubah seiring dengan pendapatan, tetapi biaya
variabel akan naik turun seinfing dengan naik turunya pendapatan.
Alat utama untuk mengukur risiko operasi adalah
analisis break even dan operating leverage.
4. RISIKO OPERASI β Analisis Break Even
1) Menentukan kuantitas output yang harus terjual untuk menutup semua biaya operasi,
2) Untuk menghitung Earning Before Interest and taxes (EBIT)
Untuk menerapkan model analisis
break even, perusahaan harus
memisahkan antara biaya produksi
kedalam dua kategori, yaitu biaya
tetap dan biaya variabel
Biaya tetap: Biaya tetap adalah
biaya yang tidak berubah jika volume
penjualan atau kuantitas output
perusahaan berubah
Biaya Variabel: biaya variabel adalah
biaya yang berubah jika volumen
penjualan atau kuantitas output
perusahaan perusahaan berubah
BEP (unit) =
πππ‘ππ π΅πππ¦π πππ‘ππ
Harga Jual per Unit β Biaya Variabel per Unit
=
πππ‘ππ π΅πππ¦π πππ‘ππ
Contribution Margin
5. RISIKO OPERASI β Operating Leverage
Operating Leverage digunakan untuk mengukur sensitivitas perubahan nilai EBIT
terhadap perubahan penjulan. Analisis Operating Leverage biasanya lebih sensitif
berhadap perusahaan yang memiliki biaya operasional tetapnya tinggi. Artinya
sensitivitas EBIT terhadap perubahan penjualan lebih tinggi.
Tingkat Operating Leverage =
ππππ πππ‘ππ π ππππ’ππβππ πΈπ΅πΌπ
ππππ πππ‘ππ π ππππ’ππβππ πππππ’ππππ
6. RISIKO KEUANGAN
Risiko keuangan adalah kehilangan uang atau barang dikarenakan terjadinya
kerugian dalam risiko yang berkaitan dengan keuangan, biasanya diperbandingkan
dengan risiko non-keuangan, seperti risiko operasional.
Risiko keuangan merupakan risiko yang dampak kerugiannya dapat dinilai atau
diukur dengan uang. Berdasarkan jangka waktu, risiko keuangan dapat terbagi
menjadi risiko jangka pendek dan risiko jangka Panjang.
Salah satu teknik untuk melihat risiko keuangan
menggunakan analisis Financial Leverage
7. RISIKO KEUANGAN β Financial Leverage
ο Financial leverage timbul dari pembiayaan aset perusahaan dengan
menggunakan sekuritas dengan rate of return yang bersifat tetap dengan
harapan dapat meningkatkan return pemegang saham biasa
ο Financial leverage memperbesar dampak pembiayaan utang terhadap rate of
return investasi pada ekuitas. Semakin besar debt ratio (rasio utang) maka
semakin besar tingkat pengembalian ekuitasnya (return on equity)
ο Keputusan perusahaan untuk menggunakan utang atau saham preferen
mengakibatkan pemegang saham biasa menjadi terekspos risiko keuangan.
9. RISIKO KEUANGAN β Financial Leverage
Kombinasi antara Operating Leverage dan Financial Leverage
Pengaruh perubahan pendapatan penjualan terhadap EBIT lebih besar dengan
adanya operating leverage.
Perubahan EBIT yang disebabkan oleh financial leverage mengakibatkan fluktuasi
yang lebih besar pada EPS dan laba saham biasa. Jadi kombinasi antara leverage dan
financial membuat fluktuasi yang besar pada EPS.
Hal ini jika diilustrasikan sebagai berikut
10. STRUKTUR MODAL
Modal
Modal adalah dana yang di
peroleh dari investor
berupa utang (baik dengan
jangka waktu pendek
maupun Jangka waktu
Panjang), saham preferen,
saham biasa dan saldo laba.
Struktur
Modal
Struktur Modal yakni
komposisi Modal (utang,
saham preference, dan
saham biasa) yang
digunakan untuk mebiayai
Asset perusahaan.
Komposisi
Modal
Komposisi terbaik dari
Utang, saham preferen,
dan saham biasa yang
mampu memaksimalkan nilai
intrinsic saham dan
meminimalkan modal rata-
rata tertimbang
merupakan struktur modal
optimal
Contoh struktur modal >>>>
11. STRUKTUR MODAL
Komposisi modal optimal salah satunya di tentukan oleh jatuh tempo dari utang,
di mana jatuh tempo dari utang umumnya mengikuti atau menyesuaikan nature
bisnis dari perusahaan. Perusahaan yang padat asset umumnya memiliki
pembiayaan jangka Panjang, sedangkan untuk perusahaan yang padat modal atau
fast moving umumnya memiliki pembiayaan yang memiliki jangka waktu pendek
Menurut Franco Modigliani dan Merton Miller, mengungkapkan bahwa struktur
modal tidak mempengaruhi biaya modal /nilai saham biasa perusahaan atau
dengan kata lain perusahaan bebas memilih tidak berhutang / sedikit berhutang
/banyak berhutang.
Posisi ini disebut dengan independent struktur modal karena nilai perusahaan
independent (tidak tergantung) pada bagaimana struktur modal /pembiayaannya.