2. DEFINIS PENGETAHUAN
Secara etimologi pengetahuan berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu knowledge. Dalam
Encyclopedia of Phisolophy dijelaskan bahwa definisi pengetahuan adalah kepercayaan yang benar
(knowledge is justified true belief). Lebih lanjut lagi dijelaskan bahwa pengetahuan dalam arti luas
berarti semua kehadiran internasional objek dalam subjek. Namun dalam arti sempit dan berbeda
dengan imajinasi atau pemikiran belaka, pengetahuan hanya berarti putusan yang benar dan pasti
(kebenaran, kepastian). Pada umumnya adalah tepat jika mengatakan pengetahuan hanya
merupakan pengalaman “sadar”. Oleh karena itu dapat dijelaskan bahwa pengetahuan adalah
sebuah kebenaran yang dapat dijelaskan dan terjadi dalam kondisi yang sadar.
3. JENIS PENGETAHUAN
• Pertama, pengetahuan biasa, yakni pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan istilah common sense, dan sering diartikan
dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu dimana ia menerima secara baik. Semua yang menyebutnya sesuatu itu
merah karena memang itu merah, benda itu panas karena memang dirasakan panas dan sebagainya.
• Kedua, pengetahuan ilmu, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk
menunjukkan ilmu pengetahuan alam.
• Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif.
Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu
bidang pengetahuan yang sempit dan rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasa memberikan
pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup dan menjadi longgar kembali.
• Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Tuhan lewat para utusan-Nya. Pengethauan agama
bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama. Pengetahuan mengandung beberapa hal yang pokok, yaitu ajaran
tentang cara berhubungan dengan Tuhan, yang sering juga disebut dengan hubungan vertikal dan cara berhubungan dengan sesama
manusia, yang sering juga disebut dengan hubungan horizontal.
4. PERBEDAAN PENGETAHUAN DENGAN ILMU
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia ilmu disamakan artinya dengan pengetahuan, ilmu adalah pengetahuan. Dari asal katanya, kita
dapat diketahui bahwa pengetahuan diambil dari kata bahasa Inggris yaitu knowledge, sedanglan ilmu diambil dari kata science dan
peralihan dari kata Arab ilm.
Pengetahuan merupakan hasil tahu manusia terhadap sesuatu, atau segala perbuatan manusia untuk memahami suatu objek tertentu.
Pengetahuan dapat berwujud barang-barang fisik, pemahamannya dilakukan dengan cara persepsi baik lewat indera maupun lewat
akal, dapat pula objek yang dipahami oleh manusia berbentuk ideal atau yang bersangkutan dengan masalah kejiwaan.
Sedangkan menurut The Liang Gie, Ilmu adalah suatu bentuk aktiva manusia yang dengan melakukannya umat manusia memperoleh
sesuatu pengetahuan dan senantiasa lebih lengkap dan lebih cermat tentang alam di masa lampau, sekarang dan kemudian hari, serta
suatu kemampuan yang meningkat untuk menyesuaikan dirinya pada dan mengubah lingkungannya serta mengubah sifat-sifatnya
sendiri.
5. HAKIKAT DAN SUMBER PENGETAHUAN
Realisme
Idealisme
HAKIKAT PENGETAHUAN
SUMBER PENGETAHUAN
Empirisme
Rasionalisme
Intuisi
Wahyu
6. UKURAN KEBENARAN
Berfikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang benar. Apa yang disebut dengan benar bagi sesorang belum tentu benar bagi orang
lain. Secara umum orang merasa bahwa tujuan pengetahuan adalah untuk mencapai kebenaran, namun masalahnya tidak hanya sampai di situ saja. Problem
kebenaran inilah yang memacu tumbuh dan kembangnya epistemologi. Telaah epistemologi terhadap “kebenaran” membawa orang kepada sesuatu kesmpulan
bahwa perlu dibedakan adanya tiga jenis kebenaran, yaitu kebenaran epistemologi, kebenaran ontologis, dan kebenaran semantis. Kebenaran epistemologis
adalah kebenaran yang berhubungan dengan pengetahuan manusia. Kebenaran dalam arti ontologis adalah kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat pada
hakikat segala sesuatu yang ada atau diadakan. Kebenaran dalam arti semantis adalah kebenaran yang terdapat serta melekat dalam tutur kata dan bahasa.
Teori yang menjelaskan kebenaran epistemologis adalah sebagai berikut :
1. Teori Korespondensi
2. Teori Koherensi Tentang Kebenaran
3. Teori Pragmatisme Tentang Kebenaran
4. Agama Sebagai Teori Kebenaran
7. KLASIFIKASI DAN HIERARKI ILMU
Secara umum ada tiga basis yang sangat mendasar dalam menyusun secara hierarkis ilmu-ilmu metodologis,
ontologis, dan etis. Hampir ketiga kriteria ini dipakai dan diterima oleh para ilmuan muslim sesudahnya
membuat klasifikasi ilmu-ilmu.
• Al-Faribi membuat klasifikasi ilmu secara filosof ke dalam beberapa wilayah, seperti ilmu-ilmu
matematis, ilmu alam, metafisika, ilmu politik, dan terakhir yurisprudensi dan teologi dialektis.
• Sedangkan Al-Ghazali secara folosof membagi ilmu ke dalam ilmu syar’iyyah dan ilmu iqliyyah.
• Dr. Muhammad Al-Bahi membagi ilmu dari segi sumbernya terbagi menjadi dua, pertama; ilmu yang
bersumber dari Tuhan, kedua; ilmu yang bersumber dari manusia.