Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner. Dokumen ini membahas pengertian, farmakologi obat, dan mekanisme pemberian obat pada pasien penyakit jantung koroner, khususnya ibu hamil. Beberapa golongan obat yang dibahas meliputi nitrat, beta bloker, dan antagonis kalsium.
Seiring meningkatnya usia harapan hidup, populasi lansia semakin meningkat, namun banyak pula dari lansia tersebut yang sakit. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia adalah hipertensi, juga diabetes melitus. Kedua penyakit ini memiliki komplikasi dengan pembiayaan pengobatan yang tinggi, sehingga penting diupayakan pencegahan agar kedua penyakit ini tidak sampai menimbulkan komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menurunkan angka penderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, selain upaya pengobatan dengan kontrol rutin dan pemberian obat, juga diperlukan upaya preventif dan promotif yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam menurunkan tingginya pembiayaan akibat mengatasi komplikasi kedua penyakit di atas.
Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS. Penyakit Kronis yang dialami oleh masyarakat dewasa ini, akan memberikan dampak dan beban bagi keluarga, bila penanganan di lakukan secara tidak intensif dan berkelanjutan. Manfaat penanganan yang intensif bagi penderita, adalah dapat mengenal tanda bahaya, menimbulkan kesadaran untuk menjaga kondisi dkesehatan diri agar tetap stabil, dan pengambilan tindakan segera bila mengalami kegawatdaruratan.
Dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional sejak Januari 2014,sesuai amanah Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, maka Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dapat melaksanakan program Prolanis, melalui kerja sama dengan BPJS untuk melakukan pembinaan bagi penderita penyakit kronis.
Klinik Pajajaran sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh swasta ingin memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang menderita hipertensi dan diabetes peserta BPJS Ksehatan dengan salah satu upayanya yaitu mengadakan kegiatan Prolanis. Dengan Kegiatan ini diharapkan para penderita hipertensi dan para diabetisi, yang umunya lansia, dapat termotivasi untuk secara mandiri menjaga dan meningkatkan kesehatannya, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan derajat kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
Seiring meningkatnya usia harapan hidup, populasi lansia semakin meningkat, namun banyak pula dari lansia tersebut yang sakit. Penyakit yang sering dijumpai pada lansia adalah hipertensi, juga diabetes melitus. Kedua penyakit ini memiliki komplikasi dengan pembiayaan pengobatan yang tinggi, sehingga penting diupayakan pencegahan agar kedua penyakit ini tidak sampai menimbulkan komplikasi. Untuk mencegah terjadinya komplikasi dan menurunkan angka penderita penyakit hipertensi dan diabetes mellitus, selain upaya pengobatan dengan kontrol rutin dan pemberian obat, juga diperlukan upaya preventif dan promotif yang pada akhirnya akan berkontribusi dalam menurunkan tingginya pembiayaan akibat mengatasi komplikasi kedua penyakit di atas.
Program pengelolahan penyakit kronis (Prolanis) adalah suatu sistim pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS. Penyakit Kronis yang dialami oleh masyarakat dewasa ini, akan memberikan dampak dan beban bagi keluarga, bila penanganan di lakukan secara tidak intensif dan berkelanjutan. Manfaat penanganan yang intensif bagi penderita, adalah dapat mengenal tanda bahaya, menimbulkan kesadaran untuk menjaga kondisi dkesehatan diri agar tetap stabil, dan pengambilan tindakan segera bila mengalami kegawatdaruratan.
Dengan berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional sejak Januari 2014,sesuai amanah Undang-Undang No 40 tahun 2004 tentang Sistim Jaminan Sosial Nasional dan Undang-Undang Nomor 24 tahun 2011 tentang BPJS, maka Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama sebagai garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat, dapat melaksanakan program Prolanis, melalui kerja sama dengan BPJS untuk melakukan pembinaan bagi penderita penyakit kronis.
Klinik Pajajaran sebagai salah satu fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh swasta ingin memberikan kontribusi dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan lansia khususnya yang menderita hipertensi dan diabetes peserta BPJS Ksehatan dengan salah satu upayanya yaitu mengadakan kegiatan Prolanis. Dengan Kegiatan ini diharapkan para penderita hipertensi dan para diabetisi, yang umunya lansia, dapat termotivasi untuk secara mandiri menjaga dan meningkatkan kesehatannya, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan derajat kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan.
Pembentangan Untuk Seminar Kursus Komunikasi Kesihatan Usmkk. Semoga Bermanfaat. Heart Attack. Coronary Heart Disease. Serangan Jantung. Sakit Jantung.
hati merupakan organ yang dapat membantu proses kerja di dalam tubuh manusia, yang dimana salah satu fungsinya yaitu membuang zat-zat yang tidak dibutuhkan oleh tubuh sehingga dapat menetralisir racun yang dapat membahayakan tubuh.
2. PENYAKIT JANTUNG KORONER
A. Pengertian
Penyakit jantung coroner adalah penyakit jantung karena adanya penyempitan artery
coronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi keduanya.
B. Farmakologi obat PJK
1) Farmokologi
a. Analgetik yang diberikan biasanya golongan narkotik (morfin) diberikan
secara intravena dengan pengenceran dan diberikan secara pelan-pelan.
Dosisnya awal 2,0 – 2,5 mg dapat diulangi jika perlu
b. Nitrat dengan efek vasodilatasi (terutama venodilatasi) akan menurunkan
venous return akan menurunkan preload yang berarti menurunkan oksigen
demam. Di samping itu nitrat juga mempunyai efek dilatasi pada arteri
koroner sehingga akan meningkatakan suplai oksigen. Nitrat dapat diberikan
dengan sediaan spray atau sublingual, kemudian dilanjutkan dengan peroral
atau intravena.
c. Aspirin sebagai antitrombotik sangat penting diberikan. Dianjurkan diberikan
sesegera mungkin (di ruang gawat darurat) karena terbukti menurunkan
angka kematian.
d. Trombolitik terapi, prinsip pengelolaan penderita infark miokard akut adalah
melakukan perbaikan aliran darah koroner secepat mungkin (Revaskularisasi
/ Reperfusi).Hal ini didasari oleh proses patogenesanya, dimana terjadi
penyumbatan / trombosis dari arteri koroner. Revaskularisasi dapat dilakukan
(pada umumnya) dengan obat-obat trombolitik seperti streptokinase, r-TPA
(recombinant tissue plasminogen ativactor complex), Urokinase, ASPAC (
anisolated plasminogen streptokinase activator), atau Scu-PA (single-chain
urokinase-type plasminogen activator).Pemberian trombolitik terapi sangat
bermanfaat jika diberikan pada jam pertama dari serangan infark. Dan terapi
ini masih masih bermanfaat jika diberikan 12 jam dari onset serangan infark.
e. Betablocker diberikan untuk mengurangi kontraktilitas jantung sehingga akan
menurunkan kebutuhan oksigen miokard. Di samping itu betaclocker juga
mempunyai efek anti aritmia.
3. C. Golongan obat, efek samping, dosis, dan contohnya
1. Golongan Nitrat
- EFEK : Nitrat meningkatkan produksi nitric oxide ( NO ) , yang memiliki efek
dilatasi pembuluh darah terutama Vena dan sedikit arteri. Sehingga dapat
menurunkan beban jantung dan memperbaiki sirkulasi koroner. Efek nitrat akan
meningkatkan suplai darah ke otot jantung. Dilatasi pembuluh darah akan
menyebabkan penurunan tekanan darah.
- Indikasi :
- meredakan serangan angina pectoris
- diberikan pada semua kasus kecuali ada kontra indikasi atau efek
samping
- Dikenal preparat :
1. Nitroglycerin
2. Isosorbid dinitrat ( ISDN ) : nama dagang Fasorbid ,Cedocard , Isoket ,
Isordil ,
Vascardin
3. Isosorbid mononitrat yang memilikim efek kerja lebih lama
Nama dagang : Monecto , Pentacard , Cardismo , Ismo 20
- Dosis dan Cara pemberian :
1. Isosorbid dinitrat dosis : 10mg – 20mg . 2 kali / hari oral.
Isosorbid 5 mg : diberikan secara sub lingual
2. Isosorbid mononitrat
- Efek samping dan Kontra indikasi :
Efek samping sakit kepala. Namun dalam beberapa hari dapat terjadi
adaptasi. Jika nyeri kepala bertambah atau tidak hilang terapi sebaiknya
dihentikan. Penggantian dengan preparat lain tidak akan memberikan hasil sebab
nitrat memiliki reaksi hipersensitif silang.
Tahun 1995 Munzel T menunjukkan bahwa Nitrat dapat menyebabkan
toleransi jika digunakan jangka panjang. Keadaan ini terjadi akibat penggunaan
nitrat menyebabkan meningkatnya radikal bebas.
4. Thomas GR melaporkan bahwa penggunaan isosorbid mononitrat dapat
menyebabkan gangguan fungsi endothel sehingga menyebabkan gangguan aliran
darah pembuluh coroner dan arteri perifer lainnya.
Note : Penggunaan Nitrat sebaiknya tidak diberikan lebih dari 2 tahun.. sebaiknya
diberikan dalam waktu singkat atau diberikan preparat kerja singkat.
- Kontra indikasi : Hypotensi ( tekanan darah < 100/60 mmHg )
3. BETA – BLOKER
- Efek : memperlambat denyut nadi dan membuat jantung tidak berkontraksi
terlalu kuat. Beta bloker memblok receptor beta pada otot jantung sehingga
adrenalin tidak lagi memiliki efek pada jantung. Beta blok disebut juga
penghambat aktifitas syaraf sympatis.
- Jenis preparat beta bloker :
Dikenal 2 jenis Beta Bloker : cardio selektif ( Hanya memblok beta reseptor 1 di
jantung ) mempunyai efek samping ringan non cardio selektif ( memblok beta
reseptor 1 di jantung dan beta reseptor 2 pada organ lain seperti paru , usus dan sel
lemak.
- Efek samping : asma , gula darah sukar dikontrol
- Kontra indikasi : Penderita Asma, DM ,Hypercholesterol .
Hasil penelitian menunjukkan golongan non selektif lebih memperpanjang
harapan hidup Penderita PJK sehingga penggunaan propanolol lebih baik digunakan
pada kasus tanpa kontra indikasi dibandingkan golongan cardio selektif ( Atenolol)
- Preparat golongan cardioselektif :
1. (atenolol ) al : Tenormin, Internolol, Farnormin, Betablock
2. Metoprolol : lopresor, seloken
- Kontra Indikasi :
Non selektif : Asma , DM , Hypercholesterol
Untuk semua Jenis Betabloker jangan diberikan pada penderita kegagalan
jantung. Dapat diberikan generasi baru yang memiliki efek kerja yang panjang
dengan dosis 1 kali / hari.
5. Yakni jenis : BISOPROLOL , Carvedilol ( Dilbloc , V.Bloc , Blorec ) dalam
kemasan 6,25mg , 25 mg. Dosis 6,25 mg diberikan pada kasus PJK dengan gagal
jantung. Sehari 1 tab atau 2 tablet tergantung kondisi penderita. Dosis dapat
dinaikkan setiap 2 minggu.
Bisoprolol ( Concord , Mentate ) :
Kasus Hypertensi dan PJK 5 mg / hari . Untuk pend gagal jantung dimulai
dengan dosis kecil yakni 1,25 mg dinaikkan perlahan sampai timbul tanda
perbaikan. Pada sebagian laki – laki beta bloker dapat mengakibatkan gangguan
seksual .
4. ANTAGONIS KALSIUM
Kalsium menyebabkan menyebabkan kontraksi otot jantung. Obat – obat
golongan antagonis kalsium menghambat masuknya ion kalsium kedalam sel otot
jantung dan arteri sehingga dapat menghambat laju kontraksi jantung dan
menyebabkan relaksasi pembuluh darah. Akibatnya beban jantung berkurang
kebutuhan oxygen juga berkurang.
- 3 jenis golongan antagonis kalsium
1. Golongan Dihidropiridin :
Nipedipin ( adalat 5, 10 mg, farmalat )
- Efek : menyebabkan dilatasi otot polos arteri, menurunkan tekanan darah,
bersifat anti sclerosis, memperbaiki fungsi endothel.
Amlodipin ( Norsvak , Tensivask )
Felodipin ( Plendil , Nirmandil )
Nikardipin ( Perdipine )
2. Golongan Difenilalkilamin ( Verapamil )
- Nama dagang Isoptin
- Efek : bekerja pada otot jantung (mengurangi kontraksi jantung ).
3. Golongan Benzotiazepin ( Diltiazem )
- Nama dagang : Herbeser 30, Herbeser CD 100 dan 200 Dilmen Farmabes
- Efek : Bekerja pada otot jantung dan pembuluh darah
6. - Efek samping pada semua jenis Kalsium antagonis : Efek samping sangat
kurang, pada penggunaan jangka panjang pada orang tertentu
menyebabkan odem pada kaki terutama golongan amlodipin
- Kontra Indikasi : Penderita gagal jantung.
2. Mekanisme pemberian obat PJK pasien Ibu hamil
a. Kelas I
Tidak perlu memerlukan pengobatan tambahan
b. Kelas II
Biasanya tidak memerlukan pengobatan tambahan, mengurangi kerja
terutama antara kehamilan 28-36 minggu
c. Kelas III
Memerlukan digitalisasi / obat lainnya, sebaiknya di rawat di Rumah
Sakit sejak kehamilan 28-30 minggu
d. Kelas IV
Harus di rawat di Rumah Sakit dan diberikan pengobatan bekerjasama
dengan ahli penyakit dalam / kardiolog