Dokumen ini membahas konsep dasar sistem kardiovaskuler dan sirkulasi darah, regulasi tekanan darah, pengobatan hipertensi seperti diuretik, calcium channel blockers, simpatolitik, vasodilator, dan pengobatan angina seperti jenis-jenis angina dan pengobatannya.
Obat-obat kolinergik dapat dibedakan menjadi agonis kolinergik yang memacu reseptor kolinergik dan antagonis kolinergik yang menghambat reseptor kolinergik. Agonis kolinergik dapat bekerja secara langsung dengan mengikat reseptor atau secara tidak langsung dengan menghambat enzim asetilkolinesterase. Sedangkan antagonis kolinergik bekerja dengan mengikat reseptor kolinergik tanpa memicu respons sel.
Tn. S, laki-laki berusia 60 tahun, dirawat karena sesak napas akut yang meningkat selama satu hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien menderita penyakit paru obstruktif kronik yang stabil sebelumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang diuretik, termasuk sejarah, definisi, klasifikasi, mekanisme kerja, dan contoh diuretik seperti manitol dan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Obat-obat kolinergik dapat dibedakan menjadi agonis kolinergik yang memacu reseptor kolinergik dan antagonis kolinergik yang menghambat reseptor kolinergik. Agonis kolinergik dapat bekerja secara langsung dengan mengikat reseptor atau secara tidak langsung dengan menghambat enzim asetilkolinesterase. Sedangkan antagonis kolinergik bekerja dengan mengikat reseptor kolinergik tanpa memicu respons sel.
Tn. S, laki-laki berusia 60 tahun, dirawat karena sesak napas akut yang meningkat selama satu hari sebelum masuk rumah sakit. Pasien menderita penyakit paru obstruktif kronik yang stabil sebelumnya.
Dokumen tersebut membahas tentang diuretik, termasuk sejarah, definisi, klasifikasi, mekanisme kerja, dan contoh diuretik seperti manitol dan inhibitor karbonik anhidrase seperti asetazolamid.
Dokumen tersebut membahas prinsip kerja obat, meliputi aksi obat pada target molekul seperti reseptor, absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi obat di dalam tubuh, serta hubungan antara dosis dan respon terhadap obat.
Agonis adrenergik adalah obat yang bekerja langsung pada reseptor adrenergik untuk mengaktifkannya. Ada dua kelompok utama, yaitu katekolamin yang potensi kuat namun cepat inaktif, dan nonkatekolamin yang lebih lama paruhnya dan mampu masuk SSP. Epinefrin dan norepinefrin adalah katekolamin endogen yang bekerja langsung pada reseptor, sementara isoproterenol bekerja pada resept
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
This document discusses pain management through pharmacological therapies. It defines pain and describes the physiological mechanisms of pain. It discusses the types and causes of pain such as nociceptive, neuropathic, acute, and chronic pain. The pathways of pain transmission and modulation are explained. Various classes of pain medications are described including non-opioid analgesics like NSAIDs, opioids, and adjuvant analgesics. The mechanisms of action, effects, and side effects of different analgesic drugs are provided. Multimodal analgesia combining different classes of analgesics to improve pain relief and reduce side effects is also mentioned.
Pasien laki-laki berusia 55 tahun mengeluh nyeri dada selama 6 bulan yang bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi, dislipidemia, dan ayahnya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang modul asma yang mencakup pengertian asma, gejala, diagnosis, uji fungsi paru, imunopatologi, perubahan fisiologi dan biokimia, serta penatalaksanaan asma baik pada saat serangan maupun di luar serangan.
Dokumen ini membahas tentang aritmia dan obat-obat antiaritmia. Aritmia adalah kelainan irama jantung yang menyangkut perubahan kecepatan dan keteraturan impuls jantung. Terdapat beberapa jenis obat antiaritmia yaitu tipe I, II, dan III yang bekerja dengan cara memblokade ion-ion tertentu untuk mengontrol irama jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang obat metformin untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2. Metformin adalah obat lini pertama untuk diabetes tipe 2 dan bekerja dengan menghambat glukoneogenesis di hati sehingga menurunkan kadar gula darah tanpa meningkatkan sekresi insulin. Dokumen juga menjelaskan indikasi, dosis, efek samping, kontraindikasi, dan interaksi obat metformin.
Kanal ion memainkan peran penting dalam transportasi ion, pengaturan potensial membran sel, dan sinyal seluler. Ada berbagai jenis kanal ion seperti kanal natrium, kalium, kalsium, dan klorida yang berperan dalam proses seperti depolarisasi, hiperpolarisasi, kontraksi otot, dan pelepasan neurotransmitter. Banyak obat bekerja dengan mengatur kanal ion seperti kanal kalium, kalsium, dan jenis-jenis kanal lainnya.
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman penerapan kajian farmakoekonomi di Indonesia. Kajian farmakoekonomi dipandang penting untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien sejalan dengan upaya pencapaian target MDGs dan reformasi sistem kesehatan nasional. Pedoman ini bertujuan memberikan panduan praktis bagi pengambil keputusan kesehatan dalam mengadopsi prinsip-prinsip farmakoekonomi untuk mend
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratAdela Adiibah
Dokumen tersebut membahas gangguan metabolisme karbohidrat seperti diabetes mellitus, intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, glikogenosis, fruktosuria, pentosuria, dan marasmus yang disebabkan oleh kelainan genetik atau kekurangan enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat.
Dokumen ini membahas tentang patofisiologi dan penatalaksanaan batuk. Batuk dapat diklasifikasikan menjadi akut, subakut dan kronik, dengan penyebabnya meliputi iritasi, mekanis, infeksi, dan penyakit paru. Penatalaksanaan batuk meliputi evaluasi, pemeriksaan penunjang, serta terapi antitusif dan protusif sesuai dengan penyebabnya seperti UACS, asma, GERD, TB paru, atau kanker par
Dokumen tersebut membahas tentang kortikosteroid, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki dua jenis utama yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, sediaan obat, dan efek samping dari penggunaan kortikosteroid.
Hipertensi adalah penyakit kenaikan tekanan darah yang merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Faktor risikonya meliputi genetik, obesitas, merokok, konsumsi garam berlebih, dan stres. Gejalanya sering tidak kentara, tetapi dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Pencegahan melalui pola makan sehat dan olahraga rutin sangat penting.
Agonis adrenergik adalah obat yang bekerja langsung pada reseptor adrenergik untuk mengaktifkannya. Ada dua kelompok utama, yaitu katekolamin yang potensi kuat namun cepat inaktif, dan nonkatekolamin yang lebih lama paruhnya dan mampu masuk SSP. Epinefrin dan norepinefrin adalah katekolamin endogen yang bekerja langsung pada reseptor, sementara isoproterenol bekerja pada resept
1. Terdapat perubahan fisiologi, farmakokinetik, dan farmakodinamik pada lansia yang mempengaruhi penggunaan obat. Perubahan ini terjadi karena proses penuaan.
2. Perubahan farmakokinetik meliputi penurunan absorpsi, distribusi, dan metabolisme obat di tubuh. Perubahan farmakodinamik menyebabkan ketergantungan obat meningkat.
3. Penggunaan obat pada lansia perlu memperhatikan perubahan fisiolog
Pasien mengalami infeksi saluran kemih akibat bakteri E. coli selama 5 hari dengan gejala nyeri perut dan sakit saat buang air kecil. Pemeriksaan urine menunjukkan bakteriuria, urine keruh, dan hasil mikroskopis positif E. coli. Pasien diberi antibiotik ampisilin atau amoxicillin untuk mengobati infeksi tersebut.
This document discusses pain management through pharmacological therapies. It defines pain and describes the physiological mechanisms of pain. It discusses the types and causes of pain such as nociceptive, neuropathic, acute, and chronic pain. The pathways of pain transmission and modulation are explained. Various classes of pain medications are described including non-opioid analgesics like NSAIDs, opioids, and adjuvant analgesics. The mechanisms of action, effects, and side effects of different analgesic drugs are provided. Multimodal analgesia combining different classes of analgesics to improve pain relief and reduce side effects is also mentioned.
Pasien laki-laki berusia 55 tahun mengeluh nyeri dada selama 6 bulan yang bersifat intermitten dan menjalar ke lengan kiri. Pasien juga memiliki riwayat penyakit hipertensi, dislipidemia, dan ayahnya meninggal karena infark miokard pada usia 56 tahun.
1. Hipnotik dan sedatif adalah golongan obat penenang sistem saraf pusat yang efeknya bergantung pada dosis, dari ringan hingga berat seperti koma dan kematian.
2. Obat-obatan hipnotik sedative mampu mendepresi sistem saraf pusat dan diklasifikasikan menjadi benzodiazepin, barbiturat, dan non-barbiturat non-benzodiazepin seperti propofol.
3. Mekanisme kerja obat-
Dokumen tersebut membahas tentang modul asma yang mencakup pengertian asma, gejala, diagnosis, uji fungsi paru, imunopatologi, perubahan fisiologi dan biokimia, serta penatalaksanaan asma baik pada saat serangan maupun di luar serangan.
Dokumen ini membahas tentang aritmia dan obat-obat antiaritmia. Aritmia adalah kelainan irama jantung yang menyangkut perubahan kecepatan dan keteraturan impuls jantung. Terdapat beberapa jenis obat antiaritmia yaitu tipe I, II, dan III yang bekerja dengan cara memblokade ion-ion tertentu untuk mengontrol irama jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang obat metformin untuk pengobatan diabetes melitus tipe 2. Metformin adalah obat lini pertama untuk diabetes tipe 2 dan bekerja dengan menghambat glukoneogenesis di hati sehingga menurunkan kadar gula darah tanpa meningkatkan sekresi insulin. Dokumen juga menjelaskan indikasi, dosis, efek samping, kontraindikasi, dan interaksi obat metformin.
Kanal ion memainkan peran penting dalam transportasi ion, pengaturan potensial membran sel, dan sinyal seluler. Ada berbagai jenis kanal ion seperti kanal natrium, kalium, kalsium, dan klorida yang berperan dalam proses seperti depolarisasi, hiperpolarisasi, kontraksi otot, dan pelepasan neurotransmitter. Banyak obat bekerja dengan mengatur kanal ion seperti kanal kalium, kalsium, dan jenis-jenis kanal lainnya.
Ulkus peptikum adalah kerusakan mukosa lambung dan duodenum akibat asam lambung. Terdapat 4 jenis ulkus gaster berdasarkan lokasi. Faktor risiko termasuk infeksi H. pylori, NSAIDs, merokok, dan alkohol. Diagnosis didasarkan pada gejala dan hasil endoskopi. Pengobatan meliputi diet, obat netralisir asam dan proteksi mukosa, serta operasi untuk komplikasi atau gagal pengobatan.
Dokumen tersebut membahas tentang pedoman penerapan kajian farmakoekonomi di Indonesia. Kajian farmakoekonomi dipandang penting untuk mengendalikan biaya pelayanan kesehatan secara efektif dan efisien sejalan dengan upaya pencapaian target MDGs dan reformasi sistem kesehatan nasional. Pedoman ini bertujuan memberikan panduan praktis bagi pengambil keputusan kesehatan dalam mengadopsi prinsip-prinsip farmakoekonomi untuk mend
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratAdela Adiibah
Dokumen tersebut membahas gangguan metabolisme karbohidrat seperti diabetes mellitus, intoleransi fruktosa herediter, galaktosemia, glikogenosis, fruktosuria, pentosuria, dan marasmus yang disebabkan oleh kelainan genetik atau kekurangan enzim yang berperan dalam metabolisme karbohidrat.
Dokumen ini membahas tentang patofisiologi dan penatalaksanaan batuk. Batuk dapat diklasifikasikan menjadi akut, subakut dan kronik, dengan penyebabnya meliputi iritasi, mekanis, infeksi, dan penyakit paru. Penatalaksanaan batuk meliputi evaluasi, pemeriksaan penunjang, serta terapi antitusif dan protusif sesuai dengan penyebabnya seperti UACS, asma, GERD, TB paru, atau kanker par
Dokumen tersebut membahas tentang kortikosteroid, hormon yang diproduksi oleh kelenjar adrenal dan memiliki dua jenis utama yaitu glukokortikoid dan mineralokortikoid. Dokumen ini juga menjelaskan mekanisme kerja, indikasi, sediaan obat, dan efek samping dari penggunaan kortikosteroid.
Hipertensi adalah penyakit kenaikan tekanan darah yang merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia. Faktor risikonya meliputi genetik, obesitas, merokok, konsumsi garam berlebih, dan stres. Gejalanya sering tidak kentara, tetapi dapat berakibat fatal jika tidak diobati. Pencegahan melalui pola makan sehat dan olahraga rutin sangat penting.
Jenis, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping Obatpjj_kemenkes
Modul ini membahas tentang penggolongan obat, termasuk obat jantung seperti glikosida jantung, antiangina, dan antidistritmia. Modul ini juga menjelaskan jenis, indikasi, dosis dan efek samping dari berbagai obat jantung beserta contoh-contohnya.
Dokumen ini membahas obat-obat sistem saraf otonom manusia, termasuk saraf simpatis dan adrenolitik. Sistem saraf otonom memiliki neuron aferen dan eferen, dan saraf simpatis menghasilkan energi saat berkelahi atau takut, sedangkan saraf parafsimpatis mengumpulkan energi saat istirahat. Dokumen ini juga membedah penggolongan obat-obat otonom menjadi adrenergik dan adrenolitik, serta obat-obat spes
Kuliah obat kardiovaskular, ACE Inhibitors atau Penghambat Enzim Konversi Angiotensin, untuk mahasiswa fakultas kedokteran. ACE Inhibitors adalah salah satu obat terpenting dalam bidang kardiovaskular. Terutama digunakan untuk hipertensi dan gagal jantung.
Pasien laki-laki berumur 56 tahun menderita hipertensi dan flu. Diberikan resep obat hipertensi seperti captopril, simvastatin, plavix, neurodex, dan alprazolam. Diberi juga fludexin untuk mengobati flu. Dianjurkan konseling untuk menghindari interaksi obat dan minum alkohol.
ANTI HYPERTENSIVE AGENTS [MEDICINAL CHEMISTRY] BY P.RAVISANKAR, HYPERTENSION,...Dr. Ravi Sankar
ANTI HYPERTENSIVE AGENTS [MEDICINAL CHEMISTRY] BY P.RAVISANKAR, HYPERTENSION,TYPES,CAUSES OF HYPERTENSION, CLASSIFICATION, MECHANISM OF ACTION, SAR, ACE INHIBITORS, ARB , DIURETICS(WATER PILLS), TIPS TO STOP SILENT KILLER.
BY P. RAVISANKAR, VIGNAN PHARMACY COLLEGE, VADLAMUDI, GUNTUR,A.P, INDIA.
Pasien berusia 45 tahun dengan hipertensi dan merokok yang mengeluh rasa sakit pada kaki. Hasil pemeriksaan menunjukkan tekanan darah 150/90 mmHg dan kreatinin di atas normal.
Teknik hipotensi terkendali adalah teknik anestesi yang menurunkan tekanan darah pasien sampai batas tertentu untuk mengurangi perdarahan pada lapangan operasi. Teknik ini dilakukan dengan menggunakan kombinasi manuver posisi, kontrol ventilasi, dan obat-obat seperti anestesi inhalasi, nitroprusida, dan bloker vasodilator untuk menurunkan tekanan darah secara aman tanpa mengganggu perfusi organ kritis. Monitoring pasien secar
Dokumen tersebut merangkum beberapa poin penting tentang farmakologi obat hipertensi, termasuk kelompok obat antihipertensi (diuretik, simpatoplegia, vasodilator, penghambat angiotensin), mekanisme kerja, indikasi, kontraindikasi dan efek samping masing-masing kelompok obat, serta penggunaan obat pada masalah khusus seperti kehamilan, lanjut usia, diabetes, dan penyakit ginjal.
Dokumen tersebut membahas tentang kelompok 7 yang beranggotakan 7 orang siswa yang menjelaskan pengertian hipertensi dan klasifikasinya, pengertian obat anti hipertensi dan klasifikasinya, serta beberapa contoh obat anti hipertensi beserta mekanisme kerja dan indikasinya.
FARMAKOLOGI PENYAKIT JANTUNG KORONER (PJK)Sulistia Rini
Penyakit jantung koroner adalah penyakit jantung yang disebabkan oleh penyempitan arteri koroner. Dokumen ini membahas pengertian, farmakologi obat, dan mekanisme pemberian obat pada pasien penyakit jantung koroner, khususnya ibu hamil. Beberapa golongan obat yang dibahas meliputi nitrat, beta bloker, dan antagonis kalsium.
Dokumen tersebut memberikan informasi mengenai hipertensi atau darah tinggi, termasuk definisi, gejala, penyebab, pencegahan, dan pengobatan hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai kondisi dimana tekanan darah seseorang lebih tinggi dari normal secara kronis. Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara non-obat seperti olah raga dan diet serta pengobatan obat seperti diuretik, beta bloker,
Teknik hipotensi terkendali melibatkan penurunan tekanan darah sistolik sampai 80-90 mmHg atau MAP 50-60 mmHg untuk mengurangi perdarahan, memperbaiki lapangan operasi, mempercepat operasi, dan mengurangi transfusi darah. Teknik ini melibatkan penggunaan agen hipotensi, manuver posisi, kontrol ventilasi, dan monitor pasien secara ketat.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi dan obat-obat antihipertensi. Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah di atas normal, yaitu sistolik di atas 140 mmHg dan diastolik di atas 90 mmHg. Ada beberapa jenis obat antihipertensi seperti diuretik, beta bloker, ACE inhibitor, dan lainnya. Obat-obat seperti metildopa dan labetalol dianggap aman untuk ibu hamil.
Dokumen tersebut membahas tentang hipertensi atau tekanan darah tinggi, termasuk definisi, faktor risiko, klasifikasi, penatalaksanaan, dan obat-obatan yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Secara ringkas, hipertensi adalah kenaikan tekanan darah yang persisten dan berbahaya bagi kesehatan jika tidak diobati, dengan modifikasi gaya hidup dan obat-obatan sebagai penatalaksanaannya.
Teks tersebut membahas berbagai jenis obat antihipertensi seperti diuretik tiazid, beta-bloker, ACE inhibitor, antagonis angiotensin II, calcium channel blocker, dan alpha-blocker. Teks tersebut juga menjelaskan mekanisme kerja, parameter farmakokinetik, indikasi, dan efek samping dari masing-masing golongan obat antihipertensi.
Similar to Antihipertensi dan antiangina revisi (20)
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
2. KONSEP DASAR
SISTEM SIRKULASI:
– SISTEM KARDIOVASKULER
– SISTEM LIMFATIS
The cardiovascular system
(with the lymphatic system included)
3. Konsep dasar sistem
kardiovaskuler
Komponen utama
– jantung (sbg pompa)
– pembuluh:
Pembuluh darah (arteri & vena)
Sistem limfatik (pembuluh dan nodus
limfatik)
4. lanjutan:
Sistem kardiovaskuler sirkulasi
sirkulasi:
– Sirkulasi sistemik membawa zat
makanan ke jaringan
– Sirkulasi pulmonal oksigenasi darah
(pertukaran gas)
5.
6. SISTEM PEMBULUH DARAH
ARTERI A. TIPE ELASTIS (besar)
A . TIPE MUSKULER (sedang)
ARTERIOLE / A. KECIL
V.BESAR V. BESAR
V. SEDANG
VENULE/ V. KECIL.
9. Regulasi tekanan darah
Ada beberapa faktor yang mengontrol
tekanan darah manusia antara lain:
Mekanisme effektor
Sensorik / reseptor
10. Mekanisme effektor
Cardiac output ( curah jantung)
Total peripheral resistance (resistensi
perifer) diameter pembuluh darah
viskositas darah
11. Sensorik / reseptor
• Baroreseptor / pressoreceptors)
Terletak di sinus carotis dan aorta
berespon terhadap perubahan
tekanan darah
• Kemoreseptor
berespon terhadap perubahan kimia
darah (PO2 , PCO2 , [H+] )
letak : dekat sinus karotis
12.
13. Respon TUBUH terhadap
perubahan tekanan darah :
Cepat :
baroreseptor, kemoreseptor, respon
iskemia SSP detik
perubahan diameter pembuluh darah
(vasodilatasi/vasokonstriksi), pengisian
kapiler, renin-angiotensin vasokonstriksi
menit
Lambat :
ginjal, aldosteron jam – hari
14.
15. TEKANAN DARAH DITENTUKAN OLEH :
– CURAH JANTUNG (CJ)
– TAHANAN PERIFER (TPR)
BP = CJ x TPR
PRELOAD AFTER LOAD
SV
HR
CJ
BP
TAHANAN PERIFER
TOTAL
BP: blood pressure ( tekanan darah); SV: stroke volume; HR : Hearth rate (kecepatan
denyut jantung/menit)
16. Etiologi Hipertensi
Cardiac output meningkat :
antara lain karena:
Kontraktilitas jantung , venous return ,
volume darah
Resistensi perifer meningkat
antara lain karena :
atherosklerosis, vasokonstriksi pembuluh
darah
17. Akibat Hipertensi
Hipertrofi / pembesaran jantung
Gagal jantung
Angina pektoris
infark miokard
Pecahnya pembuluh darah (stroke)
Dengan segala akibat penyertanya
18. ANTIHIPERTENSI
Terapi hipertensi :
– Non farmakologik
olah raga
diet rendah garam, kolesterol
menurunkan berat badan
kurangi merokok dan alkohol
hidup santai
– Farmakologik :
antihipertensi
20. DIURETIK
Mekanisme kerja utama :
– mengurangi volume darah dan natrium; juga
bisa menurunkan resistensi perifer
Efektifitas penurunanan tek. Darah 10 -15
mmHg bila digunakan sbg preparat tunggal
Pembagian diuretik :
– golongan tiazid
– loop diuretik
– diuretik hemat kalium
21. GOL. TIAZID
– Digunakan pada pasien hipertensi ringan -
sedang dengan fungsi jantung dan ginjal
normal
– efek samping : hipokalemia, mengganggu
kontrol diabetes, hiperuricemia, kajang otot,
meningkatkan LDL/HDL
– interaksi obat : digitalis, litium, NSAID
22. LOOP DIURETICS
– masa kerja lebih singkat drpd gol. tiazid
– digunakan pada pasien yang refrakter/ tidak
mempan terhadap tiazid
– Furosemid (Lasix) :
efek samping :
dehidrasi, hipokalemia, mengganggu kontrol
diabetes, meningkatkan LDL / HDL
interaksi obat : digitalis, litium
23. DIURETIK HEMAT KALIUM
(triamteren, spironolakton)
– sering digunakan :
sebagai kombinasi tiazid untuk mencegah
atau mengoreksi hipokalemia
untuk mencegah kehilangan kalium pada
pasien yang meminum Digitalis
– efek samping obat : hiperkalemia, ginekomasti
– interaksi obat : litium, NSAID, ACE Inhibitors
24. CALCIUM CHANNEL BLOCKERS
MEKANISME KERJA CCB
–menghambat masuknya Ca ke dalam otot
polos pembuluh darah sehingga tidak
terjadi vasokonstriksi pembuluh darah dan
menurunkan resistensi perifer yang
disebabkan oleh angiotensin
II, perangsangan reseptor .
–Juga ke otot miokard kontraktilitas
miokard menurun
25. GOLONGAN
– Nifedipin
vasodilator yang selektif, efek ke jantung kurang
efek samping : takikardia, sakit kepala, edema perifer
– Diltiazem
efek vasodilatasi dan efek pada jantung sedang
efek samping : pusing, sakit kepala, edema, bradikardi
– Verapamil
efek paling besar ke jantung
efek samping : sama dengan diltiazems
28. EFEK RELATIF CCB PADA
KARDIOVASKULER
Compound supresi/penekanan
nodus SA
(ionotropik negatif)
verapamil +++++
Diltiazem +++++
Nifedipin +
29. EFEK RELATIF CCB PADA
KARDIOVASKULER
Compound supresi/penekanan
nodus AV
verapamil +++++
Diltiazem ++++
Nifedipin 0
30. FARMAKOKINETIK CCB
Semua CCB bisa diberikan peroral
Absorpsi hampir sempurna pada pemberian
oral
Metabolisme pertama di hepar
efek dirasakan setelah 30-60 menit setelah
pemberian peroral; 15 menit setelah per IV
verapamil, diltiazem menghambat enzim
hepar
31. EFEK SAMPING CCB
Umumnya ditoleransi dengan baik
Nifedipin : hipotensi, pusing, sakit
kepala, edema
Bradikardi, AV blok, induksi gagal jantung
(verapamil, diltiazem)
Peningkatan kadar digoksin plasma
(verapamil)
33. SIMPATOLITIK (PENGHAMBAT
SARAF SIMPATIS)
Mekanisme kerja utama
– mengurangi aktivitas saraf simpatis ke jantung
dan atau pembuluh darah sehingga
menurunkan curah jantung dan atau resistensi
perifer.
Golongan simpatolitik
– Adrenolitik Sentral
– Penghambat ganglion Adrenergik
– Penghambat Reseptor Alfa 1
– Penghambat Reseptor Beta
34. Adrenolitik Sentral
MEKANISME KERJA :
Mengurangi aktivitas simpatis dari otak
CLONIDIN
– Efek samping : sedasi, mulut kering, bradikardi
– interaksi obat : obat yang mendepresi SSP
– penghentian obat harus perlahan-lahan untuk
menghindarai rebourn hipertensi, kecemasan
dan susah tidur (isomnia)
– tersedia preparat oral dan transdermal
35. METIL DOPA
– efek samping : sedari, mimpi buruk, gangguan
pergerakan, hiperprolaktinemia, anemia
– interaksi obat : MAO dan levodopa
– obat hipertensi pilihan bagi penderita yang
sedang hamil
36. Penghambat Adrenergik
MEKANISME KERJA
– Mengurangi pelepasan norepinefrin pada
jantung dan pembuluh darah sehingga
menurunkan curah jantung dan resistensi
perifer
RESERPIN
– juga memiliki efek adrenolitik sentral
– Digunakan pada hipertensi ringan -berat
– efek samping : sedasi,diare, depresi,
bradikardi, kongesti hidung.
– Interaksi obat : obat depresan, MAOI
37. GUANETIDIN
– Digunakan pada hipertensi berat
– efek samping : berat seperti hipotensi
ortostatik, diare, bradikardi, impoten tetapi tidak
mendepresi SSP
38. Penghambat Reseptor Alfa
MEKANISME KERJA
– mengmabt reseptor alfa sehingga terjadi
vasodilatasi
PRASOZIN
– efek takikardia lebih kurang daripada
vasodilator langsung
– efek samping : dosis pertama mempresipitasi
penurunanan tek darah (akut), pusing, sakit
kepala, lemah, mengurangi LDL / HDL
39. Penghambat Reseptor Beta
MEKANISME KERJA
– mengurangi kontraktilitas miokard (kronotropik
negatif) dan curah jantung, mengurangi
sekresi renin sehingga me(-) pembentukan
angiotensin II yang bersifat vasokonstriktor
PROPRANOLOL, NADOLOL, PINDOLOL
– tidak selektif
METOPRONOLOL : selektif
EFEK SAMPING : lemes yang kronis, tidak
kuat olah raga, sedasi, mimpi buruk,
sesak napas, bradikardi
40. Kontra indikasi : Asma, disfungsi nodus SA
atau AV
ISA - efek penurunan CJ lebih cepat,
refleks peningkatan resistensi
perifer (tanpa mempengaruhi
tekanan arteri)
ISA + lebih sedikit efek terhadap HR dan
CO, penurunan tekanan arteri
perifer (stimulasi reseptor beta 2)
41. VASODILATOR
HIDRALAZIN
– efektif per oral, digunakan pada hipertensi
yang resisten dan kasus kegawatdaruratan
– efek samping : takikardi, angina pektoris,
retensi air, mual-muntah
MINOKSIDIL
– untuk hipertensi yang resisten
– efek samping : sda
42. NITROPRUSSID
– untuk kegawatdaruratan hipertensi, mula kerja
singkat, dengan efek vasodilatasi kuat
– efek samping : mula-muntah, otot berdenyut,
keracunan sianida
DIAZOXID
– untuk kegawatdarurtan hipertensi, masa kerja
lama
– efek samping : takikardi berat, mula-
muntah,hipotensi yang berkepanjangan
43. ANGIOTENSIN CONVERTING
ENZYME (ACE) INHIBITORS
MEKANISME KERJA
– menghambat pembentukan angiotensin II
sehingga tidak terjadi vasokonstriksi
EFEK SAMPING :
– Hiperkalemia, mulut kering, batuk kering,
edema angioneuretik
KONTRAINDIKASI
– trimester 2 -3 kehamilan
CAPTOPRIL, ENALAPRIL, LISINOPRIL
44. ANGIOTENSIN II RECEPTOR
BLOCKER /INHIBITORS (ARB)
MEKANISME KERJA
– relaksasi otot polos pembuluh darah
(vasodilatasi), meningkatkan sekresi air dan
garam (volume plasma menurun)
EFEK SAMPING
– hiperkalemia
KONTRAINDIKSI
– trimester 2-3 kehamilan
SARALASIN, LOSARTAN
45. ANGINA PEKTORIS
Merupakan gejala iskemia otot jantung
Penyebab primer ketidakseimbangan
antara kebutuhan dan suplai oksigen ke
otot jantung
47. SUPLAI BERKURANG ; KEBUTUHAN TIDAK BERUBAH (NORMAL)
SUPLAI BERKURANG; KEBUTUHAN MENINGKAT
SUPLAI NORMAL ; KEBUTUHAN MENINGKAT
48.
49.
50.
51. TIPE ANGINA
angina stabil (angina of effort, classic
angina)
Vasospactic angina (variant
angina, prinzmetal’s angina)
Unstable angina (crescendo
angina, preinfarction angina, angina at rest)
52. Angina stabil
(angina of effort, classic angina)
Penyebab : biasanya atheroslerosis
Angina dicetuskan oleh latihan, suhu
dingin, stress, emosi dan makan
TERAPI : menurunkan preload dan
afterload, dan meningkatkan aliran darah
miokard
53. Vasospactic angina
(variant angina, prinzmetal’s angina)
Penyebab : vasospasme transient arteri
coroner
Biasanya berhubungan dengan atheroma
Nyeri pada saat istirahat
TERAPI : mengurangi vasospasme
pembuluh darah koroner
54. Unstable angina
(crescendo angina, preinfarction angina,
angina at rest)
Penyebab :
Angina stabil atau variant angina yang
memberat
Vasospasme
TERAPI : menghambat agregasi
platelet dan pembentukan trombus,
mengurangi preload dan afterload, dan
vasodilatasi pembuluh koroner
55. Obat ANTI Angina Pectoris :
ADA 3 MACAM OBAT :
NITRAT ORGANIK
(Menurunkan preload dan afterload, vasodilator
arteri coronaria, menghambat agregasi platelet)
CALCIUM CHANNEL BLOKERS
(sda; beberapa jenis juga mengurangi denyut
jantung dan kontraktilitas jantung)
BETA-ADRENERGIK ANTAGONIS
(menurunkan denyut, kontraktilitas jantung,
mengurangi afterload)
56. NITRAT ORGANIK (NO)
Nitroglycerin, Isobarbide
dinitrate, isosorbide-5-
mononitrate, amyl nitrate
Nicordil (icorel)
Efek farmakologi :
– vasodilatasi ( pembuluh vena >> arteriol,
sehingga preload menurun >> afterload)
Nicordil memilki efek >> dari pada NO
– Dilatasi arteri coroner epikardial dan
meningktakan aliran darah kolateral
sehingga meningkatkan perfusi daerah
iskemik
– Menghambat agregasi platelet (efektif
57. Farmakokinetik
metabolisme di hepar (pertama)
bioavibilitas NO rendah pada pemberian peroral
(glyceril dan isosorbit)
pemberian sublingual menghindari metabolisme
Pertama di hepar
Rute pemberian :
– amyl nitrate : inhalasi
– pemberian sublingual : onset cepat (1-3
menit), efektif untuk serangan angina akut;
durasi singkat (20-30 menit) shg
tidak untuk terapi maintenence
58. Pemberian IV Nitrogliserin : onset cepat :
bisa digunakan untuk serangan angina
tidak stabil yang berat dan berulang.
Nicordil dapat diberikan peroral atau IV
penggunaan preparat ini bisa
menimbulkan toleransi
59. efek samping :
– umumnya berhubungan dengan
vasodilatasi yang cepat:
– hipotensi ortostatik, takhikardia, sakit
kepala, pusing, pingsan
Kontraindikasi :
– peningkatan tekanan intrakranial
60. CALCIUM CHANNEL
BLOCKERS
Ada 4 jenis preparat ini yang digunakan
pada penderita angina :
– verapamil
– diltiazem
– Nifedipin, nimodipin, nicardipin
– bepridil
mekanisme kerja:
– menghambat masuknya Ca dalam sel otot
61. Efek Farmakologi
– Semua calcium channel blockers
menimbulkan vasodilatasi pembuluh
koroner dan menurunkan efterload
– Efek pada jantung berviarisi
Verapamil, diltiazem dan bepridil :
ionotropik dan cronotropik negatif
Nifedipin: efek pada jantung sangat kecil
– Efek pada preload sedikit
– Bisa menghambat agregasi platelet
62. Kegunaan CCB dalam terapi angina :
mengurangi kebutuhan Oksigen miokard
dengan mengurangi afterload, denyut
dan kontraktilitas miokard
meningkatkan pengaliran oksigen ke
miokard akibat vasodilatasi coroner dan
menurunnya denyut jantung
mencegah agregasi platelet
63. Farmakokinetik
– bisa diberi per oral
– efek CCB pada angina umumnya setelah 30
menit pemberian peroral
Efek samping
– bradikardia, AV blok, cardiac arrest (kecuali gol.
Nifedipin)
– kematian mendadak (gol. Nifedipin) akibat
meningkatnya tonus simpatik
– hipotensi, pusing, edema
kontraindikasi
– penderita gagal jantung
– penderita yang mendapat beta bloker
– verapamil bisa meningkatkan kadar digoxin serum
64. BETA BLOCKERS
Mekanisme kerja dan efek :
– Memblok reseptor beta pada sistem
kardiovaskuler
– memiliki efek kronotropik dan ionotropik
negatif dan menurunkan afterload
Efek samping dan kontraindikasi
– bisa menurunkan fungsi jantung pada
penderita gagal jantung
– AV blok
– kontraindikasi pada pasien asma