Dokumen tersebut membahas tentang analisis perancangan kerja dan ergonomi khususnya safety glasses. Terdapat penjelasan mengenai antropometri yang berkaitan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk keperluan perancangan peralatan kerja. Juga dijelaskan metode pengukuran data antropometri statis dan dinamis serta contoh-contoh pengukuran tertentu.
Pembahasan mengenai fisiologi kerja dalam ergonomi mencakup pendahuluan mengenai fisiologi kerja, konsep metabolisme, energi ekspenditur, serta berbagai metode pengukuran kerja fisik. Pembahasan sekilas mengenai kelelahan dan penentuan waktu istirahat juga diberikan
KESELAMATAN KERJA MIGAS
Kegiatan industri minyak dan gas (migas) mempunyai potensi bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan risiko terhadap karyawan, perusahaan,dan masyarakat sekitar.
Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam melakukan tugas
Bagian dari materi ketujuh tentang Ergonomi Pendahuluan terkait prinsip-prinsip antropometri dalam Ergonomi. Berisikan konsep, pengertian, dan penggunaan prinsip-prinsipnya dalam perancangan
Materi kuliah Analisis & Pengukuran Kerja Program Studi Teknik Industri membahas sekilas tentang berbagai tools untuk menganalisis postur kerja seperti RULA, REBA, OWAS, QEC
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Fungsi dapur rumah dapat dioptimalkan : tempat mempersiapkan makanan keluarga; sarana interaksi. Dapur, selain harus ergonomis, juga harus interaktif. memungkinkan orang yang sedang memasak bisa melihat dengan mudah anggota keluarga yang lain; memungkinkan aktivitas makan bersama. Untuk itu perlu konsep baru dapur yang meminimalkan posisi menghadap ke tembok saat beraktivitas di dapur agar bisa berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, serta bersistem modul untuk menyesuaikan dengan kondisi rumah
Pembahasan mengenai fisiologi kerja dalam ergonomi mencakup pendahuluan mengenai fisiologi kerja, konsep metabolisme, energi ekspenditur, serta berbagai metode pengukuran kerja fisik. Pembahasan sekilas mengenai kelelahan dan penentuan waktu istirahat juga diberikan
KESELAMATAN KERJA MIGAS
Kegiatan industri minyak dan gas (migas) mempunyai potensi bahaya yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan sehingga menimbulkan risiko terhadap karyawan, perusahaan,dan masyarakat sekitar.
Biomekanika dan cara kerja adalah pengaturan sikap tubuh dalam bekerja. Sikap kerja yang berbeda akan menghasilkan kekuatan yang berbeda pula dalam melakukan tugas
Bagian dari materi ketujuh tentang Ergonomi Pendahuluan terkait prinsip-prinsip antropometri dalam Ergonomi. Berisikan konsep, pengertian, dan penggunaan prinsip-prinsipnya dalam perancangan
Materi kuliah Analisis & Pengukuran Kerja Program Studi Teknik Industri membahas sekilas tentang berbagai tools untuk menganalisis postur kerja seperti RULA, REBA, OWAS, QEC
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Atau dalam kata lain dapat diartikan sebagai perusakan terhadap udara karena disebabkan oleh berbagai sumber yang dapat merusak bagi kesahatan makhluk hidup maupun benda mati. Pencemaran udara dapat bersumber dari berbagai macam, antara lain : asap kendaraan bermotor, asap pabrik, limbah indutri, limbah rumah tangga dan lain-lain.
Fungsi dapur rumah dapat dioptimalkan : tempat mempersiapkan makanan keluarga; sarana interaksi. Dapur, selain harus ergonomis, juga harus interaktif. memungkinkan orang yang sedang memasak bisa melihat dengan mudah anggota keluarga yang lain; memungkinkan aktivitas makan bersama. Untuk itu perlu konsep baru dapur yang meminimalkan posisi menghadap ke tembok saat beraktivitas di dapur agar bisa berinteraksi dengan anggota keluarga yang lain, serta bersistem modul untuk menyesuaikan dengan kondisi rumah
Studi tentang aspek-aspek manusia dalam lingkungannya yang ditinjau secara anatomi, Fisiologis, psikologi, engineering,manajemen dan disain /perancangan
ANALISIS KEKUATAN GENGGAM SESEORANG BERDASARKAN RENTANG TANGAN DAN ANALISIS MANUAL MATERIAL HANDLING DARI PENGANGKATAN BAN MOBIL UNTUK MEMINIMALISIR RESIKO CIDERA TULANG PUNGGUNG
Metode studi kasus adalah konsep yang sangat populer dalam lingkungan penelitian maupun dalam lingkungan pengajaran. Istilah yang digunakan pada kedua bidang ini sama, namun demikian sebenarnya metode studi kasus untuk pengajaran dapat dibedakan dari metode studi kasus untuk tujuan penelitian. Uraian di sini lebih banyak mengulas metode studi kasus untuk kepentingan pembelajaran (teaching case)
Topik ketujuh Perancangan Sistem Kerja dan Ergonomi. tentang Ergonomi - Pendahuluan. Berisikan konsep dasar, definisi, aplikasi dan contoh secara umum, serta bagaimana mengidentifikasi masalah terkait ergonomi secara sepintas
Method engineering bertujuan untuk mencapai ENASE (Efektif, Nyaman, Aman Sejahtera, Efisien) dan juga untuk melengkapi tugas Pengantar Teknik Industri I
“jangan menilai ikan dari caranya memanjat seperti monyet”. Dari hal tersebut dapat dikatakan jika hanya berpatokan pada hasil akhir tanpa adanya perhatian terhadap proses beberapa diantaraya akan merasa canggung atau rendah diri sehingga menimbulkan kesenjangan yang memicu tumbuhnya sikap tidak jujur.
LAPORAN KERJA PRAKTEK MENENTUKAN BEBAN KERJA PADA DEPARTEMEN LOGISTIK BAGIAN ...Agam Real
PT. Ebako Nusantara adalah suatu perusahaan yang dimiliki oleh orang Singapure Mr. Lee Wo Fun yang bergerak didalam bidang high end furniture manufacturing berupa pembuatan kursi, meja, lemari, tempat tidur. Terletak di Jl. Terboyo Industri Barat Dalam II Blok N No.3c Kawasan Indutri Terboyo Semarang, berdiri sejak tahun 1996. PT. Ebako Nusantara banyak memiliki konsumen dari luar, sehingga produk-produk PT. Ebako Nusantara diekspor ke berbagai Negara, diantaranya yaitu Amerika, Australia, Afrika, Hongkong dan Singapura. Dan sekarang memiliki 850 karyawan yang terdiri dari 760 pekerja produksi dan 90 karyawan kantor. PT. Ebako Nusantara memiliki berbagai fasilitas, yaitu lumberyard, machinery, assembly, sanding, veneering, finishing, research and development, chemical storage,dan production office
Untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bekerja dengan efektif dan efisien maka diperlukan pengelolaan sumber daya manusia yang tepat. Perencanaan dan pengelolaan sumber daya manusia dapat dilakukan melalui analisis beban kerja workload, dalam hal ini sumber daya manusia melakukan penelitian di Departemen Logistik papa bagian Purchasing. Pada perhitungan beban kerja atau workload ini menggunakan metode FTE ( Full Time Equivalent), dengan menentukan Allowence, Total Waktu Aktivitas dan Total Waktu Tersedia sehingga di dapatkan beban kerja dalam setahun. Beban kerja tersebut dapat di gunakan untuk menentukan Kebutuhan Tenaga Kerja serta mengoptimalkan kinerja dengan merubah komposisi jumlah tenaga kerja sesuai perhitungan jumlah tenaga kerja optimal atau melakukan penyusuanan kembali job description
Kata kunci : PT. Ebako Nusantara, workload, Full Time Equivalent
PKM Artikel Ilmiah - inovasi pengolahan susu murni di Desa Sumogawe Dusun PijiAgam Real
Kuliah penerapan teknologi yang bertempat di Desa Sumogawe Dusun Piji, mmengharuskan kami memberi suatu inovasi terhadap potensi desa serta dusun dimana kelompok kami ditempatkan. Salah satu potensinya adalah prosuksi susu sapi murni. Oleh karena itu dalam PKM - AI ini akan membahas sedikit mengenai pengolahan dan inovasi susu murni sebagai produk atau olahan lain yang bermanfaat.
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI Safety Glasses Ergo kacamata
1. 1
ANALISA PERANCANGAN KERJA DAN ERGONOMI
Safety Glasses
Disusun Oleh:
1. AGAM SURYA RIZALDI 31601 300 722
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2014
2. 2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan
RahmatNyalah sehingga Makalah ini dapat diselesaikan dengan baik dan
lancar,Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu dan wawasan ,
di dalam penyusunan tugas ini tidak sedikit hambatan dan rintangan yang
dihadapi, namun dengan bantuan, bimbingan, dorongan dan petunjuk berbagai
pihak, akhinya semua hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi . Oleh
karena itu dalam kesempatan ini penyusun ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ibu Ir. Eli Mas’idah MT. Selaku Dosen Pengampu Analisis
Perancangan Kerja Dan Ergonomi yang telah memberikan arahan atau
bimbingan dalam penyusunan laporan ini .
2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada
keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta
pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan
maupun dalam menyelesaikan makalah ini
3. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan makalah ini.
Kami sadari bahwa apa yang ditulis dalam laporan ini masih jauh dari apa
yang diharapkan, oleh sebab itu kami mohon adanya keritik dan saran dalam
rangka perbaikan/ penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Demikan penyusunan tugas ini dan semoga Allah SWT.Memberikan kekuatan
kepada kami.
Semarang 30 September 2014
PENYUSUN
3. 3
DAFTAR ISI
HalamanJudul………………………………………………………………..…..i
Kata Pengantar…………………………………………………………………..ii
Daftar Isi………………………………………………………………………....iii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4
1.1 Latar Belakang..............................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................5
1.3 Pembatasan Masalah.................................................................................5
1.4 Tujuan Penulisan Laporan.........................................................................5
BAB 2 LANDASAN TEORI...................................................................................6
BAB 3 PEMBAHASAN........................................................................................18
3.1 Pengumpulan Data ..................................................................................18
3.2 Pengolahan Data......................................................................................23
3.3 Safety Glass.............................................................................................24
3.4 Deskripsi Produk....................................................................................25
BAB 4 ANALISA ..............................................................................................27
4.1 Perancangan Safety Glasses/kacamata pengaman ..................................27
4.2 Analisa Hasil Rancangan ........................................................................27
BAB 528 PENUTUP .............................................................................................28
5.1 Kesimpulan..............................................................................................28
5.2 Saran........................................................................................................28
DAFAR PUSTAKA...........................................................................................29
4. 4
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia selalu melakukan aktivitas setiap hari, aktivitas-aktivitas tersebut
bukan hanya melakukan pekerjaan di kantor, melainkan semua kegiatan yang
dilakukan manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Setiap melakukan aktivitas
manusia selalu membutukan media atau peralatan kerja untuk dapat
menyelesaikan suatu aktivitas atau pekerjaan tersebut. Terkadang suatu peralatan
pekerjaan memiliki desain atau rancangan yang tidak sesuai dengan dimensi tubuh
penggunanya, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan ketika
menggunakannya. Dibutuhkan suatu desain atau perancangan peralatan kerja yang
sesuai dengan dimensi tubuh penggunanya agar nyaman ketika dipergunakan.
Ilmu yang dapat membantu merancang suatu lingkup kerja agar sesuai dengan
dimensi bagian tubuh yang memerlukan kebutuhan secara khusus .
Antropometri berperan penting dalam bidang perancangan industri,
perancangan pakaian, ergonomik, dan arsitektur. Dalam bidang-bidang tersebut,
data statistik tentang distribusi dimensi tubuh dari suatu populasi diperlukan untuk
menghasilkan produk yang optimal. Perubahan dalam gaya kehidupan sehari-hari,
nutrisi, dan komposisi etnis dari masyarakat dapat membuat perubahan dalam
distribusi ukuran tubuh (misalnya dalam bentuk epidemik kegemukan), dan
membuat perlunya penyesuaian berkala dari koleksi data antropometrik. Untuk itu
dalam pembuatan produk sepeda sangat di perlukan data anthropometri agar
produk tersebut dapat menjadi produk yang ergonomis.
Membuat suatu peralatan kerja, sehingga peralatan kerja yang dirancang
sesuai dengan dimensi tubuh penggunanya dan nyaman untuk digunakan.
peralatan kerja yang akan dirancang adalah Safety Glass . Perancangan Safety
Glass dilakukan untuk membantu keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada
dirasa belum sesuai dengan dimensi tubuh sehingga dapat menimbulkan
ketidaknyamanan saat digunakan.
5. 5
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghasilkan rancangan sistem kerja yang efektif, nyaman,
aman, sehat dan efisien (ENASE)?
2. Bagaimana aplikasi metode pengukuran anthropometri dalam perancangan
sistem kerja?
3. Bagaimana cara mengidentifikasikan pengukuran data-data dimensional
tubuh manusia?
4. Bagaimana pengolahan data anthropometri untuk dapat mendapatkan
informasi yang diperlukan untuk perancangan fasilitas system kerja?
5. Bagaimana merancang berbagai ruang kerja (workspace) dari system kerja
berdasarkan data anthropometri yang telah diperoleh?
1.3 Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah pada modul ini adalah mengenai anthropometri terkait :
1. Pengukuran dimensi tubuh manusia sesuai dengan kebutuhan rancangan.
2. Menyesuaikan perancangan fasilitas system kerja tersebut sesuai pengukuran
data anthropometri yang telah didapat.
3. Pengukuran dimensi berupa data anthropometri statis dan data anthropometri
dinamis.
4. Data dimensi tubuh yang digunakan.
1.4 Tujuan Penulisan Laporan
Dapat mengintegrasikan berbagai pertimbangan ergonomi, khususnya
dari sisi anthropometri untuk menghasilkan rancangan sistem kerja yang efektif,
nyaman, sehat dan efisien (ENASE).
6. 6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Antropometri
Anthropometri merupakan pengetahuan yang menyangkut pengukuran
tubuh manusia khususnya dimensi tubuh dan aplikasi yang menyangkut
geometri fisik, massa clan kekuatan tubuh manusia. Permasalahan variasi
dimensi anthropometri seringkali menjadi faktor dalam menghasilkan
rancangan yang sesuai untuk penggunanya.
Dimensi tubuh manusia dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan sample data yang akan
diambil. Faktor-faktor tersebut antara lain:
a. Jenis kelamin
Pada umumnya pria mempunyai dimensi tubuh yang lebih besar
daripada wanita, kecuali pada bagian pinggul dan dada.
b. Umur
Ukuran tubuh manusia akan berkembang dari saat lahir sampai kira-
kira umur 20 tahun untuk pria dan 17 tahun untuk wanita. Kemudian
ukuran tubuh manusia akan berkurang setelah usia 60 tahun.
c. Suku bangsa
Variasi dimensi tubuh manusia akan terjadi karena pengaruh etnis/ras.
d. Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari yang yang dapat mempngaruhi.
Pengukuran anthropometri dibagi menjadi dua bagian yaitu :
1. Anthropometri Dinamis
Pengukuran dilakukan terhadap posisi tubuh pada saat tubuh melakukan
gerakangerakan kerja (dalam posisi dinamis) dengan memperhatikan
gerakan-gerakan yang mungkin terjadi pada saat pekerja tersebut melakukan
kegiatannya.
2. Anthropometri Statis
7. 7
Pengukuran dilakukan pada tubuh manusia pada posisi diam.
Metode Perancangan dengan Anthropometri
Tahapan perancangan sistem kerja menyangkut work space
design dengan memperhatikan faktor anthropometri adalah sebagai berikut :
a. Menentukan tujuan perancangan dan kebutuhannya (establish requirement)-
b. Mendefinisikan dan mendeskripsikan populasi pemakai.
c. Pemilihan sample yang akan diambil datanya.
d. Penentuan kebutuhan data (dimensi-dimensi system kerja yang akan
dirancang).
e. Penentuan sumber data (dimensi tubuh yang akan diambil) dan pemilihan
persentil yang akan dipakai.
f. Penyiapan alat ukur anthropometri.
g. Pengambilan data.
h. Pengolahan data :
Uji kenormalan data.
Uji keseragaman data.
Uji kecukupan data.
Perhitungan persentil data (persentil kecil, rata-rata & besar).
i. Visualisasi rancangan dengan memperhatikan aspek-aspek :
Pengukuran Data Anthropometri Statis
1. Posisi : Dudek Samping
Tabel 2.1 Pedoman Pengukuran Duduk Samping
No
Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
1
Tinggi duduk
tegak
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
sampai ujung atas kepala. Subyek duduk tegak
dengan pandangan lurus ke depan dan lutut
membentuk sudut siku-siku.
8. 8
2
Tinggi duduk
normal
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
sampai ujung atas kepala. Subyek duduk normal
dengan pandangan lurus ke depan dan lutut
membentuk sudut siku-siku.
3
Tinggi mata
duduk
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
sampai ujung bagian dalam. Subyek duduk tegak
dengan pandangan lurus ke depan.
4
Tinggi bahu
duduk
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
sampai ujung tulang bahu yang menonjol pada saat
Subyek duduk tegak.
5
Tinggi siku
duduk
Ukur jarak vertikal dari permukaan alas duduk
sampai ujung bawah siku kanan. Subyek duduk tegak
dengan lengan atas vertikal disisi badan dan lengan
bawah membentuk sudut siku-siku.
6
Tinggi siku
duduk
Subyek duduk tegak, ukur jarak vertikal dan
permukaan alas duduk sampai pucuk belikat bawah.
7
Tinggi
pinggang
Subyek duduk tegak, ukur jarak vertikal dari
permukaan alas duduk sampai pinggang.
8 Tebal perut Subyek duduk tegak, ukur jarak samping dari
belakang perut sampai depan perut.
9 Tebal paha Subyek duduk tegak, ukur jarak dari permukaan alas
duduk sampai permukaan atas pangkal. paha.
10
Tinggi
popliteal
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bagian bawah
paha.
11
Paptat
popliteal
Subyek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari
bagian terluar pantat, sampai lekukan lutut sebelah
dalam (popliteal). Paha clan kaki bagian bawah
membentuk sudut siku-siku.
12
Pantat ke
lutut
Subyek duduk tegak, ukur jarak horizontal dari
bagian terluar pantat sampai lutut. Paha dan kaki
bagian bawah membentuk sudut siku-siku.
(point 11 + tebal lutut).
9. 9
2. Posisi :Duduk Menghadap ke Depan
Tabel 2.2 Pedoman Pengukuran Duduk Menghadap Ke Depan
No Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
1 Lebar Bahu Ukur jarak horizontal antara kedua lengan atas. Subyek
duduk tegak dengan lengan atas merapat ke badan dan
lengan bawah direntangkan ke depan.
2 Lebar Pinggul Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
terluar pinggul sisi kiri sampai bagian terluar pinggul
sisi kanan.
3 Lebar Sandaran
Duduk
Ukur jarak horizontal antara, kedua tulang belikat.
Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke
badan dan lengan bawah direntangkan ke depan.
4 Lebar Pinggang Subyek duduk tegak. Ukur jarak horizontal dari bagian
terluar pinggang sisi kiri sampai bagian terluar
pinggang sisi kanan.
5 Siku ke Siku Subyek duduk tegak dengan lengan atas merapat ke
bawah direntangkan ke depan. Ukur jarak horizontal
dari bagian terluar siku sisi kiri sampai bagian terluar
siku sisi kanan.
3. Posisi : Berdiri
Tabel 2.3 Pedoman Pengukuran Berdiri
No Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
I Tinggi badan
tegak
Jarak vertikal telapak kaki sampai ujung kepala yang
paling atas sementara subyek berdiri tegak dengan mata
memandang lurus ke depan.
2 Tinggi mata
berdiri
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai ujung mata bagian
dalam (dekat pangka! hidung). Subyek berdiri tegak dan
memandang lurus ke depan.
10. 10
3 Tinggi bahu
berdiri
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai bahu yang
menonjol pada saat subyek berdiri tegak.
4 Tinggi siku
berdiri
Ukur jarak vertikal dari lantai ke titik pertemuan antara
lengan atas dan lengan bawah. Subyek bcrdiri tegak
dengan kedua tangan tergantung secara wajar.
5 Tinggi
pinggang
berdiri
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai pinggang pada saat
subyek berdiri tegak.
6 Jangkauan
tangan ke atas
Tangan menjangkau ke atas setinggi-tingginya. Ukur
jarak vertikal dari lantai sampai ujung jari tengah pada
saat subyek berdiri tegak.
7 Panjang
lengan
Bawah
Subyek berdiri tegak, tangan di samping, ukur jarak dari
siku sampai pergelangan tangan.
8 Tinggi lutut
berdiri
Ukur jarak vertikal dari lantai sampai lutut pada saat
subyek berdiri tegak.
9 Tebal dada
berdiri
Subyek berdiri tegak, ukur jarak dari dada (bagian ulu
hati) sampai punggung secara horizontal.
10 Tebal perut
berdiri
Subyek berdiri tegak, ukur (menyamping) jarak dari
perut depan sampai perut belakang secara horizontal.
11 Berat badan Menimbang dengan posisi normal diatas timbangan
badan.
4. Posisi : Berdiri dengan Tangan Lures ke Depan
Tabel 2.4 Pedoman Pengukuran Berdiri dengan Tangan Lurus ke Depan
No Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
1
Jangkauan
tangan ke
depan/atas
Ukur jarak horizontal dari punggung sampai ujung jari
tengah. Subyek berdiri tegak dengan beetis, pantat dan
punggung merapat ke dinding, tangan direntangkan
secara horizontal ke depan/atas.
11. 11
5. Posisi : Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan
Tabel 2.5 Pedoman Pengukuran Berdiri dengan Kedua Tangan Direntangkan
No Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
1
Rentangan
tangan
Ukur jarak horizontal dari ujung jari terpanjang tangan
kiri sampai ujung jari terpanjang tangan kanan. Subyek
berdiri tegak dan kedua tangan direntangkan horizontal
ke samping sejauh mungkin.
6. Pengukuran Jari Tangan
Tabel 2.6 Pedoman Pengukuran Jari Tangan
No Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
1 Panjang jari
1,2,3,4,5
Diukur dari r-naslng-masing pangkal ruas jari sampai
ujung jari. Jari jari subyek merentang lurus dan sejajar.
2 Pangkal ke
tangan
Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai pangkal
rugs jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subyek
lurus.
3 Lebar jari
2,3,4,5
Diukur dari sisi jari telunjuk sampai sisi luar jari
kelingking. Jari jari subyek lurus dan merapat sate sama lain.
4 Lebar telapak
tangan
(metacarpal)
Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari
kelingking. (posisi seperti pada no. 3).
5 Lebar telapak
tangan
(maksimal)
Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari
kelingking. (posisi seperti pada no. 3).
12. 12
6 Panjang
telapak
tangan
Diukur dari ujung jari tengah, sampai pangkal
pergelangan tangan.
7 Diameter
genggam
(Maksimal)
Diukur diameter genggaman tangan pada tires yang
paling maksimum.
8 Lebar
maksimal
Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung kelingking
dengan telapak tangan direntangkan semaksimal
mungkin.
9 Lebar
fungsional
maksimum
Diukur dari ujung ibu jari dalam sampai ujung jari manis
dalam (merupakan posisi maksimum dimana tangan
masih bsia untuk menggenggam).
10 Tebal telapak
tangan
Diukur dari punggung tangan sampai sebelum ibu jari.
7. Pengukuran Kaki
Tabel 2.7 Pedoman Pengukuran Kaki
No Data yang
Diukur
Cara Pengukuran
1 Panjang
telapak kaki
Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung tumit.
2 Panjang
telapak lengan
kaki
Diukur dari ujung tumit sampai tumpuan pijakan kaki.
3 Panjang kaki
sampai jari
kelingking
Diukur dari ujung jari kelingking sampai ujung tumit.
4 Lebar kaki Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki
pada tumpuan pijakan.
5 Lebar tangkai
kaki
Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki
pada tumit.
13. 13
6 Tinggi mata
kaki
Diukur dari telapak kaki sampai mata kaki.
7 Tinggi bagian
tengah
telapak kaki
Diukur dari telapak kaki sampai punggung kaki.
8 Jarak
horizontal
tangkai
mata kaki.
Diukur dari telapak kaki sampai pangkal kaki.
8. Pengukuran Kepala
Tabel 2.8 Pedoman Pengukuran Kepala
No Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
1 Panjang kepala Diukur dari ujung tulang yang menonjol ditengah -
.tengah atas mata sampai belakang mata.
2 Lebar kepala Diukur dari bagian samping kepala sedikit di atas telinga
sampai bagian samping kepala lainnya.
3 Diameter
maksmal dari
dagu
Diukur menyamping dari ujung dagu sampai bagian
kepala yang paling tinggi/max.
4 Dagu ke
puncak kepala
Diukur dari ujung dagu sampai ke ujung atas kepala.
5 Telinga ke
puncak kepala
Diukur dari bagian tengah telinga sampai ke ujung atas
kepala.
6 Telinga ke
belakang
kepala
Diukur dari bagian tengah telinga sampai belakang
kepala.
14. 14
7 Antara dua
telinga
Diukur dari bagian tengah telinga kiri sampai ke bagian
tengah telinga kanpn.
8 Mata ke
puncak kepala
Diukur dari mata sampai ke ujung atas kepala.
9 Mata ke
belakang
kepala
Diukur dari ujung mata bagian luar sampai ke belakang
kepala.
10 Antara dua
pupil mata
Diukur jarak antara dua pupil mata.
11 Hidung ke
puncak kepala
Diukur dari ujung hidung sampai ke ujung atas kepala.
12 Hidung ke
belakang
kepala
Diukur dari ujung hidung sampai ke bagian belakang
kepala.
13 Mulut ke
puncak kepala
Diukur dari tengah-tengah mulut sampai ke ujung atas
kepala.
14 Lebar mulut Diukur jarak antara kedua ujung bibir secara horizontal.
15 Keliling leher Diukur sekeliling leher yang paling dekat ke pundak.
A. Pengukuran Anthropometri Dinamis
Tabel 2.9 Pedoman Pengukuran Anthropometri Dinamis
No
Data Yang
Diukur
Cara Pengukuran
I Putaran lengan Ukur sudut putaran lengan tangan bagian bawah dari
posisi awal sampai ke putaran maksimum. Posisi awal
lengan tangan bagian bawah ditekuk ke kiri semaksimal
mungkin, kemudian diputar ke kanan sejauh mungkin.
Kemudian putar dari posisi awal ke kiri sejauh mungkin.
15. 15
2
Putaran
telapak
tangan
Ukur sudut putaran cengkeraman jari tangan. Posisi awal
jari-jari mencengkeram batang tengah busur. Kemudian
diputar ke kanan sejauh mungkin (pergelangan dan
lengan tangan tetap diam). Lalu dengan cara yang sama
diputar ke kiri sejauh mungkin.
3 Sudut telapak
kaki
Ukur sudut putaran vertical telapak kaki. Posisi awal,
telapak kaki siku-siku dengan betis, kemudian diputar ke
bawah sejauh mungkin. Kaki kembali ke posisi awal lalu
ujung kaki dinaikkan setinggi mungkin. Total putaran
vertical telapak kaki adalah β= β 1 + β 2
B. Penggunaan Alat Ukur Antropometri Dimensi Statis Tangan Dan Kaki
Tabel 2.10 Pedoman Penggunaan Alat Ukur Anthropometri Dinamis Statis
Tangan dan Kaki
No Data yang
Diukur
Cara Pengukuran
1 Panjang
telapak kaki
Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung tumit.
2 Panjang
telapak lengan
kaki
Diukur dari ujung tumit sampai tumpuan pijakan kaki.
3 Panjang kaki
sampai jari
kelingking
Diukur dari ujung jari kelingking sampai ujung tumit.
4 Lebar kaki Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki
pada tumpuan pijakan.
5 Lebar tangkai
kaki
Diukur dari bagian dalam kaki sampai bagian luar kaki
pada tumit.
6 Tinggi mata
kaki
Diukur dari telapak kaki sampai mata kaki.
16. 16
7 Tinggi bagian
tengah
telapak kaki
Diukur dari telapak kaki sampai punggung kaki.
8 Jarak
horizontal
tangkai
mata, kaki.
Diukur dari telapak kaki sampai pangkal kaki.
Tabel 2.11 Pedoman Pengukuran Jari Tangan
No Data Yang Diukur Cara Pengukuran
1
Panjang jari
1,2,3,4,5
Diukur dari masing-masing pangkal ruas jari sampai
ujung jari. Jari-jari subyek merentang lurus dan sejajar.
2
Pangkal ke
Tangan
Diukur dari pangkal pergelangan tangan sampai pangkal
ruas jari. Lengan bawah sampai telapak tangan subyek
lurus.
3
Lebar jari
2,3,4,5
Diukur dari sisi jari telunjuk sampai sisi luar jari
kelingking. Jari-jari subyek lurus dan merapat satu sama
lain.
4
Lebar telapak
tangan
(metacarpal)
Diukur dari sisi luar jari telunjuk sampai sisi luar jari
kelingking. (posisi seperti pada no. 3).
5
Lebar telapak
tangan
(maksimal)
Diukur dari sisi luar ibu jari sampai sisi luar jari
kelingking. (posisi seperti pada no. 3).
6
Panjang
telapak
tangan
Diukur dari ujung jari tengah sampai pangkal
pergelangan tangan.
7
Diameter
genggam
(Maksimal)
Diukur diameter genggaman tangan pada tirus yang
paling maksimum.
Lebar Diukur dari ujung ibu jari sampai ujung kelingking
17. 17
Maksimal
dengan telapak tangan direntangkan semaksimal
mungkin.
9
Lebar
fungsional
maksimum
Diukur dari ujung ibu jari dalam sampai ujung jari mans
dalam (merupakan posisi maksimum dimana tangan
masih bsia untuk menggenggam).
10
Tebal telapak
Tangan
Diukur dari punggung tangan sampai sebelum ibu jari.
23. 23
Total 270 72900
𝑋̅ 9
((Σx)² 72900
3.2 Pengolahan Data
Dalam hubungannya dengan anthropometri, persentil adalah suatu nilai yang
menunjukkan persentase tertentu dari orang yang memiliki ukuran pada atau
dibawah nilai tersebut. Sebagai contoh, persentil ke-50 akanmenunjukkan 50%
populasi akan berada pada atau dibawah ukuran tersebut,. Dalam antropometri,
angka persentil ke-50 akan menggambarkan ukuran populasi umum .
Penyusun akan menggunakan persentil ke-50 agar baju yang kami buat dapat
digunakan oleh sebagian besar dari populasi. Adapun rum yang digunakan yaitu
50 th ukuran = X
A. Data Lebar Kepala
𝑋̅ =jumlah semua data : banyaknya populasi
= 441 : 30 = 14,7
B Data Telinga Ke Puncak Kepala
𝑋̅ = jumlah semua data : banyaknya populasi
𝑋̅ = 386 : 30 = 12,866
Karena presentilnya 50 = X maka jumlahnya adalah 12,866 cm
C. Data Antara Dua Telinga
𝑋̅= jumlah semua data : Banyaknya populasi
𝑋̅ =547 : 30 = 18,23
Karena presentilnya 50 = X maka jumlahnya
24. 24
D. Data Antara Dua Pupil Mata
𝑋̅= jumlah semua data : banyak populasi
= 270 : 30 = 9
3.3 Safety Glass
TAMPAK DARI ATAS
TAMPAK DARI SAMPING
25. 25
TAMPAK DARI DEPAN
3.4 Deskripsi Produk
Produk ini adalah berupa Safety Glasses ( kacamata pengaman ) dengan
bagian yang lebih tertutup pada bagian pelipis dan lebih rapat dalam melindungi
mata disaat digunakan juga berfungsi sebagai penanggal debu dan sinar UV yang
terkadang kontak langsung dengan mata yang memungkinkan berpengaruh pada
kesehatan mata ditinjau dari segi keamana dan kesehatan kerja ( K3) .
Panjang = 8,29 cm x 14,3 cm
Sedangkan bahan yang digunakan
Bahan :terbuat dari
Safety Glasses ( kacamata pengaman ) terbuat dari Bahan yang
direkomendasikan karena lolos “drop ball test” lensa berbahan Policarbonate
26. 26
(lihat:www.essilor.com) atau yang terbaru dari bahan TRIVEX
(lihat:www.youngeroptics.com) untuk lensanya yang telah lolos uji “drop ball
test” dan telah direkomendasikan bagi bahan lensa karena tidak mudah pecah dan
anti gores . Untuk pemakaiannya pun sanagat mudah dan dapat disesuaiakan
dengan kondisi pemakainya
27. 27
BAB 4
ANALISA
4.1 Perancangan Safety Glasses/kacamata pengaman
Safety Glasses yang dirancang ditujukan untuk para pekerja ataupun
teknisi lapangan dalam melakukan kegiatan . Safety Glasses ini dirancang
sedemikian rupa hingga memberikan rasa nyaman dan ergonomis serta efektif
dalam penggunaan waktu kerja . Dalam perncangannnya diambil dari data – data
perhitungan dan pengukuran anthropometri yag telah disesuaikan dengan
penambahan kelonggaran dan faktor penyesuaian lainnya .
4.2 Analisa Hasil Rancangan
Panjang Safety Glasses
Untuk ukuran panjang safety glasses data diambil dari hasil pengukuran
anthropometri yaitu 8,29 cm dengan presentil 50 % yaitu rata-rata pengguna
benda merupakan produk khusus
Lebar Safety Glasses
Untuk ukuran lebar safety glasses , data diambil dari hasil pengukuran
anthropometri yaitu 14,3 cm dengan presentil 50% yaitu rata – rata pengguna
karena benda dirancang merupakan produk khusus .
28. 28
BAB 5
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Ukuran-ukuran anthropometri terkait dalam produk yang dirancang antara
lain tinggi ukuran duduk normal, tinggi popliteal, tinggi posisi duduk
normal, lebar pinggul, lebar bahu dan pantat popliteal sebagai ukuran
untuk kursi. Sedangkan untuk meja tinggi siku duduk, tinggi lutut berdiri,
jangkauan tangan kedepan dan tebal perut. Kesemua data ini
menggunakan persentil 50% sebagai rata-rata pengguna safety glasses.
2. Data-data yang solid sangat membantu dalam proses pengukuran sebagai
tolok ukur dalam penentuan ukuran benda yang dirancang agar tidak
terjadi penyimpangan terlalu jauh dalam penerapannya.
3. Ukuran-ukuran yang telah diterapkan dalam hasil rancangan merupakan
ukuran-ukuran dari data anthropometri yang telah diolah hingga dapat
dijadikan patokan pemberian ukuran rancangan safety glasses dengan
penerapan faktor-faktor penyesuaiannya.
5.2 Saran
1. Perancangan suatu work space tidak hanya memperhatikan ukuran-ukuran
anthropometri statis dan dinamis tetapi juga diharapkan penting dalam
melihat dan menimbang allowance yang akan disertakan dalam rancangan
tersebut.
2. Uukuran yang disertakan dalam produk haruslah disesuaikan dengan produk
apa yang akan dirancang.
30. 30
SAFETY GLASSES Produk ini adalah berupa SafetyGlasses ( kacamata pengaman)
dengan bagian yanglebih tertutuppada bagian pelipis dan lebih rapat
dalam melindungi mata disaat digunakanjuga berfungsi sebagai
penanggal debudan sinar UV yangterkadangkontak langsungdengan
mata yangmemungkinkanberpengaruhpada kesehatan mata ditinjau
dari segi keamana dan kesehatankerja ( K3).
Panjang = 8,29 cm x 14,3cm