SlideShare a Scribd company logo
1 of 20
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan
makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak
cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut,
dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan
dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi,antropologi, faal
kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain
(Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan-
lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia
yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan
rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu
yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan
meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada
alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal
kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya
untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat
batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar
genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakan
pemakaiannya.
Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga
peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan
pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang
yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai
jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak
negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial
yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi
pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai
risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja,
2 | P a g e
Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat
Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi
ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian
antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini
dikenal sebagai pendekatan ergonomik.
Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam
kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi
ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat
dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan
dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang
akan dihadapi. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang
memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan
keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang
ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3
(Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak
dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama
yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life).
Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors”. Pembahasan
tentang ergonomi membutuhkan studi tentang sistem manusia, di
mana manusia, fasilitaskerja, dan lingkungan saling berinteraksi
dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan
manusianya. Penerapan ergonomi umumnya meliputi aktivitas
rancang bangun (design) maupun rancang ulang (re-design). Hal ini
dapat mencakupperangkat keras seperti perkakas kerja (tools),
bangku kerja (benches), platform,kursi, pegangan alat kerja
(workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga(displays),
jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain-
lain.Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada
suatu organisasi,desain perangkat lunak, meningkatkan faktor
keselamatan dan kesehatan kerja,serta desain dan evaluasi produk
(Nurmianto, 2003).
3 | P a g e
B. Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam penulisan ini adalah
1. Apa yang dimaksud dengan Ergonomi?
2. Apa yang dimaksud Faal Kerja?
3. Apa solusi dari Ergonomi dan Faal Kerja?
C. Tujuan
Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah
1. Mengetahui yang dimaksud dengan Ergonomi
2. Mengetahui yang dimaksud Dengan Faal Kerja
3. Mengatahui solusi dari Ergonomi dan Faal Kerja
4 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ergonomi
1. Definisi Ergonomi
Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos
(aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang
berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang
dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain:
a. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang
bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya,
sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat,
aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981).
b. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk
menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas
yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat
dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik
maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan
menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004).
c. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk
meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto,
1996).
d. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha
untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang
atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan
efisiensi yang setinggi-tingginya melalui manfaatan manusia
seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987).
e. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan
rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan
tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
5 | P a g e
Dari berbagai pengertian diatas, dapat diintepretasikan
bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi
adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan
kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah
cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan
dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan
manusia.
Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara
menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai
ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya
disebutkan sebagai berikut:
a. Secara focus
Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan
interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan
lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja.
b. Secara tujuan
Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan
efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai
kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja,
pengurangan rasa lelah dan sebagainya.
c. Secara pendekatan
Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi
mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan,
karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang
prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut
sehari-hari.
6 | P a g e
Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi
ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan
Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan
mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia,
kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk
merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan
untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan
efektifitas pekerjaan manusia.
2. Sejarah Ergonomi
Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi
aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan
tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting diilustrasikan
sebagai berikut:
a. C.T. Thackrah, England, 1831
Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang
meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini,
dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan
lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para
operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada
saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat
itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan
posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara
antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga
mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera
penglihatan.
b. F.W. Taylor, U.S.A., 1989
Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika
yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang
terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.
7 | P a g e
c. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911
Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja,
dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan
dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang
diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur
membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem
meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable).
d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique
Research Board), England, 1918
Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang
terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka
menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat
dengan jam kerja per hari-nya yang menurun.
e. Elton Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933
Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai
beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya
adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik
seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap
faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan.
f. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A
Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer
yang berkembang secara cepat (seperti misalnya pesawat
terbang). Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan
dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas
alat peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan
karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk
suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan
pengaruhnya pada kinerja operator.
8 | P a g e
g. Pembentukan Kelompok Ergonomi
Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the
Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949
melibatkan beberapa profesional yang telah banyak
berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal
(majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada
November 1957.
Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International
Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human
Factors Society di Amerika pada tahun yang sama.
Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang
pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini
mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan
New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New
Zealand).
3. Aplikasi/Penerapan Ergonomi
Terdapat beberapa aplikasi/penerapan dalam pelaksanaan
ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain:
a) Posisi Kerja
Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk
dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil
selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang
belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang
pada dua kaki.
b) Proses Kerja
Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat
dan timur.
9 | P a g e
c) Tata Letak Tempat Kerja
Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan
aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara
internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata.
d) Mengangkat beban
Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni,
dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang
terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung,
jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan.
4. Metode Ergonomi
Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu
ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain:
a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja,
inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan,
ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya.
Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai
kompleks.
b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data
dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti
merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang
sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja.
c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif,
subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian
badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala
dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk
yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
10 | P a g e
5. Prinsip Ergonomi
Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi
setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam
ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan
dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah
pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut
Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi
yaitu:
a) Bekerja dalam posisi atau postur normal;
b) Mengurangi beban berlebihan;
c) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan;
d) Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh;
e) Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan;
f) Minimalisasi gerakan statis;
g) Minimalisasikan titik beban;
h) Mencakup jarak ruang;
i) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman;
j) Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja;
k) Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti;
l) Mengurangi stres.
6. Pengelompokkan Bidang Kajian Ergonomi
Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara
lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979)
sebagai berikut:
a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi
manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan
bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang
dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
11 | P a g e
b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan
dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan
dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai
dengan pemakainya.
c. Biomekanika, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan
dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan,
misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan
sebagainya.
d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya
dengan masalah penginderaan manusia, baik indera
penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya.
e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan
dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap
pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya.
Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja
secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara
sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga
seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi
yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia
pekerjanya.
7. Spesialisasi Bidang Ergonomi
Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik,
ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi
lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi
merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem
kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan
keergonomikan yang terbaik.
12 | P a g e
a) Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia,
anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang
berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan
dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan
material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja,
keselamatan dan kesehatan.
b) Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia,
termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai
akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen
sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara
lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human-
computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja.
c) Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem
sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses.
Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ;
komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu
kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi,
kultur organisasi, organisasi virtual, dll.
d) Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan,
temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan
dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang
kerja, sistem akustik,dll.
8. Kasus Ergonomi
Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu
ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain:
1) Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan
ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari
gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang
dilakukan dengan berdiri atau duduk.
13 | P a g e
2) Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika
dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau
operator komputer.
3) Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari
menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak
nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa
tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada
bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang.
4) Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering
sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat
mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL)
B. Faal Kerja
1. Defenisi Faal Kerja
Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi
manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan
bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang
dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja
(Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana, 1979).
Menurut Sutalaksana, bekerja merupakan suatu kegiatan
manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan
yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara
kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi yang kaitannya dengan
kerja manusia dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan
merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan, agar
dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga
kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya
Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam
koordinasi yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba,
perasa dan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan
perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang
14 | P a g e
diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah
ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus,
dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan.
Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat-
alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya-
upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga
kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gerakan
menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis.
Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai
semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah
ketrampilan seseorang.
Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama
untuk pekerjaan fisik. Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan
melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat-
seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum
kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar
pembuluh-pembuluh ototnya terjepit, sehingga peredaran darah,
jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab
kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi
pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya
otot-otot.
Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal,
sepeda, memutar. roda, memukul lonceng, mencangkul dan
lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat
dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk
pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja
atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik
antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02,
dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme
kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan
terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar
15 | P a g e
pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya
kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later
kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot
gemetar (tremor).
Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting
dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada
tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan
lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu
kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik, yaitu ilmu tentang
gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan,
agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja
sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan-
pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada
penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan,
kaki, jari-jari dan sebagainya.
Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi
ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun
bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan pula
kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu
serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar-
besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut Antropometri,
yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis,
ataupun dinamis, yang sangat penting bagi pekerjaan adalah
ukuran-ukuran:
a) Tinggi badan berdiri
b) Tinggi bahu
c) Tinggi siku
d) Tinggi pinggul, depan
e) Panjang lengan.
f) Panjang lengan atas
g) Panjang lengan bawah dan tangan
16 | P a g e
h) Tinggi lutut
i) Jarak lekuk lutut-garis punggung
j) Jarak lekuk lutut telapak kaki.
2. Pembagian Kerja
Pembagian kerja adalah suatu sistem pengaturan pekerjaan
atau bisa disebut juga sebagai pembagian kerja. Secara umum
jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik dan
kerja mental.
1) Kerja Fisik
Pengeluaran energi relatif lebih banyak, dibandingkan
kerja mental membutuhkan usaha dan energi yang cukup
besar dan kerja fisik dibedakan atau dibagi menjadi dua
macam, yaitu:
a) Kerja statis
i. Tidak menghasilkan gerak
ii. Kontraksi otot bersifat isometris
iii. Kelelahan lebih cepat terjadi
b) Kerja dinamis
i. Menghasilkan gerak
ii. Kontraksi otot bersifat isotonos
iii. Kontraksi otot bersifat ritmis
iv. Kelelahan relatif lebih lama terjadi
2) Kerja mental
Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif
lebih ringan dibandingkan dengan kerja fisik yang
membutuhkan energi lebih besar dan cukup sulit untuk
mngukur kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh
berbagai faktor, antara lain:
17 | P a g e
a) Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik,motivasi, jenis
kelamin, pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan
sebagainya.
b) Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin,
peralatan, metode kerja, dan sebagainya.
Selain pembagian kerja, juga terdapat kriteria-kriteria yang
dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan
terhadap manusia dalam suatu sistem kerja. Kriteria-kriteria
tersebut adalah:
a) Kriteria Faal
Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen,
tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh,
komposisi kimia dalam darah dan air seni, dst. Tujuannya
adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh
selama bekerja.
b) Kriteria Fisiologis kerja
Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan
seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan
kejiwaan yang timbul selama berkerja.
c) Kriteria Hasil kerja
Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari
pekerja selama berkerja. Tujuannya adalah untuk
mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan melihat hasil
kerja yang diperoleh dari kerja.
3. Pemecahan Maslah Dalam Berbagai Kasus Di Bidang Ergonomi
Masalah-masalah yang terjadi di bidang Ergonomi dapat
dipecahkan dengan hal berikut :
a) Dengan cara Melakukan Pengukuran Performansin misalnya
pada Atlit, agar tidak terjadi kesalahan pada Atlit saat
melakukan perkjaan
18 | P a g e
b) Pengukuran Variabilitasi kerja misalnya pada Operator
Komputer atau Juru Ketik sehingga pekerjaan yang dilakukan
tidak monoton
c) Dengan Merenggangkan Otot seperti halnya berdiri sambil
menggerakkan Anggota Badan
d) Dengan Cara Memngurangi Beban yang di Angkut atau
menggunakan Alat Bantu seperti gerobak, dll
19 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan
informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan,
keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk
merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan
untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan
dan efektifitas pekerjaan manusia. Pusat dari ergonomi adalah
manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran,
keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia.
2. Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap
dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yaitu
Faal Kerja, Antropometri, Biomekanika, Penginderaan, dan
Psikologi kerja.
3. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi
manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan
bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang
dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat
bekerja.
4. Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja
saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat,
produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut,
perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari
semua pihak.
20 | P a g e
B. Saran
1. Sebagai Pekerja agar semua pekerjaan dan lingkungan kerja
baik maka sebaiknya menerapkan Ergonomi, karena dengan
menerapkan ergonomi tidak akan terjadinya masalah-maslah
yang dapat menghambat dalam pekerjaan
2. Agar pekerjaan seorang pekerja baik dan berjalan efektif maka
diperlukannya perhitungan energi yang keluar saat bekerja
sehingga kita sebagai pekerja bisa mengukur kadar
kemampuan kita pada saat proses pekerjaan.

More Related Content

What's hot (20)

ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESINANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
ANALISA DAN PENGUKURAN KERJA - SISTEM MANUSIA MESIN
 
KONSEP K3 RS
KONSEP K3 RSKONSEP K3 RS
KONSEP K3 RS
 
1 pengertian ergonomi
1 pengertian ergonomi1 pengertian ergonomi
1 pengertian ergonomi
 
Laporan antropometri
Laporan antropometriLaporan antropometri
Laporan antropometri
 
Lingkungan kerja
Lingkungan kerjaLingkungan kerja
Lingkungan kerja
 
Sanitasi & hygiene
Sanitasi & hygieneSanitasi & hygiene
Sanitasi & hygiene
 
KONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKITKONSEP SEHAT SAKIT
KONSEP SEHAT SAKIT
 
8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA 8.1 BIOMEKANIKA
8.1 BIOMEKANIKA
 
Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1Riwayat alamat penyakit1
Riwayat alamat penyakit1
 
Uji beda mean
Uji beda meanUji beda mean
Uji beda mean
 
03 biomekanika
03 biomekanika03 biomekanika
03 biomekanika
 
Sanitasi industri
Sanitasi industriSanitasi industri
Sanitasi industri
 
9.fisiologi kerja
9.fisiologi kerja9.fisiologi kerja
9.fisiologi kerja
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
Beberapa contoh-dummy-tabel
Beberapa contoh-dummy-tabelBeberapa contoh-dummy-tabel
Beberapa contoh-dummy-tabel
 
Makalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatanMakalah konsep perilaku kesehatan
Makalah konsep perilaku kesehatan
 
Penyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerjaPenyakit akibat kerja
Penyakit akibat kerja
 
Antropometri
AntropometriAntropometri
Antropometri
 
02 antropometri
02 antropometri02 antropometri
02 antropometri
 
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material HandlingModul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
Modul 3 Biomechanic And Manual Material Handling
 

Similar to ERGONOMI DAN FAAL KERJA

Pendahuluan Ergonomi.ppt
Pendahuluan Ergonomi.pptPendahuluan Ergonomi.ppt
Pendahuluan Ergonomi.pptRianAnjasmoro2
 
Pendahuluan ergonomi.ppt
Pendahuluan ergonomi.pptPendahuluan ergonomi.ppt
Pendahuluan ergonomi.pptPMSIL2018
 
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).pptAchmadNabhanYaman
 
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docxMODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docxnushronali
 
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadfRiza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadfSafrizaAhmad2
 
Tinjauan ergonomi
Tinjauan ergonomiTinjauan ergonomi
Tinjauan ergonomiwildancuk
 
Tugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdf
Tugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdfTugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdf
Tugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdfJoko Setyo Purnomo
 
13. ERGONOMI.pptx
13. ERGONOMI.pptx13. ERGONOMI.pptx
13. ERGONOMI.pptxRestu48
 
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptxErgonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptxAbdiMaulanaIlyas1
 
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.pptmatbewok01
 
Sejarah_Ergonomi.ppt
Sejarah_Ergonomi.pptSejarah_Ergonomi.ppt
Sejarah_Ergonomi.pptAissukasuka
 
dasar_ergonomi_1.ppt
dasar_ergonomi_1.pptdasar_ergonomi_1.ppt
dasar_ergonomi_1.pptreskirahman1
 
Ergonomi dasar
Ergonomi dasarErgonomi dasar
Ergonomi dasarRestu48
 
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdfERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdfSitiMaijah
 
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of ErgonomicsSocial and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of ErgonomicsMochammad Raihan
 

Similar to ERGONOMI DAN FAAL KERJA (20)

Pendahuluan Ergonomi.ppt
Pendahuluan Ergonomi.pptPendahuluan Ergonomi.ppt
Pendahuluan Ergonomi.ppt
 
Pendahuluan ergonomi.ppt
Pendahuluan ergonomi.pptPendahuluan ergonomi.ppt
Pendahuluan ergonomi.ppt
 
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
167_20220318063114_e-2.Pendahuluan Ergonomi (1).ppt
 
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docxMODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
MODUL_1_ERGONOMI DASAR.docx
 
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadfRiza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
Riza-ERGONOMI lalakskssndnsndlasndlksnflsknadfksadf
 
MATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptx
MATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptxMATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptx
MATERI-KE-4A-ERGONOMI.pptx
 
Tinjauan ergonomi
Tinjauan ergonomiTinjauan ergonomi
Tinjauan ergonomi
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
Tugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdf
Tugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdfTugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdf
Tugas 1 _ Joko Setio Purnomo _ 22173002P.pdf
 
Presentation1a
Presentation1aPresentation1a
Presentation1a
 
13. ERGONOMI.pptx
13. ERGONOMI.pptx13. ERGONOMI.pptx
13. ERGONOMI.pptx
 
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptxErgonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
Ergonomi dan Antropometri (Pak Wawan) (1).pptx
 
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
24817092566667y7-Ergonomi-Kerja2-ppt.ppt
 
Sejarah_Ergonomi.ppt
Sejarah_Ergonomi.pptSejarah_Ergonomi.ppt
Sejarah_Ergonomi.ppt
 
dasar_ergonomi_1.ppt
dasar_ergonomi_1.pptdasar_ergonomi_1.ppt
dasar_ergonomi_1.ppt
 
Ergonomi dasar
Ergonomi dasarErgonomi dasar
Ergonomi dasar
 
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdfERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
ERGONOMI DALAM LINGKUNGAN KERJA.pdf
 
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of ErgonomicsSocial and Organizational Foundation of Ergonomics
Social and Organizational Foundation of Ergonomics
 
Ergonomi kesehatan
Ergonomi kesehatanErgonomi kesehatan
Ergonomi kesehatan
 
7. ERGONOMI - PENDAHULUAN
7. ERGONOMI - PENDAHULUAN7. ERGONOMI - PENDAHULUAN
7. ERGONOMI - PENDAHULUAN
 

Recently uploaded

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfAlanRahmat
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRJessieArini1
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptssuser940815
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfestidiyah35
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMeiRianitaElfridaSin
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...MAKSIPUASA1
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docxhurufd86
 

Recently uploaded (10)

kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatankebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
kebijakan pemerintah terkait pelaksanaan promosi kesehatan
 
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdfDiagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
Diagnosis Diferensial and Mnemonic_Materi 2.pdf
 
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatanKemitraan masyarakat dalam program kesehatan
Kemitraan masyarakat dalam program kesehatan
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRRBimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
Bimtek TKH 2024.pptxRRRRRRRRRRRRRRRRRRRR
 
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.pptPENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
PENGORGANISASIAN dan struktur organisasi.ppt
 
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdfMATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
MATERI PRESENTASI IPE IPC (kelompok 1).pdf
 
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatanMetode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
Metode dan media pendidikan dan promosi kesehatan
 
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
1. BHD PERKI.pptx, materi tentang bagaimana melakukan bhd pada korban dengan ...
 
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docximplementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
implementasi Revisi Usulan Proposal MHKes PPJ.docx
 

ERGONOMI DAN FAAL KERJA

  • 1. 1 | P a g e BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia dengan segala sifat dan tingkah lakunya merupakan makhluk yang sangat kompleks. Proses mempelajari manusia tidak cukup hanya ditinjau dari segi keilmuan. Berdasarkan hal tersebut, dapat dipahami bahwa untuk mengembangkan ergonomi diperlukan dukungan dari berbagai disiplin, antara lain psikologi,antropologi, faal kerja, biologi, sosiologi, perencanaan kerja, fisika, dan lain-lain (Sutalaksana, 1979). Perubahan waktu, walaupun secara perlahan- lahan, telah merubah manusia dari keadaan primitif menjadi manusia yang berbudaya. Kejadian ini antara lain terlihat pada perubahan rancangan peralatan-peralatan yang dipakai, yaitu mulai dari batu yang tidak berbentuk menjadi batu yang mulai berbentuk dengan meruncingkan beberapa bagian dari batu tersebut. Perubahan pada alat sederhana ini, menunjukkan bahwa manusia telah sejak awal kebudayaannya berusaha memperbaiki alat-alat yang dipakainya untuk memudahkan pemakaiannya. Hal ini terlihat lagi pada alat-alat batu runcing yang bagian atasnya dipahat bulat tepat sebesar genggaman sehingga lebih memudahkan dan menggerakan pemakaiannya. Perkembangan teknologi saat ini begitu pesatnya, sehingga peralatan sudah menjadi kebutuhan pokok pada berbagai lapangan pekerjaan. Artinya peralatan dan teknologi merupakan penunjang yang penting dalam upaya meningkatkan produktivitas untuk berbagai jenis pekerjaan. Disamping itu disisi lain akan terjadi dampak negatifnya, bila kita kurang waspada menghadapi bahaya potensial yang mungkin timbul. Hal ini tidak akan terjadi jika dapat diantisipasi pelbagai risiko yang mempengaruhi kehidupan para pekerja. Pelbagai risiko tersebut adalah kemungkinan terjadinya Penyakit Akibat Kerja,
  • 2. 2 | P a g e Penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan dan Kecelakaan Akibat Kerja yang dapat menyebabkan kecacatan atau kematian. Antisipasi ini harus dilakukan oleh semua pihak dengan cara penyesuaian antara pekerja, proses kerja dan lingkungan kerja. Pendekatan ini dikenal sebagai pendekatan ergonomik. Ergonomi yaitu ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam kaitannya dengan pekerjaan mereka. Sasaran penelitian ergonomi ialah manusia pada saat bekerja dalam lingkungan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa ergonomi ialah penyesuaian tugas pekerjaan dengan kondisi tubuh manusia ialah untuk menurunkan stress yang akan dihadapi. Ergonomi adalah suatu cabang ilmu yang memanfaatkan informasi-informasi mengenai sifat, kemampuan dan keterbatasan manusia dalam rangka membuat sistem kerja yang ENASE (efektif, nyaman, aman, sehat dan efisien). Ergonomi dan K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja) merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keduanya mengarah kepada tujuan yang sama yakni peningkatan kualitas kehidupan kerja (quality of working life). Ergonomi disebut juga sebagai “Human Factors”. Pembahasan tentang ergonomi membutuhkan studi tentang sistem manusia, di mana manusia, fasilitaskerja, dan lingkungan saling berinteraksi dengan tujuan utama yaitu menyesuaikan suasana kerja dengan manusianya. Penerapan ergonomi umumnya meliputi aktivitas rancang bangun (design) maupun rancang ulang (re-design). Hal ini dapat mencakupperangkat keras seperti perkakas kerja (tools), bangku kerja (benches), platform,kursi, pegangan alat kerja (workholders), sistem pengendali (controls), alat peraga(displays), jalan/lorong (acces ways), pintu (doors), jendela (windows), dan lain- lain.Ergonomi dapat berperan pula sebagai desain pekerjaan pada suatu organisasi,desain perangkat lunak, meningkatkan faktor keselamatan dan kesehatan kerja,serta desain dan evaluasi produk (Nurmianto, 2003).
  • 3. 3 | P a g e B. Rumusan Masalah Rumusan Masalah dalam penulisan ini adalah 1. Apa yang dimaksud dengan Ergonomi? 2. Apa yang dimaksud Faal Kerja? 3. Apa solusi dari Ergonomi dan Faal Kerja? C. Tujuan Tujuan dalam penulisan makalah ini adalah 1. Mengetahui yang dimaksud dengan Ergonomi 2. Mengetahui yang dimaksud Dengan Faal Kerja 3. Mengatahui solusi dari Ergonomi dan Faal Kerja
  • 4. 4 | P a g e BAB II PEMBAHASAN A. Ergonomi 1. Definisi Ergonomi Ergonomi berasal dari kata Yunani ergon (kerja) dan nomos (aturan), secara keseluruhan ergonomi berarti aturan yang berkaitan dengan kerja. Banyak definisi tentang ergonomi yang dikeluarkan oleh para pakar dibidangnya antara lain: a. Ergonomi adalah ”Ilmu” atau pendekatan multidisipliner yang bertujuan mengoptimalkan sistem manusia-pekerjaannya, sehingga tercapai alat, cara dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman, dan efisien (Manuaba, A, 1981). b. Ergonomi adalah ilmu, seni, dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam beraktifitas maupun istirahat dengan kemampuan dan keterbatasan manusia baik fisik maupun mental sehingga kualitas hidup secara keseluruhan menjadi lebih baik (Tarwaka. dkk, 2004). c. Ergonomi adalah ilmu tentang manusia dalam usaha untuk meningkatkan kenyamanan di lingkungan kerja (Nurmianto, 1996). d. Ergonomi adalah ilmu serta penerapannya yang berusaha untuk menyerasikan pekerjaan dan lingkungan terhadap orang atau sebaliknya dengan tujuan tercapainya produktifitas dan efisiensi yang setinggi-tingginya melalui manfaatan manusia seoptimal-optimalnya (Suma’mur, 1987). e. Ergonomi adalah praktek dalam mendesain peralatan dan rincian pekerjaan sesuai dengan kapabilitas pekerja dengan tujuan untuk mencegah cidera pada pekerja. (OSHA, 2000).
  • 5. 5 | P a g e Dari berbagai pengertian diatas, dapat diintepretasikan bahwa pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. Sehingga dalam usaha untuk mencegah cidera, meningkatkan produktivitas, efisiensi dan kenyamanan dibutuhkan penyerasian antara lingkungan kerja, pekerjaan dan manusia. Definisi ergonomi juga dapat dilakukan dengan cara menjabarkannya dalam fokus, tujuan dan pendekatan mengenai ergonomi (Mc Coinick 1993) dimana dalam penjelasannya disebutkan sebagai berikut: a. Secara focus Ergonomi menfokuskan diri pada manusia dan interaksinya dengan produk, peralatan, fasilitas, prosedur dan lingkungan dimana sehari-hari manusia hidup dan bekerja. b. Secara tujuan Tujuan ergonomi ada dua hal, yaitu peningkatan efektifitas dan efisiensi kerja serta peningkatan nilai-nilai kemanusiaan, seperti peningkatan keselamatan kerja, pengurangan rasa lelah dan sebagainya. c. Secara pendekatan Pendekatan ergonomi adalah aplikasi informasi mengenai keterbatasan-keterbatasan manusia, kemampuan, karakteristik tingkah laku dan motivasi untuk merancang prosedur dan lingkungan tempat aktivitas manusia tersebut sehari-hari.
  • 6. 6 | P a g e Berdasarkan ketiga pendekatan tersebut diatas, definisi ergonomi dapat terangkumkan dalam definisi yang dikemukakan Chapanis (1985), yaitu ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia. 2. Sejarah Ergonomi Ergonomi mulai dicetuskan pada tahun 1949, akan tetapi aktivitas yang berkenaan dengannya telah bermunculan puluhan tahun sebelumnya. Beberapa kejadian penting diilustrasikan sebagai berikut: a. C.T. Thackrah, England, 1831 Trackrah adalah seorang dokter dari Inggris/England yang meneruskan pekerjaan dari seorang Italia bernama Ramazzini, dalam serangkaian kegiatan yang berhubungan dengan lingkungan kerja yang tidak nyaman yang dirasakan oleh para operator di tempat kerjanya. Ia mengamati postur tubuh pada saat bekerja sebagai bagian dari masalah kesehatan. Pada saat itu Trackrah mengamati seorang penjahit yang bekerja dengan posisi dan dimensi kursi-meja yang kurang sesuai secara antropometri, serta pencahayaan yang tidak ergonomis sehingga mengakibatkan menbungkuknya badan dan iritasi indera penglihatan. b. F.W. Taylor, U.S.A., 1989 Frederick W. Taylor adalah seorang insinyur Amerika yang menerapkan metoda ilmiah untuk menentukan cara yang terbaik dalam melakukan suatu pekerjaan.
  • 7. 7 | P a g e c. F.B. Gilbreth, U.S.A., 1911 Gilbreth juga mengamati dan mengoptimasi metoda kerja, dalam hal ini lebih mendetail dalam Analisa Gerakan dibandingkan dengan Taylor. Dalam bukunya Motion Study yang diterbitkan pada tahun 1911 ia menunjukkan bagaimana postur membungkuk dapat diatasi dengan mendesain suatu sistem meja yang dapat diatur turun-naik (adjustable). d. Badan Penelitian untuk Kelelahan Industri (Industrial Fatique Research Board), England, 1918 Badan ini didirikan sebagai penyelesaian masalah yang terjadi di pabrik amunisi pada Perang Dunia Pertama. Mereka menunjukkan bagaimana output setiap harinya meningkat dengan jam kerja per hari-nya yang menurun. e. Elton Mayo dan teman-temannya, U.S.A., 1933 Elton Mayo seorang warga negara Australia, memulai beberapa studi di suatu Perusahaan Listrik. Tujuan studinya adalah untuk mengkuantifikasi pengaruh dari variabel fisik seperti pencahayaan dan lamanya waktu istirahat terhadap faktor efisiensi dari para operator kerja pada unit perakitan. f. Perang Dunia Kedua, England dan U.S.A Masalah operasional yang terjadi pada peralatan militer yang berkembang secara cepat (seperti misalnya pesawat terbang). Masalah yang ada pada saat itu adalah penempatan dan identifikasi utnuk pengendali pesawat terbang, efektivitas alat peraga (display), handel pembuka, ketidak-nyamanan karena terlalu panas atau terlalu dingin, desain pakaian untuk suasana kerja yang terlalu panas atau terlalu dingin dan pengaruhnya pada kinerja operator.
  • 8. 8 | P a g e g. Pembentukan Kelompok Ergonomi Pembentukan Masyarakat Peneliti Ergonomi (the Ergonomics Research Society) di England pada tahun 1949 melibatkan beberapa profesional yang telah banyak berkecimpung dalam bidang ini. Hal ini menghasilkan jurnal (majalah ilmiah) pertama dalam bidang Ergonomi pada November 1957. Perkumpulan Ergonomi Internasional (The International Ergonomics Association) terbentuk pada 1957, dan The Human Factors Society di Amerika pada tahun yang sama. Diketahui pula bahwa Konferensi Ergonomi Australia yang pertama diselenggarakan pada tahun 1964, dan hal ini mencetuskan terbentuknya Masyarakat Ergonomi Australia dan New Zealand (The Ergonomics Society of Australian and New Zealand). 3. Aplikasi/Penerapan Ergonomi Terdapat beberapa aplikasi/penerapan dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Aplikasi / penerapan tersebut antara lain: a) Posisi Kerja Terdiri dari posisi duduk dan posisi berdiri, posisi duduk dimana kaki tidak terbebani dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja. Sedangkan posisi berdiri dimana posisi tulang belakang vertikal dan berat badan tertumpu secara seimbang pada dua kaki. b) Proses Kerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran anthropometrinya. Harus dibedakan ukuran anthropometri barat dan timur.
  • 9. 9 | P a g e c) Tata Letak Tempat Kerja Display harus jelas terlihat pada waktu melakukan aktivitas kerja. Sedangkan simbol yang berlaku secara internasional lebih banyak digunakan daripada kata-kata. d) Mengangkat beban Bermacam-macam cara dalam mengangkat beban yakni, dengan kepala, bahu, tangan, punggung dsbnya. Beban yang terlalu berat dapat menimbulkan cedera tulang punggung, jaringan otot dan persendian akibat gerakan yang berlebihan. 4. Metode Ergonomi Terdapat beberapa metode dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Metode-metode tersebut antara lain: a. Diagnosis, dapat dilakukan melalui wawancara dengan pekerja, inspeksi tempat kerja penilaian fisik pekerja, uji pencahayaan, ergonomic checklist dan pengukuran lingkungan kerja lainnya. Variasinya akan sangat luas mulai dari yang sederhana sampai kompleks. b. Treatment, pemecahan masalah ergonomi akan tergantung data dasar pada saat diagnosis. Kadang sangat sederhana seperti merubah posisi mebel, letak pencahayaan atau jendela yang sesuai. Membeli furniture sesuai dengan demensi fisik pekerja. c. Follow-up, dengan evaluasi yang subyektif atau obyektif, subyektif misalnya dengan menanyakan kenyamanan, bagian badan yang sakit, nyeri bahu dan siku, keletihan , sakit kepala dan lain-lain. Secara obyektif misalnya dengan parameter produk yang ditolak, absensi sakit, angka kecelakaan dan lain-lain.
  • 10. 10 | P a g e 5. Prinsip Ergonomi Memahami prinsip ergonomi akan mempermudah evaluasi setiap tugas atau pekerjaan meskipun ilmu pengetahuan dalam ergonomi terus mengalami kemajuan dan teknologi yang digunakan dalam pekerjaan tersebut terus berubah. Prinsip ergonomi adalah pedoman dalam menerapkan ergonomi di tempat kerja, menurut Baiduri dalam diktat kuliah ergonomi terdapat 12 prinsip ergonomi yaitu: a) Bekerja dalam posisi atau postur normal; b) Mengurangi beban berlebihan; c) Menempatkan peralatan agar selalu berada dalam jangkauan; d) Bekerja sesuai dengan ketinggian dimensi tubuh; e) Mengurangi gerakan berulang dan berlebihan; f) Minimalisasi gerakan statis; g) Minimalisasikan titik beban; h) Mencakup jarak ruang; i) Menciptakan lingkungan kerja yang nyaman; j) Melakukan gerakan, olah raga, dan peregangan saat bekerja; k) Membuat agar display dan contoh mudah dimengerti; l) Mengurangi stres. 6. Pengelompokkan Bidang Kajian Ergonomi Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) sebagai berikut: a. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja.
  • 11. 11 | P a g e b. Antropometri, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan pengukuran dimensi tubuh manusia untuk digunakan dalam perancangan peralatan dan fasilitas sehingga sesuai dengan pemakainya. c. Biomekanika, yaitu bidang kajian ergonomi yang berhubungan dengan mekanisme tubuh dalam melakukan suatu pekerjaan, misalnya keterlibatan otot manusia dalam bekerja dan sebagainya. d. Penginderaan, yaitu bidang kajian ergonomi yang erat kaitannya dengan masalah penginderaan manusia, baik indera penglihatan, penciuman, perasa dan sebagainya. e. Psikologi kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang berkaitan dengan efek psikologis dan suatu pekerjaan terhadap pekerjanya, misalnya terjadinya stres dan lain sebagainya. Pada prakteknya, dalam mengevaluasi suatu sistem kerja secara ergonomi, kelima bidang kajian tersebut digunakan secara sinergis sehingga didapatkan suatu solusi yang optimal, sehingga seluruh bidang kajian ergonomi adalah suatu sistem terintegrasi yang semata-mata ditujukan untuk perbaikan kondisi manusia pekerjanya. 7. Spesialisasi Bidang Ergonomi Spesialisasi bidang ergonomi meliputi: ergonomi fisik, ergonomi kognitif, ergonomi sosial, ergonomi organisasi, ergonomi lingkungan dan faktor lain yang sesuai. Evaluasi ergonomi merupakan studi tentang penerapan ergonomi dalam suatu sistem kerja yang bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penerapan ergonomi, sehingga didapatkan suatu rancangan keergonomikan yang terbaik.
  • 12. 12 | P a g e a) Ergonomi Fisik: berkaitan dengan anatomi tubuh manusia, anthropometri, karakteristik fisiolgi dan biomekanika yang berhubungan dnegan aktifitas fisik. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi fisik antara lain: postur kerja, pemindahan material, gerakan berulan-ulang, MSD, tata letak tempat kerja, keselamatan dan kesehatan. b) Ergonomi Kognitif: berkaitan dengan proses mental manusia, termasuk di dalamnya ; persepsi, ingatan, dan reaksi, sebagai akibat dari interaksi manusia terhadap pemakaian elemen sistem. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi kognitif antara lain ; beban kerja, pengambilan keputusan, performance, human- computer interaction, keandalan manusia, dan stres kerja. c) Ergonomi Organisasi: berkaitan dengan optimasi sistem sosioleknik, termasuk sturktur organisasi, kebijakan dan proses. Topik-topik yang relevan dalam ergonomi organisasi antara lain ; komunikasi, MSDM, perancangan kerja, perancangan waktu kerja, timwork, perancangan partisipasi, komunitas ergonomi, kultur organisasi, organisasi virtual, dll. d) Ergonomi Lingkungan: berkaitan dengan pencahayaan, temperatur, kebisingan, dan getaran. Topik-topik yang relevan dengan ergonomi lingkungan antara lain ; perancangan ruang kerja, sistem akustik,dll. 8. Kasus Ergonomi Terdapat beberapa kasus dalam pelaksanaan ilmu ergonomi. Kasus-kasus tersebut antara lain: 1) Dalam pengukuran performansi atlet. Pengukuran jangkauan ruang yang dibutuhkan saat kerja. Contohnya: jangkauan dari gerakan tangan dan kaki efektif pada saat bekerja, yang dilakukan dengan berdiri atau duduk.
  • 13. 13 | P a g e 2) Pengukuran variabilitas kerja. Contohnya: analisis kinematika dan kemampuan jari-jari tangan dari seseorang juru ketik atau operator komputer. 3) Kasus bekerja sambil duduk: Seorang pekerja yang setiap hari menggunakan komputer dalam bekerja dengan posisi yang tidak nyaman, maka sering kali ia merasakan keluhan bahwa tubuhnya sering mengalami rasa sakit/nyeri, terutama pada bagian bahu, pergelangan tangan, dan pinggang. 4) Kasus manual material handling: Kuli panggul di pasar sering sekali mengalami penyakit herniadan juga low back pain akibat mengangkut beban di luar recommended weighting limit (RWL) B. Faal Kerja 1. Defenisi Faal Kerja Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja (Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana, 1979). Menurut Sutalaksana, bekerja merupakan suatu kegiatan manusia merubah keadaan-keadaan tertentu dari alam lingkungan yang ditujukan untuk mempertahankan dan memelihara kelangsungan hidupnya. Studi ergonomi yang kaitannya dengan kerja manusia dalam hal ini ditunjukan untuk mengevaluasi dan merancang kembali tata cara kerja yang harus diaplikasikan, agar dapat memberikan peningkatan efektivitas dan efesiensi selain juga kenyamanan ataupun keamanan bagi manusia sebagai pekerjanya Secara faal, bekerja adalah hasil kerjasama dalam koordinasi yang sebaikbaiknya dari dria (mata, telinga, peraba, perasa dan lain-lain), otak dan susunan saraf-saraf di pusat dan perifer, serta otot-otot. Selanjutnya untuk petukaran zat yang
  • 14. 14 | P a g e diperlukan dan harus dibuang masih diperlukan peredaran darah ked an dari otot-otot. Dalam hal ini, jantung, paru-paru. hati, usus, dan lain-lainnya menunjang kelancaran proses pekerjaan. Mula.mula koordinasi indera, susunan syaraf, otot. dan alat- alat lain berjalan secara sukar dan masih harus disertai upaya- upaya yang diperlukan. Kenyataan ini terlihat pada seorang tenaga kerja baru yang sedang menjalani latihan. Lambat laun gerakan menjadi suatu ref1eks, sehingga bekerja menjadi automatis. Semakin cepat sifat refleks dan automatis tersebut yang disertai semakin baik koordinasi serta hasil kerja, semakin tinggi pulalah ketrampilan seseorang. Otot-otot adalah salah satu organ yang terpenting terutama untuk pekerjaan fisik. Otot bekerja dengan jalan kontraksi dan melemas. Kekuatan ditentukan oleh jumlah yang besar serat- seratnya, daya kontraksi dan cepatnya berkontraksi. Sebelum kontraksi (mengerut), darah diantara serat-serat otot atau di luar pembuluh-pembuluh ototnya terjepit, sehingga peredaran darah, jadi juga pertukaran zat terganggu dan hal demikian menjadi sebab kelelahan otot. Maka dari itu, kerutan yang selalu diselingi pelemasan, disebut kontraksi dinamis, sangat tepat bagi bekerjanya otot-otot. Pekerjaan-pekerjaan demikian misalnya mengayuh pedal, sepeda, memutar. roda, memukul lonceng, mencangkul dan lain.lain. Kerja terus-menerus dari suatu otot, sekalipun bersifat dinarnik, selalu diikuti dengan kelelahan, yang perlu istirahat untuk pemulihan. Atas dasar kenyataan itu, waktu istirahat dalam kerja atau sesudah kerja sangat penting. Kelelahan otot secara fisik antara lain akibat zat-zat sisa metabolisme seperti asam laktat, C02, dan sebagainya. Namun kelelahan, sesuai dengan mekanisme kerja, tidak saja ditentukan oleh keadaan ototnya sendiri, melainkan terdapat komponen mental psikologis yang sering-sering juga besar
  • 15. 15 | P a g e pengaruhnya. Otot-otot yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan dari padanya, bertambah panjangnya waktu later kontraksi dan waktu melemas, berkurangnya koordinasi, serta otot gemetar (tremor). Otot dan tulang merupakan dua alat yang sangat penting dalam bekerja. Kerutan dan pelemasan otot dipindahkan kepada tulang menjadi gerakan-gerakan fleksi, abduksi, rotasi, supinasi dan lain.lain. Demikian pentingnya kedua alat ini sebagai suatu kesatuan, maka berkembanglah ilmu biomekanik, yaitu ilmu tentang gerakan otot dan tulang, yang dengan pengetrapannya diharapkan, agar dengan tenaga sekecil-kecilnya dapat dicapai hasil kerja sebesar-besarnya. Biomekanika memberikan pengetahuan- pengetahuan tentang gerakan-gerakan dan kekuatan pada penggunaan leher dan kepala, tulang belakang, lengan, tangan, kaki, jari-jari dan sebagainya. Otot dan tulang merupakan faktor-faktor terpenting bagi ukuran-ukuran tubuh, ukuran tinggi dan besar dari tubuh ataupun bagian-bagiannya. Ukuran-ukuran ini menentukan pula kemampuan fisik tenaga kerja. Peralatan kerja dan mesin perlu serasi dengan ukuran-ukuran demikian untuk hasil kerja sebesar- besarnya. Maka berkembanglah ilmu yang disebut Antropometri, yaitu ilmu tentang ukuran-ukuran tubuh, baik dalam keadaan statis, ataupun dinamis, yang sangat penting bagi pekerjaan adalah ukuran-ukuran: a) Tinggi badan berdiri b) Tinggi bahu c) Tinggi siku d) Tinggi pinggul, depan e) Panjang lengan. f) Panjang lengan atas g) Panjang lengan bawah dan tangan
  • 16. 16 | P a g e h) Tinggi lutut i) Jarak lekuk lutut-garis punggung j) Jarak lekuk lutut telapak kaki. 2. Pembagian Kerja Pembagian kerja adalah suatu sistem pengaturan pekerjaan atau bisa disebut juga sebagai pembagian kerja. Secara umum jenis kerja dibedakan menjadi dua bagian yaitu kerja fisik dan kerja mental. 1) Kerja Fisik Pengeluaran energi relatif lebih banyak, dibandingkan kerja mental membutuhkan usaha dan energi yang cukup besar dan kerja fisik dibedakan atau dibagi menjadi dua macam, yaitu: a) Kerja statis i. Tidak menghasilkan gerak ii. Kontraksi otot bersifat isometris iii. Kelelahan lebih cepat terjadi b) Kerja dinamis i. Menghasilkan gerak ii. Kontraksi otot bersifat isotonos iii. Kontraksi otot bersifat ritmis iv. Kelelahan relatif lebih lama terjadi 2) Kerja mental Pengeluaran energi relatif sedikit dan kerja pun relatif lebih ringan dibandingkan dengan kerja fisik yang membutuhkan energi lebih besar dan cukup sulit untuk mngukur kelelahannya. Hasil kerja manusia dipengaruhi oleh berbagai faktor, antara lain:
  • 17. 17 | P a g e a) Faktor-faktor dari individu, meliputi sikap, fisik,motivasi, jenis kelamin, pendidikan, keterampilan, pengalaman, dan sebagainya. b) Fakto-faktor situasional, meliputi lingkungan fisik, mesin, peralatan, metode kerja, dan sebagainya. Selain pembagian kerja, juga terdapat kriteria-kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pekerjaan terhadap manusia dalam suatu sistem kerja. Kriteria-kriteria tersebut adalah: a) Kriteria Faal Meliputi kecepatan denyut jantung, konsumsi oksigen, tekanan darah, tingkat penguapan, temperatur tubuh, komposisi kimia dalam darah dan air seni, dst. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan fungsi alat-alat tubuh selama bekerja. b) Kriteria Fisiologis kerja Meliputi kejenuhan, emosi, motivasi, sikap, dan seterusnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui perubahan kejiwaan yang timbul selama berkerja. c) Kriteria Hasil kerja Meliputi pengukuran hasil kerja yang diperoleh dari pekerja selama berkerja. Tujuannya adalah untuk mengetahui pengaruh kondisi kerja dengan melihat hasil kerja yang diperoleh dari kerja. 3. Pemecahan Maslah Dalam Berbagai Kasus Di Bidang Ergonomi Masalah-masalah yang terjadi di bidang Ergonomi dapat dipecahkan dengan hal berikut : a) Dengan cara Melakukan Pengukuran Performansin misalnya pada Atlit, agar tidak terjadi kesalahan pada Atlit saat melakukan perkjaan
  • 18. 18 | P a g e b) Pengukuran Variabilitasi kerja misalnya pada Operator Komputer atau Juru Ketik sehingga pekerjaan yang dilakukan tidak monoton c) Dengan Merenggangkan Otot seperti halnya berdiri sambil menggerakkan Anggota Badan d) Dengan Cara Memngurangi Beban yang di Angkut atau menggunakan Alat Bantu seperti gerobak, dll
  • 19. 19 | P a g e BAB III PENUTUP A. Kesimpulan 1. Ergonomi adalah ilmu untuk menggali dan mengaplikasikan informasi-informasi mengenai perilaku manusia, kemampuan, keterbatasan dan karakteristik manusia lainnya untuk merancang peralatan, mesin, sistem, pekerjaan dan lingkungan untuk meningkatkan produktivitas, keselamatan, kenyamanan dan efektifitas pekerjaan manusia. Pusat dari ergonomi adalah manusia. Konsep ergonomi adalah berdasarkan kesadaran, keterbatasan kemampuan, dan kapabilitas manusia. 2. Pengelompokkan bidang kajian ergonomi yang secara lengkap dikelompokkan oleh Dr. Ir. Iftikar Z. Sutalaksana (1979) yaitu Faal Kerja, Antropometri, Biomekanika, Penginderaan, dan Psikologi kerja. 3. Faal Kerja, yaitu bidang kajian ergonomi yang meneliti energi manusia yang dikeluarkan dalam suatu pekerjaan. Tujuan dan bidang kajian ini adalah untuk perancangan sistem kerja yang dapat meminimasi konsumsi energi yang dikeluarkan saat bekerja. 4. Penerapan Ergonomi di tempat kerja bertujuan agar pekerja saat bekerja selalu dalam keadaan sehat, nyaman, selamat, produktif dan sejahtera. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, perlu kemauan, kemampuan dan kerjasama yang baik dari semua pihak.
  • 20. 20 | P a g e B. Saran 1. Sebagai Pekerja agar semua pekerjaan dan lingkungan kerja baik maka sebaiknya menerapkan Ergonomi, karena dengan menerapkan ergonomi tidak akan terjadinya masalah-maslah yang dapat menghambat dalam pekerjaan 2. Agar pekerjaan seorang pekerja baik dan berjalan efektif maka diperlukannya perhitungan energi yang keluar saat bekerja sehingga kita sebagai pekerja bisa mengukur kadar kemampuan kita pada saat proses pekerjaan.