2. Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu menghitung jumlah emulgator golongan
surfaktan yang digunakan dalam pembuatan emulsi
2. Mahasiswa mampu membuat emulsi menggunakan emulgator
golongan surfaktan
3. Mahasiswa mampu mengevaluasi ketidakstabilan suatu emulsi
4. Mahasiswa mampu menentukan HLB butuh sebuah sediaan
emulsi.
3. Emulsi adalah suatu system yang tidak stabil secara
termodinamika yang mengandung paling sedikit dua
fase cair yang tidak saling bercampur
Satu diantaranya didispersikan sebagai globul dalam
fase cair lain
Bila dua buah cairan yang tidak saling bercampur
dimasukkan bersama dalam satu wadah, maka akan
terbentuk dua lapisan yang terpisah.
Hal ini disebabkan karena gaya kohesi antara molekul-
molekul dari tiap cairan yang memisah lebih besar
daripada gaya adhesi antara kedua cairan
4. Beberapa mekanisme kerja zat pengemulsi (emulgator)
dalam pembentukan emulsi yaitu:
1. Menurunkan tegangan antarmuka air dan minyak
2. Pembentukan film antarmuka yang menjadi halangan
mekanik untuk mencegah koalesensi
3. Pembentukan lapisan rangkap elektrik yang menjadi
halangan elektrik pada waktu partikel berdekatan
sehingga tidak akan bergabung
5. Zat Pengemulsi dibagi menjadi 2 golongan yakni:
a. Zat-zat yang aktif pada permukaan yang teradsorpsi
pada antarmuka minyak/air membentuk lapisan
monomolecular dan mengurangi tegangan antarmuka.
Membentuk lapisan molekuler ; surfaktan yang dapat
menstabilkan emulsi bekerja dengan membentuk
sebuah lapisan tunggal yang diabsorbsi molekul atau
ion pada permukaan antara minyak/air. Menurut
hukum Gibbs, mengurangi tegangan permukaan
akan menghasilkan emulsi yang lebih stabil.
6. b. Koloid hidrofilik yang membentuk suatu lapisan
multimolekuler sekitar tetesan-tetesan terdispers dari
minyak dalam suatu emulsi o/w.
Membentuk lapisan multimolekuler ; koloid lipofilik
membentuk lapisan multimolekuler disekitar tetesan
dispersi minyak, sedangkan koloid hidrofilik diabsorpsi
pada pertemuan, mereka tidak menyebabkan penurunan
tegangan antarpermukaan
7. Ketidakstabilan dari emulsi dapat digolongkan sebagai berikut:
Flokulasi dan creaming
Flokulasi adalah peristiwa terbentuknya kelompok – kelompok globul yang
posisinya tidak beraturan didalam emulsi.
Creaming adalah suatu peristiwa terjadinya lapisan-lapisan dengan konsentrasi
yang berbeda-beda didalam emulsi.
Lapisan dengan konsentrasi paling pekat akan berada pada fase atas atau
fase bawah tergantung bobot jenisnya
Penggabungan (Koalesen) dan pemecahan (Deemulsifikasi) creaming
harus dilihat secara terpisah dari pemisahan, karena creaming merupakan
proses bolak balik, sedangkan pemecahan merupakan proses searah
8. Proses pembuatan emulsi :
1.Emulsi dibuat berdasarkan resep yang diberikan
2.Dihitung jumlah tween dan span yang akan digunakan sesuai dengan HLB
butuh yang diperlukan
3.Tween yang telah ditimbang sesuai kebutuhan dicampurkan dengan air
sedangkan span yang telah ditimbang sesuai kebutuhan dicampurkan dalam
minyak kemudian kedua bahan tadi dipanaskan masing-masing diatas
penangas air hingga mencapai suhu 700 C.
4.Kedua bahan yang telah dipanaskan tadi dicampurkan kedalam lumpang
kemudian digerus cepat hingga diperoleh warna putih susu
9.
10. • Keterangan :
• B = Berat emulgator campuran Span dan Tween
• B1 = Berat emulgator span
• B2 = Berat emulgatorTween
Berapa nilai HLB Campuran dalam pembuatan emulsi 100 ml tipe O/W dengan HLB zat A
8,6(5,9 g) dan HLB zat B 16,9 (4,1 g) ??
Diketahui :
Bobot Zat A dan B = 5,9 + 4,1 = 10 gram
A = 5,9 gram; B = 4,1 gram; HLB1 = 8,6; HLB2 = 16,9
Ditanyakan :
HLB Campuran ??
Penyelesaian :
(A x HLBA) + (B x HLBB) = campuran A+B x HLB campuran
(5,9 x 8,6) + (4,1 x 16,9) = 10 x HLB Campuran
50,74 + 69,29 = 10 x HLB Campuran
120,03 / 10 = HLB Campuran
12,003 = HLB Campuran
HLB Campuran =
12
11. Pada pembuatan 100 ml emulsi tipe o/w diperlukan emulgator dengan harga
HLB 12. Sebagai emulgator dipakai campuran Span 20 (HLB 8,6) dan Tween
20 (HLB 16,7) sebanyak 5 gram. Berapa gram masing-masing berat tween 20
dan span 20 yang ditimbang?