Dokumen tersebut membahas tentang pengelompokan dan penatalaksanaan gangguan irama jantung atau aritmia. Terdapat tiga kelompok aritmia yaitu minor, mayor dan mengancam jiwa. Aritmia mengancam jiwa seperti ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi memerlukan resusitasi segera untuk mencegah kematian. Protokol penanganannya meliputi defibrilasi dini, resusitasi jantung paru dini, pember
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan resusitasi jantung paru (RJP) sejak abad ke-18 hingga saat ini. RJP diperkenalkan pada 1950an dengan penambahan nafas buatan dan kompresi dada. Tujuan RJP adalah mencegah berhentinya sirkulasi darah dan pernafasan. Keterlambatan pemberian RJP dapat menurunkan peluang keberhasilan penyelamatan nyawa korban.
Dokumen tersebut membahas tentang pengelompokan dan penatalaksanaan gangguan irama jantung atau aritmia. Terdapat tiga kelompok aritmia yaitu minor, mayor dan mengancam jiwa. Aritmia mengancam jiwa seperti ventrikel fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi memerlukan resusitasi segera untuk mencegah kematian. Protokol penanganannya meliputi defibrilasi dini, resusitasi jantung paru dini, pember
Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan resusitasi jantung paru (RJP) sejak abad ke-18 hingga saat ini. RJP diperkenalkan pada 1950an dengan penambahan nafas buatan dan kompresi dada. Tujuan RJP adalah mencegah berhentinya sirkulasi darah dan pernafasan. Keterlambatan pemberian RJP dapat menurunkan peluang keberhasilan penyelamatan nyawa korban.
Hipertensi adalah kondisi kenaikan tekanan darah secara kronis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan penyakit lain. Hipertensi dapat dibagi menjadi primer jika penyebabnya tidak diketahui dan sekunder jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal. Peningkatan tekanan darah dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak dit
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
1. Seorang pria mengalami henti jantung saat makan malam di kapal pesiar. Dokter memberikan resusitasi jantung paru sebelum awak kapal datang dengan defibrilator otomatis. Pasien tertolong setelah menerima dua kali kejutan listrik.
2. Defibrilasi dan kardioversi menggunakan kejutan listrik untuk menghentikan aritmia jantung. Defibrilasi digunakan untuk detak ventrikel tak beraturan tanpa denyut,
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan pertukaran gas normal antara atmosfer dan sel-sel tubuh. Gagal napas terjadi ketika PaO2 rendah atau PaCO2 tinggi, dan disebabkan oleh berbagai kelainan pada paru, jantung, otot pernapasan, atau kontrol ventilasi pusat. Gejalanya meliputi sesak nafas, sianosis, dan penggunaan otot bantu pernapasan. Penatalaksanaannya meliputi
Ventrikel takikardia (VT) adalah kondisi ritme jantung cepat dengan kompleks QRS lebar yang dapat mengancam jiwa. VT dapat terjadi pada pasien dengan gangguan struktural jantung seperti kardiomiopati, penyakit jantung koroner, atau hipertensi, namun juga dapat terjadi pada struktur jantung normal. Diagnosis VT ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan EKG, sementara penatalaks
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BLS) menurut pedoman 2015 American Heart Association (AHA) untuk tenaga kesehatan. BLS meliputi usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Urutan tindakan BLS yang disarankan adalah C-A-B, yaitu kompresi dada, pembukaan saluran napas, dan pemberian nafas buatan. Tindak
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan disritmia. Secara singkat, disritmia adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan atau penghantaran impuls di jantung. Terdapat berbagai jenis disritmia seperti bradikardia sinus, takikardia sinus, kontraksi premature atrium, takikardia atrium paroksimal, dan fluter atrium. Penanganannya meliputi menghilangkan penyebab, menstabilkan irama j
Hipertensi adalah kondisi kenaikan tekanan darah secara kronis yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti genetik, gaya hidup, dan penyakit lain. Hipertensi dapat dibagi menjadi primer jika penyebabnya tidak diketahui dan sekunder jika disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti penyakit ginjal. Peningkatan tekanan darah dapat berdampak buruk bagi kesehatan jika tidak dit
Membaca elektrokardiografi adalah kompetensi standar para dokter dan perawat di gawat darurat. Dari sekian banyak metode membaca EKG, saya menawarkan cara membaca EKG yang bisa dikembangkan secara sistematis melalui latihan. Silakan dinikmati.
1. Seorang pria mengalami henti jantung saat makan malam di kapal pesiar. Dokter memberikan resusitasi jantung paru sebelum awak kapal datang dengan defibrilator otomatis. Pasien tertolong setelah menerima dua kali kejutan listrik.
2. Defibrilasi dan kardioversi menggunakan kejutan listrik untuk menghentikan aritmia jantung. Defibrilasi digunakan untuk detak ventrikel tak beraturan tanpa denyut,
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Gagal napas adalah ketidakmampuan sistem pernapasan untuk mempertahankan pertukaran gas normal antara atmosfer dan sel-sel tubuh. Gagal napas terjadi ketika PaO2 rendah atau PaCO2 tinggi, dan disebabkan oleh berbagai kelainan pada paru, jantung, otot pernapasan, atau kontrol ventilasi pusat. Gejalanya meliputi sesak nafas, sianosis, dan penggunaan otot bantu pernapasan. Penatalaksanaannya meliputi
Ventrikel takikardia (VT) adalah kondisi ritme jantung cepat dengan kompleks QRS lebar yang dapat mengancam jiwa. VT dapat terjadi pada pasien dengan gangguan struktural jantung seperti kardiomiopati, penyakit jantung koroner, atau hipertensi, namun juga dapat terjadi pada struktur jantung normal. Diagnosis VT ditegakkan melalui pemeriksaan fisik dan EKG, sementara penatalaks
Ini adalah materi pembelajaran bantuan hidup dasar bagi karyawan non dokter dan non perawat di RS Panti Rapih. Rumah Sakit Panti Rapih adalah rumah sakit swasta publik dengan 375 tempat tidur dan lebih dari 1000 karyawan. Saat ini RS Panti Rapih telah terakreditasi 16 pelayanan dan mengikuti standar mutu ISO 9001:2008.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
Dokumen tersebut menjelaskan tentang elektrokardiogram (EKG) yang merupakan alat untuk mencatat aktivitas listrik jantung. Terdapat berbagai jenis sandapan (lead) dan kurva EKG yang menggambarkan proses depolarisasi dan repolarisasi atrium dan ventrikel.
Dokumen tersebut memberikan panduan dasar tentang bantuan hidup dasar (BLS) menurut pedoman 2015 American Heart Association (AHA) untuk tenaga kesehatan. BLS meliputi usaha mengembalikan fungsi pernapasan dan sirkulasi pada orang yang mengalami henti jantung atau henti napas. Urutan tindakan BLS yang disarankan adalah C-A-B, yaitu kompresi dada, pembukaan saluran napas, dan pemberian nafas buatan. Tindak
Elektrokardiografi adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang digunakan untuk mendiagnosis gangguan irama, hipertrofi, dan iskemia atau infark jantung. EKG menggunakan gelombang P, QRS, ST, dan T untuk menilai kondisi jantung."
Dokumen tersebut membahas tentang manajemen airway dan pernapasan dalam keadaan darurat. Airway dan pernapasan harus dijaga untuk memastikan suplai oksigen yang memadai ke seluruh tubuh. Gangguan airway dan pernapasan dapat disebabkan oleh berbagai kondisi seperti kegagalan mengenali airway tersumbat, keterlambatan menjaga airway, aspirasi, atau trauma dada. Tindakan yang dapat dilakukan antara lain mengamati jalan napas
Dokumen tersebut membahas tentang pengelolaan jalan napas, pernapasan, dan sirkulasi pada korban yang tidak sadar. Terdapat penjelasan tentang diagnosa dan tindakan yang dapat dilakukan seperti pembukaan jalan napas, pernapasan buatan, bantuan pernapasan, dan kompresi dada eksternal untuk menjaga sirkulasi darah. Dokumen ini sangat bermanfaat untuk petugas medis dalam menangani korban yang mengalami gangguan jalan
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan disritmia. Secara singkat, disritmia adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan atau penghantaran impuls di jantung. Terdapat berbagai jenis disritmia seperti bradikardia sinus, takikardia sinus, kontraksi premature atrium, takikardia atrium paroksimal, dan fluter atrium. Penanganannya meliputi menghilangkan penyebab, menstabilkan irama j
Dokumen tersebut membahas tentang elektrokardiografi (EKG) yang merupakan ilmu yang mempelajari kelistrikan jantung dan merupakan salah satu penunjang pemeriksaan. Dokumen ini menjelaskan tentang berbagai komponen EKG seperti elektrode, lead, kertas EKG, dan pola pembacaan EKG serta menjelaskan berbagai jenis aritmia seperti sinus node aritmia, aritmia atrial, dan aritmia ventrikel.
4. Preventing Arrest Bradycardia and Tachycardia.pdfmohamadokta1
Dokumen tersebut memberikan panduan tentang penanganan pasien dengan bradikardia dan takhikardia. Bradikardia didefinisikan sebagai detak jantung kurang dari 60 kali per menit, sedangkan takhikardia adalah detak jantung lebih dari 100 kali per menit. Dokumen ini menjelaskan cara menentukan apakah bradikardia atau takhikardia bersifat simtomatik atau tidak, serta tindakan yang harus diambil sepert
Dokumen tersebut membahas tentang aritmia dan fibrilasi atrial. Secara singkat, aritmia adalah gangguan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan atau penghantaran impuls listrik pada jantung. Aritmia diklasifikasikan berdasarkan asal impuls, ritme, dan kecepatan kamar jantung. Fibrilasi atrial adalah salah satu jenis aritmia dimana impuls listrik pada atrium tidak teratur.
Dokumen tersebut memberikan penjelasan mengenai elektrokardiografi (EKG) yang meliputi definisi EKG dan komponen-komponen pentingnya seperti gelombang P, QRS, T, interval PR beserta nilai normalnya. Juga dijelaskan berbagai pola EKG normal seperti irama sinus normal, bradikardi, takikardi dan berbagai jenis aritmia seperti ekstrasistol atrium dan ventrikel, takikardi atrium dan ventrikel serta fibrilasi atrium dan vent
1. Aritmia adalah gangguan pembentukan atau penghantaran impuls jantung yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti penyakit jantung, gangguan elektrolit, obat-obatan, dan stres.
2. Aritmia dapat menyebabkan berbagai gejala seperti nyeri dada, sesak nafas, dan pingsan yang dapat membahayakan jika tidak ditangani.
3. Penanganan aritmia meliputi konversi ira
BAB I membahas latar belakang, tujuan penulisan dan rumusan masalah makalah ini tentang profesionalisme perawat dalam praktik keperawatan. BAB II membahas konsep dasar teori tentang pengertian, etiologi, patofisiologi dan jenis-jenis gangguan irama jantung atau aritmia."
Aritmia adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan impuls atau sistem konduksi listrik jantung. Terdapat berbagai jenis aritmia seperti takikardi, bradikardi, blok konduksi, dan gangguan pembentukan impuls di simpul sinuatrial, atrium, simpul AV, dan ventrikel. Diagnosa definitif dilakukan dengan pemeriksaan EKG. Tatalaksana aritmia meliputi psikoterapi, obat antiaritmia
Pasien pria berusia 50 tahun datang dengan keluhan nyeri dada kiri yang mengarah ke lengan kiri atas dan bahu disertai keringat dingin dan mual. Pemeriksaan menunjukkan ST elevasi di lead II, III, dan aVF yang menunjukkan diagnosis STEMI inferior. Tindakan pertama yang harus dilakukan adalah memberikan oksigen, nitrat, aspirin, dan mempertimbangkan fibrinolitik karena tidak tersedianya fasilitas PCI di rumah sakit.
Perempuan 45 tahun datang dengan keluhan sesak napas saat aktifitas disertai denyut cepat. Riwayat demam reumatik dan fibrilasi atrium yang diobati digoxin. Pemeriksaan menemukan bunyi jantung keras dan ronchi basah serta opening snap.
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFratnawulokt
Peningkatan status kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu hal prioritas di Indonesia. Status derajat kesehatan ibu dan anak sendiri dapat dinilai dari jumlah AKI dan AKB. Pemerintah berupaya menerapkan program Sustainable Development Goals (SDGs) dengan harapan dapat menekan AKI dan AKB, tetapi kenyataannya masih tinggi sehingga tujuan dari penyusunan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif dari ibu hamil trimester III sampai KB.
Metode penelitian menggunakan Continuity of Care dengan pendokumentasian SOAP Notes. Subjek penelitian Ny. “H” usia 34 tahun masa kehamilan Trimester III hingga KB di PMB E Kecamatan Ngunut Kabupaten Tulungagung.
Hasil asuhan selama masa kehamilan trimester III tidak ada komplikasi pada Ny. “E”. Masa persalinan berjalan lancar meskipun terdapat kesenjangan dimana IMD dilakukan kurang dari 1 jam. Kunjungan neonatus hingga nifas normal tidak ada komplikasi, metode kontrasepsi memilih KB implant.
Kesimpulan asuhan pada Ny. “H” ditemukan kesenjangan antara kenyataan dan teori di penatalaksanaan, tetapi dalam pemberian asuhan ini kesenjangan masih dalam batas normal. Asuhan kebidanan ini diberikan untuk membantu mengurangi kemungkinan terjadi komplikasi pada saat masa kehamilan hingga KB.
2. Aritmia
• Definisi: irama jantung diluar irama normal (irama
sinus)
• Bervariasi
• Ringan tidak menimbulkan gejala klinis
• Berat menyebabkan gangguan hemodinamik sampai
dengan mengancam nyawa (life-threathening)
• Definisi: irama jantung diluar irama normal (irama
sinus)
• Bervariasi
• Ringan tidak menimbulkan gejala klinis
• Berat menyebabkan gangguan hemodinamik sampai
dengan mengancam nyawa (life-threathening)
3. Irama Sinus Normal
Karakteristik irama sinus normal:
- HR 60-100 x/mnt
- Setiap kompleks QRS selalu didahului gelombang P
- Aksis gelombang P normal: positif di lead I dan I, negatif di aVR
- Interval PR konstan
- Kompleks QRS lebar nya < 100 ms
6. Bradikardia
• Definisi : denyut jantung kurang dari 60 kali
permenit
• Bradikardi dengan denyut jantung < 50
x/menit akan menimbulkan gejala klinis
Bradikardia < 60 x/menit bisa bermakna
fisiologis, patologis, asimptomatis dan
simtomatis
• Definisi : denyut jantung kurang dari 60 kali
permenit
• Bradikardi dengan denyut jantung < 50
x/menit akan menimbulkan gejala klinis
Bradikardia < 60 x/menit bisa bermakna
fisiologis, patologis, asimptomatis dan
simtomatis
8. Gejala dan Tanda
• Gejala yang mungkin timbul :
1. Pusing, kesadaran menurun
2. Lemah, hampir pingsan, pingsan
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
• Tanda yang dapat terjadi meliputi :
1. Hipotensi atau syok
2. Akral dingin dengan penurunan produksi urin
3. Edema paru
• Gejala yang mungkin timbul :
1. Pusing, kesadaran menurun
2. Lemah, hampir pingsan, pingsan
3. Sesak nafas
4. Nyeri dada
• Tanda yang dapat terjadi meliputi :
1. Hipotensi atau syok
2. Akral dingin dengan penurunan produksi urin
3. Edema paru
12. Takikardia
• Takikardia dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara, berdasarkan pemunculan kompleks QRS,
denyut jantung dan regularitas.
• Takikardia didefinisikan sebagai aritmia dengan
denyut jantung > 100x per menit
• Takikardia menimbulkan gejala klinis pada kondisi
yang ekstrim dan sering kali pada aritmia dengan
denyut jantung ≥ 150x per menit
• Takikardia dapat diklasifikasikan dalam berbagai
cara, berdasarkan pemunculan kompleks QRS,
denyut jantung dan regularitas.
• Takikardia didefinisikan sebagai aritmia dengan
denyut jantung > 100x per menit
• Takikardia menimbulkan gejala klinis pada kondisi
yang ekstrim dan sering kali pada aritmia dengan
denyut jantung ≥ 150x per menit
13. Klasifikasi
1. Takikardia kompleks QRS sempit (QRS < 0.12 detik)
A. Teratur
Contoh: Sinus takikardia, PSVT, Atrial flutter, Atrial
tachycardia, Junctional tachycardia
A. Tidak teratur
Contoh: Atrial fibrilasi, Multifocal atrial tachycardia
2. Takikardia kompleks QRS lebar (QRS > 0.12 detik)
A. Teratur
Contoh: Ventrikel takikardi monomorfik
A. Tidak teratur
Contoh: Atrial fibrilasi aberan
1. Takikardia kompleks QRS sempit (QRS < 0.12 detik)
A. Teratur
Contoh: Sinus takikardia, PSVT, Atrial flutter, Atrial
tachycardia, Junctional tachycardia
A. Tidak teratur
Contoh: Atrial fibrilasi, Multifocal atrial tachycardia
2. Takikardia kompleks QRS lebar (QRS > 0.12 detik)
A. Teratur
Contoh: Ventrikel takikardi monomorfik
A. Tidak teratur
Contoh: Atrial fibrilasi aberan
16. Manuver Vagal
• Tindakan untuk memperlambat denyut
jantung dengan menstimulasi n. vagus
• Stimulasi n. vagus akan melepaskan asetilkolin
yang akan menurunkan denyut jantung
• Termasuk: menahan napas, batuk, meletakkan
air dingin di wajah
• Tindakan untuk memperlambat denyut
jantung dengan menstimulasi n. vagus
• Stimulasi n. vagus akan melepaskan asetilkolin
yang akan menurunkan denyut jantung
• Termasuk: menahan napas, batuk, meletakkan
air dingin di wajah
18. Cardiac Arrest
• Definisi: Penghentian tiba-tiba fungsi mekanis
kardiovaskular, dapat bersifat reversibel oleh
tatalaksana yang tepat namun dapat
menyebabkan kematian apabila terlambat
ditangani
• Penyebab : Ventricular fibrillation (VF),
pulseless ventricular tachycardia (VT),
asystole, pulseless electrical activity (PEA),
• Definisi: Penghentian tiba-tiba fungsi mekanis
kardiovaskular, dapat bersifat reversibel oleh
tatalaksana yang tepat namun dapat
menyebabkan kematian apabila terlambat
ditangani
• Penyebab : Ventricular fibrillation (VF),
pulseless ventricular tachycardia (VT),
asystole, pulseless electrical activity (PEA),
20. Resusitasi
Tujuan :
> mengembalikan fungsi pernapasan
> mengembalikan sirkulasi
> mencegah kematian /kerusakan otak
Tujuan :
> mengembalikan fungsi pernapasan
> mengembalikan sirkulasi
> mencegah kematian /kerusakan otak
20
21. 1. Cepat mengenali dan aktivasi:
cepat mengenali tanda dan gejala henti jantung serta
menghubungi fasilitas kegawat daruratan misal panggil 118
2. Early CPR : cepat lakukan RKP
- C : circulation
- A : airway
- B : Breathing
3. Rapid defibrilation : cepat identifikasi adanya VT/VF cepat
lakukan defibrilasi
4. Effective ACLS : cepat mendapat pertolongan alat bantu pernapasan
dan terapi medikamentosa untuk mengontrol sirkulasi
5. Integrated post-cardiac arrest care: penanganan pasien pasca henti
jantung
Prinsip Resusitasi
1. Cepat mengenali dan aktivasi:
cepat mengenali tanda dan gejala henti jantung serta
menghubungi fasilitas kegawat daruratan misal panggil 118
2. Early CPR : cepat lakukan RKP
- C : circulation
- A : airway
- B : Breathing
3. Rapid defibrilation : cepat identifikasi adanya VT/VF cepat
lakukan defibrilasi
4. Effective ACLS : cepat mendapat pertolongan alat bantu pernapasan
dan terapi medikamentosa untuk mengontrol sirkulasi
5. Integrated post-cardiac arrest care: penanganan pasien pasca henti
jantung