Dokumen tersebut membahas mengenai gangguan irama jantung atau aritmia. Terdapat beberapa jenis aritmia seperti fibrilasi serambi, fibrilasi bilik, bradikardia, takikardia, dan lainnya. Aritmia dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan beresiko terhadap kesehatan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang henti jantung, yang merupakan kehilangan fungsi jantung secara mendadak dan tiba-tiba. Dokumen menjelaskan penyebab, patofisiologi, dan prinsip-prinsip resusitasi dari henti jantung, yaitu akses cepat ke fasilitas darurat, melakukan RKP dini, defibrilasi dini, dan terapi bantuan jantung dini. Tujuan resusitasi adalah mengembalikan fungsi pernap
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan disritmia. Secara singkat, disritmia adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan atau penghantaran impuls di jantung. Terdapat berbagai jenis disritmia seperti bradikardia sinus, takikardia sinus, kontraksi premature atrium, takikardia atrium paroksimal, dan fluter atrium. Penanganannya meliputi menghilangkan penyebab, menstabilkan irama j
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
1. Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan pasien yang mengalami serangan jantung mendadak.
2. Faktor risiko serangan jantung mendadak meliputi jenis kelamin, merokok, penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas, sementara faktor pemicunya adalah aktivitas fisik dan iskemia.
3.
Referat ini membahas syok kardiogenik yang disebabkan oleh penurunan curah jantung dan perfusi sistemik akibat hipoksia jaringan meskipun volume darah masih normal. Syok kardiogenik umumnya disebabkan oleh kegagalan ventrikel kiri akibat infark miokard yang luas. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri dada, palpitasi hingga hipotensi yang berkepanjangan.
Dokumen tersebut membahas konsep kegawatdaruratan pada sistem kardiovaskular yang meliputi cardiak arrest, angina pectoris, acute MCI, ventrikel fibrilasi, dan penilaian terkait kondisi tersebut.
Dokumen tersebut membahas mengenai gangguan irama jantung atau aritmia. Terdapat beberapa jenis aritmia seperti fibrilasi serambi, fibrilasi bilik, bradikardia, takikardia, dan lainnya. Aritmia dapat menyebabkan detak jantung tidak teratur dan beresiko terhadap kesehatan bahkan kematian jika tidak ditangani dengan tepat.
Dokumen tersebut membahas tentang henti jantung, yang merupakan kehilangan fungsi jantung secara mendadak dan tiba-tiba. Dokumen menjelaskan penyebab, patofisiologi, dan prinsip-prinsip resusitasi dari henti jantung, yaitu akses cepat ke fasilitas darurat, melakukan RKP dini, defibrilasi dini, dan terapi bantuan jantung dini. Tujuan resusitasi adalah mengembalikan fungsi pernap
Dokumen tersebut membahas tentang asuhan keperawatan disritmia. Secara singkat, disritmia adalah kelainan irama jantung yang disebabkan oleh gangguan pembentukan atau penghantaran impuls di jantung. Terdapat berbagai jenis disritmia seperti bradikardia sinus, takikardia sinus, kontraksi premature atrium, takikardia atrium paroksimal, dan fluter atrium. Penanganannya meliputi menghilangkan penyebab, menstabilkan irama j
Ini adalah kuliah saya untuk keperawatan gawat darurat di Akademi Keperawatan Panti Rapih. Kuliah ini memuat sindrom koroner akut, henti jantung, dan syok kardiogenik.
Update:
Tanggal 15 Oktober 2015, American Heart Association menerbitkan panduan baru untuk Cardiopulmonary Resuscitation & Emergency Cardiac Care. Panduan baru tersebut dapat diunduh di http://circ.ahajournals.org/content/132/18_suppl_2.toc
1. Dokumen tersebut membahas tentang tinjauan pustaka, etiologi, patofisiologi, manifestasi klinis, pemeriksaan diagnostik, dan penatalaksanaan pasien yang mengalami serangan jantung mendadak.
2. Faktor risiko serangan jantung mendadak meliputi jenis kelamin, merokok, penyakit jantung, hipertensi, dan obesitas, sementara faktor pemicunya adalah aktivitas fisik dan iskemia.
3.
Referat ini membahas syok kardiogenik yang disebabkan oleh penurunan curah jantung dan perfusi sistemik akibat hipoksia jaringan meskipun volume darah masih normal. Syok kardiogenik umumnya disebabkan oleh kegagalan ventrikel kiri akibat infark miokard yang luas. Gejala klinisnya bervariasi mulai dari nyeri dada, palpitasi hingga hipotensi yang berkepanjangan.
Dokumen tersebut membahas konsep kegawatdaruratan pada sistem kardiovaskular yang meliputi cardiak arrest, angina pectoris, acute MCI, ventrikel fibrilasi, dan penilaian terkait kondisi tersebut.
Dokumen ini membahas tentang aritmia dan obat-obat antiaritmia. Aritmia adalah kelainan irama jantung yang menyangkut perubahan kecepatan dan keteraturan impuls jantung. Terdapat beberapa jenis obat antiaritmia yaitu tipe I, II, dan III yang bekerja dengan cara memblokade ion-ion tertentu untuk mengontrol irama jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan irama jantung atau aritmia. Secara umum aritmia dibagi menjadi gangguan pembentukan impuls dan gangguan penghantaran impuls. Aritmia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan sirkulasi koroner, gangguan elektrolit, penyakit jantung, dan penggunaan obat tertentu. Pemeriksaan seperti EKG dan monitor Holter digunakan untuk diagnosis aritmia. Peng
Dokumen tersebut membahas tentang gagal jantung akut (acute decompensated heart failure). Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan gagal jantung akut.
Dokumen tersebut membahas definisi, epidemiologi, klasifikasi, jenis, faktor risiko, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan, serta pencegahan stroke. Secara ringkas, stroke didefinisikan sebagai gangguan otak akibat penyumbatan atau pendarahan pembuluh darah, dengan epidemiologi yang meningkat dan menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Sindroma koroner akut merupakan penyebab utama kematian di dunia.
2. Dokumen menjelaskan epidemiologi, faktor risiko, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan sindroma koroner akut.
3. Ada beberapa pilihan penatalaksanaan seperti trombolisis, angioplasti, atau operasi bypass koroner untuk sindroma koroner akut.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom koroner akut (ACS), khususnya angina pektoris tak stabil. Termasuk definisi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan klasifikasi ACS serta angina tak stabil.
Dokumen tersebut membahas tentang gagal jantung, yang merupakan kondisi abnormal yang melibatkan kerusakan pemompaan jantung yang ditandai dengan disfungsi ventrikel dan penurunan toleransi aktivitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis, penyebab, mekanisme kompensasi, dan komplikasi dari gagal jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian dan tatalaksana syok pada anak, mulai dari mengenali gejala klinis syok, pemberian resusitasi cairan, penggunaan inotropik dan vasoaktif, hingga tujuan terapi untuk mencapai perfusi jaringan yang normal.
Dokumen ini membahas tentang aritmia dan obat-obat antiaritmia. Aritmia adalah kelainan irama jantung yang menyangkut perubahan kecepatan dan keteraturan impuls jantung. Terdapat beberapa jenis obat antiaritmia yaitu tipe I, II, dan III yang bekerja dengan cara memblokade ion-ion tertentu untuk mengontrol irama jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang gangguan irama jantung atau aritmia. Secara umum aritmia dibagi menjadi gangguan pembentukan impuls dan gangguan penghantaran impuls. Aritmia dapat disebabkan oleh berbagai faktor seperti gangguan sirkulasi koroner, gangguan elektrolit, penyakit jantung, dan penggunaan obat tertentu. Pemeriksaan seperti EKG dan monitor Holter digunakan untuk diagnosis aritmia. Peng
Dokumen tersebut membahas tentang gagal jantung akut (acute decompensated heart failure). Secara ringkas, dokumen menjelaskan definisi, epidemiologi, patofisiologi, diagnosis, dan penatalaksanaan gagal jantung akut.
Dokumen tersebut membahas definisi, epidemiologi, klasifikasi, jenis, faktor risiko, tanda dan gejala, komplikasi, penatalaksanaan, serta pencegahan stroke. Secara ringkas, stroke didefinisikan sebagai gangguan otak akibat penyumbatan atau pendarahan pembuluh darah, dengan epidemiologi yang meningkat dan menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
1. Sindroma koroner akut merupakan penyebab utama kematian di dunia.
2. Dokumen menjelaskan epidemiologi, faktor risiko, gejala, diagnosis, dan penatalaksanaan sindroma koroner akut.
3. Ada beberapa pilihan penatalaksanaan seperti trombolisis, angioplasti, atau operasi bypass koroner untuk sindroma koroner akut.
Dokumen tersebut membahas tentang sindrom koroner akut (ACS), khususnya angina pektoris tak stabil. Termasuk definisi, patofisiologi, manifestasi klinis, komplikasi, dan klasifikasi ACS serta angina tak stabil.
Dokumen tersebut membahas tentang gagal jantung, yang merupakan kondisi abnormal yang melibatkan kerusakan pemompaan jantung yang ditandai dengan disfungsi ventrikel dan penurunan toleransi aktivitas. Dokumen tersebut juga menjelaskan berbagai jenis, penyebab, mekanisme kompensasi, dan komplikasi dari gagal jantung.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian dan tatalaksana syok pada anak, mulai dari mengenali gejala klinis syok, pemberian resusitasi cairan, penggunaan inotropik dan vasoaktif, hingga tujuan terapi untuk mencapai perfusi jaringan yang normal.
Dokumen tersebut membahas tentang dekompensasi jantung yang merupakan kegagalan jantung dalam mempertahankan peredaran darah sesuai kebutuhan tubuh. Penyebabnya adalah peningkatan beban awal atau akhir jantung, atau penurunan kontraktilitas otot jantung. Gejalanya antara lain sesak nafas, edema, dan gangguan sirkulasi darah. Diagnosa didukung dengan pemeriksaan fisik, EKG, dan echocard
Dokumen tersebut membahas anatomi dan fisiologi jantung, meliputi struktur lapisan jantung, aliran darah ke dan dari jantung, sistem konduksi listrik jantung, pengontrolan kerja jantung melalui sistem saraf otonom dan refleks baroreseptor, serta cara mengevaluasi kerja jantung melalui elektrokardiogram dan auskultasi.
Tamponade jantung adalah sindroma klinis yang disebabkan oleh akumulasi cairan dalam ruang perikardium yang menyebabkan berkurangnya pengisian ventrikel. Gejalanya antara lain dispnea, hipotensi, distensi vena, dan suara jantung menjauh. Pemeriksaan fisik dapat menunjukkan tanda-tanda Trias Beck. Diagnosis didukung dengan hasil laboratorium, EKG, dan echocardiografi. Penatalaksanaannya meliputi perik
Dokumen tersebut membahas tentang infark miokard akut (AMI) yang merupakan nekrosis jaringan otot jantung akibat gangguan aliran darah. AMI biasanya disebabkan oleh aterosklerosis pembuluh darah koroner dan dapat bermanifestasi berbagai gejala seperti nyeri dada. Diagnosis AMI ditegakkan melalui pemeriksaan EKG dan kenaikan enzim kardial. Penatalaksanaan AMI meliputi pemberian oksigen, nitrat, beta blocker,
[Ringkasan]
Dokumen tersebut membahas tentang anatomi, fisiologi, dan pengontrolan kerja jantung. Jantung terletak di dada dan terdiri atas 3 lapisan. Darah dialirkan dari vena ke atrium kanan dan kiri, lalu ke paru dan seluruh tubuh. Kerja jantung dikontrol oleh sistem konduksi dan saraf otonom. EKG digunakan untuk merekam aktivitas listrik jantung.
Dokumen ini membahas tentang aritmia ventrikel yang merupakan gangguan irama jantung yang berasal dari bawah nodus AV, termasuk ventrikel ekstrasistol, takikardi, dan fibrilasi. Komplikasi yang mungkin timbul adalah sinkop, sesak napas, dan gagal jantung, sementara ventrikel takikardi atau fibrilasi merupakan penyebab utama kematian mendadak.
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Laporan Pembina Pramuka SD dalam format doc dapat anda jadikan sebagai rujukan dalam membuat laporan. silakan download di sini https://unduhperangkatku.com/contoh-laporan-kegiatan-pramuka-format-word/
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 SMA/MA Fase E Kurikulum Merdeka.
Universitas Negeri Jakarta banyak melahirkan tokoh pendidikan yang memiliki pengaruh didunia pendidikan. Beberapa diantaranya ada didalam file presentasi
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
3. DEFINISI
Arrhythmias, or irregular heart rhythms, are
disturbances in the normal beating pattern of
the heart.
ARITMIA adalah gangguan kepada kadar atau
irama kuncupan jantung.
Jantung berkuncup 60-100 kali sminit
mengukut utusan sraf yang berasal dari
noda sinoatrial (SA node)
4. Arrhythmias can cause the heart to beat too
slowly or too rapidly, thereby interfering
with the heart's ability to pump blood
effectively.
CARDIAC OUTPUT
= STROKE VOLUME X HEART RATE
Bradycardia is the term used to describe an
abnormally slow heart rate of < 60 x/
minute.
Tachycardia is the term describing an
abnormally rapid heart rate of > 100
x/minute.
5. Normal cardiac rhythm:
1) Results from electrical impulses that
begin in a special group of cells that form
the sinoatrial (SA) node, also called the
sinus node. Located in the right upper
chamber of the heart, sinus node cells
act as the heart's natural pacemaker.
2) Impulses spread from the sinus node to
the right and left atria causing them to
contract at the same time.
6.
7.
8. 3)The impulses then travel to the AV (atrioventricular)
node, the region that manages impulse traffic from
the atria to the ventricles (the lower chambers of
the heart). Here, impulses are slowed slightly to
give the atria time to contract before the signal
reaches the ventricles.
4)From the AV node, the impulses travel through a
system of specialized heart tissue. Located in the
wall that separates the two ventricles, this
conducting system splits to form the right and left
bundle branches that travel to the respective
ventricles.
5)Via this conducting pathway, powerful electrical
"jump-start" signals are delivered to the ventricular
muscle of the heart.
9.
10.
11. SEBAB-SEBAB ARITMIA
Aritmias adalah akibat daripada gangguan
penghasilan utusan saraf di noda SA atau
pengedaran utusan saraf di atrium atau
kepada ventrikel.
Gangguan penghasilan utusan saraf dan
pengedaran tutsan saraf adalah kerana
jantung mengidapi penyakit atau
gangguan imbangan elektrolit potassium.
12. Etiologies of arrhythmias
VINDICATE completes the recall of the causes of arrhythmias.
• V—Vascular diseases include myocardial infarction,
coronary insufficiency, and coronary artery emboli.
• I—Inflammatory diseases include viral myocarditis,
diphtheria, syphilis, tuberculosis, and Chagas disease.
• N—Neoplasms include atrial myxomas, but the N also
stands for neuropsychiatric causes. Paroxysmal atrial
tachycardia is especially likely to result from emotional
causes.
• D—Degenerative diseases include Friedreich ataxia,
myotonic dystrophy, myocardial fibroelastosis, and other
myocardopathies.
• I—Intoxication suggests the largest number of causes of
arrhythmia: Alcohol, caffeine, tobacco, digitalis, quinidine,
propranolol, and procainamide are just a few. Diuretics
cause electrolyte disturbances that may cause or
contribute to cardiac arrhythmias.
13. Etiologies of arrhythmias
• C—Congenital disorders recall congenital heart diseases,
many of which cause recurrent arrhythmias. The Wolff–
Parkinson–White syndrome predisposes to atrial
tachycardia. Muscular dystrophy may cause
myocardiopathy and arrhythmias. Von Gierke disease and
gargoylism also need to be remembered.
• A—Autoimmune disorders suggest the arrhythmias of
amyloidosis, sarcoidosis, scleroderma, periarteritis
nodosa, and rheumatic fever,
• T—Trauma suggests the arrhythmias in shock, burns,
stab wounds to the heart, and head injuries. Electric shock
is a cause of ventricular fibrillation.
• E—Endocrinopathies should remind one of
hyperthyroidism, a prominent cause of atrial fibrillation,
Addison disease, and aldosteronism, which disturb the
electrolytes sufficiently to cause arrhythmias.
Pheochromocytomas may cause atrial tachycardia from
the tremendous output of epinephrine.
18. KESAN ARITMIA
1. Denyutan jantung yang terlalu cepat atau lambat
bolih mengurangkan kardiak output dan tekanan
darah. Dengan ini bolih kurangkan perfusi darah
ke organ penting seperti otak, buah pinggang,
jantung, trek gastrousus, otot dan kulit.
2. Darah yang mengalir dengan lambat akan
memudahkan gabungan sel darah merah. Ini bolih
menyebabkan pembentukkan trombsis di vena.
3. Aritmia juga bolih menyebabkan serangan iskimia
cerebral sementara atau stroke
4. Bolih menyebabkan kegagalan jantung atau
angina pectoris
5. Bradikardia boleh menyebabkan ketidakstabilan
aktiviti elektrik jantung.
19. MANIFESTASI KLINIKAL
Bergantung pada kadar ventrikel, keadaan
jantung dan reaksi psikologikal pesakit.
Tanda dan Gejala Rapid Aritmia--takikardia:
1. Palpitasi
2. Pening dan pengsan
3. Debaran/denyutan di kepala dan leher
4. Sesak bernafas
5. Sakit dada dan ketidakkeselesaan
6. Bimbang
20. MANIFESTASI KLINIKAL
Tanda dan Gejala Slow Aritmia--bradikardia:
1. Sesak pernafasan
2. Letih / fatigue
3. Pening dan pengsan.
21. JENIS-JENIS ARITMIA KARDIUM
1. SINUS ARITMIA
Dalam sinus aritmia, rangsangan bermula dari
nodus sino-atrial tetapi tidak mengikut kadar dan
irama yang teratur.
Impuls kadang-kadang cepat atau lambat.
Biasanya kadarnya bertambah semasa tarik
nafas dan berkurangn semasa hembus nafas.
Keadaan ini kerap didapati di kalangan orang tua
dan kanak-kanak. Biasanya ia tidak
menyebabkan apa-apa gangguan dalam aktiviti
jantung. Ianya tidak memerlukan rawatan.
23. JENIS-JENIS ARITMIA KARDIUM
2. SINUS TAKIKARDIA
Keadaan dimana denytuan jantung adalah
terlalu cepat melebihi 100 kali seminit.
Rangsangan berasal dari noda sino atrial.
24. SINUS TAKIKARDIA
Sebab-sebab:
1. Keadaan biasa: senaman, marah dan stress emosi
2. Keadaan abnormal: demam, anaemia, infeksi,
hipetiroidisme, miokardial infarksi dan kegagalan jantung.
3. Ubatan: atropine, adrenaline, isoprenaline dan lain-lain
ubatan seperti alcohol dan nicotine.
Kesan:
1. Mengurangkan pengaliran darah dalam arteri koronari
kerana peringkat diastolik menjadi pendik
2. Menambah keperluan oksigen di miokardium dan bolih
mendatangkan iskimia
Rawatan:
1. Rihat
2. Merawat sebab-jika demam-turunkan demam
3. Ubat untuk mengurangkan kadar: digoxin dan propanolol.
25. JENIS-JENIS ARITMIA KARDIUM
3. ATRIAL TAKIKARDIA
Kadar nadi melebihi 150-250 kuncupan seminit. Tempat
asal—atrium.
Sebab:
a. Kadang kala tanpa sebab
b. Penyakit jantung
c. Merokok dan minum kopi
d. Tekanan emosi
Kesan:
a. Angina
b. Kegagalan jantung
Rawatan:
a. Ubat untuk melambatkan kuncupan jantung. Contoh:
digoxin dan propanolol
b. Rehat
c. Elak faktor yang merangsangkan—fatigue, stress,
merokok dan kopi
26. JENIS-JENIS ARITMIA KARDIUM
4. VENTRICULAR TAKIKARDIA
Denyutan jantung dimana kadarnya melebihi 100-
210 seminit. Berasal dari ventrikel.
Sebab: penyakit iskimia jantung; komplikasi acute
myocardial infarction.
Rawatan: electrical defibrilation / ubat antiarithmias,
contoh betablockers.
27. BRADIKARDIA
1. SINUS BRADIKARDIA
Denyutan jantung menjadi lambat dan kurang
daripada
• 60 kali seminit bagi dewasa
• 80 kali seminit bagi kanak-kanak
• 100 kali seminit bagi bayi
28. SINUS BRADIKARDIA
Sebab-sebab:
1. Kurang bekalan darah ke noda SA
2. Kecederaan kepala
3. Obstructive jaundice
4. Myxodema / hipotiroidisme
5. Keadaan ini juga biasa bagi olahragawan
Kesan:
Jantung yang sihat boleh mengepam lebih darah kepada
edaran darah apabila lebih darah balik ke jantung. Jika
kadar jantung kurang dari 30-40 seminit pengedaran darah
tidak mencukupi.
Rawatan:
• Rawat sebab contoh thyroid dalam keadaan myxodema.
• Cepatkan kuncupan jantung dengan memberi inj. Atropine
sulphate
29. ECTOPIC BEATS/ PREMATURE BEATS/
EXTRASYSTOLE
Apabila rangsangan yang mempengaruhi kadar dan irama
kuncupan jantung, timbul daripada fokus yang lain iaitu
bukan nodus SA. Kuncupan ini dipanggil extrasistolik atau
ectopic beats. Extrasystole dikeluarkan oleh jantung
sebelum waktunya berlakunya denyutan normal yang
seterusnya.
Extrasystole biasanya tidak merbahayakan.
ventricle premature beat
30. ECTOPIC BEATS/ PREMATURE BEATS/
EXTRASYSTOLE
Kadar: berlaku beberapa kali seminit.
Tempat berasal:
• Atrium: atrial premature beat
• Ventricle: ventricle premature beat
atrial premature beat
31. ECTOPIC BEATS/ PREMATURE BEATS/ EXTRASYSTOLE
Sebab-sebab:
a. IHD dan AMI
b. Akut miokarditis
c. Tirotoksikosis
d. Kebimbangan, keletihan
e. Minum kopi dan tea dan alcohol
f. Merokok
Kesan:
Tidak significant jika berlaku dengan jarang. Bolih
menjadi flutter atau fibrillation jika berlaku
dengan kerap.
Rawatan:
IV bolus Lignocaine diikuti dengan IV infusi
Lignocaine
32. ATRIAL FLUTTER
Kuncupan atrial yang terlalu cepat tetapi tertib pada
kadar antara 250-350 kali seminit.
Ventrikel bertindakbalas terhadap selang satu
rangsang tadi. Dari itu walaupun kadar denyutan
ventrikel cepat tetapi berkurangan daripada kadar
denyutan atrial. Kuncupan ventrikel 150-170 per
minit kerana AV blok.
33. ATRIAL FLUTTER
Sebab-sebab: IHD, mitral stenosis dan COPD.
Rawatan:
1. Digoxin-kurangkan kadar ventrikel dan sekat
rangsangan di noda SA.
2. Flutter mungki ditukar ke atrial fibrillation – senang
diuruskan
3. Quinidine untuk menukar ritma ke normal sinus
ritma
4. Verapamil untuk kurangkan kadar ventrikel
5. DC Shock 25-50 joules untuk rawatan electrical
defibrillation dalam keadaan kecemasan. (DC—
Electrical Defibrillation Cardio)
34. ATRIAL FIBRILLATION
Ini bermakna kuncupan atrial yang cepat, lemah dan tidak
teratur. Biasanya ada berkaitan dengan penyakit jantung.
Tidak semua rangsangan ini sampai ke ventrikel. Ventrikel
hanya bertindak pada rangsangan yang kuat sahaja.
Terdapat perbezaan dalam denyutan jantung bila dikira
denyutan arteri radial dibandingkan dengan denyutan apeks.
Perbezaan ini dikenali sebagai ‘pulse defisit’
35. ATRIAL FIBRILLATION
Sebab-sebab:
IHD, Rheumatic Heart Disease, Thyrotoxicosis dan jangkitan
akut.
Kesan:
Darah di atrium tidak dapat diedar kepada ventrikel dengan
secukupnya. Darah dalam atrium bolih menjadi beku.
Ventrikel tidak dapat mengedar darah kepada sistem
pengaliran darah dengan mencukupi dan menyebabkan
hipotensi yang teruk. Perbezaan dalam bilangan denyutan
apeks—radial yang besar.
Rawatan:
Lambatkan pengaliran dan pemindahan utusan saraf dengan
IV Digoxin atau IV Betablocker. Paroxymal atrial fibrillation-
ubatan yang diguna ialah Aminodarone atau Disopyramide
atau Quinidine. Electro cardio version mungkin dijalankan
bila terapi ubatan tidak berkesan
36. VENTRICULAR FIBRILLATION
Kuncupan ventrikal adalah terlalu cepat tetapi tidak
berkesan. Disebabkan oleh keadaan ini kardiak
output berkurangan.
Ventrikular fibrillation adalah salah satu sebab utama
berlakunua kardiak arrest.
Kadar—250-500 kuncupan seminit.
Tempat asal—miokardium di ventrikel.
37. VENTRICULAR FIBRILLATION
Sebab-sebab:Penyakit-penyakit jantung iskemia
seperti infarksi miokardium, hipotermia, hipoksia,
hipokalemia dan renjatan lektrik, komplikasi
prosedur koronari kateterisation, premature ventrikel
beat menjadi teruk dan terjadi ventrikel fibrillaton.
Kesan: darah tidak dapat dialirkan ke dalam aliran
sistemik. Pesakit menjadi tidak sedar, tiada nadi dan
tekanan darah.
Rawataan: rawat premature ventrikel beat dengan IV
Lignocaine. Rawatan emergency dengan DC shock
200-400 joule. Kalau tiada mesin DC shock—CPR
(Cardio Pulmonary Resuscitation) dilakukan
38.
39.
40. HEART BLOCK
Keadaan dimana pembentukan rangsangan tertekan
atau pengaliran tersekat.
1. SINOATRIAL BLOCK
Rangsang tidak dibentuk di noda SA, gagal dalam
pengaliran atau aliran terlalu lambat. Kadar nadi
lambat sedikit dari kadar biasa pesakit.
41. SINOATRIAL BLOCK
Sebab-sebab:
IHD, Post MI, Rheumatic heart disease, rangsangan
kepada saraf vagus dan toksisiti ubat digoxin, atau
ubat antiarythmia.
Kesan: Mungkin tiada timbul apa-apa buruk bolih
menjadi bradycardia.
Rawatan: rawat sebab contohnya hentikan
sementara ubat digoxin atau antiarrythmia atau
kurangkan dos. Atropine atau isoprenalin diberi
untk mempercepatkan kuncupan. Pacemaker
diguna sebagai rawatan terakhir.
42.
43. JUNCTIONAL TISSUE BLOCK
(1st
DEGREE HEART BLOCK)
Kadar nadi adalah lambat dari kadar biasa. Noda AV
lambat dalam pemindahan kepada ventrikel.
Sebab-sebab: IHD, Rheumatic Heart Disease,
myocardium yang tenat sebab tachycardia terlalu
lama. Rangsangan kepada saraf vagus. Toksisiti
Digoxin.
1st DEGREE HEART BLOCK
44. JUNCTIONAL TISSUE BLOCK
(1st
DEGREE HEART BLOCK)
Kesan:
Pesakit mungkin rasa biasa atau bolih
menyebabkan 2nd
degree atau 3rd
degree
block.
Rawatan:
Rawat sebab contoh hentikan sementara
atau kurangkan Digoxin. Kalau jantung
sihat, tidak perlu rawatan.
45. 2nd
DEGREE HEART BLOCK
Dibahagikan kepada Mobitz type I dan Mobitz type II.
Type I—impulse dari noda SA mengambil masa yang
lambat untk sampai ke noda AV sehingga satu
denyutan di ventrikel terlepas. Corak utusan ini
diulang.
46. 2nd
DEGREE HEART BLOCK
Type II—impuls dari SA disekat di noda AV dan
tidak ikut masa yang tetap. Bilangan kuncupan
atrium : ventrikel adalah sebagai 2:1, 3:1, 3:2
dan sebagainya.
47. 2nd
DEGREE HEART BLOCK
Sebab-sebab:
IHD, Rheumatic Heart Disease, Post
Miokardial Infarksi, toksisiti Digoxin,
Verapamil atau Beta Blocker.
Kesan:
Kekurangan kuncupan ventrikel dengan
sedikit mungkin tiad kesan buruk kepada
pesakit. Kekurangan yang berlebihan bolih
menyebabkan pengsan.
48. 3rd
DEGREE HEART BLOCK
Dalam peringkat ini tiada rangsang dari atrial yang
sampai ke ventrikel. Ventrikel menguncup
dengan sendiri pada kadar 40 kali perminit.
Sebab-sebab: seperti 2nd
degree heart block.
49. 3rd
DEGREE HEART BLOCK
Kesan: sekiranya kekurangan pengaliran
darah hanya sederhana, pesakit boleh
membuat aktiviti minima. Sekatan
kuncupan lebih daripada 10 saat
menyebabkan iskimia serebral yang bolih
menyebabkan pesakit pengsan. Mungkin
boleh menyebabkan Complete Heart
Block dan pesakit mati.
Rawatan: pacemaker untuk mengawal
kuncuan jantung yang membenarkan
pesakit hidup normal.
50.
51. CARDIAC ARREST
Istilah ini digunakan apabila aktiviti jantung terhenti.
Aktiviti jantung bolih terhenti trus atau jantung
mungkin bolih berdenyut terlalu cepat dan tidak
berkesan (ventricular fibrillation).
Sebab-sebab: penyakit jantung iskimia, keracunan
gas carbon monoxide, General anesthesia-
hypersensitivity bius am, metabolic asidosis,
renjatan elektrik, kegagalan pernafasan.
Manifestasi klinikal: Hilang kesedaran diri dengan
tiba-tiba, denyutan nadi tidak dapat dirasai,
sianosis, apnea, pupils dilate.
52. CARDIAC ARREST
Rawatan: Cardio Pulmonary Resuscitstion.
(mesti dimulakan 3-4 minit berikutan
dengan arrest. Jika tidak kerosakan
kekal akan berlaku pada otak iaitu
anoksia)
Tujuan rawatan:
• Untuk ventilasi paru-paru
• Untuk menetapkan peredaran darah.