SlideShare a Scribd company logo
Edi Yuhermansyah,
SHi.,LL.M
Materi Kuliah Hukum
Pidana

Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan
hukum yg berlaku di suatu negara, yg mengadakan
dasar-dasar dan aturan untuk : (Prof. Moeljatno)
1.
menentukan perbuatan-perbuatan mana yg
tidak boleh dilakukan, yg dilarang, dg disertai
ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu
bagi barangsiapa melanggar larangan tsb; 
Criminal Act
2.
menentukan kapan dan dalam hal-hal apa
kepada mereka yg telah melanggar laranganlarangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi
pidana sebagaimana yg telah diancamkan ; 
Criminal Liability/ Criminal Responsibility
1) dan 2) = Substantive Criminal Law / Hukum
Pidana Materiil
3.
menentukan dengan cara bagaimana
pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan
apabila ada orang yang disangka telah
melanggar larangan tsb.  Criminal Procedure/
Hukum Acara Pidana
Pompe: Hukum Pidana adalah semua aturan
aturan hukum yang menentukan terhadap
perbuatan-perbuatan apa yang seharusnya
dijatuhi pidana, dan apakah macamnya
pidana itu.
Van Hamel: Hukum Pidana adalah semua
dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut
oleh suatu negara dalam menyelenggarakan
ketertiban hukum (rechtsorde) yaitu dengan
melarang apa yang bertentangan dengan
hukum dan mengenakan suatu nestapa
kepada yang melanggar larangan-larangan
tersebut
Secara obyektif, hk pidana terbagi:
1. Hk pidana Materiil, yaitu perbuatan yg
diancam dg hukuman, mengatur
pertanggungjawaban thd hk pidana,
hukuman apa yg dpt dijatuhkan kpd org2 yg
telah melanggar UU.
2. Hk pidana formil, yaitu: sejumlah peraturan
yg mengandung cara2 negara
mempergunakan haknya untuk mengadili
serta memberikan putusan thd seseorang yg
diduga melakukan tindak pidana.
1.
2.

Pembagian Hukum Pidana:
Hukum Pidana Materiil (Hukum Pidana)
Hukum Pidana Formil (Hukum Acara Pidana)
SUMBER-SUMBER HUKUM PIDANA DI INDONESIA

1. Tertulis dan terkodifikasi:


KUHP (beserta UU yang merubah &
menambahnya)

2. Tertulis tidak terkodifikasi:



UU Pidana di luar KUHP
Ketentuan Pidana dalam Peraturan
perundang-undangan non-pidana
KUHP:



Buku I : Ketentuan Umum (ps 1 – ps
103)

Pasal 103 

Ketentuan-ketentuan dalam Bab
I sampai Bab VIII buku I juga berlaku bagi
perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan
perundang-undangan lainnya diancam dengan
pidana, kecuali jika oleh undang-undang
ditentukan lain


Buku II : Kejahatan (ps 104 – 488)



Buku III : Pelanggaran (ps 489 – 569)
Azas-Azas Hukum Pidana:
Yaitu: norma dasar yg dijabarkan dr hk positif yg
oleh ilmu hk tdk dianggap berasal dr aturan2 yg
lebih umum.
1. Legalitas dan Retroaktif (psl 1 KUHP), (psl 28i
UUD ‘45)
“Nullum delictum, nulla poena sine praevia lege
poenali “
2. Teritorial; (Ps 2 --> Ps 3 KUHP --> Ps 95 KUHP
, UU No 4/1976)
3. Nasional Aktif / personal (Ps 5 KUHP --> Ps 7
KUHP --> Ps 92 KUHP)
4. Pasif / perlindungan (Ps 4 :1,2 dan 4 --> Ps 8
KUHP , UU No. 4/1976 , Ps 3 UU No. 7/ drt/
1955 Lihat Ps 16 UU 31/1999)
5. Universal (Ps 4 :2 , Ps 4 sub 4 , Ps 1 UU 4/ 1976)
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Hub hukum pidana dg ilmu2 lainnya:
Kriminologi: kajian kejahatan
Viktimologi ; kajian ttg korban
Sosiologi hk: hubungan hkm (pidana) dg
sosial kemasyarakatan
Politik hk: kebijakan hkm pdn
Filsafat;
Forensik; dll…
Delik/Tindak Pidana/Peristiwa Pidana/Perbuatan
Pidana
a.
pengertian;
 Simons : “kelakuan yg diancam dg pidana, yg
bersifat melawan hukum yg berhubungan dg
kesalahan & dilakukan oleh orang yg mampu
bertanggung jawab”
 Van Hamel : “kelakuan manusia yg dirumuskan
dalam UU, melawan hukum, yg patut dipidana
& dilakukan dg kesalahan”
b. jenis;
 Delik Kejahatan & Delik pelanggaran
 Delik Materiil & Delik Formil
 Delik Komisi & Delik Omisi
 Delik Dolus & Delik Culpa
 Delik Biasa & Delik Aduan
Prof. Moeljatno:
a. kelakuan dan
akibat ( =
perbuatan)
b. hal ikhwal atau
keadaan yg
menyertai
perbuatan
c. keadaan
tambahan yg
memberatkan
d. unsur melawan
hukum yg obyektif
e. unsur melawan
hukum yg

Prof. Simon:
a. Handeling
(perbuatan
manusia)
b. Melawan
hukum
c. Diancam dg
pidana oleh UU
d. Mampu
bertanggung
jawab
e. Perbuatan trjdi
krn kesalahan
sipembuat
Unsur2 dalam perumusan:
A. Unsur Obyektif
- perbuatan (aktif/pasif)
- akibat
- melawan hukum
- syarat tambahan
- keadaan
B. Unsur Subyektif
- kesalahan :
(a) sengaja
(b) kealpaan
- keadaan

Unsur2 di luar
perumusan:
- secara
melawan
hukum
- dapat
dipersalahkan
- dapat
dipertanggung
jawab kan
Contoh unsur2 dalam rumusan tindak pidana

Pasal 285:
-Barangsiapa
dengan kekerasan
atau
-ancaman
kekerasan
-Memaksa
-seorang wanita
-bersetubuh
dengan dia
-di luar
perkawinan

Pasal 259:
-Barangsiapa
-Karena
Kealpaannya
-Menyebabka
n orang lain
mati
Pertanggungjwaban pidana (criminal responsibility)
Kaitanya adala dg subyek hk: manusia/badan hk,
yg mnjadi pndukung hak dan kewajiban.
Roscoe Pound: sbg suatu kewajiban utk membayar
pembalasan yg diterima pelaku dr seseorang yg
tlh dirugikan.
Maksudnya: untuk menentukan apakah org
tersebut dapat dipertanggungjawabkan atasnya
pidana atau tidak trhdp tindakan yg dilakukanya
itu.
Van Hamel: kemampuan utk bertanggung jawab
scr hk adalah suatu kondisi kematangan
kenormalan psikis yg mencakup kemampuan
lainya.
•

klasifikasi:

Penanggungj
awab
penuh:
Dader;
- Mededade
r
- Medepleg
er
- Doen
pleger
- uitlokker

.

Penanggung
jawab
sebagian:
- Poger:
pelaku
percobaan TP
Medeplichtige
Percobaan tindak pidana (poging)
PASAL 53 KUHP:
(1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika
niat untuk itu telah ternyata dari adanya
permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya
pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan
karena kehendaknya sendiri.
(2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan,
dalam hal percobaan dikurangi sepertiga.
(3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati
atau pidana penjara seumur hidup, dijatuhkan
pidana penjara paling lama 15 tahun.
(4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan
kejahatan selesai.
Pengertian:





POGING/PERCOBAAN TP

Permulaan kejahatan yang belum selesai;
Poging bukan suatu delik, tetapi poging dilarang
dan diancam hukuman oleh undang-undang;
Poging adalah perluasan pengertian delik;
Suatu perbuatan dilarang dan diancam dengan
hukuman oleh undang-undang sebab perbuatan
itu melanggar kepentingan hukum atau
membahayakan kepentingan hukum

Syarat-syarat percobaan:




Niat
Permulaan Pelaksanaan
Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan sematamata disebabkan karena kehendaknya sendiri

Delik dikatakan selesai apabila:



Pada delik formil : delik selesai apabila perbuatan
yang dilarang telah dilakukan
Pada delik materiil : delik selesai apabila akibat
yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh
undang-undang telah timbul atau terjadi
Bentuk-bentuk poging:






Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging -->
apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia
telah melakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi
selesainya kejahatan, tetapi kejahatan tidak selesai karena
suatu hal
Percobaan yg Tertangguh : Geschorte Poging -->
apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia
telah melakukan beberapa perbuatan yg diperlukan bagi
tercapainya kejahatan, tetapi kurang satu perbuatan ia
terhalang oleh suatu hal
Percobaan yg Tidak Sempurna : Ondeugdelijke Poging -> apabila seseorang berkehendak melakukan suatu
kejahatan, dimana ia telah melakukan semua perbuatan yg
diperlukan bagi selesainya kejahatan, namun tidak
berhasil disebabkan alat (sarana) tidak sempurna atau
obyek (sasaran) tidak sempurna.
Hal-hal yg memberatkan pidana (maksimum
plus 1/3)
Yg memperberat:
a. Samenloop (psl 63
KUHP)
b. Recedive:
tanggung jawab
ulang
c. Krn
jabatan/tanggungj
awab jabatan (psl
52 KUHP)

Yg memperingan:
a. Poging / percobaan
(psl 53 & 54 KUHP)
b. Medeplichtigheid /
membantu melakukan
TP (psl 57-60 KUHP)

c. Belum cukup umur / anakanak (psl 47 KuhP)
Alasan peniadaan pidana
Alasan Pembenar:
alasan yg
menghapuskan sifat
melawan hk dr pd
pristiwa pdn, sehingga
tdk mrupakan prstiwa
pdn:
-Noodwer/bela paksa
(psl 49 KUHP)
-Menjalankan perintah
UU (psl 50)
-Menjalankan perintah
jabatan yg sah (psl 51)

Alasan pemaaf:
- Overmacht/daya
paksa (psl 48 KUHP)
- Bela paksa
melampaui batas;
- melaksanakan
perintah jabatan yg tdk
sah
- org yg tdk mampu
bertanggung jwb
(anak2 dan org gila)
Hilangnya hak negara dlm menuntut dan
menjlankan pidana
Hilangnya hak negara
menuntut:
a. Nebis in idem (psl 76
KUHP)
b. Meninggalnya
terdakwa (psl 77)
c. Kadaluwarsa/verjarin
g (psl 78)
d. Penyelesaian di luar
pengadilan (psl 82)
e. Amnesti dan Abolisi

Hilangnya hak negara
menjalankan pidana:
a. Meninggalnya
terdakwa (psl 83)
b. Kadaluwarsa (psl 84)
c. Grasi (UU No.
22/2002)
Perbarengan TP / Concursus / Samenloop
terjadi dua/lebih TP oleh satu org dmn TP
yg dilakukan pertama kali belum dijatuhi
pidana, atau antara TP yg prtma dg TP
brikutnya blm dibatasi oleh suatu putusan
hakim
Bantuk-bentuk perbarengan:
1. Concursus idealis (psl 63)
2. Concursus realis (psl 65-71)
3. Perbuatan berlanjut (psl 64)
Sistem pemidanaan concursus:
1. Stelsel kumulasi murni: penjumlahan
2. Absorpsi murni: hisapan
3. Apsorpsi diperberat/dipertajam: pidna
trtinggi dtmbah sepertiga nya
4. Kumulasi terbatas: semua diancam pidana
ttp tdk blh mlebihi pidana trberat ditambah
sepertiga.
KAUSALITAS

1.






Pengertian
Hal sebab-akibat
Hubungan logis antara sebab dan akibat
Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab
sekaligus menjadi sebab peristiwa lain
Sebab dan akibat membentuk rantai yang
bermula di suatu masa lalu
Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum
pidana (bukan makna di atas), tetapi makna
yang dapat dilekatkan pada pengertian
kausalitas agar mereka dapat menjawab
persoalan siapa yang dapat dimintai
pertanggungjawaban atas suatu akibat
tertentu
Teori-teori ajaran kausalitas:
a. Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von
Buri)
b. Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima :
Birkmeyer , Mulder
c. Teori-teori menggeneralisasi : teori Adekuat
(Von Kries, Simons, Pompe, Rumelink)
Sistem pembuktian
(Pasal 183-189 KUHAP)

M. Yahya Harahap: ketentuan yg berisi
penggarisan dan pedoman ttg cara2 yg
dibenarkan UU membuktikan kesalahan yg
didakwakan kpd terdakwa.
Soebekti: meyakinkan hakim ttg kebenaran
dalil2 yg dikemukakan dlm suatu
persengketaan




Bukti: Sesuatu yg menyatakan kebenaran
suatu peristiwa; keterangan nyata.
Alat bukti: segala sesuatu yg ada
hubungannya dg suatu perbuatan, dimana dg
alat2 bukti tersebut, dapat dipergunakan
sebagai bahan pembuktian guna
menimbulkan keyakinan hakim atas
kebenaran adanya suatu tindak pidana yg
telah dilakukan terdakwa.
Keterangan saksi;
2. Keterangan ahli;
3. Surat;
4. Petunjuk;
5. Keterangan terdakwa.
Lihat:
. Ps. 1 butir 27, 28 KUHAP
. Ps. 187 ayat (1) huruf c
. Ps. 188 ayat (1): Petunjuk adalah perbuatan,
kejadian atau keadaan, yg karena persesuainya,
baik antara yg satu dg yg lain, maupun dg TP itu
sendiri, yg menandakan telah terjadi suatu TP.
. Ps. 189 ayat (1)
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Barang yg dipergunakan utk melakukan TP;
Barang yg dipergunakan utk membantu
melakukan TP;
Barang yg menjadi tujuan dilakukanya suatu
TP;
Barang/benda yg dihasilkan dr TP;
Barang tsb dpt memberi ket bagi
penyelidikan TP;
Barang bukti merupakan penunjang alat
bukti mempunyai kedudukan yg sangat
penting dlm perkara pidana.
Menguatkan kedudukan alat bukti yg
sah (p. 184):
 Mencari dan menemukan kebenaran
materiil atas perkara sidang yg
ditangani;
 Dapat menguatkan keyakinan hakim
atas kesalahan terdakwa.

Sistem pembuktian:
1. Conviction intime > berdasarkan keyakinan
hakim belaka
2. Wetterlijk stelsel > berdasarkan UU positif
3. Conviction Rasionne > keyakinan hakim atas
alasan yg logis
4. Negatif wetterlijk bewijks theorie >
berdasarkan UU secara negatif
Penafsiran (Interpretasi) dan Analogi

.
.
.
.
.
.
.

“Every legal norm needs interpretation (Matheld
Boot)”

Otentik
Sistematis
Gramatikal
Historis
Sosiologis
Teleologis
Ekstensif, dll…

Namun yg lebih sering
digunakan hanya 4:
1. Gramatikal;
Restriktif
2. Sistematis ;
3. Historis;
Ekstensi
4. Teleologis;
f
Politik Hukum pidana (penal policy)
Politik hukum, soedarto:
a.
Usaha utk meuwujudkan peraturan2 yg baik sesuai dg
keadaan dan situasi pd suatu saat
b.
Kebijakan dr ngra melalui badan2 yg berwenang utk
menetapkan peraturan2 yg dikehendaki yg diperkirakan
bs digunakan utk mengekspresikan apa yg trkandung
dlm masyrakat dan utk mncapai apa yg dicita2kan.
Politik hkm pidana, Soedarto: usaha mewujudkan peraturan
perundang2an pidana yg sesuai dg keadaan dan situasi
pd suatu waktu dan utk masa2 yg akan dtg.
Jd menurut A. Mulder penal policy garis kebijakan utk
mnentukan:
a.
Seberapa jauh ketentuan2 pidana yg berlaku perlu diubah
atau diperbaharui
b.
Apa yg dpt diperbuat utk mncegah trjadinya TP
c.
Cara bagaimana penyidikan, penentutan, peradilan, dan
pelaksanaan pidana hrs dilaksanakan
Penal policy mrupakan bagian dr criminal
policy.
Criminal policy, Marc Ancel: the rational
organitation of the control of crime by society
(suatu usaha yg rasional dr masyarakat dlm
menanggulangi kejahatan.
Politik kriminal (Criminal policy) pd hakikatnya
merupakan bagian integral dr politik sosial
(social policy).
Social policy, yaitu: kebijakan/upaya utk
mencapai kesejahteraan sosial

Social welfare Policy
Social
Policy

Tujuan
Social Defence Policy
Penal Policy
Criminal Policy

Non- Penal
Hukum pidana khusus/Hukum tindak pidana
khusus
Yaitu: hukum pidana yg diatur diluar KUHP yg
mmpunyai penyimpangan dr hk pidana
umum, baik dr segi hk pidana materil
maupun dr segi pidana formil.
Menurut Pompe, ada dua hal yg membuatnya
khusus, yaitu:
 subyeknya yg khusus (subyek)
 Perbuatanya yg khusus (obyek)
Beberapa Penyimpangan scr materiil, yaitu:
a.
Bersifat elastis;
b.
Perluasan berlakunya asas teritorial;
c.
Pidana denda ditambah sepertiganya (1/3);
d.
Dapat berlaku asas retroaktif.
Beberapa Penyimpangan scr Formil, yaitu:
a.
Perkara pidana khusus harus didahulukan dr pd pidana umum
b.
Penyidikan dilakukan oleh jaksa dan KPK (ex. Tipikor)
c.
di adili di pengadilan khusus (ex. Pengadilan HAM / pengadilan
Militer dan Pengadilan Tipikor)
Beberapa UU ttg Tindak pidana khusus
a.
UU No. 31 th 1999 jo UU No.20 th 2001 ttg Pemberantasan
Tipikor
b.
UU No. 39 Th 1999 ttg HAM
c.
UU No. 7 drt th 1952 ttg Hukum Pidana Ekonomi
d.
UU No. 15 th 2002 ttg Money Loundring (pencucian uang)
e.
UU No. 15 th 2003 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme

More Related Content

What's hot

Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019PengacaraBalikpapanY
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraFakhrul Rozi
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Idik Saeful Bahri
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataMakmurZakaria
 
Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000IRVIANAM
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotoDnr Creatives
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidanayudikrismen1
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaAbi Zakaria N
 
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidanaGradeAlfonso
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaIca Diennissa
 
2 awal proses hukum acara pidana
2  awal proses hukum acara pidana2  awal proses hukum acara pidana
2 awal proses hukum acara pidanaGradeAlfonso
 

What's hot (20)

Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
Ruu kuhp Rancangan Undang Undang Kitab Undang Undang Hukum Pidana agustus 2019
 
Bahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acaraBahan Kuliah - hukum-acara
Bahan Kuliah - hukum-acara
 
Bab 3 tindak pidana
Bab 3   tindak pidanaBab 3   tindak pidana
Bab 3 tindak pidana
 
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
Pendidikan anti korupsi - Proses penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan dal...
 
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000Undang undang no 26 tahun 2000
Undang undang no 26 tahun 2000
 
hukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyotohukum acara perdata oleh sanyoto
hukum acara perdata oleh sanyoto
 
Disertasi hukum
Disertasi hukum Disertasi hukum
Disertasi hukum
 
Kitab undang
Kitab undangKitab undang
Kitab undang
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidana
 
Acara pidana
Acara pidanaAcara pidana
Acara pidana
 
Upaya hukum
Upaya hukumUpaya hukum
Upaya hukum
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Hukum Acara Perdata
Hukum Acara PerdataHukum Acara Perdata
Hukum Acara Perdata
 
Definisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidanaDefinisi hukum acara pidana
Definisi hukum acara pidana
 
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana1  pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
1 pengertian, tujuan dan prinsip hukum acara pidana
 
Upaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidanaUpaya hukum dalam acara pidana
Upaya hukum dalam acara pidana
 
Uu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan ham
Uu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan hamUu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan ham
Uu nomor 26 tahun 2000 tentang pengadilan ham
 
2 awal proses hukum acara pidana
2  awal proses hukum acara pidana2  awal proses hukum acara pidana
2 awal proses hukum acara pidana
 

Similar to Edi yuhermansyah

Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptDelik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptFajarSaputra20091254
 
Konsep Dasar (Pert 2).pptx
Konsep Dasar (Pert 2).pptxKonsep Dasar (Pert 2).pptx
Konsep Dasar (Pert 2).pptxAzisImamHidayat1
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidanaangkat re
 
Pengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptxPengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptxmarcoorias2
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPuputDachi
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaNakano
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapAhmadMuhtadi11
 
Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Andrie Irawan
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfyudaboyz
 
lingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptx
lingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptxlingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptx
lingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptxmaulanaarjuna
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAchmad98
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasinurul khaiva
 

Similar to Edi yuhermansyah (20)

hukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdfhukum_pidana.pdf
hukum_pidana.pdf
 
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.pptDelik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
Delik-delik dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana.ppt
 
Konsep Dasar (Pert 2).pptx
Konsep Dasar (Pert 2).pptxKonsep Dasar (Pert 2).pptx
Konsep Dasar (Pert 2).pptx
 
Slide hukum pidana rose
Slide hukum pidana roseSlide hukum pidana rose
Slide hukum pidana rose
 
Makalah pidana
Makalah pidanaMakalah pidana
Makalah pidana
 
Pengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptxPengayaan Sesi 2.pptx
Pengayaan Sesi 2.pptx
 
Tiindak pidana
Tiindak pidanaTiindak pidana
Tiindak pidana
 
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptxPPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
PPT-HUKUM-PIDANA-1 (3).pptx
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkapPPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
PPT-HUKUM-PIDANA.ppt terbaru dan terlengkap
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
 
Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)Hukum Pidana (Pengantar)
Hukum Pidana (Pengantar)
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
 
Pengantar hukum pidana
Pengantar hukum pidanaPengantar hukum pidana
Pengantar hukum pidana
 
hfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptxhfib1349588837.pptx
hfib1349588837.pptx
 
lingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptx
lingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptxlingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptx
lingkungan-penegakan-hukum-pidana.pptx1372640463.pptx
 
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdfAsas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
Asas_asas_Hukum_Pidana_EBook.pdf
 
Materi ke 11
Materi ke 11Materi ke 11
Materi ke 11
 
10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi10. sanksi administrasi
10. sanksi administrasi
 
Tugas pkn
Tugas pknTugas pkn
Tugas pkn
 

Recently uploaded

Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawassuprihatin1885
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxSriayuAnisaToip
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxkinayaptr30
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfindrawatiahmad62
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdferlita3
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...haryonospdsd011
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxAgungRomadhon3
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxKurnia Fajar
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERIPURWANTOSDNWATES2
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxEkoPutuKromo
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxAhmadBarkah2
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxmuhammadyudiyanto55
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024AndrianiWimarSarasWa1
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfUditGheozi2
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfHernowo Subiantoro
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt xjohan199969
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfnaqarin2
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024SABDA
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfTarkaTarka
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024SABDA
 

Recently uploaded (20)

Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawasPrensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
Prensentasi Visi Misi Sekolah dalam rangka observasi pengawas
 
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptxModul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
Modul P5 Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI.pptx
 
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docxRUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
RUBRIK OBSERVASI KINERJA KEPALA SEKOLAH.docx
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak (1). SDN 001 BU.pdf
 
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdfProgram Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
Program Kerja Kepala Sekolah 2023-2024.pdf
 
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
Dokumen Rangkuman Kehadiran Guru ini dipergunakan sebagai bukti dukung yang w...
 
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptxSolusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
Solusi dan Strategi ATHG yang di hadapi Indonesia (Kelas 11).pptx
 
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptxPPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
PPT Aksi Nyata Diseminasi Modul 1.4.pptx
 
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERILAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
LAPORAN EKSTRAKURIKULER SEKOLAH DASAR NEGERI
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docxCONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
CONTOH LAPORAN PARTISIPAN OBSERVASI.docx
 
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptxPRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
PRESENTASI OBSERVASI PENGELOLAAN KINERJA KEPALA SEKOLAH.pptx
 
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
Tugas 1 Statistik Pendidikan UT Tahun 2024
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdfPETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
PETUNJUK TEKNIS PPDB JATIM 2024-sign.pdf
 
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           xKoneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt           x
Koneksi Antar Materi Modul 1.4.ppt x
 
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdfNajwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
Najwa Qarina_2021 B_Analisis Kritis Jurnal.pdf
 
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
Modul Pembentukan Disiplin Rohani (PDR) 2024
 
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdfSapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
Sapawarga - Manual Guide PPDB Tahun 2024.pdf
 
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
Seminar: Sekolah Alkitab Liburan (SAL) 2024
 

Edi yuhermansyah

  • 1. Edi Yuhermansyah, SHi.,LL.M Materi Kuliah Hukum Pidana Hukum Pidana adalah bagian dari keseluruhan hukum yg berlaku di suatu negara, yg mengadakan dasar-dasar dan aturan untuk : (Prof. Moeljatno) 1. menentukan perbuatan-perbuatan mana yg tidak boleh dilakukan, yg dilarang, dg disertai ancaman atau sanksi berupa pidana tertentu bagi barangsiapa melanggar larangan tsb;  Criminal Act 2. menentukan kapan dan dalam hal-hal apa kepada mereka yg telah melanggar laranganlarangan itu dapat dikenakan atau dijatuhi pidana sebagaimana yg telah diancamkan ;  Criminal Liability/ Criminal Responsibility 1) dan 2) = Substantive Criminal Law / Hukum Pidana Materiil 3. menentukan dengan cara bagaimana pengenaan pidana itu dapat dilaksanakan apabila ada orang yang disangka telah melanggar larangan tsb.  Criminal Procedure/ Hukum Acara Pidana
  • 2. Pompe: Hukum Pidana adalah semua aturan aturan hukum yang menentukan terhadap perbuatan-perbuatan apa yang seharusnya dijatuhi pidana, dan apakah macamnya pidana itu. Van Hamel: Hukum Pidana adalah semua dasar-dasar dan aturan-aturan yang dianut oleh suatu negara dalam menyelenggarakan ketertiban hukum (rechtsorde) yaitu dengan melarang apa yang bertentangan dengan hukum dan mengenakan suatu nestapa kepada yang melanggar larangan-larangan tersebut
  • 3. Secara obyektif, hk pidana terbagi: 1. Hk pidana Materiil, yaitu perbuatan yg diancam dg hukuman, mengatur pertanggungjawaban thd hk pidana, hukuman apa yg dpt dijatuhkan kpd org2 yg telah melanggar UU. 2. Hk pidana formil, yaitu: sejumlah peraturan yg mengandung cara2 negara mempergunakan haknya untuk mengadili serta memberikan putusan thd seseorang yg diduga melakukan tindak pidana.
  • 4. 1. 2. Pembagian Hukum Pidana: Hukum Pidana Materiil (Hukum Pidana) Hukum Pidana Formil (Hukum Acara Pidana) SUMBER-SUMBER HUKUM PIDANA DI INDONESIA 1. Tertulis dan terkodifikasi:  KUHP (beserta UU yang merubah & menambahnya) 2. Tertulis tidak terkodifikasi:   UU Pidana di luar KUHP Ketentuan Pidana dalam Peraturan perundang-undangan non-pidana
  • 5. KUHP:  Buku I : Ketentuan Umum (ps 1 – ps 103) Pasal 103  Ketentuan-ketentuan dalam Bab I sampai Bab VIII buku I juga berlaku bagi perbuatan-perbuatan yang oleh ketentuan perundang-undangan lainnya diancam dengan pidana, kecuali jika oleh undang-undang ditentukan lain  Buku II : Kejahatan (ps 104 – 488)  Buku III : Pelanggaran (ps 489 – 569)
  • 6. Azas-Azas Hukum Pidana: Yaitu: norma dasar yg dijabarkan dr hk positif yg oleh ilmu hk tdk dianggap berasal dr aturan2 yg lebih umum. 1. Legalitas dan Retroaktif (psl 1 KUHP), (psl 28i UUD ‘45) “Nullum delictum, nulla poena sine praevia lege poenali “ 2. Teritorial; (Ps 2 --> Ps 3 KUHP --> Ps 95 KUHP , UU No 4/1976) 3. Nasional Aktif / personal (Ps 5 KUHP --> Ps 7 KUHP --> Ps 92 KUHP) 4. Pasif / perlindungan (Ps 4 :1,2 dan 4 --> Ps 8 KUHP , UU No. 4/1976 , Ps 3 UU No. 7/ drt/ 1955 Lihat Ps 16 UU 31/1999) 5. Universal (Ps 4 :2 , Ps 4 sub 4 , Ps 1 UU 4/ 1976)
  • 7. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Hub hukum pidana dg ilmu2 lainnya: Kriminologi: kajian kejahatan Viktimologi ; kajian ttg korban Sosiologi hk: hubungan hkm (pidana) dg sosial kemasyarakatan Politik hk: kebijakan hkm pdn Filsafat; Forensik; dll…
  • 8. Delik/Tindak Pidana/Peristiwa Pidana/Perbuatan Pidana a. pengertian;  Simons : “kelakuan yg diancam dg pidana, yg bersifat melawan hukum yg berhubungan dg kesalahan & dilakukan oleh orang yg mampu bertanggung jawab”  Van Hamel : “kelakuan manusia yg dirumuskan dalam UU, melawan hukum, yg patut dipidana & dilakukan dg kesalahan” b. jenis;  Delik Kejahatan & Delik pelanggaran  Delik Materiil & Delik Formil  Delik Komisi & Delik Omisi  Delik Dolus & Delik Culpa  Delik Biasa & Delik Aduan
  • 9. Prof. Moeljatno: a. kelakuan dan akibat ( = perbuatan) b. hal ikhwal atau keadaan yg menyertai perbuatan c. keadaan tambahan yg memberatkan d. unsur melawan hukum yg obyektif e. unsur melawan hukum yg Prof. Simon: a. Handeling (perbuatan manusia) b. Melawan hukum c. Diancam dg pidana oleh UU d. Mampu bertanggung jawab e. Perbuatan trjdi krn kesalahan sipembuat
  • 10. Unsur2 dalam perumusan: A. Unsur Obyektif - perbuatan (aktif/pasif) - akibat - melawan hukum - syarat tambahan - keadaan B. Unsur Subyektif - kesalahan : (a) sengaja (b) kealpaan - keadaan Unsur2 di luar perumusan: - secara melawan hukum - dapat dipersalahkan - dapat dipertanggung jawab kan
  • 11. Contoh unsur2 dalam rumusan tindak pidana Pasal 285: -Barangsiapa dengan kekerasan atau -ancaman kekerasan -Memaksa -seorang wanita -bersetubuh dengan dia -di luar perkawinan Pasal 259: -Barangsiapa -Karena Kealpaannya -Menyebabka n orang lain mati
  • 12. Pertanggungjwaban pidana (criminal responsibility) Kaitanya adala dg subyek hk: manusia/badan hk, yg mnjadi pndukung hak dan kewajiban. Roscoe Pound: sbg suatu kewajiban utk membayar pembalasan yg diterima pelaku dr seseorang yg tlh dirugikan. Maksudnya: untuk menentukan apakah org tersebut dapat dipertanggungjawabkan atasnya pidana atau tidak trhdp tindakan yg dilakukanya itu. Van Hamel: kemampuan utk bertanggung jawab scr hk adalah suatu kondisi kematangan kenormalan psikis yg mencakup kemampuan lainya.
  • 13. • klasifikasi: Penanggungj awab penuh: Dader; - Mededade r - Medepleg er - Doen pleger - uitlokker . Penanggung jawab sebagian: - Poger: pelaku percobaan TP Medeplichtige
  • 14. Percobaan tindak pidana (poging) PASAL 53 KUHP: (1) Mencoba melakukan kejahatan dipidana, jika niat untuk itu telah ternyata dari adanya permulaan pelaksanaan, dan tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan semata-mata disebabkan karena kehendaknya sendiri. (2) Maksimum pidana pokok terhadap kejahatan, dalam hal percobaan dikurangi sepertiga. (3) Jika kejahatan diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup, dijatuhkan pidana penjara paling lama 15 tahun. (4) Pidana tambahan bagi percobaan sama dengan kejahatan selesai.
  • 15. Pengertian:     POGING/PERCOBAAN TP Permulaan kejahatan yang belum selesai; Poging bukan suatu delik, tetapi poging dilarang dan diancam hukuman oleh undang-undang; Poging adalah perluasan pengertian delik; Suatu perbuatan dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang sebab perbuatan itu melanggar kepentingan hukum atau membahayakan kepentingan hukum Syarat-syarat percobaan:    Niat Permulaan Pelaksanaan Tidak selesainya pelaksanaan itu, bukan sematamata disebabkan karena kehendaknya sendiri Delik dikatakan selesai apabila:   Pada delik formil : delik selesai apabila perbuatan yang dilarang telah dilakukan Pada delik materiil : delik selesai apabila akibat yang dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-undang telah timbul atau terjadi
  • 16. Bentuk-bentuk poging:    Percobaan yg Sempurna : Voleindigde Poging --> apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telah melakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan, tetapi kejahatan tidak selesai karena suatu hal Percobaan yg Tertangguh : Geschorte Poging --> apabila seseorang berkehendak melakukan kejahatan, ia telah melakukan beberapa perbuatan yg diperlukan bagi tercapainya kejahatan, tetapi kurang satu perbuatan ia terhalang oleh suatu hal Percobaan yg Tidak Sempurna : Ondeugdelijke Poging -> apabila seseorang berkehendak melakukan suatu kejahatan, dimana ia telah melakukan semua perbuatan yg diperlukan bagi selesainya kejahatan, namun tidak berhasil disebabkan alat (sarana) tidak sempurna atau obyek (sasaran) tidak sempurna.
  • 17. Hal-hal yg memberatkan pidana (maksimum plus 1/3) Yg memperberat: a. Samenloop (psl 63 KUHP) b. Recedive: tanggung jawab ulang c. Krn jabatan/tanggungj awab jabatan (psl 52 KUHP) Yg memperingan: a. Poging / percobaan (psl 53 & 54 KUHP) b. Medeplichtigheid / membantu melakukan TP (psl 57-60 KUHP) c. Belum cukup umur / anakanak (psl 47 KuhP)
  • 18. Alasan peniadaan pidana Alasan Pembenar: alasan yg menghapuskan sifat melawan hk dr pd pristiwa pdn, sehingga tdk mrupakan prstiwa pdn: -Noodwer/bela paksa (psl 49 KUHP) -Menjalankan perintah UU (psl 50) -Menjalankan perintah jabatan yg sah (psl 51) Alasan pemaaf: - Overmacht/daya paksa (psl 48 KUHP) - Bela paksa melampaui batas; - melaksanakan perintah jabatan yg tdk sah - org yg tdk mampu bertanggung jwb (anak2 dan org gila)
  • 19. Hilangnya hak negara dlm menuntut dan menjlankan pidana Hilangnya hak negara menuntut: a. Nebis in idem (psl 76 KUHP) b. Meninggalnya terdakwa (psl 77) c. Kadaluwarsa/verjarin g (psl 78) d. Penyelesaian di luar pengadilan (psl 82) e. Amnesti dan Abolisi Hilangnya hak negara menjalankan pidana: a. Meninggalnya terdakwa (psl 83) b. Kadaluwarsa (psl 84) c. Grasi (UU No. 22/2002)
  • 20. Perbarengan TP / Concursus / Samenloop terjadi dua/lebih TP oleh satu org dmn TP yg dilakukan pertama kali belum dijatuhi pidana, atau antara TP yg prtma dg TP brikutnya blm dibatasi oleh suatu putusan hakim Bantuk-bentuk perbarengan: 1. Concursus idealis (psl 63) 2. Concursus realis (psl 65-71) 3. Perbuatan berlanjut (psl 64)
  • 21. Sistem pemidanaan concursus: 1. Stelsel kumulasi murni: penjumlahan 2. Absorpsi murni: hisapan 3. Apsorpsi diperberat/dipertajam: pidna trtinggi dtmbah sepertiga nya 4. Kumulasi terbatas: semua diancam pidana ttp tdk blh mlebihi pidana trberat ditambah sepertiga.
  • 22. KAUSALITAS 1.      Pengertian Hal sebab-akibat Hubungan logis antara sebab dan akibat Setiap peristiwa selalu memiliki penyebab sekaligus menjadi sebab peristiwa lain Sebab dan akibat membentuk rantai yang bermula di suatu masa lalu Yang menjadi fokus perhatian ahli hukum pidana (bukan makna di atas), tetapi makna yang dapat dilekatkan pada pengertian kausalitas agar mereka dapat menjawab persoalan siapa yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas suatu akibat tertentu
  • 23. Teori-teori ajaran kausalitas: a. Conditio Sine Qua Non/ Ekuivalensi (Von Buri) b. Teori-teori Individualisasi / Causa Proxima : Birkmeyer , Mulder c. Teori-teori menggeneralisasi : teori Adekuat (Von Kries, Simons, Pompe, Rumelink)
  • 24. Sistem pembuktian (Pasal 183-189 KUHAP) M. Yahya Harahap: ketentuan yg berisi penggarisan dan pedoman ttg cara2 yg dibenarkan UU membuktikan kesalahan yg didakwakan kpd terdakwa. Soebekti: meyakinkan hakim ttg kebenaran dalil2 yg dikemukakan dlm suatu persengketaan
  • 25.   Bukti: Sesuatu yg menyatakan kebenaran suatu peristiwa; keterangan nyata. Alat bukti: segala sesuatu yg ada hubungannya dg suatu perbuatan, dimana dg alat2 bukti tersebut, dapat dipergunakan sebagai bahan pembuktian guna menimbulkan keyakinan hakim atas kebenaran adanya suatu tindak pidana yg telah dilakukan terdakwa.
  • 26. Keterangan saksi; 2. Keterangan ahli; 3. Surat; 4. Petunjuk; 5. Keterangan terdakwa. Lihat: . Ps. 1 butir 27, 28 KUHAP . Ps. 187 ayat (1) huruf c . Ps. 188 ayat (1): Petunjuk adalah perbuatan, kejadian atau keadaan, yg karena persesuainya, baik antara yg satu dg yg lain, maupun dg TP itu sendiri, yg menandakan telah terjadi suatu TP. . Ps. 189 ayat (1) 1.
  • 27.
  • 28. 1. 2. 3. 4. 5. 6. Barang yg dipergunakan utk melakukan TP; Barang yg dipergunakan utk membantu melakukan TP; Barang yg menjadi tujuan dilakukanya suatu TP; Barang/benda yg dihasilkan dr TP; Barang tsb dpt memberi ket bagi penyelidikan TP; Barang bukti merupakan penunjang alat bukti mempunyai kedudukan yg sangat penting dlm perkara pidana.
  • 29. Menguatkan kedudukan alat bukti yg sah (p. 184):  Mencari dan menemukan kebenaran materiil atas perkara sidang yg ditangani;  Dapat menguatkan keyakinan hakim atas kesalahan terdakwa. 
  • 30. Sistem pembuktian: 1. Conviction intime > berdasarkan keyakinan hakim belaka 2. Wetterlijk stelsel > berdasarkan UU positif 3. Conviction Rasionne > keyakinan hakim atas alasan yg logis 4. Negatif wetterlijk bewijks theorie > berdasarkan UU secara negatif
  • 31. Penafsiran (Interpretasi) dan Analogi . . . . . . . “Every legal norm needs interpretation (Matheld Boot)” Otentik Sistematis Gramatikal Historis Sosiologis Teleologis Ekstensif, dll… Namun yg lebih sering digunakan hanya 4: 1. Gramatikal; Restriktif 2. Sistematis ; 3. Historis; Ekstensi 4. Teleologis; f
  • 32. Politik Hukum pidana (penal policy) Politik hukum, soedarto: a. Usaha utk meuwujudkan peraturan2 yg baik sesuai dg keadaan dan situasi pd suatu saat b. Kebijakan dr ngra melalui badan2 yg berwenang utk menetapkan peraturan2 yg dikehendaki yg diperkirakan bs digunakan utk mengekspresikan apa yg trkandung dlm masyrakat dan utk mncapai apa yg dicita2kan. Politik hkm pidana, Soedarto: usaha mewujudkan peraturan perundang2an pidana yg sesuai dg keadaan dan situasi pd suatu waktu dan utk masa2 yg akan dtg. Jd menurut A. Mulder penal policy garis kebijakan utk mnentukan: a. Seberapa jauh ketentuan2 pidana yg berlaku perlu diubah atau diperbaharui b. Apa yg dpt diperbuat utk mncegah trjadinya TP c. Cara bagaimana penyidikan, penentutan, peradilan, dan pelaksanaan pidana hrs dilaksanakan
  • 33. Penal policy mrupakan bagian dr criminal policy. Criminal policy, Marc Ancel: the rational organitation of the control of crime by society (suatu usaha yg rasional dr masyarakat dlm menanggulangi kejahatan. Politik kriminal (Criminal policy) pd hakikatnya merupakan bagian integral dr politik sosial (social policy). Social policy, yaitu: kebijakan/upaya utk mencapai kesejahteraan sosial 
  • 34. Social welfare Policy Social Policy Tujuan Social Defence Policy Penal Policy Criminal Policy Non- Penal
  • 35. Hukum pidana khusus/Hukum tindak pidana khusus Yaitu: hukum pidana yg diatur diluar KUHP yg mmpunyai penyimpangan dr hk pidana umum, baik dr segi hk pidana materil maupun dr segi pidana formil. Menurut Pompe, ada dua hal yg membuatnya khusus, yaitu:  subyeknya yg khusus (subyek)  Perbuatanya yg khusus (obyek)
  • 36. Beberapa Penyimpangan scr materiil, yaitu: a. Bersifat elastis; b. Perluasan berlakunya asas teritorial; c. Pidana denda ditambah sepertiganya (1/3); d. Dapat berlaku asas retroaktif. Beberapa Penyimpangan scr Formil, yaitu: a. Perkara pidana khusus harus didahulukan dr pd pidana umum b. Penyidikan dilakukan oleh jaksa dan KPK (ex. Tipikor) c. di adili di pengadilan khusus (ex. Pengadilan HAM / pengadilan Militer dan Pengadilan Tipikor) Beberapa UU ttg Tindak pidana khusus a. UU No. 31 th 1999 jo UU No.20 th 2001 ttg Pemberantasan Tipikor b. UU No. 39 Th 1999 ttg HAM c. UU No. 7 drt th 1952 ttg Hukum Pidana Ekonomi d. UU No. 15 th 2002 ttg Money Loundring (pencucian uang) e. UU No. 15 th 2003 ttg Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme