SlideShare a Scribd company logo
PERTEMUAN Ke-2
Awal Proses Berlakunya Hapid
Prodi Hati Nurani
Fakultas Keikhlasan
Universitas Kehidupan
Juni 2021
Pertanyaan
AWAL MULA HAPID DIGELAR
Proses digelarnya sebuah Acara Hukum Pidana
adalah jika telah terjadi hal-hal berikut ini:
A.TERTANGKAP TANGAN
B.LAPORAN
C.PENGADUAN
1. TERTANGKAP TANGAN
Pasal 57 HIR, berbunyi “kedapatan tengah
berbuat“ yaitu, bila kejahatan atau
pelanggaran kedapatan sedang dilakukan,
atau dengan segera kedapatan sesudah
dilakukan atau bila dengan segera sesudah
itu ada orang diserukan oleh suara ramai
sebagai orang yang melakukannya, atau bila
padanya kedapatan barang-barang, senjata-
senajata, alat perkakas atau surat-surat yang
menunjukkan bahwa kejahatan atau
pelanggaran itu yang melakukan atau
membantu melakukannya
Pasal 1 butir 19 KUHAP menyatakan bahwa yang
dimaksud Tertangkap Tangan yaitu “Tertangkapnya
seorang pada waktu sedang melakukan tindak
pidana, atau dengan segera sesudah beberapa
saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat
kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai
orang yang melakukannya, atau apabila sesaat
kemudian padanya ditemukan benda yang diduga
keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak
pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah
pelakunya atau turut melakukan atau membantu
melakukan tindak pidana itu”.
Berdasarkan Pasal 1 butir 19 KUHAP, maka
unsur-unsur Tertangkap Tangan, yaitu:
1. Tertangkapnya seseorang, artinya ada orang
yang tertangkap.
2. Pada waktu sedang melakukan tindak pidana,
artinya : orang itu tertangkap itu sewaktu
sedang melakukan tindak pidana.
3. Segera sesudah beberapa saat tindak
pidana itu dilakukan, artinya si pelaku
tertangkap beberapa saat kemudian
setelah melakukan tindak pidana itu,
Segera berarti bahwa jarak antara terjadi
tindak pidana dan tertangkapnya si pelaku
tidak terlalu lama, sehingga tidak ada
keragu-raguan bahwa tersangka adalah
Pelakunya.
4. Sesaat kemudian diserukannya/
diteriakkan oleh khalayak ramai
sebagai orang yang melakukan tindak
pidana, artinya si pelaku ketika sedang
melakukan perbuatan tindak pidana
terlihat oleh khalayak ramai, lalu
diserukan sebagai pelakunya dan
ketika ia melarikan diri ditangkap oleh
orang ramai tersebut.
5. Sesaat kemudian padanya ditemukan
benda yang diduga keras telah digunakan
untuk melakukan tindak pidana dan/atau
barang bukti hasil kejahatannya
Sedangkan menurut J.C.T. Simorangkir
bahwa Tertangkap Tangan sama dengan
“Heterdaad”, yaitu “Kedapatan tengah
berbuat, tertangkap basah; pada waktu
kejahatan tengah dilakukan atau tidak
lama sesudah itu diketahui orang”
Proses Pemeriksaan
1. Menurut Pasal 102 ayat (2) dan (3) KUHAP,
bahwa:
Dalam hal Tertangkap Tangan tanpa menunggu
perintah penyidik, penyelidik wajib segera
melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka
penyelidikan sebagaimana tersebut pada Pasal 5
ayat (1) huruf b.
Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada
ayat (2) penyelidik wajib membuat berita acara dan
melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum
Menurut Pasal 111 KUHAP, bahwa:
(1) Dalam hal tertangkap tangan setiap orang
berhak -sedangkan setiap orang yang mempunyai
wewenang dalam tugas ketertiban, ketenteraman
dan keamanan umum wajib- menangkap
tersangka guna diserahkan berserta atau tanpa
barang bukti kepada penyelidik atau penyidik.
(2) Setelah menerima penyerahan tersangka
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penyelidik
atau penyidik wajib segera melakukan
pemeriksaan dan tindakan lain dalam rangka
penyidikan.
Pasal 1 butir 24 KUHAP, LAPORAN adalah
Pemberitahuan yang disampaikan oleh
seorang karena hak atau kewajiban
berdasarkan undang-undang kepada
Pejabat yang berwenang tentang telah
atau sedang atau diduga akan terjadinya
peristiwa pidana
Jadi Laporan adalah sesuatu
peristiwa yang telah dilaporkan kepada
pejabat yang berwenang tentang
suatu tindak pidana,untuk dapat
segera ditindak lanjuti oleh pejabat
yang bersangkutan (proses
penyelidikan/penyidikan).
Pihak Pelapor
Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, maka
KUHAP telah menentukan pihak-pihak yang
berhak melapor, sebagaimana menurut Pasal
108 KUHAP, sebagai berikut:
(1) Setiap orang yang mengalami, melihat,
menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa
yang merupakan tindak pidana, berhak
mengajukan laporan kepada penyelidik dan/atau
penyidik baik lisan maupun tertulis
(2) setiap orang yang mengetahui permufakatan
jahat untuk melakukan tindak pidana, terhadap
ketentraman umum dan keamanan umum atau
terhadap hak milik wajib seketika itu juga
melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau
penyidik.
(3) Setiap pegawai negeri dalam rangka
melaksanakan tugasnya yang mengetahui
tentang terjadinya peristiwa pidana yang
merupakan tindak pidana wajib segera
melaporkan hal itukepada penyelidik atau
penyidik.
Tempat/alamat Laporan
Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, maka
setiap orang berhak melapor sebagaimana
menurut Pasal 108 KUHAP, maka untuk
melaporkan adanya tindak pidana dimaksud
menurut Pasal 108 ayat (1), (2) dan (3) KUHAP
yaitu “laporan baik lisan maupun tertulis harus
dilaporkan atau disampaikan kepada Polisi
selaku Penyelidik/penyidik tunggal untuk tindak
pidana umum”.
Cara/Bentuk Laporan
Untuk melaporkan suatu tindak pidana, maka cara atau bentuk
pelaporan seseorang dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Menurut Pasal 103 ayat (1), (2) dan (3) jo. Pasal 108 ayat (3), (4)
dan (5) KUHAP, bahwa:
(1) Laporan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh
pelapor.
(2) Laporan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyelidik
dan ditandatangani oleh pelapor dan penyelidik.
(3) Dalam hal pelapor tidak dapat menulis, hal itu harus disebutkan
sebagai catatan dalam laporan tersebut.
(4) Setelah menerima laporan, penyelidik atau penyidik harus
memberikan tanda penerimaan laporan kepada yang
bersangkutan.
3. Apabila si pelapor tidak dapat menulis, maka
laporan si pelapor dicatat oleh penyidik kemudian
dibacakan kembali, dan hal itu harus disebutkan
sebagai catatan dalam laporan tersebut. (Pasal 103
ayat (3) KUHAP), dan proses selanjutnya
sebagaimana dimaksud pada Pasal 103 ayat (2)
KUHAP jo. Pasal 108 ayat (6)
KUHAP.
4. Dengan laporan secara tertulis (Pasal 103 ayat (1)
jo Pasal 108 ayat (1) dan (4) KUHAP).
5. Untuk itu Penyidik wajib memberikan surat tanda
tarima penerimaan laporan kepada pelapor. (Pasal
103 ayat (2) KUHAP jo. Pasal 108 ayat (6) KUHAP)
Proses Pelaporan
• Untuk menindak lanjuti setiap laporan tentang suatu
tindak
• pidana, maka prosesnya dapat dilakukan sebagai
berikut:
• 1. Penyelidik menerima laporan tentang terjadinya
suatu
• peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana
wajib
• segera melakukan tindakan penyelidikan yang
diperlukan
• (Pasal 102 ayat (1) KUHAP).
2. Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut
pada ayat (1) penyelidik wajib membuat berita
acara dan melaporkannya kepada penyidik
sedaerah hukum. (Pasal 102 ayat (3) KUHAP).
3. Penyelidik dan penyidik yang telah menerima
laporan tersebut segera datang ke tempat
kejadian dapat melarang setiap orang untuk
meninggalkan tempat itu selama pemeriksaan di
situ belum selesai. (Pasal 111 ayat (3) KUHAP)
Perbedaan Laporan dan Pengaduan
1. = Pengaduan berisi bukan saja laporan akan
tetapi juga permintaan supaya yang melakukan
tindak pidana segeradituntut (tindakan);
sedangkan
= Laporan hanya sekedar melaporkan tentang
terjadi suatu tindak pidana (tanpa adanya
permintaan agar segera dituntut atau diambil
tindakan)
2. = Pengaduan mempunyai batas waktu untuk
dapat dilaporkan; sedangkan
= Laporan tidak ada batas waktu untuk dapat
melaporkan atas sewaktu-waktu.
3. = Pengaduan hanya dapat dilakukan
pelaporan oleh orang-orang tertentu yang
disebut dalam undang-undang dan dalam
kejahatan tertentu; sedangkan
= Laporan dapat dilakukan oleh siapa saja dapat
melaporkan, dan semua tindak kejahatan atau
tindak pidana.
Pengertian Pengaduan menurut Pasal 1 butir 25
KUHAP, bahwa yang dimaksud dengan
pengaduan adalah “Pemberitahuan disertai
permintaan oleh pihak yang berkepentingan
kepada pejabat yang berwenang untuk
menindak menurut hukum seorang yang telah
melakukan tindak pidana aduan yang
merugikannya”.
Pasal 108 ayat (1) KUHAP, bahwa Pengaduan
baru dapat dilakukan Tindakan atau Proses atas
dasar pengaduan (permintaan) dari orang yang
terkena/korban karena terjadinya tindak pidana.
Jadi pengaduan adalah suatu pemberitahuan
kepada penyelidik / penyidik untuk melakukan
penyelidikan/penyidikan atas suatu peristiwa
pidana dari orang yang menjadi korban atau
dirugikan karena dilakukannya tindak pidana itu
MACAM TINDAK PIDANA ADUAN
1. Tindak Pidana Aduan Absolut (Absolute Klachdelict)
Yang dimaksud dengan tindak pidana Aduan Absolut
adalah tindak pidana yang tidak dapat dituntut, apabila
tidak ada pengaduan dari pihak korban atau yang
dirugikan atau dipermalukan dengan terjadinya tindak
pidana tersebut, sebab di dalam tindak pidana aduan
absolut yang dituntut bukan hukumnya tetapi adalah
peristiwanya, sehingga permintaan dalam penuntutan
dalam pengaduan harus berbunyi “saya minta agar
peristiwa ini dituntut
Pasal 284 KUHPid (Perzinahan),
Pasal 287 KUHPid (Perzinahan wanita di bawah
umur),
Pasal 293 KUHPid (Cabul anak yang di bawah
umur),
Pasal 310 KUHPid (Penghinaan dengan
pencemaran nama baik/ kehormatan
seseorang),
Pasal 311 KUHPid (Fitnah sengaja mencemarkan
nama baik/ kehormatan seseorang),
Pasal 315 KUHPid (Penghinaan ringan: penghinaan
yang tidak bersifat pencemaran),
Pasal 317 KUHPid (Pengajuan laporan/pengaduan/
pemberitahuan palsu kepada penguasa),
Pasal 318 KUHPid (Persangkaan palsu),
Pasal 322/323 KUHPid (Membuka rahasia yang
wajib disimpannya karena pekerjaan/jabatannya),
Pasal 332 KUHPid (Melarikan seorang perempuan)
Pasal 369 KUHPid.
2. Tindak Pidana Aduan Relatif (Relatieve
Klachdelict)
Tindak pidana Aduan Relatif pada prinsipnya
bukanlah merupakan delik aduan, akan tetapi
termasuk laporan (delik biasa). Akan tetapi akan
menjadi delik aduan apabila dilakukan dalam
lingkungan keluarga sendiri. Jadi penuntutan
dilakukan Bukan peristiwanya atau kejahatannya
tetapi hanya kepada orang-orang yang telah
melakukan tindak pidana itu. Oleh karena itu,
apabila tindak pidana aduan relatif dilakukan
Penuntutan, maka perkaranya dapat dibelah
(spleit).
Pasal 367 KUHPid (pencurian dalam lingkungan
keluarga),
Pasal 370 KUHPid (pemerasan dalam lingkungan
keluarga),
Pasal 376 KUHPid (penggelapan dalam
lingkungan keluarga),
Pasal 394 KUHPid (penipuan dalam lingkungan
keluarga).
Pasal 5 ayat 1 poin b
Atas perintah penyidik dapat melakukan
tindakan berupa:
1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat,
penggeledahan dan penahanan;
2. pemeriksaan dan penyitaan surat;
3. mengambil sidik jari dan memotret seorang;
4. membawa dan menghadapkan seorang pada
penyidik

More Related Content

What's hot

Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
MakmurZakaria
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidana
yudikrismen1
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpidRonalto_Tan
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTAndhika Pratama
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidanairmasiti8
 
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di IndonesiaPengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Adhi Panjie Gumilang
 
UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAMUU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
akuntabilitasnet
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
Muhammad Qoyim
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
Nakano
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
Dian Oktavia
 
Slide hukum pidana rose
Slide hukum pidana roseSlide hukum pidana rose
Slide hukum pidana rose
Bagoes Prasetya
 
Makalah praperadilan
Makalah praperadilanMakalah praperadilan
Makalah praperadilan
Siti Khumairah Al Khotni
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
DELA ASFARINA
 
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
Muhammad Ramadhan
 

What's hot (20)

Rangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdataRangkuman hukum acara pidana & perdata
Rangkuman hukum acara pidana & perdata
 
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANAPROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
PROSES BERACARA DALAM PERADILAN PIDANA
 
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum acara pidana
Hukum acara pidanaHukum acara pidana
Hukum acara pidana
 
2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid2 kepentingandanasashkacpid
2 kepentingandanasashkacpid
 
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPTMateri kuliah Hukum Acara Pidana PPT
Materi kuliah Hukum Acara Pidana PPT
 
Materi ke 11
Materi ke 11Materi ke 11
Materi ke 11
 
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
Hukum pidana khusus - Hukum materiil tindak pidana terorisme (Idik Saeful Bahri)
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di IndonesiaPengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Pengadilan Hak Asasi Manusia Di Indonesia
 
UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAMUU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
UU No. 26 Tahun 2000 Pengadilan HAM
 
UPAYA PAKSA
UPAYA PAKSAUPAYA PAKSA
UPAYA PAKSA
 
Hk.pidana
Hk.pidanaHk.pidana
Hk.pidana
 
Asas Hukum Pidana
Asas Hukum PidanaAsas Hukum Pidana
Asas Hukum Pidana
 
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANAPPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
PPT MATERI KULIAH HUKUM ACARA PIDANA
 
Slide hukum pidana rose
Slide hukum pidana roseSlide hukum pidana rose
Slide hukum pidana rose
 
Makalah praperadilan
Makalah praperadilanMakalah praperadilan
Makalah praperadilan
 
D1 Pajak: Peradilan Militer
D1 Pajak: Peradilan MiliterD1 Pajak: Peradilan Militer
D1 Pajak: Peradilan Militer
 
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
Analisis Putusan praperadilan kasus budi gunawan oleh hakim sarpin rizaldi
 
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
HBL6. Muhammad Rizal Ramadhan hapzi ali, modul hbl, tindak pidana pencucian u...
 

Similar to 2 awal proses hukum acara pidana

LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.ppt
DirgaGunk
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
YuliaFikriAisya
 
KUHAP.ppt
KUHAP.pptKUHAP.ppt
KUHAP.ppt
xontonxxintinx
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Idik Saeful Bahri
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
yudaboyz
 
Penyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluPenyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawaslu
Ahsanul Minan
 
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
An Nisa Rizki Yulianti
 
Tutorial modul 1 day 2.pptx
Tutorial modul 1 day 2.pptxTutorial modul 1 day 2.pptx
Tutorial modul 1 day 2.pptx
otikong
 
hemofilia.pptx
hemofilia.pptxhemofilia.pptx
hemofilia.pptx
SaphiraPramudita
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
SneekPeak
 
10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbuktiRonalto_Tan
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
GradeAlfonso
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidikRonalto_Tan
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...
Dyana Anggraini
 
Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Dyana Anggraini
 
PERADILAN_HAM_2.pptx
PERADILAN_HAM_2.pptxPERADILAN_HAM_2.pptx
PERADILAN_HAM_2.pptx
ssuserfaa0b2
 
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANANADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
Sudirman Sultan
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
abda Harahap
 
Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)
Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)
Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)
Sudirman Sultan
 

Similar to 2 awal proses hukum acara pidana (20)

LIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.pptLIDIK SIDIK.ppt
LIDIK SIDIK.ppt
 
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.pptHUKUM ACARA PIDANA.ppt
HUKUM ACARA PIDANA.ppt
 
KUHAP.ppt
KUHAP.pptKUHAP.ppt
KUHAP.ppt
 
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
Pendidikan anti korupsi - Hukum formil tindak pidana korupsi (Idik Saeful Bahri)
 
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdfdianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
dianaumsu,+Penyusunan+Dokumen+Laporan+Pengaduan+dan+Kronologis.pdf
 
Penyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawasluPenyitaan oleh bawaslu
Penyitaan oleh bawaslu
 
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
6,hbl,an nisa rizki,hapzi ali,tindak pindana pencucian uang,universitas mercu...
 
Tutorial modul 1 day 2.pptx
Tutorial modul 1 day 2.pptxTutorial modul 1 day 2.pptx
Tutorial modul 1 day 2.pptx
 
hemofilia.pptx
hemofilia.pptxhemofilia.pptx
hemofilia.pptx
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
Materi 5.ppt
Materi 5.pptMateri 5.ppt
Materi 5.ppt
 
10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti10 penyitaan barangbukti
10 penyitaan barangbukti
 
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
7 upaya paksa ( penangkapan, penahanan, pengeledahan dan penyitaan);
 
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
11 pemrik srtsksiahlitrsgkahentisidik
 
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...
Hbl, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas me...
 
Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...
Hbl 6, dyana anggraini, hapzi ali, tindak pidana pencucian uang, universitas ...
 
PERADILAN_HAM_2.pptx
PERADILAN_HAM_2.pptxPERADILAN_HAM_2.pptx
PERADILAN_HAM_2.pptx
 
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANANADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
ADMINISTRASI TEMPAT KEJADIAN PERKARA (TKP) KEHUTANAN
 
Hukum pidana
Hukum pidanaHukum pidana
Hukum pidana
 
Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)
Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)
Bahan ajar administrasi tempat kejadian perkara (TKP)
 

More from GradeAlfonso

13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap
GradeAlfonso
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
GradeAlfonso
 
10 surat dakwaan
10 surat dakwaan10 surat dakwaan
10 surat dakwaan
GradeAlfonso
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
GradeAlfonso
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
GradeAlfonso
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapid
GradeAlfonso
 
Qaidah Fiqhiyyah
Qaidah FiqhiyyahQaidah Fiqhiyyah
Qaidah Fiqhiyyah
GradeAlfonso
 
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
GradeAlfonso
 

More from GradeAlfonso (8)

13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap13 teori pembuktian dalam hap
13 teori pembuktian dalam hap
 
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan11 pengertian, alasan  dan tujuan praperadilan
11 pengertian, alasan dan tujuan praperadilan
 
10 surat dakwaan
10 surat dakwaan10 surat dakwaan
10 surat dakwaan
 
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
9 penuntut umum, pra penuntutan dan penuntutan
 
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
6 ruang lingkup, sumber hukum dan penyidikan
 
4 ilmu bantu hapid
4  ilmu bantu hapid4  ilmu bantu hapid
4 ilmu bantu hapid
 
Qaidah Fiqhiyyah
Qaidah FiqhiyyahQaidah Fiqhiyyah
Qaidah Fiqhiyyah
 
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender5. Kesetaraan dan Keadilan gender
5. Kesetaraan dan Keadilan gender
 

Recently uploaded

Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
SardiPasaribu
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
JabalArfah
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
intelkejarimimika07
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
thegoddescorp
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
asmazn0001
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
MunirMisbah1
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
CI kumparan
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
CI kumparan
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
intelkejarimimika07
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
thegoddescorp
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
HansWijaya13
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
Adhi Setyowibowo
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
SharonPriscilla3
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Pelita9
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
adbangplk
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
CIkumparan
 

Recently uploaded (16)

Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).pptGratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
Gratifikasi_dan_Anti_Korupsi_(Tim_Penyuluh_31_Mei_2021).ppt
 
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRIPengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
Pengawasan Pemilu 2024 sebagai bentuk kecintaan kita terhadap NKRI
 
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
449048659-powerpoint-Peran-Kejaksaan-ppt.ppt
 
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdfppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
ppt. kls xi kd. 3.4. Hubungan Internasional.pptx.pdf
 
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdfPerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
PerGub_No._49_Thn_2015_ttg_Pedoman_Remunerasi_BLUD jatim.pdf
 
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASIPPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
PPT USHUL FIQIH MAQASID SYARIAH ALLAL AL_FASI
 
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdfRUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
RUU KIA pada Seribu HPK-Raker Tingkat I Komisi VIII DPR RI-25032024-FINAL.pdf
 
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.comSalinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
Salinan PP Nomor 25 Tahun 2024. kumparanNews, kumparan.com
 
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdfPeran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
Peran Kejaksaan Dalam Penanganan Tindak Pidana Pemilu.pdf
 
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdfppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
ppt.kls.xi. kd. ancaman ideologi.pptx.pdf
 
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
SOSIALISASI TAHAPAN DAN PENCALONAN PERSEORANGAN DALAM PEMILIHAN SERENTAK 2024...
 
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
6. PPLi-BimTek Pemulihan dan Kedaruratan_PPLI.pdf
 
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASICONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
CONTOH MAKALAH JOINT VENTURE DAN ENTERPRISE DALAM HUKUM INVESTASI
 
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum PidanaHukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
Hukum Penitensier serta Pengetahuan akan Hukum Pidana
 
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
ARAH KEBIJAKAN DAK DALAM RANGKA IDENTIFIKASI DAN ANALISA USULAN DAK 2025 KALT...
 
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri DrafDOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
DOC-20240528-WA0150..pdf Revisi UU Polri Draf
 

2 awal proses hukum acara pidana

  • 1. PERTEMUAN Ke-2 Awal Proses Berlakunya Hapid Prodi Hati Nurani Fakultas Keikhlasan Universitas Kehidupan Juni 2021
  • 3. AWAL MULA HAPID DIGELAR Proses digelarnya sebuah Acara Hukum Pidana adalah jika telah terjadi hal-hal berikut ini: A.TERTANGKAP TANGAN B.LAPORAN C.PENGADUAN
  • 4. 1. TERTANGKAP TANGAN Pasal 57 HIR, berbunyi “kedapatan tengah berbuat“ yaitu, bila kejahatan atau pelanggaran kedapatan sedang dilakukan, atau dengan segera kedapatan sesudah dilakukan atau bila dengan segera sesudah itu ada orang diserukan oleh suara ramai sebagai orang yang melakukannya, atau bila padanya kedapatan barang-barang, senjata- senajata, alat perkakas atau surat-surat yang menunjukkan bahwa kejahatan atau pelanggaran itu yang melakukan atau membantu melakukannya
  • 5. Pasal 1 butir 19 KUHAP menyatakan bahwa yang dimaksud Tertangkap Tangan yaitu “Tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau dengan segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, atau sesaat kemudian diserukan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukannya, atau apabila sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu”.
  • 6. Berdasarkan Pasal 1 butir 19 KUHAP, maka unsur-unsur Tertangkap Tangan, yaitu: 1. Tertangkapnya seseorang, artinya ada orang yang tertangkap. 2. Pada waktu sedang melakukan tindak pidana, artinya : orang itu tertangkap itu sewaktu sedang melakukan tindak pidana.
  • 7. 3. Segera sesudah beberapa saat tindak pidana itu dilakukan, artinya si pelaku tertangkap beberapa saat kemudian setelah melakukan tindak pidana itu, Segera berarti bahwa jarak antara terjadi tindak pidana dan tertangkapnya si pelaku tidak terlalu lama, sehingga tidak ada keragu-raguan bahwa tersangka adalah Pelakunya.
  • 8. 4. Sesaat kemudian diserukannya/ diteriakkan oleh khalayak ramai sebagai orang yang melakukan tindak pidana, artinya si pelaku ketika sedang melakukan perbuatan tindak pidana terlihat oleh khalayak ramai, lalu diserukan sebagai pelakunya dan ketika ia melarikan diri ditangkap oleh orang ramai tersebut.
  • 9. 5. Sesaat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah digunakan untuk melakukan tindak pidana dan/atau barang bukti hasil kejahatannya Sedangkan menurut J.C.T. Simorangkir bahwa Tertangkap Tangan sama dengan “Heterdaad”, yaitu “Kedapatan tengah berbuat, tertangkap basah; pada waktu kejahatan tengah dilakukan atau tidak lama sesudah itu diketahui orang”
  • 10. Proses Pemeriksaan 1. Menurut Pasal 102 ayat (2) dan (3) KUHAP, bahwa: Dalam hal Tertangkap Tangan tanpa menunggu perintah penyidik, penyelidik wajib segera melakukan tindakan yang diperlukan dalam rangka penyelidikan sebagaimana tersebut pada Pasal 5 ayat (1) huruf b. Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada ayat (2) penyelidik wajib membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum
  • 11. Menurut Pasal 111 KUHAP, bahwa: (1) Dalam hal tertangkap tangan setiap orang berhak -sedangkan setiap orang yang mempunyai wewenang dalam tugas ketertiban, ketenteraman dan keamanan umum wajib- menangkap tersangka guna diserahkan berserta atau tanpa barang bukti kepada penyelidik atau penyidik. (2) Setelah menerima penyerahan tersangka sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) penyelidik atau penyidik wajib segera melakukan pemeriksaan dan tindakan lain dalam rangka penyidikan.
  • 12. Pasal 1 butir 24 KUHAP, LAPORAN adalah Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang karena hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang kepada Pejabat yang berwenang tentang telah atau sedang atau diduga akan terjadinya peristiwa pidana
  • 13. Jadi Laporan adalah sesuatu peristiwa yang telah dilaporkan kepada pejabat yang berwenang tentang suatu tindak pidana,untuk dapat segera ditindak lanjuti oleh pejabat yang bersangkutan (proses penyelidikan/penyidikan).
  • 14. Pihak Pelapor Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, maka KUHAP telah menentukan pihak-pihak yang berhak melapor, sebagaimana menurut Pasal 108 KUHAP, sebagai berikut: (1) Setiap orang yang mengalami, melihat, menyaksikan dan atau menjadi korban peristiwa yang merupakan tindak pidana, berhak mengajukan laporan kepada penyelidik dan/atau penyidik baik lisan maupun tertulis
  • 15. (2) setiap orang yang mengetahui permufakatan jahat untuk melakukan tindak pidana, terhadap ketentraman umum dan keamanan umum atau terhadap hak milik wajib seketika itu juga melaporkan hal tersebut kepada penyelidik atau penyidik. (3) Setiap pegawai negeri dalam rangka melaksanakan tugasnya yang mengetahui tentang terjadinya peristiwa pidana yang merupakan tindak pidana wajib segera melaporkan hal itukepada penyelidik atau penyidik.
  • 16. Tempat/alamat Laporan Dalam hal terjadi suatu tindak pidana, maka setiap orang berhak melapor sebagaimana menurut Pasal 108 KUHAP, maka untuk melaporkan adanya tindak pidana dimaksud menurut Pasal 108 ayat (1), (2) dan (3) KUHAP yaitu “laporan baik lisan maupun tertulis harus dilaporkan atau disampaikan kepada Polisi selaku Penyelidik/penyidik tunggal untuk tindak pidana umum”.
  • 17. Cara/Bentuk Laporan Untuk melaporkan suatu tindak pidana, maka cara atau bentuk pelaporan seseorang dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Menurut Pasal 103 ayat (1), (2) dan (3) jo. Pasal 108 ayat (3), (4) dan (5) KUHAP, bahwa: (1) Laporan yang diajukan secara tertulis harus ditandatangani oleh pelapor. (2) Laporan yang diajukan secara lisan harus dicatat oleh penyelidik dan ditandatangani oleh pelapor dan penyelidik. (3) Dalam hal pelapor tidak dapat menulis, hal itu harus disebutkan sebagai catatan dalam laporan tersebut. (4) Setelah menerima laporan, penyelidik atau penyidik harus memberikan tanda penerimaan laporan kepada yang bersangkutan.
  • 18. 3. Apabila si pelapor tidak dapat menulis, maka laporan si pelapor dicatat oleh penyidik kemudian dibacakan kembali, dan hal itu harus disebutkan sebagai catatan dalam laporan tersebut. (Pasal 103 ayat (3) KUHAP), dan proses selanjutnya sebagaimana dimaksud pada Pasal 103 ayat (2) KUHAP jo. Pasal 108 ayat (6) KUHAP. 4. Dengan laporan secara tertulis (Pasal 103 ayat (1) jo Pasal 108 ayat (1) dan (4) KUHAP). 5. Untuk itu Penyidik wajib memberikan surat tanda tarima penerimaan laporan kepada pelapor. (Pasal 103 ayat (2) KUHAP jo. Pasal 108 ayat (6) KUHAP)
  • 19. Proses Pelaporan • Untuk menindak lanjuti setiap laporan tentang suatu tindak • pidana, maka prosesnya dapat dilakukan sebagai berikut: • 1. Penyelidik menerima laporan tentang terjadinya suatu • peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana wajib • segera melakukan tindakan penyelidikan yang diperlukan • (Pasal 102 ayat (1) KUHAP).
  • 20. 2. Terhadap tindakan yang dilakukan tersebut pada ayat (1) penyelidik wajib membuat berita acara dan melaporkannya kepada penyidik sedaerah hukum. (Pasal 102 ayat (3) KUHAP). 3. Penyelidik dan penyidik yang telah menerima laporan tersebut segera datang ke tempat kejadian dapat melarang setiap orang untuk meninggalkan tempat itu selama pemeriksaan di situ belum selesai. (Pasal 111 ayat (3) KUHAP)
  • 21. Perbedaan Laporan dan Pengaduan 1. = Pengaduan berisi bukan saja laporan akan tetapi juga permintaan supaya yang melakukan tindak pidana segeradituntut (tindakan); sedangkan = Laporan hanya sekedar melaporkan tentang terjadi suatu tindak pidana (tanpa adanya permintaan agar segera dituntut atau diambil tindakan)
  • 22. 2. = Pengaduan mempunyai batas waktu untuk dapat dilaporkan; sedangkan = Laporan tidak ada batas waktu untuk dapat melaporkan atas sewaktu-waktu. 3. = Pengaduan hanya dapat dilakukan pelaporan oleh orang-orang tertentu yang disebut dalam undang-undang dan dalam kejahatan tertentu; sedangkan = Laporan dapat dilakukan oleh siapa saja dapat melaporkan, dan semua tindak kejahatan atau tindak pidana.
  • 23. Pengertian Pengaduan menurut Pasal 1 butir 25 KUHAP, bahwa yang dimaksud dengan pengaduan adalah “Pemberitahuan disertai permintaan oleh pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang untuk menindak menurut hukum seorang yang telah melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya”.
  • 24. Pasal 108 ayat (1) KUHAP, bahwa Pengaduan baru dapat dilakukan Tindakan atau Proses atas dasar pengaduan (permintaan) dari orang yang terkena/korban karena terjadinya tindak pidana. Jadi pengaduan adalah suatu pemberitahuan kepada penyelidik / penyidik untuk melakukan penyelidikan/penyidikan atas suatu peristiwa pidana dari orang yang menjadi korban atau dirugikan karena dilakukannya tindak pidana itu
  • 25. MACAM TINDAK PIDANA ADUAN 1. Tindak Pidana Aduan Absolut (Absolute Klachdelict) Yang dimaksud dengan tindak pidana Aduan Absolut adalah tindak pidana yang tidak dapat dituntut, apabila tidak ada pengaduan dari pihak korban atau yang dirugikan atau dipermalukan dengan terjadinya tindak pidana tersebut, sebab di dalam tindak pidana aduan absolut yang dituntut bukan hukumnya tetapi adalah peristiwanya, sehingga permintaan dalam penuntutan dalam pengaduan harus berbunyi “saya minta agar peristiwa ini dituntut
  • 26. Pasal 284 KUHPid (Perzinahan), Pasal 287 KUHPid (Perzinahan wanita di bawah umur), Pasal 293 KUHPid (Cabul anak yang di bawah umur), Pasal 310 KUHPid (Penghinaan dengan pencemaran nama baik/ kehormatan seseorang), Pasal 311 KUHPid (Fitnah sengaja mencemarkan nama baik/ kehormatan seseorang),
  • 27. Pasal 315 KUHPid (Penghinaan ringan: penghinaan yang tidak bersifat pencemaran), Pasal 317 KUHPid (Pengajuan laporan/pengaduan/ pemberitahuan palsu kepada penguasa), Pasal 318 KUHPid (Persangkaan palsu), Pasal 322/323 KUHPid (Membuka rahasia yang wajib disimpannya karena pekerjaan/jabatannya), Pasal 332 KUHPid (Melarikan seorang perempuan) Pasal 369 KUHPid.
  • 28. 2. Tindak Pidana Aduan Relatif (Relatieve Klachdelict) Tindak pidana Aduan Relatif pada prinsipnya bukanlah merupakan delik aduan, akan tetapi termasuk laporan (delik biasa). Akan tetapi akan menjadi delik aduan apabila dilakukan dalam lingkungan keluarga sendiri. Jadi penuntutan dilakukan Bukan peristiwanya atau kejahatannya tetapi hanya kepada orang-orang yang telah melakukan tindak pidana itu. Oleh karena itu, apabila tindak pidana aduan relatif dilakukan Penuntutan, maka perkaranya dapat dibelah (spleit).
  • 29. Pasal 367 KUHPid (pencurian dalam lingkungan keluarga), Pasal 370 KUHPid (pemerasan dalam lingkungan keluarga), Pasal 376 KUHPid (penggelapan dalam lingkungan keluarga), Pasal 394 KUHPid (penipuan dalam lingkungan keluarga).
  • 30. Pasal 5 ayat 1 poin b Atas perintah penyidik dapat melakukan tindakan berupa: 1. penangkapan, larangan meninggalkan tempat, penggeledahan dan penahanan; 2. pemeriksaan dan penyitaan surat; 3. mengambil sidik jari dan memotret seorang; 4. membawa dan menghadapkan seorang pada penyidik