Terapi dimulai dengan paracetamol bila tidak ada kontraindikasi, NSAID bila nyeri bertahan dan bila perlu ditambah dengan opioid. Terapi pada kasus trauma dapat menggunakan kombinasi LDK dengan MDZ, dengan memonitor hemodinamik dan airway pasien

1. CURRICULUM VITAE
BAGIANTO. HARI, DR.,Dr.,SpAnK.IC, K-MN
Tanjung Selor, 08 Agustus 1948
Mailing Address Anestesiologi & Terapi Intensif
RSU Dr. Saiful Anwar Malang
Medical Faculty Brawijaya University
Jalan Danau Singkarak E1 A/11 Malang 65138
Indonesia
Phone & fax (0341) 351-386
e-mail address : bagianto@yahoo.com
Education Grade :
1974 Graduate as Medical Doctor
Medical Faculty, University of Indonesia
Jakarta, Indonesia
1982 Graduate as Anaesthesiologist
Medical Faculty, University of Indonesia
Jakarta, Indonesia
1997 Consultant, Intensive Care Unit

2. 2005 Graduate from PhD Program
Post Graduate Faculty, Airlangga University
Surabaya, Indonesia
Professional Experience
2006 – Present Chief Of Anesthesiology Study Program Medical Faculty Of
Brawijaya University
2006 – Present Chief of Hospital Patient Safety Working Group
Dr. Saiful Anwar General Hospital
Malang, Indonesia
2005 – Present Senior Consultant, Departement of Anesthesiology
and Intensive Care
Dr. Saiful Anwar General Hospital
Malang, Indonesia
1985 – Present Lecturer, Departement of Anesthesiology and Reanimation
Medical Faculty, Brawijaya Univesity
Malang, Indonesia
1996 – 2005 Head of Departement of Anesthesiology and Intensive Care
Dr. Saiful Anwar General Hospital
Malang, Indonesia
1987 – 1996 Head of Emergency Departement
Dr. Saiful Anwar General Hospital
Malang, Indonesia

3. Hari Bagianto, MD

4. PENDAHULUAN
 PAIN keluhan 70% px ED  Assessmet 
Th/
 Fakta muncul berbagai “mode “
penanggulangan Nyeri,  di ED paling sulit
ditangani  petugas takut px kritis?
 Faktor2 penyulit (c0-morbid) including
increased sympathetic outflow, peripheral
vascular resistance,myocardial oxygen
consumption, production of carbon dioxide
(CO2),hypercoagulability, decreased gastric
motility, decreased immune function.

5. PENDAHULUAN
 Penanganan ACUT PAIN yang tidak
adekuat  jadi CHRONIC PAIN.

6. •Transduction
•Transmission
•Modulation
•Perception

11. Injeksi Ketamin 0,2
mg/kg (10mg) +
Midazolam 0,02 mg/kg
(1mg) Intramuskular
15 menit
setelah injeksi,
keluhan nyeri
(-) VAS 1
Foto Px, Sebelum
di terapi dengan
nilai vas 5

12.  catecholamine naik  tensi dan nadi naik
 konsumsi O2 naik  produksi CO2 naik
 Myocard ischemia  myocard infarct ?
 glukosa darah naik  steroid naik
 immuno response turun  mudah infeksi
12

13.  Shock  cairan , vasopressor ?
 Gagal ginjal  NSAID ?
 Gangguan koagulasi NSAID ?
 Stress ulcers  NSAID
13
Pemilihan analgesik harus
memperhatikan
interaksi obat dengan co-morbids

14.  Menghilangkan nyeri tetapi tanpa :
 Mengganggu fungsi vital (nafas, sirkulasi,
kesadaran)
 “Menyulitkan” diagnosis berdasar nyeri (nyeri
tekan abdomen bila ada perforasi usus / radang) ??
 Mengganggu fungsi organ lain (ginjal,
hemostasis)
14

15. NARKOTIK
Morfin
Pethidin
NSAIDS
Ketoprofen
Ketorolac
LAIN-2
Ketamin
Metamizol
Tramadol
Analgesia pada pasien trauma
Paracetamol
Fentanyl
Parecoxib

16. Phosphatidylcholin
Arachidonic
acid
Prostaglandin Thromboxane Leukotriens
Cyclooxygenase Lypooxygenase
NSAIDs
Phospholipase A2
The rationale use of NSAIDsThe rationale use of NSAIDs

17. Membran Fosfolipid
Asam Arakhidonat
COX
Glukokortikoid
NSAID
PGE2/PGI2
Sitoproteksi Gaster
PGE2/PGI2
Aliran Darah Ginjal
TXA2/PGI2
Hemostasis
PGE2
Inflamasi
(-)
(-)

18. NSAIDNSAID
Membran Fosfolipid
Asam Arakhidonat
GlukokortikoidGlukokortikoid
NSAID
COX-2 Selektif/
Specific
Lambung: PGE2/PGI2Lambung: PGE2/PGI2
Ginjal: PGE2/PGI2Ginjal: PGE2/PGI2
Platelet: TXA2Platelet: TXA2
Endotelium: PGI2Endotelium: PGI2
InflamasiInflamasi
MakrofagMakrofag
SinoviositSinoviosit
(-)
(-)
NSAID Klasik
COX-1 Selective
COX-1COX-1 COX-2COX-2
Endotoksin
Sitokin
Mitogen
(-)
(-)(-)
NSAID
Preferentially
COX-2
Selective

19. • Morfin / pethidin
• Tramadol
• NSAID
• Ketamin
 Depresi nafas, hipotensi,TIK
naik, mual/muntah, ileus,
retensi urin
 Mual/muntah
 Iritasi lambung, GI bleeding,
gg hemostasis, gg ginjal
 TIK naik, tek darah naik, nadi
naik
19

20. • Narkotik
– morfin 0.1 mg/kg im (bila iv 1/3-1/2nya)
– pethidin 1 mg/kg im (bila iv 1/3-1/2nya)
• Tramadol 50-100 mg iv
• Metamisol 500-1000 mg iv
• NSAID (ceiling effect)
– ketoprofen 50 -100 mg iv (tidak semua merk)
– ketorolac 30 mg iv
– Parecoxib 40 mg iv
• Ketamine 0.1-0.25 mg/kg iv/ im
20

21. • Kekuatan analgesia-nya setara morfin /
pethidin pada beberapa nyeri tertentu
• Analgesia tidak dapat ditingkatkan walau
dosis ditambah (ceiling effect)
• Dosis yang dianjurkan umumnya adalah
kekuatan analgesia yang optimal / maksimal
• Jangan mencampur NSAID yg sama !
• Trauma  Non union - fx
21

22.  0.1 - 0.25 mg / kg intra muskuler
 Tambahan light sedasi  MDZ / propofol
 analgesia baik tanpa gangguan kesadaran
 tekanan darah dan nadi stabil
 nafas stabil tetapi waspada muntah & aspirasi
 JANGAN digunakan pada trauma kepala
22

23. KESIMPULAN

24. KESIMPULAN
 Ada banyak cara pendekatan dalam
menanggulangi nyeri pada kasus emergency
 Dalam penanggulangan nyeri perlu menilai
gradasi nyeri, menentukan cara pengobatan
yang sesuai, menilai kembali nyeri setelah
dilakukan pengobatan, mengulangi
pengobatan sampai nyeri terkendali.

25. KESIMPULAN
 Terapi dimulai dengan paracetamol bila tidak
ada kontraindikasi, NSAID bila nyeri bertahan
dan bila perlu ditambah dengan opioid.
 Terapi pada kasus trauma dapat
menggunakan kombinasi LDK dengan MDZ,
dengan memonitor hemodinamik dan airway
pasien