• Memahami struktur kimia dasar
anestetik lokal
• Memahami mekanisme kerja anestetik
lokal
• Memahami pengaruh sifat kimia
anestetik lokal dan aplikasi klinisnya
• Memahami toksisitas anestetik lokal
dan cara mengatasinya
2. tujuan
• Memahami struktur kimia dasar
anestetik lokal
• Memahami mekanisme kerja anestetik
lokal
• Memahami pengaruh sifat kimia
anestetik lokal dan aplikasi klinisnya
• Memahami toksisitas anestetik lokal
dan cara mengatasinya
2
6. OBAT ANESTETIK LOKAL
• Obat-obat yg scr reversibel menghambat
konduksi impuls saraf, baik di saraf pusat
maupun saraf perifer
• Efek yg dihasilkan berkaitan dgn konsentrasi
obat pada tempat kerja/lokasi saraf yg
diblokade
Autonom sensorik motorik
rendah (konsentrasi obat) tinggi
6
10. MEKANISME KERJA
• Berikatan dgn kanal Na
• Shg kanal Na tdk bs diaktifkan lagi
• Permeabilitas Na menurun
• Tdk terjadi influks Na jika ada stimulus
• Potensial ambang (threshold potential)
tdk akan tercapai
• Tdk terjadi depolarisasi
10
19. KECEPATAN ABSORPSI
• trgantung lokasi blok regional & ajuvan
• Lokasi blok :
Intravena
Trakheal
Interkostal
Kaudal
Paraservikal/paravertebral
Epidural
Pleksus Brakhial
Sciatic/femoral
Subkutan
cepat
lambat
absorpsi
19
20. PENYEBARAN OBAT &
BLOKADE
• Saraf bermielin lebih cepat mengalami
blokade dibandingkan yg tdk bermielin
dgn ukuran yg sama
B
C , Aδ
Aγ
Aβ
Aα
onset
recovery
20
21. PENYEBARAN OBAT &
BLOKADE
Blok simpatis
(vasodilatasi perifer & suhu kulit meningkat)
Blok nyeri & Sensasi suhu
Blok proprioseptif
Blok sensasi raba dan penekanan
Blok motorik
onset
recovery
21
22. • Obat AL menyebar dari
sekeliling jaras saraf,
difusi ke dalam jaras
saraf sesuai gradien
konsentrasi, dari jaras
saraf terluar sp ke
paling dalam
PENYEBARAN OBAT &
BLOKADE
22
24. • Toksisitas sistemik terjadi jika kadar
puncak obat AL dalam darah mencapai
konsentrasi yang cukup untuk
menghambat konduksi impuls pada
organ-organ tertentu shg terjadi
gangguan fungsi organ
TOKSISITAS
24
25. Faktor yg mempengaruhi:
1. Injeksi AL intravena
2. Dosis obat
3. Kecepatan absorpsi (lokasi, ajuvan
vasokonstriktor)
4. Biotransformasi & eliminasi
5. Usia, berat badan, status sehat
6. Kehamilan
TOKSISITAS
25
27. • Susunan Saraf Pusat
– Ringan s.d sedang: light-headedness,
dizziness, tinnitus, circumoral numbness,
abnormal taste, confusion and drowsiness
– Berat : kejang tonik-klonik s.d hilang
kesadaran scr cepat, koma, depresi nafas
s.d henti nafas
TANDA & GEJALA
TOKSISITAS
27
28. • Kardiovaskular
– Ringan s.d sedang:
• takikardia & hipertensi (AL plus adrenalin),
• bradikardia & hipotension (AL minus adrenalin)
– Berat : henti jantung
• biasanya diperlukan 4-7x dosis yg
mengakibatkan kejang
• Henti jantung krn efek depresi langsung pd
miokardium
TANDA & GEJALA
TOKSISITAS
28
29. • Aritmia:
– prolonged PR, QRS, and QT intervals
potentiating reentrant tachycardias with
aberrant conduction
– cardiac resuscitation of such patients may
be difficult and prolonged (30-45 min)
TANDA & GEJALA
TOKSISITAS
29
32. Lipid
Emulsion
20%
• Diterima
sebagai
terapi
toksisitas
sistemik
LA
khususnya
cardiac
arrest
yang
<dak
respon
dengan
terapi
standar
• Mekanisme
kerja:
membentuk
senyawa
dengan
molekul
LA
yang
bagian
lipid
soluble
à<dak
ak<f/jumlahnya
menurun
dalam
plasma
(lipid
sink
hypothesis)
32
33. Dosis
Lipid
Emulsion
20%
1. Bolus
1,5
mL/kg
dalam
1
menit,
lanjut
infus
0,25
mL/kg/menit
selama
30-‐60
menit
atau
hemodinamik
mulai
stabil
2. Bila
<dak
membaik:
bolus
diulang
2
kali
dengan
interval
<ap
5
menit
atau
infus
dinaikkan
0,5
ml/kg/menit
Note:
Propofol
mengandung
lipid
10%
(bukan
terapi
toksisitas
LA)
dan
kontraindikasi
bila
terjadi
toksisitas
LA
di
kardiovaskuler
33