SlideShare a Scribd company logo
1 of 29
Terapi OAT
Berdasarkan berat badan pasien
Tujuan Pengobatan TB
1. Menyembuhkan dan memperbaiki produktifitas dan
kualitas hidup pasien
2. Mencegah kematian dan kecacatan
3. Mencegah kekambuhan
4. Menurunkan risiko penularan
5. Mencegah resistensi terhadap OAT
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
LATAR BELAKANG PENGUNAAN DOSIS
HARIAN
● Rekomendasi PDPI 2021 pada fase intensif (durasi 2 bulan)
OAT diberikan setiap hari yang bertujuan untuk menurunkan
secara cepat jumlah kuman TB dan meminimalisir risiko
penularan.
● Pengobatan fase lanjutan (durasi 4-6 bulan) bertujuan untuk
membunuh sisa kuman TB yang tidak mati pada fase intensif
sehingga dapat mencegah kekambuhan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
Prinsip Pengobatan TB yang Adekuat
● Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan obat yang
meliputi minimal 4 macam obat untuk mencegah resistensi
● OAT diberikan dalam dosis yang tepat
● OAT ditelan teratur dan diawasi oleh PMO hingga masa
pengobatan selesai
● OAT harus diberikan dalam jangka waktu yang cukup, meliputi
tahap awal/fase intensif dan tahap lanjutan
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
Regimen Pengobatan TB-SO
● Regimen  2RHZE/4RH
● Fase intensif diberkan kombinasi 4 obat berupa Rifampisin
(R), Isoniazid (H), Pirazinamin (Z) dan Etambutol (E) selama 2
bulan
● Fase lanjutan diberikan Isoniazid (H) dan Rifampisin (R)
selama 4 bulan
● Pemberian obat fase lanjutan diberikan sebagai dosis harian
(RH) sesuai rekomendasi WHO
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
Dosis OAT lepasan lini pertama TB-SO dewasa
Nama Obat
Dosis harian
Dosis
(mg/kgBB)
Maksimum
(mg)
Rifampicin (R) 10 (8-12) 600
Isoniazid (H) 5 (4-6) 300
Pirazinamid (Z) 25 (20-30)
Etambutol (E) 15 (15-20)
Streptomisin* 15 (12-18)
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
PENGGUNAAN KDT DOSIS HARIAN
OAT Lini Pertama dapat diberikan dengan dosis harian maupun dosis
intermitten (diberikan 3x/minggu) sesuai rekomendasi
Tahap pengobatan TBC:
1. Tahap awal
2. Tahap lanjutan
Bentuk Paket OAT:
1. OAT Kombinasi Dosis Tetap (KDT): kombinasi 2 dan 4 jenis obat
dalam satu tablet
2. OAT Kombipak: obat lepas yang yang dikemas dalam bentuk
blister
Dosis OAT pada TB-SO dewasa
Dosis OAT untuk pengobatan TB-SO menggunakan tablet kombinasi
dosis tetap (KDT)
Berat badan
(kg)
Fase intensif setiap hari
dengan KDT RHZE
(150/75/400/275) selama 8
minggu
Fase lanjutan setiap
hari dengan KDT RH
(150/75) selama 16
minggu
30-37 kg 2 tablet KDT 2 tablet
38-54 kg 3 tablet KDT 3 tablet
≥ 55 kg 4 tablet KDT 4 tablet
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
Panduan Penggunaan OAT Standar (sensitif
obat)
• Pasien baru  panduan yang dianjurkan yaitu 2HRZE/4HR
dengan pemberian dosis setiap hari
• Pasien dengan riwayat pengobatan TB lini pertama 
pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil uji kepekaan secara
individual. Perlu dilakukan uji kepekaan obat, pasien dapat
diberikan OAT kategori 1 selama menunggu hasil uji kepekaan.
Pengobatan selanjutnya disesuaikan dengan hasil uji kepekaan.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
Dosis OAT pada TB-RO dewasa
Dosis OAT berdasarkan berat badan
Nama Obat
Dosis berdasarkan kelompok berat badan
<33 kg 33-50 kg >50-70 kg >70 kg
Kanamisin* 0,5 g 0,75 g 0,75 g 1 g
Moxifloxacin 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg
Clofazimin 50 mg* 100 mg 100 mg 100 mg
Etambutol 600 mg 800 mg 1000 mg 1200 mg
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/755/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS
Dosis OAT pada TB-RO dewasa
Dosis OAT berdasarkan berat badan
Nama Obat
Dosis berdasarkan kelompok berat badan
<33 kg 33-50 kg >50-70 kg >70 kg
Pirazinamid 750 mg 1500 mg 2000 mg 2000 mg
IsoniazidDT 300 mg **450
mg
**600
mg
600 mg 600 mg
Etionamid 500 mg 500 mg 750 mg 1000 mg
Protionamid 500 mg 500 mg 750 mg 1000 mg
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/755/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS
Dosis OAT pada TB-RO dewasa
Catatan:
*) Kanamisin diberikan maksimum 0,75 g untuk pasien usia >59
tahun. Jika kanamisin tidak dapat diberikan, maka dapat diganti
dengan kapreomisin dengan dosis yang sama.
**) Khusus untuk INH, pasien dengan BB 33-40 kg diberikan
450 mg; >40 kg diberikan 600 mg.
#) Karena ketersediaan obat Clofazimin saat ini, untuk pasien
dengan berat badan <33 kg, Clofazimin 100mg diberikan dua
hari sekali.
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/755/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS
Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa
dengan Gangguan Ginjal
Panduan yang dianjurkan 2RHZE/4RH
INH dan rifampisin dosis sama
Pemberian OAT 3x/minggu dengan dosis yang disesuaikan:
1. Pirazinamid 25 mg/kgBB
2. Etambutol 15 mg/kgBB
Aminoglikosida sebaiknya dihindari, apabila streptomisin harus
digunakan maka dosisnya adalah 15mg/kgBB, 2-3 kali seminggu
dengan dosis maksimal 1 gram
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 55
Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa
dengan gangguan ginjal
Nama obat
dan dosis
normal
Penyesuaian dosis berdasarkan
klirens kreatinin
Penyesuaian dosis berdasarkan
renal replacement therapy
30-60
ml/menit
10-29
ml/menit
<10ml/
menit
Hemodialisis
intermitten
Dialisis
peritoneal
Rifampicin
(10mg/kgB
B/hari)
Tidak perlu penyesuaian dosis
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 56
Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa
dengan gangguan ginjal
Nama
obat dan
dosis
normal
Penyesuaian dosis berdasarkan klirens
kreatinin
Penyesuaian dosis berdasarkan
renal replacement therapy
30-
60ml/men
it
10-29
ml/menit
<10ml/men
it
Hemodialisis
intermitten
Dialisis
peritoneal
Isoniazid
(5mg/kgB
B/hari)
Tidak perlu penyesuaian dosis
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 56
Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa
dengan gangguan ginjal
Nama obat
dan dosis
normal
Penyesuaian dosis berdasarkan klirens
kreatinin
Penyesuaian dosis berdasarkan
renal replacement therapy
30-
60ml/meni
t
10-29
ml/menit
<10ml/men
it
Hemodialisis
intermitten
Dialisis
peritoneal
Pirazinamid
(30-40
mg/kgBB/h
ari)
Tidak perlu
penyesuaia
n dosis
30-40
mg/kgBB
diberikan
setiap 48
jam
30-40
mg/kgBB
diberikan
3x/minggu
30-40 mg/kgBB
diberikan
3x/minggu
setelah
hemodialisis
Tidak perlu
penyesuaian
dosis
Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa
dengan gangguan ginjal
Nama obat
dan dosis
normal
Penyesuaian dosis berdasarkan klirens
kreatinin
Penyesuaian dosis
berdasarkan renal
replacement therapy
30-
60ml/menit
10-29
ml/menit
<10ml/meni
t
Hemodialisis
intermitten
Dialisis
peritoneal
Etambutol
(15
mg/kgBB/ha
ri)
15 mg/kgBB
diberikan
setiap 24
jam
15 mg/kgBB
diberikan
setiap 48
jam
15 mg/kgBB
diberikan
setiap 48
jam
15 mg/kgBB
diberikan
3x/minggu
setelah
hemodialisis
15
mg/kgBB
diberikan
setiap 48
jam
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa
dengan gangguan ginjal
Nama obat
dan dosis
normal
Penyesuaian dosis berdasarkan
klirens kreatinin
Penyesuaian dosis berdasarkan
renal replacement therapy
30-
60ml/me
nit
10-29
ml/menit
<10ml/
menit
Hemodialisis
intermitten
Dialisis
peritoneal
Streptomisin
(15mg/kgBB/h
ari)
15 mg/kgBB diberikan dengan interval yang bergantung pada
waktu yang dibutuhkan hingga obat tidak bisa terdeteksi dalam
plasma
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 56
Terapi pada TB Millier-SO dewasa
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 55
Indikasi rawat inao untuk memulai pengobatan
Dosis KDT sama dengan TB-SO paru
Pada kondisi:
1. Keadaan yang berat
2. Terdapat dugaan keterlibatan meninges dan perikard
3. Terdapat sesak napas, tanda gejala toksik, atau demam tinggi
Kortikosteroid yang dapat diberikan:
Deksametason intravena 0,3-0,4 mg/kgBB/hari dengan dosis tappering 4
minggu lanjut Deksametason 4 mg oral selama 4 minggu (dosis tappering)
PEMANTAUAN HASIL PENGOBATAN
TATALAKSANA PASIEN YANG BEROBAT TIDAK TERATUR
Dosis OAT pada TB-SO anak
Dosis OAT lepasan lini pertama untuk pengobatan TB-SO anak
Nama Obat Dosis
(mg/kgBB/hari)
Dosis maksimum
(mg/hari)
Rifampicin (R) 15 (10-20) 600
Isoniazid (H) 10 (7-15) 300
Pirazinamid (Z) 35 (30-40)
Etambutol (E) 20 (15-25)
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34
Dosis OAT KDT pada TB-SO anak
Berat
badan (kg)
Fase intensif setiap hari
dengan KDT RHZE (75/50/150)
selama 8 minggu
Fase lanjutan setiap hari
dengan KDT RH (75/50)
selama 16 minggu
5-7 kg 1 tablet 1 tablet
8-11 kg 2 tablet 2 tablet
12-16 kg 3 tablet 3 tablet
17-22 kg 4 tablet 4 tablet
23-30 kg 5 tablet 5 tablet
> 30 kg OAT dewasa
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34
Terapi kortikosteroid pada TB-SO anak
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34
Diberikan pada kondisi:
1. TB meningitis
2. Sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar
3. Perikarditis TB
4. TB milier dengan gangguan napas berat
5. Efusi pleura TB
6. TB abdomen dengan ascites
Obat:
Prednison 2-4 mg/kgBB/hari maksimal 60 mg/hari selama 4 minggu.
Tappering off setelah 2 minggu kecuali pada TB meningitis
pemberian selama 4 minggu sebelum tappering-off
Dosis OAT
pada TB MDR
anak
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis
Dosis OAT pada TB MDR anak
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis
References
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021.
Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan
tuberkulosis di Indonesia. pp: 35; 55-57
Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016.
Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen
dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional
Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icon by Flaticon, and
infographics & images from Freepik
Thanks
Please keep this slide for attribution

More Related Content

Similar to Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan

Antibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideAntibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideRara Indriani
 
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfV5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfarwan28
 
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptxSosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptxdwiputriarlina1
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1ImronSaprol
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxhasbi63
 
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxInformasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxBankSoal8
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi mariniivanho86
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxIts4people
 
MI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptx
MI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptxMI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptx
MI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptxAhmadSofyan99
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxekoprastia
 
Studi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdf
Studi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdfStudi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdf
Studi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdfMarlinaAzwar1
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxfiah0289
 
Fathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.pptFathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.pptdickywahyudi44
 
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfWorkshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfTaufiqurrokhman Rofii
 

Similar to Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan (20)

Antibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slideAntibiotik tbc-slide
Antibiotik tbc-slide
 
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfV5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
 
TB - MDR
TB - MDRTB - MDR
TB - MDR
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptxSosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1
 
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptxKEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
KEL 1 (TB ANAK)-1.pptx
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
 
TB Paru (dewasa)
TB Paru (dewasa)TB Paru (dewasa)
TB Paru (dewasa)
 
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxInformasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
 
tatalaksana tb
tatalaksana tbtatalaksana tb
tatalaksana tb
 
Presentasi marini
Presentasi mariniPresentasi marini
Presentasi marini
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptx
 
Obat tbc
Obat tbcObat tbc
Obat tbc
 
MI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptx
MI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptxMI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptx
MI 1 - Farmakologi ARV_final.P.pptx
 
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptxTERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
TERAPI ANTIKOAGULAN PADA PASIEN COVID 19_ WISMA ATLIT_ 26-9-2021`.pptx
 
Studi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdf
Studi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdfStudi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdf
Studi Kasus Pengkajian Resep Kemkes.pdf
 
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptxCase 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
Case 3 KANKER PARU DAN ANEMIA 7.pptx
 
Fathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.pptFathiyah_WS_Infection.ppt
Fathiyah_WS_Infection.ppt
 
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdfWorkshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
Workshop 10 dr Nur Rahmi Ananda SpPD KP.pdf
 

Recently uploaded

ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasmufida16
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfHilalSunu
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasiantoniareong
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfSeruniArdhia
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 

Recently uploaded (20)

ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmasserbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
serbuk terbagi dan serbuk tabur yang gunakan untuk farmas
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdfLaporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
Laporan kasus restorasi kelas 2 komposit.pdf
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa HalusinasiMateri Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
Materi Asuhan Keperawatan Jiwa Halusinasi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdfPPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
PPT Diskusi Topik - Stroke Iskemik (Rotasi G).pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 

Dosis Obat Anti Tuberkulosis berdasarkan Berat badan

  • 2. Tujuan Pengobatan TB 1. Menyembuhkan dan memperbaiki produktifitas dan kualitas hidup pasien 2. Mencegah kematian dan kecacatan 3. Mencegah kekambuhan 4. Menurunkan risiko penularan 5. Mencegah resistensi terhadap OAT Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 3. LATAR BELAKANG PENGUNAAN DOSIS HARIAN ● Rekomendasi PDPI 2021 pada fase intensif (durasi 2 bulan) OAT diberikan setiap hari yang bertujuan untuk menurunkan secara cepat jumlah kuman TB dan meminimalisir risiko penularan. ● Pengobatan fase lanjutan (durasi 4-6 bulan) bertujuan untuk membunuh sisa kuman TB yang tidak mati pada fase intensif sehingga dapat mencegah kekambuhan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 4. Prinsip Pengobatan TB yang Adekuat ● Pengobatan diberikan dalam bentuk panduan obat yang meliputi minimal 4 macam obat untuk mencegah resistensi ● OAT diberikan dalam dosis yang tepat ● OAT ditelan teratur dan diawasi oleh PMO hingga masa pengobatan selesai ● OAT harus diberikan dalam jangka waktu yang cukup, meliputi tahap awal/fase intensif dan tahap lanjutan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 5. Regimen Pengobatan TB-SO ● Regimen  2RHZE/4RH ● Fase intensif diberkan kombinasi 4 obat berupa Rifampisin (R), Isoniazid (H), Pirazinamin (Z) dan Etambutol (E) selama 2 bulan ● Fase lanjutan diberikan Isoniazid (H) dan Rifampisin (R) selama 4 bulan ● Pemberian obat fase lanjutan diberikan sebagai dosis harian (RH) sesuai rekomendasi WHO Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 6. Dosis OAT lepasan lini pertama TB-SO dewasa Nama Obat Dosis harian Dosis (mg/kgBB) Maksimum (mg) Rifampicin (R) 10 (8-12) 600 Isoniazid (H) 5 (4-6) 300 Pirazinamid (Z) 25 (20-30) Etambutol (E) 15 (15-20) Streptomisin* 15 (12-18) Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 7. PENGGUNAAN KDT DOSIS HARIAN OAT Lini Pertama dapat diberikan dengan dosis harian maupun dosis intermitten (diberikan 3x/minggu) sesuai rekomendasi Tahap pengobatan TBC: 1. Tahap awal 2. Tahap lanjutan Bentuk Paket OAT: 1. OAT Kombinasi Dosis Tetap (KDT): kombinasi 2 dan 4 jenis obat dalam satu tablet 2. OAT Kombipak: obat lepas yang yang dikemas dalam bentuk blister
  • 8.
  • 9. Dosis OAT pada TB-SO dewasa Dosis OAT untuk pengobatan TB-SO menggunakan tablet kombinasi dosis tetap (KDT) Berat badan (kg) Fase intensif setiap hari dengan KDT RHZE (150/75/400/275) selama 8 minggu Fase lanjutan setiap hari dengan KDT RH (150/75) selama 16 minggu 30-37 kg 2 tablet KDT 2 tablet 38-54 kg 3 tablet KDT 3 tablet ≥ 55 kg 4 tablet KDT 4 tablet Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 10. Panduan Penggunaan OAT Standar (sensitif obat) • Pasien baru  panduan yang dianjurkan yaitu 2HRZE/4HR dengan pemberian dosis setiap hari • Pasien dengan riwayat pengobatan TB lini pertama  pengobatan sebaiknya berdasarkan hasil uji kepekaan secara individual. Perlu dilakukan uji kepekaan obat, pasien dapat diberikan OAT kategori 1 selama menunggu hasil uji kepekaan. Pengobatan selanjutnya disesuaikan dengan hasil uji kepekaan. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 11. Dosis OAT pada TB-RO dewasa Dosis OAT berdasarkan berat badan Nama Obat Dosis berdasarkan kelompok berat badan <33 kg 33-50 kg >50-70 kg >70 kg Kanamisin* 0,5 g 0,75 g 0,75 g 1 g Moxifloxacin 400 mg 400 mg 400 mg 400 mg Clofazimin 50 mg* 100 mg 100 mg 100 mg Etambutol 600 mg 800 mg 1000 mg 1200 mg KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/755/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS
  • 12. Dosis OAT pada TB-RO dewasa Dosis OAT berdasarkan berat badan Nama Obat Dosis berdasarkan kelompok berat badan <33 kg 33-50 kg >50-70 kg >70 kg Pirazinamid 750 mg 1500 mg 2000 mg 2000 mg IsoniazidDT 300 mg **450 mg **600 mg 600 mg 600 mg Etionamid 500 mg 500 mg 750 mg 1000 mg Protionamid 500 mg 500 mg 750 mg 1000 mg KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/755/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS
  • 13. Dosis OAT pada TB-RO dewasa Catatan: *) Kanamisin diberikan maksimum 0,75 g untuk pasien usia >59 tahun. Jika kanamisin tidak dapat diberikan, maka dapat diganti dengan kapreomisin dengan dosis yang sama. **) Khusus untuk INH, pasien dengan BB 33-40 kg diberikan 450 mg; >40 kg diberikan 600 mg. #) Karena ketersediaan obat Clofazimin saat ini, untuk pasien dengan berat badan <33 kg, Clofazimin 100mg diberikan dua hari sekali. KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/755/2019 TENTANG PEDOMAN NASIONAL PELAYANAN KEDOKTERAN TATA LAKSANA TUBERKULOSIS
  • 14. Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa dengan Gangguan Ginjal Panduan yang dianjurkan 2RHZE/4RH INH dan rifampisin dosis sama Pemberian OAT 3x/minggu dengan dosis yang disesuaikan: 1. Pirazinamid 25 mg/kgBB 2. Etambutol 15 mg/kgBB Aminoglikosida sebaiknya dihindari, apabila streptomisin harus digunakan maka dosisnya adalah 15mg/kgBB, 2-3 kali seminggu dengan dosis maksimal 1 gram Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 55
  • 15. Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa dengan gangguan ginjal Nama obat dan dosis normal Penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin Penyesuaian dosis berdasarkan renal replacement therapy 30-60 ml/menit 10-29 ml/menit <10ml/ menit Hemodialisis intermitten Dialisis peritoneal Rifampicin (10mg/kgB B/hari) Tidak perlu penyesuaian dosis Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 56
  • 16. Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa dengan gangguan ginjal Nama obat dan dosis normal Penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin Penyesuaian dosis berdasarkan renal replacement therapy 30- 60ml/men it 10-29 ml/menit <10ml/men it Hemodialisis intermitten Dialisis peritoneal Isoniazid (5mg/kgB B/hari) Tidak perlu penyesuaian dosis Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 56
  • 17. Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa dengan gangguan ginjal Nama obat dan dosis normal Penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin Penyesuaian dosis berdasarkan renal replacement therapy 30- 60ml/meni t 10-29 ml/menit <10ml/men it Hemodialisis intermitten Dialisis peritoneal Pirazinamid (30-40 mg/kgBB/h ari) Tidak perlu penyesuaia n dosis 30-40 mg/kgBB diberikan setiap 48 jam 30-40 mg/kgBB diberikan 3x/minggu 30-40 mg/kgBB diberikan 3x/minggu setelah hemodialisis Tidak perlu penyesuaian dosis
  • 18. Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa dengan gangguan ginjal Nama obat dan dosis normal Penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin Penyesuaian dosis berdasarkan renal replacement therapy 30- 60ml/menit 10-29 ml/menit <10ml/meni t Hemodialisis intermitten Dialisis peritoneal Etambutol (15 mg/kgBB/ha ri) 15 mg/kgBB diberikan setiap 24 jam 15 mg/kgBB diberikan setiap 48 jam 15 mg/kgBB diberikan setiap 48 jam 15 mg/kgBB diberikan 3x/minggu setelah hemodialisis 15 mg/kgBB diberikan setiap 48 jam Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35
  • 19. Penyesuaian Dosis OAT pada TB-SO dewasa dengan gangguan ginjal Nama obat dan dosis normal Penyesuaian dosis berdasarkan klirens kreatinin Penyesuaian dosis berdasarkan renal replacement therapy 30- 60ml/me nit 10-29 ml/menit <10ml/ menit Hemodialisis intermitten Dialisis peritoneal Streptomisin (15mg/kgBB/h ari) 15 mg/kgBB diberikan dengan interval yang bergantung pada waktu yang dibutuhkan hingga obat tidak bisa terdeteksi dalam plasma Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 56
  • 20. Terapi pada TB Millier-SO dewasa Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 55 Indikasi rawat inao untuk memulai pengobatan Dosis KDT sama dengan TB-SO paru Pada kondisi: 1. Keadaan yang berat 2. Terdapat dugaan keterlibatan meninges dan perikard 3. Terdapat sesak napas, tanda gejala toksik, atau demam tinggi Kortikosteroid yang dapat diberikan: Deksametason intravena 0,3-0,4 mg/kgBB/hari dengan dosis tappering 4 minggu lanjut Deksametason 4 mg oral selama 4 minggu (dosis tappering)
  • 22. TATALAKSANA PASIEN YANG BEROBAT TIDAK TERATUR
  • 23. Dosis OAT pada TB-SO anak Dosis OAT lepasan lini pertama untuk pengobatan TB-SO anak Nama Obat Dosis (mg/kgBB/hari) Dosis maksimum (mg/hari) Rifampicin (R) 15 (10-20) 600 Isoniazid (H) 10 (7-15) 300 Pirazinamid (Z) 35 (30-40) Etambutol (E) 20 (15-25) Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34
  • 24. Dosis OAT KDT pada TB-SO anak Berat badan (kg) Fase intensif setiap hari dengan KDT RHZE (75/50/150) selama 8 minggu Fase lanjutan setiap hari dengan KDT RH (75/50) selama 16 minggu 5-7 kg 1 tablet 1 tablet 8-11 kg 2 tablet 2 tablet 12-16 kg 3 tablet 3 tablet 17-22 kg 4 tablet 4 tablet 23-30 kg 5 tablet 5 tablet > 30 kg OAT dewasa Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34
  • 25. Terapi kortikosteroid pada TB-SO anak Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34 Diberikan pada kondisi: 1. TB meningitis 2. Sumbatan jalan napas akibat TB kelenjar 3. Perikarditis TB 4. TB milier dengan gangguan napas berat 5. Efusi pleura TB 6. TB abdomen dengan ascites Obat: Prednison 2-4 mg/kgBB/hari maksimal 60 mg/hari selama 4 minggu. Tappering off setelah 2 minggu kecuali pada TB meningitis pemberian selama 4 minggu sebelum tappering-off
  • 26. Dosis OAT pada TB MDR anak Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis
  • 27. Dosis OAT pada TB MDR anak Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis
  • 28. References Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI). 2021. Tuberkulosis. Pedoman diagnosis dan penatalaksanaan tuberkulosis di Indonesia. pp: 35; 55-57 Kemeterian Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Tatalaksana TB pada Anak. Petunjuk Teknis Manajemen dan Tatalaksana TB Anak. pp: 29-34 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/755/2019 Tentang Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Tuberkulosis
  • 29. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, including icon by Flaticon, and infographics & images from Freepik Thanks Please keep this slide for attribution

Editor's Notes

  1. Umumnya lama pengobatan TB paru tanpa komplikasi dan komorbid : 6 bulan Pada TB ekstraparu dan TB dengan komorbid : lebih dari 6 bulan
  2. Umumnya lama pengobatan TB paru tanpa komplikasi dan komorbid : 6 bulan Pada TB ekstraparu dan TB dengan komorbid : lebih dari 6 bulan
  3. Note : TB paru kasus gagal pengobatan dirujuk ke Sp.P sedangkan kasus TB-RO dirujuk ke pusat rujukan TB-RO
  4. Pada keadaan khusus (sakit berat : tergantung keadaan klinis, radiologi dan evaluasi pengobatan), maka pengobatan fase lanjutan dapat diperpanjang sampai 12 bulan