SlideShare a Scribd company logo
1 of 63
Hotel Royal Amaroossa
Bogor, 23-27 Juli 2022
TERAPI PENCEGAHAN
TUBERKULOSIS
PENDAHULUAN
Bagaimana mengeliminasi TB?
TOSS
Temukan dan Obati
Sampai Sembuh!
Investigasi kontak
Cari populasi
berisiko lainnya!
Berikan Pencegahan
Berikan TPT (terapi
pencegahan TB)!
PERPRES NO.67 TAHUN 2021 TENTANG
PENANGGULANGAN TBC
Strategi
Penanggulangan TBC
Strategi Nasional Penanggulangan
TBC di Indonesia
Tabel Target Cakupan Terapi Pencegahan
Tuberkulosis (TPT) Tahun 2020-2024
• Strategi Nasional Penanggulangan TBC
tahun 2020-2024 menyatakan bahwa
terapi pencegahan merupakan salah
satu kegiatan penting untuk
mengurangi insidensi TBC nasional.
• Pada tahun 2018, pedoman ILTB WHO
terbaru merekomendasikan perluasan
kelompok sasaran TPT, yang mencakup
kontak serumah yang berusia 5 tahun
ke atas.
• Strategi Nasional Penanggulangan TBC
2020-2024 akan memperluas TPT
untuk semua kontak serumah yang
kontak dengan pasien TBC
terkonfirmasi bakteriologis dan juga
kelompok berisiko tinggi lainnya,
seperti penyandang DM,
imunokompromais, Warga Binaan
Pemasyarakatan (WBP) dan lain-lain,
dengan mempertimbangkan konteks
dan sistem yang sudah ada.
Bagaimana seseorang bisa terkena TB?
https://tbindonesia.or.id/artikel/apakah-kalian-tahu-apa-itu-tbc/
Terpapar
Infeksi laten
TB
Sakit TB
Gejala (-)
Mantoux (-)
X-ray (-)
Bakteri (-)
Gejala (-)
Mantoux (+)
X-ray (-)
Bakteri (-)
Gejala (+)
Mantoux (+)
X-ray (+)
Bakteri (+/-)
Apa itu Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) ?
MANFAAT DAN SASARAN TPT
Mengurangi risiko
reaktivasi
Pencegahan pada
ODHIV memberikan
perlindungan lebih
5 tahun
Menurunkan
insiden TB
Menghentikan
progresivitas
menjadi TB aktif
Manfaat pemberian TPT
■ Risiko ILTB menjadi TB aktif
– 5-10% orang dengan ILTB akan menjadi TB aktif dalam 5 tahun pertama sejak terinfeksi
– 24,4 – 69,2% anak < 15 th kontak dengan TB aktif; 3,3- 5,5%-nya akan menjadi TB aktif
■ Faktor risiko:
1. Kekebalan tubuh lemah
2. ODHIV
3. Malnutrisi
4. Sedang pengobatan kanker
5. Sedang menjalani hemodialisis
6. Sedang menggunakan steroid
7. jangka panjang
Perbedaan TBC Laten dan TBC Aktif
TBC LATEN TBC AKTIF
Tidak ada gejala Memiliki salah satu gejala berikut: demam, batuk, nyeri
dada, berat badan turun, keringat malam, hemoptisis,
lemah, dan penurunan nafsu makan
Uji tuberculin (TST) atau IGRA positif Uji tuberculin atau IGRA positif
Foto toraks normal Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada orang
imunokompromis atau TBC ekstraparu
Hasil pemeriksaan mikrobiologi negatif (BTA, kultur, dan
TCM)
Hasil pemeriksaan mikrobiologi dapat positif ataupun
negatif, termasuk pada kasus TBC ekstraparu
Tidak dapat menularkan Dapat menularkan kuman TBC ke orang lain
Perlu Terapi Pencegahan pada kondisi tertentu Perlu pengobatan sesuai standar terapi TBC
ODHIV
Kontak serumah dengan
pasien TBC paru yang
terkonfirmasi
bakteriologis:
a. Anak usia <5 tahun
b. Anak usia 5-14 tahun
c. Remaja dan dewasa
(usia ≥15 tahun)
Kelompok risiko lainnya
dengan HIV negatif
a.Pasien
immunokompromais
lainnya
b.Warga Binaan
Pemasyarakatan
(WBP), petugas
kesehatan, sekolah
berasrama, barak
militer, pengguna
narkoba suntik
Sasaran TPT pada ILTB
Infeksi Laten Tuberculosis
(ILTB) masih menjadi
tantangan dalam mencapai
program Eliminasi
Tuberkulosis
Pemeriksaan diagnostik dapat
dikerjakan sesuai dengan
sasaran dan alur pemeriksaan
Alur
Pemeriksaan
ILTB
1. Anak < 10 tahun & salah satu gejala
(batuk, demam, riwayat kontak dengan
orang TBC aktif, atau penurunan BB
yang dilaporkan atau terkonfirmasi > 5%
sejak kunjungan terakhir atau kurva
pertumbuhan datar atau BB untuk usia <-
2 Z-skor.
- Bayi <1 tahun tanpa gejala dengan HIV
hanya diobati ILTB jika kontak serumah
dengan orang TBC aktif
2. Batuk, demam, keringat di malam hari,
batuk darah, nyeri dada, sesak napas,
lemah dan lesu, atau penurunan BB
(misal anak <5 tahun tidak terdapat
anoreksia/ nafsu makan normal meskipun
sudah diberikan perbaikan gizi tetapi berat
badan tetap tidak naik/gagal tumbuh). Lesu
atau anak kurang aktif bermain, keringat
malam saja bukan merupakan gejala
spesifik TBC pada anak apabila tidak
disertai gejala umum lainnya.
Alur Pemeriksaan ILTB
3. Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif
a. Pasien immunokompromais lainnya
(pasien yang menjalani pengobatan kanker, mendapat
perawatan dialisis, kortikosteroid jangka panjang, sedang
persiapan transplantasi organ, dll) langsung diperiksa
dengan TST atau IGRA (tanpa harus melihat ada tidaknya
gejala TBC).
b. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas
kesehatan, sekolah berasrama, barak militer, pengguna
narkoba suntik.
4. Kontraindikasi pemberian TPT yaitu
hepatitis akut atau kronis, neuropati perifer (jika
menggunakan isoniazid), konsumsi alkohol biasa atau berat.
Kehamilan atau riwayat TBC sebelumnya bukan merupakan
kontraindikasi.
5. Paduan yang dipilih mempertimbangkan usia, kegawatan
(obat rentan atau lainnya), risiko toksisitas, ketersediaan dan
preferensi.
6. Rontgen thorax atau chest X-ray (CXR) dapat dilakukan
diawal sebagai bagian dari penemuan kasus intensif.
Jika gambaran rontgen dada mendukung TBC (abnormal)
maka orang tersebut terdiagnosis klinis.
Alur Pemeriksaan ILTB
PEMBERIAN OBAT TPT
Tuberkulosis Sensitif Obat
1. Paduan 6H
• Dosis INH usia < 10 tahun 10 (7-15) mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/ hari)
• Dosis INH usia ≥ 10 tahun 5 mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/hari)
• Dosis obat di sesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan (untuk anak).
• Obat di konsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore
atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
• Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 30 hari pengobatan atau diberikan sebanyak 182
dosis), Obat tetap diberikan selama 6 bulan walaupun kasus indeks meninggal, pindah
atau terkonfirmasi bakterilogisnya atau BTA nya sudah menjadi negatif.
• Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat di
sesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
• Pada pasien anak dengan gizi buruk atau HIV, diberikan vitamin B6 10mg
untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/
hari.
• Yang berperan sebagai pengawas minum obat adalah orang tua atau
keluarga pasien.
• Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta
(dengan catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau dinas
kesehatan setempat).
2. Paduan 3HP
• Dosis INH dan Rifapentine berdasarkan usia dan berat
• Sebagai catatan, obat ini tidak direkomendasikan penggunaannya
pada anak berusia < 2 tahun dan ibu hamil
• Obat dikonsumsi satu kali seminggu, sebaiknya pada waktu yang sama
(pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan
atau 2 jam setelah makan). Pada anak, rifapentine dapat dikonsumsi
dengan cara dihancurkan dan dicampur dengan sedikit makanan,
seperti bubur, pudding, yogurt, es krim dan makanan lain yang disukai
anak, hal ini untuk mengatasi rasa pahit rifapentine. Namun rifapentine
tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan buah atau makanan yang
berbasis buah.
• Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 4 minggu pengobatan atau diberikan
sebanyak 12 dosis), dengan catatan bila keadaan klinis baik (tidak ada
gejala TB yang muncul selama pengobatan), obat tetap diberikan
sampai 3 bulan, jika muncul gejala TB lakukan pemeriksaan untuk
penegakan diagnosis TB.
• Obat tetap diberikan selama 3 bulan walaupun kasus indeks meninggal,
pindah atau sputumnya sudah menjadi negatif.
• Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat di
sesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
• Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan vitamin
B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH
>200 mg/ hari.
• 3HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV
yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase
inhibitor.
3. Paduan 3HR
• Dosis INH usia < 10 tahun 10mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/
hari) dan dosis R usia <10 tahun 15kg/mg BB/hari (maksimal 600
mg/hari).
• Dosis INH usia > 10 tahun 5 mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/hari)
dan dosis R usia > 10 tahun 10 mg/kgBB/hari.
• Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan.
• Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama
(pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum
makan atau 2 jam setelah makan).
• Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 28 hari pengobatan atau diberikan
sebanyak 84 dosis), dengan catatan bila keadaan klinis baik (tidak ada
gejala TB yang muncul selama pengobatan). Jika terbukti sakit TB,
hentikan pemberian TPT dan diberikan OAT.
• Obat tetap diberikan selama 3 bulan walaupun kasus indeks
meninggal, pindah atau sputumnya sudah menjadi negatif.
• Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat
disesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
• Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan
vitamin B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk
dosis INH >200 mg/ hari.
• Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta
(dengan catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau
dinas kesehatan setempat).
4. Paduan 1HP
• Paduan yang bisa digunakan oleh program TB Nasional untuk masa yang
akan datang.
• 1HP merupakan kombinasi INH dan Rifapentine yang dikonsumsi setiap
hari selama satu bulan.
• Paduan ini hanya diberikan untuk kategori umur ≥ 13 tahun.
• Dosis pemberian 1HP adalah isoniazid 300mg dan rifapentine 600mg
untuk semua BB
• 1HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV
yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase
inhibitor.
Tabel Pilihan Paduan TPT
ALUR PEMILIHAN OBAT TPT TB SO
Anak terindikasi
TPT
Usia < 2
tahun
Tersedia RH
RH 3 bulan
Tidak
tersedia RH
INH 6 bulan
Usia ≥ 2
tahun
Tersedia HP
HP 3 bulan
Tidak
tersedia
Tersedia
RH*
RH 3 bulan
Tidak
tersedia RH
INH 6 bulan
(*) Pasien ODHIV tidak direkomendasikan pemberian obat Rifampisin karena risiko
interaksi dengan anti retroviral, pilihan adalah INH 6 bulan
o Levofloksasin 15-20 mg/kgBB/hari dan etambutol 15-25 mg/kgBB/hari selama 6 bulan
o Obat diminum 1-2 jam sebelum makan. Pantau keluhan dan efek samping selama minum obat
o Jika hasil uji kepekaan kasus indeks resisten florokuinolon, maka tidak bisa menggunakan
Levofloksasin dan etambutol
Bagaimana TPT untuk TB RO?
Alur pemilihan obat TPT TB RO
Alur TPT TB RO
c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat
1. Penilaian kepatuhan minum obat dilakukan setiap bulan
2. Penyebab ketidakteraturan minum obat harus dicari dan didiskusikan
pemecahannya
3. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dilakukan baik pada pasien
maupun anggota keluarga yang berperan sebagai pengawas menelan obat
(PMO)
4. Penting untuk menekankan bahwa TPT diberikan pada anak yang tidak ada
gejala untuk mencegah infeksi dan sakit TBC
5. Hasil evaluasi bulanan, bila saat kontrol tidak ada masalah, maka
pemberian TPT dapat dilanjutkan untuk bulan berikutnya
Pengobatan lengkap
■ 6H: 180 dosis selama 6 bulan atau minimal 144 dosis selama 239 hari
■ 3 HP: 12 dosis selama 3 bulan atau minimal 11 dosis selama 120 hari
■ 3 HR: 90 dosis selama 3 bulan atau minimal 72 dosis selama 120 hari
■ 4R: 120 dosis selama 4 bulan atau minimal 96 dosis selama 150 hari
■ 1 HP: 30 dosis selama 1 bulan atau minimal 24 dosis selama 40 hari
Tabel 3.1 Proses pemberian TPT
paduan TPT yang dipilih:
Tabel 8. Proses Pemberian TPT
Paduan TPT Durasi
total
(bulan)
Jumlah
dosisyang
diharapkan
80%dari rekomen-
dasi jumlah dosis
Perpanjangan waktu
untuk penyelesaian
pengobatan
(durasi pengobatan
+ 33%tambahan
waktu)
6H(harian) 6 182 146 239
3HR(harian) 3 84 68 120
3HP(minggu-
an)
3 12 11
(90%dari rekomen-
dasi jumlah dosis)
16
1HP(harian) 1 28 23 40
b. Putus berobat
Jika dewasa maupun anak tidak minum obat TPT selama 1
LOGISTIK TPT
Jenis Logistik TPT
Isoniasid (H) 100 mg
Isoniazid (H) 300 mg dan Rifapentine (P) 150 mg
(3HP Lepasan)
Kombinasi Dosis Tetap (KDT) 3HP (Isoniazid 300 mg/
Rifapentine 300 mg)
Kombinasi Dosis Tetap (KDT) 3HR (Isoniazid 50 mg/
Rifampisin 75 mg)
Levofloxacin (Lfx) 250 mg dan Etambutol 400 mg
(Dosis Dewasa)
Levofloxacin (Lfx) 100 mg dan Etambutol 100
mg (Dosis Anak)
No Sasaran
Plihan Paduan TPT
3HP 3HR 6H 6Lfx+E
1
Kontak serumah usia < 2
tahun *) √ √
2
Kontak serumah usia 2 – 4
tahun
√ √
3
Kontak serumah usia > 5
tahun
√ √
4 ODHA usia < 2 tahun *) √ √
5 ODHA usia > 2 tahun **) √ √
6 Kelompok risiko lainnya √
7
Kontak serumah semua
usia dengan kasus indeks
TB RO
√
Jenis obat TPT program TBC: Pilihan paduan pengobatan TPT berdsarkan kelompok
sasaran dan usia
FDC/KDT 3HP
Rifapentin Lepasan
FDC/KDT 3HR
INH 300 mg
Contoh Kemasan Obat TPT
Jumlah Obat Yang Dibutuhkan Sampai Pengobatan Lengkap
(Tablet)
Jenis Obat 3HP 3HR 6H 6Lfx+E
H 300 mg 24 56 121
RPT 150 mg 48
Rifampisin 300 mg 84
Levofloxacin 250 mg 269
Etambutol 400 mg 210
FDC 3HP, 300 mg/300mg 36
FDC 3HR, 50mg/75 252
H 100 mg 364
Lfx 100 672
Etambutol 840
Contoh Penghitungan Kebutuhan Obat di Fasyankes
Data Pasien : Umur 14 Tahun, Berat Badan 29 Kg
TPT Kontak Pasien TB SO TPT Kontak Pasien TB RO
Kebutuhan Obat
6 H 300
mg
3HP
3 HR (50/75)
Levofloxacin & Etambutol
H 300 mg RPT 150 mg Levo 100 mg
Etambutol 100
mg
Kebutuhan Obat
Per hari
29 Kg x
5mg / 300
mg = 0,5
Tablet
600 mg :
300 mg = 2
tablet
600 mg : 150
mg = 4 tablet
29 Kg x 5 mg / 50
mg = 3 tablet
29 Kg x 20
mg / 100 mg
= 6 tablet
29 Kg x 25 mg
/ 250 = 3 tablet
Kebutuhan Obat
Per Bulan
1 tablet x
30 = 30
2 tablet x 4
minggu = 8
tablet
4 tablet x 4
minggu = 16
tablet
3 tablet x 30 = 90
tablet
6 tab x 30 =
180 tablet
3 tab x 30
tablet = 90
tablet
Kebutuhan Obat 3
bulan
30 tablet x
3 = 90
tablet
8 tab x 3
bulan = 24
tablet
16 tab x 3
bulan = 48
tablet
90 tablet x 3
bulan = 270
tablet
180 tab x 3 =
540 tablet
90 tab x 3
bulan = 270
tablet
PENCATATAN & PELAPORAN TPT
Formulir Pencatatan TPT
Formulir TBC.01P
(Kartu Terapi Pencegahan
Tuberkulosis)
Formulir TBC.15
(Register Pemberian
Terapi Pencegahan
Tuberkulosis)
Formulir TBC.16K
(Formulir Investigasi
Kontak Tuberkulosis)
Formulir
TBC.01P
Data identitas
penerima TPT
Data pemeriksaan
Data kasus indeks
(jika kontak serumah)
dan data faktor risko
(jika merupakan
kelompok risiko lain)
Data paduan TPT
Absensi pemberian
TPT
Data hasil akhir TPT
Formulir TBC.15
Semua penerima TPT yang tercatat di register
formulir TBC.15 harus memiliki kartu TBC.01P,
begitupun sebaliknya
Merupakan register yang
berisi daftar penerima TPT
Kontak serumah yang teridentifikasi dari
kegiatan Investigasi Kontak dan memenuhi
syarat diberikan TPT akan dicatat ‘Tanggal
Pemberian TPT’ nya di Formulir TBC.16K.
Kemudian pencatatan pemberian TPT
dilanjutkan di formulir TBC.01P
Formulir TBC.16K
Alur Pencatatan TPT pada Kontak Serumah
Kegiatan
Investigasi
Kontak (Pasif dan
Aktif)
Kontak Serumah
Eligible
Mendapatkan TPT
Pencatatan Data
Penerima TPT
Pencatatan
Paduan TPT dan
Absensi Terapi
Pencatatan Hasil
Akhir TPT
Form TBC.16K
Form TBC.01P, TBC.15
SITB: Modul Investigasi Kontak
SITB: Modul Terapi Pencegahan TBC
Alur Pencatatan TPT pada Kelompok Risiko
Lainnya
Kelompok
Risiko Lain
Eligible
Mendapatkan
TPT
Pencatatan
Data Penerima
TPT
Pencatatan
Paduan TPT
dan Absensi
Terapi
Pencatatan
Hasil Akhir
TPT
Form TBC.01P, TBC.15
SITB: Modul Terapi Pencegahan TBC
Pencatatan TPT pada Sistem
Informasi Tuberkulosis (SITB)
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB
Pilih IK TBC internal (baik SO atau
RO) untuk melihat/mencatat data
kontak dari kasus indeks di internal
faskes
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB
Data pasien TBC
(kasus indeks)
Klik ikon pensil untuk
menginput data petugas
investigasi kontak dan
data kontak
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB
Input data yang berkaitan
dengan pelaksanaan
investigasi kontak,
kemudian simpan
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB
Klik ‘Tambah Kontak’ untuk
menginput data kontak
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB
Input data identitas
kontak
Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB
Input data investigasi
kontak
Field ‘Memenuhi
syarat rujukan’ akan
menyesuaikan
dengan data hasil
investigasi kontak 🡪
‘Memenuhi syarat
rujukan terduga’
atau ‘Memenuhi
syarat rujukan TPT’
Pada contoh ini,
kontak tersebut
‘Memenuhi syarat
rujukan terduga’
karena memiliki
gejala TB 🡪 lanjutkan
input data terduga
Pencatatan TPT pada Kontak Serumah di SITB
Apabila Kontak memenuhi syarat
mendapatkan TPT, akan muncul
tombol “+” yang mengarahkan ke
Modul Terapi pencegahan TBC
Berikut adalah tampilan Data Kontak
pada Modul Investigasi Kontak
Pada contoh ini, Kontak a.n.
Gusdinar memenuhi syarat TPT
karena hasil pemeriksaan TBC
nya adalah “Tidak TBC”
Data Identitas Penerima
TPT
Apabila tombol “+” diklik, akan muncul halaman
pencatatan TPT pada Modul Terapi Pencegahan TBC
Data identitas penerima
TPT a.n. Gusdinar akan
terisi otomatis
berdasarkan data yang
diisi pada Modul
Investigasi Kontak
Data fakor risiko dan
Data Kasus Indeks
(pasien TBC) juga akan
terisi otomatis .
Kemudian lengkapi Data Register, lalu klik
“Simpan” sebelum melanjutkan ke
penginputan paduan TPT
Pada tab “Terapi
Pencegahan”, klik “Edit
Data Paduan” untuk
menginput paduan TPT
Lengkapi data tanggal mulai
TPT, Berat Badan, Paduan TPT,
dan Sumber Obat. Field Lama
Terapi Pencegahan otomatis
di-generate oleh sistem
Jika paduan TPT sudah
diinput, akan muncul
tabel absensi untuk
mencatat pemberian
TPT
Apabila terapi sudah selesai, input hasil
akhir Terapi pencegahan dengan klik “Edit
Data Akhir Terapi Pencegahan”
Pencatatan TPT pada Kelompok
Risiko Lain di SITB
Apabila penerima TPT merupakan Kelompok Risiko Lain
(bukan Kontak Serumah), penginputan TPT dilakukan
dengan membuka modul “Terapi Pencegahan TBC”
pada menu “Kasus”
Klik tombol ‘Tambah’ untuk menambahkan data penerima
TPT yang baru
Pada bagian Faktor Risiko, field
Serumah diisi dengan “Tidak”.
Kemudian ceklis salah satu
Faktor Risiko Lain yang sesuai.
Lanjutkan penginputan Data Register, Data Paduan, Absensi Terapi Pencegahan, dan
Data Hasil Akhir Terapi. Cara penginputan sama seperti penginputan TPT pada Kontak
Serumah
Laporan Terapi
Pencegahan TBC di SITB
Laporan TPT yang Dapat Diakses di SITB
Laporan TBC.15
Fasyankes
(berisi data individu)
Laporan TBC.15
Kab/Kota,
Provinsi, dan
Nasional
(berisi data agregat)
Laporan Cakupan Faktor
Risiko Kontak Serumah
dan Faktor Risiko Lainnya
yang Mendapatkan TPT
Laporan
Utama
Laporan
Analisis
Tambahan
Melihat Data Individu TPT pada Laporan TBC.15
Fasyankes
Klik Menu
“Laporan”
Pilih TBC.15 Fasyankes
Sesuaikan kebutuhan data pada
filter, lalu klik Ok atau Export untuk
mendownload laporan
Klik link download yang muncul
untuk mendownload laporan ke
folder penyimpanan
Tampilan Laporan TBC.15 Fasyankes
Berisi data penerima TPT per
individu
Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx

More Related Content

What's hot

Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdfssuserc3081c
 
Program perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmasProgram perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmasJoni Iswanto
 
Sk tim ppi sibela 2019 oke
Sk tim ppi sibela 2019 okeSk tim ppi sibela 2019 oke
Sk tim ppi sibela 2019 okeNataliananovita
 
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANPENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANuning wikandari
 
Contoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmContoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmKlinikSubanmedika
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMASSismiati bulu
 
Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Retno Sf
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxNIKEN70
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docxSuMarni41
 
KAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxKAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxsusirahayu11
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS Zakiah dr
 
Laporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS SekolahLaporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS SekolahPutri Rimba
 
Orientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatanOrientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatanK'Is Uba Adam
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangMuamar Ys
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfsari203674
 
Pembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.pptPembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.pptUvaTwitt
 

What's hot (20)

Bab 4.pdf
Bab 4.pdfBab 4.pdf
Bab 4.pdf
 
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdfBab 4  PRIORITAS NASIONAL.pdf
Bab 4 PRIORITAS NASIONAL.pdf
 
Program perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmasProgram perkesmas di puskesmas
Program perkesmas di puskesmas
 
Sk tim ppi sibela 2019 oke
Sk tim ppi sibela 2019 okeSk tim ppi sibela 2019 oke
Sk tim ppi sibela 2019 oke
 
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATANPENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
PENILAIAN KINERJA PUSKESMAS PKP PROGRAM PROMOSI KESEHATAN
 
Contoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukmContoh profil indikator mutu ukm
Contoh profil indikator mutu ukm
 
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
SK JENIS - JENIS PELAYANAN PUSKESMAS
 
Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021
 
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptxprogram K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
program K3 MFK terintegrasi di Puskesmas.pptx
 
bab 4.4.pdf
bab 4.4.pdfbab 4.4.pdf
bab 4.4.pdf
 
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
3.1.1.3 Pedoman Manual Mutu.docx
 
KAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docxKAK PPI COPAS.docx
KAK PPI COPAS.docx
 
Nusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tbNusantara sehat 2021 p2 tb
Nusantara sehat 2021 p2 tb
 
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS  SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
SK TENTANG PEDOMAN STANDAR PELAYANAN PADA PUSKESMAS
 
Laporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS SekolahLaporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
Laporan hasil penyuluhan PHBS Sekolah
 
Orientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatanOrientasi kader kesehatan
Orientasi kader kesehatan
 
Penyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endangPenyuluhan hipertensi dr.endang
Penyuluhan hipertensi dr.endang
 
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAHMATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
MATERI PENYULUHAN DEMAM BERDARAH
 
DO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdfDO Posyandu Aktif.pdf
DO Posyandu Aktif.pdf
 
Pembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.pptPembinaan Kader TB.ppt
Pembinaan Kader TB.ppt
 

Similar to Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx

V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfV5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfarwan28
 
Paparan Tatalaksana TPT pada ODHIV dr. Afi(8Agt).pptx
Paparan Tatalaksana TPT pada ODHIV  dr. Afi(8Agt).pptxPaparan Tatalaksana TPT pada ODHIV  dr. Afi(8Agt).pptx
Paparan Tatalaksana TPT pada ODHIV dr. Afi(8Agt).pptxssuser52d49a
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxhasbi63
 
TPT (Terapi Pencegahan TBC).pptx
TPT (Terapi Pencegahan TBC).pptxTPT (Terapi Pencegahan TBC).pptx
TPT (Terapi Pencegahan TBC).pptxArifKhoiri
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...maharanimariam
 
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPINGSOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPINGEstiSupriyatin
 
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...TamaRoma3
 
3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx
3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx
3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptximadeandisaputra
 
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptxNilaWahyuningsih2
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptkurnia537765
 
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptxNur Harini Purba
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxDALISAPARI2021
 
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptsoleha8
 
Penyuluhan TB untuk kader kesehatan
Penyuluhan TB untuk kader kesehatanPenyuluhan TB untuk kader kesehatan
Penyuluhan TB untuk kader kesehatanAbrarRachmadi
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxIts4people
 
Jadwal-Imunisasi-2020-final.pdf
Jadwal-Imunisasi-2020-final.pdfJadwal-Imunisasi-2020-final.pdf
Jadwal-Imunisasi-2020-final.pdfBagusDestriambodo
 

Similar to Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx (20)

V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdfV5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
V5_Peserta_Final_Paparan 5_Pemberian Terapi Pencegahan TBC OK.pdf
 
Paparan Tatalaksana TPT pada ODHIV dr. Afi(8Agt).pptx
Paparan Tatalaksana TPT pada ODHIV  dr. Afi(8Agt).pptxPaparan Tatalaksana TPT pada ODHIV  dr. Afi(8Agt).pptx
Paparan Tatalaksana TPT pada ODHIV dr. Afi(8Agt).pptx
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
 
TPT (Terapi Pencegahan TBC).pptx
TPT (Terapi Pencegahan TBC).pptxTPT (Terapi Pencegahan TBC).pptx
TPT (Terapi Pencegahan TBC).pptx
 
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
idoc.pub_kmk-no-hk0202-menkes-514-2015-ttg-panduan-praktik-klinis-dokter-fasy...
 
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPINGSOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
SOSIASLISASI DAN PEMBINAAN KADER UNTUK SWEEPING
 
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
Journal Reading_Effects of therapeutic zinc supplementation for diarrhea and ...
 
DT TB RO.pptx
DT TB RO.pptxDT TB RO.pptx
DT TB RO.pptx
 
3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx
3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx
3. Diagnosis ILTB_RT_FFY.pptx
 
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
360539448-MATERI-PELATIHAN-KADER-LANSIA-pptx.pptx
 
Tata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.pptTata Laksana TB RO.ppt
Tata Laksana TB RO.ppt
 
Tbc pada anak
Tbc pada anak Tbc pada anak
Tbc pada anak
 
Tuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anakTuberculosis pada anak
Tuberculosis pada anak
 
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptx
 
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
 
Penyuluhan TB untuk kader kesehatan
Penyuluhan TB untuk kader kesehatanPenyuluhan TB untuk kader kesehatan
Penyuluhan TB untuk kader kesehatan
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptx
 
Jadwal-Imunisasi-2020-final.pdf
Jadwal-Imunisasi-2020-final.pdfJadwal-Imunisasi-2020-final.pdf
Jadwal-Imunisasi-2020-final.pdf
 
Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC)Tuberculosis (TBC)
Tuberculosis (TBC)
 

Recently uploaded

Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxWulanEnggarAnaskaPut
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfsubki124
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARElviraDemona
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxJajang Sulaeman
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMPNiPutuDewikAgustina
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMhanyakaryawan1
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanNesha Mutiara
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfTeukuEriSyahputra
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxRezaWahyuni6
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxrani414352
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxRezaWahyuni6
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptxfurqanridha
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatanSuzanDwiPutra
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAVeonaHartanti
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxRezaWahyuni6
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNURULATIQAHBINTIABDG
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxJawahirIhsan
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptputrisari631
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptParulianGultom2
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...walidumar
 

Recently uploaded (20)

Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptxKegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
Kegiatan Komunitas Belajar dalam sekolah .pptx
 
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdfAksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
Aksi Nyata Menyebarkan Pemahaman Merdeka Belajar.pdf
 
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASARPPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
PPT BAHASA INDONESIA KELAS 1 SEKOLAH DASAR
 
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docxLaporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
Laporan RHK PMM Observasi Target Perilaku.docx
 
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMPBioteknologi Konvensional dan Modern  kelas 9 SMP
Bioteknologi Konvensional dan Modern kelas 9 SMP
 
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOMSISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
SISTEM SARAF OTONOM_.SISTEM SARAF OTONOM
 
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi PerapotekanPembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
Pembahasan Soal Ujian Komprehensif Farmasi Perapotekan
 
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdfWebinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
Webinar 1_Pendidikan Berjenjang Pendidikan Inklusif.pdf
 
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptxMateri Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
Materi Pertemuan 1Materi Pertemuan 1.pptx
 
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptxLokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
Lokakarya tentang Kepemimpinan Sekolah 1.pptx
 
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptxMateri Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
Materi Pertemuan 4 Materi Pertemuan 4.pptx
 
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,Swamedikasi 3.pptx
 
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatankonsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
konsep pidato Bahaya Merokok bagi kesehatan
 
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKAATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
ATP MM FASE E MATEMATIKA KELAS X KURIKULUM MERDEKA
 
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptxMateri Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
Materi Pertemuan 3 Bagian 1 Materi Pertemuan 3 Bagian 1.pptx
 
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptxNOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
NOVEL PELARI MUDA TINGKATAN 1 KARYA NGAH AZIA.pptx
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.pptkerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
kerajaan-kerajaan hindu-budha di indonesia.ppt
 
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia pptMateri Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
Materi Asuransi Kesehatan di Indonesia ppt
 
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
Aksi Nyata PMM - Merancang Pembelajaran berdasarkan Perkembangan Peserta Didi...
 

Sosialisasi TPT Kab Bogor 25-27 Jul 22.pptx

  • 1. Hotel Royal Amaroossa Bogor, 23-27 Juli 2022 TERAPI PENCEGAHAN TUBERKULOSIS
  • 3. Bagaimana mengeliminasi TB? TOSS Temukan dan Obati Sampai Sembuh! Investigasi kontak Cari populasi berisiko lainnya! Berikan Pencegahan Berikan TPT (terapi pencegahan TB)!
  • 4. PERPRES NO.67 TAHUN 2021 TENTANG PENANGGULANGAN TBC
  • 5. Strategi Penanggulangan TBC Strategi Nasional Penanggulangan TBC di Indonesia Tabel Target Cakupan Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) Tahun 2020-2024 • Strategi Nasional Penanggulangan TBC tahun 2020-2024 menyatakan bahwa terapi pencegahan merupakan salah satu kegiatan penting untuk mengurangi insidensi TBC nasional. • Pada tahun 2018, pedoman ILTB WHO terbaru merekomendasikan perluasan kelompok sasaran TPT, yang mencakup kontak serumah yang berusia 5 tahun ke atas. • Strategi Nasional Penanggulangan TBC 2020-2024 akan memperluas TPT untuk semua kontak serumah yang kontak dengan pasien TBC terkonfirmasi bakteriologis dan juga kelompok berisiko tinggi lainnya, seperti penyandang DM, imunokompromais, Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) dan lain-lain, dengan mempertimbangkan konteks dan sistem yang sudah ada.
  • 6. Bagaimana seseorang bisa terkena TB? https://tbindonesia.or.id/artikel/apakah-kalian-tahu-apa-itu-tbc/ Terpapar Infeksi laten TB Sakit TB Gejala (-) Mantoux (-) X-ray (-) Bakteri (-) Gejala (-) Mantoux (+) X-ray (-) Bakteri (-) Gejala (+) Mantoux (+) X-ray (+) Bakteri (+/-)
  • 7. Apa itu Infeksi Laten Tuberkulosis (ILTB) ?
  • 9. Mengurangi risiko reaktivasi Pencegahan pada ODHIV memberikan perlindungan lebih 5 tahun Menurunkan insiden TB Menghentikan progresivitas menjadi TB aktif Manfaat pemberian TPT ■ Risiko ILTB menjadi TB aktif – 5-10% orang dengan ILTB akan menjadi TB aktif dalam 5 tahun pertama sejak terinfeksi – 24,4 – 69,2% anak < 15 th kontak dengan TB aktif; 3,3- 5,5%-nya akan menjadi TB aktif ■ Faktor risiko: 1. Kekebalan tubuh lemah 2. ODHIV 3. Malnutrisi 4. Sedang pengobatan kanker 5. Sedang menjalani hemodialisis 6. Sedang menggunakan steroid 7. jangka panjang
  • 10. Perbedaan TBC Laten dan TBC Aktif TBC LATEN TBC AKTIF Tidak ada gejala Memiliki salah satu gejala berikut: demam, batuk, nyeri dada, berat badan turun, keringat malam, hemoptisis, lemah, dan penurunan nafsu makan Uji tuberculin (TST) atau IGRA positif Uji tuberculin atau IGRA positif Foto toraks normal Foto toraks abnormal tetapi bisa normal pada orang imunokompromis atau TBC ekstraparu Hasil pemeriksaan mikrobiologi negatif (BTA, kultur, dan TCM) Hasil pemeriksaan mikrobiologi dapat positif ataupun negatif, termasuk pada kasus TBC ekstraparu Tidak dapat menularkan Dapat menularkan kuman TBC ke orang lain Perlu Terapi Pencegahan pada kondisi tertentu Perlu pengobatan sesuai standar terapi TBC
  • 11. ODHIV Kontak serumah dengan pasien TBC paru yang terkonfirmasi bakteriologis: a. Anak usia <5 tahun b. Anak usia 5-14 tahun c. Remaja dan dewasa (usia ≥15 tahun) Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif a.Pasien immunokompromais lainnya b.Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama, barak militer, pengguna narkoba suntik Sasaran TPT pada ILTB
  • 12. Infeksi Laten Tuberculosis (ILTB) masih menjadi tantangan dalam mencapai program Eliminasi Tuberkulosis Pemeriksaan diagnostik dapat dikerjakan sesuai dengan sasaran dan alur pemeriksaan
  • 14. 1. Anak < 10 tahun & salah satu gejala (batuk, demam, riwayat kontak dengan orang TBC aktif, atau penurunan BB yang dilaporkan atau terkonfirmasi > 5% sejak kunjungan terakhir atau kurva pertumbuhan datar atau BB untuk usia <- 2 Z-skor. - Bayi <1 tahun tanpa gejala dengan HIV hanya diobati ILTB jika kontak serumah dengan orang TBC aktif 2. Batuk, demam, keringat di malam hari, batuk darah, nyeri dada, sesak napas, lemah dan lesu, atau penurunan BB (misal anak <5 tahun tidak terdapat anoreksia/ nafsu makan normal meskipun sudah diberikan perbaikan gizi tetapi berat badan tetap tidak naik/gagal tumbuh). Lesu atau anak kurang aktif bermain, keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik TBC pada anak apabila tidak disertai gejala umum lainnya. Alur Pemeriksaan ILTB
  • 15. 3. Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif a. Pasien immunokompromais lainnya (pasien yang menjalani pengobatan kanker, mendapat perawatan dialisis, kortikosteroid jangka panjang, sedang persiapan transplantasi organ, dll) langsung diperiksa dengan TST atau IGRA (tanpa harus melihat ada tidaknya gejala TBC). b. Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), petugas kesehatan, sekolah berasrama, barak militer, pengguna narkoba suntik. 4. Kontraindikasi pemberian TPT yaitu hepatitis akut atau kronis, neuropati perifer (jika menggunakan isoniazid), konsumsi alkohol biasa atau berat. Kehamilan atau riwayat TBC sebelumnya bukan merupakan kontraindikasi. 5. Paduan yang dipilih mempertimbangkan usia, kegawatan (obat rentan atau lainnya), risiko toksisitas, ketersediaan dan preferensi. 6. Rontgen thorax atau chest X-ray (CXR) dapat dilakukan diawal sebagai bagian dari penemuan kasus intensif. Jika gambaran rontgen dada mendukung TBC (abnormal) maka orang tersebut terdiagnosis klinis. Alur Pemeriksaan ILTB
  • 17. Tuberkulosis Sensitif Obat 1. Paduan 6H • Dosis INH usia < 10 tahun 10 (7-15) mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/ hari) • Dosis INH usia ≥ 10 tahun 5 mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/hari) • Dosis obat di sesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan (untuk anak). • Obat di konsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan). • Lama pemberian 6 bulan (1 bulan = 30 hari pengobatan atau diberikan sebanyak 182 dosis), Obat tetap diberikan selama 6 bulan walaupun kasus indeks meninggal, pindah atau terkonfirmasi bakterilogisnya atau BTA nya sudah menjadi negatif.
  • 18. • Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat di sesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks. • Pada pasien anak dengan gizi buruk atau HIV, diberikan vitamin B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/ hari. • Yang berperan sebagai pengawas minum obat adalah orang tua atau keluarga pasien. • Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta (dengan catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau dinas kesehatan setempat).
  • 19. 2. Paduan 3HP • Dosis INH dan Rifapentine berdasarkan usia dan berat • Sebagai catatan, obat ini tidak direkomendasikan penggunaannya pada anak berusia < 2 tahun dan ibu hamil
  • 20. • Obat dikonsumsi satu kali seminggu, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan). Pada anak, rifapentine dapat dikonsumsi dengan cara dihancurkan dan dicampur dengan sedikit makanan, seperti bubur, pudding, yogurt, es krim dan makanan lain yang disukai anak, hal ini untuk mengatasi rasa pahit rifapentine. Namun rifapentine tidak boleh dikonsumsi bersamaan dengan buah atau makanan yang berbasis buah. • Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 4 minggu pengobatan atau diberikan sebanyak 12 dosis), dengan catatan bila keadaan klinis baik (tidak ada gejala TB yang muncul selama pengobatan), obat tetap diberikan sampai 3 bulan, jika muncul gejala TB lakukan pemeriksaan untuk penegakan diagnosis TB.
  • 21. • Obat tetap diberikan selama 3 bulan walaupun kasus indeks meninggal, pindah atau sputumnya sudah menjadi negatif. • Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat di sesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks. • Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan vitamin B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/ hari. • 3HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase inhibitor.
  • 22. 3. Paduan 3HR • Dosis INH usia < 10 tahun 10mg/kg BB/hari (maksimal 300 mg/ hari) dan dosis R usia <10 tahun 15kg/mg BB/hari (maksimal 600 mg/hari). • Dosis INH usia > 10 tahun 5 mg/kgBB/hari (maksimal 300 mg/hari) dan dosis R usia > 10 tahun 10 mg/kgBB/hari. • Dosis obat disesuaikan dengan kenaikan berat badan setiap bulan. • Obat dikonsumsi satu kali sehari, sebaiknya pada waktu yang sama (pagi, siang, sore atau malam) saat perut kosong (1 jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan).
  • 23. • Lama pemberian 3 bulan (1 bulan = 28 hari pengobatan atau diberikan sebanyak 84 dosis), dengan catatan bila keadaan klinis baik (tidak ada gejala TB yang muncul selama pengobatan). Jika terbukti sakit TB, hentikan pemberian TPT dan diberikan OAT. • Obat tetap diberikan selama 3 bulan walaupun kasus indeks meninggal, pindah atau sputumnya sudah menjadi negatif. • Pengambilan obat dilakukan pada saat kontrol setiap 1 bulan, dan dapat disesuaikan dengan jadwal kontrol kasus indeks.
  • 24. • Pada pasien anak dengan gizi buruk atau infeksi HIV, diberikan vitamin B6 10mg untuk dosis INH ≤ 200 mg/hari dan 2x10 mg untuk dosis INH >200 mg/ hari. • Bisa diberikan di semua tingkat layanan termasuk di praktik swasta (dengan catatan sudah bekerja sama dengan puskesmas dan/atau dinas kesehatan setempat).
  • 25. 4. Paduan 1HP • Paduan yang bisa digunakan oleh program TB Nasional untuk masa yang akan datang. • 1HP merupakan kombinasi INH dan Rifapentine yang dikonsumsi setiap hari selama satu bulan. • Paduan ini hanya diberikan untuk kategori umur ≥ 13 tahun. • Dosis pemberian 1HP adalah isoniazid 300mg dan rifapentine 600mg untuk semua BB • 1HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase inhibitor.
  • 27. ALUR PEMILIHAN OBAT TPT TB SO Anak terindikasi TPT Usia < 2 tahun Tersedia RH RH 3 bulan Tidak tersedia RH INH 6 bulan Usia ≥ 2 tahun Tersedia HP HP 3 bulan Tidak tersedia Tersedia RH* RH 3 bulan Tidak tersedia RH INH 6 bulan (*) Pasien ODHIV tidak direkomendasikan pemberian obat Rifampisin karena risiko interaksi dengan anti retroviral, pilihan adalah INH 6 bulan
  • 28. o Levofloksasin 15-20 mg/kgBB/hari dan etambutol 15-25 mg/kgBB/hari selama 6 bulan o Obat diminum 1-2 jam sebelum makan. Pantau keluhan dan efek samping selama minum obat o Jika hasil uji kepekaan kasus indeks resisten florokuinolon, maka tidak bisa menggunakan Levofloksasin dan etambutol Bagaimana TPT untuk TB RO?
  • 29. Alur pemilihan obat TPT TB RO Alur TPT TB RO
  • 30. c. Kepatuhan dan keteraturan minum obat 1. Penilaian kepatuhan minum obat dilakukan setiap bulan 2. Penyebab ketidakteraturan minum obat harus dicari dan didiskusikan pemecahannya 3. Komunikasi Informasi Edukasi (KIE) dilakukan baik pada pasien maupun anggota keluarga yang berperan sebagai pengawas menelan obat (PMO) 4. Penting untuk menekankan bahwa TPT diberikan pada anak yang tidak ada gejala untuk mencegah infeksi dan sakit TBC 5. Hasil evaluasi bulanan, bila saat kontrol tidak ada masalah, maka pemberian TPT dapat dilanjutkan untuk bulan berikutnya
  • 31.
  • 32. Pengobatan lengkap ■ 6H: 180 dosis selama 6 bulan atau minimal 144 dosis selama 239 hari ■ 3 HP: 12 dosis selama 3 bulan atau minimal 11 dosis selama 120 hari ■ 3 HR: 90 dosis selama 3 bulan atau minimal 72 dosis selama 120 hari ■ 4R: 120 dosis selama 4 bulan atau minimal 96 dosis selama 150 hari ■ 1 HP: 30 dosis selama 1 bulan atau minimal 24 dosis selama 40 hari
  • 33. Tabel 3.1 Proses pemberian TPT paduan TPT yang dipilih: Tabel 8. Proses Pemberian TPT Paduan TPT Durasi total (bulan) Jumlah dosisyang diharapkan 80%dari rekomen- dasi jumlah dosis Perpanjangan waktu untuk penyelesaian pengobatan (durasi pengobatan + 33%tambahan waktu) 6H(harian) 6 182 146 239 3HR(harian) 3 84 68 120 3HP(minggu- an) 3 12 11 (90%dari rekomen- dasi jumlah dosis) 16 1HP(harian) 1 28 23 40 b. Putus berobat Jika dewasa maupun anak tidak minum obat TPT selama 1
  • 35. Jenis Logistik TPT Isoniasid (H) 100 mg Isoniazid (H) 300 mg dan Rifapentine (P) 150 mg (3HP Lepasan) Kombinasi Dosis Tetap (KDT) 3HP (Isoniazid 300 mg/ Rifapentine 300 mg) Kombinasi Dosis Tetap (KDT) 3HR (Isoniazid 50 mg/ Rifampisin 75 mg) Levofloxacin (Lfx) 250 mg dan Etambutol 400 mg (Dosis Dewasa) Levofloxacin (Lfx) 100 mg dan Etambutol 100 mg (Dosis Anak) No Sasaran Plihan Paduan TPT 3HP 3HR 6H 6Lfx+E 1 Kontak serumah usia < 2 tahun *) √ √ 2 Kontak serumah usia 2 – 4 tahun √ √ 3 Kontak serumah usia > 5 tahun √ √ 4 ODHA usia < 2 tahun *) √ √ 5 ODHA usia > 2 tahun **) √ √ 6 Kelompok risiko lainnya √ 7 Kontak serumah semua usia dengan kasus indeks TB RO √ Jenis obat TPT program TBC: Pilihan paduan pengobatan TPT berdsarkan kelompok sasaran dan usia
  • 36. FDC/KDT 3HP Rifapentin Lepasan FDC/KDT 3HR INH 300 mg Contoh Kemasan Obat TPT
  • 37. Jumlah Obat Yang Dibutuhkan Sampai Pengobatan Lengkap (Tablet) Jenis Obat 3HP 3HR 6H 6Lfx+E H 300 mg 24 56 121 RPT 150 mg 48 Rifampisin 300 mg 84 Levofloxacin 250 mg 269 Etambutol 400 mg 210 FDC 3HP, 300 mg/300mg 36 FDC 3HR, 50mg/75 252 H 100 mg 364 Lfx 100 672 Etambutol 840
  • 38. Contoh Penghitungan Kebutuhan Obat di Fasyankes Data Pasien : Umur 14 Tahun, Berat Badan 29 Kg TPT Kontak Pasien TB SO TPT Kontak Pasien TB RO Kebutuhan Obat 6 H 300 mg 3HP 3 HR (50/75) Levofloxacin & Etambutol H 300 mg RPT 150 mg Levo 100 mg Etambutol 100 mg Kebutuhan Obat Per hari 29 Kg x 5mg / 300 mg = 0,5 Tablet 600 mg : 300 mg = 2 tablet 600 mg : 150 mg = 4 tablet 29 Kg x 5 mg / 50 mg = 3 tablet 29 Kg x 20 mg / 100 mg = 6 tablet 29 Kg x 25 mg / 250 = 3 tablet Kebutuhan Obat Per Bulan 1 tablet x 30 = 30 2 tablet x 4 minggu = 8 tablet 4 tablet x 4 minggu = 16 tablet 3 tablet x 30 = 90 tablet 6 tab x 30 = 180 tablet 3 tab x 30 tablet = 90 tablet Kebutuhan Obat 3 bulan 30 tablet x 3 = 90 tablet 8 tab x 3 bulan = 24 tablet 16 tab x 3 bulan = 48 tablet 90 tablet x 3 bulan = 270 tablet 180 tab x 3 = 540 tablet 90 tab x 3 bulan = 270 tablet
  • 40. Formulir Pencatatan TPT Formulir TBC.01P (Kartu Terapi Pencegahan Tuberkulosis) Formulir TBC.15 (Register Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis) Formulir TBC.16K (Formulir Investigasi Kontak Tuberkulosis)
  • 41. Formulir TBC.01P Data identitas penerima TPT Data pemeriksaan Data kasus indeks (jika kontak serumah) dan data faktor risko (jika merupakan kelompok risiko lain) Data paduan TPT Absensi pemberian TPT Data hasil akhir TPT
  • 42. Formulir TBC.15 Semua penerima TPT yang tercatat di register formulir TBC.15 harus memiliki kartu TBC.01P, begitupun sebaliknya Merupakan register yang berisi daftar penerima TPT
  • 43. Kontak serumah yang teridentifikasi dari kegiatan Investigasi Kontak dan memenuhi syarat diberikan TPT akan dicatat ‘Tanggal Pemberian TPT’ nya di Formulir TBC.16K. Kemudian pencatatan pemberian TPT dilanjutkan di formulir TBC.01P Formulir TBC.16K
  • 44. Alur Pencatatan TPT pada Kontak Serumah Kegiatan Investigasi Kontak (Pasif dan Aktif) Kontak Serumah Eligible Mendapatkan TPT Pencatatan Data Penerima TPT Pencatatan Paduan TPT dan Absensi Terapi Pencatatan Hasil Akhir TPT Form TBC.16K Form TBC.01P, TBC.15 SITB: Modul Investigasi Kontak SITB: Modul Terapi Pencegahan TBC
  • 45. Alur Pencatatan TPT pada Kelompok Risiko Lainnya Kelompok Risiko Lain Eligible Mendapatkan TPT Pencatatan Data Penerima TPT Pencatatan Paduan TPT dan Absensi Terapi Pencatatan Hasil Akhir TPT Form TBC.01P, TBC.15 SITB: Modul Terapi Pencegahan TBC
  • 46. Pencatatan TPT pada Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB)
  • 47. Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB Pilih IK TBC internal (baik SO atau RO) untuk melihat/mencatat data kontak dari kasus indeks di internal faskes
  • 48. Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB Data pasien TBC (kasus indeks) Klik ikon pensil untuk menginput data petugas investigasi kontak dan data kontak
  • 49. Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB Input data yang berkaitan dengan pelaksanaan investigasi kontak, kemudian simpan
  • 50. Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB Klik ‘Tambah Kontak’ untuk menginput data kontak
  • 51. Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB Input data identitas kontak
  • 52. Pencatatan Data Kontak Serumah di SITB Input data investigasi kontak Field ‘Memenuhi syarat rujukan’ akan menyesuaikan dengan data hasil investigasi kontak 🡪 ‘Memenuhi syarat rujukan terduga’ atau ‘Memenuhi syarat rujukan TPT’ Pada contoh ini, kontak tersebut ‘Memenuhi syarat rujukan terduga’ karena memiliki gejala TB 🡪 lanjutkan input data terduga
  • 53. Pencatatan TPT pada Kontak Serumah di SITB Apabila Kontak memenuhi syarat mendapatkan TPT, akan muncul tombol “+” yang mengarahkan ke Modul Terapi pencegahan TBC Berikut adalah tampilan Data Kontak pada Modul Investigasi Kontak Pada contoh ini, Kontak a.n. Gusdinar memenuhi syarat TPT karena hasil pemeriksaan TBC nya adalah “Tidak TBC”
  • 54. Data Identitas Penerima TPT Apabila tombol “+” diklik, akan muncul halaman pencatatan TPT pada Modul Terapi Pencegahan TBC Data identitas penerima TPT a.n. Gusdinar akan terisi otomatis berdasarkan data yang diisi pada Modul Investigasi Kontak Data fakor risiko dan Data Kasus Indeks (pasien TBC) juga akan terisi otomatis .
  • 55. Kemudian lengkapi Data Register, lalu klik “Simpan” sebelum melanjutkan ke penginputan paduan TPT Pada tab “Terapi Pencegahan”, klik “Edit Data Paduan” untuk menginput paduan TPT
  • 56. Lengkapi data tanggal mulai TPT, Berat Badan, Paduan TPT, dan Sumber Obat. Field Lama Terapi Pencegahan otomatis di-generate oleh sistem Jika paduan TPT sudah diinput, akan muncul tabel absensi untuk mencatat pemberian TPT Apabila terapi sudah selesai, input hasil akhir Terapi pencegahan dengan klik “Edit Data Akhir Terapi Pencegahan”
  • 57. Pencatatan TPT pada Kelompok Risiko Lain di SITB Apabila penerima TPT merupakan Kelompok Risiko Lain (bukan Kontak Serumah), penginputan TPT dilakukan dengan membuka modul “Terapi Pencegahan TBC” pada menu “Kasus” Klik tombol ‘Tambah’ untuk menambahkan data penerima TPT yang baru
  • 58. Pada bagian Faktor Risiko, field Serumah diisi dengan “Tidak”. Kemudian ceklis salah satu Faktor Risiko Lain yang sesuai. Lanjutkan penginputan Data Register, Data Paduan, Absensi Terapi Pencegahan, dan Data Hasil Akhir Terapi. Cara penginputan sama seperti penginputan TPT pada Kontak Serumah
  • 60. Laporan TPT yang Dapat Diakses di SITB Laporan TBC.15 Fasyankes (berisi data individu) Laporan TBC.15 Kab/Kota, Provinsi, dan Nasional (berisi data agregat) Laporan Cakupan Faktor Risiko Kontak Serumah dan Faktor Risiko Lainnya yang Mendapatkan TPT Laporan Utama Laporan Analisis Tambahan
  • 61. Melihat Data Individu TPT pada Laporan TBC.15 Fasyankes Klik Menu “Laporan” Pilih TBC.15 Fasyankes Sesuaikan kebutuhan data pada filter, lalu klik Ok atau Export untuk mendownload laporan Klik link download yang muncul untuk mendownload laporan ke folder penyimpanan
  • 62. Tampilan Laporan TBC.15 Fasyankes Berisi data penerima TPT per individu