SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Kebijakan Penganggaran di Daerah terkait
dengan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan,
dan Dana Alokasi Khusus (DAK)
DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Putut Hari Satyaka
Kepala Subdirektorat Dana Alokasi Khusus
DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN
Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara
“Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efisien,
ekonomis, efektif, transparan, dan
bertanggung- jawab dengan memperhatikan
rasa keadilan dan kepatutan.”
2
Pasal 3 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
Di luar 6 Urusan Absolut
6 Urusan (Absolut)
1.Politik Luar Negeri
2.Pertahanan
3.Keamanan
4.Yustisi
5.Moneter dan Fiskal Nas.
6.Agama
Urusan Wajib (Obligatory)
Terkait dengan Penyelenggaraan
Pelayanan Dasar, seperti
Pendidikan, dan Kesehatan.
----------------------------------------------------------------------------
------------
Urusan Pilihan (Optional)
Terkait dengan potensi unggulan
seperti, Pertambangan,
Perikanan, Pertanian, Perkebunan,
Kehutanan, Pariwisata.
Kewenangan
Pusat
• Diselenggarakan
Sendiri oleh
Pemerintah;
• Diselenggarakan
melalui asas
Dekonsentrasi;
• Diselenggarakan
melalui asas Tugas
Pembantuan.
Diselenggarakan
melalui asas
Desentralisasi
CONCURRENT
(Urusan Bersama)
Diselenggarakan
Sendiri oleh
Pemerintah
Kewenangan
Daerah
Penyelenggaraan
Urusan
Pemerintahan
UU 32 Th 2004 PP 38 Th 2007
SISTEM PENYELENGGARAAN URUSAN
PEMERINTAHAN
Melalui
Angg.K/L
Belanja
Pemerintah
Pusat
Dana
Perimbangan
Transfer
ke
Daerah
Dana
Otsus
Daerah
Dana
Penyesuaian
Pemerintah Pusat
 Pajak
 SDA
• DBH
• DAU
• DAK
Belanja
APBN
Mendanai kegiatan
6 Urusan (Absolut)
Mendanai kegiatan
di luar 6 Urusan Absolut
Mendanai Program
Nasional
Melalui Anggaran Pembiayaan
dan Perhitungan (APP)
Penyelenggaraan Desentralisasi
(Masuk APBD)
PNPM ; BOS ; Jamkesmas
Subsidi ; BLT
• Sebagian dapat diselenggarakan
Sendiri oleh Pemerintah
• Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas Dekonsentrasi
• Sebagian dapat diselenggarakan
melalui asas Tugas Pembantuan
diselenggarakan Sendiri oleh
Pemerintah
POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
Pemerintah
Pusat
IMPLEMENTASI KONSEPSI MONEY FOLLOWS FUNCTION
Sumber pendanaan
Pemerintah
Daerah
Kewenangan : tugas/urusan
5
1. Kewenangan pungutan Memperkuat esensi dan posisi otonomi dalam menopang
kapasitas fiskal daerah  diatur dg UU 28/2009 ttg PDRD
2. Transfer dari APBN
a. Dana Bagi Hasil
b. Dana Alokasi Umum
c. Dana Alokasi Khusus
Memperkuat kapasitas fiskal daerah, utamanya bagi daerah
yg menghasilkan sumber penerimaan negara yg signifikan
Menyesuaikan antara kapasitas fiskal daerah dengan beban
pendanaan atas urusan yg telah diserahkan
Menyelesaikan permasalahan pendanaan daerah yg tidak bisa
digeneralisir & menyeimbangkan tingkat layanan publik
d. Dana Transfer Lain
Kebijakan khusus yg tidak tertampung dalam Daper, namun
berkembang dalam dinamika perkembangan otonomi
3. Kewenangan pinjaman Untuk akselerasi pembangunan, dalam hal sumber
pendanaan yg diserahkan tidak mencukupi
Kebijakan
Dana Alokasi Khusus
6
Aturan Terkait DAK
7
•UU NO 33 TAHUN 2004, Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan DaerahUU
•PP NO 55 TAHUN 2005, Dana Perimbangan
PP
•PMK No.201/PMK.07/2012, Pedoman Umum dan Alokasi DAK 2013
•PMK No.06/PMK.07/2012, Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban
Anggaran Transfer Ke Daerah
•PMK No.165/PMK.07/2012, Pengalokasian Anggaran Transfer ke
Daerah
PMK
•Peraturan Menteri Teknis tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK
•Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan DAK di DaerahPMT
Kebijakan Umum DAK (1)
1. Membantu daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana
fisik pelayanan dasar masyarakat untuk mendorong
pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM).
2. Membantu daerah dalam membiayai kegiatan tertentu dalam
rangka pencapaian sasaran prioritas nasional.
3. Menyempurnakan penyusunan kebijakan DAK yang berbasis
hasil (output) sesuai dengan RPJMN.
4. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis)
agar lebih tepat sasaran dan tepat waktu.
5. Meningkatkan sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan DAK
baik di pusat maupun di daerah.
8
Kebijakan Umum DAK (2)
6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam
pengelolaan DAK melalui koordinasi perencanaan dan
pengelolaan DAK di berbagai tingkatan pemerintahan (mulai
dari Musrenbangda);
7. Mendukung upaya percepatan pelaksanaan kegiatan di
daerah dalam rangka mewujudkan output dan outcome yang
diharapkan;
8. Menggunakan kinerja pelaporan pelaksanaan DAK dari
daerah sebagai salah satu pertimbangan dalam
pengalokasian DAK;
9. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan
evaluasi pelaksanaan DAK.
9
Penetapan Program & Kegiatan DAK
• DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program yang
menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam RKP tahun
anggaran bersangkutan.
• Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan
didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan
Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan
RKP.
• Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan
khusus kepada Menteri Keuangan.
10
Formula Perhitungan DAK Per Daerah
11
1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu:
Kriteria
Umum (KU)
KU = (PAD + DAU + DBH – DBH DR) - Belanja Gaji PNSD
Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah
daerah yang prioritas mendapatkan DAK
Kriteria
Khusus (KK)
Berupa :
a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur
penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan
seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK.
b. Karakteristik daerah, seperti:
(1) Daerah Tertinggal; (2) Daerah perbatasan dengan negara
lain; (3) Daerah rawan bencana; (4) Daerah Pesisir dan/ atau
Kepulauan; (5) Daerah ketahanan pangan; (6) Daerah pariwisata
Kriteria
Teknis (KT)
berdasarkan indikator-indikator teknis yang dapat menggambarkan
kondisi sarana dan prasarana yang akan didanai dari DAK
2. Perhitungan besaran alokasi DAK per daerah menggunakan
perhitungan indeks berdasarkan KU, KK dan KT
Bidang-Bidang DAK
12
Pada TA 2014, DAK berjumlah 19 bidang, yaitu:
1. Bidang Pendidikan
2. Bidang Kesehatan
3. Bidang Infrastruktur Jalan
4. Bidang Infrastruktur Irigasi
5. Bidang Infrastruktur Air Minum
6. Bidang Infrastruktur Sanitasi
7. Bidang Prasarana Pemerintahan
Daerah
8. Bidang Kelautan dan Perikanan
9. Bidang Pertanian
10. Bidang Lingkungan Hidup
11. Bidang Keluarga Berencana
12. Bidang Kehutanan
13. Bidang Prasarana Perdagangan
14. Bidang Energi Perdesaan
15. Bidang Transportasi Perdesaan
16. Bidang Sarana dan Prasarana Daerah
Tertinggal
17. Bidang Sarana dan Prasarana
Kawasan Perbatasan
18. Bidang Perumahan dan Permukiman
19. Bidang Keselamatan Transportasi
Darat
Deskripsi kebijakan menurut masing-masing bidang dapat dilihat di RKP 2014 (Bappenas)
PENETAPAN, PENGGUNAAN, DAN
PENGANGGARAN DAK
• Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri
Keuangan segera setelah UU APBN diterbitkan.
• Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis menyusun
Petunjuk Teknis Penggunaan DAK , paling lambat 2 (dua) minggu
setelah PMK ditetapkan.
• Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan
penggunaan DAK di dalam APBD.
• Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis
Penggunaan DAK.
• DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan,
penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas
13
TAHAP I
30%
TAHAP III
25%
TAHAP
II
45%
Dilaksanakan paling cepat bulan Pebruari 2011 setelah
daerah menyampaikan Perda APBD, Laporan DAK Tahun
sebelumnya, & Surat Pernyataan Penyediaan Dana
Pendamping
Dilaksanakan setelah Daerah menyampaikan Laporan
penyerapan Penggunaan DAK Thp I (penyerapan
minimum 90%)
Dilaksanakan setelah Daerah menyampaikan Laporan
penyerapan Penggunaan DAK Thp II (penyerapan
minimum 90%)
PENYALURAN DAK
PMK No. 06/PMK.07/2012
 Laporan Realisasi Penyerapan DAK Tahap I atau Tahap II diterima DJPK paling
lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir.
 Apabila sampai batas waktu tsb daerah tdk menyampaikan laporan Tahap II atau III
maka sisa pagu DAK tidak dapat disalurkan lagi ke daerah (tetap di kas negara)
14
DANA PENDAMPING DAK
• Daerah penerima DAK WAJIB MENGANGGARKAN DANA PENDAMPING
dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran
alokasi DAK yang diterimanya.
– Kewajiban penyediaan Dana Pendamping menunjukkan komitmen
daerah terhadap bidang kegiatan yang didanai dari DAK yang
merupakan kewenangan daerah.
• Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang BERSIFAT
KEGIATAN FISIK.
– Yang dimaksud kegiatan fisik adalah kegiatan diluar kegiatan
administrasi proyek, kegiatan penyiapan proyek fisik, kegiatan
penelitian, kegiatan pelatihan, kegiatan perjalanan pegawai daerah,
dan kegiatan umum lain yang sejenis.
15
Sisa Dana DAK (Berdasarkan PMK 183/PMK.07/2013)
• Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang-
bidang DAK yang output kegiatannya sudah tercapai, maka sisa DAK
tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan
ketentuan sebagai berikut:
– sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai
kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya;
dan/atau
– Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan
untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran
berikutnya, dengan memperhatikan prioritas nasional dan
menggunakan petunjuk teknis tahun anggaran berjalan.
• Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping DAK.
• Pelaksanaan kegiatan yang didanai dari sisa DAK harus selesai dan dapat
dimanfaatkan pada akhir tahun anggaran berkenaan.
PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PENGAWASAN DAK
• Menteri Teknis melakukan pemantauan dan evaluasi
dari segi teknis terhadap penyelenggaraan kegiatan
di daerah yang dibiayai dari DAK sesuai dengan
kewenangan masing-masing
• Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan
evaluasi pengelolaan keuangan DAK
• Pengawasan atas pelaksanaan DAK sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
17
PELAPORAN DAK
1. PELAPORAN PROGRESS KEUANGAN
– Dilakukan setiap Tahapan Penyaluran Kepada Menteri Keuangan
– Menunjukkan kinerja penyerapan dari kas daerah
– Merupakan Syarat Penyaluran
– Format pelaporan berdasarkan PMK ttg Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran
Transfer Ke Daerah
2. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN DAK (FISIK)
– Dilakukan setiap triwulanan kepada :
1. Menteri Teknis (untuk masing-masing bidang oleh SKPD) dan
2. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri (merupakan kompilasi seluruh bidang
oleh Bappeda).
– Menunjukkan kinerja pelaksanaan fisik kegiatan
– Format pelaporan berdasarkan Juknis
– Dapat dijadikan sebagai disinsentive bagi daerah yang tidak melaporkan, melalui
penggunaan kinerja pelaporan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan
kriteria teknis
– Sebagai bahan laporan Menteri teknis setiap akhir tahun anggaran kepada Menkeu,
MenBappenas, Mendagri
18
DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS
PEMBANTUAN
Aturan Terkait Dana Dekon &
TP
• UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
• UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;
• UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
• UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
• UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah
Daerah
• PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah;
• PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga;
• PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan
Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota;
• PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan.
• PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta Kedudukan
Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang disempurnakan dengan PP 23
Tahun 2011
• PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan
yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010
• SEB 3 Menteri No. 0442/MPPN/11/2010, SE-696/MK/2010, 120/4693/SJ tentang Peningkatan Efektivitas
Penyelenggaraan Program dan Kegiatan K/L di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur Selaku
Wakil Pemerintah
• PMK 125 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal Dari Dana Dekonsentrasi
dan DanaTugas Pembantuan Sebelum TA 2011
20
Prinsip Pendanaan Dekon/TP
1. Pendanaan Dekon/TP hanya dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang merupakan
kewenangan Pemerintah Pusat di daerah (mengacu PP 38/2007)
2. Pendanaan Dekon hanya diperuntukkan mendukung penguatan dan pemberdayaan peran
Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat, dan kegiatannya bersifat non fisik
3. Pendanaan TP hanya membiayai kegiatan yang bersifat fisik, dan ditujukan kepada
Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Daerah Otonom
4. Pendanaan Dekon/TP seluruhnya bersumber dari APBN, K/L tidak diperkenankan meminta
Daerah menyediakan dana pendamping (cost sharing)
5. Kegiatan Dekon/TP yang didanai mengacu pada RKP dan Prioritas Nasional dalam rangka
mendukung penguatan triple track strategy (pro growth, pro job, & pro poor)
6. K/L wajib memberitahukan kegiatan Dekon/TP kepada Gubernur/Bupati/ Walikota sebelum
pelimpahan/penugasan dalam rangka mendukung terwujudnya sinergisitas pusat dan daerah
7. Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan kepada DPRD saat pembahasan RAPBD perihal
rencana Penyelenggaraan Dekon/TP
8. Pengelolaan Dana Dekon/TP dilakukan secara tertib, transparan dan akuntabel guna
mewujudkan LKPP yang Wajar Tanpa Pengecualian
21
• Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak
menambah aset tetap
• Sebagian kecil Dana Dekon dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk
pelaksanaan tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan
barang/jasa dan penunjang lainnya
• Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan,
kewajaran, ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan
masing-masing K/L
Karakteristik Kegiatan Dekonsentrasi
22
* Berdasarkan PMK 156/2008 yang disempurnakan dengan PMK 248/2010
Jenis Kegiatan Akun Keterangan
Kegiatan Utama (Non Fisik) :
Sinkronisasi, Evaluasi, Pengedalian,
Supervisi, Penyuluhan, dsb.
Belanja Barang sesuai
peruntukannya
Tidak menambah aset
Kegiatan Pendukung/ Penunjang:
Pengadaan Barang/ Jasa, penunjang
lainnya
Belanja Barang
Penunjang Kegiatan
Dekon (Kode Akun
521311)
Tidak menambah aset
• Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset
pemerintah.
• Sebagian kecil Dana TP dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas
administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan barang/jasa dan penunjang lainnya
• Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran,
ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L
Jenis Kegiatan Akun Keterangan
A. Kegiatan Utama TP :
1. Fisik : Pengadaan tanah, bangunan,
peralatan dan mesin, jalan, irigasi,
dan jaringan, serta dapat berupa
kegiatan yang bersifat fisik lainnya
Belanja Modal sesuai
peruntukannya
Menambah Aset
2. Fisik Lainnya (Barang Habis Pakai) :
Obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit
dan pupuk yang diserahkan kepada
Pemda
Belanja Barang Fisik
Lainnya TP (521411)
Tidak Menambah Aset
B. Kegiatan Pendukung/Penunjang :
Pengadaan barang/jasa, penunjang lainnya
Belanja Barang Penunjang
Kegiatan TP (521321)
Dapat Menambah
Aset Tetap
Karakteristik Kegiatan Tugas Pembantuan
23
1. Pagu dana yang akan dilimpahkan/ditugaskan merupakan pagu dari K/L.
2. Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, K/L harus
memperhitungkan kebutuhan anggaran:
a) Biaya penyusunan dan pengiriman laporan oleh SKPD;
b) Biaya operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang
belum dihibahkan;
c) Honorarium pejabat pengelola keuangan;
d) Biaya lainnya dalam rangka pencapaian target pelaksanaan kegiatan.
3. Sejalan dengan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja mulai tahun 2011, maka
dalam penyusunan RKA-KL agar diperhatikan hal-hal sbb:
a) Kegiatan yang dituangkan dalam RKA-KL merupakan kegiatan Eselon I sesuai
dengan hasil restrukturisasi;
b) Target kinerja (kuantitas, kualitas, jenis dan satuan output) dan besarnya
alokasi anggaran yang menjadi tanggung jawab masing-masing SKPD
dituangkan dengan jelas dalam RKA-KL;
c) Dokumen pendukung dari masing-masing SKPD harus sudah dilengkapi pada
saat penelaahan RKA-KL.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
Penganggaran Dana Dekon/TP
24
Terima Kasih
Kementerian Keuangan
Jl. DR Wahidin No. 1, Gd. Radius Prawiro
Jakarta Pusat, Indonesia, 10710
Telp. +6221-3509442
Fax. +6221-3509443
Website : http://www. djpk.depkeu.go.id

More Related Content

What's hot

SK RENSTRA AMPL REJANGLEBONG
SK RENSTRA AMPL REJANGLEBONGSK RENSTRA AMPL REJANGLEBONG
SK RENSTRA AMPL REJANGLEBONGEdison Thomas
 
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022BappedaLampungUtara
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL PovinsiContoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsiinfosanitasi
 
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Joy Irman
 
Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022
Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022
Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022Penyalur Alat Kesehatan
 
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...Mikhail Rasyid
 
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaPermendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaRyadhi EthniCitizen
 
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019Mikhail Rasyid
 
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfPERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfKLINIKBUMISEHATLOMBO
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmNandang Sukmara
 
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum AdatPedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum AdatRyadhi EthniCitizen
 

What's hot (20)

SK RENSTRA AMPL REJANGLEBONG
SK RENSTRA AMPL REJANGLEBONGSK RENSTRA AMPL REJANGLEBONG
SK RENSTRA AMPL REJANGLEBONG
 
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
Deputi pendanaan paparan sosialisasi dtk 2022
 
Paparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSRPaparan FGD SHSR
Paparan FGD SHSR
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
 
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL PovinsiContoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
Contoh SK Gubernur Pembentukan Pokja AMPL Povinsi
 
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
Rencana Strategis Kementrian Pekerjaan Umum 2010-2014
 
Rpjp kab bdg 2005 2025
Rpjp kab bdg 2005 2025Rpjp kab bdg 2005 2025
Rpjp kab bdg 2005 2025
 
Pp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol ppPp 16 2018 satpol pp
Pp 16 2018 satpol pp
 
Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022
Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022
Juknis Dak BKKBN 2022 - Petunjuk Teknis Penggunaan DAK BKKBN 2022
 
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
P mendagri 10 2018 reviu dokumen perencanaan pembangunan & anggaran daera...
 
PP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmdPP8 2008-penyusunan rpjmd
PP8 2008-penyusunan rpjmd
 
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas DesaPermendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
Permendagri 45/2016 ttg Penetapan & Penegasan Batas Desa
 
Bab 1 perda rpjmd final
Bab 1 perda rpjmd finalBab 1 perda rpjmd final
Bab 1 perda rpjmd final
 
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas DesaPedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
Pedoman Penetapan dan Penegasan Batas Desa
 
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
P mendagri 35 2018 kebijakan pengawasan penyelenggaraan pemda 2019
 
Presentasi dak
Presentasi dakPresentasi dak
Presentasi dak
 
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdfPERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
PERGUB_NOMOR_3_TAHUN_2019_HIBAH_BANSOS.pdf
 
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spmPermendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
Permendagri 079-2007 pedoman penyusunan rencana pencapaian spm
 
Renja
RenjaRenja
Renja
 
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum AdatPedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
Pedoman Pemetaan Wilayah Masyarakat Hukum Adat
 

Viewers also liked

PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ
PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ
PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ joihot
 
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota CilegonMateri Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota Cilegonjoihot
 
Materi Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi RiauMateri Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi Riaujoihot
 
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI JakartaMaster Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakartajoihot
 
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro JambiMateri Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambijoihot
 
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Obie Donk Ach
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAjoihot
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031joihot
 
Kuesioner PODES 2014 - DESA
Kuesioner PODES 2014 - DESAKuesioner PODES 2014 - DESA
Kuesioner PODES 2014 - DESAjoihot
 
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang SelatanMateri Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatanjoihot
 
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Ramadhani Pratama
 
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan joihot
 

Viewers also liked (13)

PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ
PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ
PENJELASAN PERDA RDTR DAN PZ
 
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota CilegonMateri Teknis RTRW Kota Cilegon
Materi Teknis RTRW Kota Cilegon
 
Materi Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi RiauMateri Teknis RTRW Provinsi Riau
Materi Teknis RTRW Provinsi Riau
 
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI JakartaMaster Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
Master Plan dan Kajian Akademis Persampahan Provinsi DKI Jakarta
 
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro JambiMateri Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
Materi Teknis RTRW Kabupaten Muaro Jambi
 
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
Expose lapdul rtbl cbd cikarang pusat bekasi 2014
 
Rencana Rinci KEK Jawa Barat
Rencana Rinci KEK Jawa BaratRencana Rinci KEK Jawa Barat
Rencana Rinci KEK Jawa Barat
 
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTAPERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
PERDA NO 1/2014 TTG RDTR DAN PERATURAN ZONASI DKI JAKARTA
 
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
Dokumen RTRW Kota Bandung Tahun 2011 - 2031
 
Kuesioner PODES 2014 - DESA
Kuesioner PODES 2014 - DESAKuesioner PODES 2014 - DESA
Kuesioner PODES 2014 - DESA
 
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang SelatanMateri Teknis RTRW Tangerang Selatan
Materi Teknis RTRW Tangerang Selatan
 
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
Lampiran raperda rtrw kota bandung (18.04.11)
 
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
Lampiran III 1 Peta Zonasi Kecamatan
 

Similar to Kebijakan Penganggaran Daerah terkait DAK

2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018Ahmad Abdul Haq
 
DAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptx
DAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptxDAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptx
DAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptxkiswanpurwanto
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfRoySiadari1
 
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdfindrasyarif3
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganOperator Warnet Vast Raha
 
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...Ahmad Abdul Haq
 
Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014
Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014
Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014Aldy Juliansyah
 
PMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdf
PMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdfPMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdf
PMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdfirmanurfitroh
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Operator Warnet Vast Raha
 
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptxImplementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptxKutaiTimur
 
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negaraPengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negararindwaadhi
 
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbdSos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbdBAPPEDA - PEMKAB. JOMBANG
 
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdfErickTanalepy
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfYandryAbun1
 
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015Albar Kendari
 
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2Nandang Sukmara
 
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptxABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptxAbinul1
 
Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020
Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020
Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020hoyin rizmu
 

Similar to Kebijakan Penganggaran Daerah terkait DAK (20)

2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 20182018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
2018-05-03 Kebijakan DAK Fisik 2018
 
DAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptx
DAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptxDAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptx
DAK Fisik 2023_PJJ_Agustus 23_Sent.pptx
 
Dana Alokasi Khusus.pptx
Dana Alokasi Khusus.pptxDana Alokasi Khusus.pptx
Dana Alokasi Khusus.pptx
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
 
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
 
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdaganganKemenkeu   djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
Kemenkeu djpk - bahan presentasi sosialisasi dak - perdagangan
 
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
2018-04-11 (08) Ditjen Perbendaharaan - Mekanisme Penyaluran DAK Fisik dan Da...
 
Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerjaKerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja
 
Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014
Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014
Ekspose dak 2014 19 dan 20 agustus 2014
 
PMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdf
PMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdfPMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdf
PMK 204_2022 - BOK - 18 Januari 2022 (net).pdf
 
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012Kemendagri   kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
Kemendagri kebijakan pengelolaan dak perdagangan dlm apbd jan 2012
 
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptxImplementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
Implementasi-rkpd2021_kalbar.pptx
 
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negaraPengelolaan Belanja Bendahara umum negara
Pengelolaan Belanja Bendahara umum negara
 
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbdSos dak 2012   pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
Sos dak 2012 pokok-pokok pengelolaan keuangan dak dalam apbd
 
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
#1 Kebijakan Penyaluran DF DD.pdf
 
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdfARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
ARAH KEBIJAKAN PMDN 77 DAN 90.pdf
 
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015
Revisi program dan penganggaran p2kp ta. 2015_10062015
 
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
Lampiran permendagri-no.-37-tahun-2012 137-2
 
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptxABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
ABI Paparan Pengelolaan Dana BOSP 2023 - Dirjen Bina Keuda.pptx
 
Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020
Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020
Permen 33 tahun 2019 ttg pedoman apbd 2020
 

Recently uploaded

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.pptSonyGobang1
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfssuser40d8e3
 

Recently uploaded (9)

Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
05 Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.ppt
 
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
2021 - 12 - 10 PAPARAN AKHIR LEGGER JALAN.pptx
 
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdfrekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
rekayasa struktur beton prategang - 2_compressed (1).pdf
 

Kebijakan Penganggaran Daerah terkait DAK

  • 1. Kebijakan Penganggaran di Daerah terkait dengan Dekonsentrasi, Tugas Pembantuan, dan Dana Alokasi Khusus (DAK) DIREKTORAT JENDERAL PERIMBANGAN KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Putut Hari Satyaka Kepala Subdirektorat Dana Alokasi Khusus DIREKTORAT DANA PERIMBANGAN
  • 2. Prinsip Pengelolaan Keuangan Negara “Keuangan Negara dikelola secara tertib, taat pada peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan, dan bertanggung- jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.” 2 Pasal 3 UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara
  • 3. Di luar 6 Urusan Absolut 6 Urusan (Absolut) 1.Politik Luar Negeri 2.Pertahanan 3.Keamanan 4.Yustisi 5.Moneter dan Fiskal Nas. 6.Agama Urusan Wajib (Obligatory) Terkait dengan Penyelenggaraan Pelayanan Dasar, seperti Pendidikan, dan Kesehatan. ---------------------------------------------------------------------------- ------------ Urusan Pilihan (Optional) Terkait dengan potensi unggulan seperti, Pertambangan, Perikanan, Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Pariwisata. Kewenangan Pusat • Diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah; • Diselenggarakan melalui asas Dekonsentrasi; • Diselenggarakan melalui asas Tugas Pembantuan. Diselenggarakan melalui asas Desentralisasi CONCURRENT (Urusan Bersama) Diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah Kewenangan Daerah Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan UU 32 Th 2004 PP 38 Th 2007 SISTEM PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN
  • 4. Melalui Angg.K/L Belanja Pemerintah Pusat Dana Perimbangan Transfer ke Daerah Dana Otsus Daerah Dana Penyesuaian Pemerintah Pusat  Pajak  SDA • DBH • DAU • DAK Belanja APBN Mendanai kegiatan 6 Urusan (Absolut) Mendanai kegiatan di luar 6 Urusan Absolut Mendanai Program Nasional Melalui Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (APP) Penyelenggaraan Desentralisasi (Masuk APBD) PNPM ; BOS ; Jamkesmas Subsidi ; BLT • Sebagian dapat diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah • Sebagian dapat diselenggarakan melalui asas Dekonsentrasi • Sebagian dapat diselenggarakan melalui asas Tugas Pembantuan diselenggarakan Sendiri oleh Pemerintah POLA HUBUNGAN KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH
  • 5. Pemerintah Pusat IMPLEMENTASI KONSEPSI MONEY FOLLOWS FUNCTION Sumber pendanaan Pemerintah Daerah Kewenangan : tugas/urusan 5 1. Kewenangan pungutan Memperkuat esensi dan posisi otonomi dalam menopang kapasitas fiskal daerah  diatur dg UU 28/2009 ttg PDRD 2. Transfer dari APBN a. Dana Bagi Hasil b. Dana Alokasi Umum c. Dana Alokasi Khusus Memperkuat kapasitas fiskal daerah, utamanya bagi daerah yg menghasilkan sumber penerimaan negara yg signifikan Menyesuaikan antara kapasitas fiskal daerah dengan beban pendanaan atas urusan yg telah diserahkan Menyelesaikan permasalahan pendanaan daerah yg tidak bisa digeneralisir & menyeimbangkan tingkat layanan publik d. Dana Transfer Lain Kebijakan khusus yg tidak tertampung dalam Daper, namun berkembang dalam dinamika perkembangan otonomi 3. Kewenangan pinjaman Untuk akselerasi pembangunan, dalam hal sumber pendanaan yg diserahkan tidak mencukupi
  • 7. Aturan Terkait DAK 7 •UU NO 33 TAHUN 2004, Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan DaerahUU •PP NO 55 TAHUN 2005, Dana Perimbangan PP •PMK No.201/PMK.07/2012, Pedoman Umum dan Alokasi DAK 2013 •PMK No.06/PMK.07/2012, Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah •PMK No.165/PMK.07/2012, Pengalokasian Anggaran Transfer ke Daerah PMK •Peraturan Menteri Teknis tentang Petunjuk Teknis Penggunaan DAK •Permendagri tentang Pengelolaan Keuangan DAK di DaerahPMT
  • 8. Kebijakan Umum DAK (1) 1. Membantu daerah dalam penyediaan sarana dan prasarana fisik pelayanan dasar masyarakat untuk mendorong pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM). 2. Membantu daerah dalam membiayai kegiatan tertentu dalam rangka pencapaian sasaran prioritas nasional. 3. Menyempurnakan penyusunan kebijakan DAK yang berbasis hasil (output) sesuai dengan RPJMN. 4. Meningkatkan koordinasi penyusunan Petunjuk Teknis (Juknis) agar lebih tepat sasaran dan tepat waktu. 5. Meningkatkan sinkronisasi dan sinergitas pelaksanaan DAK baik di pusat maupun di daerah. 8
  • 9. Kebijakan Umum DAK (2) 6. Meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan DAK melalui koordinasi perencanaan dan pengelolaan DAK di berbagai tingkatan pemerintahan (mulai dari Musrenbangda); 7. Mendukung upaya percepatan pelaksanaan kegiatan di daerah dalam rangka mewujudkan output dan outcome yang diharapkan; 8. Menggunakan kinerja pelaporan pelaksanaan DAK dari daerah sebagai salah satu pertimbangan dalam pengalokasian DAK; 9. Meningkatkan koordinasi dan kualitas pemantauan dan evaluasi pelaksanaan DAK. 9
  • 10. Penetapan Program & Kegiatan DAK • DAK dialokasikan dalam APBN sesuai dengan program yang menjadi prioritas nasional yang dimuat dalam RKP tahun anggaran bersangkutan. • Menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan didanai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan RKP. • Menteri teknis menyampaikan ketetapan tentang kegiatan khusus kepada Menteri Keuangan. 10
  • 11. Formula Perhitungan DAK Per Daerah 11 1. Menentukan daerah penerima dengan menggunakan 3 (tiga) kriteria, yaitu: Kriteria Umum (KU) KU = (PAD + DAU + DBH – DBH DR) - Belanja Gaji PNSD Daerah dengan KU dibawah rata-rata KU secara Nasional adalah daerah yang prioritas mendapatkan DAK Kriteria Khusus (KK) Berupa : a. Peraturan perundang-undangan yang mengatur penyelenggaraan otonomi khusus (Papua & Papua Barat), dan seluruh daerah tertinggal diprioritaskan mendapat alokasi DAK. b. Karakteristik daerah, seperti: (1) Daerah Tertinggal; (2) Daerah perbatasan dengan negara lain; (3) Daerah rawan bencana; (4) Daerah Pesisir dan/ atau Kepulauan; (5) Daerah ketahanan pangan; (6) Daerah pariwisata Kriteria Teknis (KT) berdasarkan indikator-indikator teknis yang dapat menggambarkan kondisi sarana dan prasarana yang akan didanai dari DAK 2. Perhitungan besaran alokasi DAK per daerah menggunakan perhitungan indeks berdasarkan KU, KK dan KT
  • 12. Bidang-Bidang DAK 12 Pada TA 2014, DAK berjumlah 19 bidang, yaitu: 1. Bidang Pendidikan 2. Bidang Kesehatan 3. Bidang Infrastruktur Jalan 4. Bidang Infrastruktur Irigasi 5. Bidang Infrastruktur Air Minum 6. Bidang Infrastruktur Sanitasi 7. Bidang Prasarana Pemerintahan Daerah 8. Bidang Kelautan dan Perikanan 9. Bidang Pertanian 10. Bidang Lingkungan Hidup 11. Bidang Keluarga Berencana 12. Bidang Kehutanan 13. Bidang Prasarana Perdagangan 14. Bidang Energi Perdesaan 15. Bidang Transportasi Perdesaan 16. Bidang Sarana dan Prasarana Daerah Tertinggal 17. Bidang Sarana dan Prasarana Kawasan Perbatasan 18. Bidang Perumahan dan Permukiman 19. Bidang Keselamatan Transportasi Darat Deskripsi kebijakan menurut masing-masing bidang dapat dilihat di RKP 2014 (Bappenas)
  • 13. PENETAPAN, PENGGUNAAN, DAN PENGANGGARAN DAK • Alokasi DAK per daerah ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan segera setelah UU APBN diterbitkan. • Berdasarkan penetapan alokasi DAK, menteri teknis menyusun Petunjuk Teknis Penggunaan DAK , paling lambat 2 (dua) minggu setelah PMK ditetapkan. • Daerah penerima DAK wajib mencantumkan alokasi dan penggunaan DAK di dalam APBD. • Penggunaan DAK dilakukan sesuai dengan Petunjuk Teknis Penggunaan DAK. • DAK tidak dapat digunakan untuk mendanai administrasi kegiatan, penyiapan kegiatan fisik, penelitian, pelatihan, dan perjalanan dinas 13
  • 14. TAHAP I 30% TAHAP III 25% TAHAP II 45% Dilaksanakan paling cepat bulan Pebruari 2011 setelah daerah menyampaikan Perda APBD, Laporan DAK Tahun sebelumnya, & Surat Pernyataan Penyediaan Dana Pendamping Dilaksanakan setelah Daerah menyampaikan Laporan penyerapan Penggunaan DAK Thp I (penyerapan minimum 90%) Dilaksanakan setelah Daerah menyampaikan Laporan penyerapan Penggunaan DAK Thp II (penyerapan minimum 90%) PENYALURAN DAK PMK No. 06/PMK.07/2012  Laporan Realisasi Penyerapan DAK Tahap I atau Tahap II diterima DJPK paling lambat 7 (tujuh) hari kerja sebelum tahun anggaran berakhir.  Apabila sampai batas waktu tsb daerah tdk menyampaikan laporan Tahap II atau III maka sisa pagu DAK tidak dapat disalurkan lagi ke daerah (tetap di kas negara) 14
  • 15. DANA PENDAMPING DAK • Daerah penerima DAK WAJIB MENGANGGARKAN DANA PENDAMPING dalam APBD sekurang-kurangnya 10% (sepuluh persen) dari besaran alokasi DAK yang diterimanya. – Kewajiban penyediaan Dana Pendamping menunjukkan komitmen daerah terhadap bidang kegiatan yang didanai dari DAK yang merupakan kewenangan daerah. • Dana Pendamping digunakan untuk mendanai kegiatan yang BERSIFAT KEGIATAN FISIK. – Yang dimaksud kegiatan fisik adalah kegiatan diluar kegiatan administrasi proyek, kegiatan penyiapan proyek fisik, kegiatan penelitian, kegiatan pelatihan, kegiatan perjalanan pegawai daerah, dan kegiatan umum lain yang sejenis. 15
  • 16. Sisa Dana DAK (Berdasarkan PMK 183/PMK.07/2013) • Dalam hal pada akhir tahun anggaran terdapat sisa DAK dari bidang- bidang DAK yang output kegiatannya sudah tercapai, maka sisa DAK tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK dengan ketentuan sebagai berikut: – sisa DAK dari bidang-bidang tersebut digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang yang sama pada tahun anggaran berikutnya; dan/atau – Akumulasi sisa DAK dari bidang-bidang tersebut dapat digunakan untuk mendanai kegiatan DAK di bidang tertentu pada tahun anggaran berikutnya, dengan memperhatikan prioritas nasional dan menggunakan petunjuk teknis tahun anggaran berjalan. • Sisa DAK tidak dapat digunakan sebagai dana pendamping DAK. • Pelaksanaan kegiatan yang didanai dari sisa DAK harus selesai dan dapat dimanfaatkan pada akhir tahun anggaran berkenaan.
  • 17. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PENGAWASAN DAK • Menteri Teknis melakukan pemantauan dan evaluasi dari segi teknis terhadap penyelenggaraan kegiatan di daerah yang dibiayai dari DAK sesuai dengan kewenangan masing-masing • Menteri Keuangan melakukan pemantauan dan evaluasi pengelolaan keuangan DAK • Pengawasan atas pelaksanaan DAK sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 17
  • 18. PELAPORAN DAK 1. PELAPORAN PROGRESS KEUANGAN – Dilakukan setiap Tahapan Penyaluran Kepada Menteri Keuangan – Menunjukkan kinerja penyerapan dari kas daerah – Merupakan Syarat Penyaluran – Format pelaporan berdasarkan PMK ttg Pelaksanaan dan Pertanggungjawaban Anggaran Transfer Ke Daerah 2. PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN DAK (FISIK) – Dilakukan setiap triwulanan kepada : 1. Menteri Teknis (untuk masing-masing bidang oleh SKPD) dan 2. Menteri Keuangan dan Menteri Dalam Negeri (merupakan kompilasi seluruh bidang oleh Bappeda). – Menunjukkan kinerja pelaksanaan fisik kegiatan – Format pelaporan berdasarkan Juknis – Dapat dijadikan sebagai disinsentive bagi daerah yang tidak melaporkan, melalui penggunaan kinerja pelaporan sebagai salah satu pertimbangan dalam penyusunan kriteria teknis – Sebagai bahan laporan Menteri teknis setiap akhir tahun anggaran kepada Menkeu, MenBappenas, Mendagri 18
  • 19. DANA DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN
  • 20. Aturan Terkait Dana Dekon & TP • UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; • UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; • UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; • UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; • UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah • PP No. 20 Tahun 2004 tentang Rencana Kerja Pemerintah; • PP No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; • PP No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota; • PP No. 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. • PP No. 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewengan serta Kedudukan Keuangan Gubernur Sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi yang disempurnakan dengan PP 23 Tahun 2011 • PMK 156 Tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana Dekonsentrasi dan Dana Tugas Pembantuan yang disempurnakan dengan PMK 248 Tahun 2010 • SEB 3 Menteri No. 0442/MPPN/11/2010, SE-696/MK/2010, 120/4693/SJ tentang Peningkatan Efektivitas Penyelenggaraan Program dan Kegiatan K/L di Daerah serta Peningkatan Peran Aktif Gubernur Selaku Wakil Pemerintah • PMK 125 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berasal Dari Dana Dekonsentrasi dan DanaTugas Pembantuan Sebelum TA 2011 20
  • 21. Prinsip Pendanaan Dekon/TP 1. Pendanaan Dekon/TP hanya dialokasikan untuk membiayai kegiatan yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat di daerah (mengacu PP 38/2007) 2. Pendanaan Dekon hanya diperuntukkan mendukung penguatan dan pemberdayaan peran Gubernur selaku Wakil Pemerintah Pusat, dan kegiatannya bersifat non fisik 3. Pendanaan TP hanya membiayai kegiatan yang bersifat fisik, dan ditujukan kepada Gubernur/Bupati/Walikota selaku Kepala Daerah Otonom 4. Pendanaan Dekon/TP seluruhnya bersumber dari APBN, K/L tidak diperkenankan meminta Daerah menyediakan dana pendamping (cost sharing) 5. Kegiatan Dekon/TP yang didanai mengacu pada RKP dan Prioritas Nasional dalam rangka mendukung penguatan triple track strategy (pro growth, pro job, & pro poor) 6. K/L wajib memberitahukan kegiatan Dekon/TP kepada Gubernur/Bupati/ Walikota sebelum pelimpahan/penugasan dalam rangka mendukung terwujudnya sinergisitas pusat dan daerah 7. Gubernur/Bupati/Walikota memberitahukan kepada DPRD saat pembahasan RAPBD perihal rencana Penyelenggaraan Dekon/TP 8. Pengelolaan Dana Dekon/TP dilakukan secara tertib, transparan dan akuntabel guna mewujudkan LKPP yang Wajar Tanpa Pengecualian 21
  • 22. • Sifat kegiatan non-fisik yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang tidak menambah aset tetap • Sebagian kecil Dana Dekon dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan barang/jasa dan penunjang lainnya • Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L Karakteristik Kegiatan Dekonsentrasi 22 * Berdasarkan PMK 156/2008 yang disempurnakan dengan PMK 248/2010 Jenis Kegiatan Akun Keterangan Kegiatan Utama (Non Fisik) : Sinkronisasi, Evaluasi, Pengedalian, Supervisi, Penyuluhan, dsb. Belanja Barang sesuai peruntukannya Tidak menambah aset Kegiatan Pendukung/ Penunjang: Pengadaan Barang/ Jasa, penunjang lainnya Belanja Barang Penunjang Kegiatan Dekon (Kode Akun 521311) Tidak menambah aset
  • 23. • Sifat kegiatan fisik, yaitu kegiatan yang menghasilkan keluaran yang menambah nilai aset pemerintah. • Sebagian kecil Dana TP dapat dialokasikan sebagai dana penunjang untuk pelaksanaan tugas administratif dan/atau pengadaan input berupa pengadaan barang/jasa dan penunjang lainnya • Penentuan besarnya alokasi dana penunjang harus memperhatikan asas kepatutan, kewajaran, ekonomis, dan efisiensi, serta disesuaikan dengan karakteristik kegiatan masing-masing K/L Jenis Kegiatan Akun Keterangan A. Kegiatan Utama TP : 1. Fisik : Pengadaan tanah, bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan jaringan, serta dapat berupa kegiatan yang bersifat fisik lainnya Belanja Modal sesuai peruntukannya Menambah Aset 2. Fisik Lainnya (Barang Habis Pakai) : Obat-obatan, vaksin, pengadaan bibit dan pupuk yang diserahkan kepada Pemda Belanja Barang Fisik Lainnya TP (521411) Tidak Menambah Aset B. Kegiatan Pendukung/Penunjang : Pengadaan barang/jasa, penunjang lainnya Belanja Barang Penunjang Kegiatan TP (521321) Dapat Menambah Aset Tetap Karakteristik Kegiatan Tugas Pembantuan 23
  • 24. 1. Pagu dana yang akan dilimpahkan/ditugaskan merupakan pagu dari K/L. 2. Untuk mendukung pelaksanaan program dan kegiatan, K/L harus memperhitungkan kebutuhan anggaran: a) Biaya penyusunan dan pengiriman laporan oleh SKPD; b) Biaya operasional dan pemeliharaan atas hasil pelaksanaan kegiatan yang belum dihibahkan; c) Honorarium pejabat pengelola keuangan; d) Biaya lainnya dalam rangka pencapaian target pelaksanaan kegiatan. 3. Sejalan dengan penerapan Penganggaran Berbasis Kinerja mulai tahun 2011, maka dalam penyusunan RKA-KL agar diperhatikan hal-hal sbb: a) Kegiatan yang dituangkan dalam RKA-KL merupakan kegiatan Eselon I sesuai dengan hasil restrukturisasi; b) Target kinerja (kuantitas, kualitas, jenis dan satuan output) dan besarnya alokasi anggaran yang menjadi tanggung jawab masing-masing SKPD dituangkan dengan jelas dalam RKA-KL; c) Dokumen pendukung dari masing-masing SKPD harus sudah dilengkapi pada saat penelaahan RKA-KL. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penganggaran Dana Dekon/TP 24
  • 25. Terima Kasih Kementerian Keuangan Jl. DR Wahidin No. 1, Gd. Radius Prawiro Jakarta Pusat, Indonesia, 10710 Telp. +6221-3509442 Fax. +6221-3509443 Website : http://www. djpk.depkeu.go.id

Editor's Notes

  1. 22
  2. 23