SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
Dana Alokasi Khusus
(DAK)
Kelompok 6:
Septi Asriani
Siti Aisyah
Sri Mulya Saputri
Defenisi DAK
Menurut Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 33
Tahun 2004 Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana
yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan
untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang
merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.
Unsur-unsur DAK
• Merupakandana yang bersumber dari pendapatan APBN
• Dialokasikankepada daerahtertentu
• Digunakanuntukmendanaikegiatankhususyang merupakan
urusandaerah
• Kegiatankhusus yang didanai dengan DAK harus sesuai dengan
prioritaSnasional/fungsi yang telah ditetapkan dalamAPBN
• DAK ditentukanoleh Pemerintah Pusat dan/atau diusulkan oleh
daerahtertentu
• DAK diperuntukanguna membiayai kegiatan fisikpelayanan
masyarakatdenganumur ekonomis yang panjang.
Dasar Hukum DAK
Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan
keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah
Peraturan pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang dana
perimbangan
Peraturan mentri keuangan Nomor 06/PM.07/2012 tentang
pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran transfer ke
daerah
Peraturan mentri keuangan nomor 165/PMK.07/2012 tentang
pengalokasian anggaran transfer ke daerah
Kebijakan Dana Alokasi
Khusus
1. Penetapan program dan kegiatan,
2. Penghitungan alokasi DAK,
3. Arah kegiatan dan penggunaan DAK,
dan
4. Administrasi pengelolaan DAK.
1. Penetapan Program dan
Kegiatan
Pasal 52 Peraturan Pemerintah (PP)
Nomor 55 Tahun 2005 menyatakan
bahwa program yang menjadi
prioritas nasional dimuat dalam
Rencana Kerja Pemerintah (RKP)
tahun anggaran bersangkutan
Sementara itu, menteri teknis
mengusulkan kegiatan khusus yang
akan di danai dari DAK dan
ditetapkan setelah berkoordinasi
dengan Menteri Dalam Negeri,
Menteri Keuangan, dan Menteri
Negara Perencanaan Pembangunan
Nasional, sesuai dengan RKP.
Selanjutnya, menteri teknis menyampaikan ketetapan mengenai kegiatan khusus
tersebut kepada Menteri Keuangan, yang akan dipergunakan oleh Menteri Keuangan
untuk melakukan perhitungan alokasi DAK
2. Penghitungan
Alokasi DAK
Pasal 54 PP Nomor 55 Tahun 2005 mengatur
bahwa perhitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2
tahap, yaitu:
1) penentuan daerah tertentu yang menerima DAK;
dan
2) penentuan besaran aloksi DAK masing-masing
daerah
Penentuan daerah tertentu tersebut
harus memenuhi :
1. Kriteria Umum
2. Kriteria Khusus
3. Kriteria Teknis
3. Arah Kebijakan
DAK
1. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan
kemampuan fiskal rendah atau dibawah rata-rata nasional.
2. Sasaran lokasi penerima dak relative belum jelas.Sasaran lokasi
penerima DAK sudah jelas yang difokuskan untuk daerah
tertinggal,daerah ketahanan pangan, dan daerah pariwisata.
3. Jumlah bidang dak sebanyak 11 bidang, meliputi: DAK bidang
pendidikan, DAK bidang kesehatan, DAK bidang infrastruktur
jalan infrastruktur irigasnair minum dan penyehatan lingkunga,
dak bidang kelautan dan perikanan, DAK bidang pertanian, DAK
bidang prasarana pemerintahan desa, DAK bidang lingkungan
hidup, DAK bidang keluarga berencana, DAK bidang kehutanan ,
DAK bidang sarana dan prasarana pedesaan , DAK bidang
perdagangan .
4. Tidak ada prioritas daerah penerima dak dalam pengalokasian dak
berdasarkan kriteria umum (kinerja pelayanan belum digunakan
sebagai indikator alokasi).
4. Administrasi Pengalokasian DAK
1. Proses Penetapan Alokasi DAK
a. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dilakukan
perumusan kebijakan umum DAK di APBN, termasuk
didalamnya bidang-bidang yang akan di danai dari DAK.
b. Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan koordinasi
dalam rangka pembahasan kegiatan khusus yang diusulkan oleh
Menteri Teknis.
c. Menteri Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK
berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis.
d. Menteri keuangan menetapkan alokasi DAK untuk masing-
masing daerah melalui Peraturan Menteri Keuangan.
Dana Pendamping
Daerah penerimaan DAK wajib
menyediakan dana pendamping sekurang-
kurangnya 10% dari nilai DAK yang diterima
untuk mendanai kegiatan fisik. Dana
pendamping terseut wajib di anggarkan dalam
APBD tahun anggaran berjalan.
Optimalisasi Sisa DAK
1. Daerah penerimaan DAK dapat melakukan
optimalisasi penggunaan DAK degan
merencanakan dan mengganggarkan
kembali kegiatan DAK dalam APBD.
Optimalisasi dilakukan untuk kegiatan
bidang DAK yang sama dan sesuai dengan
petunjuk teknis
2. Dalam hal terdapat sisa DAK pada
kasdaerad ada tahun anggaran
berakhir,daerah dapat menggunakan sisa
DAK tersebut untuk mendanai kegiatan
DAK pda bidang yang sama tahun anggaran
THANK YOU
ANY QUESTION ?

More Related Content

Similar to DAK

Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Tidore Tidore
 
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Rooy John
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK FisikAhmad Abdul Haq
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK FisikAhmad Abdul Haq
 
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihanBahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihanBeta Uliansyah
 
Strategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptxStrategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptxPemkot prabumulih
 
Tugas Individu Analisis DAK.pptx
Tugas Individu Analisis DAK.pptxTugas Individu Analisis DAK.pptx
Tugas Individu Analisis DAK.pptxJhon425472
 
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdfindrasyarif3
 
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptxFeraEzaSafitri
 
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022BappedaLampungUtara
 
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021BappedaLampungUtara
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahDadang Solihin
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfRoySiadari1
 

Similar to DAK (20)

PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017PPAS Tahun 2017
PPAS Tahun 2017
 
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
Kebijakan Umum Anggaran (Kua) induk 2017 08nov2016
 
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
 
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
2017-03-03 Penyaluran DAK Fisik
 
Webinar BOSP.pdf
Webinar BOSP.pdfWebinar BOSP.pdf
Webinar BOSP.pdf
 
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihanBahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
Bahan presentasi dirjen pk dengan menkeu ttg pengalihan
 
Strategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptxStrategi Penurunan Stunting.pptx
Strategi Penurunan Stunting.pptx
 
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
Apbn 2016- presiden joko widodo indonesia raya
 
slide 2.pptx
slide 2.pptxslide 2.pptx
slide 2.pptx
 
Tugas Individu Analisis DAK.pptx
Tugas Individu Analisis DAK.pptxTugas Individu Analisis DAK.pptx
Tugas Individu Analisis DAK.pptx
 
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012Bahan direktur pkd   shangrila hotel maret 2012
Bahan direktur pkd shangrila hotel maret 2012
 
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
10_03 BPSDM Riau SPP.pdf
 
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
220616 Bahan Arah Kebijakan DAK 2023 _Provinsi Sumatera Barat.pptx
 
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
sambutan menteri ppn sosialisasi dak 2022
 
KONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARANKONSEP ANGGARAN
KONSEP ANGGARAN
 
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
Dirjen keuda kemendagri dak bappenas 2021
 
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan DaerahStrategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
Strategi Penetapan Kebijakan Anggaran Pembangunan Daerah
 
Kerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerjaKerangka acuan kerja
Kerangka acuan kerja
 
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdfPermen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
Permen-PUPR-No-8-Tahun-2020 JUKNIS DAK.pdf
 

Recently uploaded

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...ChairaniManasye1
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxZefanya9
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxzulfikar425966
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptatiakirana1
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelAdhiliaMegaC1
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bankzulfikar425966
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategikmonikabudiman19
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerjamonikabudiman19
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptAchmadHasanHafidzi
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IAccIblock
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...OknaRyana1
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalAthoillahEconomi
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).pptAchmadHasanHafidzi
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptFrida Adnantara
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IIkaAliciaSasanti
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnyaIndhasari3
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxHakamNiazi
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfNizeAckerman
 

Recently uploaded (20)

Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
Ekonomi Makro Pertemuan 4 - Tingkat pengangguran: Jumlah orang yang menganggu...
 
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptxPPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
PPT KELOMPOK 4 ORGANISASI DARI KOPERASI.pptx
 
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptxPerkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
Perkembangan-Industri-Fintech-di-Indonesia.pptx
 
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.pptBab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
Bab 14 - Perhitungan Bagi Hasilsyariah.ppt
 
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi ModelBab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
Bab 13 Pemodelan Ekonometrika: Spesifikasi Model
 
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non BankPresentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
Presentasi Leasing Pada Lembaga Keuangan Non Bank
 
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen StrategikKonsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
Konsep Dasar Manajemen, Strategik dan Manajemen Strategik
 
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal KerjaPengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
Pengertian, Konsep dan Jenis Modal Kerja
 
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.pptPengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
Pengantar Akuntansi dan Prinsip-prinsip Akuntansi.ppt
 
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN IPIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
PIUTANG, AKUNTANSI, AKUNTANSI KEUANGAN LANJUTAN I
 
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
MENYELESAIKAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS PEROLEHAN DAN PEMBAYARAN KAS VERIFIKASI ...
 
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptxANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
ANALISIS SENSITIVITAS SIMPLEKS BESERTA PERUBAHAN KONTRIBUSI.pptx
 
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskalKELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
KELOMPOK 17-PEREKONOMIAN INDO moneter dan fiskal
 
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).pptSIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan  analisis transaksi).ppt
SIKLUS AKUNTANSI (Identifkasi dan analisis transaksi).ppt
 
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.pptModal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
Modal Kerja manajemen keuangan modal kerja.ppt
 
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintahKeseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
Keseimbangan perekonomian tigas termasuk peran pemerintah
 
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro IMateri Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
Materi Mata Kuliah Pengantar Ekonomi Makro I
 
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
Ukuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnyaUkuran Letak Data  kuartil  dan  beberapa pembagian  lainnya
Ukuran Letak Data kuartil dan beberapa pembagian lainnya
 
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptxPERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
PERAN KARYAWAN DALAM PENGEMBANGAN KARIR.pptx
 
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdfKESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
KESEIMBANGAN PEREKONOMIAN DUA SEKTOR.pdf
 

DAK

  • 1. Dana Alokasi Khusus (DAK) Kelompok 6: Septi Asriani Siti Aisyah Sri Mulya Saputri
  • 2. Defenisi DAK Menurut Pasal 1 angka 23 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
  • 3. Unsur-unsur DAK • Merupakandana yang bersumber dari pendapatan APBN • Dialokasikankepada daerahtertentu • Digunakanuntukmendanaikegiatankhususyang merupakan urusandaerah • Kegiatankhusus yang didanai dengan DAK harus sesuai dengan prioritaSnasional/fungsi yang telah ditetapkan dalamAPBN • DAK ditentukanoleh Pemerintah Pusat dan/atau diusulkan oleh daerahtertentu • DAK diperuntukanguna membiayai kegiatan fisikpelayanan masyarakatdenganumur ekonomis yang panjang.
  • 4. Dasar Hukum DAK Undang-Undang No 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah Peraturan pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang dana perimbangan Peraturan mentri keuangan Nomor 06/PM.07/2012 tentang pelaksanaan dan pertanggungjawaban anggaran transfer ke daerah Peraturan mentri keuangan nomor 165/PMK.07/2012 tentang pengalokasian anggaran transfer ke daerah
  • 5. Kebijakan Dana Alokasi Khusus 1. Penetapan program dan kegiatan, 2. Penghitungan alokasi DAK, 3. Arah kegiatan dan penggunaan DAK, dan 4. Administrasi pengelolaan DAK.
  • 6. 1. Penetapan Program dan Kegiatan Pasal 52 Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 55 Tahun 2005 menyatakan bahwa program yang menjadi prioritas nasional dimuat dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun anggaran bersangkutan Sementara itu, menteri teknis mengusulkan kegiatan khusus yang akan di danai dari DAK dan ditetapkan setelah berkoordinasi dengan Menteri Dalam Negeri, Menteri Keuangan, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, sesuai dengan RKP. Selanjutnya, menteri teknis menyampaikan ketetapan mengenai kegiatan khusus tersebut kepada Menteri Keuangan, yang akan dipergunakan oleh Menteri Keuangan untuk melakukan perhitungan alokasi DAK
  • 7. 2. Penghitungan Alokasi DAK Pasal 54 PP Nomor 55 Tahun 2005 mengatur bahwa perhitungan alokasi DAK dilakukan melalui 2 tahap, yaitu: 1) penentuan daerah tertentu yang menerima DAK; dan 2) penentuan besaran aloksi DAK masing-masing daerah
  • 8. Penentuan daerah tertentu tersebut harus memenuhi : 1. Kriteria Umum 2. Kriteria Khusus 3. Kriteria Teknis
  • 9. 3. Arah Kebijakan DAK 1. Diprioritaskan untuk membantu daerah-daerah dengan kemampuan fiskal rendah atau dibawah rata-rata nasional. 2. Sasaran lokasi penerima dak relative belum jelas.Sasaran lokasi penerima DAK sudah jelas yang difokuskan untuk daerah tertinggal,daerah ketahanan pangan, dan daerah pariwisata. 3. Jumlah bidang dak sebanyak 11 bidang, meliputi: DAK bidang pendidikan, DAK bidang kesehatan, DAK bidang infrastruktur jalan infrastruktur irigasnair minum dan penyehatan lingkunga, dak bidang kelautan dan perikanan, DAK bidang pertanian, DAK bidang prasarana pemerintahan desa, DAK bidang lingkungan hidup, DAK bidang keluarga berencana, DAK bidang kehutanan , DAK bidang sarana dan prasarana pedesaan , DAK bidang perdagangan . 4. Tidak ada prioritas daerah penerima dak dalam pengalokasian dak berdasarkan kriteria umum (kinerja pelayanan belum digunakan sebagai indikator alokasi).
  • 10. 4. Administrasi Pengalokasian DAK 1. Proses Penetapan Alokasi DAK a. Berdasarkan Rencana Kerja Pemerintah (RKP), dilakukan perumusan kebijakan umum DAK di APBN, termasuk didalamnya bidang-bidang yang akan di danai dari DAK. b. Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional melakukan koordinasi dalam rangka pembahasan kegiatan khusus yang diusulkan oleh Menteri Teknis. c. Menteri Keuangan melakukan penghitungan alokasi DAK berdasarkan kriteria umum, kriteria khusus, dan kriteria teknis. d. Menteri keuangan menetapkan alokasi DAK untuk masing- masing daerah melalui Peraturan Menteri Keuangan.
  • 11. Dana Pendamping Daerah penerimaan DAK wajib menyediakan dana pendamping sekurang- kurangnya 10% dari nilai DAK yang diterima untuk mendanai kegiatan fisik. Dana pendamping terseut wajib di anggarkan dalam APBD tahun anggaran berjalan.
  • 12. Optimalisasi Sisa DAK 1. Daerah penerimaan DAK dapat melakukan optimalisasi penggunaan DAK degan merencanakan dan mengganggarkan kembali kegiatan DAK dalam APBD. Optimalisasi dilakukan untuk kegiatan bidang DAK yang sama dan sesuai dengan petunjuk teknis 2. Dalam hal terdapat sisa DAK pada kasdaerad ada tahun anggaran berakhir,daerah dapat menggunakan sisa DAK tersebut untuk mendanai kegiatan DAK pda bidang yang sama tahun anggaran