SlideShare a Scribd company logo
1 of 13
z
Divisi Gastroenterologi
Departemen Ilmu Kesehatan Anak
Pembimbing:
Dr. dr. Supriatmo, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Ade Rachmat Yudiyanto, M.Ked(Ped), Sp.A(K)
dr. Rika Yunita, M. Ked(Ped), Sp.A
Journal Reading
z
Pendahuluan
Inflammatory Bowel Disease (IBD) dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe
- Penyakit Crohn (CD)
- Kolitis Ulseratif (UC)
Pasien dengan CD dan UC dapat memiliki manifestasi yang sama seperti diare, nyeri
perut, anoreksia, dan penurunan berat badan.
Sifat peradangan yang kronis dan lamban yang diamati pada beberapa anak dengan CD
membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi termasuk gagal tumbuh.
Dengan demikian, diperlukan upaya untuk mengembangkan metode baru, yang hemat
biaya, dan non-invasif untuk membantu dalam mengidentifikasi anak mana yang berisiko
lebih besar untuk IBD sehingga dapat dirujuk untuk evaluasi subspesialisasi dan penilaian
endoskopi definitif pada IBD
z
 Penyakit Chron dengan colitis ulseratif dikenal sebagai inflamtory bowel disease.
Penyakit Crohn disebabkan oleh suatu proses inflamasi transmural kronik yang
dapat mempengaruhi semua bagian dari saluran cerna dari mulut sampai anus.
 Tampilan penyakit Crohn pada anak sangat bergantung pada lokasi dan luasanya
inflamasi. Pada kebanyakan kasus timbul secara perlahan dengan gejala cerna
yang tidak spesifik dan adanya gagal tumbuh yang seringkali berakibat diagmosis
awal tidak tepat.
 Etiologi penyakit ini belum sepenuhnya dimengerti, namun kini diperkirakan
disebabkan oleh suatu respon imun yang tidak sesuai terhadapa antigen dari
bakteri flora normal pada seseorang yang mengalami kerentanan secara gentik.
z
 Studi sebelumnya mengidentifikasi terjadi peningkatan level
Antibodi IgA dan IgG dalam melawan Saccharomyces cerevisiae
(anti-Saccharomyces cerevisiae antibody, ASCA) pada serum
pasien dengan CD.
 Tes yang nengukur ASCA serum tersedia secara komersial,
yang dapat digunakan untuk menilai risiko terkena CD pada
pasien yang bergejala.

z
Bahan dan Metode
Populasi
Total sebanyak 157 dengan usia sekitar 19 tahun yang diketahui atau disangkakan IBD dari Poli
Rawat Jalan yang telah dilakukan endoskopi di Rumah Sakit Anak Boston antara Februari 2004 –
Desember 2006.
Sampel tinja dan serum dikumpulkan saat pendaftaranerkumpul 114 sampel faeces yang sesuai dan
disetujui untuk penilaian ASCA
Kriteria Eksklusi :
- Riwayat terinfeksi HIV , Hepatitis B, atau Hepatitis C
- Riwayat mengalami infeksi interik dalam 3 bulan sebelum pengumpulan sampel
Populasi kontrol
Sebanyak 14 anak sehat, berumur < 20 tahun, tanpa riwayat penyakit gastrointestinal direkrut oleh
TechLab untuk memberikan sampel tinjanya. Subjek yang menyetujui kemudian diberikan kit
pengumpulan dan diberi kode subjek donor, yang memungkinkan penilaian sampel secara blinded.
z
 Klasifikasi dari IB berdasarkan kriteria radiologi, endoskopi dan
histologi. Jika pemeriksaan darah dan feses tidak terkumpul
pada hari yang sama, data laboratorium diambil dari penelitian
yang dilakukan paling dekat dengan tanggal dimana sampel
feses diberikan.
z
 Karakteristik pasien dijelaskan dalam rata-rata, media dan proporsi.
 Spesimen feses di dibagi berdasarkan anak dengan IBD dan anak
sehat
 Penilaian akurasi dari pemeriksaan Fecal ASCA dalam
mendiagnosis CD dan UC menggunakan Test Wilcoxon dan Kurva
AUC – ROC.
 Pada analisis sekunder, penelitian ini juga menilai akurasi Fecal
ASCA yang tinggi antara pasien yang mengkonsumsi steroid dalam
waktu kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan dari pengumpulan
sampel.
z
Demografi Pasien dan
Karakteristik Penyakit
• Sebanyak 114 sampel feses dan 84 sampel
diantaranya juga memberikan sampe serum
untuk pemeriksaan ASCA.
• Dari 114 sampel, sebanyak 83 memiliki CD, 28
mengalami UC, sebanyak 2 sampel menjukkan
histologi kolon yang normal, dan 1 sampel
memiliki acute colitis.
z
Nilai Fecal dan Serum ASCA
 Nilai Fecal dan Serum ASCA secara signifikan lebih rendah pada sampel yang diperoleh dari
populasi sehat bila dibandingkan dengan sampel pasien dengan IBD.
 Kadar ASCA tinja yang diukur pada subjek kontrol yang sehat secara signifikan lebih rendah
dan varian yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kadar ASCA tinja yang diukur pada
pasien dengan IBD
z
Perbandingan Akurasi Fecal ASCA dan
Serum ASCA
 Median level Fecal dan Serum ASCA
lebih tinggi pada psaien engN CD
daripada tanpa CD
z
Perbandingan Kurva ROC pada Fecal ASCA dan
Serum ASCA
 Pada kurva ROC Fecal ASCA sebesar
0,62 dan Serum ASCA sebesara 0.74,
 Cutoff-points sensitivitas dan spesifisitas
untuk Fecal ASCA sebsar 0,11 dan untuk
Serum ASCA sebesar 0.09
z
Perbandingan Akurasi Fecal ASCA dan Serum
ASCA
 Kapasitas Fecal ASCA dalam
membedakan pasien dengan CD ataupun
tanpa CD meningkat secara signifikan
pada pasien yang terdiagnosis kurang
dari 6 bulan, dibandingkan hasil serum
ASCA.
 Sebaliknya, akurasi serum ASCA tidak
bervariasi berdasarkan waktu
didiagnosis.
 Tampaknya ada hubungan spesifik pada
penyakit dengan nilai Fecal ASCA antara
waktu pasien sejak didiagnosis dan
waktu partisipasi dalam penelitian.
z
Kesimpulan
• Meskipun tidak konklusif, hasil uji biomarker dari penelitian ini dapat membantu
menentukan pasien mana yang lebih memerlukan tindakan endoskopi selanjutnya
 Namun ada penelitian sebelumnya melaporkan bahwa kadar Serum ASCA tidak
berubah secara substansial dari waktu berdasarkan perubahan aktivitas penyakit
 Maka diharapkan pada peneltian yang akan datang dilakukan pengukuran ASCA
tinja maapun serum, bersama dengan biomarker peradangan tinja lainnya termasuk
darah samar dan kadar laktoferin tinja atau calprotectin, dalam penilaian awal anak-
anak yang mengalami sakit perut, diare, penurunan berat badan, an1oreksia, dan
keterlambatan pertumbuhan linier dan perkembangan pubertas.

More Related Content

Similar to IBD Diagnosis

Terjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatikTerjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatikzxrickyjack
 
CSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptx
CSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptxCSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptx
CSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptxulfahulkarimah21
 
KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...
KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...
KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...febysriandari
 
Hepatitis Virus 19 juni .pptx
Hepatitis Virus 19 juni .pptxHepatitis Virus 19 juni .pptx
Hepatitis Virus 19 juni .pptxssuserb6baaa
 
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxAzaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxReynaldo Rahima Putra
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxmelfinanapitupulu
 
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptxPPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptxIndahUdin1
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxYaniArpha
 
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdfMeboix
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutHalfian Syam
 
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdfdrday1
 
PPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptxPPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptxRaraAnglis
 

Similar to IBD Diagnosis (20)

PPT Jurnal.pdf
PPT Jurnal.pdfPPT Jurnal.pdf
PPT Jurnal.pdf
 
SCREENING.ppt
SCREENING.pptSCREENING.ppt
SCREENING.ppt
 
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatikTerjemahan screening pada tb anak asimptomatik
Terjemahan screening pada tb anak asimptomatik
 
CSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptx
CSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptxCSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptx
CSS IDSA - Hasna Shofiya Buntoro (1710312060)(1).pptx
 
Tbc pada anak
Tbc pada anak Tbc pada anak
Tbc pada anak
 
Proporsi.pptx
Proporsi.pptxProporsi.pptx
Proporsi.pptx
 
Paket 11 101-150
Paket 11 101-150  Paket 11 101-150
Paket 11 101-150
 
KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...
KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...
KECEPATAN PUNCAK SISTOLIK PADA ARTERI SEREBRI MEDIA DALAM DIAGNOSIS PERDARAHA...
 
Skrinning.ppt
Skrinning.pptSkrinning.ppt
Skrinning.ppt
 
APAKI 2022.pdf
APAKI 2022.pdfAPAKI 2022.pdf
APAKI 2022.pdf
 
Hepatitis Virus 19 juni .pptx
Hepatitis Virus 19 juni .pptxHepatitis Virus 19 juni .pptx
Hepatitis Virus 19 juni .pptx
 
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptxAzaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
Azaria Zhafirah D - Pneumonia BP pada anak.docx.pptx
 
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptxBahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
Bahan_Tayang_Penyelidikan_Epidemiologi_KLB[1].pptx
 
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptxPPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
 
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptxBahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
Bahan Tayang Penyelidikan Epidemiologi KLB.pptx
 
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
3. Penatalaksanaan Anak 18 Bulan 2023 - .pdf
 
Manajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akutManajemen pankreatitis akut
Manajemen pankreatitis akut
 
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
1. Tatalaksana HIV_OJT_final.pdf
 
Jurnal 1 wawan
Jurnal 1 wawanJurnal 1 wawan
Jurnal 1 wawan
 
PPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptxPPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptx
 

More from PutriNahrisaNst

Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxLaporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxPutriNahrisaNst
 
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptxLapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptxPutriNahrisaNst
 
1-s2.0-S0002838X22001095.pdf
1-s2.0-S0002838X22001095.pdf1-s2.0-S0002838X22001095.pdf
1-s2.0-S0002838X22001095.pdfPutriNahrisaNst
 

More from PutriNahrisaNst (6)

LK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdfLK1 ALL EPB.pdf
LK1 ALL EPB.pdf
 
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptxLaporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
Laporan IGD Minggu Malam 08 Oktober 2023.pptx
 
Malaria - Update.pptx
Malaria - Update.pptxMalaria - Update.pptx
Malaria - Update.pptx
 
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptxLapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
Lapjag II TIM IGD Selasa Malam 13.12.22.pptx
 
PPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptxPPI-UMSIDA.pptx
PPI-UMSIDA.pptx
 
1-s2.0-S0002838X22001095.pdf
1-s2.0-S0002838X22001095.pdf1-s2.0-S0002838X22001095.pdf
1-s2.0-S0002838X22001095.pdf
 

Recently uploaded

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosizahira96431
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUNYhoGa3
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptxgizifik
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxIrfanNersMaulana
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxagussudarmanto9
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesNadrohSitepu1
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitIrfanNersMaulana
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxMelisaBSelawati
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensissuser1cc42a
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 

Recently uploaded (20)

ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUNPPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 -  5 TAHUN
PPT KONSEP TUMBUH KEMBANG ANAK DINI 1 - 5 TAHUN
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
1. Penilaian Konsumsi Pangan dan Masalah Gizi.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptxpenyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
penyakit jantung koroner pada Prolanis.pptx
 
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal DiabetesFARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
FARMAKOLOGI HORMONAL obat hormonal Diabetes
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah SakitPresentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
Presentasi Pelaporan-Insiden KTD di Rumah Sakit
 
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptxDiagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
Diagnosis ILTB terapi dan monitoring TPT Fix.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 

IBD Diagnosis

  • 1. z Divisi Gastroenterologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak Pembimbing: Dr. dr. Supriatmo, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dr. Ade Rachmat Yudiyanto, M.Ked(Ped), Sp.A(K) dr. Rika Yunita, M. Ked(Ped), Sp.A Journal Reading
  • 2. z Pendahuluan Inflammatory Bowel Disease (IBD) dapat diklasifikasikan menjadi 2 tipe - Penyakit Crohn (CD) - Kolitis Ulseratif (UC) Pasien dengan CD dan UC dapat memiliki manifestasi yang sama seperti diare, nyeri perut, anoreksia, dan penurunan berat badan. Sifat peradangan yang kronis dan lamban yang diamati pada beberapa anak dengan CD membuat mereka lebih rentan terhadap komplikasi termasuk gagal tumbuh. Dengan demikian, diperlukan upaya untuk mengembangkan metode baru, yang hemat biaya, dan non-invasif untuk membantu dalam mengidentifikasi anak mana yang berisiko lebih besar untuk IBD sehingga dapat dirujuk untuk evaluasi subspesialisasi dan penilaian endoskopi definitif pada IBD
  • 3. z  Penyakit Chron dengan colitis ulseratif dikenal sebagai inflamtory bowel disease. Penyakit Crohn disebabkan oleh suatu proses inflamasi transmural kronik yang dapat mempengaruhi semua bagian dari saluran cerna dari mulut sampai anus.  Tampilan penyakit Crohn pada anak sangat bergantung pada lokasi dan luasanya inflamasi. Pada kebanyakan kasus timbul secara perlahan dengan gejala cerna yang tidak spesifik dan adanya gagal tumbuh yang seringkali berakibat diagmosis awal tidak tepat.  Etiologi penyakit ini belum sepenuhnya dimengerti, namun kini diperkirakan disebabkan oleh suatu respon imun yang tidak sesuai terhadapa antigen dari bakteri flora normal pada seseorang yang mengalami kerentanan secara gentik.
  • 4. z  Studi sebelumnya mengidentifikasi terjadi peningkatan level Antibodi IgA dan IgG dalam melawan Saccharomyces cerevisiae (anti-Saccharomyces cerevisiae antibody, ASCA) pada serum pasien dengan CD.  Tes yang nengukur ASCA serum tersedia secara komersial, yang dapat digunakan untuk menilai risiko terkena CD pada pasien yang bergejala. 
  • 5. z Bahan dan Metode Populasi Total sebanyak 157 dengan usia sekitar 19 tahun yang diketahui atau disangkakan IBD dari Poli Rawat Jalan yang telah dilakukan endoskopi di Rumah Sakit Anak Boston antara Februari 2004 – Desember 2006. Sampel tinja dan serum dikumpulkan saat pendaftaranerkumpul 114 sampel faeces yang sesuai dan disetujui untuk penilaian ASCA Kriteria Eksklusi : - Riwayat terinfeksi HIV , Hepatitis B, atau Hepatitis C - Riwayat mengalami infeksi interik dalam 3 bulan sebelum pengumpulan sampel Populasi kontrol Sebanyak 14 anak sehat, berumur < 20 tahun, tanpa riwayat penyakit gastrointestinal direkrut oleh TechLab untuk memberikan sampel tinjanya. Subjek yang menyetujui kemudian diberikan kit pengumpulan dan diberi kode subjek donor, yang memungkinkan penilaian sampel secara blinded.
  • 6. z  Klasifikasi dari IB berdasarkan kriteria radiologi, endoskopi dan histologi. Jika pemeriksaan darah dan feses tidak terkumpul pada hari yang sama, data laboratorium diambil dari penelitian yang dilakukan paling dekat dengan tanggal dimana sampel feses diberikan.
  • 7. z  Karakteristik pasien dijelaskan dalam rata-rata, media dan proporsi.  Spesimen feses di dibagi berdasarkan anak dengan IBD dan anak sehat  Penilaian akurasi dari pemeriksaan Fecal ASCA dalam mendiagnosis CD dan UC menggunakan Test Wilcoxon dan Kurva AUC – ROC.  Pada analisis sekunder, penelitian ini juga menilai akurasi Fecal ASCA yang tinggi antara pasien yang mengkonsumsi steroid dalam waktu kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan dari pengumpulan sampel.
  • 8. z Demografi Pasien dan Karakteristik Penyakit • Sebanyak 114 sampel feses dan 84 sampel diantaranya juga memberikan sampe serum untuk pemeriksaan ASCA. • Dari 114 sampel, sebanyak 83 memiliki CD, 28 mengalami UC, sebanyak 2 sampel menjukkan histologi kolon yang normal, dan 1 sampel memiliki acute colitis.
  • 9. z Nilai Fecal dan Serum ASCA  Nilai Fecal dan Serum ASCA secara signifikan lebih rendah pada sampel yang diperoleh dari populasi sehat bila dibandingkan dengan sampel pasien dengan IBD.  Kadar ASCA tinja yang diukur pada subjek kontrol yang sehat secara signifikan lebih rendah dan varian yang lebih sedikit bila dibandingkan dengan kadar ASCA tinja yang diukur pada pasien dengan IBD
  • 10. z Perbandingan Akurasi Fecal ASCA dan Serum ASCA  Median level Fecal dan Serum ASCA lebih tinggi pada psaien engN CD daripada tanpa CD
  • 11. z Perbandingan Kurva ROC pada Fecal ASCA dan Serum ASCA  Pada kurva ROC Fecal ASCA sebesar 0,62 dan Serum ASCA sebesara 0.74,  Cutoff-points sensitivitas dan spesifisitas untuk Fecal ASCA sebsar 0,11 dan untuk Serum ASCA sebesar 0.09
  • 12. z Perbandingan Akurasi Fecal ASCA dan Serum ASCA  Kapasitas Fecal ASCA dalam membedakan pasien dengan CD ataupun tanpa CD meningkat secara signifikan pada pasien yang terdiagnosis kurang dari 6 bulan, dibandingkan hasil serum ASCA.  Sebaliknya, akurasi serum ASCA tidak bervariasi berdasarkan waktu didiagnosis.  Tampaknya ada hubungan spesifik pada penyakit dengan nilai Fecal ASCA antara waktu pasien sejak didiagnosis dan waktu partisipasi dalam penelitian.
  • 13. z Kesimpulan • Meskipun tidak konklusif, hasil uji biomarker dari penelitian ini dapat membantu menentukan pasien mana yang lebih memerlukan tindakan endoskopi selanjutnya  Namun ada penelitian sebelumnya melaporkan bahwa kadar Serum ASCA tidak berubah secara substansial dari waktu berdasarkan perubahan aktivitas penyakit  Maka diharapkan pada peneltian yang akan datang dilakukan pengukuran ASCA tinja maapun serum, bersama dengan biomarker peradangan tinja lainnya termasuk darah samar dan kadar laktoferin tinja atau calprotectin, dalam penilaian awal anak- anak yang mengalami sakit perut, diare, penurunan berat badan, an1oreksia, dan keterlambatan pertumbuhan linier dan perkembangan pubertas.