SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
Early initiated feeding versus early reached
target enteral nutrition in critically ill children: An
observational study in paediatric intensive care
units in Turkey
dr. Rahman Setiawan
Background
 Pengoptimalan pemberian kalori dan protein secara signifikan dapat mengurangi
kejadian komplikasi infeksi dan kegagalan multi-organ pada penyakit kritis
 Terapi nutrisi otimal merupakan tujuan mendasar dari perawatan kritis
 Nutrisi enteral (EN) adalah mode asupan nutrisi yang disukai pada pasien dengan
sistem GI fungsional karena:
 menjaga integritas GI
 meningkatkan disfungsi penghalang GI melalui efek trofiknya
 merangsang sistem kekebalan tubuh
 mengurangi translokasi bakteri usus
Background
 50% anak-anak yang sakit kritis gagal mencapai target nutrisi yang diinginkan,
kebanyakan hanya mencapai 37-70% dari pemberian energi yang ditentukan
 Tidak terdapat consensus mengenai early enteral nutrisi pada pasien picu
 Early enteral nutrisi didefinisikan sebagai inisiasi nutrisi dalam waktu 24-48 jam
sejak masuk ke ICU
 pemberian makan dini (EIF) tidak selalu berarti asupan kalori enteral yang memadai
(ECI) pada pasien yang sakit kritis.
 Oleh karena itu, dalam penelitian terbaru, penulis telah mengevaluasi hubungan
antara ECI dan mortalitas, menunjukkan peningkatan mortalitas yang signifikan
dengan peningkatan asupan energi enteral
Background
 ada variasi yang luas dan ketidak konsistenan dalam praktik dan definisi awal EN
 Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi praktik EN dan pengaruhnya
terhadap tingkat kematian pada anak-anak yang sakit kritis di PICU di Turki.
 bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi
pemberian makan dan pencapaian ECI yang memadai pada anak-anak yang sakit
kritis selama hari-hari pertama mereka di PICU.
Method
We conducted a prospective, multicentre,
observational study in nine PICUs in Turkey.
Study population
 A total of 111 critically ill children were
evaluated for inclusion between December
2014 and June 2015.
 Inclusion criteria
 patient age between 1 month and 16
years
 expected length of PICU stay at least 96
h
 use of a nasogastric tube
 no history of acute or chronic GI disease
 the 111 patients admitted to the PICU
with a critical illness
 6 patients did not meet all inclusion
criteria, leaving 95 patients to participate
in the study. Critical illnesses included
 sepsis (n = 32)
 respiratory failure (n = 40)
 cardiovascular operation (n = 9)
 status epilepticus (n = 9)
 severe head injury (n = 5)
Method
Data collection
 Baseline information
 time of admission
 Age
 Gender
 Diagnosis
 pediatric index of mortality 2 (PIM2) score
 the following variables were recorded every 6 h in the patients
follow-up forms
 Minimum arterial pH
 maximum arterial lactate concentration
 minimum arterial base excess (BE)
 maximum blood glucose
 analgesia/sedation use
 status of receiving respiratory support
 inotropic support therapy
 amount of enteral feeding
 clinical signs of the enteral feeding intolerance (e.g. gastric
residual volumes (GRVs)), bowel sounds, defecation
 daily caloric intake and 28-day mortality.
Method
 Gastric residuals were measured every 4 h
 Gastric residuals >5 mL/kg every 4 h were interpreted as a sign for delayed
gastric emptying if enteral feeding had not been initiated.
 Enteral feeding intolerance was defined as a GRV >5 mL/kg, or more than
half the volume of previous feeding, or more than total two hourly
infusion rate in patients on continuous feeding.
Method
 Segala jenis pemberian makanan yang dimulai dalam waktu 24 jam sejak masuk
PICU dianggap sebagai 'pemberian makan dini (EIF)' dan 'pemberian makan awal
(LIF)' ketika dimulai 25-96 jam setelah penerimaan PICU.
 Estimasi kebutuhan energi (EER) ditentukan menggunakan persamaan Organisasi
Kesehatan Dunia untuk menghitung pengeluaran energi yang tersisa (resting
energy energy expenditure)
 kami juga bertujuan untuk menargetkan ECI sebagai 25% dari EER
 Pasien yang menerima lebih dari 25% EER melalui rute enteral dalam waktu 48 jam
dari penerimaan PICU dianggap memiliki ‘target awal yang tercapai EN (ERTEN)
Statistical methods
 Statistical analyses were performed using SPSS 22.0 for Windows (SPSS Inc.,
Chicago, IL, USA).
 The variables were tested for normality using the Kolmogorov–Smirnov test.
 Statistical analysis was performed using a two-tailed t-test for normally distributed
paired data, or the Mann–Whitney U test or Wilcoxon’s ranksum W test for non-
normally distributed data
 To identify factors that possibly influenced the probability of mortality, we
performed a multivariable logistic regression analysis.
 The following variables were investigated by multivariable analysis as independent
risk factors using a backward elimination approach
 P values lower than 0.05 were considered statistically significant for all
comparisons.
Result
Enteral feeding was initiated in
 20 (21.1%) patients within 6 h of admission
 25 (26.3%) patients between 7 and 24 h of admission
 43 (45.2%) patients after first 24 h of admission
 7 (7.4%) patients were not fed during their PICU stay.
Result
 The feeding and nutrition status of patients in the first 4 days after PICU admission are
demonstrated in Table 2
 95 patients, EIF was achieved in 45 (47.4%) and ERTEN in 43 (45.3%) patients
Result
Patients who were fed in the
first 6 h of PICU admission had
significantly
 lower PIM2 scores (P =
0.012)
 higher pH (P = 0.006)
 higher BE (P = 0.035)
 lower serum glucose values
(P < 0.001)
 than patients who were not
fed in the first 6 h of PICU
admission (n = 75)
Result
 Compared to EIF group,
patients in LIF group had
a significantly lower
minimum pH and
minimum BE between 7
and 24 h of PICU
admission
 As expected, patients
with EIF were more likely
to have ERTEN and to
reach target EN on day 4
after PICU admission than
patients with LIF (T
Result
 Of the 95 patients, 16 (16.8%) died within 28 days of PICU admission.
 The rate of 28-day mortality did not differ between patients with and without EIF
(11.1% (n = 5) vs. 22.0% (n = 11), P = 0.159).
 Of these 16 patients, target ECI was achieved in one (6.3%) patient on day 2
(ERTEN) and seven (43.8%) patients on day 4, demonstrating significantly higher
mortality of patients who did not achieve the target ECI (P = 0.001 for day 2 and P
= 0.015 for day 4
Discussion
 The main finding of this study is that ERTEN, but not EIF alone, is associated with a
significantly lower mortality rate in critically ill children 28 days after PICU
admission
 Delayed initiation of feeding resulted in a lower rate of reached target ECI on days
2 and 4
 Recent meta-analysis addressing the effects of early EN in critical illness reported
evidence of a trend towards a reduction in mortality
 we observed that ERTEN, but not EIF, is associated with a significantly lower
mortality rate 28 days after PICU admission in critically ill children
 There are some limitations of this study that require consideration. First, our study
included only critically ill children who spent at least 4 days in the PICU
Conclusion
 Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada variabilitas substansial di antara persepsi
dokter mengenai indikasi untuk memulai pemberian makan pada anak yang sakit kritis,
terutama setelah 6 jam masuk PICU.
 EIF menghasilkan asupan kalori yang berhasil dicapai pada hari 2 dan 4 setelah masuk
PICU.
 Penelitian ini menunjukkan bahwa ERTEN, dapat mengurangi tingkat kematian pasien
PICU
 Kami merekomendasikan, kunjungan gizi kepada anak-anak yang sakit kritis tidak hanya
dalam 6 jam pertama tetapi juga dalam 18 jam berikutnya dari penerimaan PICU untuk
menghilangkan hambatan yang tidak berbasis bukti dan dapat menunda inisiasi
pemberian makan dan ERTEN.
 Untuk memberikan panduan klinis yang sesuai untuk praktisi PICU, penelitian di masa
depan harus fokus tidak hanya pada waktu inisiasi makan, tetapi juga pada penentuan
target sasaran EN pada anak-anak yang sakit kritis pada hari-hari pertama setelah
masuk picu
• Problem/patient
• Initiated feeding in critically childrenP
• Intervensi
• Early initiated feeding (EIF)I
• Comparison
• Early reched target enteranl nutrition
(ERTEN)
C
• Outcome
• Mortality rateO
18
TELAAH KRITIS
?
VALID
IMPORTANT
APPLICABLE
19
Apakah Penelitian ini Valid ?
? ?
20
 Pertanyaan penelitian dinyatakan secara jelas pada abstrak dan latar
belakang penelitian.
 Tujuan : Menentukan apakah Early initiated feeding dibandingkan
dengan early reached target enteral nutrition pada pasien anak yang
kritis memiliki asosiasi yang kuat terhadap tingkat kematian di PICU
21
1. Was the research question clear? Was the need
for the study adequately substansiated?
 Design : Study observasional
 Data dikumpulkan secara prospektif
 Kurun waktu antara desember 2014 and Juni 2015
 Ada beberapa keterbatasan penelitian ini yang memerlukan pertimbangan.
Pertama, penelitian ini hanya memasukkan anak-anak sakit kritis yang
menghabiskan setidaknya 4 hari di PICU. Oleh karena itu, hasil kami tidak
mencerminkan status dukungan EN pada anak-anak sakit kritis yang meninggal
dalam 96 jam pertama setelah masuk PICU
22
2. What was the design of the study? How were the
data collected (one time (cross sectional) or
repeated over time (longitudinal)? What were the
limitation data collection methods?
 Sebanyak 111 anak yang sakit kritis dievaluasi antara Desember 2014
dan Juni 2015. Kriteria inklusi adalah (i) usia pasien antara 1 bulan - 16
tahun; (ii) perkiraan lama tinggal PICU setidaknya 96 jam; (iii)
penggunaan nasogastric tube; dan (iv) tidak ada riwayat penyakit GI
akut atau kronis. Dari 111 pasien yang dirawat di PICU dengan penyakit
kritis, 16 pasien tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga terdapat 95
pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini.
23 3. Describe the sample. How was the sample
selected (eligibility criteria)? How is the sample
representative of the population?
 Variabel yang dibandingkan adalah Early initiated feeding
dibandingkan dengan early reached target enteral nutrition
pada pasien anak yang kritis
24
4. Describe the variables of interest. If comparison study, on
what variables are group being compared? How were the
groups similar? How were the groups different?
 Iya, jumlah sample yang diteliti cukup besar untuk analisis
statistik secara signifikan
 Sebanyak Sebanyak 111 anak yang sakit kritis dievaluasi
antara Desember 2014 dan Juni 2015 dan terdapat 95 anak
yang terpilih untuk dianalisis
25
5. Was the sample size large enough to detect a
statistically significant association or difference?
Was a power analysis performed?
 Potensi bias :
 Untuk mencegah kemungkinan efek bias, anggota PICU tidak
diberitahu tentang hasil primer dan sekunder dari penelitian ini.
Namun, kami tidak dapat mengesampingkan apakah beberapa pusat
penelitian bertindak lebih hati-hati dari yang lain selama penelitian..
26 6. Were there any potential sources of bias?
(Difference between groups not accounted for in
the analysis, drop-outs, discounting outcomes,
funding agency, etc)
 Pengukuran awal :
 Penelitian ini adalah bagian dari penelitian multisenter yang terdaftar, clinicaltrials.gov
(NCT02598375) )). Kami memperoleh persetujuan dari dewan peninjau kelembagaan
independen untuk memastikan kepatuhan dengan standar etika.
27
7. Describe the reliability and validity of the
measure. Were the measures appropriate for the
population or the variable being studied?
 Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.0 untuk
Windows (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).
 Variabel diuji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.
 Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji-dua dua sisi untuk
data berpasangan yang berdistribusi normal, atau uji Mann-Whitney U atau
uji peringkat W Wilcoxon untuk data yang tidak terdistribusi secara normal.
 Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi
probabilitas kematian, dilakukan analisis regresi logistik multivariabel.
28
8. Were the analysis plans (statisticalmethods)
described in detail? How were the data
distributed? Were the correlative and comparative
tests appropriate for the type of data analyzed
and the questions asked?
PENELITIAN INI VALID
29
Apakah Penelitian ini
IMPORTANT ?
? ?
30
 Penelitian ini bertujuan menentukan apakah Early initiated feeding
dibandingkan dengan early reached target enteral nutrition pada
pasien anak yang kritis memiliki asosiasi yang kuat terhadap tingkat
kematian di PICU.
31
1. What were the findings?
 ERTEN menjadi prediktor signifikan independen untuk mortalitas (rasio
odds 0,06, interval kepercayaan 95% 0,01-0,47; P = 0,007), dengan
target ECI yang tercapai pada hari ke 2 dikaitkan dengan penurunan
mortalitas
32
2.Was there clinical significance? Statistical
significance?
 Tingkat mortalitas 28 hari tidak berbeda antara pasien dengan dan tanpa EIF
(11,1% (n = 5) vs 22,0% (n = 11), P = 0,159). Dari 16 pasien ini, target ECI dicapai
pada satu (6,3%) pasien pada hari ke 2 (ERTEN) dan tujuh (43,8%) pasien pada hari
ke 4, menunjukkan angka kematian pasien yang secara signifikan lebih tinggi yang
tidak mencapai target ECI (P = 0,001) untuk hari 2 dan P = 0,015 untuk hari 4).
2.Was there clinical significance? Statistical
significance?
PENELITIAN INI
IMPORTANT

34
Apakah Penelitian ini
APPLICABLE ?
? ?
35
 Studi ini menunjukkan suatu potensi manfaat terapeutik dalam
pemberian nutrisi pada pasien-pasien picu.
36
1. What relevance do the findings have to
practice?
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa ERTEN dapat mengurangi tingkat
kematian pasien . Kami merekomendasikan, oleh karena itu, pemberian
nutrisi kepada anak-anak yang sakit kritis tidak hanya dalam 6 jam
pertama tetapi juga dalam 18 jam berikutnya dan menghilangkan
hambatan yang tidak berbasis bukti yang dapat menunda inisiasi
pemberian makan dan ERTEN.
37
2. Discuss how the findings can be applied to
practice
PENELITIAN INI
APPLICABLE
38
KESIMPULAN TELAAH KRITIS
39
Valid  Importance 
Applicable 
40
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Jurnal 1 wawan

Malnutrition as an independent predictor of clinical outcome
Malnutrition as an independent predictor of clinical outcomeMalnutrition as an independent predictor of clinical outcome
Malnutrition as an independent predictor of clinical outcomerichardserong
 
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptxPPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptxRubyTampubolon
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibuJurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibuputrahaw07
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuputrahaw07
 
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptxBISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptxyunitaoctaria1
 
Manuskrip Antidiare & Probiotik.pptx
Manuskrip Antidiare & Probiotik.pptxManuskrip Antidiare & Probiotik.pptx
Manuskrip Antidiare & Probiotik.pptxssuserb1ff2d
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018Dokter Tekno
 
JR ERIA AAR.pptx
JR ERIA AAR.pptxJR ERIA AAR.pptx
JR ERIA AAR.pptxabuamar11
 
Translate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahir
Translate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahirTranslate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahir
Translate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahiranismaulida
 
PPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdfPPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdfAchmadMubaroq1
 
PPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptxPPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptxRaraAnglis
 
Gagal tumbuh (1).pptx
Gagal tumbuh  (1).pptxGagal tumbuh  (1).pptx
Gagal tumbuh (1).pptxssuser1b74ca
 
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdfAskep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdfHanaDP
 
Ewss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabi
Ewss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabiEwss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabi
Ewss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabiHenriantoKarolusSire
 
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...MonicaOktariyanthy
 

Similar to Jurnal 1 wawan (20)

77 154-1-pb
77 154-1-pb77 154-1-pb
77 154-1-pb
 
Malnutrition as an independent predictor of clinical outcome
Malnutrition as an independent predictor of clinical outcomeMalnutrition as an independent predictor of clinical outcome
Malnutrition as an independent predictor of clinical outcome
 
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptxPPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
PPT_efek perawatan metode kanguru terhadap bayi prematur.pptx
 
Gizi klinik
Gizi klinikGizi klinik
Gizi klinik
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibuJurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan bagi ibu
 
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibuJurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
Jurnal ebp dalam inc persalinan kehamilan ibu
 
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptxBISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
BISMILLAH PPT KASUS BESAR.pptx
 
Manuskrip Antidiare & Probiotik.pptx
Manuskrip Antidiare & Probiotik.pptxManuskrip Antidiare & Probiotik.pptx
Manuskrip Antidiare & Probiotik.pptx
 
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 20188. triyani   kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
8. triyani kars pengelolaan data asuhan gizi desember 2018
 
JR ERIA AAR.pptx
JR ERIA AAR.pptxJR ERIA AAR.pptx
JR ERIA AAR.pptx
 
Translate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahir
Translate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahirTranslate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahir
Translate e book bumil bab 40 penilaian gizi pada bayi baru lahir
 
99 196-1-sm
99 196-1-sm99 196-1-sm
99 196-1-sm
 
PPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdfPPT BU RINA MARIYANA.pdf
PPT BU RINA MARIYANA.pdf
 
PPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptxPPT_JOURNAL READING rara.pptx
PPT_JOURNAL READING rara.pptx
 
Gagal tumbuh (1).pptx
Gagal tumbuh  (1).pptxGagal tumbuh  (1).pptx
Gagal tumbuh (1).pptx
 
PPT KIAN .pptx
PPT KIAN .pptxPPT KIAN .pptx
PPT KIAN .pptx
 
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdfAskep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
Askep Pada Tn.R Dengan Covid 19 Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy.pdf
 
Nutrisi parenteral
Nutrisi parenteralNutrisi parenteral
Nutrisi parenteral
 
Ewss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabi
Ewss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabiEwss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabi
Ewss dalam deteksi kegawatan covid 19 hipgabi
 
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
Strategi Nutrisi pada PJB dan pertumbuhan pada neonatus dan bayi dengan penya...
 

Recently uploaded

Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024PUTRA ADI IRAWAN
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptxDavyPratikto1
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxgunadarmabarra
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntascytotec sabah
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxTULUSHADI
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxDianLestariDian
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxseptimanzebua
 
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxPresentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxYesicaAprilliaPutriA
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdfnendaayuwandari
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®Obat Cytotec
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3NadhifahRahmawati
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxREdy28
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxalfareese93
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPeniMSaptoargo2
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologiZulAzhri
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxcheatingw995
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayhamzahasadullah4
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTRiskaViandini1
 

Recently uploaded (20)

Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
Bahan Ajar Mata Kuliah Urinalisis Edisi Tahun 2024
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptxPRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
PRESENTASI KELOMPOK 3 OJT PUS UNMET NEED.pptx
 
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntasCytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
Cytotec di Sabah: Solusi dan Pertimbangan Penting obat aborsiterbukti tuntas
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptxPPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
PPT PENYULUHAN GIZI SEIMBANG BALITA.pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptxPresentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
Presentation3 kelas ibu hamil p tm pertama.pptx
 
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
543763829-Gangguan-Campuran-Anxietas-Depresi-PPT-NT.pdf
 
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
∆×@ OBAT PENGGUGUR MALAYSIA §™{^¥ +6287776558899 §°™ ABORSI JANIN MALAYSIA §✓{®
 
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
Cara Menggugurkan Kandungan usia kehamilan 2 bulan +6287776558899
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docxContoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
Contoh Proposal - Relokasi Puskesmas.docx
 
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptxCRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
CRS OBG - AUB e.c Hiperplasia endometrium.pptx
 
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptxPresentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
Presentasi Hasil MCU 2023 - RSMU (1).pptx
 
materi skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologimateri skrining epidemiologi epidemiologi
materi skrining epidemiologi epidemiologi
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-rayBagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
Bagaimana cara membaca foto rontgen/x-ray
 
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Jurnal 1 wawan

  • 1. Early initiated feeding versus early reached target enteral nutrition in critically ill children: An observational study in paediatric intensive care units in Turkey dr. Rahman Setiawan
  • 2. Background  Pengoptimalan pemberian kalori dan protein secara signifikan dapat mengurangi kejadian komplikasi infeksi dan kegagalan multi-organ pada penyakit kritis  Terapi nutrisi otimal merupakan tujuan mendasar dari perawatan kritis  Nutrisi enteral (EN) adalah mode asupan nutrisi yang disukai pada pasien dengan sistem GI fungsional karena:  menjaga integritas GI  meningkatkan disfungsi penghalang GI melalui efek trofiknya  merangsang sistem kekebalan tubuh  mengurangi translokasi bakteri usus
  • 3. Background  50% anak-anak yang sakit kritis gagal mencapai target nutrisi yang diinginkan, kebanyakan hanya mencapai 37-70% dari pemberian energi yang ditentukan  Tidak terdapat consensus mengenai early enteral nutrisi pada pasien picu  Early enteral nutrisi didefinisikan sebagai inisiasi nutrisi dalam waktu 24-48 jam sejak masuk ke ICU  pemberian makan dini (EIF) tidak selalu berarti asupan kalori enteral yang memadai (ECI) pada pasien yang sakit kritis.  Oleh karena itu, dalam penelitian terbaru, penulis telah mengevaluasi hubungan antara ECI dan mortalitas, menunjukkan peningkatan mortalitas yang signifikan dengan peningkatan asupan energi enteral
  • 4. Background  ada variasi yang luas dan ketidak konsistenan dalam praktik dan definisi awal EN  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi praktik EN dan pengaruhnya terhadap tingkat kematian pada anak-anak yang sakit kritis di PICU di Turki.  bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi inisiasi pemberian makan dan pencapaian ECI yang memadai pada anak-anak yang sakit kritis selama hari-hari pertama mereka di PICU.
  • 5. Method We conducted a prospective, multicentre, observational study in nine PICUs in Turkey. Study population  A total of 111 critically ill children were evaluated for inclusion between December 2014 and June 2015.  Inclusion criteria  patient age between 1 month and 16 years  expected length of PICU stay at least 96 h  use of a nasogastric tube  no history of acute or chronic GI disease  the 111 patients admitted to the PICU with a critical illness  6 patients did not meet all inclusion criteria, leaving 95 patients to participate in the study. Critical illnesses included  sepsis (n = 32)  respiratory failure (n = 40)  cardiovascular operation (n = 9)  status epilepticus (n = 9)  severe head injury (n = 5)
  • 6. Method Data collection  Baseline information  time of admission  Age  Gender  Diagnosis  pediatric index of mortality 2 (PIM2) score  the following variables were recorded every 6 h in the patients follow-up forms  Minimum arterial pH  maximum arterial lactate concentration  minimum arterial base excess (BE)  maximum blood glucose  analgesia/sedation use  status of receiving respiratory support  inotropic support therapy  amount of enteral feeding  clinical signs of the enteral feeding intolerance (e.g. gastric residual volumes (GRVs)), bowel sounds, defecation  daily caloric intake and 28-day mortality.
  • 7. Method  Gastric residuals were measured every 4 h  Gastric residuals >5 mL/kg every 4 h were interpreted as a sign for delayed gastric emptying if enteral feeding had not been initiated.  Enteral feeding intolerance was defined as a GRV >5 mL/kg, or more than half the volume of previous feeding, or more than total two hourly infusion rate in patients on continuous feeding.
  • 8. Method  Segala jenis pemberian makanan yang dimulai dalam waktu 24 jam sejak masuk PICU dianggap sebagai 'pemberian makan dini (EIF)' dan 'pemberian makan awal (LIF)' ketika dimulai 25-96 jam setelah penerimaan PICU.  Estimasi kebutuhan energi (EER) ditentukan menggunakan persamaan Organisasi Kesehatan Dunia untuk menghitung pengeluaran energi yang tersisa (resting energy energy expenditure)  kami juga bertujuan untuk menargetkan ECI sebagai 25% dari EER  Pasien yang menerima lebih dari 25% EER melalui rute enteral dalam waktu 48 jam dari penerimaan PICU dianggap memiliki ‘target awal yang tercapai EN (ERTEN)
  • 9. Statistical methods  Statistical analyses were performed using SPSS 22.0 for Windows (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).  The variables were tested for normality using the Kolmogorov–Smirnov test.  Statistical analysis was performed using a two-tailed t-test for normally distributed paired data, or the Mann–Whitney U test or Wilcoxon’s ranksum W test for non- normally distributed data  To identify factors that possibly influenced the probability of mortality, we performed a multivariable logistic regression analysis.  The following variables were investigated by multivariable analysis as independent risk factors using a backward elimination approach  P values lower than 0.05 were considered statistically significant for all comparisons.
  • 10. Result Enteral feeding was initiated in  20 (21.1%) patients within 6 h of admission  25 (26.3%) patients between 7 and 24 h of admission  43 (45.2%) patients after first 24 h of admission  7 (7.4%) patients were not fed during their PICU stay.
  • 11.
  • 12. Result  The feeding and nutrition status of patients in the first 4 days after PICU admission are demonstrated in Table 2  95 patients, EIF was achieved in 45 (47.4%) and ERTEN in 43 (45.3%) patients
  • 13. Result Patients who were fed in the first 6 h of PICU admission had significantly  lower PIM2 scores (P = 0.012)  higher pH (P = 0.006)  higher BE (P = 0.035)  lower serum glucose values (P < 0.001)  than patients who were not fed in the first 6 h of PICU admission (n = 75)
  • 14. Result  Compared to EIF group, patients in LIF group had a significantly lower minimum pH and minimum BE between 7 and 24 h of PICU admission  As expected, patients with EIF were more likely to have ERTEN and to reach target EN on day 4 after PICU admission than patients with LIF (T
  • 15. Result  Of the 95 patients, 16 (16.8%) died within 28 days of PICU admission.  The rate of 28-day mortality did not differ between patients with and without EIF (11.1% (n = 5) vs. 22.0% (n = 11), P = 0.159).  Of these 16 patients, target ECI was achieved in one (6.3%) patient on day 2 (ERTEN) and seven (43.8%) patients on day 4, demonstrating significantly higher mortality of patients who did not achieve the target ECI (P = 0.001 for day 2 and P = 0.015 for day 4
  • 16. Discussion  The main finding of this study is that ERTEN, but not EIF alone, is associated with a significantly lower mortality rate in critically ill children 28 days after PICU admission  Delayed initiation of feeding resulted in a lower rate of reached target ECI on days 2 and 4  Recent meta-analysis addressing the effects of early EN in critical illness reported evidence of a trend towards a reduction in mortality  we observed that ERTEN, but not EIF, is associated with a significantly lower mortality rate 28 days after PICU admission in critically ill children  There are some limitations of this study that require consideration. First, our study included only critically ill children who spent at least 4 days in the PICU
  • 17. Conclusion  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada variabilitas substansial di antara persepsi dokter mengenai indikasi untuk memulai pemberian makan pada anak yang sakit kritis, terutama setelah 6 jam masuk PICU.  EIF menghasilkan asupan kalori yang berhasil dicapai pada hari 2 dan 4 setelah masuk PICU.  Penelitian ini menunjukkan bahwa ERTEN, dapat mengurangi tingkat kematian pasien PICU  Kami merekomendasikan, kunjungan gizi kepada anak-anak yang sakit kritis tidak hanya dalam 6 jam pertama tetapi juga dalam 18 jam berikutnya dari penerimaan PICU untuk menghilangkan hambatan yang tidak berbasis bukti dan dapat menunda inisiasi pemberian makan dan ERTEN.  Untuk memberikan panduan klinis yang sesuai untuk praktisi PICU, penelitian di masa depan harus fokus tidak hanya pada waktu inisiasi makan, tetapi juga pada penentuan target sasaran EN pada anak-anak yang sakit kritis pada hari-hari pertama setelah masuk picu
  • 18. • Problem/patient • Initiated feeding in critically childrenP • Intervensi • Early initiated feeding (EIF)I • Comparison • Early reched target enteranl nutrition (ERTEN) C • Outcome • Mortality rateO 18
  • 20. Apakah Penelitian ini Valid ? ? ? 20
  • 21.  Pertanyaan penelitian dinyatakan secara jelas pada abstrak dan latar belakang penelitian.  Tujuan : Menentukan apakah Early initiated feeding dibandingkan dengan early reached target enteral nutrition pada pasien anak yang kritis memiliki asosiasi yang kuat terhadap tingkat kematian di PICU 21 1. Was the research question clear? Was the need for the study adequately substansiated?
  • 22.  Design : Study observasional  Data dikumpulkan secara prospektif  Kurun waktu antara desember 2014 and Juni 2015  Ada beberapa keterbatasan penelitian ini yang memerlukan pertimbangan. Pertama, penelitian ini hanya memasukkan anak-anak sakit kritis yang menghabiskan setidaknya 4 hari di PICU. Oleh karena itu, hasil kami tidak mencerminkan status dukungan EN pada anak-anak sakit kritis yang meninggal dalam 96 jam pertama setelah masuk PICU 22 2. What was the design of the study? How were the data collected (one time (cross sectional) or repeated over time (longitudinal)? What were the limitation data collection methods?
  • 23.  Sebanyak 111 anak yang sakit kritis dievaluasi antara Desember 2014 dan Juni 2015. Kriteria inklusi adalah (i) usia pasien antara 1 bulan - 16 tahun; (ii) perkiraan lama tinggal PICU setidaknya 96 jam; (iii) penggunaan nasogastric tube; dan (iv) tidak ada riwayat penyakit GI akut atau kronis. Dari 111 pasien yang dirawat di PICU dengan penyakit kritis, 16 pasien tidak memenuhi kriteria inklusi, sehingga terdapat 95 pasien yang berpartisipasi dalam penelitian ini. 23 3. Describe the sample. How was the sample selected (eligibility criteria)? How is the sample representative of the population?
  • 24.  Variabel yang dibandingkan adalah Early initiated feeding dibandingkan dengan early reached target enteral nutrition pada pasien anak yang kritis 24 4. Describe the variables of interest. If comparison study, on what variables are group being compared? How were the groups similar? How were the groups different?
  • 25.  Iya, jumlah sample yang diteliti cukup besar untuk analisis statistik secara signifikan  Sebanyak Sebanyak 111 anak yang sakit kritis dievaluasi antara Desember 2014 dan Juni 2015 dan terdapat 95 anak yang terpilih untuk dianalisis 25 5. Was the sample size large enough to detect a statistically significant association or difference? Was a power analysis performed?
  • 26.  Potensi bias :  Untuk mencegah kemungkinan efek bias, anggota PICU tidak diberitahu tentang hasil primer dan sekunder dari penelitian ini. Namun, kami tidak dapat mengesampingkan apakah beberapa pusat penelitian bertindak lebih hati-hati dari yang lain selama penelitian.. 26 6. Were there any potential sources of bias? (Difference between groups not accounted for in the analysis, drop-outs, discounting outcomes, funding agency, etc)
  • 27.  Pengukuran awal :  Penelitian ini adalah bagian dari penelitian multisenter yang terdaftar, clinicaltrials.gov (NCT02598375) )). Kami memperoleh persetujuan dari dewan peninjau kelembagaan independen untuk memastikan kepatuhan dengan standar etika. 27 7. Describe the reliability and validity of the measure. Were the measures appropriate for the population or the variable being studied?
  • 28.  Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 22.0 untuk Windows (SPSS Inc., Chicago, IL, USA).  Variabel diuji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov.  Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan uji-dua dua sisi untuk data berpasangan yang berdistribusi normal, atau uji Mann-Whitney U atau uji peringkat W Wilcoxon untuk data yang tidak terdistribusi secara normal.  Untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin memengaruhi probabilitas kematian, dilakukan analisis regresi logistik multivariabel. 28 8. Were the analysis plans (statisticalmethods) described in detail? How were the data distributed? Were the correlative and comparative tests appropriate for the type of data analyzed and the questions asked?
  • 31.  Penelitian ini bertujuan menentukan apakah Early initiated feeding dibandingkan dengan early reached target enteral nutrition pada pasien anak yang kritis memiliki asosiasi yang kuat terhadap tingkat kematian di PICU. 31 1. What were the findings?
  • 32.  ERTEN menjadi prediktor signifikan independen untuk mortalitas (rasio odds 0,06, interval kepercayaan 95% 0,01-0,47; P = 0,007), dengan target ECI yang tercapai pada hari ke 2 dikaitkan dengan penurunan mortalitas 32 2.Was there clinical significance? Statistical significance?
  • 33.  Tingkat mortalitas 28 hari tidak berbeda antara pasien dengan dan tanpa EIF (11,1% (n = 5) vs 22,0% (n = 11), P = 0,159). Dari 16 pasien ini, target ECI dicapai pada satu (6,3%) pasien pada hari ke 2 (ERTEN) dan tujuh (43,8%) pasien pada hari ke 4, menunjukkan angka kematian pasien yang secara signifikan lebih tinggi yang tidak mencapai target ECI (P = 0,001) untuk hari 2 dan P = 0,015 untuk hari 4). 2.Was there clinical significance? Statistical significance?
  • 36.  Studi ini menunjukkan suatu potensi manfaat terapeutik dalam pemberian nutrisi pada pasien-pasien picu. 36 1. What relevance do the findings have to practice?
  • 37.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa ERTEN dapat mengurangi tingkat kematian pasien . Kami merekomendasikan, oleh karena itu, pemberian nutrisi kepada anak-anak yang sakit kritis tidak hanya dalam 6 jam pertama tetapi juga dalam 18 jam berikutnya dan menghilangkan hambatan yang tidak berbasis bukti yang dapat menunda inisiasi pemberian makan dan ERTEN. 37 2. Discuss how the findings can be applied to practice
  • 39. KESIMPULAN TELAAH KRITIS 39 Valid  Importance  Applicable 