4. ABSTRAK
TUJUAN STUDI:
Untuk menginvestigasi efek usia-
efek periode- efek kohort
terhadap tren temporal diabetes
tipe 1 pada anak-anak umur 0-14
tahun di Itali.
Penelitian ini menjelaskan hasil
analisisnya dengan menghitung
insidens berdasarkan gender,
kelompok usia, letak geografis,
periode kalender dan tahun
kelahiran subjek. Rasio insidens
dinilai dengan Relative Risk,
dimana terdapat peningkatan
dari satu periode ke periode
selanjutnya.
5. UJI STATISTIK YANG DIGUNAKAN
Penelitian ini menggunakan uji chi-square untuk menghitung tren insidens
6. Pada tabel di atas terlihat bahwa RR anak usia 0-14 tahun dengan diabetes tipe 1 yang lahir di tahun
memiliki risiko 1.38 (KI 95% 1.06-1.80) lebih besar dibandingkan dengan anak yang lahir di tahun 19
data ini bermakna signifikan secara statistik
7. KESIMPULAN
• Pada penelitian ini terbukti bahwa terdapat peningkatan tren
temporal yang linear dengan peningkatan per tahunnya 2.94%
12. MATERNAL AGE
• Di antara semua wanita dengan
kelahiran preterm, kelompok
wanita dengan usia < 20 tahun
memiliki tingkat kelahiran preterm
lebih tinggi sebanyak 6.63x lipat
(CI 95%, 2.22 – 19.82)
dibandingkan dengan kelompok
usia 25-20 sebagai reference
• Di antara semua wanita dengan
kelahiran preterm, kelompok
wanita dengan usia ≥ 35 tahun
memiliki tingkat kelahiran preterm
lebih tinggi sebanyak 4.47x lipat
(CI 95%, 3.27 – 6.13)
dibandingkan dengan kelompok
usia 25-29 sebagai reference
13. PRENATAL
CARE
• Di antara semua wanita
dengan kelahiran preterm,
kelompok yang tidak
melakukan ANC memiliki
tingkat kelahiran preterm
5.19x lipat (OR = 5.19, 95%
CI: 3.77, 7.14) lebih tinggi
dibandingkan dengan
kelompok yang memiliki ANC
reguler
14. NEONATAL
OUTCOME
• Di antara semua wanita
dengan kelahiran preterm,
kelompok yang melahirkan
bayi berjenis kelamin laki-laki
memiliki tingkat kelahiran
preterm 1.72x lipat (OR =
1.72, 95% CI: 1.46, 2.02) lebih
tinggi dibandingkan dengan
kelompok yang melahirkan
bayi berjenis kelamin
perempuan
15. DISKUSI
• Usia ibu: pola berbentuk U, konsisten dengan penelitian lain
• Riwayat kehamilan terdahulu: multipara lebih beresiko, ibu dengan Riwayat aborsi
lebih beresiko
• Riwayat ANC: ibu tanpa riwayat ANC atau ANC tidak teratur lebih berisiko,
• Jenis kelamin bayi: bayi laki-laki lebih beresiko
• Batasan studi: survey dilakukan pada 1 RS tersier dengan desain potong lintang
• Dibiayai oleh provinsi
18. ABSTRAK
• Prevalensi hipertensi di Indonesia:
26,5%
• Prevalensi hipertensi pada lansia
yang berkunjung ke posyandu: 45,5%
• Prevalensi obesitas pada lansia yang
berkunjung ke posyandu: 38,4%
• Lansia dengan obesitas memiliki
risiko 6x lebih besar untuk mengalami
hipertensi dibandingkan dengan
lansia yang tidak obesitas (POR 6,00
(95%CI 2,42-14,83))
19. HASIL PENELITIAN
• Prevalence Odd Ratio (POR) status obesitas terhadap hipertensi sebesar 4,42 dengan p-value
= 0,001 (95% CI 1,96-9,99)
• POR riwayat hipertensi keluarga terhadap hipertensi = 2,98 (95% CI 1,326- 6,718)
• POR aktivitas fisik terhadap hipertensi = 2,35 (95% CI 1,092-5,090)
20. FINAL MODEL MULTIVARIAT
• Setelah dilakukan adjustment terhadap faktor confounding berupa riwayat hipertensi
keluarga maka didapatkan POR sebesar 6,00 (95% CI 2,42-14,83)
21. UJI STATISTIK
• Uji statistik yang digunakan yaitu uji Chi-
square dengan CI 95% untuk analisis
bivariat
• Analisis multivariat menggunakan uji
regresi logistik
• Variabel terikat berupa hipertensi pada
lansia kategorik
• Variabel bebas berupa obesitas
kategorik
• Variabel kovariat berupa usia, riwayat
keluarga, aktivitas fisik, dan kebiasaan
merokok kategorik
22. DISKUS
I
• Pada penelitian ini ada 1 variabel yang mengontrol hubungan obesitas
terhadap hipertensi yaitu usia.
• Hasil penelitian ini menjawab hipotesis awal yaitu ada hubungan antara
obesitas dan hipertensi, yaitu lansia obesitas memiliki peluang 6x lebih
besar dibanding lansia tidak obesitas untuk terkena hipertensi.