Konsep Dasar keperawatan Jiwa Iskandar -Tarakan.pptx
PPT Proposal Sirosis Naldi_giziklinik.pptx
1. Hubungan Antara Subjective Global Assesment Dan Child
Pugh Score Terhadap Mortalitas Pasien Sirosis Hepatis
PROPOSAL
PENELITIAN
Pembimbing 1: Prof. Dr. dr. Haerani Rasyid, SpPD-KGH, Sp.GK
Pembimbing 2: Prof. Dr. dr. Nurpudji A Taslim, MPH, Sp.GK (K)
PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS
DEPARTEMEN ILMU GIZI KLINIK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2022
dr. Naldi Yanwar
C117216207
2. Program Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Gizi Klinik
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
VISI
Menjadi Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Ilmu Gizi Klinik yang
unggul di Indonesia dan di kawasan Asia Pasifik pada tahun 2025
MISI
Menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Gizi
Klinik, untuk menghasilkan dokter spesialis Ilmu Gizi Klinik yang :
1. Menjunjung tinggi etika keilmuan dan etika profesi kedokteran
2. Memenuhi standar kompetensi internasional
3. Mampu melakukan penelitian dalam bidang Gizi Klinik
4. Mampu melakukan pelayanan Gizi Klinik secara paripurna
4. LATAR BELAKANG
Sirosis
Hepatis
Penyebab kematian 2.4 % global
> 1 Juta kematian/tahun di dunia
Sirosis Deompensata → QoL ↓↓
Gangguan metabolisme Karbohidrat,
Protein dan Lemak Malnutrisi
Prognosis lebih buruk
daripada penyakit
onkologis
komplikasi ↑
• infeksi,
• ensefalopati hepatik,
• asites dan
• sindrom hepatorenal,
• lama rawat inap,
• biaya rumah sakit
• mortalitas
Sreening Gizi
1. Carvalho JR, Machado MV. New Insights About Albumin And Liver Disease.
Ann Hepatol. 2018;17(4):547–60.
2. Merli, M. et al. (2019) ‘EASL Clinical Practice Guidelines on nutrition in chronic liver
disease’, Journal of Hepatology, 70(1), pp. 172–193. doi:
10.1016/j.jhep.2018.06.024.
3. Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (2019) PEDOMAN NASIONAL
PELAYANAN KEDOKTERAN (PNPK) TATALAKSANA MALNUTRISI DEWASA.
Jakarta,Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Mengidentifikasi status
gizi pasien yang masuk
dalam kategori malnutrisi
atau risiko malnutrisi,
SGA
Tools
Identifikasi
Keparahan Penyakit
CTP Score
1
5. LATAR BELAKANG
Screening
Malnutrisi
Jarang dilakukan pada
pasien sirosis hepatis
karena belum ada
screening yang
tervalidasi
ESPEN 2019 :
Reomendasi SGA,
anthropometri, HGS
untuk identifikasi
malnutrisi
Tingkat Keparahan
Sirosis Hepatis
Child-Turcotte-Pugh
(CTP Score)
Bilirubin
Albumin
Protrombin Time
Severity Asites
Ensefalopati Hepatikum
Meski saat ini data dan bukti
keterkaitan antara skor SGA dan CTP
terhadap mortalisa pasien sirosis
sudah banyak, namun analisis data
hubungan ini masih kurang dilakukan
di Indonesia khususnya di makassar
sehingga diperlukan penelitian yang
menilai hubungan antara SGA tool
dan CTP score terhadap tingkat
mortalitas pasien sirosis hepatis di
RSWS Makassar
• Plauth, M. et al. (2019) ‘ESPEN guideline on clinical nutrition in
liver disease’, Clinical Nutrition, 38(2), pp. 485–521. doi:
10.1016/j.clnu.2018.12.022.
• Pugh RN, Murray IM, Dawson JL. Transection of the oesophagus
for bleeding oesophagealVarices. British Journal of Surgery.2017;
60:646-9.
2
6. RUMUSAN MASALAH
Apakah ada hubungan antara CTP score pasien sirosis
pada awal masuk rumah sakit dengan tingkat mortalitas
selama perawatan ?
Apakah ada hubungan antara SGA score pasien sirosis
pada awal masuk rumah sakit dengan tingkat mortalitas
selama perawatan ?
What is the
problem
formulation ?
01
02
03
Apakah ada hubungan antara SGA score pasien sirosis
pada awal masuk rumah sakit dengan CTP score selama
perawatan ?
Kesimpulan Rumusan Masalah Pada Penelitian ini :
Apakah ada hubungan antara screening malnutrisi pasien sirosis hepatis dengan menggunakan “SGA
score” yang dihubungkan dengan tingkat keparahan sirosis hepatis dengan menggunakan kriteria “CTP
score” terhadap tingkat mortalitas pasien sirosis hepatis yang dirawat inap ?
3
7. TUJUAN PENELITIAN
TUJUAN UMUM TUJUAN KHUSUS
• Menilai tingkat malnutrisi pasien sirosis
berdasarkan SGA score
• Menilai tingkat keparahan sirosis hepatis
berdasarkan kriteria CTP score
• Menilai tingkat kematian pada pasien
sirosis hati.
• Menganalisis hubungan screening
malnutrisi dengan SGA score dan tingkat
keparahan penyakit berdasarkan kriteria
CTP terhadap tingkat mortalitas pasien
sirosis yang dirawat di rumah sakit.
Untuk mengetahui hubungan antara
SGA score pasien sirosis hepatis dan
tingkat keparahan penyakit dengan
menggunakan kriteria “CTP score” pada
awal masuk rumah sakit terhadap tingkat
mortalitas selama perawatan di rumah
sakit.
4
8. MANFAAT PENELITIAN
Perkembangan Ilmu
Pengetahuan
• Data ilmiah mengenai
hubungan screening
malnutrisi dengan SGA
score dan tingkat
keparahan penyakit
berdasarkan kriteria CTP
terhadap tingkat mortalitas
pasien sirosis yang dirawat
di RSWS Makassar.
Praktisi
• Sumber informasi kepada
praktisi tentang hubungan
screening malnutrisi
dengan SGA score dan
tingkat keparahan penyakit
berdasarkan kriteria CTP
terhadap tingkat mortalitas
pasien sirosis yang dirawat
di RSWS Makassar.
Masyarakat
• Sumber informasi yang
akurat dalam upaya
menurunkan tingkat
morbiditas dan mortalitas
sirosis hepatis yang dirawat
dirumah sakit dengan
screening malnutrisi secara
dini dan penilaian tingkat
keparahan penyakit.
5
10. SIROSIS HATI
DEFINISI : oleh Laennec tahun 1826, yang berasal dari kata “cirrhos” yang berarti kuning oranye (orange
yellow), karena terjadinya perubahan warna pada nodul-nodul hati yang terbentuk
Sirosis adalah kerusakan pada hati, ditandai dengan nekrosis, peradangan, fibrosis dan pembentukan nodul
hati, akibat cedera kronis, yang menyebabkan perubahan organisasi lobular normal hati.
EPIDEMIOLOGI :
• Secara global, sirosis menyebabkan lebih dari 1.32 juta kematian pada tahun 2017, dengan
kematian 440000 (33.3%) pada wanita dan 883000 (7%) pada laki-laki.
• Di Indonesia, data mengenai prevalensi sirosis hepatis masih sangat terbatas. Terdapat 3,5% dari
seluruh pasien yang dirawat di bangsal penyakit dalam
ETIOLOGI : Negara Maju
• HCV
• Penyakit Hati Alkoholik
• NASH
Negara Berkembang
• HBV
• HCV
Lainnya
• Hepatitis Autoimun
• Kolangitis
• Sindrom Budd-Chiari
• Penyakit Wilson
7
11. SIROSIS HATI
Negara Maju
• HCV
• Penyakit Hati Alkoholik
• NASH
Negara Berkembang
• HBV
• HCV
Lainnya
• Hepatitis Autoimun
• Kolangitis
• Sindrom Budd-Chiari
• Penyakit Wilson
8
• Diperkenalkan oleh Laennec tahun 1826, yang berasal dari kata “cirrhos” yang
berarti orange yellow, karena perubahan warna pada nodul-nodul hati yang
terbentuk
• Sirosis adalah kerusakan pada hati, ditandai dengan nekrosis, peradangan, fibrosis
dan pembentukan nodul hati, akibat cedera kronis, → nodular normal hati berubah
DEFINISI
• Global : > 1.32 juta kematian pada tahun 2017, dengan kematian 440.000 (33.3%)
pada wanita dan 88.3000 (7%) pada laki-laki.
• Indonesia : Terdapat 3,5% pasien yang dirawat dengan sirosis hepatis
• Penelitian di RSUP Dr. M. Djamil Padang : 200 pasien (65,8%), pasien
(65,8%)
EPIDEMIOLOGI
Etiologi
• Sepanlou SG,Et Al. The Global,
Regional, And National Burden Of
Cirrhosis; A Systematic Analysis
For The Global Burden Of Disease
Study 2017
• Lovena A, Miro S, Efrida E.
Karakteristik Pasien Sirosis
Hepatis Di RSUP Dr. M. Djamil
Padang. J Kesehat Andalas. 2017;
12. SIROSIS HATI
Secara Morfologi
• Makronodular
• Mikronodular
• Campuran (makro-mikro nodular)
Secara Klinis
• Sirosis Hepatis Kompensata
• Sirosis Hepatis Dekompensata
KLASIFIKASI MANIFESTASI KLINIS
9
• Suva, M. (2018) ‘REVIEW ARTICLE A Brief Review on Liver Cirrhosis : Epidemiology,
Etiology, Pathophysiology, Symptoms, Diagnosis and Its Management’, 2014(July), pp. 1–5.
• Marcia Nahikian Nelms, Kathryn Sucher, Karen Lacey, S. L. R. (2017) Nutrition Th erapy and
Pathophysiology, 2e. second edi. Edited by Y. Cossio. canada: Cengage Learning. doi:
10.5005/jp/books/12923_26.
13. PATOFISIOLOGI SIROSIS HATI 10
Beberapa sel berperan dalam sirosis hati
termasuk hepatosit dan sel lapisan sinusoidal
seperti sel stellate hepatik (HSC), sel endotel
sinusoidal (SEC) dan sel Kupffer (KCs)
Jika nekrosis terbatas pada pusat lobulus hati
pemulihan penuh struktur hati
Jika nekrosis telah menembus parenkim
perifer lobulus hati septa jaringan ikat
tidak terjadi regenerasi fungsional Sirosis
Hepatis
• Suva, M. (2018) ‘REVIEW ARTICLE A Brief Review on Liver Cirrhosis : Epidemiology,
Etiology, Pathophysiology, Symptoms, Diagnosis and Its Management’, 2014(July), pp. 1–5.
• Marcia Nahikian Nelms, Kathryn Sucher, Karen Lacey, S. L. R. (2017) Nutrition Th erapy and
Pathophysiology, 2e. second edi. Edited by Y. Cossio. canada: Cengage Learning. doi:
10.5005/jp/books/12923_26.
• Silbernagl, S. and Lang, F. (2019) Color Atlas of Pathophysiology, Color Atlas of
Pathophysiology. doi: 10.1055/b-005-148940.
14. SIROSIS HATI
DIAGNOSIS KOMPLIKASI
Sirosis
Hepatis
Hipertensi
Portal
Splenomegali
Asites
SBP
Hepatorenal
Syndrome
HE
Malnutrisi
11
• Procopet, B. and Berzigotti, A. (2017) ‘Diagnosis of cirrhosis & portal hypertension: Imaging, non-invasive markers of fibrosis & liver biopsy’, Gastroenterology Report, 5(2), pp. 79–89.
doi: 10.1093/gastro/gox012.
• Ginanjar, E. and Rachman, A. M. (2018) Sirosis Hati, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam.
• Nusrat, S. et al. (2014) ‘Cirrhosis and its complications: Evidence based treatment’, World Journal of Gastroenterology, 20(18), pp. 5442–5460. doi: 10.3748/wjg.v20.i18.5442.
15. PROGNOSIS SIROSIS HATI
Pasien sirosis tergantung ada tidaknya komplikasi
sirosis. Kompensata atau dekompensata.
01
02
Kelangsungan hidup rata-rata pasien dengan sirosis
kompensata lebih lama dari pada pasien sirosis
dekompensata sekitar 9 tahun
03
Sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh beberapa
faktor meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati,
komplikasi, dan penyakit penyerta lainnya pada
pasien
04
Klasifikasi Child-Pugh banyak digunakan
untuk menilai prognosis dan QoL pasien
sirosis hati yang akan menjalani operasi
dan untuk menilai survival
• Nusrat, S. et al. (2014) ‘Cirrhosis and its complications: Evidence based treatment’, World Journal of Gastroenterology, 20(18), pp. 5442–5460. doi: 10.3748/wjg.v20.i18.5442.
• Peng Y, Qi X, Guo X. Child-pugh versus MELD score for the assessment of prognosis in liver cirrhosis a systematic review and meta-analysis of observational studies. Med
(United States). 2016;95(8):1–29.
12
16. STATUS GIZI DAN SIROSIS HEPATIS
Status gizi adalah suatu ukuran mengenai kondisi tubuh seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang
dikonsumsi dan penggunaan zat-zat gizi di dalam tubuh.
Keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang
masuk lebih sedikit dari energi yang dikeluarkan
Keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang
masuk seimbang dari energi yang dikeluarkan
Keadaan gizi seseorang dimana jumlah energi yang
masuk lebih banyak dari energi yang dikeluarkan
13
• Almatsier, s., 2015. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta
• Lee Robert D and David C Nieman. 2016. Nutritional Assesment.
Anthropometric, Biochemical, Clinical, Dietary. Second Edition. Mc Graw Hill.
Boston: Massachusetts
17. MALNUTRISI DAN SIROSIS HEPATIS
• Malnutrisi adalah suatu status gizi akibat
defisiensi atau kelebihan (imbalans) dari
energi, protein dan zat gizi lainnya yang
menyebabkan gangguan pada jaringan/tubuh
(bentuk, ukuran, komposisi), fungsi tubuh
dan luaran/hasil klinis.
• Kriteria Malnutrisi menurut ESPEN 2012 :
Asupan kalori yang tidak adekuat
Penurunan berat badan
Penurunan massa otot
penurunan lemak subkutan
Akumulasi cairan lokal dan general
Penurunan status fungsional
Mekanisme Malnutrisi Pada Sirosis Hepatis (Anand 2017)
14
• Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia. PNPK 2019. TATALAKSANA
MALNUTRISI DEWASA. Jakarta,Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia.
• Anand, A. C. (2017) ‘Nutrition and Muscle in Cirrhosis’, Journal of Clinical and
Experimental Hepatology, 7(4), pp. 340–357. doi: 10.1016/j.jceh.2017.11.001.
18. Malnutrition Screening Tools
For Chirrosis Hepatic
15
Alat Screening Keuntungan Kerugian Variabel
RFH-NPT
(rawat jalan)
Sederhana dan praktis, validasi
eksternal baik, prediksi
perburukan penyakit
Khusus untuk pasien sirosis saja,
dampak terapi nutrisi tidak
diketahui
Penurunan BB, Penurunan asupan
makan, overload cairan, Sirosis alkoholik
dan penggunaan enteral
LDUST
Nilai prediktif positif yang tinggi
(93 %)
Nilai prediktif negative yang
rendah (37,5 %), tergantung
penilaian subjektif pasien
Terdiri dari 6 pertanyaan : Penilaian
asupan makan, penurunan BB,
kehilangan lemak subkutan, kehilangan
massa otot, akumulasi cairan dan
penurunan kapasitas fungsional
SGA
Berkorelasi baik dengan hasil
operasi pada pasien sirosis
Kurang memperhitungkan
prevalensi sarcopenia, terbatas
memprediksi hasil klinis
- Parameter anamnesa (penurunan
asupan dan BB, gejala GI,
kapasitas fungsional, Stress
metabolic)
- Faktor fisik (kehilangan lemak
subkutan dan massa otot,
edema/ascites)
Royal Free Hospital
SGA
Penggabungan variable subjetif
dan objectif
Generalisasi prognostic antar
jenis kelamin di pertanyakan
BMI, mid-arm muscle circumference,
and dietary intake
Alasan Pemilihan SGA
Sering digunakan pada skrining gizi / resiko
gizi pada pasien yang akan dirawat inap atau
sementara rawat inap di RS WS
Malnutrisi yang ditemukan oleh SGA
berkorelasi dengan keparahan klinis penyakit
hati berdasarkan kelas Child-Pugh
Lebih komprehensif menilai resiko malnutrisi
pasien sirosis hepatis
Praktis, murah dan sederhana
Laur C, Davidson B, Keller H. Perceptions on use of the subjective global assessment before and after it became part of regular practice. Nutr Clin Pract 2019;34:906–15.
Shergill R, Syed W, Rizvi SA, Singh I. Nutritional support in chronic liver disease and cirrhotics. World J Hepatol 2018; 10(10): 685-694 Available from: URL: http://www.wjgnet. com/1948
5182/full/v10/i10/685.htm DOI: http://dx.doi. org/10.4254/wjh.v10.i10.685
19. SUBJETIVE GLOBAL ASSESMENT
SGA adalah Salah Satu Metode Penilaian Status Gizi
yang sering digunakan untuk menilai malnutrisi pada
pasien sirosis hepatis walaupun belum tervalidasi penuh.
Anamnesis
• Perubahan Berat Badan
• Perubahan asupan nutrisi
• Gejala Saluran Cerna
• Gangguan kemampuan
fungsional
• Penyakit pasien
Pemeriksaan Fisik
• Kehilangan Massa otot
dan lemak
• Adanya Ascites
• Adanya Edema
Score A : well malnourished or Mild risk malnourished
Score B : Moderate malnourished
Score C : Severely malnourished
16
•
Laur
C,
Davidson
B,
Keller
H.
Perceptions
on
use
of
the
subjective
global
assessment
before
and
after
it
became
part
of
regular
practice.
Nutr
Clin
Pract
2019;34:906–15.
20. Status Gizi – Keparahan Penyakit - Mortalitas
Sirosis Hepatis
Inflamasi
Fibrotik
Nodul
Gangguan
Metabolisme
Makronutrient
Malnutrisi
Keparahan
Sirosis Hepatis
Mortalitas
SGA
Tool
CTP
Score
17
Panackel, C. et al. (2016) ‘Decompensated Liver Disease: Liver Transplantation is the Best Option, Not the
Last Option’, IMA Kerala Medical Journal, (July). Available at:
http://keralamedicaljournal.com/2016/03/30/decompensated liver disease-liver-transplantation-is-the-
best-option-not-the-last-option/.
21. CHILD-TURCOTTE-PUGH
bil
alb
PT
Bilirubin berasal dari pemecahan
heme akibat penghancuran sel darah
merah oleh sel retikuloendotel
Albumin merupakan substansi
protein terbesar yang dihasilkan oleh
hati. Apabila ada gangguan fungsi
sintesis sel hati maka kadar albumin
serum turun
Pada kerusakan hati berat maka
sintesis faktor koagulasi oleh hati
berkurang sehingga PT akan
memanjang
Kadar bilirubin lebih dari 3
mg/dL biasanya baru dapat
menyebabkan ikterus
• Kadar serum albumin normal
3,5-5,5 gr/dL, dengan total
konsentrasi dalam tubuh 300-
500 gr.
• Laju sintesis di hati 15 gr/hr
dan waktu paruh 21 hari
PT menilai faktor I, II, V, VII,
IX,dan X. Oleh karena itu,
Pemeriksaan PT digunakan
untuk melihat fungsi sintesis
hati lebih sensitif
Severely Asites
Encephalopati Hepatikum
• Dufour DR. Liver disease. In:Carl AB, Edward RA, David EB editors. Clinical chemistry and molecular diagnostics. Fourth ed.
Missouri: Elsevier saunders; 2016. p. 1777-1827.
• Hall P, Johnny C. What is the real fungtion of the liver ‘function” test. Ulster Med J. 2015;81:30-36
• Zhan T, Stremmel W. The diagnosis and treatment of minimal hepatic encephalopathy. Dtsch Arztebl Int. 2016;109(10):180-7.
18
22. Mortalitas Pasien Sirosis Hepatis
• Peng Y, Qi X, Guo X. Child-pugh versus MELD score for the assessment of prognosis in liver cirrhosis a systematic review and meta-analysis of observational studies. Med (United
States). 2016;95(8):1–29.
• Nusrat, S. et al. (2014) ‘Cirrhosis and its complications: Evidence based treatment’, World Journal of Gastroenterology, 20(18), pp. 5442–5460. doi: 10.3748/wjg.v20.i18.5442..
19
Mortalitas
Mortalitas pasien sirosis tergantung ada tidaknya komplikasi sirosis.
Pasien sirosis kompensata mempunyai harapan hidup lebih lama, bila
tidak berkembang menjadi sirosis dekompensata.
Prognosis sirosis hati sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh
beberapa faktor meliputi etiologi, beratnya kerusakan hati,
komplikasi, dan penyakit penyerta lainnya
26. Semakin tinggi resiko malnutrition
berdasarkan penilaian SGA score, maka
semakin tinggi pula tingkat keparahan
penyakit sirosis hepatis berdasarkan
penilaian CTP score pasien sirosis hepatis
yang dirawat inap di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makassar.
Semakin tinggi resiko malnutrition
berdasarkan penilaian SGA score, maka
semakin tinggi pula tingkat mortalitas
pasien sirosis hepatis yang dirawat inap di
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
H I P O T E S I S
P E N E L I T I A N
1
2
22
28. METODE
PENELITIAN
Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian analitik-observasional
dengan desain kohort retrospektif pada pasien Sirosis Hati yang dirawat
inap di RSWS, Makassar periode tahun 2017 – 2021.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSWS, Makassar pada bulan April 2021 sampai
jumlah sampel terpenuhi dengan data sampel diambil dari Instalasi
Rekam Medik RSWS tahun 2017-2021.
Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien Sirosis hati yang
dirawat inap di RSWS, Makassar antara tahun 2017 – 2021.
Sampel
Sampel penelitian adalah semua pasien Sirosis hati yang dirawat inap di
RSWS Makassar antara tahun 2017 – 2021 yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Data diperoleh dari rekam medik di Instalasi
Rekam Medik RSWS Makassar.
Besar Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel ditentukan dengan menggunakan metode
consecutive sampling yaitu semua pasien Sirosis hati yang dirawat inap
antara 2017-2021 di RSWS Makassar serta memenuhi kriteria inklusi.
23
29. Kriteria Inklusi dan Eksklusi 24
• Penderita sirosis hepar yang berusia lebih dari 18 tahun
• Pasien sirosis hepatis yang rawat sama Gizi Klinik
• Terdapat hasil screening resiko malnutrisi dengan SGA tool
• Terdapat hasil pemeriksaan laboratorium berupa: albumin,
bilirubin, PT,APTT, INR, dan hasil laboratrium yang lain.
Kriteria
Inklusi
• Data tidak lengkap
Kriteria
Eksklusi
30. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data 25
Pencarian data dilakukan di Instalasi Rekam Medik RSWS Makassar dengan
populasi semua pasien Sirosis hati yang dirawat inap (tahun 2017-2021) yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Pencatatan sampel penelitian dalam buku register penelitian, berupa usia,
jenis kelamin, status gizi, penyakit komorbid, lama rawat. Parameter
laboratorium berupa darah lengkap, termasuk di dalamnya, albumin,
PT/INR/APTT, Trombosit, bilirubin dan lain-lain.
Menyajikan data hasil analisis uji statistik dalam bentuk tabel dan grafik.
31. SGA adalah Salah Satu Metode Penilaian
Status Gizi yang bertujuan untuk memeriksa
status gizi berdasarkan riwayat pasien dan
pemeriksaan fisik yang mencerminkan
perubahan metabolik dan fungsional
Subjectif Global Assesment
Dinyatakan dalam score huruf berdasarkan rentang nilai yang diberikan
berupa Score A (6-7) : Gizi Baik atau Mild Malnutrition ; Score B (3-5) :
Gizi Sedang (Moderate Malnutrition); dan Score C (1-2) : Gizi Buruk
(Severely Malnutrition)
Kriteria Obyektif
01
CTP kriteria adalah sistem penilaian
keparahan sirosis hepatis yang dirancang
untuk memprediksi kematian pasien sirosis
hepatis
Child-Turcotte-Pugh Kriteria
Dinyatakan dalam score huruf berdasarkan rentang nilai yang diberikan
berupa CTP Score A (5-6 point) : fungsi hati baik atau terganggu ringan ;
CTP Score B (7-9 point) : fungsi hati terganggu sedang; dan CTP Score C
(10-15 point) : fungsi hati terganggu berat.
Kriteria Obyektif
02
Mortalitas adalah ukuran terjadinya kematian
pada pasien dalam perawatan, yang diambil
dari data rekam medis.
Mortalitas
Dinyatakan dalam nominal meninggal atau hidup.
Kriteria Obyektif
03
Definisi Operasional dan Kriteria Obyektif 26
32. Izin Penelitian dan Ethical Clearance 27
Dalam melaksanakan penelitian ini, akan menggunakan data rekam
medik, nama dianomimkan dan data dijamin kerahasiaannya, serta
akan mengurus persetujuan dari Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Makassar dan Bagian
Pendidikan dan Penelitian RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar.
34. PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 29
Variable-varibel dalam
penelitian ini dilakukan uji
statistik dengan
menggunakan program
jadi yaitu The Statistical
Package for the Social
Sciences Program (SPSS)
versi 25.0.
Hasil uji signifikan jika
p < 0.05.
Keputusan hasil pengujian
hipotesis ditetapkan tidak
bermakna, bila p > 0.05,
bermakna, bila p ≤ 0.05 dan
sangat bermakna bila p <
0.01