Rencana pelaksanaan pembelajaran ini menggunakan model pembelajaran 5E untuk mata pelajaran kimia tentang materi koloid pada kelas XI. Pembelajaran akan dilaksanakan dalam 2 pertemuan dengan menggunakan video dan diskusi kelompok untuk mengamati fenomena koloid di lingkungan, diikuti dengan praktikum untuk menguji efek Tyndall. Tujuannya agar siswa dapat mengidentifikasi jenis koloid dan memahami sifat-sif
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitdasi anto
File ini berisi modul tentang larutan elektrolit dan non elektrolit, materi kimia kelas X SMA/MA. Silahkan dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, demi kemajuan pendidikan di Indonesia
Modul Kimia Kelas X: Larutan Elektrolit dan Non-elektrolitdasi anto
File ini berisi modul tentang larutan elektrolit dan non elektrolit, materi kimia kelas X SMA/MA. Silahkan dimanfaatkan untuk kegiatan pendidikan, demi kemajuan pendidikan di Indonesia
Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur AtomDiva Pendidikan
Download Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur Atom
Model Pembelajaran Struktur Atom dengan Mix Method Luring dan Daring:
1. Model Pembelajaran Flipped Classroom
Model ini memanfaatkan kombinasi pembelajaran luring dan daring. Sebelum pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapatkan akses pada materi pembelajaran Struktur Atom secara daring, baik melalui video pembelajaran, bahan ajar atau modul. Setelah mempelajari materi tersebut, peserta didik akan diminta untuk memahami materi dan menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. Selanjutnya, saat pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi dan memperdalam pemahaman mereka dengan bimbingan dari guru dan berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif seperti diskusi, percobaan dan simulasi.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran ini memadukan pembelajaran daring dan luring dengan menekankan pada pembelajaran berbasis proyek. Peserta didik diberi tugas untuk merancang suatu proyek yang berkaitan dengan Struktur Atom, seperti merancang model atom, membuat animasi tentang interaksi partikel subatomik, atau melakukan percobaan sederhana terkait dengan muatan dan massa partikel subatomik. Proyek-proyek ini kemudian akan disajikan oleh peserta didik melalui platform daring, seperti presentasi video atau forum diskusi daring. Selanjutnya, pada pertemuan tatap muka, peserta didik dapat menunjukkan proyeknya secara langsung dan melakukan diskusi dan refleksi bersama dengan guru dan teman-temannya.
3. Model Pembelajaran Kolaboratif
Model pembelajaran kolaboratif ini memadukan pembelajaran luring dan daring dengan fokus pada pembelajaran dalam kelompok. Peserta didik akan dikelompokkan dan diberikan tugas untuk membahas materi Struktur Atom secara daring. Setelah itu, mereka akan berkumpul pada pertemuan tatap muka untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka secara bersama-sama. Selama pertemuan, peserta didik akan diminta untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka, mengerjakan tugas kelompok, dan memberikan presentasi hasil pembahasan mereka. Model pembelajaran kolaboratif dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan belajar bersama-sama dengan teman-temannya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut, peserta didik dapat memahami materi Struktur Atom dengan lebih baik dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik pada pembelajaran luring maupun daring.
Teori orbital molekul merupakan teori yang paling lengkap karena menyangkut interaksi elektrostatik dan interaksi kovalen . Berdasarkan teori orbital molekul, pada pembentukkan senyawa kompleks, orbital-orbital pada atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan saling berinteraksi membentuk orbital-orbital molekul baru. Berdasarkan pedekatan linier, orbital-orbital molekul senyawa kompleks dianggap merupakan kombinasi linier dari orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan. Perbedaan energy antara orbital-orbital atom pusat dengan ligan dapat diabaikan oleh karena itu dalam menggambarkan orbital molekul senyawa kompleks cukup digambarkan dengan orbital-orbital valensinya
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur AtomDiva Pendidikan
Download Modul Ajar Kimia XI Pertemuan ke-1 Struktur Atom
Model Pembelajaran Struktur Atom dengan Mix Method Luring dan Daring:
1. Model Pembelajaran Flipped Classroom
Model ini memanfaatkan kombinasi pembelajaran luring dan daring. Sebelum pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapatkan akses pada materi pembelajaran Struktur Atom secara daring, baik melalui video pembelajaran, bahan ajar atau modul. Setelah mempelajari materi tersebut, peserta didik akan diminta untuk memahami materi dan menyelesaikan tugas yang berkaitan dengan materi tersebut. Selanjutnya, saat pertemuan tatap muka, peserta didik akan mendapat kesempatan untuk mengklarifikasi dan memperdalam pemahaman mereka dengan bimbingan dari guru dan berbagai kegiatan pembelajaran yang lebih interaktif seperti diskusi, percobaan dan simulasi.
2. Model Pembelajaran Berbasis Proyek
Model pembelajaran ini memadukan pembelajaran daring dan luring dengan menekankan pada pembelajaran berbasis proyek. Peserta didik diberi tugas untuk merancang suatu proyek yang berkaitan dengan Struktur Atom, seperti merancang model atom, membuat animasi tentang interaksi partikel subatomik, atau melakukan percobaan sederhana terkait dengan muatan dan massa partikel subatomik. Proyek-proyek ini kemudian akan disajikan oleh peserta didik melalui platform daring, seperti presentasi video atau forum diskusi daring. Selanjutnya, pada pertemuan tatap muka, peserta didik dapat menunjukkan proyeknya secara langsung dan melakukan diskusi dan refleksi bersama dengan guru dan teman-temannya.
3. Model Pembelajaran Kolaboratif
Model pembelajaran kolaboratif ini memadukan pembelajaran luring dan daring dengan fokus pada pembelajaran dalam kelompok. Peserta didik akan dikelompokkan dan diberikan tugas untuk membahas materi Struktur Atom secara daring. Setelah itu, mereka akan berkumpul pada pertemuan tatap muka untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka secara bersama-sama. Selama pertemuan, peserta didik akan diminta untuk membahas dan memperdalam pemahaman mereka, mengerjakan tugas kelompok, dan memberikan presentasi hasil pembahasan mereka. Model pembelajaran kolaboratif dapat membantu peserta didik untuk mengembangkan keterampilan sosial dan belajar bersama-sama dengan teman-temannya.
Dengan menggunakan model pembelajaran tersebut, peserta didik dapat memahami materi Struktur Atom dengan lebih baik dan terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran, baik pada pembelajaran luring maupun daring.
Teori orbital molekul merupakan teori yang paling lengkap karena menyangkut interaksi elektrostatik dan interaksi kovalen . Berdasarkan teori orbital molekul, pada pembentukkan senyawa kompleks, orbital-orbital pada atom pusat dengan orbital-orbital dari ligan saling berinteraksi membentuk orbital-orbital molekul baru. Berdasarkan pedekatan linier, orbital-orbital molekul senyawa kompleks dianggap merupakan kombinasi linier dari orbital-orbital atom pusat dan orbital-orbital ligan. Perbedaan energy antara orbital-orbital atom pusat dengan ligan dapat diabaikan oleh karena itu dalam menggambarkan orbital molekul senyawa kompleks cukup digambarkan dengan orbital-orbital valensinya
LKPD Kimia berbasis PBL pada Materi Larutan PenyanggaNurmalitaFatimah1
Lembar Kerja Peserta Didik berbasis Problem Based Learning pada Materi Larutan Penyangga dibuat untuk memenuhi Tugas Akhir Skripsi. LKPD dipublikasikan agar dapat diketahui, digunakan, dan dimanfaatkan oleh guru atau peserta didik dalam proses pembelajaran.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks. Tiap ahli psikologi memberikan batasan yang berbeda tentang belajar dan terdapat keragaman dalam hal menjelaskan atau mendefinisikan belajar itu sendiri. Belajar merupakan hal yang paling penting sekali dalam kehidupan manusia. Dengan belajar manusia akan mengalami proses ke arah yang lebih baik lagi.
Dalam kaitannya dengan belajar ini, banyak sekali para ahli psikologi yang membahas tentang belajar. Tanpa teori pembelajaran tidak akan ada kerangka konseptual yang digunakan sebagai dasar dalam melakukan pembelajaran. Dalam perkembangannya, terdapat banyak teori-teori yang berkembang dari tokoh-tokoh psikologi. Dalam makalah ini akan dibahas teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif, serta teori sosial kognitif.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran pemprosesan informasi dan kognitif ?
2. Bagaimana penjelasan teori pembelajaran sosial kognitif ?
1.3 TUJUAN
Dengan adanya makalah pendekatan belajar pemprosesan informasi dan sosial kognitif ini, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca berkaitan dengan teori belajar.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bentuk teori kepribadian dan terapi psikoanalitik ini muncul dalam konteks medis dengan asumsi dasar bahwa klinisi menangani patologi. Pendekatan psikoanalisis juga dikenal dengan istilah psikodinamik yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Pendekatan-pendekatan psianalisis atau psikodinamik menganggap bahwa tingkah laku abnormal disebabkan oleh faktor-faktor intrapsikis (konflik tak sadar, represi, mekanisme defensive), yang mengganggu penyesuaian diri.
Pikoanalisis merupakan sebuah metode yang sangat berpengaruh mengobati gangguan mental, dibentuk oleh teori psikoanalitik, yang menekankan proses mental bawah sadar dan kadang-kadang digambarkan sebagai "psikologi mendalam."
Gerakan psikoanalitik berasal dari pengamatan klinis dan formulasi dari psikiater Austria yang bernama Sigmund Freud, yang menciptakan istilah itu selama 1890-an, Freud dikaitkan dengan yang lain Wina, Josef Breuer, dalam studi pasien neurotik bawah hipnosist. Freud dan Breuer mengamati bahwa, ketika sumber ide pasien dan impuls dibawa ke dalam kesadaran selama kondisi hipnosis, pasien menunjukkan perbaikan.
Norman D. Sundberg dkk (2007:190) Bagaimana Freud memikirkan tentang masalah psikologis? Hal ini dapat dilihat dari ilustrasi pemikiran awal Freud-Katharina disebuah buku terbitan 1895, Studies on Hysteria (Breuer dan Freud, hal. 125-134).Psikoanalisa dapat dikatakan sebagai aliran psikologi yang paling dikenal meskipun mungkin tidak dipahami seluruhnya. Namun psikoanalisa juga merupakan aliran psikologi yang unik, tidak sama seperti aliran lainnya. Aliran ini juga yang paling banyak pengaruhnya pada bidang lain di luar psikologi, melalui pemikiran Freud.
Konsep dari teori Freud yang paling terkenal adalah tentang adanya alam bawah sadar yang mengendalikan sebagian besar perilaku. Selain itu, dia juga memberikan pernyataan pada awalnya bahwa prilaku manusia didasari pada hasrat seksualitas pada awalnya (eros) yang pada awalnya dirasakan oleh manusia semenjak kecil dari ibunya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dengan model Psycoanalytical?
2. Bangaimanakah pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis?
3. Sebutkan dan jelaskan struktur kepribadian ?
4. Bangaimanakah dinamika kepribadian ?
5. Bangaimanakah perkembangan kepribadian?
6. Bangaimanakah proses terapi dalam psikoanalitik?
7. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam psikoanalitik?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pegertian dari model Psycoanalytical.
2. Untuk mengetahui bangaimana pendekatan psikoanalisa dalam bidang klinis.
3. Untuk mengetahui struktur kepribadian .
4. Untuk mengetahui bangaimana dinamika kepribadian .
5. Untuk mengetahui bangaimana perkembangan kepribadian.
6. Untuk mengetahui bangaimana proses terapi dalam psikoanalitik.
7. Untuk mengetahui teknik-teknik dalam psikoanalitik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Model Psycoanalytical merupakan model yang pertama yang ditemukan oleh Sigmun Freud yang meyakini bahwa penyimpangan
ppt profesionalisasi pendidikan Pai 9.pdfNur afiyah
Pembelajaran landasan pendidikan yang membahas tentang profesionalisasi pendidikan. Semoga dengan adanya materi ini dapat memudahkan kita untuk memahami dengan baik serta menambah pengetahuan kita tentang profesionalisasi pendidikan.
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
1. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(Penerapan Model Pembelajaran 5E dalam Materi Koloid)
Disusun oleh:
Astika Rahayu
1311818005
PROGRAM PASCASARJANA
PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
2. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Subjek Pembelajaran : Kimia
Kelas/Semester : XI / 2
Pertemuan ke : 6
Waktu pelaksanaan : 2 x 45 menit
A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran,
damai), santun, responsif dan proaktif, dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan
dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia.
KI 3 : Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan
rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
KI 4 : Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan metode sesuai
kaidah keilmuan.
B. Kompetensi Dasar:
3.14 Mengelompokkan berbagai tipe sistem koloid, dan menjelaskan keguanaan koloid dalam kehidupan berdasarkan sifat-
sifatnya
3. C. Indikator Pencapaian Kompetensi
3.14.5 Mengindentifikasi fenomena di lingkungan sekitar berdasarkan sifat-sifat koloid.
D. Tujuan
Setelah melakukan proses pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran 5E kontekstual dengan bantuan video
seputar fenomena koloid di lingkungan sekitar, peserta didik mampu:
1. Mengenali kembali jenis-jenis sistem koloid melalui pengamatan video fenomena koloid dilingkungan sekitar
2. Mengaklasifikasi fenomena di lingkungan sekitar berdasarkan sifat-sifat koloid
3. Menyadari setiap fenomena koloid yang terjadi disekitarnya
E. Materi
Koloid memiliki sifat-sifat yang khas dalam sistem koloid. Ada macam-macam atau jenis-jenis koloid yang ada di
kehidupan sehari-hari dengan sifat-sifat tertentu yang ada pada sifat-sifat koloid.
a) Efek Tyndall
Partikel dalam larutan yang berupa molekul atau ion terlalu kecil untuk menghamburkan cahaya, sehingga berkas cahaya
dalam larutan tidak terlihat. Sebaliknya, cahaya yang melewati sistem koloid akan terlihat nyata. Partikel-partikel koloid
yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya itu ke segala arah, meskipun partikel koloidnya tidak tampak.
Peristiwa panghamburan cahaya oleh partikel kolod disebut efek Tyndall.
b) Gerak Brown
Gerak Brown membuktikan teori kinetik molekul, yang mengatakan bahwa molekul-molekul dalam zat cair senantiasa
bergerak. Gerakan tersebut terjadi sebagai akibat tumbukan yang tidak seimbang dari molekul-molekul medium terhadap
partikel koloid. Makin tinggi suhu makin cepat gerak Brown karena energi kinetik molekul medium meningkat sehingga
menghasilkan tumbukan yang lebih kuat. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang menstabilkan koloid karena
bergerak terus menerus maka partikel koloid dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak mengendap.
c) Adsorbsi
4. Adsorbsi merupakan proses penyerapan ion atau mikroorganisme oleh permukaan partikel koloid, menyebabkan partikel
koloid bermuatan listrik.
Contoh:
a. Proses pemisahan mineral logam dari bijihnya pada industri logam
b. Penjernihan air tebu pada proses pembuatan gula pasir menggunakan tanah diatom dan arang tulang
d) Elektroforesis
Elektroforesis merupakan proses penggerakan partikel koloid karena pengaruh medan listrik.
Contoh:
Peristiwa elektroforesis sering dimanfaatkan pihak kepolisian dalam mengidentifikasi jenazah korban pembunuhan atau
jenazah tidak dikenal melalui tes DNA.
e) Koagulasi
Koagulasi merupakan penggumpalan partikel koloid oleh pemanasan atau oleh ion yang berlawanan muatan.
Contoh:
a. Penggumpalan lumpur atau tanah liat pada proses penjernihan air menggunakan tawas
b. Proses pembentukan delta didaerah muara, koagulannya air laut yang merupakan elektrolit
f) Dialisis
Dialisis merupakan cara mengurangi ion-ion pengganggu yang terdapat dalam sistem koloid dengan menggunakan selaput
semipermiabel.
Contoh:
Proses cuci darah bagi penderita gagal ginjal (hemodialisis)
g) Koloid Pelindung
Koloid pelindung merupakan koloid yang dapat melindungi koloid lain agar tidak terjadi koagulasi.
Contoh:
a. Gelatin, merupakan koloid pelindung yang mencegah terbentuknya kristal es dalam es krim
5. b. Kasein dalam susu mampu melindungi lemak atau minyak dalam medium cair, koloid pelindung emulsi disebut
emulgator
h) Koloid Liofil dan Liofob
Sol liofil merupakan sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas besar dalam menarik medium pendispersinya,
sedangkan sol liofob merupakan sol yang fase terdispersinya mempunyai afinitas kecil terhadap medium pendispersinya.
Perbedaan antara sol liofil dengan sol liofob:
F. Alokasi Waktu
4 x 45 menit (2x pertemuan)
G. Model, Metode, Dan Pendekatan Pembelajar an
Model : 5E
Metode : Pengamatan dan diskusi
Pendekatan : Kontekstual
H. Media Pembelajaran
Foto
Video
6. I. Kegiatan Pembelajaran
No. Sintaks Aktivitas Deskripsi
Pendahuluan Apersepsi
(15 menit)
- Guru membuka kelas dengan mengucapkan salam
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Guru mencari tahu kondisi pengetahuan awal peserta
didik tentang materi koloid melalui pengulasan
kembali atau pemberian pertanyaan berkaitan dengan
materi sebelumnya.
Karakter yang diamati:
1. Sikap tanggung jawab dan kesantunan siswa.
2. Menggali ingatan tentang pembelajaran
sebelumnya.
Alasan pendukung:
Menurut teori konstruktivisme Jean Peaget dan
Vygotsky, proses pembelajaran di dalam otak seorang
siswa akan bermula dari pengetahuan awal yang telah
dia miliki.
Students connect what they learn to what they
already know, interpreting incoming information,
and even sensory perception, through the lens of their
existing knowledge, beliefs, and assumptions
(Vygotsky, 1978; National Research Council, 2000)
Berdasarkan teori tersebut, tentu saja guru tidak boleh
mengabaikan pengetahuan awal siswa. Sebaiknya
guru mengembangkan proses belajar siswa dengan
cara membangun pengetahuan baru yang lebih luas
dari informasi/pengetahuan awal yang telah dimiliki
siswa.
Kegiatan
Inti
Engagement - Peserta didik mengamati fenomena-fenomena di
sekitar melalui gambar/video yang disajikan.
Karakter yang diamati:
1. Konsentrasi
7. - Peserta didik diberikan pertanyaan berkaitan
berdasarkan gambar/video yang mereka amati.
Contoh: Mengamati gambar/video kabut yang
tersorot lampu kendaraan.
“Apakah kabut termasuk jenis koloid? Jika iya,
termasuk jenis koloid apakah itu?”
“Mengapa kabut yang tersorot lampu kendaraan
menghasilkan visualisasi seperti itu?”
https://www.youtube.com/watch?v=UTSusk2ir64
2. Ketelitian
3. Curiousity
Alasan pendukung:
Mayer (2001) explains that viewing, while it may
appear to be passive, can involve the high cognitive
activity necessary for active learning: “well-designed
multimedia instructional messages can promote
active cognitive processing in students, even when
learners seem to be behaviorally inactive”. The
content and context of the viewing are both crucial
elements for engaging students as active learners.
Pembelajaran dengan menggunakan media beupa
foto/video dapat meningkatkan minat siswa. Media
tersebut juga melibatkan fenomena sehari-hari yang
amat dekat dengan kehidupan siswa. Menurut faham
konstruktivisme pengetahuan merupakan konstruksi
(bentukan) dari orang yang mengenal sesuatu yang
terbentuk karena pengalaman melalui proses asimilasi
dan akomodasi. Berlandaskan teoeri tersebut, maka
model pembelajaran kontekstual menekankan bahwa
belajr tidak hanya sekadar menghapal, mencatat,
sataupun mendengarkan melainkan juga membangun
pengetahuan dibenak mereka sendiri dari hasil
pengamatan dan pemahaman terhadap sesuatu yang
terjadi di sekitar mereka.
Exploration - peserta didik melakukan observasi terhadap video
yang disediakan guru untuk mendukung proses
eksplorasi
- peserta didik berdiskusi dengan kelompoknya
tentang fenomena yang mereka amati dan
menghubungkannya dengan informasi yang mereka
Karakter yang diamati:
1. problem solving
2. critical thinking
3. kegigihan
4. kerjasama
Alasan yang mendukung:
Kegiatan eksplorasi akan mengembangkan soft-skills
peserta didik seperti problem solving abilities dan
8. peroleh
https://www.youtube.com/watch?v=LLewlDhE2VM
https://www.youtube.com/watch?v=uNm9rA_js8s
critical thinking. Ini selaras dengan fungsi otak yang
didesain Tuhan untuk memecahkan masalah.
The human brain seems to be designed to solve
problem. General problem solving requires many
skills. Some of the more useful skills are:
- maintaining focus and attention
- having the ability to locate and prioritize
resource
- making distinctions in relevance, similarities,
order, and differences
- reading and summarizing content.
(Jensen, 2005)
Pada tahap ini juga diterapkan pembelajaran
kolaboratif. Yang mana menurut Piaget dengan
konsepnya “active learning” berpendapat bahwa para
siswa belajar lebih baik jika mereka berpikir secara
kelompok, menurut pikiran mereka maka oleh sebab
itu menjelaskan sebuah pekerjaan lebih baik
menampilkan di depan keras. Piaget juga berpendapat
bila suatu kelompok aktif kelompok tersebut akan
melibatkan yang lain untuk berpikir bersama,
sehingga dalam belajar lebih menarik.
Melalui pertukaran pikiran tersebut terlatihlah
kemampuan mereka dalam berkomunikasi dan saling
menghargai satu sama lain. Proses pemecahan
masalah juga akan berkembang dengan berbagai
macam pendapat yang muncul.
Explanation - salah satu kelompok menampilkan hasil diskusinya
secara oral kepada teman-temannya
- guru memfasilitasi peserta didik dengan penjelasan
yang akan meluruskan pemahaman peserta didik
Karakter yang diamati:
1. rasa percaya diri
2. komunikatif
alasan pendukung:
adanya kegiatan explanation akan melatih siswa
mengkomunikasikan pikirannya terhadap sesautu hal.
9. Adywibowo (2010) menyatakan bahwa rasa percaya
diri adalah keyakinan seseorang akan kemampuan
yang dimiliki untuk menampilkan perilaku tertentu
atau untuk mencapai target tertentu.
Melalui tahap ini juga terdapat kemungkinan
munculnya perbedaan pemahaman pada siswa. Saat
itulah fungsi guru sebagai fasilitator akan berguna
untuk meluruskan pemahaman siswa terhadap materi.
Elaboration - peserta didik dibimbing untuk melakukan percobaan
sederhana tentang salah satu sifat koloid yaitu efek
Tyndall dengan menerapakan metode saintifik
- peserta didik melakukan pengamatan dengan
seksama dan diberikan lembar kerja pengamatan
https://www.youtube.com/watch?v=uNm9rA_js8s
Karakter yang diamati:
1. ketekunan
2. ketelitian
3. critical thinking
4. penalaran
alasan pendukung:
Menurut Reigeluth (1999) elaborasi mengandung
beberapa nilai lebih, seperti memungkinkan untuk
meningkatkan motivasi dan kebermaknaan belajar
dengan memberi kesempatan siswa untuk berpikir,
menganalisa, menyelesaikan masalah, dan bertindak
tanpa rasa takut.
Pada akhirnya, tahap elaborasi ini akan semakin
mengembangkan pemahaman siswa terhadap objek
yang dia amati.
Selain itu, kegiatan praktikum sederhana yang akan
dilakukan akan menambah kebermaknaan belajar.
Menurut teori kontruktivisme, “belajar ialah
melibatkan konstruksi pengetahuan seseorang dari
pengalamannya sendiri oleh dirinya sendiri” dan
menurut teori belajar Brunner dinyatakan bahwa
“untuk mendapat pemahaman belajar dengan
10. menemukan sendiri (pendekatan discovery).
Pemahaman didapatkan secara induktif dengan
membuat pemikiraan yang masuk akal tau menarik
kesimpulan.
Pada dasarnya pemahaman tidak selalu muncul dari
proses induktif melainkan juga deduktif. Tetapi
melalui penerapan pendekatan saintifik pada kegiatan
praktikum akan membangun dan memperkuat
pemahaman siswa melalui langkah-langkah
terstruktur yang ada.
Belajar bermakna adalah proses mengaitkan
dalaminformasi baru dengan konsep-konsep yang
relevan dan terdapat dalam struktur kognitif
seseorang. (Ausubel)
Evaluation - peserta didik diberikan lembar evaluasi tentang
fenomena-fenomena yang sudah mereka amati
Pada tahap ini yang diamati adalah keberhasilan
proses pembelajaran melalui lembar evaluasi yang
dikerjakan oleh siswa.
Connections have been made at the synapse by now, but
those connections are constantly being modified. Some of
the changes happen as a result of the introduction of
new, dissonant content, and other changes happen by
erosion. Assume that your students won’t get things right
the first time, that they won’t recall what they learned
and what they got right, and that memories will
deteriorate or get warped (Jensen, 2005).
Penutup
(15 menit)
- guru memberikan feedback singkat kepada peserta didik
- guru melakukan konfirmasi terhadap pembelajaran pada hari itu
11. DAFTAR PUSTAKA
Adywibowo. (2010). Memperkuat Kepercayaan Diri Anak melalui Percakapan Referensial. Jurnal Pendidikan Penabur.
Hattie, J.A.C. 2009. Visible Learning. A synthesis of over 800 meta-analyses relating to achievement. Routledge Taylor & Francis
Group. London.
Jensen, eric. 2005. Teaching with The Brain in Mind. Virginia: ASCD
Karsli, Fethiye, & Alipasa Ayas. 2014. Developing a Laboratory Activity by Using 5e Learning Model on Student Learning of
Factors Affecting the Reaction Rate and Improving Scientific Process Skills. Turkey: Bilkent University
Mayer, R.E. (2001). Multimedia learning. Cambridge: Cambridge University Press.
Piaget, Jean, & Barbel Inhelder. Psikologi Anak, Terj. Miftahul Jannah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Piaget, Jean. 1988. Antara Tindakan Dan Pikiran. Jakarta: PT. Gramedia