SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH 
METODOLOGI PENELITIAN 
POPULASI DAN SEMPEL 
Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian 
Di Susun Oleh: 
Astika Rahayu (3315126582) 
Serfika Rahmawati (3315126606) 
Syifa Khaerunida (3315126608) 
Yulia Martini (3315126610) 
PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA 
JURUSAN KIMIA 2012 
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KATA PENGANTAR 
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat 
menyelesaikan makalah ini. Dengan itikad baik kami menulis makalah ini dalam rangka untuk 
memenuhi tugas Metodologi Penelitian dengan bahasan ā€œPOPULASI dan SEMPELā€. Makalah 
ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Diharapkan dalam makalah ini 
pembaca mampu memperkaya materi dan mampu menerapkan dan mengaplikasi pengetahuan 
yang diperoleh dalam makalah ini. 
Penulis menyadari bahwa tanpa adanya uluran tangan dari berbagai pihak, makalah ini 
tidak dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan 
terimakasih sebesar-besarnya kepada : 
1. Bapak Uccu Cahyana, M.Si selaku dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang 
telah memberikan saran dan nasihat untuk menyelesaikan makalah ini. 
2. Teman teman penulis yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dan telah 
memberikan informasi. 
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah menberi saran 
dan masukan dalam penyempurnaan makalah ini. 
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa kemungkinan masih adanya 
kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kepada semua pihak sangat terbuka untuk menerima 
saran, masukan dan kritikan untuk menyempurnakan makalah ini. 
Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kalian yang membaca dan 
mempelajari khususnya bagi mahasiswa yang ingin menambah informasi dan pengetahuan di 
bidang metodologi penelitian khususnya mengenai populasi dan sempel. 
Jakarta, 24 September 2014 
Penyusun
DAfTAR ISI 
KATA PENGANTAR ........................................................................................................................2 
DAfTAR ISI ..........................................................................................................................................3 
BAB I ..................................................................................................................................................4 
PENDAHULUAN ..................................................................................................................................4 
1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................4 
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5 
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................5 
1.4 Metode Penulisan ................................................................................................................5 
BAB II .................................................................................................................................................6 
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................6 
2.1 Pengertian Populasi dan Sampel.................................................................................................6 
2.2 Sampel .....................................................................................................................................8 
2.3Teknik Sampling ....................................................................................................................... 13 
2.4 Menentukan ukuran sampel .................................................................................................... 17 
2.5 Contoh Menentukan Ukuran Sempel ........................................................................................ 18 
2.6 Cara Mengambil Anggota Sempel ............................................................................................. 19 
BAB III .............................................................................................................................................. 20 
PENUTUP ......................................................................................................................................... 20 
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 20 
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 21
BAB I 
PENDAHULUAN 
1.1 Latar Belakang 
Dalam usaha meningkatkan suasana akademik yang maksimal dikampus, khususnya untuk 
mata kuliah metode penelitian dan penulisan skripsi, serta untuk menumbuhkan rasa pengalaman 
belajar, menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilah meneliti pada mahasiswa, 
Metodologi Penelitian merupakan hal yang esensial. 
Setiap mata kuliah diharapkan mampu menumbuhkan kegairahan meneliti dan dapat 
memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilan 
meneliti pada mahasiswa. Untuk itu, penguasaan mahasiswa sebagai calon tenaga pengajar 
terhadap Metodologi Penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan 
dipelajari, dengan penguasaan Metodologi Penelitian yang optimal, diharapkan para mahasiswa 
dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian 
dalam bidang yang akan diajarkan nanti apabila sudah terjun sebagai tenaga pengajar. 
Dalam penelitian kuantitatif, apalagi jika dirancang sebagai sebuah penelitian survei (survey 
research), keberadaan populasi dan sampel penelitian nyaris tak dapat dihindarkan. Populasi dan 
sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam 
mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus penelitian kita. 
Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan sampel yang 
dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun 
karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam 
penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian kita. 
Dalam membantu kita memahami tentang Metodologi Penelitian, didalam makalah ini 
disajikan bagian dari materi Metodologi Penelitian tersebut, yakni tentang Sampel dan Populasi.
1.2 Rumusan Masalah 
Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini yaitu: 
1. Apa pengertian populasi dan sampel ? 
2. Apa saja teknik pengambilan sampel ? 
3. Bagaimana teknik pengambilan sampel ? 
4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel ? 
5. Bagaimana cara pengambilan anggota sampel ? 
1.3 Tujuan Penulisan 
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu: 
1. Memberikan informasi mengenai populasi dan sampel. 
2. Mengetahui teknik pengambilan sampel, cara menentukan ukuran sampel dan cara 
pengambilan anggota sampel. 
3. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah metode penelitian. 
1.4 Metode Penulisan 
Penulis mempergunakan metode kepustakaan. 
Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah : Studi Pustaka 
Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
BAB II 
PEMBAHASAN 
2.1 Pengertian Populasi dan Sampel 
Dalam kehidupan sehari-hari manusia pernah menghadapi masalah populasi dan contoh atau 
sampel dalam suasana yang berlainan yang mungkin tidak disadarinya. Apabila seseorang 
melihat suatu kue, lalu dia ingin mengetahui rasa dari kue tersebut, apakah rasanya manis, asam , 
gurih, atau pahit, seseorang tersebut tidak perlu memakan seluruhnya. Seseorang tersebut cukup 
mengambil seiris, mencicipinya, kemudian menyimpulkan bagaimana rasa kue tersebut. Disini, 
perumpamaan kue adalah populasi, sedangkan irisan kue tersebut adalah contoh atau sampel. 
Dengan demikian, yang disebut populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan 
contoh atau sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistiono- 
Basuki : 2010) 
Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam 
pengertian antara ā€œ populasi dan sampelā€ dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam 
penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: 
obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti 
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di 
wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan 
hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan 
sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi 
keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel adalah 
bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk 
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). 
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan istilah 
situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktifitas yang berinteraksi 
secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin
diketahui ā€œ apa yang terjadiā€ di dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. 
Situasi sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam, 
binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel dalam penelitian kualitatif bukan 
dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam 
penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel 
teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. 
Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian 
kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan 
dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau 
ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia. 
Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi 
tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, 
variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap 
nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.1 
Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang 
terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau 
peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu 
penelitian (Hadari Nawawi, 1993:141). 
Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi 
(universe) atau sampel.2 
Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan sebagai berikut: 
a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif 
secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru 
SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan program 
strata 1, dan lain-lain. 
b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat di 
temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah secara 
kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak guru 
pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu 
1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 118 
2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara 
kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, 
dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter. 
Selain itu, populasi dapat di bedakan ke dalam hal berikut ini: 
a. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya 
di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi 
yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, 
program S1, jalur tesis, dll. 
b. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara 
kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung 
terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi 
teoritis. 
Di samping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam sifat 
berikut ini: 
a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang 
sama, sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang 
dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes 
darah saja. Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes 
maupun satu botol hasilnya akan sama saja. 
b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau 
keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif 
maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala 
dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen. 
2.2 Sampel 
Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan 
menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal 
berikut ini : 
a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah 
populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil ā€“hasil kepenelitiannya, dalam 
arti menegakkan kesimpulan ā€“kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian yang lebih 
luas. 
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini 
a. Ukuran populasi 
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak 
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak 
mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi 
terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan 
data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia 
misalnya. 
b. Masalah biaya 
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. 
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih ā€“lebih 
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu 
cara untuk mengurangi biaya. 
c. Masalah waktu 
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian 
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan 
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat. 
d. Percobaan yang sifatnya merusak 
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat 
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh 
seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba 
seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada 
sampel.3 
e. Masalah ketelitian 
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung 
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. 
Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan 
3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004), hal. 121-124
menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian 
terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian. 
f. Masalah ekonomis 
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari 
hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika 
tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada 
dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( 
Hadari Nawawi,1923: 146-148). 
Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan 
yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil. suatu 
hal yang perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika 
keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya, 
jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbanagna pengambilan sample harus 
memperhatikan hal : 
1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas. 
2. Besarnya populasi dalam tiap kategori. 
Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusahakan. Satu 
nasihat yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang kelewat banyak selalu lebih 
baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun demikian ada 
cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus: 
n ā‰„ pq z 1/ 2 a 2 
b 
keterangan : 
n = jumlah sampel 
ā‰„ = sama dengan atau lebih besar 
P = proporsi populasi persentase kelompok pertama 
q = proporsi sisa di dalam populasi 
z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 % 
b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan 
sampel.
Contoh : 
Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di jateng adalah 400.000 orang. 
Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Bebrapa 
sampel yang perlu diselidki dalam rangka mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin 
disekolah di wilayah masing-masing. 
Perhitungan: 
F = 50.000 X 100 % = 12,5 % atau P = 0,125 
400.000 
q = 1,00 -0,125 = 0,875 
Z 1/2= 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05) 
B = 5 % atau 0,05 
Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : 
n ā‰„ 0,125 X 0,875 1,96 2 
0,05 
n < 168,05 dibulatkan 169 orang. 
Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka dapat dilakukan 
peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan sebesar 2,58. Demikian 
juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan persentase 
kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. 
Dari contoh itu, maka sample minimum menjadi :4 
n ā‰„ 0,125 X 0,875 2,58 2 
0,02 
n > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang. 
Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka variasi p dan q 
dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 = 0,25)uku 
4 Haryono, Metode penelitian pendidikan II (Bandung, 1998), hal. 195-197
Ran sampel yang harus diselidiki : 
2 
n ā‰„ 0,25 1,96 
0,05 
n ā‰„ 384. 
Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif, artinya 
yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal walaupun 
mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi. 
Pada umumnya masalah sampling timbul apabila penelitian bermaksud untuk : 
1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan kerapkali seorang penyelidik 
tidak menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa, melainkan 
hanya sebagian saja dari objek gejala atau kejadian yang dimaksudkan. 
2. Ingin mengadakan generalisasi , dari hasil-hasil, penyelidikannya. Mengadakan 
generalisasi berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada objek-objek, gejala-gejala, 
dan kejadian-kejadian yang diselidiki. 
Mahasiswa yang baru belajr metodelogi penelitian di tingkat awal harus menyadari betul 
bahwa sample bukan merupakan duplikat populasi ;karena itu , ia tidak boleh berprestensi bahwa 
suatu sample jika telah ditetapkan dengan cara-cara tertentu dapat menjadi cermin yang 
sempurna bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini bahwa sample tidak mengalami 
kesesatan walaupun pengambilannya sudah menggunakan metode-metode statistik tertentu. 
Petunjuk ā€“petunjuk untuk mengambil sampel : 
1. Daerah generalisasi 
Yang pentinga disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah 
generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di 
sampling itu, yang penting adalah : ā€œ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan 
diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lainā€. 
2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya 
Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat 
populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan 
reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan 
sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan
sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu 
baru kemudian sampelnya. 
3. Sumber-sumber informasi tentang populasi 
Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui 
bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus 
penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, 
seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan 
sebagainnya. 
Meskipun demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah 
menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data 
tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954 
tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965 
jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang). 
4. Menetapkan besar kecilnya sampel 
Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, 
memang tidak ada ketentuan yang pasti. 
5. Menetapkan teknik sampling 
Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak 
mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan 
sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah 
pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu 
golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi. 
Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia 
hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. 
Dengan sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau 
disebut biased conclusion. 
2.3 Teknik Sampling 
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang 
akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam 
penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Prof. Dr. Sugiyono (2010) menyatakan Secara skematis, 
teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability
Sampling dan Non probability Sampling. Probability Sampling meliputi: simple random, 
proportionate stratified random, disproportionate stratifed random, dan area random. 
Nonprobability sampling meliputi:sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, 
purposive sampling, sampling jenuh,dan snowball sampling. 
1) Probability sampling 
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang 
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Macam-macam 
teknik ini meliputi: 
1. Simple random sampling 
Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan 
secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan 
bila anggota populasi dianggap homogen. 
2. Proportionate stratified random sampling 
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan 
berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang 
pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang 
lulus S1=45 orang, S2=30 orang, SMK= 800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300 orang, SD= 
300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. 
3. Disproportionate stratified random sampling 
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang 
proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai, 3 orang lulusan S3, 4 orang 
lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang 
lulusan S2 tersebut diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila 
dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP. 
4. Cluster sampling ( Area sampling) 
Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti 
atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau kabupaten. 
Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi sumber data, maka pengambilan sampelnya 
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, 
maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara random,. Tetapi perlu diingat, karena 
provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu 
menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat 
ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan 
tambang ada yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel 
menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. 
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama 
menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada 
daerahn itu ceara sampling juga 
2) Nonprobability sampling 
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi 
peluang/kesempatan sam bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 
1. Sampling sistematis 
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota 
populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. 
Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. 
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan 
tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan 5, untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah 
nomor1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. 
2. Sampling kuota 
Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri 
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian 
tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan 
Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum 
didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum 
memenuhi kuota yang ditentukan.
Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, 
maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 
orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut. 
3. Sampling ansidental 
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja 
yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya dapat digunakan sebagai 
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber data. 
4. Sampling purposive 
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya 
akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang 
yang ahli makanan. Atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber 
datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian 
kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. 
5. Sampling jenuh 
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan 
sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, 
atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain 
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 
6. Snowball sampling 
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, 
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. 
Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua 
orang ini belum merasa lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang 
dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. 
Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. 
Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball, misalnya 
akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan 
snowball.
2.4 Menentukan ukuran sampel 
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang 
diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu sendiri. Jadi 
bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut 
tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut 
yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan 
generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka 
semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). 
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya 
tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat 
ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga 
yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang 
diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah 
anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana. 
Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah diketahui: 
ķ‘  = 
ķœ†2. ķ‘. ķ‘ƒ. ķ‘„ 
ķ‘‘2(ķ‘ āˆ’ 1) + ķœ†2. ķ‘ƒ. ķ‘„ 
Ī»2 dengan dk 1 = taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. 
P = Q = 0,5 
d = 0,05 
s = jumlah sampel 
Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi 
homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya berbeda, katakan 
logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang diperlukan 1% saja 
sudah bisa mewakili.
Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel, misalnya dari 
Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel, terdapat sedikit 
perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah 
ukuran sempel yang paling besar. 
2.5 Contoh Menentukan Ukuran Sempel 
Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap 
pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri 
1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, 
Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata). 
Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena populasi 
berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. 
Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai 
dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk 
kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28. 
S1 = 50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9 
SM = 300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4 
SMK = 500/1000 X 258 = 139,0 = 129 
SMP = 100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8 
SD = 50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9 
Jumlah = 258 
Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang pecahan 
bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259. 
Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke 
atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258.
Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan saran-saran 
tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini: 
a. Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. 
b. Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan 
lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30. 
c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau regresi 
ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang 
diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah 
anggota sempel = 10 X 5 = 50. 
d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok ekspetrimen 
dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara 10 s/d 20. 
2.6 Cara Mengambil Anggota Sempel 
Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama kepada anggota 
populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian sering disebut dengan random 
sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak. 
Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, 
komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap 
anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
BAB III 
PENUTUP 
3.1 Kesimpulan 
Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa: 
a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup 
dan waktu yang kita tentukan. 
b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target 
c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang 
diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. 
d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah: 
1. Ukuran populasi 
2. Masalah biaya 
3. Masalah waktu 
4. Percobaan yang sifatnya merusak 
5. Masalah ketelitian 
6. Masalah ekonomis 
e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai 
dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan 
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang 
representatif. 
f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel 
1. Probability/Random Sampling 
2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
DAFTAR PUSTAKA 
Haryono. 1998. Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 
Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. 
Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. 
Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R & D, 
Bandung : Cv. Alfa Beta, 2012 
Sulistyo, Basuki. Metode Penelitian, Jakarta : Penaku, 2010

More Related Content

What's hot

Modul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwaModul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwa
BICARAJIWA
Ā 
12348989
1234898912348989
12348989
erna irawan
Ā 
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanianTeknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanianBBPP_Batu
Ā 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Operator Warnet Vast Raha
Ā 
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2dusid
Ā 
Ppt publikasi ilmiah lis 2
Ppt publikasi ilmiah lis 2Ppt publikasi ilmiah lis 2
Ppt publikasi ilmiah lis 2
MTs Nurul Huda Sukaraja
Ā 
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
rikosmith
Ā 
Contoh proposal penelitian tindakan sekolah
Contoh proposal penelitian tindakan sekolahContoh proposal penelitian tindakan sekolah
Contoh proposal penelitian tindakan sekolah
salamabd1
Ā 
Metopen kelompok 1_semt_4[2]
Metopen kelompok 1_semt_4[2]Metopen kelompok 1_semt_4[2]
Metopen kelompok 1_semt_4[2]
syaifulSaif
Ā 
Science Technology and Society (Skripsi)
Science Technology and Society (Skripsi)Science Technology and Society (Skripsi)
Science Technology and Society (Skripsi)HudaAinul
Ā 
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3
Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan, FPIK IPB
Ā 
Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...
Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...
Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...
Konsultan Pendidikan
Ā 
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Hari Susanto
Ā 
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATANDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
Naufal Achmad
Ā 
Kelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinKelistrikan Mesin
Kelistrikan Mesin
lombkTBK
Ā 

What's hot (18)

Modul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwaModul praktikum jiwa
Modul praktikum jiwa
Ā 
12348989
1234898912348989
12348989
Ā 
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanianTeknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Teknik penulisan karya tulis ilmiah bagi penyuluh pertanian
Ā 
101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk101618 ida farida-fitk
101618 ida farida-fitk
Ā 
Tugas ii
Tugas iiTugas ii
Tugas ii
Ā 
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
PENGELOLAAN IPA 1 DAN 2
Ā 
Ppt publikasi ilmiah lis 2
Ppt publikasi ilmiah lis 2Ppt publikasi ilmiah lis 2
Ppt publikasi ilmiah lis 2
Ā 
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
4770849 persepsi-guru-sekolah-dasar-terhadap-program-sertifikasi-guru
Ā 
Contoh proposal penelitian tindakan sekolah
Contoh proposal penelitian tindakan sekolahContoh proposal penelitian tindakan sekolah
Contoh proposal penelitian tindakan sekolah
Ā 
Metopen kelompok 1_semt_4[2]
Metopen kelompok 1_semt_4[2]Metopen kelompok 1_semt_4[2]
Metopen kelompok 1_semt_4[2]
Ā 
Science Technology and Society (Skripsi)
Science Technology and Society (Skripsi)Science Technology and Society (Skripsi)
Science Technology and Society (Skripsi)
Ā 
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3
PEDOMAN PENULISAN KARYA ILMIAH EDISI Ke-3
Ā 
Ql gmbran
Ql gmbranQl gmbran
Ql gmbran
Ā 
Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...
Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...
Metodelogi Penelitian, Ega Gradini, M.Sc, Isthifa Kemal, M.Pd, Zainal Abidin ...
Ā 
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Pedoman Penulisan Karya Ilmiah
Ā 
Ptk sq3 r
Ptk   sq3 rPtk   sq3 r
Ptk sq3 r
Ā 
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATANDESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT  KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
DESAIN PEMBANGUNAN HUTAN TANAMAN RAKYAT KABUPATEN BARRU SULAWESI SELATAN
Ā 
Kelistrikan Mesin
Kelistrikan MesinKelistrikan Mesin
Kelistrikan Mesin
Ā 

Similar to Makalah metlit populasi dan sempel

Makalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiMakalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiRfebiola
Ā 
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitianKonsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
AhmadIlham21
Ā 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Khusnul Kotimah
Ā 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampelDia Cahyawati
Ā 
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampelMakalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
alfitri ariyansah
Ā 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
Fikahati Rachmawati
Ā 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Yusrina Fitriani Ns
Ā 
Panduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdf
Panduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdfPanduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdf
Panduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdf
PutriAmelia972967
Ā 
Rpp ipa
Rpp ipaRpp ipa
RPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdf
RPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdfRPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdf
RPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdf
MasAndiNoviaBudi1
Ā 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran video
JennySutanto
Ā 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
State Medan University
Ā 
Makalah metodologi
Makalah metodologiMakalah metodologi
Makalah metodologi
Xchanz Shin Hye Su
Ā 
PENDEKATAN PENELITIAN.docx
PENDEKATAN PENELITIAN.docxPENDEKATAN PENELITIAN.docx
PENDEKATAN PENELITIAN.docx
FadhilaAuliaFitri
Ā 
Critical book report metodologi penenlitian
 Critical book report metodologi penenlitian Critical book report metodologi penenlitian
Critical book report metodologi penenlitian
Muhammad Tarigan II
Ā 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
Nurul Abidah
Ā 
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015Puguh Irawan
Ā 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
IAARD/Bogor, Indonesia
Ā 
RPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwy
RPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwyRPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwy
RPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwy
MeyiYanti1
Ā 

Similar to Makalah metlit populasi dan sempel (20)

Makalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasiMakalah sampel dan populasi
Makalah sampel dan populasi
Ā 
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitianKonsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Konsep penelitian ilmiah dan langkah langkah penelitian
Ā 
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) KuantitatifPopulasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Populasi dan Instrumen untuk Metode (Penelitian) Kuantitatif
Ā 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
Ā 
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampelMakalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Makalah populasi, teknik pengambilan sampel dan besar sampel
Ā 
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
 HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN  IPS SD
HAKIKAT TEORI-TEORI BELAJAR DAN GAGASAN PEMBAHARUAN PEMBELAJARAN IPS SD
Ā 
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Populasi dan sampel (Statistika Matematika)
Ā 
Panduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdf
Panduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdfPanduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdf
Panduan Literature - REVISI FIX 08 JUNI 2021.pdf
Ā 
Rpp ipa
Rpp ipaRpp ipa
Rpp ipa
Ā 
RPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdf
RPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdfRPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdf
RPS Mata Kuliah Metode penelitian Kuantitatif.pdf
Ā 
Media pembelajaran video
Media pembelajaran videoMedia pembelajaran video
Media pembelajaran video
Ā 
Populasi dan sampel
Populasi dan sampelPopulasi dan sampel
Populasi dan sampel
Ā 
Makalah metodologi
Makalah metodologiMakalah metodologi
Makalah metodologi
Ā 
PENDEKATAN PENELITIAN.docx
PENDEKATAN PENELITIAN.docxPENDEKATAN PENELITIAN.docx
PENDEKATAN PENELITIAN.docx
Ā 
Critical book report metodologi penenlitian
 Critical book report metodologi penenlitian Critical book report metodologi penenlitian
Critical book report metodologi penenlitian
Ā 
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XIPPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
PPT - Materi Proposal - B. Indonesia | Kelas XI
Ā 
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
METODE PENELITITAN SURVEI REVISI 24 April 2015
Ā 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
Ā 
RPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwy
RPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwyRPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwy
RPS_BIOSTATISTIKhgeqwjshafahgfdyqwfwydfwy
Ā 
Bbm 6
Bbm 6Bbm 6
Bbm 6
Ā 

More from Astika Rahayu

Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPPDesain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Astika Rahayu
Ā 
Kesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar KimiaKesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar Kimia
Astika Rahayu
Ā 
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
Astika Rahayu
Ā 
Exposure therapy
Exposure therapyExposure therapy
Exposure therapy
Astika Rahayu
Ā 
Macam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organikMacam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organik
Astika Rahayu
Ā 
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBALPENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
Astika Rahayu
Ā 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Astika Rahayu
Ā 
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
Astika Rahayu
Ā 
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan AjarAnalisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Astika Rahayu
Ā 
Ontologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan KimiaOntologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan Kimia
Astika Rahayu
Ā 
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modernPengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Astika Rahayu
Ā 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Astika Rahayu
Ā 
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaTabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaAstika Rahayu
Ā 
Biografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINBiografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINAstika Rahayu
Ā 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuAstika Rahayu
Ā 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikanAstika Rahayu
Ā 
Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara IndonesiaHak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara IndonesiaAstika Rahayu
Ā 
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONALIDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONALAstika Rahayu
Ā 
FILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAAstika Rahayu
Ā 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiAstika Rahayu
Ā 

More from Astika Rahayu (20)

Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPPDesain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Desain RPP Sistem Koloid dengan Model Pembelajaran RPP
Ā 
Kesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar KimiaKesulitan Mengajar Kimia
Kesulitan Mengajar Kimia
Ā 
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
ANALISIS JURNAL (REMOTE LABORATORIES)
Ā 
Exposure therapy
Exposure therapyExposure therapy
Exposure therapy
Ā 
Macam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organikMacam-macam reaksi kimia organik
Macam-macam reaksi kimia organik
Ā 
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBALPENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
PENYEBAB TERJADINYA PEMANASAN GLOBAL
Ā 
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Analisis pengaruh logam merkuri pada krim pemutih wajah
Ā 
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATE...
Ā 
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan AjarAnalisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Analisis Kebutuhan Pengembangan Bahan Ajar
Ā 
Ontologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan KimiaOntologi Pendidikan Kimia
Ontologi Pendidikan Kimia
Ā 
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modernPengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Pengembangan demonstrasi kimia berbasis komputasi modern
Ā 
Metodologi Penelitian
Metodologi PenelitianMetodologi Penelitian
Metodologi Penelitian
Ā 
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan KimiaTabel Periodik dan Ikatan Kimia
Tabel Periodik dan Ikatan Kimia
Ā 
Biografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRINBiografi TADJUS SOBIRIN
Biografi TADJUS SOBIRIN
Ā 
Pendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmuPendidikan sebagai ilmu
Pendidikan sebagai ilmu
Ā 
Komponen pendidikan
Komponen pendidikanKomponen pendidikan
Komponen pendidikan
Ā 
Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara IndonesiaHak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Hak dan Kewajiban Warganegara Indonesia
Ā 
IDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONALIDENTITAS NASIONAL
IDENTITAS NASIONAL
Ā 
FILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILAFILSAFAT PANCASILA
FILSAFAT PANCASILA
Ā 
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara DemokrasiPers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Pers Sebagai Perangkat Negara Demokrasi
Ā 

Recently uploaded

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
UmyHasna1
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
setiatinambunan
Ā 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Ā 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
NurSriWidyastuti1
Ā 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
gloriosaesy
Ā 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
lindaagina84
Ā 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
mattaja008
Ā 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
DEVI390643
Ā 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
MirnasariMutmainna1
Ā 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
EkoPutuKromo
Ā 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
adolfnuhujanan101
Ā 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
bobobodo693
Ā 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
Ā 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
Ā 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
Ā 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
irawan1978
Ā 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
d2spdpnd9185
Ā 

Recently uploaded (20)

Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdfLaporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Laporan Kegiatan Pramuka Tugas Tambahan PMM.pdf
Ā 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
Ā 
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
ppt landasan pendidikan Alat alat pendidikan PAI 9_
Ā 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
Ā 
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdfINDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
INDIKATOR KINERJA DAN FOKUS PERILAKU KS.pdf
Ā 
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdfLaporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Laporan Piket Guru untuk bukti dukung PMM.pdf
Ā 
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docxINSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
INSTRUMEN PENILAIAN PRAKTIK KINERJA KS Dok Rating Observasi (1).docx
Ā 
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptxJuknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Juknis Pengisian Blanko Ijazah 2024 29 04 2024 Top.pptx
Ā 
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaanPermainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Permainan Wiwi Wowo aksi nyata berkebhinekaan
Ā 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Ā 
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...Modul Projek  - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Modul Projek - Modul P5 Kearifan Lokal _Menampilkan Tarian Daerah Nusantara_...
Ā 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
Ā 
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docxForm B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Form B8 Rubrik Refleksi Program Pengembangan Kompetensi Guru -1.docx
Ā 
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptxKarier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Karier-Dan-Studi-Lanjut-Di-Bidang-Informatika.pptx
Ā 
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptxSEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
SEMINAR PPG DAN PPL ppg prajabatan 2024.pptx
Ā 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Ā 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
Ā 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
Ā 
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docxKisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Kisi-kisi soal pai kelas 7 genap 2024.docx
Ā 
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptxtugas  modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
tugas modul 1.4 Koneksi Antar Materi (1).pptx
Ā 

Makalah metlit populasi dan sempel

  • 1. MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN POPULASI DAN SEMPEL Di Susun Untuk Memenuhi Tugas Metodologi Penelitian Di Susun Oleh: Astika Rahayu (3315126582) Serfika Rahmawati (3315126606) Syifa Khaerunida (3315126608) Yulia Martini (3315126610) PROGRAM STUDY PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN KIMIA 2012 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
  • 2. KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dengan itikad baik kami menulis makalah ini dalam rangka untuk memenuhi tugas Metodologi Penelitian dengan bahasan ā€œPOPULASI dan SEMPELā€. Makalah ini dapat diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Diharapkan dalam makalah ini pembaca mampu memperkaya materi dan mampu menerapkan dan mengaplikasi pengetahuan yang diperoleh dalam makalah ini. Penulis menyadari bahwa tanpa adanya uluran tangan dari berbagai pihak, makalah ini tidak dapat terselesaikan. Untuk itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih sebesar-besarnya kepada : 1. Bapak Uccu Cahyana, M.Si selaku dosen mata kuliah Profesi Kependidikan yang telah memberikan saran dan nasihat untuk menyelesaikan makalah ini. 2. Teman teman penulis yang telah membantu menyelesaikan makalah ini dan telah memberikan informasi. 3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah menberi saran dan masukan dalam penyempurnaan makalah ini. Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari bahwa kemungkinan masih adanya kekurangan dan kesalahan, oleh karena itu kepada semua pihak sangat terbuka untuk menerima saran, masukan dan kritikan untuk menyempurnakan makalah ini. Akhir kata, kami mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi kalian yang membaca dan mempelajari khususnya bagi mahasiswa yang ingin menambah informasi dan pengetahuan di bidang metodologi penelitian khususnya mengenai populasi dan sempel. Jakarta, 24 September 2014 Penyusun
  • 3. DAfTAR ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................................................2 DAfTAR ISI ..........................................................................................................................................3 BAB I ..................................................................................................................................................4 PENDAHULUAN ..................................................................................................................................4 1.1 Latar Belakang .....................................................................................................................4 1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................5 1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................................................5 1.4 Metode Penulisan ................................................................................................................5 BAB II .................................................................................................................................................6 PEMBAHASAN ....................................................................................................................................6 2.1 Pengertian Populasi dan Sampel.................................................................................................6 2.2 Sampel .....................................................................................................................................8 2.3Teknik Sampling ....................................................................................................................... 13 2.4 Menentukan ukuran sampel .................................................................................................... 17 2.5 Contoh Menentukan Ukuran Sempel ........................................................................................ 18 2.6 Cara Mengambil Anggota Sempel ............................................................................................. 19 BAB III .............................................................................................................................................. 20 PENUTUP ......................................................................................................................................... 20 3.1 Kesimpulan ............................................................................................................................. 20 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................................. 21
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam usaha meningkatkan suasana akademik yang maksimal dikampus, khususnya untuk mata kuliah metode penelitian dan penulisan skripsi, serta untuk menumbuhkan rasa pengalaman belajar, menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilah meneliti pada mahasiswa, Metodologi Penelitian merupakan hal yang esensial. Setiap mata kuliah diharapkan mampu menumbuhkan kegairahan meneliti dan dapat memberikan pengalaman belajar yang menumbuhkan sikap, kemampuan, dan keterampilan meneliti pada mahasiswa. Untuk itu, penguasaan mahasiswa sebagai calon tenaga pengajar terhadap Metodologi Penelitian merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan dipelajari, dengan penguasaan Metodologi Penelitian yang optimal, diharapkan para mahasiswa dapat menyertakan metode-metode penelitian serta hal-hal yang berkaitan dengan penelitian dalam bidang yang akan diajarkan nanti apabila sudah terjun sebagai tenaga pengajar. Dalam penelitian kuantitatif, apalagi jika dirancang sebagai sebuah penelitian survei (survey research), keberadaan populasi dan sampel penelitian nyaris tak dapat dihindarkan. Populasi dan sampel merupakan sumber utama untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam mengungkapkan fenomena atau realitas yang dijadikan fokus penelitian kita. Demi mencapai keakuratan dan validitas data yang dihasilkan, populasi dan sampel yang dijadikan objek penelitian harus memiliki kejelasan baik dari segi scope, ukuran, maupun karakteristiknya. Dengan kata lain, kejelasan populasi dan ketepatan pengambilan sampel dalam penelitian akan menentukan validitas proses dan hasil penelitian kita. Dalam membantu kita memahami tentang Metodologi Penelitian, didalam makalah ini disajikan bagian dari materi Metodologi Penelitian tersebut, yakni tentang Sampel dan Populasi.
  • 5. 1.2 Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah yang kami bahas dalam makalah ini yaitu: 1. Apa pengertian populasi dan sampel ? 2. Apa saja teknik pengambilan sampel ? 3. Bagaimana teknik pengambilan sampel ? 4. Bagaimana cara menentukan ukuran sampel ? 5. Bagaimana cara pengambilan anggota sampel ? 1.3 Tujuan Penulisan Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu: 1. Memberikan informasi mengenai populasi dan sampel. 2. Mengetahui teknik pengambilan sampel, cara menentukan ukuran sampel dan cara pengambilan anggota sampel. 3. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah metode penelitian. 1.4 Metode Penulisan Penulis mempergunakan metode kepustakaan. Cara-cara yang digunakan pada penelitian ini adalah : Studi Pustaka Dalam metode ini penulis membaca buku-buku yang berkaitan denga penulisan makalah ini.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Populasi dan Sampel Dalam kehidupan sehari-hari manusia pernah menghadapi masalah populasi dan contoh atau sampel dalam suasana yang berlainan yang mungkin tidak disadarinya. Apabila seseorang melihat suatu kue, lalu dia ingin mengetahui rasa dari kue tersebut, apakah rasanya manis, asam , gurih, atau pahit, seseorang tersebut tidak perlu memakan seluruhnya. Seseorang tersebut cukup mengambil seiris, mencicipinya, kemudian menyimpulkan bagaimana rasa kue tersebut. Disini, perumpamaan kue adalah populasi, sedangkan irisan kue tersebut adalah contoh atau sampel. Dengan demikian, yang disebut populasi adalah keseluruhan objek yang akan diteliti, sedangkan contoh atau sampel adalah bagian tertentu dari keseluruhan objek yang akan diteliti (Sulistiono- Basuki : 2010) Prof. Dr. Sugiyono (2010) menegaskan bahwa terdapat perbedaan mendasar dalam pengertian antara ā€œ populasi dan sampelā€ dalam penelitian kuantitatif dan kualitatif. Dalam penelitian kuantitatif, populasi di artikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi itu misalnya penduduk di wilayah tertentu, jumlah guru dan murid di sekolah tertentu dan sebagainya. Populasi bukan hanya orang, tetapi juga obyek dan benda-benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/subyek yang dipelajari, tetapi meliputi keseluruhan karakteristik/sifat yang dimiliki oleh obyek/subyek itu. Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi itu, apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulan akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili). Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi menggunakan istilah situasi sosial, yang terdiri atas tiga elemen yaitu: tempat, pelaku dan aktifitas yang berinteraksi secara sinergis. Situasi sosial tersebut, dapat dinyatakan sebagai obyek penelitian yang ingin
  • 7. diketahui ā€œ apa yang terjadiā€ di dalam nya, misalnya rumah berikut keluarga dan aktifitasnya. Situasi sosial tidak hanya terdiri dari tiga elemen tersebut, tetapi bisa juga berupa peristiwa alam, binatang, tumbuh-tumbuhan dan sejenisnya. Sedangkan sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi sebagai nara sumber, partisipan, informan, teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah untuk menghasilkan teori. Menurut Drs. S. Margono (2004), Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. Jadi, populasi berhubungan dengan data, bukan manusianya. Jika manusia memberikan suatu data, maka banyaknya atau ukuran populasi akan sama banyaknya dengan ukuran manusia. Populasi memiliki parameter yakni besaran terukur yang menunjukkan ciri populasi tersebut. Besaran-besaran yang kita kenal antara lain: rata-rata, bentengan, rata-rata simpangan, variansi, simpangan baku sebagai parameter populasi. Parameter suatu populasi adalah tetap nilainya, jika nilainya berubah, maka populasinyapun berubah.1 Pengertian lain, menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian (Hadari Nawawi, 1993:141). Data yang di gunakan dalam penelitian (bahan penelitian), dapat berupa populasi (universe) atau sampel.2 Menurut Drs. S. Margono (2004), populasi dapat di bedakan sebagai berikut: a. Populasi terbatas atau populasi terhingga, yakni populasi yang memiliki batas kuantitatif secara jelas karena memiliki karakteristik yang terbatas. Misalnya 5.000.000 orang guru SMA pada awal tahun 1985, dengan karakteristik: masa kerja 2 tahun, lulusan program strata 1, dan lain-lain. b. Populasi tak terbatas atau populasi tak terhingga, yakni populasi yang tidak dapat di temukan batas-batasnya, sehingga tidak dapat di nyatakan dalan bentuk jumlah secara kuantitatif. Misalnya guru di Indonesia, yang berarti harus dihitung jumlahnya sejak guru pertama ada sampai sekarang dan yang akan datang. Dalam keadaan seperti itu 1 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. Rineka Cipta, 2004), hal. 118 2 Mahmud, Metode Penelitian Pendidikan (Bandung, CV Pustaka Setia, 2011), hal. 154
  • 8. jumlahnya tidak dapat di hitung, hanya dapat di gambarkan suatu jumlah objek secara kualitas dengan karakteristik yang bersifat umum yaitu orang-orang, dahulu, sekarang, dan yang akan menjadi guru. Populasi ini di sebut juga parameter. Selain itu, populasi dapat di bedakan ke dalam hal berikut ini: a. Populasi teoritis (Theoritical Population), yakni sejumlah populasi yang batas-batasnya di tetapkan secara kualitatif. Kemudian agar hasil penelitian berlaku juga bagi populasi yang lebih luas, maka di tetapka terdiri dari guru; berumur 25 tahun sampai 40 tahun, program S1, jalur tesis, dll. b. Populasi yang tersedia (Accessible population), yakni sejumlah populasi yang secara kuantitatif dapat di nyatakan dengan tegas. Misalnya, guru sebanyak 250 di kota Bandung terdiri dari guru yang memiliki karakteristik yang telah di tetapkan dalam populasi teoritis. Di samping itu persoalan populasi bagi suatu penelitian harus di bedakan ke dalam sifat berikut ini: a. Populasi yang bersifat homogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat yang sama, sehingga tidak perlu di persoalkan jumlahnya secara kuantitatif. Misalnya, seorang dokter yang akan melihat golongan darah seseorang, maka ia cukup mengambil setetes darah saja. Dokter itu tidak perlu mengambil satu botol darah, karena baik setetes maupun satu botol hasilnya akan sama saja. b. Populasi yang bersifat heterogen, yakni populasi yang unsur-unsurnya memiliki sifat atau keadaan yang bervariasi, sehingga perlu di tetapkan batas-batasnya, baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Penelitian di bidang sosial yang objeknya manusia atau gejala-gejala dalam kehidupan manusia menghadapi populasi yang heterogen. 2.2 Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. Masalah sampel dalam suatu penelitian timbul disebabkan hal berikut ini : a. Penelitian bermaksud mereduksi objek penelitian sebagai akibat dari besarnya jumlah populasi sehingga harus meneliti sebagian saja dari populasi.
  • 9. b. Penelitian bermaksud mengadakan generalisasi dari hasil ā€“hasil kepenelitiannya, dalam arti menegakkan kesimpulan ā€“kesimpulan kepada objek, gejala atau kejadian yang lebih luas. Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel beikut ini a. Ukuran populasi Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) beruppa parameter yang jumlahnya tidak diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu.demikian juga dalam populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar ,tidak praktis untuk mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh pelosok Indonesia misalnya. b. Masalah biaya Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki. Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih ā€“lebih bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu cara untuk mengurangi biaya. c. Masalah waktu Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih cepat. d. Percobaan yang sifatnya merusak Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan hanya pada sampel.3 e. Masalah ketelitian Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti akan 3 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan (Jakarta, PT. RINEKA CIPTA, 2004), hal. 121-124
  • 10. menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian. f. Masalah ekonomis Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan? Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi (sudjana, 1975:159-161); ( Hadari Nawawi,1923: 146-148). Selanjutnya, mengenai penetapan besar kecilnya sample tidaklah ada suatu ketetapan yang mutlak, artinya tidak ada suatu ketentuan berapa persen suatu sample harus diambil. suatu hal yang perlu diperhatikan adalaha keadaan homogenitas dan heterogenitas populasi. Jika keadaan populasi homogen, jumlah sample hampir-hampir tidak menjadi persoalan, sebaliknya, jika keadaan populasi heterogen, maka pertimbanagna pengambilan sample harus memperhatikan hal : 1. Harus diselidiki kategori-kategori heterogenitas. 2. Besarnya populasi dalam tiap kategori. Karena itu informasi tentang populasi perlu dikejar seberapa jauh dapat diusahakan. Satu nasihat yang perlu diingat, bahwa penetapan jumlah sampel yang kelewat banyak selalu lebih baik dari pada kurang (oversampling is always better than undersampling). Namun demikian ada cara untuk memperoleh sample minimal yang harus diselidiki dengan menggunakan rumus: n ā‰„ pq z 1/ 2 a 2 b keterangan : n = jumlah sampel ā‰„ = sama dengan atau lebih besar P = proporsi populasi persentase kelompok pertama q = proporsi sisa di dalam populasi z1/2 =derajat koefisien konfidensi pada 99% 95 % b = persentase perkiraan kemungkinan membuat kekeliruan dalam menentukan sampel.
  • 11. Contoh : Jika diketahui jumlah populasi guru SMA lulusan D3 di jateng adalah 400.000 orang. Diantara mereka yang tinggal didaerah pedesaan (luar kota) sebanyak 50.000 orang. Bebrapa sampel yang perlu diselidki dalam rangka mengunggkapkan hambatan penanaman disiplin disekolah di wilayah masing-masing. Perhitungan: F = 50.000 X 100 % = 12,5 % atau P = 0,125 400.000 q = 1,00 -0,125 = 0,875 Z 1/2= 1,96 (pada derajat konfidensi 99% atau 0,05) B = 5 % atau 0,05 Dimasukkan ke dalam rumus sebagai berikut : n ā‰„ 0,125 X 0,875 1,96 2 0,05 n < 168,05 dibulatkan 169 orang. Jika penenelitian kurang puas dengan jumlah sampel minimal itu, maka dapat dilakukan peningkatan jumlah sampel dengan meningkatkan jumlah sampel dengan sebesar 2,58. Demikian juga ukuran sampel dapat diperbesar lagi dengan memperkecil perkiraan persentase kemungkinaan membuat kesalahan dalam penarikan sampel, misalnya sebesar 2% atau b = 0,02. Dari contoh itu, maka sample minimum menjadi :4 n ā‰„ 0,125 X 0,875 2,58 2 0,02 n > 1.740,21 dibulatkan 1.740 orang. Apabila proporsi di dalam populasi yang tersedia tidak diketahui maka variasi p dan q dapat mengganti dengan harga maksimum, yakni (0,50 X 0,50 = 0,25)uku 4 Haryono, Metode penelitian pendidikan II (Bandung, 1998), hal. 195-197
  • 12. Ran sampel yang harus diselidiki : 2 n ā‰„ 0,25 1,96 0,05 n ā‰„ 384. Sample yang baik adalah sampel yang memiliki populasi atau yang representatif, artinya yang menggambarkan keadaan populasi atau mencerminkan populasi secara maksimal walaupun mewakili sample bukan merupakan duplikat dari populasi. Pada umumnya masalah sampling timbul apabila penelitian bermaksud untuk : 1. Mereduksi objek penyelidikannya. Karena suatu alasan kerapkali seorang penyelidik tidak menyelidiki semua objek, semua gejala, semua kejadian atau peristiwa, melainkan hanya sebagian saja dari objek gejala atau kejadian yang dimaksudkan. 2. Ingin mengadakan generalisasi , dari hasil-hasil, penyelidikannya. Mengadakan generalisasi berarti mengesahkan kesimpulan-kesimpulan kepada objek-objek, gejala-gejala, dan kejadian-kejadian yang diselidiki. Mahasiswa yang baru belajr metodelogi penelitian di tingkat awal harus menyadari betul bahwa sample bukan merupakan duplikat populasi ;karena itu , ia tidak boleh berprestensi bahwa suatu sample jika telah ditetapkan dengan cara-cara tertentu dapat menjadi cermin yang sempurna bagi populasi artinya ia tidak boleh meyakini bahwa sample tidak mengalami kesesatan walaupun pengambilannya sudah menggunakan metode-metode statistik tertentu. Petunjuk ā€“petunjuk untuk mengambil sampel : 1. Daerah generalisasi Yang pentinga disini adalah menentukan dahulu luas populasinnya sebagai daerah generalisasi, selanjutnya barulah menentukan sampelnya sebagai daerah penelitiannya. Di sampling itu, yang penting adalah : ā€œ kalau yang diselidiki hanya satu kelas saja, jangan diperluas sampai kelas-kelas lainnya apalagi menyimpulkan untuk sekolah-sekolah lainā€. 2. Pengesahan sifat-sifat populasi dan ketegasan batas-batasnya Bila luas populasinya telah ditetapkan , harus segera diikuti penegasan tentang sifat-sifat populasinnya. Penegasan ini sangat penting bila menginginkan adanya valliditas dan reabilitas bagi penelitiannya. Oleh sebab itu, haruslah ditentukan terlebih dahulu luas dan sifat-sifat populasi, dan memberikan batas-batas yang tegas, kemudian menetapkan
  • 13. sampelnya. Jangan terjadi kebalikannya,yaitu menetapkan populasilah yang lebih dahulu baru kemudian sampelnya. 3. Sumber-sumber informasi tentang populasi Untuk mengetahui ciri-ciri populasinya secara terperinci dapat diperoleh melalui bermacam-macam sumber informasi tentang populasi tersebut. Misalnya, sensus penduduk dokumen-dokumen yang disusun oleh instansi-instansi dan organisasi-organisasi, seperti pengadilan, kepolisian, kantor P & K, kantor kelurahan, dan sebagainnya. Meskipun demikia, haruslah diteliti kembali apakah informasi tersebut telah menunjukkan validitasnya (kesahihan) . Hal itu perlu karena jangan sampai terjadi data tahun 1954 masih dipakai sebagia sumber untuk tahun 1965, misalnya bila tahun 1954 tercatat jumlah anak rata-rata dalam seiap keluarga 4 orang, maka pada tahun 1965 jumlah anak rata-rata mungkin tidak seperti itu (4 orang). 4. Menetapkan besar kecilnya sampel Mengenai berapa besar kecilnya sampel yang harus diambil untuk sebuah penelitian, memang tidak ada ketentuan yang pasti. 5. Menetapkan teknik sampling Dalam masalah sampel , ada yang disebut biased sampel , yaitu sampel yang tidak mewakili populasi atau disebut juga dengan sample yang menyeleweng. Pengambilan sampel yang menyeleweng disebut : biased sampling. Biased sampling adalah pengambilan sampel yang tidak dari seluruh populasi, tetapi hanya dari salah satu golongan populasi saja, tetapi generalisasinya dikenakan kepada seluruh populasi. Contoh : misalnya mengadakan penelitian tentang penghasilan rata-rata orang indonesia hanya diambil sample yang kaya raya saja, ataupun hanya yang melarst ? miskin saja. Dengan sendiriny akan mengakibatkan adaanya kesimpulan yang menyeleweng atau disebut biased conclusion. 2.3 Teknik Sampling Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Dalam penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d, Prof. Dr. Sugiyono (2010) menyatakan Secara skematis, teknik sampling pada dasarnya dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Probability
  • 14. Sampling dan Non probability Sampling. Probability Sampling meliputi: simple random, proportionate stratified random, disproportionate stratifed random, dan area random. Nonprobability sampling meliputi:sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling jenuh,dan snowball sampling. 1) Probability sampling Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Macam-macam teknik ini meliputi: 1. Simple random sampling Simple random sampling merupakan pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. 2. Proportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata. Misalnya jumlah pegawai yang lulus S1=45 orang, S2=30 orang, SMK= 800 orang, SMA= 400 orang, SMP= 300 orang, SD= 300 orang. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan tersebut. 3. Disproportionate stratified random sampling Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja tertentu mempunyai, 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang S1, 800 orang SMU, 700 orang SMP. Maka 3 orang lulusan S3 dan 4 orang lulusan S2 tersebut diambil semuanya sebagai sampel. Karena dua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan dengan kelompok S1, SMU, dan SMP. 4. Cluster sampling ( Area sampling) Teknik sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya penduduk dari suatu negara, provinsi, atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan jadi sumber data, maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
  • 15. Misalnya di Indonesia terdapat 30 provinsi, dan sampelnya akan menggunakan 15 provinsi, maka pengambilan 15 privinsi itu dilakukan secara random,. Tetapi perlu diingat, karena provinsi-provinsi di Indonesia itu berstrata (tidak sama) maka pengambilan sampelnya perlu menggunakan stratified random sampling. Provinsi di Indonesia ada yang penduduknya padat ada yang tidak, ada yang mempunyai hutan banyak ada yang tidak, ada yang kaya bahan tambang ada yang tidak. Karakter semacam ini perlu diperhatikan sehingga pengambilan sampel menurut strata populasi itu dapat ditetapkan. Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada daerahn itu ceara sampling juga 2) Nonprobability sampling Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sam bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. 1. Sampling sistematis Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota tersebut diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan 5, untuk itu maka yang diambil sebagai sampel adalah nomor1, 5, 10, 15, 20, dan seterusnya sampai 100. 2. Sampling kuota Sampling kuota adalah teknik menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan masyarakat dalam urusan Ijin Mendirikan Bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan 500 orang. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
  • 16. Bila pengumpulan data dilakukan secara kelompok yang terdiri atas 5 orang pengumpul data, maka setiap anggota kelompok harus dapat menghubungi 100 orang anggota sampel, atau 5 orang tersebut harus dapat mencari data dari 500 orang anggota sampel tersebut. 3. Sampling ansidental Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/insidental bertemu dengan peneliti, hasil datanya dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan yang ditemui itu cocok sebagai sumber data. 4. Sampling purposive Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melekukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan. Atau penelitian tentang kondisi politik di suatu daerah, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli politik. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penelitian kualitatif atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi. 5. Sampling jenuh Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. 6. Snowball sampling Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, tetapi karena dengan dua orang ini belum merasa lengkap data yang diberikan, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh dua orang sebelumnya. Begitu seterusnya, sehingga jumlah sampel semakin banyak. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan sampel purposive dan snowball, misalnya akan meneliti siapa provokator kerusuhan, maka akan cocok menggunakan purposive dan snowball.
  • 17. 2.4 Menentukan ukuran sampel Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100% yang mewakili populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitan itu akan diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka semakin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum). Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam penelitian? Jawabannya tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki. Tingkat ketelitian/kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana, waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan sebagai sumber dana. Berikut ini rumus menghitung ukuran sampel dari populasi yang jumlahnya telah diketahui: ķ‘  = ķœ†2. ķ‘. ķ‘ƒ. ķ‘„ ķ‘‘2(ķ‘ āˆ’ 1) + ķœ†2. ķ‘ƒ. ķ‘„ Ī»2 dengan dk 1 = taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%. P = Q = 0,5 d = 0,05 s = jumlah sampel Cara menentukan ukuran sempel bila sempel tidak berdistribusi normal, misalnya populasi homogen maka cara-cara tersebut tidak perlu dipakai. Misalnya populasinya berbeda, katakan logam dimana susunan molekulnya homogen, maka jumlah sempel yang diperlukan 1% saja sudah bisa mewakili.
  • 18. Sebenarnya terdapat berbagai rumus untuk menghitung ukuran sempel, misalnya dari Cochen, Cohen dll. Bila keduanya digunakan untuk menghitung ukuran sempel, terdapat sedikit perbedaan jumplahnya. Lalu yang dipakai yang mana? Sebaiknya yang dipakai adalah jumlah ukuran sempel yang paling besar. 2.5 Contoh Menentukan Ukuran Sempel Akan dilakukan penelitian untuk mengetahui tanggapan kelompok masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah tertentu. Kelompok masyarakat itu terdiri 1000 orang, yang dapat dikelompokan berdasarkan jenjang pendidikan, yaitu lulusan S1= 50, Sarjana Muda = 300, SMK = 500, SMP = 100, SD = 50 (populasi berstrata). Bila jumlah populasi = 1000, kesalahan 5% , maka jumlah sempelnya = 258, Karena populasi berstrata, maka sampelnya jga berstrata. Stratanya ditentukan menurut jenjang pendidikan. Dengan demikian masing-masing sempel untuk tingkat pendidikan harus proporsional sesuai dengan populasi. Berdasarkan perhitungan dengan cara berikut ini jumlah sempel untuk kelompok S1 = 14, Sarjana Muda (SM) = 83, SMK = 139, SMP = 14, dan SD = 28. S1 = 50/1000 X 258 = 13,90 = 12,9 SM = 300/1000 X 258 = 83,40 = 77,4 SMK = 500/1000 X 258 = 139,0 = 129 SMP = 100/1000 X 258 = 27,8 = 25,8 SD = 50/1000 X 258 = 13,91 = 12,9 Jumlah = 258 Jadi jumlah sempelnya = 12,9 + 77,4 +129 + 25,8 + 12,9 + = 258. Jumlah yang pecahan bisa dibulatkan ke atas, sehingga jumlah sempel menjadi 13 + 78 + 129 + 26 + 13 = 259. Pada perhitungan yang menghasilkan pecahaan (terdapat koma) sebaiknya dibulatkan ke atas sehingga jumlah sempelnya lebih 259. Hal ini lebih aman daripada kurang dari 258.
  • 19. Roscoe dalam buku Research Methonds For Business (1982:253) memberikan saran-saran tentang ukuran sempel untuk penelitian seperti berikut ini: a. Ukuran sempel yang layak dalam penelitian adalah antara 30 sampai dengan 500. b. Bila sempel dibagi dalam katagori ( misalnya: pria-wanita, pegawai negeri-swasta dan lain-lain) maka jumlah anggota sempel setiap katagori minimal 30. c. Bila dalam penelitian akan melakukan analisis dengan Multivariate (korelasi atau regresi ganda misalnya). Maka jumlah anggota sempel minimal 10 kali dari jumlah variabel yang diteliti. Misalnya variabel penelitiaanya ada 5 (independen + dependen), maka jumlah anggota sempel = 10 X 5 = 50. d. Untuk penelitian eksperimen yang sederhana, yang mengunakan kelompok ekspetrimen dan kelompok kontrol, maka jumlah anggota sempel masing-masing antara 10 s/d 20. 2.6 Cara Mengambil Anggota Sempel Probability sampling adalah teknik sempling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel. Cara demikian sering disebut dengan random sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak. Pengambilan sempel secara acak random/acak dapat dilakukan dengan bilangan random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan undian, maka setiap anggota populasi diberi nomer terlebih dahulu, sesuai dengan jumlah anggota populasi.
  • 20. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Berdasarkan pembahasan pada bab II, dapat ditarik kesimpulan bahwa: a. Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan. b. Jenis-jenis populasi: populasi umum dan populasi target c. Sedangkan sampel adalah sebagian dari populasi, sebagai contoh (monster) yang diambil dengan menggunakan cara-cara tertentu. d. Adapun alasan penelitian menggunakan sampel adalah: 1. Ukuran populasi 2. Masalah biaya 3. Masalah waktu 4. Percobaan yang sifatnya merusak 5. Masalah ketelitian 6. Masalah ekonomis e. Teknik sampling adalah cara untuk menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran sampel yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif. f. Teknik-teknik yang di gunakan dalam pengambilan sampel 1. Probability/Random Sampling 2. Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak
  • 21. DAFTAR PUSTAKA Haryono. 1998. Metode penelitian pendidikan II. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mahmud. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia. Margono, S. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT. RINEKA CIPTA. Sugiyono Prof. Dr., metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif, kulaitatif dan R & D, Bandung : Cv. Alfa Beta, 2012 Sulistyo, Basuki. Metode Penelitian, Jakarta : Penaku, 2010