Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Radikal bebas merujuk ke atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan
Reaksi radikal bebas adalah reaksi rantai yang terdiri dari inisasi, propagasi dan terminasi
Contoh reaksi Radikal Bebas : Klorinasi Metana
Asetanilida pertama kali ditemukan oleh Friedel Kraft pada tahun 1872 dengan cara mereaksikan asethopenon dengan NH2OH sehingga terbentuk asetophenon oxime yang kemudian dengan bantuan katalis dapat diubah menjadi asetanilida. Pada tahun 1899 Beckmand menemukan asetanilida dari reaksi antara benzilsianida dan H2O dengan katalis HCl. Lalu, pada tahun 1905 Weaker menemukan asetanilida dari anilin dan asam asetat. Asetanilida sendiri merupakan senyawa turunan asetil amina aromatis yang digolongkan sebagai amida primer, dimana satu atom hidrogen pada anilin digantikan dengan satu gugus asetil
Radikal bebas merujuk ke atom atau gugus atom apa saja yang memiliki satu atau lebih elektron tak berpasangan
Reaksi radikal bebas adalah reaksi rantai yang terdiri dari inisasi, propagasi dan terminasi
Contoh reaksi Radikal Bebas : Klorinasi Metana
Tugas kelompok saya. Saya meng-upload ini untuk membantu teman teman lebih mengerti stoikiometri. Jika ada salah mohon di maafkan karena saya juga masih belajar.
SMAN 44 JAKARTA
KELOMPOK 3:
1. ANUGRAH FIRNANDITO
2. DWI ANGGREINI
3. ERIKA RAHMAWATI
4. IDRIS DERMAWAN PANE
5. MUHAMMAD RAIHAN RIDWAN
6. ZHARIF MUZANI
semoga bermamfaat bagi kalian semua~
6. Misal : Dalam campuran VA dan VB dari zat A dan zat B
Amolperubahan:dn
campuranvolumeperubahan:dV
Aparsialmolarvolume:V,V:ket
A
BA
Bila terjadi perubahan komposisi : Vcamp = 0, nAVA = -nBVB
Artinya : bila VA bertambah maka VB akan berkurang
Menunjukkan nilai molar parsial masing-masing
komponen dalam sampel terhadap campuran totalnya
a. Voluma molar parsial (VA , VB)
)
dn
dV
(V
BnT,p,A
A
AnT,p,B
B )
dn
dV
(V
(1)
BBAAcampuran
BBAA
VnVnV
dnVdnVdV
:campuranUntuk
(3)
(2)
7. Contoh : Gbr 7.1,
dicampurkan 1 mol
H2O = 18 cm3, VH2O =
18 cm3 dengan 1 mol
etanol = 58 cm3 ,
Vetanol = 58 cm3
V molar air akan
berkurang bila ditambah
etanol karena untuk
campuran 1 mol
molekul2 air sangat
sedikit bila dibandingkan
dengan etanol
Kurva 7.1 : Hubungan mol fraksi
dengan volume molar
komponen air dan ethanol
VA : volume molar parsial air
VB : volume molar parsial
etanol
X : mol raksi
0,8 0,6 0,4 0,2
Fraksi mol H2O→
18;0,88
53,6;0,12
8. 1. 70 cm3 air dicampur dengan 30 cm3 etanol, kerapatan
masing-masing 0.999 gcm-3 dan 0.785 gcm-3. Bila Mr air
18 g/mol dan etanol 46.1 g/mol. Tentukan volume molar
masing-masing komponen dan V campuran dari kurva 7.1
0.12=0.881=dan x0.88=
0.51+3.88
3.88
=x
0.51mol=
46.1g/mol
.30cmg/cm0.785
=n;3.88mol=
g/mol18
.70cmg.cm0.999
=n
Mr
ρ.V
=nsehingga
V
g
=ρ,
Mr
g
=n:jawab
etanolair
33
etanol
33
air
Dari kurva 7.1 :
Untuk xair : 0.88 Vair = 18 cm3mol-1 ; Xet : 0.12 Vet = 53.6
cm3mol-1
Vcamp : nair Vair + net Vet
: 3.88 mol x 18 cm/mol + 0.51mol x 53.6 cm3/mol
: 97.3 cm3
9. 2. Campuran larutan A (Mr = 58,08 g/mol) dan B (Mr =119,4
g/mol) fraksi mol B = 0,4693, Valume molar parsial A dan B
adalah 74,166 cm3 mol -1 dan 80,235 cm3 mol -1 , hitung
volume larutan yang massanya 1000 g
Jawab : nA MrA + nB MrB = 1000 g
5307,0X4693,0Xn
X
X
n
nXnX-n
nnXnXn)nn(X
nn
n
=X
ABB
B
A
A
BAAAA
ABAAAABAA
BA
A
A
B
B
A
n
X
X
MrA + nB MrB = 1000 g
nB = 5,40 mol nA = 6,11 mol
Vcamp = nA VA + nB VB
Vcamp = 6,11 mol x 74,166 + 5,40 x 80,235 =
886,42 cm3
10. 3. Suatu ruang volume 5 L berisi 4 g gas nitrogen pada suhu 27°C.
Bila ruangan juga berisi gas O2 sehingga tekanan total 1.5 atm.
Hitung tekanan parsial masing-masing gas dan berapa g gas O2
dalam campuran ini (semua gas dianggap gas ideal)
Jawab : untuk gas N2 G = 4 g = 4/28 mol =1/7 mol
p v = n R T
atm0.7
L5
300K xmolatmL0.082x7/1 -1-1
2
Kmol
pN
untuk gas O2 :
Ptot = pN2 + pO2
1.5 atm = 0.7 atm + pO2
pO2 = 0.8 atm
g5,332,9x0.16mol0.16
K300Kmolatml0.082
l5xatm0.8
RT
pv
n 11
……….Contoh soal
11. 3. Suatu ruang volume 5 L berisi 4 g gas nitrogen pada suhu 27°C.
Bila ruangan juga berisi gas O2 sehingga tekanan total 1.5 atm.
Hitung tekanan parsial masing-masing gas dan berapa g gas O2
dalam campuran ini (semua gas dianggap gas ideal)
Jawab : untuk gas N2 G = 4g = 4/28 mol =1/7 mol
p v = n R T
atm0.7
L5
300K xmolatmL0.082x7/1 -1-1
2
Kmol
pN
untuk gas O2 :
Ptot = pN2 + pO2
1.5 atm = 0.7 atm + pO2
pO2 = 0.8 atm g5,332,9x0.16mol0.16
K300Kmolatml0.082
l5xatm0.8
RT
pv
n 11
……….Contoh soal
12. Kuantitas molar yang lain adalah Fungsi Gibbs
molar parsial dengan nama lain : potensial kimia (μ)
Gm = μ = G/n
G = Gm n = n μ (4)
Pada campuran biner : mis : komponen A dan B
Bila terjadi perubahan komposisi
0dμn
0μnμn
jj
BBAA
=∑→
=+
Pers Gibbs Duhem (6)
b. Fungsi Gibbs molar parsial (Gm)
(5)μμ BBAA nnG
nA, nB = mol A dan B pada komposisi campuran
μA, μB = pot. kimia A dan B pada komposisi campuran
Fungsi Gibbs total campuran :
13. Akibatnya :
Untuk volume molar parsial Vj dalam campuran biner juga
berlaku
∑njdVj = 0
Karena nAdVA = -nBdVB
(bila vol molar parsial A bertambah, B akan berkurang,
perhatikan kurva 7.1)
13
…….Kuantitas molar parsial
nAdμA = - nBdμB
Artinya :
Dalam larutan biner perubahan kimia tidak bisa bebas ,
kuantitas molar parsial suatu komponen sangat
tergantung pada komposisinya saat itu yaitu bila salah
satu komponen bertambah yang lain berkurang.
14. Vm dan Sm selalu positif
tetapi : kuantitas molar
parsialnya tidak selalu
positif.
Contoh :
Vol molar parsial MgSO4
dalam air = -1.4 cm3/mol
Artinya :
Penambahan 1 mol
MgSO4 kedalam suatu
volume air akan
mengurangi volume air
sebesar 1.4 cm3 (terjadi
penyusutan)
15. Parameter termodinamika yang berhubungan dengan perubahan
komposisi dalam pencampuran adalah :
∆Gcamp ∆Scamp ∆Hcamp ∆Vcamp ∆Ucamp
Perubahan dalam
campuran menuju kepada
perubahan komposisi
spontan
16. Misal :Gas ideal A dan B dicampur pada p,T = konstan
A(p,T, nA) B(p,T, nB)
Mula-mula :
o
o
BBo
o
AAtoti
p
p
RTlnμn
p
p
RTlnμnGG
]
p
p
lnRTμ[n
μnG
oAA
AAA
]
p
p
lnRTμ[n
μnG
oBB
BBB
18. ∆Gcamp = (3+1)mol x 0.082 l.atm.mol-1K-1 x (25+ 273K)(3/4 ln3/4 + 1/4
ln1/4)
= 97.74 (-0.216 -0.347)
= 97.74 x -0.56
= -54.98 l.atm
7. a. Diket : Pada 25°C
∆Gcamp = nRT [XA ln XA + XB ln XB]
Catatan :
Rumus (7a) dipakai untuk camp gas tekanan sama
Rumus (7) dipakai untuk tekanan berbeda , pakai hkm
Raoult untuk mencari pA dan pB
19. 7. b. Diket : Pada 25°C, p gas A dan B berbeda
Gas A
n = 3 mol
p = 1 atm
Gas B
n = 1 mol
p = 3 atm
19
p
p
lnRTn
p
p
lnRTnG B
B
A
Acamp
3
RTatmmol10
3
RT1
1
RT3
p
RT
n
p
RT
n
VnVnV
1-
BA
BBAAcamp
kJ6,5-
3
0.3
lnRT
1
0.9
lnRTxmol3Gcamp
xmol1
atm1.2
RTmol10
atm3
xRTmol4
V
RTn
p
camp
camp
atm0.3atm1.2x0.25atm0,9atm1.2x0.75
p.xpp.xp campBBcampAA
20. Artinya : Bila ΔS > 0 → gas tersebar kedalam gas lain
T
ΔG
-ΔS
camp
camp (7b)
S
dT
dG
:amikaThermodinHukum
np,
Untuk contoh 7.b :
1-
JK22
K298
kJ6,5
T
ΔG
-ΔS
camp
camp
BBAAcamp lnxxlnxxnRΔS (8)
21. c. Entalpi (∆H), ∆V dan ∆U campuran.
Rumus dasar : ∆G = ∆H - T ∆S
21
Untuk campuran gas :
∆Hcamp = ∆Gcamp + T .
∆Hcamp = 0
T
G
∆Hcamp = ∆Ucamp + p ∆Vcamp = ∆Ucamp + p.0 = 0
∆Ucamp = 0
Pada p,T → ∆Hcamp , ∆Ucamp dan ∆Vcamp = 0
m
T
V
dp
dG
Gas ideal dG tidak
tergantung pada tekanan
∆Vcamp = 0
23. K
E
S
I
M
P
U
L
A
N
II
Keterkaitan potensial kimia terhadap
komposisi campuran gas biner (ideal)
Untuk campuran komponen A
& B berlaku :
dano
A
A
0
A
p
p
lnRTμμ o
B0
BB
p
p
lnRTμμ
Untuk menentukan pA dan pB,
berlaku hukum Dalton dan Roult
Hukum Dalton : Pcamp = pA + pB
Hukum Raoult : pA = xA.pcamp
pB = xB.pcamp
24. 24
Sama dengan gas, potensial kimia dari
larutan sangat tergantung pada komposisinya
• Pada larutan, saat kesetimbangan potensial kimia
uapnya = potensial kimia cairannya.
Saat kesetimbangan :
Keterangan :
µg = potensial kimia uap cairan
µc = potensial kimia cairan
p = tekanan uap cairan murni
po = tekanan uap standar
op
p
lnRT
o
μ
(c)(g) μμ
Larutan = pelarut + zat terlarut
(komponen A) (komponen B)
Komposisi
Larutan
25. Pelarut A, tanpa B
pA* = tekanan uap zat murni
pada temp T
po = tekanan uap murni pada
1 atm
pA*
uap
A
cair
μA(g)
μA(l)
Ketentuan :
1. Belum berlaku hukum Raoult
2. op
*
A
p
RTln
o
A
μ
*
A(l)(g)
*
A μμ
• LARUTAN IDEAL
Larutan ideal adalah gambaran standar suatu larutan yang tidak
ada interaksi kimia antar komposisinya ( gaya intermolekuler sama).
Kesetimbangan larutan ideal :
26. Kedalam larutan(A) ditambahkan zat terlarut (B) :
1.
2. Berlaku Hukum Raoult : pA = xA.p*
A
pB = xB. p*
B
Hukum Dalton : Pcamp = pA + pB
op
A
p
RTln
o
A
μ
A(l)(g)A μμ
Ketentuan :
Zat B dapat berupa zat terlarut
pA = tekanan uap parsial A
dalam campuran
po = tekanan uap murni pada
1 atm
pA
uap
A + B
(Larutan)
μA(g)
μA(l)
Pelarut A + zat lain (B)
27. Potensial kimia larutan pada lar. ideal:
…..Kedua komponen larutan…..
27
Menurut Raoult: pada p,T konstant
op
*
A
p
RTln
o
A
μ
*
A(l)(g)
*
A μμ
op
A
p
RTln
o
A
μ
A(l)(g)A μμ
A
xlnRT
*
AA
konstanTp,*
A
A
A
*
AAA
μμ
p
p
xpxp
)(l
Dalam
campuran
Sebelum
dicampur
(10)
(11)
*
A
p
A
p
lnRT
*
A
μ
A(g)(l)A μμ
(9)
28. Larutan ideal
Untuk pelarut (komponen A) dan zat terlarut (komponen B) :
1. Kedua komponen memenuhi hkm Raoult
pA= xA.pA* →
Artinya terdapat kelinearan kurva tekanan uap parsial
komponen vs fraksi molnya). ini dijadikan identifikasi
larutan ideal/ larutan murni.
*
A
A
A
p
p
x
2. Potensial kimia kedua komponen memenuhi pers :
μA = μA
* + RT ln xA
Rumus diatas juga berlaku untuk larutan dengan kepolaran
rendah tapi struktur hampir sama, misal : C6H6 dengan
C6H5CH3
Juga untuk larutan dengan kepolaran hampir sama tapi
struktur berbeda. Misal : benzena dengan CCl4
29. Campuran etil bromida (1) dan etil iodida (2), komposisi masing
masing fraksi mol pada 16.5oC 0.5
a. Hitung komposisi masing-masing uap dalam campuran
b. Jika uap tersebut dikondensasi, hitung komposisi uap yang baru
diketahui : tekanan uap murni (1) 45.16 mmHg,
(2) 16.20 mmHg
29
a. Komposisi uap dlm camp b. Jika uap dikondensasi
0.264
30.68
8.10
p
p
x
0.736
30.68
22.58
p
p
x
mmHg30.68
8.10mmHg22.58mmHgp
mmHg8.10p
mmHg16.20x0.5.pxp
mmHg22.58p
mmHg45.16x0.5.pxp
camp
2
2
camp
1
1
camp
2
*
222
1
*
111
0.146
38,94
5,70
p
p
x
0.854
38.94
33,24
p
p
x
mmHg38.94
mmHg5.70mmHg33.24p
mmHg5.70p
mmHg16.20x0.264.pxp
mmHg33.24p
mmHg45.16x0.736.pxp
camp
2
2
camp
1
1
camp
2
*
222
1
*
111
30. Campuran biner ideal
Campuran CS2 dan
aseton
Campuran benzen dan
toluen
Gambar hubungan tek uap Vs mol fraksi untuk sistem biner
a dan b untuk larutan ideal (memenuhi Hukum Raoult)
C tidak memenuhi hukum Raoult
31. Model-model Penyimpangan Hukum Raoult
Terjadi bila :
• Tekanan uap total yang sesung-
guhnya melebihi tekana uap total
yang diramalkan hkm Raoult.
• Pada proses pencampuran dise -
rap kalor sehingga energinya lebih
tinggi daripada sebelumnya
b. Penyimpangan positifa. Penyimpangan negatif
Terjadi bila :
• Tekanan uap total <tekanan uap
yang diramalkan hkm Raoult
• Pada proses pelarutan panas
dilepaskan berarti larutan
berada dalam energi yg lebih
rendah dari sebelum bercampur
32. o Larutan nyata encer yang bersifat ideal setelah zat terlarutnya
dikoreksi dengan hukum Hendry disebut Larutan encer ideal.
o Larutan yang memenuhi hukum Hendry bersifat ideal dalam arti
yang berbeda dengan larutan yang memenuhi hkm Raoult (
sama-sama linear tapi posisinya berbeda).
Larutan Nyata
Encer
Pelarut
Memenuhi Hkm Raoult
Zat Terlarut
Kurang linear dan akan
memenuhi hkm Raoult bila telah
dikoreksi dengan hukum Henry
• LARUTAN ENCER IDEAL
Lar.ideal memenuhi hukum Raoult
Lar.encer ideal memenuhi hukum Henry
33. Adalah hukum yang mengkoreksi zat terlarut dari larutan nyata
encer sehingga linear dan bersifat ideal melalui pers :
pB = xB KB (12)
Keterangan :
pB = tekanan uap parsial zat terlarut
xB = fraksi mol zat terlarut
KB = konstanta Hendry (dengan dimensi tekanan)
Kurva terkoreksi ini disebut kurva untuk larutan encer ideal
memenuhi hukum Henry. Kurvanya linear tapi tidak persis sama
dengan larutan murninya (ideal).
34. • KURVA KELINEARAN DARI LARUTAN ENCER IDEAL
Keterangan :
•, garis lengkung, data
percobaan lar. nyata encer p
vs xB. Titik potong p di xB = 1
adalah nilai pB*
•Komponen B sebagai pelarut,
akan memenuhi Hukum
Roult, melalui pers
pB = xB.pB*
•Bila Komponen B sebagai zat
terlarut, tek.uap akan
sebanding dengan fraksi mol
bila dikoreksi dengan Hkm
Hendry kemiringannya titik
potong di KB,
pB = xB . KB
Gbr 7.3 Kurva pB vs xB zat terlarut untuk
larutan murni(ideal), larutan encer ideal
dan larutan encer ideal terkoreksi
35. Untuk pelarut (komponen A) :
1. Komponen A (pelarut) memenuhi hkm Raoult
pA= xA . pA* → *
A
A
A
p
p
x
2. Potensial kimia komponen A memenuhi pers :
μA = μA
* + RT ln xA
Untuk zat terlarut (komponen B) :
1. Komponen B (zat terlarut) memenuhi hkm Henry
pB= xB . KB
2. Potensial kimia komponen B memenuhi pers :
Larutan encer ideal
B
BB
X
Xμ
lnRT
lnRT
*
B
p
B
K
lnRT
*
B
μ
*
B
p
B
p
lnRT
*
B
μ
μτ
36. Campuran aseton (A) dan kloroform (B) tekanannya diukur pada t = 35°C
dengan data2 percobaan dibawah. Buktikan campuran memenuhi hkm
Raoult untuk komponen pelarut dan memenuhi hkm Henry untuk
komponen zat terlarut. Carilah K dari A dan B
36
xB 0 0.20 0.40 0.60 0.80 1
pB 0 35 82 142 200 273
pA 347 250 175 92 37 0
KA = 175 torr, KB = 165 torr
Ketika mol fraksi A atau B 1, Hukum
Raoult diprediksi untuk menentukan pj
Ketika masing-masing komponen x 0,
Hukum Hendry diprediksi untuk
menentukan K. Kedua kasus ini
mempunyai penyimpangan dari keadaan
sebenarnya
Buatlah kurva p vs xA dan xB :
37. Penggunaan Hukum Hendry untuk gas sebagai zat terlarut
Dugalah kelarutan O2 dalam air pada t =25°C, pO2 = 190 torr.
Diketahui KO2
= 3.30 107 torr. Hitunglah jumlah O2 yang larut
dalam 1000 g air.
Jawab :
Jadi hukum Hendry dapat dipakai untuk kelarutan gas dalam
air dengan asumsi air = pelarut = A dan gas = zat terlarut = B
K
p
xnn
ol?
n
n
nn
n
x
K
p
x.Kxp
mol
4
10x3.2
7
10x3,30
torr190xmol55,6
m55,6
airg18
airmol1
xairg1000airmol
2
2
22
2
2
22
2
2
2
2
2
O
O
O)(H)(O
O)(H
)(O
O)(H)(O
)(O
)(O
O
O
OO2OO
-
torr
22
38. • Larutan nyata /non ideal baik pelarut maupun zat terlarut tidak
memenuhi Hukum Roult, supaya berlaku ideal dilakukan koreksi
terhadap pelarut dan zat terlarutnya dengan mengganti xj dalam
nilai nilai aktivitas.
• LARUTAN NYATA
• Aktivitas (lambang a) adalah konsentrasi efektif dari
larutan.
• Hubungan kuantitatif antara aktivitas dengan konsentrasi :
a = γ x
Penyimpangan dari
keadaan ideal
aktifitas konsentrasi
• Untuk larutan ideal : γ = 1 ; a = x
39. • Larutan nyata /non ideal baik pelarut maupun zat terlarut tidak
memenuhi Hukum Roult, supaya berlaku ideal dilakukan koreksi
terhadap pelarut dan zat terlarutnya dengan mengganti xj dalam
nilai nilai aktivitas.
• LARUTAN NYATA
• Aktivitas (lambang a) adalah konsentrasi efektif dari
larutan.
• Hubungan kuantitatif antara aktivitas dengan konsentrasi :
a = γ x
Penyimpangan dari
keadaan ideal
aktifitas konsentrasi
• Untuk larutan ideal : γ = 1 ; a = x
40. Koreksi terhadap larutan nyata :
Koreksi terhadap pelarut Koreksi terhadap zat terlarut
BB xγa
0.9864
Toor760
Torr749.7
p
p
a *
air
air
air
41. 2. Kloroforom dalam aseton
Perlakukanlah kloroform sebagai pelarut dan zat terlarut terkoreksi
Diketahui : p* =293 torr, K = 165 torr. Hitung a dan γ
x 0 0.20 0.40
p 0 35 82
Kloroform sebagai pelarut → berlaku hkm Raoult
Kloroforom sebagai z.terlarut → berlaku hkm Hendry
Hukum Raoult : pA= xA . pA* Hukum Hendry : pB = xB KB
x 0 0.20 0.40
p 0 35 82
Raoult : a 0
γ -
Hendry: a 0
γ -
0.12
293
35
0.28
293
82
0.6
0.20
0.12
0.7
0.40
0.28
0.21
165
35
0.50
165
82
1.05
0.20
0.21
1
x
a
γγ.xa,
K
p
aHendryHukum
1
x
a
γ1γkarena
p
p
xaRaoultHukum:Jawab *
j
j
j
≠
→→
Hkm Raoult
:
γ → 1 ketika
x → 1
Hkm Hendry
γ → 1 ketika
x → 0
1.25
0.40
0.50
42. Untuk pelarut (komponen terbesar) :
Hukum Raoult : μA = μA
* + RT ln a
Ketentuan :
1. dan a = γ x γ → 1 saat x → 1
2. pers berlaku untuk pelarut & zat terlarut
lar.murni/lar.ideal dan pelarut lar. Encer ideal
*
A
p
A
p
A
a
Untuk zat terlarut (komponen kecil) :
Hukum Hendry : μ = μ + RT ln a
Ketentuan :
1. dan a = γ x γ → 1 saat x → 0
2. pers berlaku untuk zat terlarut lar. Encer ideal dan
lar.nyata
K
p
a
Untuk aktivitas dalam nilai molalitas :
μ = μ o + RT ln a
Ketentuan :
1. a = γ m/mo ; mo = 1 mol kg-1 γ → 1 saat m → 0
Aktivitas pelarut dan zat terlarut
43. Termodinamika campuran
cairan ideal
Termodinamika campuran gas
ideal
=
Akibat : besaran T.D untuk campuran cairan ideal = besaran
T.D untuk campuran gas
∆Hcamp
∆Scamp/nR
∆Gcamp/nRT
xA
0ΔU
0ΔV
0ΔH
lnxxlnxxnRΔS
lnxxlnxxnRTΔG
(l)camp
(l)camp
camp
BBAAcamp
BBAAcamp
S menaik, karena saat pencampuran
partikel mencari penyesuaian
G menurun, karena proses spontan
nilai -
43
(13)
Fungsi T.D Ideal :
44. Fungsi T.D berlebihan :
Larutan Nyata
Terjadi pada
Interaksi A - A ≠ B - B ≠ A –B → saat pencampuran terjadi
penyimpangan besaran T.D dari keadaan ideal
Akibatnya : Saat pencampuran
∆ Hcamp besar dan +, endoterem
∆ Scamp < dan – (pemadatan)
∆ Gcamp +, ∆Vcamp > atau < dari 0
Campuran mengalami pemi
sahan: tdk bercampur
atau bercampur sebagian
VE= +
VE= -
penyusutan
pemuaian
HE = +
45. Besaran T.D kelebihan lar nyata :
∆SE, ∆HE, ∆GE
Dihitung dari
∆SE = ∆Scamp lar nyata - ∆Scamp lar ideal
∆SE = ∆Scamp + nR(xAlnxA + xB ln xB) (14)
Keterangan :
∆SE = entropi kelebihan = menunjukan penyimpangan
larutan dari keadaan ideal
BESARAN
TERMODI-
NAMIKA
KELEBIHAN
LAR.NYATA