Dokumen tersebut membahas masuknya bangsa asing ke Indonesia, dimulai dari Portugis pada abad ke-16 hingga Belanda pada abad ke-17. Portugis menjadi bangsa Eropa pertama yang menjajah Indonesia dengan menaklukkan Malaka pada 1511. Kemudian disusul Spanyol yang singkat berada di Maluku antara 1521-1529. Belanda mulai berdagang rempah-rempah di Indonesia sejak 1595 dan berhasil menguasai perdagangan rempah-rempah dengan
2. 1. Masuknya Bangsa Portugis ke Indonesia
2. Masuknya Bangsa Spanyol ke Indonesia
3. Masuknya Bangsa Belanda ke Indonesia
3. Portugis masuk ke nusantara (Indonesia) di bawah
pimpinan pelaut terkenalnya Afonso de Albuquerque
(1453-1515). Afonso arsitek utama ekspansi Portugis ke
Asia serta orang Eropa pertama yang memulai
kolonialisasi Eropa selama berabad-abad atas Nusantara.
Dalam periode antara tahun 1511-1526, Nusantara
menjadi pelabuhan maritim penting bagi Portugis,
dengan Sumatera, Jawa, Banda, dan Maluku sebagai rute
maritim dan perdagangan rempah-rempah.
4. Afonso melakukan ekspedisi ke Nusantara tidak lama setelah diangkat
sebagai Gubernur Portugis di India. Sasaran pertama ekspedisi militernya adalah
Malaka dan tiba pada awal Juli 1511, dan pada 10 Agustus 1511 Malaka ditaklukkan.
Sejak saat itu Portugis menguasai sepenuhnya perdagangan rempah-rempah
Asia-Eropa dan membuat Nusantara dikenal oleh bangsa-bangsa Eropa lain
seperti Spanyol, Inggris, dan Belanda.
Setelah menguasai Malaka, pada tahun 1512 Portugis terlibat komunikasi
dengan Kerajaan Sunda atau Pajajaran untuk menandatangani perjanjian dagang,
terutama lada. Diwujudkan pada tahun 1522 dalam bentuk dokumen kontrak dan
di hari yang sama dibangun sebuah prasasti yang disebut Prasasti Perjanjian
Sunda-Portugal yang lebih dikenal dengan Padrao Sunda Kelapa, di atas tanah
yang ditunjuk sebagai tempat membangun benteng dan gudang bagi orang
Portugis (sekarang Jl. Cengkeh dan Jl. Kali Besar Timur I, Jakarta Barat).
Persekutuan Portugis-Pajajaran kemudian mencemaskan kerajaan-
kerajaan Islam di Jawa, terutama Demak. Demak menyerang Pajajaran pada
tahun 1526-1527. kemungkinan besar karena terdesak serta mendapat perlawanan
sengit dari Demak, Portugis lebih banyak beroperasi di kepulauan rempah-
rempah sampai disingkirkan oleh Belanda ke pulau Timor, Flores dan Solor pada
tahun 1599.
5. Portugis melakukan ekspedisi ke daerah utama penghasil rempah-
rempah pada tahun 1512 dipimpin oleh Antonio de Abreu dan Francisco
Serrao. Mereka membuang sauh di kepulauan Banda, kepulauan Penyu, dan
Ternate. Di Ambon diberi izin mendirikan benteng di Pikaolo, Negeri Hitu
Lama, serta Mamala dan merintis poros perdagangan Ternate-Malaka-Goa-
Lisbon.
Di Ternate, Portugis menjalin persahabatan dan persekutuan serta
menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Ternate berupa cengkeh dan
pala. Portugis diizinkan membangun benteng yang diberi nama Benteng Sao
Paulo atau Benteng Gamalama yang merupakan komitmen Portugis untuk
menjaga dan melindungi Ternate dari ancaman musuh-musuh serta
pesaingnya.
Alasan Ternate menerima Portugis yaitu untuk mengimbangi
pesaingnya, Kesultanan Tidore. Ternate melusakan pengaruh ke Halmahera
Utara, Kepulauan Lease, Ambon, Suru, Sula, dan Seram. Sementara Tidore
melakukan ekspansi ke Halmahera Tengah, Seram Timur, serta kawasan Raja
Ampat. Persaingan ini membuat mereka berkoalisi dengan negara asing yang
berbeda. Ternate merangkul Portugis pada tahun 1512 dan Tidore dengan
Spanyol sepuluh tahun kemudian.
6. Monopoli Portugis berakhir setelah dikalahkan oleh Sultan
Baabullah pada tahun 1575 dan disingkirkan Belanda dari Ambon pada
tahun 1599. Portugis kemudian menduduki Timor, Solor, dan Flores.
Selanjutnya, Belanda ternyata memiliki keinginan menduduki
wilayah-wilayah tersebut, yang melahirkan sengketa baru antara kedua
negara. Sengketa baru berakhir pada tahun 1859 melalui Kesepakatan
Lisabon, dimana Portugis menyerahkan Hindia timur, kepada Belanda
kecuali Timor-Timur, dan Belanda harus membayar 80.000 Golden
untuk mendapatkan Pulau Flores.
7. Bangsa Spanyol tidak lama berada di Nusantara,
yaitu hanya sekitar delapan tahun (1521-1529). Terlebih
dahulu masuk ke Filipina melalui Ferdinand Magellan,
Spanyol berhasil mencapai Kepulauan Maluku pada tahun
1521 di bawah pimpinan Kapten Sebastian del Cano. Pelaut-
pelaut Spanyol kemudian berlabuh di Tidore, dan
disambut baik oleh Kesultanan Tidore. Sambutan ini
mengandung unsur politis karena Kesultanan Tidore yang
lama terlibat persaingan ekonomi dan politik dengan
Kesultanan Ternate yang sudah lebih dulu bersekutu
dengan Portugis.
8. Kedatangan Spanyol di Tidore membuat Portugis merasa terganggu.
Sebab, itu berarti Spanyol akan terlibat juga dalam aktivitas perdagangan
rempah-rempah, yang jelas-jelas akan mengganggu hak monopolinya. Maka,
terjadilah konflik di antara kedua negara tersebut. Portugis menuding Spanyol
melanggar Perjanjian Tordesillas tahun 1494. Isi perjanjian yang disepakati
kedua negara atas campur tangan langsung Paus Alexander VI tersebut pada
intinya membagi dunia di luar Eropa menjadi duopoli eksklusif antara Spanyol
dan Portugal sepanjang suatu meridian 1550 km sebelah barat afrika. Wilayah
sebelah timur dimiliki oleh Portugis dan sebelah barat oleh Spanyol.
Sementara itu, Spanyol bersikeras, wilayah Maluku itu bagian dari wilayah
kekuasaannya berdasarkan perjanjian yang sama.
9. Untuk menyelesaikan konflik, Portugis melakukan perundingan di
Saragosa, Spanyol, pada tahun 1529. hasilnya adalah Perjanjian Saragosa, yang
ditandatangani pada 22 April tahun itu. Perjanjian ini menentukan secara
lebih tepat batas ke arah barat wilayah kekuasaan Spanyol dan batas ke arah
timur wilayah kekuasaan Portugis. Disepakati bahwa spesifikasi anti-
meridiannya sekitar 17⁰ timur Maluku (145⁰ BT), yang berarti Spanyol harus
meninggalkan Maluku dan mendapatkan Filipina dan Portugis tetap berkuasa di
Kepulauan Maluku. Perjanjian ini mempertegas Perjanjian Tordesillas tahun 1494.
10. Pada mulanya pedagang-pedagang Belanda yang berpusat di
Rotterdam membeli rempah-rempah dari Lisabon.Pada waktu itu Belanda
masih dalam penjajahan Spanyol,kemudian terjadilah perang 80 tahun,dan
berhasil melepaskan Belanda terhadap Spanyol,serta menjadikan William
Van Oranye sebagai pahlawan kemerdekaan Belanda.
Pada tahun 1580 Raja Philip dari Spanyol naik tahta,ia berhasil
mempersatukan Spanyol dan Portugis, akibatnya Belanda tidak dapat lagi
mengambil rempah-rempah dari Lisabon yang sedang dikuasai Spanyol,hal
itulah yang mendorong Belanda mulai mengadakan penjelajahan samudera
untuk mendapatkan daerah asal rempah-rempah.
11. Pada tahun 1595, Linschoten berhasil menemukan tempat-tempat di
Pulau Jawa yang bebas dari tangan Portugis dan banyak menghasilkan
rempah-rempah untuk diperdagangkan.
Pada tahun 1595, bulan April, Cornelis de Houtman dan De Keyzer
dengan 4 buah kapal memimpin pelayaran menuju Nusantara dengan
Route: Belanda - Pantai barat Afrika - Tanjung Harapan - Samudera Hindia
- Selat Sunda - Banten, selama pelayarannya itu selalu menjauhi Route
pelayaran Portugis,dan tidak singgah ke India-Malaka.
Pada bulan Juni 1596, pelayarannya berhasil berlabuh di Banten.
Dan pada mulanya, kedatangannya mendapat sambutan baik dari
masyarakat Banten. Kedatangan Belanda diharapkan dapat memajukan
perdagangan dan dapat membantu usaha penyerangan ke Palembang
yang dipimpin oleh Raja Maulana Muhammad, akan tetapi sikap De
Houtman semakin kaku dalam perdagangan (hanya mau membeli
rempah-rempah pada musim panen dan membeli melalui pejabat atau
cina perantara), akhirnya Ia ditangkap dan dibebaskan setelah
membayar uang tebusan kemudian meninggalkan Banten.
12.
13. Pada tanggal 28 November 1598, pelayaran baru Belanda dipimpin
oleh Jacob van Neck dan Wybrect van Waerwyck dengan 8 buah
kapal tiba di Banten. Pada saat itu hubungan Banten dengan Portugis
sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda diterima dengan
baik.
Karena sikap Van Neck yang sangat hati-hati dan pandai
mengambil hati para pembesar Banten ,maka 3 buah kapalnya yang
penuh muatan rempah-rempah berhasil dikirim ke Belanda dan 5
buah kapal yang lainnya menuju Maluku.
Di Maluku, Belanda juga diterima dengan baik oleh rakyat Maluku
karena dianggap sebagai musuh Portugis yang sedang bermusuhan
dengan rakyat Maluku.
14. William Van Oranye LinschotenCornelis de Houtman
Jacob van Neck De KeyzerWybrect van Waerwyck
15. Pada tahun 1600, kaum muslim Hitu di ambon bersekutu dengan
Belanda mengusir Portugis. Imbalannya Belanda diberi hak monopoli
untuk membeli rempah-rempah dari Hitu. Pada tahun 1605, Belanda
berhasil memaksa Portugis menyerahkan pertahanannya di Ambon
kepada Steven van der Hagen dan di Tidore kepada Cornelisz
Sebastiansz. Pada tahun 1623, Kepulauan Banda dikuasai Belanda. Sejak
saat itu, Belanda sepenuhnya memonopoli perdagangan rempah-
rempah di Maluku dan sekitarnya.