2. RUTE PERJALANAN BELANDA KE INDONESIA
TERBENTUKNYA VOC
HAK OCTROI
POLITIK EKONOMI VOC
KEMUNDURAN VOC
PENGARUH KEDATANGAN BELANDA
3. Masuknya Belanda ke Indonesia dimulai pada
tahun 1595 pada saat Cornelis de Houtman
memimpin armada yang terdiri dari 4 buah kapal
menuju Nusantara.
Pelayaran tersebut menempuh rute :
Belanda – Pantai Barat Afrika – Tanjung Harapan -
Samudra Hindia – Selat Sunda – Banten.
4.
5. Pada bulan Juni 1596, pelayaran Houtman
tiba di Banten.
Pada mulanya, kedatangan Belanda
mendapat sambutan hangat dari
masyarakat Banten. Kedatangan Belanda
diharapkan dapat memajukan
perdagangan dan dapat membantu usaha
Banten menyerang Palembang. Akan
tetapi, kemudian timbul ketegangan
antara masyarakat Banten dengan Cornelis
de Houtman. Hal itu disebabkan oleh sikap
de Houtman hanya mau membeli rempah-
rempah jika musim panen tiba. Akibatnya,
beliau diusir dari Banten dengan
mendapat sedikit rempahh-rempah.
6. Pada tanggal 20 November 1598, rombongan baru
dari Belanda dipimpin oleh Jacob van Neck dibantu
oleh van Waerwijck dan van Heemskerck dengan 8
buah kapal tiba di Banten.
Pada saat itu, hubungan Banten dengan Portugis
sedang memburuk sehingga kedatangan Belanda
diterima baik. Karena sikap van Neck yang sangat
hati-hati dan pandai mengambil hati para petinggi
Banten, tiga buah kapalnya penuh dengan muatan
dan dikirim kembali ke negeri Belanda.
Lima buah kapal yang lain menuju ke Maluku.
Di Maluku, Belanda juga diterima dengan baik
oleh rakyat Maluku karena dianggap sebagai
musuh Portugis yang juga sedang bermusuhan
dengan rakyat Maluku
7. Keberhasilan ekspedisi Belanda melakukan perdagangan rempah-rempah
mendorong pengusaha-pengusaha Belanda yang lain untuk berdagang di
Indonesia. Akibatnya, terjadilah persaingan di antara pedagang-pedagang
Belanda sendiri. Di samping itu, mereka harus menghadapi persaingan dengan
Portugis, Spanyol dan juga Inggris.
Atas prakarsa dari dua tokoh Belanda, yaitu Pangeran Maurits dan Johan van
Olden Barnevelt, pada tahun 1602 kongsi-kongsi dagang Belanda bersatu
padu menjadi kongsi dagang yang lebih besar dan diberi nama VOC
(Vereenigde Oost Indische Compagnie) atau Persekutuan Maskapai
Perdagangan Hindia Timur. Pengurus pusar VOC terdiri dari 17 orang. Pada
tahun 1602, VOC membuka kantor pertamanya di Banten yang dikepalai oleh
Francois Wittert.
8. Adapun tujuan dibentuknya VOC adalah
sebagai berikut:
1. Menghindari persaingan tidak sehat di
antara sesama pedagang Belanda sehingga
keuntungan maksimal dapat diperoleh.
2. Memperkuat posisi Belanda dalam
menghadapi persaingan dengan bangsa-
bangsa Eropa lainnya maupun dalam bangsa-
bangsa Asia.
3. Membantu dana pemerintah Belanda yang
sedang berujung menghadapi Spanyol yang
masih menduduki Belanda.
9. • Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan leluasa, VOC diberi hak-hak
istimewa oleh pemerintah Belanda, yang dikenal dengan Hak Octroi
meliputi hal-hal berikut ini:
• 1. Monopoli perdagangan.
• 2. Mencetak uang dan mengedarkan uang.
• 3. Mengangkat dan memberhentikan pejabat.
• 4. Mengadakan perjanjian dengan raja-raja lokal.
• 5. Memiliki tentara untuk mempertahankan diri.
• 6. Mendirikan benteng dan pusat pertahanan.
• 7. Menyatakan perang dan damai.
• 8. Mengangkat dan memberhentikan penguasa-penguasa
setempat.
10. Dengan kekuasaan yang istimewa tersebut, pada tahun 1605 VOC berhasil
merampas benteng Portugis di Ambon. Pada tahun 1609, VOC berhasil mendirikan
loji (pangkal dagang) di Banten. Setahun kemudian, VOC untuk pertama kalinya
mengangkat seorang gubernur jenderal, yaitu Pieter Both (1610-1614) yang
berkedudukan di Ambon. Namun, VOC beranggapan bahwa Ambon letaknya terlalu
jauh dari Selat Malaka sehingga kurang strategis dijadikan pangkalan dagang yang
kuat. Oleh karena itu, perhatian VOC tertuju ke Jayakarta untuk dijadikan pangkalan
dagang utamanya.
Jayakarta yang dipimpin oleh Wijayakrama ketika itu sedang berselisih
dengan negeri induknya, yaitu Banten yang dipimpin oleh Ranamanggala.
Pertentangan tersebut dimanfaatkan oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterszoon Coen
sehingga berhasil merebut Jayakarta. Orang-orang Banten yang berada di Jayakarta
diusir dan Kota Jayakarta dibakar. Pada tanggal 30 Mei 1619, J.P. Coen mengganti
nama Jayakarta menjadi Batavia, sesuai dengan nama nenek moyang orang Belanda,
yaitu bangsa Bataaf. Batavia kemudian dijadikan markas besar VOC.
11. Keberadaan markas besar VOC. Pusat-pusat perdagangan yang berhasil
dikuasai oleh VOC antara lain Malaka (1641); Padang (1662); Makassar
(1667); dan Banten (1684). VOC juga menguasai daerah pedalaman
Banten dan Mataram yang banyak menghasilkan beras dan lada.Guna
mendapat keuntungan yang besar, VOC menerapkan monopoli
perdagangan. Bahkan, pelaksanaan monopoli VOC di Maluku lebih keras
daripada pelaksanaan monopoli bangsa Portugis.
12. Peraturan-peraturan yang ditetapkan VOC dalam melaksanakan monopoli perdagangan
antara lain sebagai berikut.
1. Verplichte Leverantie, yaitu penyerahan wajib hasil bumi dengan harga yang telah
ditetapkan VOC. Peraturan ini juga melarang rakyat menjual hasil buminya selain kepada
VOC.
2. Contingenten, yaitu kewajiban bagi rakyat untuk membayar pajak berupa hasil bumi.
3. Peraturan tentang ketentuan areal dan jumlah tanaman rempah-rempah yang boleh
ditanam.
3. Ekstiparsi, yaitu hak VOC untuk menebang tanaman rempah-rempah agar tidak terjadi
kelebihan produksi yang dapat menyebabkan harganya merosot.
5. Pelayaran Hongi, yaitu pelayaran dengan perahu kora-kora (perahu perang) untuk
mengawasi pelaksanaan monopoli perdagangan VOC dan menindak keras pelanggarnya.
13. Kemunduran dan kebangkrutan VOC terjadi sejak awal abad ke-18 yang disebabkan oleh hal-hal
seperti berikut.
1. Banyak korupsi yang dilakukan oleh pengawas-pengawas VOC.
2. Anggaran pegawai terlalu besar sebagai akibat semakin luasnya wilayah kekuasaan VOC.
3. Biaya perang untuk memadamkan perlawanan rakyat sangat besar.
4. Persaingan dengan kongsi dagang bangsa lain, seperti kongsi dagang Portugis (Compagnie des
Indies) dan kongsi dagang Inggris (East Indian Trading Company).
5. Hutan VOC yang sangat besar.
6. Pemberian deviden kepada para pemegang saham walaupun usahanya mengalami kemunduran.
7. Berkembangnya paham liberalisme sehingga monopoli perdagangan yang diterapkan VOC tidak
sesuai lagi untuk diteruskan.
8. Pendudukan Prancis terhadap negeri Belanda pada tahun 1795. Prancis memiliki musuh utama
Inggris yang berada di India dan meluaskan jajahannya ke Asia Tenggara. Badan seperti VOC tidak
dapat diharpakan terlalu banyak dalam menghadapi Inggris sehingga VOC harus dibubarkan.
Pada tahun 1795 dibentuk panita pembubaran VOC. Pada tahun itu pula hak-hak istimewa VOC
(octroi) dihapuskan. VOC dibubarkan pada tanggal 31 Desember 1799 dengan saldo kerugian
sebesar 134,7 juta gulden. Selanjutnya, semua hutang dan kekayaan VOC diambil alih oleh
pemerintah Kerajaan Belanda.
14. • Perubahan Dalam Bidang Politik
Kekuasaan yang dimiliki oleh penguasa tradisional Indonesia sejak
kedatangan bangsa barat semakin lemah. Para raja, sultan, dan bangsawan
lainnya kehilangan kekuasaan dalam pemerintahan karena sangat tergantung
kepada pemerintahan kolonial belanda. Perubahan kekuasaan ini
dikarenakan pemerintah belanda berusaha untuk menguasai seluruh
wilayah Indonesia.
• Perubahan dalam bidang Sosial
Perubahan yang terjadi dalam bidang sosial sejak munculnya kekuasaan
Belanda di Indonesia ialah terjadinya penindasan dan pemerasan secara
kejam. Kondisi ini mengakibatkan rakyat Indonesia hidup sengsara dan
menderita. Tingkat kesejahteraan rakyat menjadi sangat menurun dan beban
hidup yang dirasakan menjadi sangat berat. Di Indonesia banyak terjadi
kelaparan karena sumber daya alam dan tenaga kerja manusia telah dikuras
oleh Belanda, seperti ketika diberlakukannya culture stelsel dan kerja rodi.
15. • Perubahan dalam bidang Agama
Perubahan dalam bidang keagamaan juga dirasakan oleh
bangsa Indonesia. Bangsa Barat berusaha menyebarkan
agama katholik dan protestan dengan mendatangkan
misionaris atau pendeta ke Indonesia. Di beberapa wilayah
Indonesia, seperti di kepulauan Maluku dan Sumatera utara,
berhasil disebarkan pengaruh agama tersebut.
• Perubahan dalam bidang Pendidikan
Pada akhir abad ke-19, system pendidikan yang berkembang
di Indonesia semakin banyak. Sistem pendidikan ada yang
diselenggarakan oleh kelompok keagamaan dan ada yang
deselenggarakan oleh pemerintah kolonial belanda. Sistem
pendidikan yang diselenggarakan oleh kelompok keagamaan
lebih menitikberatkan pada pendidikan agama.