1. Kehidupan Sosial dan Ekonomi
Masyarakat Praaksara
Created by :
Lydia Agnes Gracia S
X-1
SMA Negeri 1 Medan
T.P. 2012/2013
2. A. Masa Berburu dan Mengumpulkan
Makanan
• Keadaan alam : Kehidupannya masih
sangat bergantung pada alam sehingga belum
stabil dan masih liar. Binatang buas sering
menjadi penghalang kehidupan manusia pada
saat ini. Untuk mengantisipasinya, mereka
memilih tepi sungai utk menempuh
perjalanannya dan oleh karena itu ada upaya
mereka utk merakit perahu.
3. • Kehidupan sosial : Mereka hidup berpindah-pindah
(nomaden). Mereka melakukan itu utk memenuhi
kebutuhan hidupnya, jika persediaan hutan habis,
mereka terus mencari tempat berburu lagi.
Hubungan antaranggota kelompok mereka sangat
erat. Mereka saling mempertahankan kelompok
dari serangan kelompok lain atau binatang buas.
Walaupun masih simpel, mereka sudah mengenal
pembagian tugas antara laki-laki dan perempuan.
4. PEMBAGIAN TUGAS DALAM
KELUARGA
AYAH
Mencari binatang buruan
IBU
•
•
•
•
Memelihara anak-anak
Mengumpulkan makanan
Memasak
Menjaga bara api : karena sulit
mendapatkan api (diusahakan
jangan padam)
5. • Kehidupan Budaya : Budaya adalah hasil cipta,
rasa dan kehidupan manusia. Mereka berhasil
menciptakan alat2 utk mendapatkan titik api
dengan cara menggoreskan batu, kayu atau
benda2 keras lainnya sehingga menimbulkan
api.
• Karena masih tergantung pada alam, mereka
masih nomaden. Biasanya tempat tinggal yang
mereka pilih di pinggir pantai, danau, ataupun
sungai.
6. B. Masa Peralihan
• Masa peralihan : masa transisi dari masa berburu dan
mengumpulkan makanan menuju masa bercocok
tanam.
• Tempat tinggal mereka sudah mulai menetap
(sedenter)
• Tempat tinggal mereka ada di gua laut ; contohnya gua
alam (abris sous roche) di Ponorogo, Sulawesi Selatan.
• Mereka sudah rutin memasak makanan dan memakai
bara api.
• Alat mereka untuk berburu ialah kayu, bambu, dll.
• Dan ditemukannya Kjokkenmoddinger (sampah dapur)
yang berupa bukit kerang.
7. Proses terjadinya Bukit Kerang
(Kjokkenmoddinger)
• Masyarakat yang tinggal di daerah Langsa (pinggir
pantai) rutin mengonsumsi kerang & siput.
Setelag mengonsumsi itu mereka membuangnya
ke belakang rumah mereka, ke kolong2 rumah
melalui celah2 lantai. Lama kelamaan terjadilah
proses kimia yaitu pencampuran air laut dengan
sinar matahari, maka terbentuklah bukit kerang.
• Ahli Arkeologi mengadakan penelitian di bukit
kerang, dan mereka menemukan kapak batu yang
diberi nama Kapak Sumatera.
9. C. Masa bercocok tanam
• Mereka sudah mengenal teknik bercocok
tanam dan sudah bertempat tinggal menetap
(sedenter)
• Mereka sudah rata2 membuat rumah
panggung utk menjadi rumahnya.
• Biasanya tempat2 hidup mereka si pinggi
sungai karena jika di dekat sungai, biasanya
tanah2 disana rata2 subur.
10. Mengapa tanah di pinggir sungai
subur?
Tanah
Subur
Banjir
Tanah
Humus
Lumpur