Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Mendefinisikan persepsi dan menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhinya.
Menjelaskan teori atribusi, dan mengetahui tiga penentu atribusi
Mengidentifikasi jalan pintas yang individu gunakan dalam membuat penilaian mengenai orang lain.
Menjelaskan hubungan antara persepsi dan pengambilan keputusan.
ATRIUM GAMING : SLOT GACOR MUDAH MENANG 2024 TERBARU
6. PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN INDIVIDU
1. Persepsi dan Pengambilan
Keputusan Individu
Bab 6
Sasaran Pembelajaran
Sesudah mempelajari bab ini Anda akan dapat:
Mendefinisikan persepsi dan menjelaskan faktor-
faktor yang memengaruhinya.
Menjelaskan teori atribusi, dan mengetahui tiga
penentu atribusi
Mengidentifikasi jalan pintas yang individu
gunakan dalam membuat penilaian mengenai
orang lain.
Menjelaskan hubungan antara persepsi dan
pengambilan keputusan.
2. Memperbandingkan model rasional pengambilan
keputusan dengan rasionalitas terbatas dan intuisi.
Menjelaskan bias atau kesalahan keputusan yang
umum.
Menjelaskan bagaimana perbedaan-perbedaan
individu dan batasan-batasan organisasi
memengaruhi pengambilan keputusan.
Memperbandingkan tiga kriteria keputusan etis.
Mendefinisikan kreativitas dan menjelaskan model
tiga tahap dari kreativitas.
3. Persepsi (perception) adalah sebuah proses individu
mengorganisasikan dan menginterpretasikan kesan
sensoris untuk memberikan pengertian pada
lingkungannya.
Ketika Anda melihat sebuah target, interpretasi Anda
tentang apa yang Anda lihat dipengaruhi oleh
karakteristik-karakteristik pribadi Anda—sikap,
kepribadian, motif, minat, pengalaman masa
lampau, dan ekspektasi.
4.
5. Teori Atribusi
Teori atribusi (attribution theory) adalah sebuah percobaan
untuk menentukan apakah perilaku seorang individu
disebabkan dari internal atau eksternal. Penentuan itu terutama
tergantung pada tiga faktor, yaitu (1) perbedaan, (2)
konsensus, dan (3) konsistensi.
Perilaku yang disebabkan internal adalah yang dipercaya
pengamat berada dalam kendali perilaku pribadi dari individu.
Perilaku yang disebabkan eksternal adalah apa yang kita
bayangkan situasi memaksa individu untuk melakukannya.
6. Contoh . . .
Jika salah satu pekerja Anda datang terlambat,
Anda mungkin mengatribusikannya pada
bangun tidur kesiangan akibat pesta malam
yang ia adakan. Ini adalah atrubusi internal.
Tetapi, jika Anda mengatribusikannya pada
kecelakaan mobil yang membuat macet, Anda
membuat atribusi eksternal.
7. Perbedaan merujuk pada apakah seorang individu
menampilkan perilaku yang berbeda dalam situasi yang
berbeda. Misal, Apakah pekerja yang datang telat hari ini
adalah yang secara teratur mengingkari komitmen?
Konsensus mengacu pada apakah setiap orang
menghadapi situasi yang sama memberikan respons yang
sama. Misal, Perilaku dari pekerja yang terlambat memenuhi
kriteria ini jika semua pekerja yang menempuh rute yang
sama juga terlambat.
Konsistensi mengacu pada apakah apakah orang itu
merespons dengan cara yang sama sepanjang waktu? Misal,
Semakin konsisten perilakunya (terlambat), semakin mungkin
kita mengatribusikannya pada penyebab internal.
8. Salah satu temuan dari riset teori atribusi
adalah bahwa kesalahan atau bias
mengganggu atribusi. Hal tersebut terdiri atas:
1. Kesalahan atribusi fundamental (fundamental
attribution error), yaitu kecenderungan untuk
meremehkan pengaruh faktor-faktor eksternal dan
melebihkan pengaruh faktor-faktor internal atau
pribadi ketika membuat penilaian mengenai perilaku
orang lain.
2. Bias pelayanan diri (self-serving bias) adalah
kecenderungan individu untuk mengatribusikan
kesuksesan mereka pada faktor-faktor internal seperti
kemampuan atau usaha, tetapi menyalahkan
kegagalan pada faktor-faktor eksternal.
9.
10. Jalan Pintas dalam Menilai Orang Lain secara Umum
1. Persepsi selektif (selective perception), yaitu
kecenderungan untuk secara selektif
menginterpretasikan apa yang seseorang lihat dalam
basis minat, latar belakang, pengalaman, dan sikap
seseorang.
2. Efek halo (halo effect) adalah kecenderungan untuk
menggambarkan impresi umum mengenai seorang
individu berdasarkan karakteristik tunggal.
3. Efek kontras (contrast effect) adalah evaluasi atas
karakteristik seseorang yang dipengaruhi oleh
perbandingan dengan orang lain yang baru muncul
yang berperingkat lebih tinggi atau rendah dalam
karakteristik yang sama.
4. Stereotip (stereotype) adalah menilai seseorang
berdasarkan persepsi mengenai kelompok. asalnya.
11. Aplikasi Spesifik dari Jalan Pintas dalam Organisasi
1. Wawancara kerja: Informasi yang diperoleh dari
awal wawancara membawa bobot yang lebih
besar dibandingkan informasi yang diperoleh
sesudahnya,
2. Ekspektasi kinerja: Orang-orang mencoba untuk
memvalidasi persepsi mereka mengenai realitas,
bahkan ketika hal-hal ini salah. Berkaitan dengan
istilah prediksi pemenuhan diri dan efek Pygmalion
yang menjelaskan bagaimana perilaku seorang
individu ditentukan oleh ekspektasi orang lain.
3. Evaluasi Kinerja: Masa depan seorang pekerja
sangat terikat dengan penilaian—promosi,
kenaikan gaji, dan kelanjutan pekerjaan adalah
beberapa hasilnya.
12. Individu mengambil keputusan, yaitu pilihan yang dibuat dari
dua atau lebih alternatif. Pengambilan keputusan individu
merupakan bagian penting dari perilaku organisasi. Tetapi
cara individu mengambil keputusan dan kualitas pilihannya
sangat dipengaruhi oleh persepsi mereka.
Pengambilan keputusan terjadi sebagai reaksi atas masalah,
yaitu sebuah perbedaan antara situasi sekarang dan yang
diinginkan, yang mengharuskan kita mempertimbangkan
alternatif-alternatif tindakan.
Kesadaran bahwa suatu masalah ada dan bahwa sebuah
keputusan mungkin atau mungkin tidak diperlukan adalah isu
perseptual.
13. Terdapat beberapa model pengambilan keputusan rasional:
1. Pengambilan keputusan rasional: Sebuah model
pengambilan keputusan yang menjelaskan bagaimana
individu seharusnya berperilaku untuk memaksimalkan hasil.
2. Rasionalitas terbatas (bounded rationality): Sebuah proses
pengambilan keputusan dengan membangun model yang
disederhanakan yang mengeluarkan fitur-fitur esensial dari
masalah tanpa menangkap semua kompleksitasnya.
3. Pengambilan keputusan intuitif (intuitive decision making):
Sebuah proses tanpa sadar yang diciptakan dari
pengalaman yang diperoleh.
14.
15. Bias dan Kesalahan Umum dalam Pengambilan
Keputusan
Bias terlalu percaya dirI: Riset tekini terus menyimpulkan
bahwa kita cenderung terlalu percaya diri dengan
kemampuan kita dan kemampuan orang lain; juga, bahwa
kita biasanya tidak sadar dengan bias ini.
Bias jangkar : Kecenderungan untuk bertahan pada informasi
awal dan gagal menyesuaikan dengan informasi selanjutnya
secara adekuat.
Bias konfirmasi: Kecenderungan untuk mencari informasi yang
membenarkan pilihan-pilihan masa lampau dan untuk
mengurangi informasi yang menentang penilaian masa
lampau.
Bias ketersediaan (availability bias): Kecenderungan orang
untuk mendasarkan penilaian pada informasi yang siap
tersedia bagi mereka.
16. Eskalasi komitmen (escalation of commitment):
Komitmen yang meningkat pada sebuah keputusan
sebelumnya meskipun adanya informasi negatif.
Kesalahan acak (randomness error): Kecenderungan
individu untuk percaya bahwa ia mampu memprediksi
hasil dari peristiwa acak.
Aversi risiko (risk aversion): Kecenderungan untuk lebih
memilih hasil yang pasti dari jumlah yang menegah
daripada hasil yang lebih berisiko, bahkan sekalipun
hasil yang lebih berisiko itu memiliki ekspektasi payoff
lebih tinggi.
Bias retrospeksi (hindsight bias): Kecenderungan yang
salah dalam mempercayai, sesudah hasil dari suatu
peristiwa sebenarnya diketahui, bahwa seseorang
tadinya akan dapat memprediksinya secara akurat.
17. Perbedaan Individu
Pengambilan keputusan dalam praktiknya
dikarakterisasikan oleh batasan-batasan rasionalitas,
bias dan kesalahan umum, serta pengunaan intuisi.
Perbedaan-perbedaan individu juga menciptakan
deviasi dari model rasional. Perbedaan itu antara
lain:
1. Kepribadian
2. Jenis kelamin
3. Kemampuan mental
4. Perbedaan budaya
18. Batasan Organisasi
Organisasi dapat membatasi pengambil keputusan,
menciptakan deviasi dari model rasional. Batasan
tersebut antara lain:
1. Evaluasi kinerja
2. Sistem imbalan
3. Peraturan baku
4. Batasan waktu akibat sistem
5. Contoh historis
19. Tiga Kriteria Keputusan Etis
1. Ukuran etis pertama adalah utilitarianisme, yang
mengusulkan pengambilan keputusan hanya
berdasarkan outcome/keluaran, idealnya untuk
memberikan yang paling baik dalam jumlah yang paling
besar.
2. Kriteria etis lainnya adalah untuk membuat keputusan
konsisten dengan kebebasan dan hak-hak fundamental,
seperti yang tercantum dalam Piagam Hak Asasi.
3. Kriteria ketiga adalah untuk menanamkan dan
mendorong aturan-aturan dengan adil dan netral untuk
memastikan keadilan atau distribusi yang merata atas
manfaat dan biaya.
20. Kreativitas (creativity) adalah kemampuan untuk
menghasilkan ide-ide inovatif dan berguna.
Kreativitas membuat pengambil keputusan untuk
secara penuh menilai dan memahami masalah,
termasuk melihat masalah yang tidak dapat dilihat
orang lain.
21. Perilaku Kreatif
Perilaku kreatif terjadi dalam empat langkah, yang
masing-masing mengarah pada yang berikutnya:
1. Formulasi masalah. Tahapan perilaku kreatif di mana kita
mengidentifikasi sebuah masalah atau peluang yang
membutuhkan sebuah solusi yang belum diketahui.
2. Pengumpulan informasi. Tahapan perilaku kreatif ketika
solusi-solusi yang mungkin atas masalah diinkubasikan
dalam pikiran individu.
3. Pemunculan ide. Tahapan proses perilaku kreatif di mana
kita mengembangkan solusi-solusi yang mungkin atas
sebuah masalah dari informasi dan pengetahuan yang
relevan.
4. Evaluasi ide. Proses perilaku kreatif di mana kita
mengevalusi solusi-solusi potensial untuk mengidentifikasi
yang terbaik.
22.
23. Penyebab Perilaku Kreatif
Potensi kreatif: Kecerdasan berhubungan dengan
kreativitas. Orang-orang cerdas lebih kreatif karena
mereka lebih baik dalam memecahkan masalah yang
kompleks. Meskipun demikian, individu-individu cerdas
bisa juga lebih kreatif karena mereka memiliki memori
kerja yang lebih besar, yaitu mereka dapat mengingat
lebih banyak informasi yang berhubungan dengan
tugas di tangan.
Lingkungan kreatif: Sebuah tinjauan atas 26 studi
mengungkapkan bahwa motivasi intrinsik, atau
keinginan untuk mengerjakan sesuatu karena lebih
menarik, menyenangkan, memuaskan, dan
menantang (dibahas lebih detail di bab selanjutnya),
berkorelasi cukup kuat dengan hasil kreatif.
24. Keluaran dari Kreatif (Inovasi)
Perilaku kreatif tidak selalu menghasilkan hasil kreatif atau
inovatif. Seorang pekerja mungkin menghasilkan sebuah ide
kreatif dan tidak pernah membagikannya. Manajemen mungkin
menolak sebuah solusi yang kreatif. Tim mungkin membatasi
perilaku kreatif dengan mengisolasikan mereka yang
mengusulkan ide-ide berbeda
Solusi yang aneh hanya kreatif ketika ia membantu
memecahkan masalah. Ide-ide kreatif paling mungkin
diimplementasikan ketika individu dimotivasi untuk
mentranslasikan ide ke praktik. Selain itu, sebuah studi atas tim
perawatan kesehatan mendapati bahwa kreativitas tim itu
ditranslasikan menjadi inovasi hanya ketika iklim secara aktif
mendukung inovasi.