Universitas perlu melatih mahasiswa menjadi wirausaha agar dapat menciptakan lapangan kerja dan mendorong ekonomi. Pendidikan tradisional kurang mendukung pola pikir kreatif dan kewirausahaan. Perguruan tinggi harus mengintegrasikan konsep kewirausahaan ke kurikulum, memperkuat interaksi dengan dunia usaha, dan mendorong budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa. Pemerintah perlu mendukung pendidikan ke
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi Queen Anaqi
Â
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi . what i made might be not the best .cause i just achieve faculty layer . not till university. you can copy paste but add it as the reference by pachadella yolanro software engineer jenderal soedirman university
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi Queen Anaqi
Â
contoh karya tulis Pemilihan mahasiswa berprestasi . what i made might be not the best .cause i just achieve faculty layer . not till university. you can copy paste but add it as the reference by pachadella yolanro software engineer jenderal soedirman university
Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih.
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0LSP3I
Â
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya.
Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara.
Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change).
Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi.
Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja.
Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.
Bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang bekembang dan terjadi. Kita tahu bahwa perkembangan pada masyarakat industri terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu mengoprasikan teknologi industri tersebut, bila pendidikan tidak mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Secara periodik kampus dapat mengajak dunia industri masuk kampus dan sebaliknya mahasiswa masuk ke dunia industri (kreatif) dan bisnis. Jadi akan tercapai simbiosis mutualistis yang dibutuhkan kedua belah pihak. Dunia kerja memperkuat keyakinan bahwa pola kerja sama dengan dunia usaha industri suatu yang niscaya diwujudnyatakan. Membentuk karakter entrepeneurial itu membutuhkan medium pembelajaran efektif seperti kegiatan simulasi bisnis yang dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus. Sejatinya jajaran pimpinan perguruan tinggi perlu memahami arti penting latihan/simulasi bisnis yang berlangsung dalam perkuliahan kewirausahaan sebagai bagian dari cara membentuk jiwa entrepreneurship mahasiswa.
Menghidupkan Pembelajaran Daring menurut Bonk & Khoo (2014)Uwes Chaeruman
Â
TEC-VARIETY adalah suatu framework meghidupkan aktivitas pembelajaran daring agar lebih hidup. framework ini ditawarkan oleh Curtis J. Bonk dan Elaine Khoo (2014). Silakan dicicipi.
Hybrid Learning: antara Tech, Teach, and Touch Uwes Chaeruman
Â
Hybrid/blended learning adalah kombinasi strategi terbaik antara aktivitas pembelajaran sinkron dan asinkron sedemikian rupa untuk menciptakan pengelaman belajar yang efektif, menantang dan menarik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Bagaimana tip melaksanakan hybrid learning? Slide presentasi ini mengajaka Anda untuk mendalami lebih jauh tentang hal tersebut.
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Jarak Jauh danDaringUwes Chaeruman
Â
Optimalisasi Pemanfaatan Video dalam Pembelajaran Daring. Siklus bola salju perolehan dan pemanfaatan video dalam pembelajaran jarak jauh dan daring. Pertama mulung (by utlization), kedua buat sendiri (by design). Kategori by design, dapat dibagi dua: 1) DIY (do it yourself video; video buatan sendiri; 2) Video Pro, dibuat secara kolaboratif oleh tim secara profesional. Plus didalamya dibahasa bagaimana penerapannya dalam pembelajaran jarak jauh dan daring.
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan PembelajaranUwes Chaeruman
Â
Tips dan Contoh Cara Merumuskan Tujuan Pembelajaran. Apa yang dimaksud dengan tujuan pembelajaran? Apa saja komponen tujuan pembelajaran yang baik? Seperti apakah contoh rumusan tujuan pembelajaran yang baik itu? Slide ini membahas semua itu. Semoga bermanfaat.
Contoh Merdeka Belajar dalam Pembelajaran DaringUwes Chaeruman
Â
Dua contoh model pembelajaran Lee & Hannafin (2016), dan Sugata Mitra (2010). Model ini mendorong pengembangan generasi Indonesia kedepan yang mandiri.
Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring masa Covid-19Uwes Chaeruman
Â
Sharing tentang peluan dan tantangan pembelajaran daring pada masa Covid-19 dan New Normal. Bersama Asosiasi Dosen Pemerhati Pendidikan Indonesia Sulawesi Barat.
Implementasi Kampus Merdeka & Merdeka Belajar Uwes Chaeruman
Â
Urun ide implementasi kampus merdeka untuk program studi teknologi pendidikan se-Indonesia. Bahan diskusi pada pertemuan (webinar) antar koordinator program studi teknologi pendidikan se-Indonesia.
Model pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi untuk memupuk siswa mandiri nan tangguh. versi youtube dapat dilihat di https://youtu.be/dAByFBRhqb4
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19Uwes Chaeruman
Â
Radio & Televisi Edukasi mendukung Remote Teaching dalam Covid-19. banyak yang harus dipertimbangkan. content, akses, format sajian, dll. broadcast vs on demand, professionally generated vs user generated content?
Sharing ide, bagaimana mendisfusikan inovasi praktek pembelajaran yang mengintegrasikan teknologi terbaik dari para guru model [duta rumah belajar]. Strategi yang didasarkan atas prinsip difusi inovasi (Rogers) & manajemen pengetahuan (SECI Takeuci-Nonaka). Strategi 1) getok tular; 2) sesi berbagi [sharing session]; 3) unjuk gigi [publikasi]; 4) search, research dan republish; 5) pastikan aksesible, terbuka dan gratis.
Trend, Peluang dan Tantangan Pembelajaran Daring Uwes Chaeruman
Â
Sharing trend, peluang, dan tantangan pembelajaran daring selama dan pasca pandemi Covid-19. Lima langkah menuju trasnformasi: 1) pemerataan akses ICT; 2) Perubahan Mindset; 3) kepemimpinan sekolah atau perguruan tinggi; 4) modeling dan guru penggerak; dan 5) peran teknologi dan teknolog pendidikan.
Sharing implementasi blended learning dalam era Covid-19 kepada teman-teman dosen di UNG. Ada beberapa Tips: 1) jadilah pemulung (kurator materi); 2) DIY Content (kembangkan konten buatan sendiri, slide presentasi, pdf, video presentasi, dll); 3) rangkai aktivitas pembelajaran dengan rumus PEDATI; 4) asuh aktivitas pembelajaran daring dengan rumus COI
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Â
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Â
Contoh Artikel Ilmiah Populer
1. REFORMASI PENDIDIKAN TINGGI DAN UNIVERSITAS KREATIF
Said Irandoust
Indonesia International Institute for Life Science, Jakarta
Universitas selayaknya menjadi pemain kunci dalam menciptakan generasi wirausaha
yang mampu memulai dan mengembangkan usaha, menciptakan lapangan kerja, dan turut
mendorong ekonomi.
Staf perguruan tinggi harus memiliki komitmen bersama dengan pemangku
kepentingan untuk tak hanya menghasilkan karyawan dan konsumen, tetapi juga pengusaha,
pencipta lapangan kerja, serta pencetus ide dan inovator. Agar tercapai, perguruan tinggi
perlu menumbuhkan pola pikir kreatif dan kewirausahaan.
Kreativitas dapat dilihat sebagai kemampuan mengimajinasikan atau menciptakan
sesuatu yang baru. Hal ini tak terbatas pada kemampuan mencipta dari ketiadaan, tetapi juga
menghasilkan ide-ide baru dengan menggabungkan, mengubah, atau mengulang ide-ide yang
ada. Setiap orang memiliki kemampuan kreatif. Namun kreativitas kerap ditekan oleh
pendidikan meski hal itu dapat dibangkitkan lagi.
Hal yang dibutuhkan untuk menjadi kreatif adalah komitmen pada kreativitas.
Kreativitas juga merupakan sikap untuk menerima perubahan, kemauan untuk bermain
dengan ide dan kemungkinan, serta mencari cara untuk memperbaiki keadaan.
Adapun pola pikir kewirausahaan adalah kemampuan untuk berkerja secara efektif
dengan ide-ide inovatif dengan cepat mengubah konsep menjadi realitas. Ini adalah
kemampuan mengenali peluang komersial, wawasan, pengetahuan, dan keterampilan
bertindak. Yang paling penting bertindak dan mewujudkannya, termasuk mengenali peluang,
mengomersialkan konsep, memobilisasi sumber daya meski ada risiko, dan memulai usaha.
Kewirausahaan adalah gabungan keterampilan dan sikap lintas disiplin ilmu, seperti
manajemen, ekonomi, sistem informasi, dan keuangan. Selain itu, pemahaman peraturan,
hukum, serta dinamika pasar, teknologi, dan industri.
Namun pola pikir kreatif dan kewirausahaan tidak dikembangkan dan didukung oleh
sistem pendidikan tradisional. Penelitian menunjukkan, pengusaha lebih memilih
pengalaman yang berorientasi hasil, bertujuan langsung, berdasarkan pengalaman inspiratif
yang nyata, dan diajarkan oleh praktisi. Meski pengajaran berbasis kelas adalah komponen
penting dari pendidikan, metode kuliah tradisional dengan pengajaran dan pembelajaran saja
tidaklah cukup.
Integrasi ke kurikulum
Pendidikan kewirausahaan harus memberi peluang siswa belajar kewirausahaan dari
tangan pertama, yakni bekerja bersama pengusaha. Hal ini membuat perguruan tinggi perlu
mengintegrasikan konsep kewirausahaan pada kurikulum, memperkuat interaksi dan jaringan,
serta menanamkan kewirausahaan dalam praktik akademik dan budaya. Perguruan tinggi di
Indonesia perlu mendukung perspektif ini dan bertindak sebagai tempat pengetahuan yang
meningkat.
“Penemuan membutuhkan banyak pengetahuan,” kata Fleming yang mengajar teknik di
MIT selama empat dekade. “Kita, para guru, merasa harus menjejalkan pengetahuan ke
dalam pikiran manusia. Namun, kita juga harus memperhatikan kebebasan untuk bertanya
yang memungkinkan siswa menemukan cara dan mengembangkan pikiran kreatif mereka
sendiri.”
Keseimbangan ini sangat penting ketika tiba saatnya meningkatkan daya cipta di negara
berkembang. Selain pendidikan, perlu distimulasi penemuan dan inovasi di seluruh dunia dan
2. mendorong masyarakat menghargai mereka yang sukses di bidang ini. “Kita perlu
meningkatkan status inventor sehingga orang memandang penemu sama seperti bintang rock
atau atlet ternama.”
Untuk mempromosikan semangat kewirausahaan di kalangan mahasiswa, perguruan
tinggi harus mencerminkan hal itu pada kegiatan belajar-mengajar. Termasuk, apakah
tersedia kombinasi tepat dari topik yang relevan dalam studi mahasiswa? Apakah mahasiswa
independen dalam kegiatan mereka? Apakah mahasiswa mendapat dukungan universitas?
Apakah pendapat mahasiswa terkait kegiatan universitas diperhitungkan?
Apakah mahasiswa didorong terlibat dalam studi kasus topik yang relevan? Apakah
mahasiswa secara aktif terlibat dalam proyek nyata kewirausahaan yang dapat memberikan
mereka inspirasi, pengalaman, dan kepercayaan diri yang diperlukan? Apakah mahasiswa
terbuka untuk peluang, jaringan yang relevan dan kemungkinan kolaborator untuk usaha
masa depan? Apakah mahasiswa dapat menciptakan bisnis masa depan berdasarkan apa yang
telah mereka pelajari?
Amon Salter, peneliti Pusat Studi Inovasi di Imperial College, mengatakan, penemuan
bukanlah proses linear, dari ide menjadi produk yang berdampak ekonomi. Sebaliknya,
penemuan adalah interaksi yang kompleks antara kreativitas manusia, teknologi, dan pasar.
Studi Salter berhubungan dengan praktik penyebaran teknologi. Bagaimana teknologi baru
disebarkan melalui pasar? Seberapa baik kelompok masyarakat tertentu tak hanya
menciptkan, tetapi juga menyebarkan teknologi?
Hanya sebagian kecil negara mengembangkan penemuan dan inovasi meski sekarang
terus bertambah. Dua negara yang paling padat penduduknya, Tiongkok dan India, kini
dalam proses menjadi pemimpin dunia.
Agar fenomena ini juga terjadi di Indonesia, universitas sebagai pusat kreasi
pengetahuan, bersama mitra mereka dalam bisnis dan pemerintah, harus memberi perhatian
penuh pada pola pikir kreatif dan kewirausahaan. Tantangan kompleks masa depan kita tak
dapat diselesaikan dengan solusi lama dan konvensional, tetapi oleh orang-orang kreatif,
berpandangan ke depan yang tak takut mempertanyakan gagasan mapan dan mampu
mengatasi rasa tak aman dan ketakpastian.
Jika Indonesia tak berhasil memperkuat kreativitas pada pendidikan tinggi, tujuan
masyarakat pengetahuan Indonesia dipertaruhkan, universitas harus memandang pada masa
depan kewirausahaan dalam semua kegiatan mereka.
Pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada pendidikan dan kesempatan belajar
kewirausahaan. Mahasiswa dan staf perguruan tinggi perlu didukung struktur kelembagaan
yang mendorong fleksibilitas dan pengambilan risiko, juga kerangka hukum, mekanisme
pendanaan, dan prioritas kebijakan di tingkat lokal dan nasional terkait kreativitas di
pendidikan tinggi.
(Kompas, 7 Mei 2014)