Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
Contoh Review Jurnal Ilmiah (PENGARUH KEPEMIMPINAN, BUDAYA ORGANISASI DAN LIN...Wulandari Rima Kumari
The purpose of this study is to determine the significance of the influence of the leadership, organizational culture and work environment to employee performance and job satisfaction as an intervening variable. The research population is all employees in the District of the City of Tarakan, with a sample of 128 employees. Data analysis method used in this research is path analysis.The research findings show that leadership, organizational culture and work environment had positive and significant impact on employee performance. The second discovery revealed that the leadership, work environment and job satisfaction held significant positive effect on employee performance, whereas the organizational culture had significant negative effect on employee performance. Results of path analysis showed that:(1) Job satisfaction is proven as an intervening variable between leadership a direct influence on employee performance is more dominant than the indirect effect. (2) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence of organizational culture on employee performance is more dominant than the direct effect. (3) Job satisfaction is proven as an intervening variable indirect influence among the working environment is more dominant than the direct effect.
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang.
Follow saya di Instagram:
http://instagram.com/alvian.indonesia
SUBSCRIBE Youtube saya:
https://youtube.com/c/AlvianIndonesia
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Template Presentasi Powerpoint - Seminar Proposal Skripsi Alvian
Pendidikan Fisika, Universitas Negeri Semarang.
Follow saya di Instagram:
http://instagram.com/alvian.indonesia
SUBSCRIBE Youtube saya:
https://youtube.com/c/AlvianIndonesia
Penelitian ini dilakukan pada seluruh relawan PNPM-MP di BKM Amanah sebanyak 50 orang relawan tidak termasuk pengurus. Penelitian ini merupakan penelitian penjelasan (explanatory) yang menyoroti hubungan antara variabel-variabel penelitian dan menguji hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Selanjutnya teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik populasi, dimana sampel diambil berdasarkan populasi yang ada secara menyeluruh. Teknik analisis data yang digunakan antara lain uji validitas, uji reliabilitas, uji F dan uji t.
Mansoer, Hamdan, dkk. 2004. Ilmu Pengetahuan Teknologi dan Seni Dalam Islam. Jakarta: Departemen Agama RI.
Aminuddin, dkk. 2005. Islam Pengetahuan dan Teknologi. Bandung: PT. Ghalia Indonesia.
Imtihana, Aida, dkk. 2009. Pendidikan Agama Islam Untuk Perguruan Tinggi umum. Palembang: Universitas Sriwijaya.
Faridi. 2002. Agama Jalan Kedamaian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Bakhtiar, Amsal. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
PENULISAN KARYA ILMIAH - Panduan Pembuatan Makalah JurnalDiana Amelia Bagti
Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini 😆 Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve 💚
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kan😆 Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah 💙 Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuy😆
ASK FOR PERMISSION ▶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke aku🔝🔝🔝🔝
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannya💖
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLAS💚
Instagram ▶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ▶ https://manabeve.blogspot.com
Email ▶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH ME💜
Instagram ▶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ▶ https://www.twitter.com/amlediana3
1. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH PENERAPAN MODEL PENGEMBANGAN
INSTRUKSIONAL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR
MATAKULIAH MICROTEACHING PADA MAHASISWA FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GRESIK
Siti Bariroh *)
Abstrak, Proses dan hasil belajar dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Berupa bakat,
minat, motivasi belajar, tujuan pembelajaran dan sebagainya.Yang tak kalah penting adalah
bagaimana Guru mendesain proses belajar mengajar agar meningkatkan motivasi dan hasil
belajar siswa. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan hasil
belajar, yang diajarkan dengan menggunakan Model Pengembangan Instruksional dan yang
tidak menggunakannya? Dan apakah ada perbedaan motivasi belajar antara yang menerapkan
model Pengembangan Instruksional dan yang tidak menerapkan? Serta apakah ada pengaruh
antara Model pembelajaran instruksional dengan motivasi belajar dan hasil belajar matakuliah
microteaching mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik.
Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik angket dan tes hasil belajar. Analisa data
yang digunakan adalah analisis varian (ANAVA) dua jalur, yaitu untuk menguji hipotesa 1,
hipotesa 2 dan hipotesa 3. Dari hasil penelitian diketahui adanya perbedaan hasil belajar
dengan menggunakan MPI dan non MPI, dan perbedaan motivasi belajar antara yang
menerapkan MPI dan yang Non MPI, serta terdapat pula pengaruh antara penggunaan model
pembelajaran Instruksional terhadap motivasi belajar dan hasil belajar.
Hasil penelitian ini, dapat direkomendasikan sebagai alternatif model pengembangan
pembelajaran, sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar mahasiswa dan
meningkatkan hasil belajarnya.
Keyword : Model Pengembangam Instruksional ( MPI), Motivasi Belajar dan Hasil Belajar
PENDAHULUAN strategi penyampaian atau proses
pembelajaran.
Hasil belajar seseorang, tidak terlepas Dalam aktivitas pengajaran terkan-
dari pengaruh berbagai faktor, diantaranya dung aktivitas (1) Merancang pembela-
adalah faktor eksternal, yang menyangkut jaran, (2) Menyajikan pembelajaran, (3)
pengembangan program pembelajaran dan Mengevaluasi pembelajaran. Ketiganya
akan terkait dalam satu proses dan saling
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
1
2. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
mempengaruhi terhadap hasil belajar. motivasi di dalam dirinya. Oleh karena itu,
Upaya meningkatkan efisiensi dan motivasi tidak bisa dipisahkan dari
efektivitas pembelajaran, diperlukan aktivitas belajar. Motivasi berpangkal dari
adanya perancangan dan pengembangan kata motiv yang artinya adalah daya
materi pembelajaran, yang merupakan penggerak yang ada di dalam diri
fungsi yang sangat penting dalam seseorang untuk melakukan aktivitas
teknologi pembelajaran. tertentu demi tercapainya suatu tujuan.
Seels Richey (dalam Amir, 2000) Pada intinya, motivasi merupakan
mengatakan bahwa kawasan teknologi kondisi psikologis seseorang untuk
pembelajaran meliputi: Desain, melakukan sesuatu. Dalam kegiatan
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai
dan evaluasi. pengembangan desain materi keseluruhan penggerak didalam diri siswa
pembelajaran microteaching ini adalah yang menimbulkan kegiatan belajar.
upaya untuk memenuhi salah satu fungsi Sehingga diharapkan tujuan pembelajaran
ranah teknologi pembelajaran, yaitu ranah dapat tercapai. Untuk menimbulkan
Pengelolaan. Dick dan Carey (1990) motivasi belajar, guru berperan besar untuk
mengungkapkan bahwa Desain materi mengupayakan agar suasana belajar
pembelajaran sebaiknya menarik, isinya menyenangkan bagi siswa, dengan
sesuai dengan tujuan khusus pembelajaran, menerapkan metode yang bervariasi. Salah
urutannya tepat, ada petunjuk penggunaan satunya adalah dengan jalan membuat
bahan ajar, ada soal latihan, jawaban model pembelajaran yang mampu
latihan, test, petunjuk bagi siswa menuju menimbulkan motivasi belajar siswa.
kegiatan berikutnya. Keinginan untuk membantu mahasiwa
Penggunaan model pengembangan dalam memahami materi matakuliah
Instruksional (MPI) didasarkan atas Microteaching, dan untuk memudahkan
pemikiran bahwa model ini menggunakan penyampaian bahan ajar kepada
pendekatan sistem, dengan langkah mahasiswa secara lengkap dan sistematis,
langkah yang lengkap, sehingga dapat serta ingin mengetahui pengaruh desain
digunakan untuk merancang pembelajaran materi pembelajaran berdasarkan Model
baik untuk pembelajaran klasikal maupun Pengembangan Instruksional (MPI)
individual. terhadap motivasi belajar dan hasil belajar
Faktor lain yang juga dapat mahasiswa, mendorong peneliti ingin
mempengaruhi hasil belajar adalah faktor meneliti masalah tersebut. Ada beberapa
internal dari dalam siswa/mahasiswa itu alasan utama peneliti memilih masalah ini :
sendiri. Salah satu dari faktor internal itu 1) Peneliti terlibat langsung membina
adalah motivasi. Seorang siswa akan matakuliah Microteaching, di Fakultas
belajar dengan baik dan tekun jika ada Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2
3. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Universitas Gresik. Sehingga atau disebut dengan "real teaching"
memungkinkan untuk terlibat langsung (AAllen and Ryan, 1969). Jumlah
dalam interaksi dengan mahasiswa. pesertanya berkisar antara 5 sampai 10
2) Sejauh ini, masalah desain materi orang, ruang kelasnya terbatas, waktu
pembelajaran, khususnya di pelaksanaannya berkisar antara 10 sampai
Universitas Gresik belum banyak 15 menit, terfokus pada ketrampilan
diteliti, sementara peneliti meyakini mengajar tertentu, dan pokok bahasannya
bahwa perbaikannya kualitas disederhanakan.
Pembelajaran dapat diawali dari Tujuan diselenggarakan nya
pengembangan desain pembelajaran. pembelajaran micro menurut T Gilarso,
3) Literatur yang berkaitan dengan dibagi dua yaitu untuk melatih kemampuan
penelitian ini, cukup mendukung dan ketrampilan keguruan (tujuan umum),
peneliti dalam mengkaji landasan dan untuk melatih calon guru supaya
landasan teori. trampil dalam membuat desin
4) Hasil penelitian akan memberikan pembelajaran, mendapatkan profesi
manfaat nyata bagi peneliti sendiri,atau Keguruan dan menumbuhkan rasa percaya
pihak lain yang seprofesi dalam usaha diri (tujuan khusus).
meningkatkan Kualitas pembelajaran Dwigh Allen, mengatakan, tujuan
dalam arti yang luas. microteaching bagi calon Guru adalah :
1) Memberi pengalaman mengajar yang
KERANGKA TEORITIS nyata dan latihan sejumlah ketrampilan
dasar mengajar.
Microteaching diartikan sebagai cara 2) Calon Guru dapat mengembangkan
latihan ketrampilan mengajar dalam ketrampilan mengajarnya sebelum
lingkup kecil/ terbatas. MC Laughlin & mereka terjun ke lapangan.
Moulton mengemukakan "Microteaching 3) Memberikan kemungkinan bagi calon
has been performent part of teaching guru untuk mendapatkan bermacam-
process, so that the traince can master macam ketrampilan dasar mengajar.
each component one by one in a simplifed Fungsi microteaching adalah sebagai
teaching situation". sarana latihan dalam mempraktekkan
Mc. Knight (1979) mengemukakan ketrampilan mengajar, dan juga sebagai
"Microteaching has been described as salah satu syarat bagi mahasiswa yang
scaled down teaching encounter desingned akan mengikuti praktek mengajar di
to developernya new skill and refine old lapangan ( PPL ). Sasaran akhir yang akan
one". Dari pengertian di atas, dapat dicapai dalam microteaching adalah
dipahami bahwa microteaching adalah terbinanya calon guru memiliki
sebuah model pengajaran yang dikecilkan pengetahuan tentang proses pembelajaran,
3
4. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
serta memiliki sikap dan perilaku baik coba, umpan balik, dan hasilnya. Hal ini
sebagai seorang guru. diperjelas dengan pendapat Suparman
(1997:31). Suatu proses yang sistematik
Langkah Langkah Prosedur dalam mengidentifikasikan masalah,
Pembelajaran Micro mengembangkan bahan dan strategi
Ada lima langkah yang dapat instruksional, serta mengevaluasi
ditempuh dalam pembelajaran micro yaitu: efektivitas dan efisiensinya dalam
1) Pengenalan (pemahaman konsep mencapai tujuan Instruksional.
pembelajaran micro) Rohani ( 2004:69) mendefinisikan
2) Penyajian model dan diskusi pengertian desain pengajaran sebagai
3) Perencanaan/persiapan mengajar suatu pemikiran atau persiapan untuk
4) Praktek mengajar melaksanakan tugas mengajar / aktivitas
5) Diskusi feed back / umpan balik. pengajaran dengan menerapkan prinsip
prinsip pengajaran melalui langkah
MODEL PENGEMBANGAN langkah pengajaran, perencanaan,
INSTRUKSIONAL pelaksanaan dan penilaian, dalam rangka
pencapaian tujuan pengajaran yang telah
Beberapa definisi mengenai desain ditentukan.
pembelajaran adalah antara lain Reigeluth Pengertian Desain Pembelajaran
(1983:7) dalam Boy Soedarmadji, 2002) Model Pembelajaran Instruksional (MPI)
menyatakan bahwa desain pembelajaran adalah : Suatu bentuk model pembelajaran
lebih memperhatikan pada pemahaman, yang menunjukkan urutan kegiatan yang
pengubahan, dan penerapan metode ditempuh orang dalam mendesain sistem
metode pembelajaran. Hal ini menga- Instruksional, yang terdiri dari 8 langkah,
rahkan kita, bahwa sebagai seorang yaitu menentukan kebutuhan Instruksional
profesional, maka kita mempunyai tugas umum, dan merumuskan tujuan umum,
untuk memilih dan menentukan metode melakukan analisis Instruksional, meng-
apa yang dapat dipergunakan, dan identifikasi perilaku dan karakteristik awal
mempermudah penyampaian bahan ajar, mahasiswa, merumuskan TIK, menulis tes
agar dapat diterima dengan mudah oleh acuan patokan, menyusun strategi instruk-
siswa. sional, mengembangkan bahan instruksio-
Lebih lanjut, Shaner dalam Suparman nal, mendesain dan melaksanakan sistem
(1997:29) menyatakan bahwa desain Instruksional.
instruksional adalah perencanaan secara
akal sehat untuk mengidentifikasi masalah MOTIVASI BELAJAR
tersebut, dengan menggunakan suatu Menurut Davies (1970), Motivasi
rencana terhadap perencanaan, evaluasi, uji adalah kekuatan yang tersembunyi di
4
5. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
dalam diri kita untuk berkelakuan dan 4) Tidak suka membuang waktu, aktif dan
bertindak dengan cara yang khas. lebih suka kerja sama dengan yang
Sedangkan menurut MC. Donald dalam lebih cakap.
buku Syaiful Bahri (1991), motivasi adalah
suatu perubahan energi dalam diri Dari definisi-definisi yang dikemu-
seseorang yang ditandai dengan kakan oleh berbagai ahli, penulis
munculnya feeling dan didahului dengan menyimpulkan bahwa motivasi berprestasi
tanggapan terhadap adanya tujuan. dalam belajar adalah daya penggerak
Menurut Handoko (1995), motivasi adalah dalam melakukan suatu tindakan untuk
suatu tenaga yang terdapat dalam diri mencapai hasil belajaryang lebih tinggi
manusia yang menimbulkan, mengarahkan dari hasil yang pernah dicapai sebelumnya.
dan mengorganisasikan tingkah lakunya. Pengaruh model pengembangan
Ad Rooijakkers (1991) dalam Basuki instruksional, terhadap motivasi belajar
(2002:33) menyatakan bahwa "Dalam dan hasil belajar adalah bahwa untuk
belajar memang dibutuhkan motivasi menimbulkan motivasi balajar bagi murid,
tertentu. Untuk itu ada berbagai macam maka harus ada rasa tertarik dan rasa ingin
motivasi. Tetapi motivasi berprestasi tahu, merasa membutuhkan dan sesuai
merupakan motivasi terpenting. Kalau dengan keinginannya sehingga
seorang murid ingin lulus dalam ujian, ia menyebabkan termotivasi untuk belajar.
akan berusaha dapat mengerti apa yang Membuat model suatu pengajaran yang
diajarkan oleh pengajar. Bila murid tidak disesuaikan dengan minat murid serta
mempunyai motivasi belajar, maka sesuai dengan kondisi setempat, dan
pengajar hendaknya berusaha sedemikian menarik perhatian serta keaktifan murid
rupa, agar bisa menimbulkan motivasi terlibat dalam proses pengajaran,
yang dibutuhkan". diharapkan mampu menimbulkan motivasi
Ciri-ciri orang yang mempunyai belajar, dan selanjutnya bisa meningkatkan
motivasi berprestasi , diuraikan oleh hasil belajarnya. MPI disusun sedemikian
Hekckahusen (dalam Haditomo, 199:26- rupa, dan melalui beberapa langkah yang
30), bahwa ciri ciri orang yang bermotivasi bisa dilakukan bersama antara guru dan
tinggi adalah : siswa, membuat siswa aktif dan
1) Berorientasi pada keberhasilan, dan termotivasi untuk belajar, sehingga dapat
lebih percaya diri dalam menghadapi mempengaruhi hasil belajar siswa.
tugasnya.
2) Bersikap mengarah pada tujuan dan HASIL BELAJAR
berorientasi pada masa datang. Dalam membicarakan pengertian hasil
3) Menyukai tugas tugas yang tingkat atau prestasi belajar, tidak terlepas dari
kesulitannya sedang. pengertian belajar, karena hasil belajar
5
6. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
merupakan hasil perubahan yang dialami dan Ujian Akhir (A). ditetapkan dengan
dalam peristiwa belajar. rumus:
Menurut WJS Purwadarminta, dalam
N=
Kamus Bahasa Indonesia menyatakan
bahwa belajar adalah berusaha, berlatih
dan sebagainya, untuk mendapatkan
kepandaian. METODE PENELITIAN
Hasil belajar adalah kemampuan yang
diperoleh seorang pembelajar dari proses Rancangan Penelitian
belajar yang ditempuh di suatu sekolah Penelitian ini merupakan jenis
atau lembaga pendidikan, yang diperoleh penelitian kuantitatif, yaitu untuk
melalui evaluasi belajar. membuktikan hipotesis yang telah dibuat
penulis. Penelitian ini, menggunakan 3
Hasil Belajar Matakuliah Microteaching variabel, yaitu desain model pembelajaran
MPI, sebagai variabel bebas. Sedangkan
Tujuan umum mata kuliah Motivasi belajar dan Hasil belajar sebagai
Microteaching adalah mempersiapkan varaiabel terikat.
mahasiswa calon guru untuk menghadapi Rancangan ini dimaksudkan untuk
tugas mengajar sepenuhnya di depan kelas mengetahui perbedaan hasil belajar antara
dengan memiliki pengetahuan, yang menggunakan model pembelajaran
ketrampilan, kecakapan, dan sikap sebagai Intruksional dan yang tidak menggunkan,
guru yang profesional. dan juga untuk mengetahui apakah model
Sedangkan tujuan khususnya adalah: pengajaran yang telah diterapkan,
1) Menganalisa tingkah laku mengajar mempengaruhi motivasi belajar dan hasil
kawan kawan nya dan dirinya sendiri. belajar mahasiswa.
2) Dapat melaksanakan ketrampilan Kegiatan penelitian terdiri dari, (1)
khusus dalam mengajar. memberikan angket motivasi belajar, (2)
3) Dapat mempraktekkan berbagai teknik pengelompokan subyek, (3) perlakuan dan
mengajar dengan benar dan tepat. pemberian test dan ujian praktek. Ada 2
4) Dapat mewujudkan situasi belajar kelompok belajar yang menjadi fokus
mengajar yang efektif, produktif dan kajian dalam penelitian ini, yaitu yang
efisien. diajar dengan menerapkan model
5) Dapat bersifat profesional keguruan. pembelajaran dan yang tidak menggunakan
Skor ( nilai) hasil belajar mahasiswa model.
pada matakuliah Microteaching ini, Populasi dan Sampel
ditentukan dengan Sebagai populasi dalam penelitian ini
Ujian Tengah Semester (M), Tugas (T), adalah mahasiswa semester VII, FKIP
6
7. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Universitas Gresik, angkatan 2006, tahun HASIL PENELITIAN
akademik 2009/2010 kelas A,B dengan
jumlah 155 mahasiswa. Adapun Sampel Uji Normalitas
dalam penelitian ini adalah sebanyak 70 Uji normalitas sebaran skor, dilakukan
mahasiswa, diambil secara random terhadap hasil belajar matakuliah
sampling dengan cara undian. microteaching dengan menggunakan
model pengembangan Instruksional, dan
Teknik Pengumpulan Data tanpa menggunakan model pengembangan
Data mengenai gaya belajar didapat Instruksional, dengan Kolmogorov-
dari hasil angket motivasi belajar, dan hasil Smirnov. Hasil perhitungan uji normalitas
belajar didapat dari hasil test ujian tertulis sebaran skor variabel adalah normal, atau
maupun ujian praktek microteaching. memenuhi persyaratan normalitas.
Hasil belajar dengan MPI, N = 0,773.
Teknik Analisa Data P = 0,589. Signifikan 5% = 0,025
Uji prasyarat analisis, sebelum (normal). Hasil belajar dengan non MPI, N
dilakukan analisa data, terlebih dulu = 0,921, P = 0, 384. Signifikan 5% = 0,025
dilakukan uji prasyarat analisis yang (normal).
meliputi : a) uji normalitas data sampel,
dan b) uji homogenitas sampel. Uji Uji Homogenitas
Hipotesis, dilakukan analisa data yang Residu skor variabel terikat untuk tiap
diperoleh dari hasil penelitian, dengan skor variabel bebas sudah homogen. Hasil
menggunakan metode statistik, yaitu belajar dengan MPI, Nilai = 0,653. P =
metode pengolahan data kuantitatif untuk 0,422, Signifikan 5% = 0,05. (homogen).
mengetahui perbedaan hasil tes. Analisis
yang digunakan adalah metode statistik Pengujian Hipotesa
Analisis Varians (ANAVA) dua jalur, 1. Terdapat perbedaan hasil belajar
dengan rumus sebagai berikut : menggunakan MPI dan yang Non MPI.
1. Menghitung jumlah kuadrat total, antar Diperoleh F hitung = 7,629,
A, antar B, interaksi AxB dan dalam probabilitas sebesar 0,001 lebih kecil
kelompok. dari a = 0,05.
2. Menghitung derajat kebebasan total, 2. Terdapat perbedaan motivasi belajar,
antara A,B dan interaksi AB dan dalam yang diajarkan dengan menggunakan
kelompok model pengembangan Instruksional
3. Menghitung rata rata kuadrat antar A, dan yang non MPI, matakuliah
B, dan AB dan dalam kelompok. Microteaching. Diperoleh F hitung =
4. Menghitung rasio F (A, B, dan AB). 5,980 , sedang probabilitas sebesar
0,004 lebih kecil a = 0,05.
7
8. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
3. Terdapat pengaruh penerapan model MPI, memiliki rentangan antara119
pembelajaran instruksional terhadap sampain 144, dengan nilai rata rata
motivasi belajar dan hasil belajar sebesar 129, 69, nilai tengah sebesar
matakuliah Microteaching. Diperoleh F 130,00, dan nilai modus sebesar 127.
hitung = 3,311, dengan nilai probabi- Sedangkan simpangan baku sebesar
litas sebesar 0,043 lebih kecil dari α = 4,951. Hasil perhitungan F hitung =
0,05. 5,980, P = 0,004, α = 0,05. Dengan
demikian dapat dikatakan ada
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN perbedaan motivasi belajar, antara yang
diajarkan dengan menggunakan MPI
1. Pembahasan tentang perbedaan hasil dan yang tidak menggunakan MPI,
belajar yang diajarkan dengan MPI dan dengan taraf signifikan 5%.
Non MPI matakuliah Microteaching 3. Hasil penelitian tentang terdapat
pada mahasiswa FKIP Universitas pengaruh pengunaan MPI terhadap
Gresik. Hasil perhitungan yang motivasi belajar mahasiswa dan hasil
diperoleh (F hitung = 7,629, P = 0,001, α belajar mahasiswa matakuliah
= 0,05) maka dapat dikatakan bahwa Microteaching. Hasil perhitungan F
ada perbedaan hasil belajar yang hitung = 3,311 dengan P = 0,043, dan α=
diajarkan dengan MPI dan Non MPI, 0,05. Dengan demikian dapat dikatakan
matakuliah Microteaching FKIP ada pengaruh penggunaan Model
Unigres, diterima dengan taraf Pengembangan Instruksional terhadap
signifikansi 5%. Hasil analisis statistik motivasi belajar dan hasil belajar
juga menunjukkan bahwa mahasiswa matakuliah Microteaching mahasiswa
yang diajar dengan MPI, nilai rata rata FKIP Universitas Gresik.
75,26 lebih baik dari pada yang diajar
dengan Non MPI. Dengan demikian KESIMPULAN
dapat dikatakan bahwa pembelajaran 1. Ada perbedaan Hasil Belajar, yang
matakuliah Microteaching dengan MPI diajarkan dengan Model Pengem-
dapat meningkatkan hasil belajar bangan Instruksional (MPI) dan yang
mahasiswa. non MPI matakuliah Microteaching
2. Hasil penelitian tentang penggunaan pada mahasiswa FKIP Universitas
Model Pengembangan Instruksional Gresik.
(MPI) dan yang non MPI, 2. Terdapat perbedaan Motivasi Belajar,
membedakan motivasi belajar antara yang diajarkan dengan
mahasiswa FKIP Unigres. Nilai menggunakan Model Pengembangan
motivasi belajar matakuliah Instruksional dengan yang non MPI
Microteaching tanpa menggunakan
8
9. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
matakuliah Microteaching pada DAFTAR PUSTAKA
mahasiswa FKIP Universitas Gresik.
3. Ada pengaruh antara Model Anto Dajan, 1986. Pengantar metode
Pengembangan Instruksional ( MPI) statistik II, Jakarta, LP3ES.
terhadap motivasi belajar dan hasil Arief S. Sudiman, Dkk, 1997, Media
belajar matakuliah Microteaching Pendidikan DIKBUD dan CV
mahasiswa FKIP Universitas Gresik. Rajawali, Jakarta.
Atwi Suparman, 1997. Program
SARAN Pengembangan Ketrampilan Dasar
Berdasarkan kesimpulan di atas, dapat Teknik Instruksional (PEKERTI)
penulis ajukan saran saran sebagai berikut: untuk Dosen Muda, Dirjen DIKTI
1. Model Pengembangan Instruksional Jakarta.
(MPI) direkomendasikan sebagai alter- Degeng, INS, 1989, Ilmu Pengajaan;
natif model pengembangan bahan Taksonomi Variabel, Jakarta,
bahan pembelajaran. P2LPTK.
2. Proses pembelajaran hendaknya lebih
Degeng, INS, 1997, Strategi
mengupayakan cara cara yang terbaik Pembelajaran: Mengorganisasi Isi
untuk menimbulkan motivasi siswa Pembelajaran dengan Model
dalam belajar. Mengingat bahwa Elaborasi. Desertasi Bahasan
motivasi merupakan faktor penting Tentang Temuan Penelitian, Malang,
untuk keberhasilan belajar siswa. IKIP Malang.
3. Para Guru dan semua yang terlibat Deporter, B, dan Hernacki, M, 2002,
dalam pembelajaran, hendaknya lebih Quantum Learning (Terjemahan),
Trampil dalam mendesain pembela- Bandung: Kaifa.
jaran, supaya pembelajaran jadi Diadakan, Syaiful Bahri, 1991, Prestasi
menarik, tidak membosankan, dan bisa Belajar dan Kompetensi Guru,
menumbuhkan motivasi berprestasi Surabaya, Penerbit usaha Nasional.
siswa, sehingga akan menghasilkan
Nasution,1992, Berbagai Pendekatan
prestasi siswa yang maksimal.
dalam Proses Belajar dan Mengajar,
4. Sebagai tindak lanjut, kiranya perlu Jakarta, Bina Aksara.
diadakan kajian atau penelitian lebih
Riyanto,Y,1996, Metodologi Penelitian
lanjut, dan dengan sasaran yang lebih
Pendidikan, Suatu Tinjauan Dasar,
luas, agar model ini benar benar bisa
Bandung, SIC.
dilakukan oleh siapapun dan di
wilayah manapun. WRohani , Ahmad 2004, Pengelolaan
Pengajaran, Jakarta, Rineka Cipta.
9
10. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Undang Undang no 20 tahun 2003, Yusufhadi Miarso, dkk, 1984, Teknologi
tentang Sistem Pendidikan Nasional, Komunikasi Pendidikan, Jakarta,
Internet. Pustekom DIKBUD dan CV
Rajawali.
10
11. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN MOTIVASI KERJA GURU TERHADAP KINERJA GURU
DI SDN BANJARSARI GRESIK
Etiyasningsih*)
Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, dituntut untuk menjalankan
kepemimpinan yang mampu menciptakan semangat kerja guru yang tinggi, agar kinerja guru
menjadi lebih baik. Salah satu kunci keberhasilan dalam upaya meningkatkan kinerja yang
harus dimiliki guru adalah motivasi. Motivasi tersebut bukan hanya untuk pengembangan diri,
tapi juga partisipasi guru dalam organisasi. Palmer berpendapat bahwa motivasi instrinsik
maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk mendorong peningkatan penampilan guru.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala Sekolah dan
motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN Banjarsari
Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25
orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesis
menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan Kepala
Sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja gurua
dan kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik mendekati baik. Uji regresi
linear berganda menunjukkan thitung > ttabel untuk kedua variabel yaitu 4,810 > 2,021 dan 3,064
> 2,021 serta Fhitung > Ftabel (25,468 > 19,000) berarti terdapat pengaruh signifikan secara
parsial maupun simultan kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik.
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas
kepemimpinannya berkaitan dengan tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
dengan kinerja guru. selain itu kepala sekolah sebagai motivator hendaknya lebih
memperhatikan kebutuhan motivasi guru agar guru dapat meningkatkan kinerjanya. Dan bagi
para guru hendaknya dapat lebih memotivasi diri untuk meningkatkan kinerjanya.
Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Guru, Kinerja Guru
Di lingkungan dunia pendidikan ditetapkan. Lembaga pendidikan formal
banyak ditemui usaha kerjasama sejumlah adalah salah satu bentuk kerjasama di
orang untuk mencapai tujuan yang sudah lingkungan pendidikan yang bersifat
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
11
12. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
sengaja, berencana, dan sistematis. Sekolah motivasi, dan mengarahkan orang-orang di
adalah lembaga pendidikan formal sebagai dalam organisasi/lembaga pendidikan
wadah untuk mencapai tujuan pembangun- tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
an nasional. Keberhasilan tujuan pendidik- dirumuskan sebelumnya. Untuk
an di sekolah tergantung pada sumber daya mewujudkan tugas tersebut setiap
manusia yang ada di sekolah tersebut, yaitu pemimpin pendidikan harus mampu
kepala sekolah, guru, siswa, tenaga bekerja sama dengan orang-orang yang
admistrasi dan tenaga kependidikan yang dipimpinnya (working within) untuk
lainnya. Disamping itu harus ditunjang memberikan motivasi agar melakukan
dengan sarana dan prasarana yang pekerjaan secara ikhlas. Mantja (2010 : 49)
memadai. Meskipun pada umumnya menyatakan bahwa kepala sekolah dituntut
pengembangan sekolah diutamakan pada untuk menjalankan kepemimpinan yang
penambahan fasilitas fisik (yang segara mampu menciptakan semangat kerja guru
nampak hasilnya dari luar dan mudah yang tinggi. Semangat kerja guru yang
dinilai), namun pengembangan personal tinggi itu tentunya dimaksudkan untuk
tetap perlu mendapatkan prioritas. menunjang terwujudnya tujuan organisasi
Pimpinan sekolah yang dalam hal ini sekolah.
adalah Kepala Sekolah, seyogyanya Guru merupakan salah satu komponen
memberikan perhatian tentang pengem- yang sangat menentukan untuk
bangan personalnya untuk memajukan terselenggaranya proses pendidikan.
sekolah yang dipimpinnya agar mampu Keberadaan guru merupakan pelaku utama
bersaing dengan satuan pendidikan yang sebagai fasilitator penyelenggaraan proses
lain. belajar siswa. Oleh karena itu kehadiran
Setiap sekolah mempunyai kekhusus- dan profesionalismenya sangat berpenga-
an yang merupakan akibat dari kepemim- ruh dalam mewujudkan program
pinan kepala sekolah yang sifatnya unik pendidikan nasional. Guru harus memiliki
karena kepala sekolah harus memahami kualitas yang cukup memadai, karena guru
karasteristik sekolah yang dipimpinnya merupakan salah satu komponen mikro
sehingga dapat memanfaatkannya untuk sistem pendidikan yang sangat strategis
melaksanakan tugas ke kepala sekolahan- dan banyak mengambil peran dalam proses
nya dengan baik. Kepala sekolah merupa- pendidikan persekolahan (Suyanto dan
kan salah satu pemimpin pendidikan yang Hisyam, 2000:27).
akan membawa sekolah yang dipimpinnya Salah satu kunci keberhasilan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. upaya meningkatkan kualitas yang harus
Hadari Nawawi (1994: 82) mengemukakan dimiliki guru adalah motivasi dari guru itu
: Kepemimpinan pendidikan adalah proses sendiri. Walaupun tidak mudah mengubah
menggerakan, mempengaruhi, memberikan dan menimbulkan motivasi personal guru,
12
13. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
namun bagi Kepala Sekolah hal tersebut diidentifikasikan melalui tiga cara yaitu (1)
merupakan tugas penting yang harus keperluan memperoleh sertifikat, (2)
ditangani. Motivasi tersebut bukan hanya pengembangan profesional, teknikal dan
untuk pengembangan diri, tapi juga pengembangan umum, dan (3) melalui
partisipasi guru dalam organisasi. Palmer pendidikan lanjutan.
berpendapat bahwa motivasi instrinsik Syah (1999:229) menyatakan bahwa
maupun ekstrinsik sangat diperlukan untuk “Guru yang berkualitas adalah guru yang
mendorong peningkatan penampilan guru. berkompetensi, yang berkemampuan untuk
Palmer mengatakan : The impetus may melaksanakan kewajibannya secara
come from rule enforcement (making bertanggungjawab dan layak”. Tanggung
participation in-inservice program a jawab guru dalam mendidik siswanya
requirement of the job) or from rewards menyangkut berbagai aspek yaitu
that are valued by participation but do not menyangkut tujuan, pelaksanaan, penilaian
stem from improved performance (such as dan termasuk umpan balik dari
bonuses, increment, certificates, etc). penyelenggaraan tugas tersebut.
Orang-orang yang menginginkan atau Sedangkan Ani M Hasan (2003:5)
bermotivasi tinggi untuk memperoleh menjelaskan bahwa guru profesional harus
pengembangan adalah orang-orang yang memenuhi beberapa kriteria, antara lain (1)
belum mencapai kepuasan dalam mempunyai komitmen terhadap siswa dan
memenuhi kebutuhan dasarnya, atau belum proses belajarnya, (2) menguasai secara
merasa puas bagi kebutuhan untuk tingkat mendalam bahan/mata pelajaran yang
diatasnya. Namun selanjutnya Palmer diajarkan serta cara mengajarnya kepada
mengatakan The impetus for improvement siswa, (3) bertanggung memantau hasil
may come from a disire to do a better job belajar siswa melalui berbagai cara
of teaching (counselling,administering, evaluasi, (4) mampu berfikir sistematis
etc). Intrinsically motivated teachers tentang apa yang dilakukan dan belajar
derive satisfaction directly from the dari lingkungan profesinya. Guru
performance of their duties. Motivasi profesional tidak hanya dituntut untuk
instrinsik maupun ekstrinsik belum tentu menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode
bererti bagi seseorang, bagaimanapun pembelajaran, memotivasi peserta didik,
kualitas orang tersebut. Yang penting memiliki ketrampilan yang tinggi dan
dipertimbangkan dalam pengembangan wawasan yang luas terhadap dunia
tetap diserahkan pada individu masing- pendidikan, tetapi juga harus memiliki
masing, apa yang menurutnya diperlukan pemahaman yang mendalam tentang
saat ada kesempatan. hakikat manusia, dan masyarakat. Hakikat-
Finch berpendapat bahwa motivasi hakikat ini yang akan melandasi pola pikir
personal untuk mengembangkan diri dapat
13
14. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
dan budaya kerja guru serta loyalitas Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
terhadap profesi pendidikan. Guru di SDN Banjarsari Gresik”.
Permasalahan guru di Indonesia Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
langsung atau tidak langsung berkaitan diambil suatu rumusan masalah untuk
dengan profesionalisme guru yang belum penelitian ini, yaitu : (1) apakah
memadai, sehingga perlu diselesaikan kepemimpinan Kepala Sekolah
secara komprehensif menyangkut semua mempunyai pengaruh parsial terhadap
aspek yaitu kesejahteraan, kualifikasi, kinerja guru? (2) apakah motivasi kerja
pembinaan, perlindungan profesi dan mempunyai pengaruh parsial terhadap
administrasinya. Faktor-faktor lain yang kinerja guru? (3) apakah kepemimpinan
menyebabkan rendahnya profesionalisme Kepala Sekolah dan motivasi kerja secara
guru antara lain disebabkan oleh : (1) bersama-sama mempunyai pengaruh
masih banyak guru yang tidak menekuni terhadap kinerja guru ?
profesinya secara utuh, (2) belum adanya Merujuk kepada asumsi-asumsi
standar profesional guru, (3) kemungkinan penelitian tersebut, maka hipotesis untuk
disebabkan oleh adanya lembaga penelitian ini adalah sebagai berikut: (1)
pendidikan yang mencetak guru asal jadi kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
atau setengah jadi tanpa secara parsial terhadap kinerja guru, (2)
mempertimbangkan outputnya setelah motivasi kerja guru berpengaruh secara
dilapangan, (4) kurangnya motivasi guru parsial terhadap kinerja guru, (3) Kepe-
dalam meningkatkan kualitas diri. mimpinan kepala sekolah dan motivasi
Berdasarkan kondisi tersebut, maka kerja guru berpengaruh secara berama-
sedikitnya terdapat dua katagori sama terhadap kinerja guru.
kompetensi yang harus dimiliki guru,
yakni (1) kompetensi profesional yaitu METODE
kemampuan merancang, melaksanakan dan Dalam penelitian ini populasinya
menilai tugas sebagai guru, yang meliputi adalah guru di lingkungan SDN Banjarsari
penguasaan ilmu pengetahuan dan Gresik, sedangkan jumlah populasinya
teknologi pendidikan, (2) kompetensi sebanyak 25 orang dan merupakan jumlah
personal yang meliputi etika, moral, sampel.
pengabdian, kemampuan sosial dan Variabel yang diteliti adalah (1)
spiritual. variabel bebas adalah : kepemimpinan
Berdasarkan latar belakang permasala- kepala sekolah (X1) dan motivasi kerja
han yang telah diuraikan tersebut maka (X2) , (2) variabel terikat adalah Kinerja
penulis tertarik untuk melakukan penelitian guru (Y). Sedangkan metode pengumpulan
yang berjudul “Pengaruh Efektivitas data dengan menggunakan metode angket.
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Untuk instrumen kepemimpinan kepala
14
15. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
sekolah, instrumen motivasi kerja dan Pengujian Hipotesis
instrumen kinerja guru. Dalam 1) Pengujian secara simultan/ serempak
mengumpulkan data ini digunakan skala (uji F)
Likert untuk mengukur sikap, pendapat Pengujian integritas dilakukan dengan
dan persepsi seseorang atau kelompok menggunakan uji F dimana tingkat
orang dengan bobot skor mulai dari 1 kepercayaan α = 0,05 dengan nilai kritis :
sampai dengan 5. F (α ; k ; n - k -1) sedangkan kriteria :Fhit
> Ftab , maka Ho ditolak
Kisi-kisi Angket Penelitian Efektivitas Rumus uji F : F = R2 ( N – k - 1)
Kepemimpinan Kepala Sekolah k(1 – R2)
No Dimensi Item 2) Pengujian secara Parsial (Uji t)
1 Kepemimpinan berorientasi 1-15 Dalam pengujian hipotesis ini level
pada tugas (initiating signifikansi yang digunakan sebesar (5%)
structure) Coefficientsa
Unstandardized Standardized
2 Kepemimpinan berorientasi 16-30 Coefficients Coefficients Correlations
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part
pada consideration 1 (Constant)
Kepemimpinan
1,950 ,367 5,317 ,000
,373 ,078 ,608 4,810 ,000 ,755 ,716 ,563
Kepala Sekolah
Instrumen Angket penelitian Motivasi Motivasi Kerja Guru ,289 ,094 ,388 3,064 ,006 ,617 ,547 ,359
a. Dependent Variable: Kinerja Guru
Guru
No Dimensi Item dengan derajat kebe-basan sebesar n – 1.
1. Motivasi eksternal 1-18 Sedangkan kriteria : Jika t hit > t tab , maka
2. Motivasi internal 19-30 Ho ditolak Uji koefisien korelasi parsial
dapat dihitung dengan rumus :
Instrumen Angket penelitian Kinerja Guru t hitung = √ r² (n-3)
No Dimensi Item (1 - r²)
1. Kompetensi kepribadian 1-6
guru HASIL DAN ANALISA DATA
2. Kompetensi profesional 7-24
Berdasarkan rumusan masalah dan
guru
tujuan dari penelitian, maka dari hasil
3 Kompetensi sosial guru 25-30
pengumpulan data yaitu : Efektivitas
Kepemimpinan kepala sekolah (X1),
Motivasi (X2) dan Kinerja guru (Y) dapat
TEKNIK ANALISIS DATA
dilihat pada tabel di bawah ini :
Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian ini :
Regresi Ganda : Y = a + b1 X1 + b2 X2
15
16. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
No (X1) (X2) (Y) No (X1) (X2) (Y) mengalami penurunan. Jadi dapat
1 127 115 114 14 86 81 119 disimpulkan bahwa hubungan yang searah
2 96 126 103 15 91 73 120 .antara variabel bebas X1 dan X2 dengan
3 80 94 109 16 78 75 108 variabel terikat Y.
4 81 73 110 17 70 72 120
5 88 64 105 18 96 76 121 b. Pengujian Hipotesis
6 88 78 119 19 106 86 133 1) Pengujian secara parsial
7 70 80 102 20 105 84 134
Ho : Kepemimpinan kepala sekolah tidak
8 107 82 125 21 94 88 129
berpengaruh secara parsial terhadap
9 71 75 107 22 96 94 137
Kinerja Guru di SDN Banjarsari
10 76 89 114 23 92 90 142
11 75 66 109 24 107 101 143 Ha : Kepemimpinan kepala sekolah
12 95 81 116 25 95 97 142 berpengaruh secara parsial terhadap
13 91 77 118 Kinerja guru di SDN Banjarsari
Dengan menggunakan SPSS versi 11.0
Analisis Hipotesis hasil uji t dapat menunjukkan bahwa
Hasil analisis mengenai koefisien variabel kepemimpinan kepala sekolah
model regresi
ANOVAb
adalah seperti yang
Sum of
tercantum dalam Model Squares df Mean Square F Sig.
tabel berikut ini. 1 Regression 1,717 2 ,858 25,468 ,000a
Residual ,742 22 ,034
Berdasarkan Total 2,458 24
tabel tersebut, a. Predictors: (Constant), Motivasi Kerja Guru, Kepemimpinan Kepala Sekolah
b. Dependent Variable: Kinerja Guru
maka model regresi
yang diperoleh adalah sebagai berikut : memiliki nilai thitung = 4,810 sedangkan
Y = 1,950 + 0,373 + 289 X2 ttabel pada taraf signifikansi 5% adalah =
Dari persamaan tersebut dapat dilihat 2,021. Dikarenakan thitung > ttabel (4,810 >
bahwa nilai koefisien regresi untuk 2,021), maka Ha diterima, artinya
kepemimpinan kepala sekolah lebih besar kepemimpinan kepala sekolah secara
daripada koefisien regresi untuk motivasi. statistik berpengaruh terhadap kinerja guru.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa Sedangkan untuk mengetahui apakah
jika kepemimpinan dan motivasi variabel bebas motivasi (X2) berpengaruh
mengalami suatu peningkatan atau secara parsial terhadap variabel terikat
semakin baik, maka kinerja guru juga yaitu kinerja dosen (Y) yaitu :
akan mengalami peningkatan, sebaliknya Ho: Motivasi tidak berpengaruh secara
jika kepemimpinan kepala sekolah dan parsial terhadap Kinerja guru di SDN
motivasi kerja mengalami suatu Banjarsari
penurunan, maka kinerja guru juga akan
16
17. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Ha : Motivasi berpengaruh secara parsial guru, kepemimpinan kepala sekolah, dan
terhadap Kinerja Guru di SDN motivasi kerja guru di SDN Banjarsari
Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. (2) terdapat
Dengan menggunakan SPSS versi 11.0 pengaruh signifikan kepemimpinan kepala
Sedangkan variabel motivasi memiliki sekolah terhadap kinerja guru di SDN
nilai thitung = 3,064, sedangkan ttabel pada Banjarsari Gresik (3) terdapat pengaruh
taraf signifikansi 5% adalah = 2,021. signifikan motivasi kerja guru terhadap
Dikarenakan thitung > ttabel (3,064 > 2,021), kinerja guru di di SDN Banjarsari Gresik
maka Ha diterima. Artinya kinerja guru (4) terdapat pengaruh signifikan secara
secara statistik berpengaruh terhadap bersama-sama kepemimpinan kepala
kinerja guru. sekolah dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru di SDN Banjarsari Gresik.
2) Pengujian secara serempak Berdasarkan kesimpulan di atas maka
Ho : Kepemimpinan dan Motivasi tidak saran yang diajukan sebagai berikut : (1)
berpengaruh secara bersama-sama hendaknya kepala lebih meningkatkan
terhadap Kinerja guru di SDN efektifitas kepemimpinannya berkaitan
Banjarsari. dengan tingginya pengaruh kepemimpinan
Ha : Kepemimpinan dan Motivasi kepala sekolah dengan kinerja guru; (2)
berpengaruh secara bersama-sama kepala sekolah sebagai motivator
terhadap Kinerja guru di SDN hendaknya lebih memperhatikan kebutuh-
Banjarsari. an motivasi guru agar guru dapat
meningkatkan kinerjanya; (3) bagi para
Hasil pengujian nilai F dapat dilihat
guru hendaknya dapat memotivasi diri
pada gambar berikut.
untuk lebih meningkatkan kinerjanya; (4)
Dari hasil pengolahan data diperoleh
bagi para pengambil kebijakan dan
Fhitung = 25,468, sedangkan Ftabel pada taraf
pemerintah agar memperhatikan program-
signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalah
program pendidikan yang sesuai dan patut
sebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabel
terhadap pengembangan minat motivasi
(25,468 > 19,000), artinya kepemimpinan
berprestasi dan kinerja guru.
kepala sekolah dan motivasi kerja secara
bersama-sama berpengaruh terhadap
DAFTAR PUSTAKA
kinerja guru.
Arikunto, Suharsimi. (2003). Prosedur
Penelitian, Jakarta : Bina Aksara
KESIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil penelitian dan Fattah, Nanang. (2000). Landasan
Manajemen Pendidikan, Bandung :
pembahasan pada bab sebelumnya dapat
PT Remaja Rosdakarya
disimpulkan sebagai berikut : (1) kinerja
17
18. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Gibson. (1985). Organisasi (Terjemahan). Samana. (1994). Profesionalisme
Edisi Ke- Lima, Jakarta : Erlangga Keguruan, Yogyakarta : Kanisius
Herrsey, Paul dan Blanchard, K. H. (1977) Syah, Muhibbin. (1999). Psikologi
Management of Organization Pendidikan Dengan Pendekatan
Behavior New York : Englewood Baru, Bandung : PT Remaja
Cliffs Rosdakarya
Hilmar, Taufik (2002). Kinerja Guru Suyanto dan Hisyam, Djihad. (2000).
Madrasah Tsanawiyah Negeri di Refleksi dan Reformasi Pendidikan
Kabupaten Sukabumi, Bandung : di Indonesia Milenium III,
Tidak diterbitkan Yogyakarta : Adi Cipta
Marwansyah dan Mukaram. (1999). Siagian, Sondang P. (1997). Organisasi
Manajemen Sumber Daya Manusia, Kepemimpinan dan Perilaku
Bandung : Pusat Penerbit Administrasi Jakarta : PT Gunung
Administrasi Niaga Agung.
Riduwan (2007). Metode & Teknik Sutarto. (2001). Dasar-Dasar
Menyusun Tesis, Bandung : CV Kepemimpinan Administrasi,
Alfabeta. Yogyakarta : Gajah Mada University
Press
Schuler, Randall S. dan Jackson, Susan E.
Manajemen Sumber Daya Manusia, Wahyjosumidjo. (1987). Kepemimpinan
Menghadapi Abad Ke- 21. Edisi Ke- dan Motivasi, Jakarta : Ghalia
Enam, Jakarta : Erlangga Indonesia
Supriadi, Dedi. (2002). Guru di Indonesia, Wijaya, Cece dan Rusyan. (1992).
Jakarta : Departemen Pendidikan Kemampuan Dasar Guru Dalam
Nasional Republik Indonesia Proses Belajar Mengajar, Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
________ (1998). Mengangkat Citra dan
Martabat Guru, Yogyakarta : Yuki, Gary. (1996). Leadership in
Adicipta Karya Nusa Organization (Terjemahan). Edisi
Ketiga Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Supriadi, Dedi dan Jalal, Fasli. (2001).
Populer
Reformasi Pendidikan Dalam
Konteks Otonomi Darah, Jakarta :
Adicipta Karya Nusa
18
19. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
DAN KINERJA GURU TERHADAP PENINGKATAN MUTU LULUSAN
DI SEKOLAH DASAR NEGERI BANJARSARI KABUPATEN GRESIK
Sri Sundari *)
Abstrak, Kepala sekolah sebagai pemimpin tertinggi di sekolah, sangat menentukan kemajuan
sekolah. Kepala sekolah yang profesional umumnya selalu menunjukkan kompetensi kerja
yang tinggi dalam mengerjakan tugas-tugas profesional sehari-hari di sekolah. Kemajuan
sekolah juga tidak lepas dari kinerja guru. Guru yang kreatif akan melahirkan berbagai ide
kreatif dalam menggunakan metode dan strategi pembelajaran yang variatif, inovatif, dan
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan belajar serta menciptakan situasi pembelajaran yang
tidak menakutkan peserta didik. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh perilaku
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Jenis penelitian ini adalah regresi, dengan populasi seluruh guru di SDN Banjarsari
Gresik. Sampel diambil dengan teknik total sampling dan diperoleh responden sebanyak 25
orang. Data dikumpulkan dengan kuesioner, observasi dan dokumentasi. Uji hipotesis
menggunakan uji regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah dan kinerja guru terhadap peningkatan mutu pendidikan.
Hasil penelitian menunjukkan kepemimpinan kepala sekolah, kinerja guru dan mutu
pendidikan di SDN Banjarsari Gresik tergolong cukup baik. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan kepala sekolah lebih meningkatkan efektifitas kepemimpinannya berkaitan dengan
tingginya pengaruh kepemimpinan kepala sekolah dengan mutu pendidikan, dan para guru
hendaknya dapat lebih meningkatkan kinerjanya agar mutu pendidikan lebih baik lagi di masa
mendatang. Bagi para pengambil kebijakan dan pemerintah agar memperhatikan program-
program pendidikan yang sesuai dan patut terhadap pengembangan prestasi kepala sekolah
dan guru untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan.
Kata kunci : Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kinerja Guru, Mutu Pendidikan
Pendahuluan aspek kehidupan sekolah seperti disiplin
Kepala sekolah merupakan salah satu sekolah, iklim budaya sekolah dan
komponen pendidikan yang paling menurunya perilaku nakal peserta didik”.
berperan dalam meningkatkan kualitas Melalui kepemimpinan kepala sekolah
pendidikan, seperti diungkapkan Supriadi yang produktif, situasi pembelajaran dapat
(1998:346) bahwa “Erat hubungan antara dilakukan secara efisien, efektif, menarik,
mutu Kepala Sekolah dengan berbagai dan menyenangkan. Hal ini disebabkan
*) Dosen Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Gresik
19
20. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
karena kepala sekolah yang kreatif akan dan mengembangkan ilmu pengetahuan
melahirkan berbagai ide-ide kreatif dalam dan teknologi. Melatih berarti
menggunakan metode dan strategi mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
pembelajaran yang variatif, inovatif, dan pada siswa. Sedangkan dalam proses
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran, guru merupakan pemegang
belajar serta menciptakan situasi peran utama, karena secara teknis dapat
pembelajaran yang tidak menakutkan menerjemahkan proses perbaikan dalam
peserta didik. sistem pendidikan didalam satu kegiatan
Kualitas kepala sekolah sebagai dikelasnya. Dengan demikian, setiap
manajer sangat dipengaruhi oleh kinerja peningkatan mutu pendidikan yang
(capability) manajerial yang dimiliki diarahkan pada perubahan-perubahan
dalam upaya menciptakan iklim sekolah kualitatif harus menempatkan guru pada
yang kondusif sehingga mampu titik sentral karena peranannya sangat
mewujudkan dan mengaktualisasikan strategis dan mempunyai tanggung jawab
dalam bentuk peningkatan mutu yang besar dalam upaya mewujudkan
pendidikan. Kepala sekolah mempunyai tujuan pendidikan nasional.
kinerja yang baik adalah kepala sekolah Proses pendidikan tidak akan terjadi
yang mempunyai kapasitas intelektual, dengan sendirinya melainkan harus
emosional, dan spiritual yang baik serta direncanakan, diprogram, dan difasilitasi
berwawasan luas dan futuristik. dengan dukungan dan partisipasi aktif guru
Dalam proses pendidikan, guru tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
merupakan salah satu komponen yang Tugas dan tanggung jawab kepala sekolah
penting. Menurut Undang-undang No.14 adalah mengantar dan membawa peserta
Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, pasal didik ke arah pencapaian tujuan
10 bahwa pengertian kompetensi adalah pendidikan. Oleh karena itu, pencapaian
seperangkat pengetahuan, ketrampilan, dan tujuan pendidikan sangat bergantung pada
perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan pelaksanaan tugas dan kinerja kepala
dikuasai oleh guru dan dosen dalam sekolah di samping kemampuan peserta
melaksanakan tugas keprofesionalan. Bila didik itu sendiri serta dukungan komponen
menyamakan fungsi dan peran dosen sistem pendidikan lainnya. Posisi strategis
dengan guru di sekolah, maka sejalan kepala sekolah merupakan salah satu faktor
dengan pendapat yang dikemukakan oleh penentu kualitas proses dan hasil
Usman.M.U (2002:7) bahwa “tugas guru pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan
sebagai profesi meliputi mendidik, akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan
mengajar, dan melatih. Mendidik berarti kepala sekolah dalam mengarahkan guru
meneruskan dan mengembangkan nilai- dan peserta didiknya melalui kegiatan
nilai hidup. mengajar berarti meneruskan pembelajaran. Ketika pembelajaran
20
21. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
berlangsung, guru tidak sekedar perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan
menyampaikan pelajaran akan tetapi juga kinerja gurumempunyai pengaruh secara
menciptakan suasana belajar yang dialami bersama-sama terhadap peningkatan mutu
setiap siswa. Berdasarkan hal tersebut pendidikan Sekolah Dasar Negeri di
diatas penulis merasa tertarik untuk lebih Kabupaten Gresik?
lanjut meneliti tentang : Pengaruh Perilaku
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Metode Penelitian
Kinerja Guru Terhadap Peningkatan Mutu Metode penelitian ini menggunakan
Lulusan Di Sekolah Dasar Negeri metode survei dengan pendekatan
Banjarsari Kabupaten Gresik. kuantitatif melalui korelasi dan analisis
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka regresi. Analisis ini akan digunakan dalam
diambil suatu rumusan masalah untuk menguji besarnya pengaruh yang
penelitian ini, yaitu : (1) pengaruh perilaku ditunjukkan oleh koefisien korelasi antar
kepemimpinan kepala sekolah terhadap variabel Perilaku kepemimpinan kepala
peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri sekolah (X1) Kinerja Guru (X2) terhadap
Banjarsari di Kabupaten Gresik (2) adakah mutu pendidikan. Objek penelitiannya
pengaruh kinerja guru terhadap adalah guru di Sekolah Dasar Banjarsari
peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Gresik yang berjumlah 25 guru.
Banjarsari di Kabupaten Gresik (3) adakah Teknik pengumpulan data dengan
pengaruh perilaku kepemimpinan kepala menggunakan studi dokumentasi dan
sekolah dan kinerja guru terhadap angket. Teknik pengambilan sampel yang
peningkatan mutu pendidikan Sekolah digunakan adalah random sampling, teknik
Dasar Negeri di Kabupaten Gresik? ini merupakan cara pengambilan sampel
Berdasarkan teori diatas dapat disusun tanpa memilih-milih individu yang akan
suatu hipotesis yaitu: (1) perilaku dijadikan anggota sampel. Variabel-
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh variabel penelitian yang digunakan adalah
terhadap peningkatan mutu Sekolah Dasar (1) Variabel Terikat : Mutu pendidikan
Negeri Banjarsari di Kabupaten Gresik; (2) atau mutu sekolah (Y); (2) Variabel bebas:
kinerja guru berpengaruh terhadap Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
peningkatan mutu Sekolah Dasar Negeri (X1) dan Kinerja Guru (X2).
Banjarsari di Kabupaten Gresik; (3)
Kisi-Kisi Penelitian
Tabel Kisi-kisi Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Variabel Dimensi Indikator Sub indikator
Fungsi Conceptual a. Progam sekolah 1) Kemampuan untuk merumuskan
Kepala skills b. Visi sekolah program sekolah
21
22. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Variabel Dimensi Indikator Sub indikator
Sekolah c. Ptogam 2) Marumuskan visi sekolah
yang meru- pengembangan 3) Kemampuan menganalisis visi ke
pakan kutikurum misi sekolah
cermin dari d. Progam supervise 4) Menyusun progam pengembangan
perilaku kurikulum
kepemim- 5) Merumuskan progam supervise
pinan kelas
(x)
Human skills a. Berkomunikasi 1) Kemampuan berkomunikasi secara
b. Memahami prilaku jelas dengan guru
bawahan 2) Kemampuan memahami perilaku
c. Kerja sama guru
d. Perilaku 3) Kemampuan menciptakan kerja
e. Masyarakat belajar sama guru dengan guru
4) Dapat diterima dikalangan guru
dam masyarakat
5) Pengen bangan masyarakat belajar
Technical a. Metode mengajar 1) Pengetahuan dan penguasaan
Skills b. Pengambilan metode mengajar
keputusan 2) Proses pengambilan
c. Menggerahkan Keputusan
bawahan 3) Menggerahkan para guru untuk
d. Memberdayakan bekerja giat
sarana prasarana 4) Memanfaatkan meemberdayakan
e. Mengatasi Konflik sarana sekolah
f. Prosedur 5) Penguasaan teknik menangani
Kesejahteraan konflik
bawahan 6) Pengurusan prosedur kenaikan
pangkat guru
Educator Mengikuti Meningkatkan kemampuan dengan
perkembangan Iptek perkembangan ilmu pengetahuan
Adminis- a. Mengelolah 1) Memiliki kelengkapan data
Trator administrasi KMB proses belajar mengajar
dan BK 2) Data kesiswaan, kegiatan
b. Mengelolah ekstrakulikuler
administrasi 3) Data tentang uang masuk dan
kesiswaan uang keluar
c. Mengelolah 4) Data lengkap tentang sarana dan
administrasi prasarana
22
23. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Variabel Dimensi Indikator Sub indikator
keuangan 5) Data surat masuk keluar, serta
d. Mengelolah laporan tentang pertanggung
administrasi sarana jawaban keuangan
dan prasarana
e. Mengelolah
administrasi
persuratan /
pelaporan
Super visor Supervisi pendidikan Melaksanakan supervise dikelas
Leader a. Kepribadian yang 1) Berjiwa besar dan, dan menjadi
kuat teladan bagi guru
b. Figur pemimpin 2) Fungsi kepal sekolah sebagai figur
pemimpin
c. Penyebaran dan 3) Fungsi sebagai penyebar dan
perantara informasi perantara informasi
Inovator a. Menemukan gagasan 1) Mencari dan menemukan gagasan
b. Melaksanakan baru secara
pembaharuan 2) Melaksanakan pembaharuan di
bidang pembelajaran, dan
pembinaan guru
Motivator a. Lingkungan kerja 1) Mengatur ruang agar lebih
(fisik) kondusif
b. Susunan Kerja (non 2) Menciptakan hubungan kerja yang
fisik) harmonis
Tabel Kisi-kisi Variabel Kinerja Guru (X2)
Variabel Dimensi Indikator-Indikator
Kinerja 1. Pedagonik 1. Dapat mehami dengan baik cirri-ciri peserta didik.
Guru (X2) 2. Dapat memahami potensi-potesi anak didik.
3. Dapat mehami teori belajar.
4. Dapat menguasai berbagai model dan strategi pembelajaran.
5. Dapat menguasai cara menerapkan ICT dalam PBM.
6. Dapat menguasai bahasa Indonesia yang baik sebagai medium
of instruction yang efektif.
7. Dapat menguasai pendekatan pedagogic dalam permasalahan
pembelajaran.
8. Dapat merancang PBM yang komprehensif
9. Dapat menilai kemajuan belajar peserta didik secar total.
23
24. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Variabel Dimensi Indikator-Indikator
10. Dapat membimbing anak bila menghadapi persoalan
pembelajaran.
11. Dapat menguasai prinsip dn proses PBM.
2. Keperibadian 1. Dapat memiliki komitmen dan kemauan tinggi dalam
melakukan tugasnya sebagai guru preofesional.
2. Dapat memiliki rasa kasih sayang kepada peserta didik tanpa
membeda bedakan
3. Profesional 1. Mampu menguasai subtansi atau materi atau isi teaching
subjects tau mata pelajaran yang menjadi bidang keahlian.
2. Mampu penguasai bagaiman mengolah learning resources
yang diperlukan dalam proses belajar mengajar .
3. Mampu menguasai bagaimana mengolah learning resource
dari lingkungan hidup sehingga dapat dipergunakan untuk
mndukung proses pembelajaran.
4. Mampu menguasai bagaimana menetapkan teknologi
informasi dalam upaya meningkatkan evektivitas belajar anak
5. Mampu menguasai bagaimana menyusun rencana pelajarann
yang mengemas isi, media tekhnologi dan values dalam stiap
proses pembelajaran.
4. Sosial 1. Mampu memahami berbagai factor yang berkonstribusi
dalam menciptakan lingkungan belajar yang mendukung PBM
2. Dapat mengerti berbagai factor sosila-kultural dan ekonomi
yang berkopnstribusi terhadap proses pendidikan peserta
didik.
3. Mampu memahami pentingnya hubungan antara sekolah
dengan orang tua dan tokoh masarakat ynag berkonstribusi
terhadap proses pendidikan anak sekolah.
4. Dapat mengerti nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dan
dijunjung tingi oleh masyarakat
5. Mampu memahami pendekatan –pendekatan yang diterapkan
disekolah
6. Dapat menguasai dan memahami perubahan-perubahan akibat
dampak globalisasi
24
25. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Tabel Kisi-kisi variabel Mutu Pendidikan (Y)
1 2 3
Mutu 1. Kebermaknaan proses 1. Dapat merencanakan PBM
Pendidikan belajar mengajar 2. Dapat melaksanakan PBM (prestasi)
(Y) 3. Dapat mengevaluasi PBM
2. Manajemen sekolah 4. Dapat membuat Renstra dan rencana
pengembangan strategis
5. Mengorganisasikan pelaksanaan progam keuangan
dan sarana prasarana
3. Efektivitas budaya 6. Mampu mengkondisikan sekolah mendukunguntuk
sekolah, (iklim PBM
organisasi sekolah 7. Mampu memberi penghargaan bagi siswa
yang kondusif) yangberprestasi
8. Siswa mampu mentaati tata tertib aturan sekolah
4. Kepemimpinan kepala 9. Bisa dihubungi dengan mudah
sekolah yang kuat 10. Bersikap responsif kepada guru, staf, dan TU
11. Mampu merasionalkan kegiatan antara guru
dansiswa
5. Out put sekolah (hasil 12. Mampu membuat standar kelulusan
prestasi) yangdirencanakansekolah
13. Dapat berprestasi secara akademik yang
telahdicapai tahunterakhir
14. Dapat berprestasi secara nonakademis tahun
terakhir
15. Dapat melaksanakan kelulusan siswa tahun terakhir
7. The Administrator 16. Mampu mendesain ruangan (sarana dan prasarana)
Production Function 17. Mampu mengatur buku (perpustakaan)
yaitu fungsi manajerial 18. Dapat melakukan kualifikasi pendidik yang
(administrasi) memungkinkan tercapainya pelaksanaan
pendidikan secara efektif.
8. The Psychologist's 19. Mampu berbuat disiplin
Production Function 20. Mampu berkreatif
(PPF) yaitu fungsi 21. Dapat memberikan inovatif
sikap produktif 22. Memiliki jiwa kejuangan
9. The Economic 23. Dapat memberikan lulusan yang memiliki
Production Function kompetensi tinggi
yaitu fungsi ekonomi
(ekonomis)
Catatan : Konsep operasional kinerja guru dikembangkan dari (pasal 8, UUGD 14/2005 dan Permen Diknas No.13 tahun
2007 tentang Standar Kinerja Kepala Sekolah
25
26. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Teknik Analisis Data H diterima apabila –t ≤ t ≤ t
0 tabel hitung tabel
Metode analisis data yang digunakan sedangkan H ditolak apabila t <-t
0 tabel hitung
adalah Regresi Linier Berganda.
atau t >t
Digunakan untuk menguji pengaruh antara tabel hitung.
variabel independen (Perilaku
kepemimpinan Kepala Sekolah dan Hasil dan Analisis Data
Motivasi Guru) dengan variabel dependen Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
(Mutu Pendidikan). Perhitungan akan dari penelitian, maka dari hasil
dilakukan dengan bantuan program SPSS pengumpulan data yaitu : Perilaku
for Windows. Kepemimpinan (X1), Motivasi Guru (X2)
Model hubungan variabel akan dan Mutu Pendidikan (Y) dapat dilihat
dianalisis sesuai dengan persamaan regresi: pada tabel di bawah ini :
MP = α + β PKKS + β KG + Σ
1 2 i
No X1 X2 Y No X1 X2 Y
1) Uji F
1 118 91 109 14 107 85 102
Uji F adalah alat untuk menguji
2 89 99 97 15 111 87 101
variabel independen secara bersama
3 100 103 102 16 97 84 88
terhadap variabel dependennya untuk
4 97 80 101 17 85 82 98
meneliti apakah model dari penelitian
5 106 76 96 18 118 81 99
tersebut sudah sesuai atau tidak.
6 109 84 106 19 126 95 109
Kriteria pengujian dengan menggunakan 7 85 88 90 20 128 89 109
uji F adalah sebagai berikut : 8 131 94 112 21 114 94 103
Jika nilai F >F berarti Ho ditolak, 9 82 79 96 22 111 101 110
hitung tabel
H1 diterima Jika nilai F <F berarti 10 93 93 102 23 112 100 114
hitung tabel
11 90 73 92 24 131 112 114
Ho diterima dan H1 ditolak.
12 113 88 99 25 112 105 112
13 109 78 101
2) Uji t
Uji t dimaksudkan untuk mengetahui
Analisis Regresi Linier Berganda
apakah secara individu variabel
Analisis regresi dalam penelitian
independen mempunyai pengaruh secara
ini digunakan untuk menguji pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen,
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
dengan asumsi variabel independen
guru terhadap mutu pendidikan.
lainnya konstan (Djarwanto PS, 1996).
Penyelesaian model regresi linier berganda
Dengan α = 0,05 dan derajat kebebasan n-
dilakukan dengan bantuan Program SPSS
1 dengan kriteria :
for Windows Release 11.0 Adapun
hasilnya adalah sebagai berikut:
26
27. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
a. Uji t sig. = 0,006, sedangkan ttabel pada taraf
Hasil Perhitungan Koefisien Regresi signifikansi 5% adalah = 2,021.
Dikarenakan thitung > ttabel (3,218 > 2,021)
Pengujian hipotesis dalam penelitian dengan Sig. 0,004 < 0,05, maka H1
ini menggunakan uji t (pengaruh secara diterima. Artinya kinerja guru secara
Coefficients a statistik berpe-
Unstandardized Standardized ngaruh terhadap
Coefficients Coefficients Correlations Collinearity Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Zero-order Partial Part Tolerance VIF mutu pendidikan.
1 (Constant) 1,945 ,363 5,356 ,000
Kepemimpinan
,352 ,077 ,581 4,557 ,000 ,750 ,697 ,530 ,832 1,202
Dari hasil
Kepala Sekolah
Kinerja Guru ,312 ,097 ,411 3,218 ,004 ,649 ,566 ,374 ,832 1,202 analisis regresi di
a. Dependent Variable: Mutu Pendidikan
atas, maka dapat
individual). Pengujian ini dimaksudkan
disusun persamaan sebagai berikut: Mutu
untuk mengetahui signifikansi dari
Pendidikan = 1,945 + 0,352 KKS + 0,312
pengaruh variabel independen terhadap
KG
variabel dependen secara individual. Hasil
Persamaan menunjukkan bahwa mutu
pengujian diperoleh dari test signifikansi
pendidikan dipengaruhi oleh
dengan program SPSS for Windows
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
Release 11.0. Hasil pengujian t dapat
guru. Nilai konstanta sebesar 1,945
dilihat pada tabel berikut:
menyatakan jika keadaan kontan atau
variabel-variabel peningkatan
Tabel 4.5 Hasil Uji t
kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja
Variabel t hitung ttabel Sig Keterangan
guru tetap, maka skor mutu pendidikan
Kepemimpinan 4,557 2,021 0,000 H0 ditolak
Kepala Sekolah sebesar 1,945 satuan.
Motivasi kerja 3,218 2,021 0,004 H0 ditolak Deskripsi selengkapnya tentang
pengaruh kedua variabel terhadap mutu
Hasil uji t dapat menunjukkan bahwa pendidikan seperti uraian di bawah ini.
variabel kepemimpinan kepala sekolah a) Nilai koefisien kepemimpinan kepala
memiliki nilai thitung = 4,557 dengan nilai sekolah sebesar 0,352 menyatakan jika
sig. = 0,000, sedangkan ttabel pada taraf terjadi peningkatan kepemimpinan
signifikansi 5% adalah = 2,021. kepala sekolah sebesar satu satuan
Dikarenakan thitung > ttabel (4,557 > 2,021) maka mutu pendidikan akan
dengan Sig. 0,000 < 0,05, maka H1 mengalami peningkatan sebesar 0,352
diterima, artinya kepemimpinan kepala satuan.
sekolah secara statistik berpengaruh b) Nilai koefisien kinerja guru sebesar
terhadap mutu pendidikan. 0,312 menyatakan jika terjadi
Sedangkan variabel kinerja guru peningkatan motivasi kerja sebesar satu
memiliki nilai thitung = 3,218 dengan nilai satuan maka kinerja guru akan
27
28. Jendela Pendidikan, JURNAL ILMIAH KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
mengalami peningkatan sebesar 0,289 Hasil pengujian hipotesis kedua
satuan. dengan uji t memperoleh nilai thitung =
b. Uji F 3,218 diterima pada taraf signifikansi 5%
Uji F digunakan untuk mengetahui (Sig.<0,05). Artinya kinerja guru
signifikansi dari model regresi yang berpengaruh positif dan signifikan
digunakan. Cara yang digunakan terhadap mutu pendidikan. Semakin tinggi
ANOV A b kinerja guru,
S um of maka mutu
Model S quares df Mean Square F S ig.
1 Regres sion 1,654 2 ,827 25,930 ,000 a pendidikan
Res idual ,702 22 ,032
T otal 2,356 24
akan semakin
a. P redic tors : (Constant), K inerja Guru, Kepemim pinan K epala S ekolah meningkat.
b. Dependent Variable: Mutu Pendidikan
Sebaliknya
adalah dengan membandingkan
semakin rendah kinerja guru, maka mutu
Fhitung dengan Ftabel pada taraf
pendidikan juga akan semakin berkurang.
signifikansi (a) = 5%. Hasil pengujian
nilai F dapat dilihat pada gambar
berikut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pengolahan data diperoleh
Fhitung = 25,930, sedangkan Ftabel pada taraf
Kesimpulan
signifikansi 5% dengan df 2 (n=2) adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan
sebesar 19,00. Dikarenakan Fhitung > Ftabel
pembahasan pada bab sebelumnya dapat
(25,930 > 19,000), hal ini menunjukkan
disimpulkan sebagai berikut : (1) Terdapat
bahwa kepemimpinan kepala sekolah dan
pengaruh signifikan kepemimpinan kepala
kinerja guru secara bersama-sama
sekolah terhadap mutu pendidikan di SDN
berpengaruh terhadap mutu pendidikan.
Banjarsari Gresik. (2) terdapat pengaruh
Hasil pengujian hipotesis pertama
signifikan kinerja guru terhadap mutu
dengan uji t memperoleh nilai thitung =
pendidikan di SDN Banjarsari Gresik. (3)
4,557 pada taraf signifikansi 5% (Sig. <
terdapat pengaruh signifikan secara
0,05). Artinya kepemimpinan kepala
bersama-sama kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh positif dan signifikan
sekolah dan kinerja guru terhadap mutu
terhadap mutu pendidikan. Semakin baik
pendidikan di SDN Banjarsari Gresik.
kepemimpinan kepala sekolah yang
dijalankan, maka mutu pendidikan akan
Saran
meningkat. Sebaliknya semakin kurang
Berdasarkan kesimpulan di atas maka
baik kepemimpinan kepala sekolah yang
saran yang dapat diajukan sebagai berikut :
dijalankan, maka mutu pendidikan juga
(1) hendaknya kepala lebih meningkatkan
akan semakin berkurang.
efektifitas kepemimpinannya berkaitan
28