Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya. Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih.
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen.
Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Persaingan pada industri pendidikan tinggi saat ini sudah semakin ketat. Persaingan bukan lagi pada tingkat lokal namun sudah meluas ke tingkat dunia. Untuk itu penyelenggara pendidikan perlu mengelola organisasinya seperti layaknya suatu bisnis dengan tidak meninggalkan aspek idealnya. Konsep pemasaran harus diterapkan dalam mengelola organisasi. Pemasaran bukan lagi merupakan aktifitas fungsional bagian pemasaran saja melainkan merupakan bagian yang utuh dari suatu organisasi. Institusi/organisasi harus mampu untuk mentransformasi dirinya menjadi the marketing company untuk mampu bersaing secara lokal, regional, dan/atau pun global. STIE Mulia Pratama dengan Program Studi Manajemen dan Akuntansi merupakan salah satu pelaku bisnis pada industri pendidikan, secara khusus pada bidang Manajemen dan Akuntansi, tidak terlepas dari pengaruh persaingan ketat baik dari aspek lembaga maupun surnber daya manusia. Program studi manajemen dan akuntansi dapat berkembang dan berkompetisi serta menjadi pemimpin pasar pada bidangnya bila lembaga beserta perangkatnya dapat selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan termasuk di dalamnya tuntutan kebutuhan konsumen dan stakeholder.
Pendidikan dengan sistem terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi entry-multi exit system). Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil program-program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh. Pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Pendidikan berkewajiban memberdayakan semua komponen masyarakat berarti pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerja sama yang saling melengkapi dan memperkuat.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Strategi perguruan tinggi untuk menarik minat mahasiswa baruLSP3I
Kegiatan pemasaran perguruan tinggi tentu berbeda dengan organisasi bisnis. Perbedaan tersebut tentu disebabkan oleh tujuan, skala, dan pelanggan yang berbeda. Perguruan tinggi, tentu bukan organisasi bisnis yang kadang lebih permisif dalam banyak hal, sehingga ada batasan-batasan bagi perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan pemasaran. Boleh di bilang pemasaran perguruan tinggi lebih sebagai pemasaran kehumasan. SEhingga perguruan tinggi lebih banyak mengandalkan pemasaran yang porsi kehumasannya lebih besar. Sedangkan periklanan, promosi penjualan, dan penjualan peribadi, akan lebih kecil.
Mengenal metode dan teknik mengajar dosen masa kiniLSP3I
Di era pendidikan 4.0 ini, PT menghadapi tantangan yang besar. Untuk itu, diperlukan adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran dalam rangka menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran di PT, dituntut adanya peningkatan kompetensi dan profesionalisme dosen.
Profesionalisme mengisyaratkan empat kompetensi yang harus dimiliki dosen, khususnya kompetensi dosen yang terkait dengan tugas utamanya sebagai pengajar sekaligus pendidik, yaitu kompetensi bidang studi, kompetensi pemahaman tentang peserta didik, kompetensi pembelajaran yang mendidik, dan kompetensi pengembangan kepribadian dan keprofesionalan.
Persaingan pada industri pendidikan tinggi saat ini sudah semakin ketat. Persaingan bukan lagi pada tingkat lokal namun sudah meluas ke tingkat dunia. Untuk itu penyelenggara pendidikan perlu mengelola organisasinya seperti layaknya suatu bisnis dengan tidak meninggalkan aspek idealnya. Konsep pemasaran harus diterapkan dalam mengelola organisasi. Pemasaran bukan lagi merupakan aktifitas fungsional bagian pemasaran saja melainkan merupakan bagian yang utuh dari suatu organisasi. Institusi/organisasi harus mampu untuk mentransformasi dirinya menjadi the marketing company untuk mampu bersaing secara lokal, regional, dan/atau pun global. STIE Mulia Pratama dengan Program Studi Manajemen dan Akuntansi merupakan salah satu pelaku bisnis pada industri pendidikan, secara khusus pada bidang Manajemen dan Akuntansi, tidak terlepas dari pengaruh persaingan ketat baik dari aspek lembaga maupun surnber daya manusia. Program studi manajemen dan akuntansi dapat berkembang dan berkompetisi serta menjadi pemimpin pasar pada bidangnya bila lembaga beserta perangkatnya dapat selalu menyesuaikan dengan perubahan lingkungan termasuk di dalamnya tuntutan kebutuhan konsumen dan stakeholder.
Pendidikan dengan sistem terbuka adalah pendidikan yang diselenggarakan dengan fleksibilitas pilihan dan waktu penyelesaian program lintas satuan dan jalur pendidikan (multi entry-multi exit system). Peserta didik dapat belajar sambil bekerja, atau mengambil program-program pendidikan pada jenis dan jalur pendidikan yang berbeda secara terpadu dan berkelanjutan melalui pembelajaran tatap muka atau jarak jauh. Pendidikan multimakna adalah proses pendidikan yang diselenggarakan dengan berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup. Pendidikan diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistemik dengan sistem terbuka dan multimakna.
Pendidikan berkewajiban memberdayakan semua komponen masyarakat berarti pendidikan diselenggarakan oleh pemerintah dan masyarakat dalam suasana kemitraan dan kerja sama yang saling melengkapi dan memperkuat.
Skill yang harus dimiliki Lulusan Perguruan Tinggi di era industri 4.0LSP3I
Era revolusi industri 4.0 membuka kesempatan bagi sumber daya manusia (SDM) di berbagai bidang untuk memiliki keahlian yang sesuai dengan perkembangan teknologi terkini. Untuk itu, diperlukan kesiapan pelaksanaan program pendidikan dan pembelajaran yang dapat meningkatkan keterampilan (up-skilling) atau pembaruan keterampilan (reskilling) para peserta didik berdasarkan kebutuhan dunia kerja saat ini.
Perguruan tinggi, sudah menyadari pentingnya pendidikan soft skill untuk para mahasiswanya. Perguruan tinggi saat ini tak hanya membekali anak didiknya dengan ilmu pengetahuan dan hard skill, tetapi juga mulai melakukan pengembangan soft skill. Perguruan tinggi harus secara konsisten mendidik dan mempersiapkan anak didik mereka agar kelak dapat beradaptasi dengan dunia kerja dewasa ini melalui penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran yang menyelarasakan kebutuhan hardskill dan softskill kekinian, yang menjadi tuntutan dalam era revolusi industri 4.0.
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0LSP3I
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya.
Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara.
Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change).
Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi.
Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja.
Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
Sekolah merupakan lembaga penentu dalam kiprah pengembangan pendidikan, karena dari deretan birokrasi yang terkait dengan pengembangan pendidikan, sekolah sebagai pelaksana dari semua program pendidikan yang direncanakan dari tingkat pusat sampai ke tingkat operasional di sekolah. Maju mundurnya pendidikan sangat ditentukan oleh pelaksanaan yang ada di tangan para pendidik di sekolah. Oleh karena itu, dengan tanpa mengesampingkan pentingnya faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap mutu pendidikan, unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah harus mendapat pengelolaan dan pengembangan secara optimal. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan dibuatnya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan unsur ketenagaan di sekolah.
Menyoal transformasi pendidikan tinggi di era 4.0LSP3I
Hakekatnya proses pendidikan merupakan proses pemberdayaan seseorang untuk membentuk kepribadian dan menciptakan integritas dirinya sendiri. Melalui aktivitas pendidikan itulah seseorang diharapkan dapat memperoleh kemampuan yang dibutuhkan dirinya sendiri maupun oleh masyarakat, dan negara sehingga mampu memberikan kontribusi nyata sesuai dengan kapasitas kompetensinya.
Kompetensi individual sebagai hasil belajar, diharapkan mampu menjadi modal dasar berkontribusi di masyarakat untuk melakukan perubahan yang tentu saja ke arah yang lebih baik. Oleh karena itu pendidikan kita memerlukan orientasi dan arah yang jelas sesuai dengan cita-cita dan tujuan negara.
Itu sebabnya dalam implementasinya pendidikan seharusnya tidak sekedar mendidik seseorang dari sisi intelektualnya, akan tetapi juga kepribadian, etika, dan estetika dari dalam potensi diri isi Pembelajar. Dengan bekal keseimbangan pribadi seperti itulah, peserta didik kita, diharapkan mampu menjadi agen perubahan (agent of change).
Namun sayangnya arah pendidikan saat ini terlihat kehilangan arah dari cita-cita para pendahulu. Pendidikan dewasa ini seperti menjadi komoditas dan dagangan saja. Institusi pendidikan (kampus) yang berorientasi pada selera pasar tak ubahnya seperti menjadi pabrik pencetak mesin mesin manusia siap kerja namun miskin inovasi.
Pendidikan kita yang hanya berorientasi pada hasil (yang dijawantahkan dengan nilai tertulis) tanpa memperhatikan prosesnya menjadikan hasil anak didik menjadi insan-insan yang hanya berorientasi pada hasil dan uang saja.
Jika menyimak secara seksama kebijakan Kemendikbud terkait kampus merdeka berpotensi membuat pendidikan tinggi kita tak menentu arah. Berangkat dari konsep lama link and match, kebijakan ini bakal membuat kampus semakin terjebak menjadi pabrik pencetak tenaga kerja untuk berbagai ragam industri.
Peran kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas sekolahPuspawijaya Putra
Sekolah merupakan lembaga penentu dalam kiprah pengembangan pendidikan, karena dari deretan birokrasi yang terkait dengan pengembangan pendidikan, sekolah sebagai pelaksana dari semua program pendidikan yang direncanakan dari tingkat pusat sampai ke tingkat operasional di sekolah. Maju mundurnya pendidikan sangat ditentukan oleh pelaksanaan yang ada di tangan para pendidik di sekolah. Oleh karena itu, dengan tanpa mengesampingkan pentingnya faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap mutu pendidikan, unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah harus mendapat pengelolaan dan pengembangan secara optimal. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan dengan dibuatnya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan unsur ketenagaan di sekolah.
Secara periodik kampus dapat mengajak dunia industri masuk kampus dan sebaliknya mahasiswa masuk ke dunia industri (kreatif) dan bisnis. Jadi akan tercapai simbiosis mutualistis yang dibutuhkan kedua belah pihak. Dunia kerja memperkuat keyakinan bahwa pola kerja sama dengan dunia usaha industri suatu yang niscaya diwujudnyatakan. Membentuk karakter entrepeneurial itu membutuhkan medium pembelajaran efektif seperti kegiatan simulasi bisnis yang dilakukan mahasiswa di lingkungan kampus. Sejatinya jajaran pimpinan perguruan tinggi perlu memahami arti penting latihan/simulasi bisnis yang berlangsung dalam perkuliahan kewirausahaan sebagai bagian dari cara membentuk jiwa entrepreneurship mahasiswa.
Bahwa perkembangan pendidikan selalu tidak lepas dari perubahan yang terjadi di masyarakat, sehingga pendidikan harus mengikuti apa yang sedang bekembang dan terjadi. Kita tahu bahwa perkembangan pada masyarakat industri terjadi sangat cepat, karena dengan majunya dibidang teknologi industri, maka tak heran bila pasar kerja yang dibutuhkan adalah tenaga-tenaga yang mampu mengoprasikan teknologi industri tersebut, bila pendidikan tidak mengikuti perubahan yang terjadi pada dunia usaha/industri.
Hukum Pareto Yang Dapat Diterapkan Dalam Kegiatan Pendidikan dan PembelajaranLSP3I
Prinsip Pareto (The Pareto principle) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan.
Perubahan substansi pendidikan dan elemen pendidikan essensial zaman nowLSP3I
Perkembangan pendidikan tinggi dewasa ini, tentunya ada perubahan mendasar, unik dan menarik di kaji. Tiga perubahan mendasar, yaitu:
1. Pergeseran Orientasi
2. Industrialisasi Institusi Pendidikan
3. Degradasi Tenaga Pendidik
Elemen Pendidikan Essensial Zaman Now adalah prinsip pendidikan seumur hidup (life long education). Peserta didik harus dibekali dengan dua macam kemampuan. Di satu sisi harus memiliki kelenturan untuk menyesuaikan diri dengan angin perubahan. Di sisi lain harus memiliki akar yang kuat agar tidak mudah roboh diterjang angin.
Dua kemampuan tersebut terdiri dari empat elemen penting yaitu, Ilmu Pengetahuan, karakter, kesenian/budaya, spiritual/keagamaan, dan kreativitas.
Membangun relevansi dunia pendidikan dan dunia kerjaLSP3I
Salah satu masalah penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumberdaya manusia (SDM) adalah keterkaitan antara dunia pendidikan dan dunia kerja.
Dunia pendidikan belum mampu menjembatani kebutuhan dunia kerja terkini secara komprehensif. Hal ini pula menjadi penyebab terjadi pengangguran intelektual.
Sejauh mana keterkaitan pendidikan dengan dunia kerja? Untuk menjawab pertanyaan ini, ada 2 hal yang menjadi tantangan perguruan tinggi sekarang ini dalam hubungannya dengan dunia kerja, adalah Kurikulum dan Pendekatan Pengajaran.
Pentingnya perubahan pendidikan di era pengetahuanLSP3I
Para peramal masa depan (futurist) mengatakan bahwa abad 21 disebut abad pengetahuan, karena pengetahuan telah menjadi landasan utama segala aspek kehidupan (Trilling dan Hood, 1999).
Perubahan-perubahan yang terjadi selain karena perkembangan teknologi yang sangat pesat, juga diakibatkan oleh pertumbuhan dan perkembangan yang luar biasa dalam ilmu pengetahuan, psikologi, dan transformasi nilai-nilai budaya.
Era pengetahuan menyebabkan terjadinya perubahan cara pandang manusia terhadap manusia, cara pandang manusia terhadap masalah-masalah sosial dan alam, cara pandang manusia terhadap dunia pendidikan atau perubahan peran orang tua/guru/dosen dalam dunia pendidikan, serta perubahan pola hubungan antar mereka.
Era pengetahuan telah menimbulkan perubahan yang signifikan pada tatanan lapangan kerja maupun dunia pendidikan. Era pengetahuan telah memaksa kita untuk menyesuaikan sejumlah aturan main, cara kerja, perilaku dan bahkan telah menjungkirbalikkan paradigma yang dianggap benar pada zaman sebelumnya.
Hal yang paling sesat terjadi apabila saat kini kita masih menggunakan cara lama di era yang sudah berubah. Perusahaan-perusahaan bisnis yang tercatat sebagai perusahaan kelas dunia ternyata separuhnya telah lenyap dalam tempo 10 tahun, karena mereka tidak mampu mengikuti tuntutan perubahan zaman.
Era pengetahuan telah melahirkan tatanan kehidupan baru, yang memiliki karakteristik berbeda dibandingkan dengan era manual atau era mesin industri. Pengetahuan telah menjadi modal virtual (human capital) yang sangat menentukan perkembangan serta sekaligus kemajuan peradaban di jaman ini.
Dampak yang ditimbulkan dari perubahan tersebut sangat luar biasa, antara lain diperlihatkan melalui sejumlah fenomena seperti :
Mengalirnya beragam sumber daya fisik maupun non-fisik (data, informasi, dan pengetahuan) dari satu tempat ke tempat lainnya secara bebas dan terbuka. Ini telah merubah total lingkup dunia bisnis dan dunia usaha yang selama ini terlihat mapan.
Meningkatnya kolaborasi dan kerjasama antar negara dalam proses penciptaan produk dan/atau jasa yang berdaya saing tinggi secara langsung maupun tidak langsung telah menggeser kekuatan ekonomi dunia dari "barat" menuju "timur" dari "utara" ke "selatan"
Menguatnya tekanan negara-negara maju terhadap negara berkembang untuk secara total segera menerapkan agenda globalisasi yang memaksa setiap negara untuk menyerahkan nasibnya pada mekanisme ekonomi pasar bebas dan terbuka yang belum tentu mendatangkan keuntungan bagi seluruh pihak yang terlibat.
Begitu banyak pemberitaan mengenai wabah virus corona yang menghiasi media cetak dan elektronik setiap hari. Namun, pemberitaan itu justru tidak banyak memberi edukasi dan pencerahan bagaimana membangun kesadaran publik menghadapi virus corona. Justru, membuat situasi malah bikin makin panik. Hal ini tentunya menimbulkan sindrom berlebihan di tengah geliat usaha pemerintah dan masyarakat melawan Covid-19. Belum lagi munculnya informasi-informasi bohong atau berita hoaks yang menyebar melalui media sosial, tentunya dapat menimbulkan kepanikan dalam masyarakat, yang dapat berdampak pada menurunnya kualitas kesehatan masyarakat.
Pendidikan holistik merupakan suatu filsafat pendidikan yang berangkat dari pemikiran bahwa pada dasarnya seorang individu dapat menemukan identitas, makna dan tujuan hidup melalui hubungannya dengan masyarakat, lingkungan alam, dan nilai-nilai spiritual. Secara historis, pendidikan holistik sebetulnya bukan hal yang baru.
Tujuan pendidikan holistik adalah membantu mengembangkan potensi individu dalam suasana pembelajaran yang lebih menyenangkan dan menggairahkan, demoktaris dan humanis melalui pengalaman dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Melalui pendidikan holistik, peserta didik diharapkan dapat menjadi dirinya sendiri (learning to be). Dalam arti dapat memperoleh kebebasan psikologis, mengambil keputusan yang baik, belajar melalui cara yang sesuai dengan dirinya, memperoleh kecakapan sosial, serta dapat mengembangkan karakter dan emosionalnya (Basil Bernstein).
Pendidikan holistik memperhatikan kebutuhan dan potensi yang dimiliki peserta didik, baik dalam aspek intelektual, emosional, emosional, fisik, artistik, kreatif, dan spritual. Proses pembelajaran menjadi tanggung jawab personal sekaligus juga menjadi tanggung jawab kolektif, oleh karena itu strategi pembelajaran lebih diarahkan pada bagaimana mengajar dan bagaimana orang belajar. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan dalam mengembangkan strategi pembelajaran holistik, diantaranya: (1) menggunakan pendekatan pembelajaran transformatif; (2) prosedur pembelajaran yang fleksibel; (3) pemecahan masalah melalui lintas disiplin ilmu, (4) pembelajaran yang bermakna, dan (5) pembelajaran melibatkan komunitas di mana individu berada.
Dalam pendidikan holistik, peran dan otoritas dosen untuk memimpin dan mengontrol kegiatan pembelajaran hanya sedikit dan dosen lebih banyak berperan sebagai sahabat, mentor, dan fasilitator. Peran dosen seperti seorang teman dalam perjalanan yang telah berpengalaman dan menyenangkan.
Kampus sebagaimana Sekolah hendaknya menjadi tempat peserta didik dan dosen bekerja guna mencapai tujuan yang saling menguntungkan. Komunikasi yang terbuka dan jujur sangat penting, perbedaan individu dihargai dan kerjasama (kolaborasi) lebih utama dari pada kompetisi.
Metode pendidikan baru dalam beradaptasi dengan revolusi industri 4.0LSP3I
"Revolusi Industri 4.0 itu hanya istilah semata, yang sesungguhnya adalah tradisi berpikir manusia yang mengikuti garis linier hubungan antara pengetahuan, sains, dan teknologi yang pengaruhnya pada perubahan alam dan perubahan perilaku manusia sungguh sangat luar biasa karena terciptanya peralatan-peralatan yang digunakan untuk memudahkan manusia melakukan kegiatan-kegiatan yang sulit dan rumit."- Berbagai upaya pemerintah dan perguruan tinggi kita dalam menyambut penetrasi Revolusi Industri 4.0, yang kedatangannya diharapkan tidak sekadar disambut oleh euforia yang melenakan, tetapi merangsang kesadaran bahwa kesiapaan bangsa ini untuk menceburkan diri pada arus revolusi tersebut harus disertai dengan 'pemberian bekal' yang mumpuni agar menghindarkan diri terseret arus globalisasi yang menenggelamkan. Banyak analisa menyatakan bahwa keunggulan kompetitif (competitive adventage) sebuah bangsa di era Revolusi Industri 4.0 ini sesungguhnya mengejawantah pada kemampuan mengintegrasikan beragam sumber daya yang dimiliki agar memiliki konektivitas pada penguasaan teknologi, komunikasi, dan big data untuk menghasilkan 'smart product' dan 'smart services', dan tidak sekadar pada produktivitas kerja yang berskala besar semata. Tantangan Utama Revolusi Industri 4.0 adalah peningkatan kualitas sumber daya manusia, yang dapat mengelaborasi ilmu pengetahuan, keterampilan hidup, dan penguasaan terhadap teknologi informasi.
Era kini bernama disrupsi, yang sering diposisikan sebagai suatu masalah, di lain sisi sebagai tantangan dan sekaligus solusi dalam peradaban kehidupan kekinian. Terminologi “disruptif” yang menjadi kata sifat dari era atau jaman memiliki makna konotasi negatif karena merupakan sebuah perubahan kemapanan. Disrupsi yang secara literal diterjemahkan sebagai “kekacauan” memiliki derivasi makna yang tidak lepas dari daya ledakan perubahan yang mengganggu kematangan modernisasi. Ia juga membuat kekisruhan baru melalui pola-pola menyeluruh dari aspek semua kehidupan
Sejak terbukanya kebebasan informasi dan teknologi media, pertumbuhan media massa dan media baru mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Media komunikasi yang telah bermetamorfosis menjadi media digital itu perkembangannya semakin beragam, lebih gampangnya direpresentasikan oleh pertumbuhan smartphone dan sejenisnya.
Dewasa ini penetrasi berbagai jenis media tersebut telah merambah ke berbagai kalangan dan komunitas di masyarakat, tanpa membedakan strata sosial dan ekonomi. Seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi tentu ada beberapa konsekuensi, baik yang berkonotasi positif maupun negatif, dalam konteks ini dapat dianalogikan bahwa media masa telah mengambil bagian dari peran-peran tertentu di masyarakat. Media massa telah mempengaruhi pola pikir dan realitas kehidupan dengan ragam cara.
Realitas atau kenyataan, dalam bahasa sehari-hari berarti "hal yang nyata; yang benar-benar ada". Dalam pengertiannya yang sempit dalam filsafat barat, ada tingkat-tingkat dalam sifat dan konsep tentang realitas. Tulisan ini membahas pentingnya memahami realitas objektif dan realitas media agar kita tidak terasing dan tersesatkan dengan berita media massa yang semakin masif dan menghegemoni masyarakat kekinian.
Belajar lagi, belajar lagi ........bosan ahh.......!", gerutu sebagian mahasiswa saat disuruh belajar atau mengerjakan tugas kuliah. Biasanya mereka juga tidak langsung menurut bila disuruh, tapi berusaha menghindar dengan berbagai alasan. Tony Buzan melakukan survai. Tiga puluh tahun lamanya ia melakukan penelitian yang berkaitan dengan asosiasi seseorang terhadap kata "belajar". Waktu ditanyakan kepada responden kesan apa yang muncul dalam pikiran mereka saat mendengar kata "pendidikan" atau "belajar", jawabannya adalah "membosankan", "ujian", "tugas", "buang-buang waktu", "hukuman", tidak relevan", "tahanan", "benci dan takut".
Dapat disimpulkan bahwa belajar dan kuliah bukanlah hal yang menyenangkan bagi sebagian mahasiswa kita. Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka? Apakah karena belajar telah menjadi semacam pemaksaan dan beban sehingga keasyikan mereka menguasai keterampilan menjadi hilang?
Menggagas perguruan tinggi alternatif berbasis entrepreneurship dan ekonomi k...LSP3I
Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia. Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda (kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat. Negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam perekonomian terbesar di Asia Tenggara.
Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang dapat mencapai tujuan pembelajaran itu sendiri. Dosen perlu memilih pendekatan/metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan tujuan mata kuliah. Salah satu metode yang efektif digunakan dalam pembelajaran adalah metode presentasi dan penjelasan. Metode presentasi dan penjelasan dimaksudkan untuk membantu peserta didik mengembangkan pengetahuan deklaratif baru. Ada dua hasil belajar utama yang inggin dicapai melalui metode presentasi dan penjelasan yaitu membantu peserta didik mengembangkan struktur konseptual dan mengembangkan kebiasaan mendengarkan dan berpikir. Perlu dicatat bahwa metode presentasi dan penjelasan sangat tidak efektif digunakan untuk mengembangkan pengetahuan prosedural, berpikir tingkat tinggi, dan kemampuan pemecahan masalah.
Seiring perkembangan di era digital, teknologi semakin canggih, dengan mudahnya informasi diakses. Jika dulu informasi didapatkan dari media konvensional seperti koran dan televisi, kini masyarakat bisa mengaksesnya hanya dari genggaman tangan dengan menggunakan perangkat smartphone. Informasi tersebut tentunya tak hanya hiburan, tapi juga ilmu yang berguna untuk pendidikan. Peserta didik bisa belajar IPTEKS dengan cara yang lebih menyenangkan dan interaktif lewat teknologi. Tak lagi hanya duduk menyimak dosen yang mengajar di depan kelas.
Inilah menjadi tantangan pendidikan kita kekinian, bagaimana proses pembelajaran yang seharusnya di dalam dunia pendidikan di era digital saat ini berbenah. Proses pembelajaran yang konvensional atau tradisional di diubah. Pendidikan konvensional yang lebih menekankan kepada mengingat, menghapalkan, memperoleh informasi hanya dari satu arah atau mengaplikasikan prosedur sederhana yang membuat peserta didik tidak mahir dalam berpikir kritis terhadap permasalahan yang dihadapi.
Pendidikan Instan : Telisik Sisi Lain Praktek Pendidikan KekinianLSP3I
Pendidikan adalah kehidupan dan jantung peradaban sebuah bangsa karena Pendidikan adalah satu-satunya yang dapat melahirkan negara bermartabat. Jika sistem dan praketk pendidikan berjalan tidak sebagaimana mestinya, maka maka output dari pendidikan itu sendiri tidak akan menghasilkan dampak yang baik justru akan menghancurkan peradaban kehidupan itu sendiri.
Pembelajaran yang merespon era rovolusi industry 4.0 tersebut harus dijawab dengan cepat dan tepat agar tidak berkontribusi terhadap peningkatan pengangguran. Tantangan industri 4.0, ancaman pengangguran, dan bonus demografi dengan fokus meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan.
Revitalisasi sistem pembelajaran meliputi, 1) kurikulum dan pendidikan karakter, 2) bahan pembelajaran berbasis teknologi informasi dan komunikasi, 3) kewirausahaan, 4) penyelarasan.
Dunia maya; Informasi Sampah dan Alat PropagandaLSP3I
Meledaknya arus informasi di jagad media social tak pelak menghadirkan masalah, baik dalam skala kecil maupun besar. Jika menyimak konten social media Indonesia kekinian, ramai dengan konten-konten negative, bagai sampah berserakan. Ujaran kebencian, fitnah, hoax, sampai isu sara. Kontennya beragam, mulai dari konteks sosial, ekonomi, politik, sampai agama. Bentuknya pun beragam, mulai dari teks, gambar, suara maupun video.
Sedikit menggelitik mungkin ketika membaca judul tulisan ini. Mungkin judul itu yang tepat untuk memotivasi diri saya dan rekan rekan dosen untuk lebih berkreasi dalam melaksanakan aktifitas kegiatan di kampus. Saya coba menarasikan antara Kreatifitas, Piknik, dan Ngopi bareng. Masalah ini saya angkat atas realitas yang berkaitan dengan minimnya kreatifitas dalam bekeja karena kejenuhan. Rekan rekan pun pasti mengalami masa kejenuhan akan berbagai aktifitas dan kegiatan di kampus.
Hukum pareto yang dapat diterapkan dalam seluruh sendi kehidupanLSP3I
Prinsip Pareto (bahasa Inggris:The Pareto principle) (juga dikenal sebagai aturan 80-20) menyatakan bahwa untuk banyak kejadian, sekitar 80% daripada efeknya disebabkan oleh 20% dari penyebabnya. Sebagai ilustrasi, bahwa 80% dari kesuksesan yang telah atau akan Anda peroleh merupakan hasil dari 20% usaha Anda selama ini. Artinya adalah hanya ada 20% dari tindakan dan pemikiran dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan untuk mendapatkan 80% keberhasilan. Ada 20% dari waktu dalam hidup kita yang harus lebih dimaksimalkan, karena dari 20% waktu itulah tersembunyi 80% kesuksesan dalam hidup kita.
Secara sederhana, Hukum Pareto mengajak kita untuk lebih mempertajam intuisi dan mencari 20% usaha tersebut. Bayangkan efektifitas waktu, tenaga, fikiran yang bisa kita peroleh jika kita berhasil menemukan 20% sebab tersebut. Kemudian kita bisa memaksimalkannya untuk mencapai 80% kesuksesan dalam hidup kita.
Komunikasi Cerdas: Kebutuhan Primer Pendidikan KekinianLSP3I
Komunikasi cerdas dalam pendidikan sudah menjadi kebutuhan utama dalam membelajarkan peserta didik milineial nantinya siap menghadapi tantangan era revolusi Industri 4.0,
Dosen sebagai tenaga pengajar dan pendidik merupakan sub sistem pendidikan yang berkait langsung dengan operasionalisasi roda pendidikan dan pengajaran di perguruan tinggi. Di sini, fungsi komunikasi cerdas digunakan untuk mentransformasikan ilmu pengetahuan dan “nilai: kepada peserta didik dengan tujuan-tujuan komunikatif.
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondelferrydmn1999
Indonesia, negara kepulauan yang kaya akan keragaman budaya, suku, dan tradisi, memiliki Jakarta sebagai pusat kebudayaan yang dinamis dan unik. Salah satu kesenian tradisional yang ikonik dan identik dengan Jakarta adalah ondel-ondel, boneka raksasa yang biasanya tampil berpasangan, terdiri dari laki-laki dan perempuan. Ondel-ondel awalnya dianggap sebagai simbol budaya sakral dan memainkan peran penting dalam ritual budaya masyarakat Betawi untuk menolak bala atau nasib buruk. Namun, seiring dengan bergulirnya waktu dan perubahan zaman, makna sakral ondel-ondel perlahan memudar dan berubah menjadi sesuatu yang kurang bernilai. Kini, ondel-ondel lebih sering digunakan sebagai hiasan atau sebagai sarana untuk mencari penghasilan. Buku foto Lensa Kampung Ondel-Ondel berfokus pada Keluarga Mulyadi, yang menghadapi tantangan untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel warisan leluhur di tengah keterbatasan ekonomi yang ada. Melalui foto cerita, foto feature dan foto jurnalistik buku ini menggambarkan usaha Keluarga Mulyadi untuk menjaga tradisi pembuatan ondel-ondel sambil menghadapi dilema dalam mempertahankan makna budaya di tengah perubahan makna dan keterbatasan ekonomi keluarganya. Buku foto ini dapat menggambarkan tentang bagaimana keluarga tersebut berjuang untuk menjaga warisan budaya mereka di tengah arus modernisasi.
1. LEMBAGA STUDI PENGKAJIAN DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN INDONESIA
LSP3I
MAKASSAR
Sentuhan Bisnis
di Intitusi Pendidikan
2. 1
SentuhanBisnisDiIntitusiPendidikan
Sentuhan Bisnis di Intitusi Pendidikan
Tujuan utama bisnis adalah mengejar keuntungan. Keuntungan adalah hal yang pokok bagi kelangsungan
bisnis, walaupun bukan merupakan tujuan satu-satunya, sebagaimana dianut pandangan bisnis yang ideal.
Dari sudut pandang etika, keuntungan bukanlah hal yang buruk. Bahkan secara moral keuntungan
merupakan hal yang baik dan diterima. Karena Keuntungan memungkinkan organisasi/perusahaan
bertahan dalam usaha bisnisnya.
Tanpa memperoleh keuntungan tidak ada pemilik modal yang bersedia menanamkan modalnya, dan
karena itu berarti tidak akan terjadi aktivitas bisnis yang produktif. Perguruan tinggi sebagai organisasi non
profit, seperti juga halnya organisasi bisnis juga mengharapkan keuntungan dalam melakukan kegiatannya.
Tujuannya agar perguruan tinggi tinggi dapat memelihara dirinya secara ekonomi, disamping dengan
begitu, cita-cita mulia perguruan tinggi yang mendidik anak bangsa menjadi insan Indonesia yang cerdas
dan kompetitif bisa tetap dipegang, dan tentu saja diraih.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah perguruan tinggi swasta yang dulunya sangat terkenal, perlahan
redup bahkan terancam tutup. Masalah mereka adalah jumlah siswa yang terus menurun dan pemasukan
yang tidak bisa menutupi pengeluaran.
Perguruan tinggi itu biasanya mengeluh bahwa mereka sudah bekerja keras menjaga idealism
lembaganya. Kualitas dan nilai juga sudah berusaha dijaga. Namun, mereka tetap kalah bersaing.
Sejumlah pihak menunjuk bahwa kelemahan mereka hanya satu, yakni: tidak mengelola perguruan tinggi
secara professional layaknya organisasi perusahaan modern.
Dunia pendidikan yang sering konservatif dan sulit berubah, harus mengikuti jaman dan berani berubah
agar tidak ketinggalan kereta. Sebagaimana dunia bisnis yang selalu tanggap terhadap perkembangan
dunia, lembaga pendidikan harus melaksanakan hal yang sama.
3. 2
MungkinkahIndonesiahanyasebuahbangsabukanNegara?
Konsep perguruan tinggi yang lama menganggap bahwa kampus itu merupakan menara gading, tempat
sepi untuk mencari ilmu. Idealismenya sangat tinggi sehingga sering tidak menyentuh situasi jamannya.
Aktivitas lembaga pendidikan adalah mencari kebenaran dan membangun idealisme. Tugasnya adalah
mengeluti teks-teks klasik tentang kebenaran yang agung dan tinggi. Dilain sisi, keberadaan perguruan
tinggi sekarang ini harus berubah mengikuti perkembangan modern. Perguruan tinggi yang dikelolah
secara tradisional, makin lama makin tergerus, modelnya kuno, modalnya kurang, dan cenderung tidak
bisa membiayai dirinya sendiri.
Konsep manajemen tata kelolah perguruan tinggi modern mengaitkan pendidikan dengan organisasi bisnis
yang sangat progresif. Lembaga pendidikan menjadi pusat produksi, pemasaran pengetahuan dan
ketrampilan. Produktivitas yang menghasilkan uang dijunjung tinggi dan bisa mengalahkan idealisme.
Bahkan Perusahaan-perusahaan terjun dan mendirikan lembaga pendidikan. Ahli bisnis juga menangani
pendidikan. Yang mencolok, lembaga pendidikan yang dibangun oleh lembaga bisnis atau yang ditangani
oleh ahli bisnis ternyata mengalami sukses besar. Kampus-kampus itu disukai pasar dan memiliki nilai jual
tinggi.
Di sinilah letak permasalahannya, ketika kampus tidak membangun idealisme pendidikan dan bisnis
dengan baik akan menjadi kapitalis yang mendorong biaya sangat tinggi dengan mengejar keuntungan
yang lebih besar. Di sisi ini, perkembangan kampus bisa mendatangkan keprihatinan yang sangat besar.
Bangun idealisme, bangun bisnisnya
Perguruan tinggi sebagai institusi pendidikan yang bertugas untuk mengembangkan ilmu dan manusia.
Lembaga itu juga bekerja dengan etika yang sangat ketat dan menghargai proses panjang manusianya.
Jika dibandingkan dengan dunia bisnis yang hanya memberi tempat utama pada keuntungan finansial.
Bahkan finansial itu menjadi patokan utama. Sedangkan organisasi pendidikan itu sehat atau tidak, baik
atau tidak, bermutu atau tidak tidak hanya semata mata factor finansialnya yang dikur tapi lebih utama
mutu proses dan kualitas pendidikan yang di hasilkannya.
Organisasi/ lembaga/institusi pendidikan itu memiliki stakeholder yang sangat bervariasi yang harus
diresponnya, juga hasilnya tidak langsung kelihatan. Meskipun tetap mempertahankan sejumlah
idealismenya, Iinstitusi/lembaga pendidikan harus menimba pengetahuan dari kekuatan lembaga bisnis.
Lembaga pendidikan harus mengubah pola manajemen tata kelolahnya yang biasanya tanpa jiwa
wirausaha, daya kreasi, dan inovasi dalam melihat peluang dan membuat terobosan. Lembaga pendidikan
perlu dibangun dengan jiwa wirausaha, selalu kreatif, dan jeli melihat peluang, membuat terobosan, dan
mengambil risiko.
Lembaga pendidikan sering dikelola dengan menggunakan perasaan dalam kata-kata manis cintakasih.
Karyawan tidak di disiplinkan, serta timbang ditimbang kualitas kerja. Sudah saatnya perguruan tinggi
menginspirasi karyawan untuk bekerja dengan penuh disiplin dan dedikasi.
Pentingnya perguruan tinggi bangun idealisme, bangun bisnisnya agar perguruan tinggi tersebut tidak
hanya bertahan melainkan juga dapat menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tingkat dan taraf
hidup yang lebih baik. Ada beberapa argumen yang dapat diajukan disini untuk menunjukkan bahwa
perguruan tinggi bangun bisnisnya sangat dibutuhkan, sangat relevan, dan mempunyai tempat yang
sangat strategis dalam mengembangkan institusi perguruan tinggi dewasa ini.
4. 3
SentuhanBisnisDiIntitusiPendidikan
Pertama, dalam pelaksanaan kegiatan pendidikan modern dewasa ini, manajemen tata kelolah
perguruan tinggi dituntut professional, membangun inovasi pendidikan yang menyelaraskan
perkembangan dan kebutuhan zaman.
Kedua, dalam melaksanakan kegiatan pendidikan modern, konsumen adalah benar-benar raja.
Karena itu hal yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan di era persaingan ini. para
pengelolah perguruan tinggi di tuntut untuk dapat mempertahankan kepercayaan konsumen
(internal dan eksternal) dan seluruh pemangku kepentingan terkait.
Ketiga, jalankan SOP Manajemen organisasi modern. Menjalankan SOP itu penting karena akan
memberikan value tersendiri agar terarah dalam menjalankan proses operasional pendidikan. SOP
itu pegangan organisasi dalam membuat keteraturan dalam pelaksanaannya. Keteraturan inilah
yang dibutuhkan agar jelas apa yang terjadi dalam proses operasional khsusnya dalam menjaga
mutu pendidikan.
Keempat, pengelolah PT harus terus menerus membaca perkembangan lingkungan internal dan
eksternal dengan melihat tren yang ada. Inilah yang membuat para pengelolah PT harus menjadi
pembelajar dan juga knowledge based dalam mengembangkan produk jasa pendidikan mereka.
tidak bisa dipungkiri bahwa setiap oragnisasi dan para pelaku didalamnya harus bisa
menyempatkan diri untuk belajar, belajar dan belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan
informasi pengembangan pendidikan tersebut
Kelima, lakukan perbaikan. Perbaikan inilah yang sangat penting bagi produk jasa pendidikan.
Belajar dari perusahaan besar, mereka sangat memperhatikan aspek ini agar bisa memberikan
efisiensi dari aspek cost dan juga meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
Keenam, dalam sistem pasar terbuka dengan peran pemerintah yang bersifat netral tak berpihak
tetapi harus efektif menjaga agar kepentingan dan hak kewajiban para pemangku kepentingan
dalam institusi pendidikan terjamin. Pemerintah berusaha sebisa mungkin untuk mengawasi
operasional kegiatan pendidikan di perguruan tinggi (PTN dan PTS) guna menghindari praktek
praktek tercela dalam aktifitas kegiatan pendidikan yang dapat merugikan seluruh pemangku
kepentingan. Dalam arti kata menjalankan kegiatan pendidikan secara secara baik dan etis tanpa
secara sengaja merugikan hak dan kepentingan semua pihak yang terkait dengan operasional
perguruan tinggi tersebut.
Ketujuh, perguruan tinggi juga harus menyadari bahwa dosen, karyawan, mahasiswa bukanlah
tenaga yang siap untuk eksploitasi demi mengeruk keuntungan yang sebesar besarnya. Justru
sebaliknya, mereka harus dianggap sebagai subjek dan asset utama dari kemajuan perguruan
tinggi yang sangat menentukan berhasil tidaknya, bertahan tidaknya perguruan tinggi tersebut.
5. 4
MungkinkahIndonesiahanyasebuahbangsabukanNegara?
Kesimpulan
Perguruan tinggi sebagai organisasi non profit, dalam menjalankan aktifitas kegiatannya sangat berkaitan
dengan budaya akademik dan etika keilmuan. Dengan kata lain, idelaisme PT terikat oleh kedua hal
tersebut. Binsis yang dibangun PT berkaitan produk jasa pendidikan, memperlihatkan bahwa PT dalam
menjalankan operasionalnya harus baik dan etis, yaitu keuntungan yang diperoleh harus memperhatikan
hak dan kepentingan semua pihak yang terkait; kesejahteraan dosen dan karyawan, penyediaan sarana
dan fasilitas pendidikan, peningkatan mutu pendidikan dan pembelajaran, pelayanan akademik,
penyediaan beasiswa, dan aktifitas kegiatan pendidikan lainnya. Dengan demikian PT akan berhasil dan
bertahan dalam kegiatannya pendidikan.