2. II
Etika adalah sistem
nilai moral atau
seperangkat prinsip
yang mendefinisikan
benar dan salah.
(Rath, Bay, Petrizzi dan Gill, 2015)
3. Etika Pemasaran
III
Suatu pendekatan dalam pemasaran bisnis yang menetapkan
standar etika yang tinggi dan mengkomunikasikan standar
tersebut secara positif. Standar ini dapat digunakan untuk
mengidentifikasi praktik yang dapat diterima, membina
pengendalian internal, dan berurusan dengan jujur dan adil
dengan konsumen.
(Lake, 2009)
4. IV
Tanggung jawab perusahaan yaitu menggunakan iklan yang
tidak menipu/menyesatkan dan diharapkan dapat merangkul,
berkomunikasi dan mempraktikkan nilai-nilai
etika yang meningkatkan kepercayaan konsumen
(Lake, 2009)
Etika Pemasaran (2)
5. Shoplifting (Pengutilan)
Bukan hanya kejahatan, tetapi merupakan
perilaku konsumen yang seringkali tidak
berdasarkan kebutuhan.
Fraudulent Returns
Praktek pengembalian barang dagangan
bekas yang tidak “wardrobing”,
mengembalikan pakaian (yang mungkin tidak
dibeli sendiri) untuk mendapatkan uang.
Consumer Theft
Pencurian yang dilakukan oleh karyawan
sebuah perusahaan
PERILAKU YANG
MELANGGAR ETIKA
V
Counterfeiting (pemalsuan)
Barang palsu, salinan tidak resmi dari
desainer atau bermerk didesain untuk
meniru barang asli. Hal tersebut menarik
konsumen untuk melihat barang yang
dijual seperti nyata, namun yang dijual
hanya sebagian kecil dari harga aslinya(Rath, Bay, Petrizzi dan Gill, 2015)
6. VI
ETIKA BISNIS
Ethical Advertsing
Salah satu pertanyaan yang mendasar adalah “apakah
pengiklan mencoba menciptakan kebutuhan yang tidak ada?”
karena perlu memperhatikan cara pengiklan meyakinkan
pembeli, adakah klaim palsu/menyesatkan (yang dapat
dituntut ke dalam hukum periklanan), dan bagaimana
visualisasi dari iklan tersebut.
Banyak orang menentang kekejaman terhadap
hewan dan percaya bahwa menggunakan bulu
pada pakaian dan aksesori tidak etis dan
tidak bermoral.
Fur and Animal Testing
Melindungi privasi konsumen menjadi masalah
etika yang serius bagi marketer yang
mengumpulkan dan mempertahankan data
pribadi pelanggan
Consumer Privacy
Perusahaan perlu memiliki/menegakkkan
hukum untuk melindungi pekerja dari kondisi
yang tidak aman, atau memastikan mereka
dibayar upahnya secara layak.
Labor Practices
(Rath, Bay, Petrizzi dan Gill, 2015)
7. VII
ETIKA BISNIS
Banyak orang mempertimbangkan untuk
melindungi dan melestarikan lingkungan,
sehingga banyak perusahaan di industri fashion
telah mengeksplorasi cara-cara berbisnis lebih
ramah lingkungan
Environment
Perusahaan berusaha menangani beberapa
permasalahan sosial seperti masalah
lingkungan (perubahan iklim dan perubahan
serta ketergantungan pada bahan bakar fosil)
dan masalah masyarakat (seperti penyakit dan
kemiskinan)
Social Issues
Causes and Charitable Giving
Social resposibility mencakup berbagai macam
tindakan langsung untuk membantu orang yang sakit, lapar,
miskin atau tunawisma. Perusahaan yang bertanggung jawab
secara sosial sering mendukung organisasi amal yang bekerja
untuk meringankan masalah tersebut.
(Rath, Bay, Petrizzi dan Gill, 2015)
8. Faktor yang memengaruhi
pengambilan ethical decision making
dan judgements
Tingkat masalah etika
dalam organisasi
Semakin sehat etika lingkungan,
semakin besar kemungkinan
pemasar mengambil sikap tegas
terhadap praktik yang
dipertanyakan
Top managers dapat mempengaruhi
perilaku pemasaran profesional
dengan mendorong perilaku etis dan
mencegah perilaku tidak etis
Tindakan top management
terkait etika
Semakin besar kerugian pada
korban, semakin besar kemungkinan
pemasaran profesional mengenali
masalah sebagai tidak etis.
Besaran potensial dari
konsekuensi
VIII
(Lamb, 2016)
9. Faktor yang memengaruhi
pengambilan ethical decision making
dan judgements
Konsensus sosial
Semakin besar tingkat kesepakatan
di antara rekan manajerial bahwa
suatu tindakan berbahaya, semakin
besar kemungkinan pemasar akan
mengenali masalah yang tidak etis
Semakin besar kemungkinan suatu
tindakan akan menghasilkan hasil
yang berbahaya, semakin besar
kemungkinan pemasar akan
mengenali masalah sebagai tidak
etis
Kemungkinan hasil yang
berbahaya
Semakin banyak jumlah orang yang
terpengaruh oleh hasil negatif,
semakin besar kemungkinan
pemasar akan mengenali masalah
sebagai tidak etis.
Jumlah orang yang akan
terpengaruh
IX
Semakin pendek lamanya waktu
antara tindakan dan permulaan
negatif konsekuensi, semakin besar
kemungkinan pemasar akan
melakukannya menganggap
masalah tidak etis
Lamanya waktu antara
keputusan dan timbulnya
konsekuensi
(Lamb, 2016)
10. X
Dampak Pemasaran
yang Tidak Etis
Perilaku pemasaran yang
tidak etis mempengaruhi
emosi, sikap, dan persepsi
konsumen
Konsumen mengalami
kekurangan kepercayaan
terkait pemasaran dan
menjadi ragu-ragu untuk
membeli produk
Terdapat pertukaran yang tidak
adil (pemilik bisnis, konsumen dan
pemasar tidak bertindak dengan
itikad baik, pengungkapan lengkap
dan kepercayaan)
(Lake, 2009)
11. Daftar Pustaka
Lake, L. (2009). Consumer behavior for dummies. Hoboken: Wiley
Publishing, Inc.
Lamb, C., W., Hair, J., F., & McDaniel, C. (2016). Principles of
Marketing. Boston: Cengage Learning
Rath, P, M., Bay, S., Petrizzi, R., & Gill, P. (2015). The why of buy:
Consumer behavior and fashion marketing. New York: Fairchild
Books, Inc.