Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetikum disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.
Hampir semua orang dalam hidupnya mengalami beberapa bentuk trauma kepala. Lansia, bayi, dan mereka yang bermasalah seperti penyalahgunaan alkohol, terapi anti-koagulasi khususnya rentan untuk konsekuensi serius setelah cedera kepala.
Di Singapura, cedera kepala adalah penyebab utama kecacatan dan kematian dewasa di bawah usia 40 tahun yang mempunyai dampak penting pada pasien cedera otak, keluarga dan masyarakat.
adalah kondisi medis darurat yang dapat mengancam jiwa bila tidak ditangani secara tepat. Ketoasidosis diabetikum disebabkan oleh penurunan kadar insulin efektif di sirkulasi yang terkait dengan peningkatan sejumlah hormon seperti glukagon, katekolamin, kortisol, dan growth hormone.
Masalah kecacatan fizikal - EDUP3043 Pengurusan Bilik Darjah dan tingkahlaku PBDFaFai S.
Masalah kecacatan fizikal
Cerebral palsy
Muscular Dystrophy
Spina Bifida
sawan
Terencat Akal
konsep :
melibatkan keadaan jasmani seseorang yang mengganggu fungsi kehidupan sehariannya.
dapat dilihat dengan jelas seperti ketiadaan bahagian anggota tertentu
tidak boleh berjalan atau bergerak
tidak dapat mengawal pergerakan tangan dan jari
Punca: genetik & persekitaran
Program sarjana merupakan pendidikan akademik yang diperuntukkan bagi lulusan pendidikan menengah atau sederajat sehingga mampu mengamalkan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi melalui penalaran ilmiah.
Program sarjana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menyiapkan Mahasiswa menjadi intelektual dan/atau ilmuwan yang berbudaya, mampu memasuki dan/atau menciptakan lapangan kerja, serta mampu mengembangkan diri menjadi profesional.
Apa itu SP2DK Pajak?
SP2DK adalah singkatan dari Surat Permintaan Penjelasan atas Data dan/atau Keterangan yang diterbitkan oleh Kepala Kantor Pajak (KPP) kepada Wajib Pajak (WP). SP2DK juga sering disebut sebagai surat cinta pajak.
Apa yang harus dilakukan jika mendapatkan SP2DK?
Biasanya, setelah mengirimkan SPT PPh Badan, DJP akan mengirimkan SP2DK. Namun, jangan khawatir, dalam webinar ini, enforce A akan membahasnya. Kami akan memberikan tips tentang bagaimana cara menanggapi SP2DK dengan tepat agar kewajiban pajak dapat diselesaikan dengan baik dan perusahaan tetap efisien dalam biaya pajak. Kami juga akan memberikan tips tentang bagaimana mencegah diterbitkannya SP2DK.
Daftar isi enforce A webinar:
https://enforcea.com/
Dapat SP2DK,Harus Apa? enforce A
Apa Itu SP2DK? How It Works?
How to Response SP2DK?
SP2DK Risk Management & Planning
SP2DK? Surat Cinta DJP? Apa itu SP2DK?
How It Works?
Garis Waktu Kewajiban Pajak
Indikator Risiko Ketidakpatuhan Wajib Pajak
SP2DK adalah bagian dari kegiatan Pengawasan Kepatuhan Pajak
Penelitian Kepatuhan Formal
Penelitian Kepatuhan Material
Jenis Penelitian Kepatuhan Material
Penelitian Komprehensif WP Strategis
Data dan/atau Keterangan dalam Penelitian Kepatuhan Material
Simpulan Hasil Penelitian Kepatuhan Material Umum di KPP
Pelaksanaan SP2DK
Penelitian atas Penjelasan Wajib Pajak
Penerbitan dan Penyampaian SP2DK
Kunjungan Dalam Rangka SP2DK
Pembahasan dan Penyelesaian SP2DK
How DJP Get Data?
Peta Kepatuhan dan Daftar Sasaran Prioritas Penggalian Potensi (DSP3)
Sumber Data SP2DK Ekualisasi
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Penghasilan PPh Badan vs DPP PPN
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Gaji , Bonus dll vs PPh Pasal 21
Sumber Data SP2DK Ekualisasi Biaya Jasa, Sewa & Bunga vs PPh Pasal 23/2 & 4 Ayat (2)/15
Sumber Data SP2DK Mirroring
Sumber Data SP2DK Benchmark
Laporan Hasil P2DK (LHP2DK)
Simpulan dan Rekomendasi Tindak Lanjut LHP2DK
Tindak lanjut SP2DK
Kaidah utama SP2DK
How to Response SP2DK?
Bagaimana Menyusun Tanggapan SP2DK yang Baik
SP2DK Risk Management & Planning
Bagaimana menghindari adanya SP2DK?
Kaidah Manajemen Perpajakan yang Baik
Tax Risk Management enforce A APPTIMA
Tax Efficiency : How to Achieve It?
Tax Diagnostic enforce A Discon 20 % Free 1 month retainer advisory (worth IDR 15 million)
Corporate Tax Obligations Review (Tax Diagnostic) 2023 enforce A
Last but Important…
Bertanya atau konsultasi Tax Help via chat consulting Apps enforce A
Materi ini telah dibahas di channel youtube EnforceA Konsultan Pajak https://youtu.be/pbV7Y8y2wFE?si=SBEiNYL24pMPccLe
3. What is Cerebral Palsy?
Cerebral palsy adalah suatu gangguan neurologis
yang permanen dan non progresif disebabkan
kelainan struktur otak pada masa perkembangan
otak sebelum usia 5 tahun yang menyebabkan
gangguan fungsi motorik disertai gangguan
lainnya.
4. Cerebral
palsy
2 dari 1000
kelahiran
hidup di USA Gangguan
perkembangan
otak prenatal,
perinatal, post
natal
Prevalensi
meningkat
karena
meningkatnya
survival rate
bayi preterm
dan BBLR
Perlu biaya dan
tenaga ahli
berpengalaman
dalam terapi
anak dengan CP
10000 anak
didiagnosis CP
per tahun di
USA
Terapi
bertujuan
meningkatkan
fungsi
motorik dan
kemandirian
Epidemiologi
11. Area otak yang rentan iskemia
• Preterm : area periventrikuler
Area watershed
White matter memiliki metabolisme
yang lebih tinggi sehingga sangat
sensitif pada keadaan anaerobik
dan berada pada zona perbatasan
vaskular antara zona akhir arteri
striate dan thalamic
periventrikuler leukomalasia
• Aterm : area parasagital
Distribusi dari arteri utama otak di
area watershed
Mempengaruhi grey matter (korteks
cerebri) dan white matter
12. Gangguan sirkulasi
cerebral
Prematur, BBLR Fragile vascular
bed
Koagulopati
Ensefalopati
hipoksia iskemik
Hipoksia kronik
intra uterin
Hipoksia perinatal
Hyalin membrane
disease
Infark jaringan
otak
Gangguan darah
Hiperbilirubinemia
(bilirubin indirek)
Rhesus
incompatibility
Kern ikterus
Stroke in utero
Perdarahan
intrakranial,
intraventrikular
16. Spastic Hemiplegia
• 30 % dari seluruh kasus CP
• Gangguan satu sisi tubuh
ektremitas atas >
ekstremitas
• Tanpa gangguan sensori
• Biasanya disertasi
diskrepansi ekstremitas
bawah
• 50% disertasi retardasi
mental
17. Spastic Quadriplegia
• Gangguan pada keempat
ekstremitas dan trunkus
• Kelemahan ekstremitas > trunkus
• 80 % pasien tidak dapat berjalan
• Disertasi retardasi mental dan
gangguan fungsi kognitif
• Kontrol kepala dan leher lemah
kurangnya kemampuan duduk
dan komunikasi
• Prognosis lebih buruk
18. Spastic Diplegia
Tipe yang paling sering
Fungsi intelektual dan bicara
biasanya normal
Ekstremitas bawah > ekstremitas
atas
Ekstremitas atas : gangguan
koordinasi ringan pada fungsi
motorik halus
Ekstremitas bawah : scissoring
position (fleksi, aduksi, internal
rotasi sendi panggul), jinjit, kaki
pes valgus
Prognosis baik, anak dapat
berjalan sendiri pada usia 4
tahun
20. 20
Kelemahan kontrol kepala
dan leher
Biasanya disertai gangguan
kognitif berat dan
retardasi mental, disartria,
disfagia, dan hipersalivasi
Prognosis buruk
Memerlukan bantuan seumur
hidup untuk menjalankan
aktivitas sehari-hari
Total Body
24. Tonus abnormal
• Tahanan terhadap gerakan pasif yang kurang, lebih
atau berfluktuasi.
• Diawali periode hipotonia.
• Pada tipe diskinetik, tonus fluktuatif dengan masa
hipotonik lebih lama dari tipe spastik.
• Hipertonus merupakan ciri tipe spastik dan rigid.
• Tahanan terhadap gerakan pasif lebih besar, suka
tengadah dan badan seperti papan (opisthotonus),
ingin berdiri terus (hipertonus adduktor panggul).
25. Postur abnormal
• Spastisitas ekstremitas bawah, posisi terlentang
atau vertikal, tungkai bawah memperlihatkan posisi
“menggunting” atau jinjit.
• Spastisitas ekstremitas atas, pada adalah posisi
abduksi lengan, fleksi siku, tangan mengepal.
• Hemiparesis ditandai dengan asimetris lengan
dengan pola adduksi lengan, pronasi lengan bawah
dan tangan menggenggam.
• Hipotonik ditandai dengan anak berbaring dalam
posisi seperti katak yang lemas, yaitu abduksi
eksorotasi dan fleksi parsial pada paha, lengan
lemas di samping tubuh.
31. Refleks abnormal
• Pada tipe spastik, refleks
tendon dan klonus meningkat.
• Refleks primitif terlambat,
hilang atau menetap seperti
refleks Moro, refleks palmar dan
plantar,tonic neck reflex.
• Respon postural fisiologis
terlambat terbit atau tidak ada
sama sekali.
32. Performa motorik atipikal
• Mobilisasi abnormal yaitu dengan merangkak,
berguling, atau berjalan yang abnormal seperti
menyeret atau melompat
• Bergerak-gerak dengan ritme tertentu pada otot
ekstremitas dan wajah yang berulang-ulang.
• Ataksia ditandai oleh intention tremor, titubasi
kepala dan instabilitas badan. Kesukaran
menghisap, menelan, menutup bibir, drooling dan
mobilitas otot oral yang buruk.
33. Gangguan lain yang sering menyertai CP :
Retardasi mental (60%)
Epilepsi (33%)
Gangguan penglihatan : nystagmus, strabismus,
amblyopia (50%)
Gangguan pendengaran dan gangguan bicara(10%)
Gangguan pernafasan akibat aspirasi
Karies, oral hygiene buruk, maloklusi rahang
Gangguan mengunyah dan menelan malnutrisi
Skoliosis
Gangguan fungsi sensori, fungsi sosial, dan emosional
dan perilaku
34. Anamnesis Faktor Risiko
• Predisposisi genetik
• Bahan toksik atau pemberian oabt teratogenik
selama kehamilan
• Preterm, BB lahir kurang, IUGR, kehamilan multipel
• Komplikasi pada plasenta (chrorionitis, berat
plasenta rendah, infark plasenta)
• Preeklampsia atau eklampsia
• Riwayat kejang dan penggunaan estrogen pada ibu
• Penyakit pada ibu dengan gangguan
kardiorespiratorik berat
• Perdarahan trimester ketiga
• Posisi sungsang
• Infeksi fetal maternal/intrauterin
39. Diagnosis Banding
• Floppy infant syndrome, spinal muscular athrophy,
miopati kongenital atau neuropati sensorimotor
herediter refleks tendon dan refleks primitif tidak
ditemukan sama sekali.
• Trauma tulang belakang akibat kelahiran, trauma
pleksus brachialis kelainan terlokalisir sesuai
inervasi.
• Penyakit degeneratif yang progresif seperti Tay-
Sach disease, Krabbe's disease, dan
Metachromatic Leucodystrophy
• Tumor serebri.
41. Terapi Medikamentosa
• Baclofen
– GABA agonist berfungsi meningkatkan efek inhibisi
pelepasan neurotransmiter eksitatori di medulla spinalis
– Dosis awal 1.25 – 2.5mg/kgBB dititrasi sampai maksimum
30mg/hari per oral atau intrathecal menggunakan
implantable pump
– Mengurangi spastisitas dan distonia
– Penelitian lebih lanjut untuk efek samping masih diperlukan
• Dantrolene sodium
– Bekerja langsung menghambat calcium channel di otot,
menurunkan spastisitas.
– Efek samping hepatotoksik
42. Terapi Medikamentosa
• Botulinum Toxin A
– Bekerja menginhibisi pelepasan acetylcholinesterase di
neuromuscular junction dan mendestruksi motor end plate.
– Diberikan injeksi intramuskular pada otot yang spastik
– Memberikan efek relaksasi otot, persiapan fisioterapi
– Efek bertahan 3-6 bulan seiring pembentukan inervasi
– Reversibel, efek samping minimal
• Injeksi alkohol
– Agen neurolisis kimia dengan injeksi fenol ke dalam saraf
perifer atau motor end plate point memberi relaksasi
43. Rehabilitasi Medis
• Tujuan : memperbaiki dan meningkatkan
fungsi motorik agar anak dapat menguasai
keterampilan baru dan mencegah komplikasi
untuk meningkatkan kemandirian dan kualitas
hidup.
• Terdiri dari orang tua, dokter, fisioterapis,
terapis okupasi, terapis wicara, orthotis,
psikolog dan pekerja sosial
44. Fisioterapi
• Tujuan :
– Meningkatkan fungsi motorik kasar
– Memperbaiki postur dan pergerakan abnormal
– Mengurangi dan mencegah kontraktur dan
deformitas
– Memfasilitasi perkembangan fungsi motorik
yang normal
• Dimulai sedini mungkin untuk prognosis yang lebih
baik
• Terapi latihan Bobath sering digunakan
45. Terapi Okupasional
• Tujuan :
– Meningkatkan fungsi motorik kasar dan
halus ekstremitas atas, eye-hand
coordination dan ADL.
– Syarat : stabilitas torso dan kontrol
gelang bahu yang baik
• Teknik terapi rutin : palmar prehension,
gradual release, precise fine manipulatory
skills menggunakan kedua tangan.
• Terapi diberikan dalam bentuk mainan dan
permainan (toys and games).
46.
47. Orthosis
• Splints, Casts and Calipers
– Memperbaiki deformitas akibat spastisitas,
biasanya dipakai saat tidur
• Custom made shoes
• Custom made shoes atau Ankle-foot orthoses
(spastisitas tendon achilles pada kaki equinus)
• Bracing untuk skoliosis
• Modifikasi alat sederhana seperti kardus untuk
sandaran anak duduk, collar brace, meja rendah,
alat makan (gelas bertangkai, sendok dengan tali),
parallel bar dari kayu untuk membantu anak
berjalan.
48.
49. Terapi Wicara
• Terapi wicara dan bahasa hendaknya dilakukan
sedini mungkin.
• Orang tua dianjurkan untuk tetap berkomunikasi
dan berbicara dengan anaknya walaupun respon
sangat sedikit dan lambat berkembang.
• Saat ini telah berkembang berbagai bentuk alat
komunikasi seperti papan kata, electronic voice
stimulator, dan komputer sebagai alat bantu
komunikasi.
• Terapi bahasa non verbal utama : kontak mata
• Screening fungsi pendengaran terlebih dahulu :
OAE BERA
50. Psikologi dan Sosial
• Paparan terhadap pengalaman
hidup untuk kemandirian
diperlukan.
• Konseling psikologi dan sosial
seringkali merupakan
kebutuhan yang berkelanjutan
sepanjang hidup penderita
dengan cerebral palsy.
51. Terapi Pembedahan
• Tujuan : memperbaiki deformitas parah
meningkatkan perbaikan gait ,
meningkatkan fungsi bukan kosmetik,
memfasilitasi fisioterapi yang optimal
• Contoh :
– subluksasi panggul
– Skoliosis
– Tight adductor ext. bawah –scissoring
– Tight flexor ext. bawah – valgus/varus
53. Edukasi Orang Tua
• Mencegah kekakuan sendi
– Alih baring dan positioning berkala
– Latihan pergerakan sendi
– Mengatur sendi dalam posisi yang benar
Melatih duduk tanpa sandaran (bersandar pada
dinding atau kotak, collar brace dari karton untuk
menopang leher)
Latihan menggunakan kedua tangan
Latihan menyuap makanan sendiri dengan alat
makan modifikasi