2. PSIKOFARMAKA
• Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah
obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan
mempunyai efek utama thdp aktivitas mental
dan perilaku, digunakan utk terapi gangguan
psikiatrik yg berpengaruh thdp taraf kualitas
hidup klien.
• Psikofarmaka atau obat psikotropik adalah
obat yang bekerja secara selektif pada SSP dan
mempunyai efek utama thdp aktivitas mental
dan perilaku, digunakan utk terapi gangguan
psikiatrik yg berpengaruh thdp taraf kualitas
hidup klien.
3. • Obat-obat antipsikotik diperkenalkan pada pertengahan tahun
1950-an
• Obat skizofrenia obat-obat neuroleptik/ obat psikoaktif atau
antipsikotik
• Pada masa lampau yg umum torasin (klorpromazin) ttp sekarang
haldol yg populer
• Setiap obat memiliki pengaruh yg tdk begitu berbeda, yaitu
menghalangi pengaruh dopamin dalam otak. Dengan memasuki
reseptor dopamin pada neuron postsinaptik, obat-obat ini
menghalangi dopamin utk memasuki reseptor-reseptor, dan
dengan demikian dapat mencegah rangsangan neuron postsinaptik.
Menghalangi aktivitas dopamin adalah penting karena kita
berpendapat bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopamin
yg tinggi pada daerah-daerah tertentu dlm otak
• Obat-obat antipsikotik diperkenalkan pada pertengahan tahun
1950-an
• Obat skizofrenia obat-obat neuroleptik/ obat psikoaktif atau
antipsikotik
• Pada masa lampau yg umum torasin (klorpromazin) ttp sekarang
haldol yg populer
• Setiap obat memiliki pengaruh yg tdk begitu berbeda, yaitu
menghalangi pengaruh dopamin dalam otak. Dengan memasuki
reseptor dopamin pada neuron postsinaptik, obat-obat ini
menghalangi dopamin utk memasuki reseptor-reseptor, dan
dengan demikian dapat mencegah rangsangan neuron postsinaptik.
Menghalangi aktivitas dopamin adalah penting karena kita
berpendapat bahwa skizofrenia disebabkan oleh aktivitas dopamin
yg tinggi pada daerah-daerah tertentu dlm otak
4. OBAT-OBAT NEUROLEPTIK YG SERING
DIGUNAKAN
TIPE NAMA GENERIK/ NAMA
KIMIA
MEREK DAGANG
Fenotiazin Klorpromazin
Tioridazin
Promazin
Trifluoperazin
Proklorperazin
Perfenazin
Flufenazin
Torazin
Mellaril
Sparin
Stelazin
Kompazin
Trilafon
Proliksin
Butirofenonem Haloperidol Haldol
Tioksanten Tioktiksin
Klorprotiksen
Navan
Taraktan
5. KETERBATASAN TERAPI OBAT
• Obat neuroleptik merupakan perawatan yg efektif thdp
skizofrenia
• Pengaruh obat ini sangat kuat dan pervasif, tetapi obat ini
juga mengandung keterbatasan dan dapat menimbulkan
akibat-akibat samping yg berat
• Obat ini untuk perawatan dan bukan untuk penyembuhan
skizofrenia
• Obat ini hanya memperbaiki ketidakseimbangan untuk
sementara dan tidak untuk memecahkan secara permanen
masalah fisiologis yg mendasar
6. AKIBAT SAMPING TERAPI OBATAKIBAT SAMPING TERAPI OBAT
• Mulut kering, penglihatan kabur, pening, sembelit,
kepekaan thdp cahaya, dorongan seksual berkurang, dan
aktivitas motor yang kaku dan lambat
• Dosis tinggi, jangka waktu lama tardive dyskinesia yaitu
gerakan otot yg tidak terkendali yg sangat sering tjd pd
mulut, bibir, dan lidah. Pasien melakukan gerakan-gerakan
menghisap, mengunyah, gerakan rahang samping,
mengecap-ngecapkan dan mengerutkan bibir, mendorong
dan memutar-mutarkan lidah, melakukan TIC pada bibir,
mata dan alis mata
• Prevalensi tardive dyskinesia 0,5- 56 % dgn rata-rata 15%
pada pasien
• Mulut kering, penglihatan kabur, pening, sembelit,
kepekaan thdp cahaya, dorongan seksual berkurang, dan
aktivitas motor yang kaku dan lambat
• Dosis tinggi, jangka waktu lama tardive dyskinesia yaitu
gerakan otot yg tidak terkendali yg sangat sering tjd pd
mulut, bibir, dan lidah. Pasien melakukan gerakan-gerakan
menghisap, mengunyah, gerakan rahang samping,
mengecap-ngecapkan dan mengerutkan bibir, mendorong
dan memutar-mutarkan lidah, melakukan TIC pada bibir,
mata dan alis mata
• Prevalensi tardive dyskinesia 0,5- 56 % dgn rata-rata 15%
pada pasien
7. TERAPI ELEKTROKONVULSIF (ECT)
• DEFINISI
Terapi elektrokonvulsif (ECT) merupakan suatu
jenis pengobatan somatik dimana arus listrik
digunakan pada otak melalui elektroda yg
ditempatkan pada pelipis. Arus tersebut cukup
untuk menimbulkan kejang grand mal, yg
diharapkan efek yg terapeutik tercapai.
8. INDIKASI ECT
- Pada dasarnya digunakan dalam pengobatan depresi
berat
- Pengobatan ini hanya dilakukan hanya setelah terapi
dengan menggunakan obat-obatan tidak berhasil
- Dapat juga digunakan untuk pasien yg sangat mania
hiperaktif dalam suatu bahaya kelelahan fisik, dan
dengan individu yg sangat potensial utk bunuh diri
10. MEKANISME KERJA
• Mekanisme ECT yg sebenarnya tdk diketahui,
tapi diperkirakan bahwa ECT menghasilkan
perubahan-perubahan biokimia didalam otak,
suatu peningkatan dalam kadar norepineftrin
dan serotonin- mirip efek dari obat-obatan
anti depresan.
11. EFEK SAMPING DAN IMPLIKASI
KEPERAWATAN
• Kehilangan memori dan kekacauan mental
sementara
Merupakan efek samping yang paling umum.
Merupakan hal yg penting utk perawat hadir
saat pasien sadar supaya dpt mengurangi
ketakutan yang disertai dengan kehilangan
memori ini
Berikan ketenangan dengan mengatakan bahwa
kehilangan memori tsbt hanya sementara
12. • Jelaskan kpd pasien apa yg telah terjadi
• Reorientasikan pasien thdp waktu dan tempat
• Biarkan pasien mengatakan ketakutan dan
kecemasannya yg berhubungan dgn
pelaksanaan ECT thdp dirinya
• Berikan sesuatu struktur perjanjian yg lbh baik
pd aktivitas rutin pasien utk meminimalkan
kebingungan
13. DIAGNOSA KEPERAWATAN POTENSIAL
YG BERKENAAN DGN ECT
• Risiko tinggi terhadap cedera b.d risiko tertentu berkenaan dengan
ECT
• Risiko tinggi terhadap aspirasi b.d perubahan tingkat kesadaran
setelah tindakan
• Penurunan curah jantung b.d stimulasi vagal yg tjd selama ECT
• Perubahan proses pikir b.d efek-efek samping dr kehilangan
memori dan kekacauan mental sementara
• Kurang pengetahuan b.d kebutuhan untuk efek-efek samping dan
risiko ECT
• Ansietas b.d terapi yg akan datang
• Kurang perawatan diri b.d ketidakmampuan selama tahap postiktal
• Risiko tinggi thdp intoleransi aktivitas b.d kekacauan mental dan
kehilangan memori pasca ECT
• Risiko tinggi terhadap cedera b.d risiko tertentu berkenaan dengan
ECT
• Risiko tinggi terhadap aspirasi b.d perubahan tingkat kesadaran
setelah tindakan
• Penurunan curah jantung b.d stimulasi vagal yg tjd selama ECT
• Perubahan proses pikir b.d efek-efek samping dr kehilangan
memori dan kekacauan mental sementara
• Kurang pengetahuan b.d kebutuhan untuk efek-efek samping dan
risiko ECT
• Ansietas b.d terapi yg akan datang
• Kurang perawatan diri b.d ketidakmampuan selama tahap postiktal
• Risiko tinggi thdp intoleransi aktivitas b.d kekacauan mental dan
kehilangan memori pasca ECT
14. INTERVENSI KEPERAWATAN
UNTUK KLIEN YG MENERIMA ECT
• Pastikan bahwa dokter telah mendapat surat
persetujuan dan bahwa format persetujuan tindakan
ada distatus
• Pastikan bahwa ada hasil laboratorium terbaru
(urinalisis JDL) dan hasil EKG dan pemeriksaan sinar X
• Pasien akan dipuasakan pada pagi hari tindakan
• Sebelum tindakan, pasien harus bebas, kenakan
pakaian tidur (atau pakaian longgar lainnya), dan
lepaskan gigi palsu dan kacamata atau lensa kontak.
Pagar tempat tidur harus dinaikkan
• Pastikan bahwa dokter telah mendapat surat
persetujuan dan bahwa format persetujuan tindakan
ada distatus
• Pastikan bahwa ada hasil laboratorium terbaru
(urinalisis JDL) dan hasil EKG dan pemeriksaan sinar X
• Pasien akan dipuasakan pada pagi hari tindakan
• Sebelum tindakan, pasien harus bebas, kenakan
pakaian tidur (atau pakaian longgar lainnya), dan
lepaskan gigi palsu dan kacamata atau lensa kontak.
Pagar tempat tidur harus dinaikkan
15. • Ukur tanda vital
• Berikan agen penyekat kolinergik (atropin sulfat;glikopirolat) kira-
kira 30 menit sebelum tindakan, sesuai advice dokter, untuk
menurunkan sekresi dan meningkatkan denyut jantung (yang
disupresi dalam berespon thdp stimulasi vagal yg disebabkan oleh
ECT).
• Bantu dokter dan atau anestesiologis sesuai yg dibutuhkan dlm
pemberian obat-obatan intravena. Suatu anestetik kerja pendek,
seperti natrium metoheksital (Brevital Sodium), diberikan bersama-
sama dengan relaksan otot.
• Berikan oksigen dan lakukan penghisapan sesuai yg dibutuhkan.
• Ukur tanda vital
• Berikan agen penyekat kolinergik (atropin sulfat;glikopirolat) kira-
kira 30 menit sebelum tindakan, sesuai advice dokter, untuk
menurunkan sekresi dan meningkatkan denyut jantung (yang
disupresi dalam berespon thdp stimulasi vagal yg disebabkan oleh
ECT).
• Bantu dokter dan atau anestesiologis sesuai yg dibutuhkan dlm
pemberian obat-obatan intravena. Suatu anestetik kerja pendek,
seperti natrium metoheksital (Brevital Sodium), diberikan bersama-
sama dengan relaksan otot.
• Berikan oksigen dan lakukan penghisapan sesuai yg dibutuhkan.
16. • Setelah prosedur, ukur tanda vital dan
tekanan darah setiap 15 menit untuk jam
pertama. Atur posisi pasien untuk miring
kesalah satu sisi
• Temani pasien sampai ia benar-benar sadar