SlideShare a Scribd company logo
1 of 11
Faculty
Medicine of
Padjadjaran
University

Outbreak Management

Group 13 (C3)
PHOP
Faculty Medicine
KELOMPOK C3 :
Aghil Shagita Novian (1301 1010 0052)
Yogie Setyabudi (1301 1010 0112)
Gabriella Graziani (1301 1010 0113)
Dessin Drawin (1301 1010 0149)
Melani (1301 1010 0153)
Ridho Jungjunan (1301 1010 0173)
Cindy Regina Putri (1301 1010 0174)
Anindita Laksmi (1301 1010 0178)
Rocci Jack Parse (1301 1010 0200)
Dini Qurrotu Aini (1301 1010 0201)
Arlinda de Hafsari (1301 1010 0204)
Outbreak Management-Pengendalian Wabah
A. Pengertian Wabah
Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 yang dimaksud
dengan wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada
keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan
malapetaka. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda
yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan
wabah.
Menteri yang berwenang dalam menetapkan daerah tertentu di Indonesia yang
terjangkit wabah sebagai daerah wabah dan mencabut penetapan daerah wabah
dengan tata cara pelaksanaan yang diatur Peraturan Pemerintah.
B. Penanggulangan Wabah di Indonesia
Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah
Penyakit Menular dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, upaya penanggulangan
meliputi :
a. Penyelidikan epidemiologis, yang bertujuan untuk:
Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah
Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah
Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah
Menentukan cara penanggulangan
Penyelidikan epidemiologis ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan
seperti :
Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk
Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis
Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk
hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga
mengandung penyebab penyakit wabah
b. Pemeriksaan, Pengobatan, Perawatan, dan Isolasi Penderita,
termasuk Tindakan Karantina, dilakukan di sarana pelayanan
kesehatan, atau di tempat lain yang ditentukan. Kegiatan ini dilakukan
bertujuan untuk
Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan
mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan
Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi
mengandung penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat
menularkan penyakit (carrier)
c. Pencegahan dan Pengebalan, dilakukan terhadap masyarakat yang
mempunyai risiko terkena penyakit wabah dengan atau tanpa persetujuan
dari orang yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberi
perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit tetapi mempunyai
resiko untuk terkena penyakit.
d. Pemusnahan Penyebab Penyakit, dilakukan terhadap :
Bibit penyakit/kuman
hewan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda yang mengandung
penyebab penyakit
Pemusnahan harus dilakukan dengan cara tanpa merusak lingkungan
hidup atau tidak menyebabkan tersebarnya wabah penyakit.
e. Penanganan Jenazah Akibat Wabah, dilakukan denganmemperhatikan
norma agama atau kepercayaan dan peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Terhadap jenazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan
secara khusus menurut jenis penyakitnya yang meliputi :
Pemeriksaan jenazah oleh pejabat kesehatan;
Perlakuan terhadap jenazah dan sterilisasi bahan-bahan dan alat
yang digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat
kesehatan
f. Penyuluhan kepada Masyarakat mengenai upaya penanggulangan
wabah dilakukan oleh pejabat kesehatan dengan mengikutsertakan pejabat
instansi lain, lembaga swadaya masyarakat, pemuka agama dan pemuka
masyarakat.
Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan dengan mendayagunakan
berbagai media komunikasi, massa baik pemerintah maupun swasta. Setiap
orang berperan serta dalam pelaksanaan upaya penanggulangan wabah,
peran serta tersebut dapat dilakukan dengan :
Memberikan informasi adanya penderita atau tersangka penderita
penyakit wabah
Membantu kelancaran pelaksanaan upaya penanggulangan wabah
Menggerakkan motivasi masyarakat dalam upaya penanggulangan
wabah
Kegiatan lainnya
g. Upaya Penanggulangan Lainnya, yaitu tindakan-tindakan khusus untuk
masing-masing penyakit, yang dilakukan dalam rangka penanggulangan
wabah, misalnya penutupan daerah tertentu yang dilakukan oleh Kepala
Wilayah/Daerah atas permintaan Menteri.
Penanggulangan Wabah dilakukan tidak perlu menunggu ditetapkannya suatu
wilayah menjadi Daerah Wabah, begitu ada gejala atau tanda terjangkitnya suatu
penyakit wabah segera dilaksanakan upaya penanggulangan seperlunya.
Tindakan yang harus dilakukan dalam upaya penanggulangan seperlunya adalah
sama dengan upaya penanggulangan wabah pada umumnya dan bilamana perlu untuk
penanggulangan seperlunya dapat dibentuk Tim Gerak Cepat. Masalah wabah dan
penanggulangannya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari upaya
kesehatan nasional yang berkaitan dengan sektor non kesehatan.
C. Penanggulangan Wabah oleh WHO
Step by step penanggulangan wabah berdasarkan protokol dari WHO
1. Preparedness
Dalam setiap situasi darurat, lembaga utama untuk kesehatan bertanggung jawab
untuk persiapan untuk dan respon terhadap peningkatan yang tajam dalam jumlah
kasus penyakit.
Health coordination meetings.
Surveillance system : laporan mingguan kepada Departemen Kesehatan
dan WHO (selama terjadi outbreak kemungkinan laporan harian daripada
mingguan)
Rencana respon outbreak pada setiap penyakit : sources, skills and
activities yang dibutuhkan
Persediaan : alat untuk sampling laboratorium, antimikroba yang sesuai,
cairan iv, vaksin
Rencana untuk bangsal isolasi di rumah sakit
Laboratorium support
Ada sejumlah penyakit dengan potensi epidemi yang menimbulkan besar
ancaman bagi kesehatan penduduk, penyakit tersebut adalah
Kolera
Meningoccocal disease
Measles
Shigellosis
Pada beberapa daerah, penyakit yang mempunyai potensi epidemi adalah :
Malaria
Louse-borne typhus
Yellow fever
Trypanosomiasis
Visceral or cutaneous leishmaniasis
Viral haemorrhagic fevers
Relapsing fever
Typhoid
Hepatitis A dan E
2. Detection
Untuk memastikan deteksi dini wabah dalam situasi darurat, sebuah dasar sistem
surveilans dengan mekanisme peringatan dini yang disepakati oleh semua operasional
lembaga sangat penting. Pelaporan bentuk, definisi kasus dan pelaporan mekanisme
harus dikembangkan oleh badan kesehatan utama pada awal situasi darurat dan
konsensus dicapai dengan semua instansi.
Pekerja klinik di tingkat perawatan primer dan sekunder adalah komponen kunci
dari awal sistem peringatan. Mereka harus dilatih untuk melaporkan segera setiap
kasus yang dicurigai penyakit dengan potensi epidemi ke koordinator kesehatan.
Untuk memastikan deteksi cepat wabah dalam situasi darurat, maka perlu:
untuk mendirikan sebuah sistem peringatan dini dalam sistem surveilans,
dengan pelaporan penyakit dengan potensi epidemi;
untuk melatih pekerja klinis untuk mengenali penyakit prioritas / sindrom;
untuk melatih pekerja klinis untuk melaporkan kasus penyakit prioritas /
sindrom segera ke koordinator kesehatan;
untuk koordinator kesehatan untuk melaporkan kepada badan kesehatan
yang memimpin;
untuk mengatur pengawasan selama periode berisiko tinggi dan dalam
daerah yang mempunyai resiko tinggi
Sistem surveilans idealnya akan mendeteksi wabah pada tahap awal. Setelah
wabah terjadi, investigasi akan diperlukan untuk:
mengkonfirmasi wabah,
mengidentifikasi semua kasus dan kontak,
mendeteksi pola penyebaran epidemi,
estimasi potensi untuk menyebar lebih lanjut,
menentukan apakah langkah-langkah kontrol bekerja secara efektif
Ambang batas waspada digunakan untuk: (a) peringatan dini dan meluncurkan
penyelidikan pada awal wabah (b) memeriksa epidemic preparedness (c) memulai
kampanye vaksinasi jika ada wabah di negara tetangga (d) memprioritaskan daerah
untuk kampanye vaksinasi dalam outbreak. Ambang epidemi digunakan untuk
mengkonfirmasi munculnya wabah untuk meningkatkan langkah-langkah kontrol,
seperti vaksinasi massal, manajemen kasus yang sesuai, mendistribusikan pengobatan
ke layanan-layanan kesehatan, melakukan perawatan sesuai dengan epidemic
protocol, menginformasikan kepada public.
OCT (Outbreak Control Team):
a health coordinator
a clinical worker
a laboratory technician
a water/sanitation specialist
a vector control specialist
a representative of the local health authority
health educators
community leaders
3. Confirmation
4. Response
a. Investigasi
Tentukan definisi kasus wabah.
Hitung jumlah kasus dan menentukan ukuran populasi (untuk menghitung
attack rate).
Mengumpulkan / menganalisa data deskriptif untuk tanggal (misalnya
waktu / tanggal onset, tempat / lokasi kasus dan individu karakteristik
seperti umur / seks)
Tentukan populasi berisiko
Merumuskan hipotesis untuk patogen / source / transmisi.
Menindaklanjuti kasus dan kontak
Melakukan penyelidikan lebih lanjut / studi epidemiologi (misalnya untuk
memperjelas modus transmisi, carrier, dosis yang dibutuhkan, definisi
yang lebih baik dari faktor risiko untuk penyakit dan pada kelompok
berisiko
Menulis sebuah laporan investigasi (investigasi hasil dan rekomendasi
untuk tindakan)
b. Kontrol
Melaksanakan pengendalian dan tindakan pencegahan khusus untuk
penyakit
Mencegah paparan (isolasi misalnya kasus wabah kolera)
Mencegah infeksi (misalnya vaksinasi wabah campak)
Mencegah penyakit (high risk group diberikan chemoprophylaxis)
Mencegah kematian
Perlakukan kasus dengan pengobatan yang dianjurkan seperti dalam
pedoman WHO / nasional
OCT harus:
Bertemu setiap hari untuk update perkembangan wabah
meninjau sumber daya manusia, logistik dan keuangan yang tersedia
untuk mengelola wabah
mengawasi investigasi kasus yang dilaporkan untuk mengetahui patogen,
sumber infeksi dan transmisi
memastikan bahwa para pekerja klinis melaporkan kasus-kasus yang
diduga tim dengan segera
memastikan bahwa para pekerja menggunakan standard treatment
protocols
memastikan bahwa kasus-kasus diukur oleh waktu dan tempat
menghasilkan peta spot dan kurva epidemi
mengawasi pelaksanaan tindakan pengendalian
Resources yang dibutuhkan untuk response outbreak
5. Evaluation

Setelah sebuah wabah, tim pengendalian wabah harus melakukan evaluasi secara
menyeluruh, sebagai berikut :
penyebab wabah
surveilans dan deteksi wabah
kesiapan untuk wabah
manajemen wabah
kontrol tindakan
Isu-isu spesifik yang harus dievaluasi meliputi:
ketepatan waktu deteksi dan respon
efektivitas
biaya
kesempatan yang hilang
kebijakan yang baru / direvisi
Temuan dari evaluasi ini harus didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis
berisi rekomendasi yang jelas tentang:
karakteristik epidemiologi epidemi
surveilans
kesiapan
tindakan pengendalian dilakukan
Reference
http://www.who.int/infectious-disease- news/IDdocs/who
cds200527/whocds200527 chapters/4
Outbreak_control.pdf
UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang
Wabah Penyakit Menular
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun
1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

More Related Content

What's hot

What's hot (20)

Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1Pokok bahasan 1
Pokok bahasan 1
 
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
Edit pengantar epid dasar jafung epid nov 2020(1)
 
Risk Assesment
Risk AssesmentRisk Assesment
Risk Assesment
 
Kesehatan lingkungan
Kesehatan lingkunganKesehatan lingkungan
Kesehatan lingkungan
 
4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit4 pencegahan-penyakit
4 pencegahan-penyakit
 
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
07. tingkatan dan uapaya pencegahan penyakit
 
Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3Modul 4 kb 3
Modul 4 kb 3
 
Epidemiologi
EpidemiologiEpidemiologi
Epidemiologi
 
Riwayat alamiah
Riwayat alamiahRiwayat alamiah
Riwayat alamiah
 
Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7Konsep penyebab penyakit bag.7
Konsep penyebab penyakit bag.7
 
Konsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLBKonsep penyelidikan KLB
Konsep penyelidikan KLB
 
Makalah pencegahan primer sekunder tersier
Makalah pencegahan primer sekunder tersierMakalah pencegahan primer sekunder tersier
Makalah pencegahan primer sekunder tersier
 
pengantar epidemilogi
pengantar epidemilogipengantar epidemilogi
pengantar epidemilogi
 
Klb, bencana, dan wabah
Klb, bencana, dan wabahKlb, bencana, dan wabah
Klb, bencana, dan wabah
 
Pelaksanaan penanggulangan klb
Pelaksanaan penanggulangan klbPelaksanaan penanggulangan klb
Pelaksanaan penanggulangan klb
 
Pokok bahasan 2
Pokok bahasan 2Pokok bahasan 2
Pokok bahasan 2
 
Mi.4 epid ahli
Mi.4 epid ahliMi.4 epid ahli
Mi.4 epid ahli
 
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
Dasar2 epid jafung epid nov 2020 (1)(1)
 
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian EpidemiologiBentuk Desain Penelitian Epidemiologi
Bentuk Desain Penelitian Epidemiologi
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 

Similar to C3 outbreak-management

KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfandrekesuma1
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmRian Alfajri
 
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthPenerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthAnggita Dewi
 
Surveilans potensi klb
Surveilans potensi klbSurveilans potensi klb
Surveilans potensi klbObhy Erry
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptxzak011
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlHMRojali
 
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptMATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptSITIYURIAH
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfAsepSaefunnajat
 
Pemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit MenularPemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit MenularAkfar ikifa
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahHMRojali
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfAsepSaefunnajat
 
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxTOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxMTHORIEKIKI
 
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...Tata Naipospos
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaDhenok Citra Panyuluh
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiraysa hasdi
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxHandriTea
 

Similar to C3 outbreak-management (20)

KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdfKP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
KP 4.3.2.5 - Wabah dan KLB.pdf
 
Wabah
WabahWabah
Wabah
 
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mmPencegahan penyakit menularkan dari p2mm
Pencegahan penyakit menularkan dari p2mm
 
Modul inti 2
Modul inti 2Modul inti 2
Modul inti 2
 
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one healthPenerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
Penerapan epidemiologi berbasis pendekatan one health
 
Surveilans potensi klb
Surveilans potensi klbSurveilans potensi klb
Surveilans potensi klb
 
epidemiologi surveilance
epidemiologi surveilanceepidemiologi surveilance
epidemiologi surveilance
 
ppt.pptx
ppt.pptxppt.pptx
ppt.pptx
 
Epidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptxEpidemiologi HAIS.pptx
Epidemiologi HAIS.pptx
 
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjlLaporan pws penyakit potensial wabah rjl
Laporan pws penyakit potensial wabah rjl
 
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.pptMATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
MATERI INVESTIGASILANGKAH WABAH MAYA.ppt
 
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdfMI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
MI-1 Konsep Dasar Epidemiologi.pdf
 
Pemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit MenularPemberantasan Penyakit Menular
Pemberantasan Penyakit Menular
 
Surveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabahSurveilans pws penyakit potensial wabah
Surveilans pws penyakit potensial wabah
 
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdfPenerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
Penerapan Epidemiologi Berbasis Pendekatan One Health.pdf
 
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docxTOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
TOR Survei dan pengendalian vektor penyakit menular di masyarakat.docx
 
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...
Kesiagaan Darurat dan Respon Wabah Penyakit Hewan Menular - Kuliah Tamu di FK...
 
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi BencanaPelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
Pelayanan Kesehatan pada Kondisi Bencana
 
Surveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologiSurveillans epidemiologi
Surveillans epidemiologi
 
Kebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptxKebijakan Zoonosis.pptx
Kebijakan Zoonosis.pptx
 

Recently uploaded

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufalmahdaly02
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabayaajongshopp
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/maGusmaliniEf
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfhurufd86
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikassuser1cc42a
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxwisanggeni19
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxmarodotodo
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar KepHaslianiBaharuddin
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptxAzwarArifkiSurg
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTriNurmiyati
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanDevonneDillaElFachri
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diriandi861789
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar KeperawatanHaslianiBaharuddin
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfMeboix
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxpuspapameswari
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinanDwiNormaR
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANDianFitriyani15
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfAyundaHennaPelalawan
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdfMeboix
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxDesiNatalia68
 

Recently uploaded (20)

LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin raufLAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
LAPORAN KASUS HB demam tifoid dr syarifuddin rauf
 
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod SurabayaToko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
Toko Jual Alat Bantu Penis Ikat Pinggang 081388333722 Cod Surabaya
 
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/mamateri kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
materi kkr dan uks tingkat smp dan sma/ma
 
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdfPPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
PPT_ AYU SASKARANI (proposal) fix fix.pdf
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptxSediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
Sediaan Kream semisolid farmasi Industri.pptx
 
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptxppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
ppt hipotiroid anak end tf uygu g uygug o.pptx
 
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
2 Adaptasi Sel dan Jejas Sel.pptx Ilmu Dasar Kep
 
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
362259940-Kista-Duktus-Tiroglosus-ppt.pptx
 
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptxTUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
TUMBUH KEMBANG KELUARGAaaaaaaaaaaaa.pptx
 
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatanWebinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
Webinar MPASI-Kemenkes kementerian kesehatan
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh DiriAsuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
Asuhan Keperawatan Jiwa Resiko Bunuh Diri
 
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
1 Konsep Patologi dan Patofisologi.pptx Ilmu Dasar Keperawatan
 
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdfPEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
PEDOMAN PROTOTYPE PUSKESMAS_KEMENKES ALL by zb NERMI.pdf
 
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptxPEMBUATAN STR  BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
PEMBUATAN STR BAGI APOTEKER PASCA UU 17-2023.pptx
 
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
3. HEACTING LASERASI.ppt pada persalinan
 
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANANETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN SERTA KEBIDANAN
 
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdfPpt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
Ppt Macroscopic Structure of Skin Rash.pdf
 
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
2. Kebijakan ILP di Posyandu-1234567.pdf
 
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptxATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
ATRIBUT BIDAN PROFESIONAL DALAM KEBIDANAN.pptx
 

C3 outbreak-management

  • 2. KELOMPOK C3 : Aghil Shagita Novian (1301 1010 0052) Yogie Setyabudi (1301 1010 0112) Gabriella Graziani (1301 1010 0113) Dessin Drawin (1301 1010 0149) Melani (1301 1010 0153) Ridho Jungjunan (1301 1010 0173) Cindy Regina Putri (1301 1010 0174) Anindita Laksmi (1301 1010 0178) Rocci Jack Parse (1301 1010 0200) Dini Qurrotu Aini (1301 1010 0201) Arlinda de Hafsari (1301 1010 0204)
  • 3. Outbreak Management-Pengendalian Wabah A. Pengertian Wabah Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 yang dimaksud dengan wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat menimbulkan malapetaka. Sumber penyakit adalah manusia, hewan, tumbuhan, dan benda-benda yang mengandung dan/atau tercemar bibit penyakit, serta yang dapat menimbulkan wabah. Menteri yang berwenang dalam menetapkan daerah tertentu di Indonesia yang terjangkit wabah sebagai daerah wabah dan mencabut penetapan daerah wabah dengan tata cara pelaksanaan yang diatur Peraturan Pemerintah. B. Penanggulangan Wabah di Indonesia Berdasarkan UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular, upaya penanggulangan meliputi : a. Penyelidikan epidemiologis, yang bertujuan untuk: Mengetahui sebab-sebab penyakit wabah Menentukan faktor penyebab timbulnya wabah Mengetahui kelompok masyarakat yang terancam terkena wabah Menentukan cara penanggulangan Penyelidikan epidemiologis ini dilakukan melalui kegiatan-kegiatan seperti : Pengumpulan data kesakitan dan kematian penduduk Pemeriksaan klinis, fisik, laboratorium dan penegakan diagnosis Pengamatan terhadap penduduk pemeriksaan terhadap makhluk hidup lain dan benda-benda yang ada di suatu wilayah yang diduga mengandung penyebab penyakit wabah b. Pemeriksaan, Pengobatan, Perawatan, dan Isolasi Penderita, termasuk Tindakan Karantina, dilakukan di sarana pelayanan kesehatan, atau di tempat lain yang ditentukan. Kegiatan ini dilakukan bertujuan untuk Memberikan pertolongan medis kepada penderita agar sembuh dan mencegah agar mereka tidak menjadi sumber penularan Menemukan dan mengobati orang yang tampaknya sehat, tetapi mengandung penyebab penyakit sehingga secara potensial dapat menularkan penyakit (carrier) c. Pencegahan dan Pengebalan, dilakukan terhadap masyarakat yang mempunyai risiko terkena penyakit wabah dengan atau tanpa persetujuan
  • 4. dari orang yang bersangkutan. Kegiatan ini dilakukan untuk memberi perlindungan kepada orang-orang yang belum sakit tetapi mempunyai resiko untuk terkena penyakit. d. Pemusnahan Penyebab Penyakit, dilakukan terhadap : Bibit penyakit/kuman hewan, tumbuh-tumbuhan dan atau benda yang mengandung penyebab penyakit Pemusnahan harus dilakukan dengan cara tanpa merusak lingkungan hidup atau tidak menyebabkan tersebarnya wabah penyakit. e. Penanganan Jenazah Akibat Wabah, dilakukan denganmemperhatikan norma agama atau kepercayaan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Terhadap jenazah akibat penyakit wabah, perlu penanganan secara khusus menurut jenis penyakitnya yang meliputi : Pemeriksaan jenazah oleh pejabat kesehatan; Perlakuan terhadap jenazah dan sterilisasi bahan-bahan dan alat yang digunakan dalam penanganan jenazah diawasi oleh pejabat kesehatan f. Penyuluhan kepada Masyarakat mengenai upaya penanggulangan wabah dilakukan oleh pejabat kesehatan dengan mengikutsertakan pejabat instansi lain, lembaga swadaya masyarakat, pemuka agama dan pemuka masyarakat. Penyuluhan kepada masyarakat dilakukan dengan mendayagunakan berbagai media komunikasi, massa baik pemerintah maupun swasta. Setiap orang berperan serta dalam pelaksanaan upaya penanggulangan wabah, peran serta tersebut dapat dilakukan dengan : Memberikan informasi adanya penderita atau tersangka penderita penyakit wabah Membantu kelancaran pelaksanaan upaya penanggulangan wabah Menggerakkan motivasi masyarakat dalam upaya penanggulangan wabah Kegiatan lainnya g. Upaya Penanggulangan Lainnya, yaitu tindakan-tindakan khusus untuk masing-masing penyakit, yang dilakukan dalam rangka penanggulangan wabah, misalnya penutupan daerah tertentu yang dilakukan oleh Kepala Wilayah/Daerah atas permintaan Menteri. Penanggulangan Wabah dilakukan tidak perlu menunggu ditetapkannya suatu wilayah menjadi Daerah Wabah, begitu ada gejala atau tanda terjangkitnya suatu penyakit wabah segera dilaksanakan upaya penanggulangan seperlunya. Tindakan yang harus dilakukan dalam upaya penanggulangan seperlunya adalah sama dengan upaya penanggulangan wabah pada umumnya dan bilamana perlu untuk penanggulangan seperlunya dapat dibentuk Tim Gerak Cepat. Masalah wabah dan penanggulangannya tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan bagian dari upaya kesehatan nasional yang berkaitan dengan sektor non kesehatan.
  • 5. C. Penanggulangan Wabah oleh WHO Step by step penanggulangan wabah berdasarkan protokol dari WHO 1. Preparedness Dalam setiap situasi darurat, lembaga utama untuk kesehatan bertanggung jawab untuk persiapan untuk dan respon terhadap peningkatan yang tajam dalam jumlah kasus penyakit. Health coordination meetings. Surveillance system : laporan mingguan kepada Departemen Kesehatan dan WHO (selama terjadi outbreak kemungkinan laporan harian daripada mingguan) Rencana respon outbreak pada setiap penyakit : sources, skills and activities yang dibutuhkan Persediaan : alat untuk sampling laboratorium, antimikroba yang sesuai, cairan iv, vaksin Rencana untuk bangsal isolasi di rumah sakit Laboratorium support Ada sejumlah penyakit dengan potensi epidemi yang menimbulkan besar ancaman bagi kesehatan penduduk, penyakit tersebut adalah Kolera Meningoccocal disease Measles Shigellosis Pada beberapa daerah, penyakit yang mempunyai potensi epidemi adalah : Malaria Louse-borne typhus Yellow fever Trypanosomiasis Visceral or cutaneous leishmaniasis Viral haemorrhagic fevers Relapsing fever Typhoid Hepatitis A dan E 2. Detection
  • 6. Untuk memastikan deteksi dini wabah dalam situasi darurat, sebuah dasar sistem surveilans dengan mekanisme peringatan dini yang disepakati oleh semua operasional lembaga sangat penting. Pelaporan bentuk, definisi kasus dan pelaporan mekanisme harus dikembangkan oleh badan kesehatan utama pada awal situasi darurat dan konsensus dicapai dengan semua instansi. Pekerja klinik di tingkat perawatan primer dan sekunder adalah komponen kunci dari awal sistem peringatan. Mereka harus dilatih untuk melaporkan segera setiap kasus yang dicurigai penyakit dengan potensi epidemi ke koordinator kesehatan. Untuk memastikan deteksi cepat wabah dalam situasi darurat, maka perlu: untuk mendirikan sebuah sistem peringatan dini dalam sistem surveilans, dengan pelaporan penyakit dengan potensi epidemi; untuk melatih pekerja klinis untuk mengenali penyakit prioritas / sindrom; untuk melatih pekerja klinis untuk melaporkan kasus penyakit prioritas / sindrom segera ke koordinator kesehatan; untuk koordinator kesehatan untuk melaporkan kepada badan kesehatan yang memimpin; untuk mengatur pengawasan selama periode berisiko tinggi dan dalam daerah yang mempunyai resiko tinggi Sistem surveilans idealnya akan mendeteksi wabah pada tahap awal. Setelah wabah terjadi, investigasi akan diperlukan untuk: mengkonfirmasi wabah, mengidentifikasi semua kasus dan kontak, mendeteksi pola penyebaran epidemi, estimasi potensi untuk menyebar lebih lanjut, menentukan apakah langkah-langkah kontrol bekerja secara efektif Ambang batas waspada digunakan untuk: (a) peringatan dini dan meluncurkan penyelidikan pada awal wabah (b) memeriksa epidemic preparedness (c) memulai kampanye vaksinasi jika ada wabah di negara tetangga (d) memprioritaskan daerah untuk kampanye vaksinasi dalam outbreak. Ambang epidemi digunakan untuk mengkonfirmasi munculnya wabah untuk meningkatkan langkah-langkah kontrol, seperti vaksinasi massal, manajemen kasus yang sesuai, mendistribusikan pengobatan ke layanan-layanan kesehatan, melakukan perawatan sesuai dengan epidemic protocol, menginformasikan kepada public. OCT (Outbreak Control Team):
  • 7. a health coordinator a clinical worker a laboratory technician a water/sanitation specialist a vector control specialist a representative of the local health authority health educators community leaders 3. Confirmation
  • 8. 4. Response a. Investigasi Tentukan definisi kasus wabah. Hitung jumlah kasus dan menentukan ukuran populasi (untuk menghitung attack rate). Mengumpulkan / menganalisa data deskriptif untuk tanggal (misalnya waktu / tanggal onset, tempat / lokasi kasus dan individu karakteristik seperti umur / seks) Tentukan populasi berisiko Merumuskan hipotesis untuk patogen / source / transmisi. Menindaklanjuti kasus dan kontak Melakukan penyelidikan lebih lanjut / studi epidemiologi (misalnya untuk memperjelas modus transmisi, carrier, dosis yang dibutuhkan, definisi yang lebih baik dari faktor risiko untuk penyakit dan pada kelompok berisiko Menulis sebuah laporan investigasi (investigasi hasil dan rekomendasi untuk tindakan) b. Kontrol Melaksanakan pengendalian dan tindakan pencegahan khusus untuk penyakit Mencegah paparan (isolasi misalnya kasus wabah kolera) Mencegah infeksi (misalnya vaksinasi wabah campak) Mencegah penyakit (high risk group diberikan chemoprophylaxis) Mencegah kematian Perlakukan kasus dengan pengobatan yang dianjurkan seperti dalam pedoman WHO / nasional OCT harus: Bertemu setiap hari untuk update perkembangan wabah meninjau sumber daya manusia, logistik dan keuangan yang tersedia untuk mengelola wabah mengawasi investigasi kasus yang dilaporkan untuk mengetahui patogen, sumber infeksi dan transmisi memastikan bahwa para pekerja klinis melaporkan kasus-kasus yang diduga tim dengan segera memastikan bahwa para pekerja menggunakan standard treatment protocols memastikan bahwa kasus-kasus diukur oleh waktu dan tempat menghasilkan peta spot dan kurva epidemi mengawasi pelaksanaan tindakan pengendalian Resources yang dibutuhkan untuk response outbreak
  • 9. 5. Evaluation Setelah sebuah wabah, tim pengendalian wabah harus melakukan evaluasi secara menyeluruh, sebagai berikut : penyebab wabah surveilans dan deteksi wabah kesiapan untuk wabah manajemen wabah kontrol tindakan Isu-isu spesifik yang harus dievaluasi meliputi: ketepatan waktu deteksi dan respon
  • 10. efektivitas biaya kesempatan yang hilang kebijakan yang baru / direvisi Temuan dari evaluasi ini harus didokumentasikan dalam bentuk laporan tertulis berisi rekomendasi yang jelas tentang: karakteristik epidemiologi epidemi surveilans kesiapan tindakan pengendalian dilakukan
  • 11. Reference http://www.who.int/infectious-disease- news/IDdocs/who cds200527/whocds200527 chapters/4 Outbreak_control.pdf UU Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular