2. LATAR BELAKANG
Centre for Research on the Epedemiology of Disaster (CRED)
dalam publikasi 2018 review of Disaster Events memaparkan
pada tahun 2018 karena perubahan iklim berhubungan dengan
kondisi kejadian geofisikal tercatat dalam EM-DAT (International
Disaster Database) terjadi 10.733 kematian dan lebih dari 60 juta
manusia menjadi korban di seluruh dunia. Hal yang terlapor
menyebutkan Indonesia tercatat mendekati setengah dari total
kematian oleh karena bencana. Menurut laporan Annual
Disaster Statistical Review 2016, Indonesia masuk dalam sepuluh
negara yang sering mengalami bencana alam.
3. LATAR BELAKANG
Hal ini perlu mendapatkan perhatian bagi masyarakat Indonesia karena dari data CRED tahun
2019 korban meninggal akibat bencana diakibatkan bencana gempa bumi-tsunami, gempa
bumi, dan gunung merapi. Manajemen resiko bencana perlu dilakukan dengan baik sehingga
dapat mengurangi jumlah korban akibat bencana. Hal ini didukung oleh UNISDR tahun 2019
yang menjelaskan tentang pentingnya keberlanjutan program untuk peningkatkan manajemen
resiko bencana dalam beradaptasi dengan perubahan iklim dan mengurangi kerugian akibat
bencana. Surveilans kesehatan dilaksanakan secara rutin dan berkesinambungan dalam
kondisi normal maupun kondisi bencana, baik bencana alam maupun non alam.
4. PENGERTIAN SURVEILANCE
Definisi surveilans menurut WHO adalah kegiatan pemantauan sccara cermat
dan terus menenus terhadap berbagai faktor yang menentukan kejadian dan
penyebaran penyakit atau gangguan kesehatan, yang meliputi pengumpulan,
analisis, interpretasi dan penyebarluasan data sebagai bahan untuk
penganggulangan dan pencegahan.
Menurut CDC (Center of Disease Control) Surveilans adalah Pengumpulan,
analisis dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan tenus menerus
yang diperlukan untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi upaya
kesehatan masyarakat.
5. Surveilans Penyakit terkait bencana, terutama penyakit menular Di
lokasi pengungsian korban bencana, sangat perlu dilakukan survey
penyakitpenyakit yang ada, terutama penyakit menular. Ada 13
besar penyakit menular dan penyakit terkait bencana: Campak,
DBD, diare berdarah, diare biasa, hepatitis, ISPA. keracunan
makanan, malaria. penyakit kulit, tetanus, trauma (fisik) dan
thypoid.
PENGERTIAN SURVEILANCE
6. TUJUAN SURVEILANCE PADA SAAT BENCAANA
1. Memonitor kesehatan penduduk dan identifikasi kebutuhan kesehatan
prioritas
2. Monitoring tingkat kedaruratan melalui analisa data kesakitan dan
kematian
3. Mengikuti trend insidens dan CFR penyakit utama guna deteksi dan
penanggulangan dini KLB.
4. Membantu perencanaan dan pelaksanaan program kesehatan.
5. Menjamin alokasi sumber daya pada kelompok rawan
6. Monitoring dampak intervensi khusus.
7. TAHAPAN SURVEILANCE
1. Surveilans pra bencana (Sistem Kewaspadaan dini)
Sistem Kewaspadaan Dini ( SKD ) merupakan salah satu kegiatan
survailans yang kegunaannya untuk mewaspadai gejala atau potensi akan
timbulnya KLB penyakit menular pada situassi bencana atau krisis
kesehatan yang harus dilaksanakan oleh petugas survailan yang ada di
lapangan. Hal tersebut diatas adalah merupakan tugas dari tim survailan
kesehatan untuk melaksanakan SKD-KLB, namun SKDKLB akan menjadi
lebih berdaya-guna dan berhasil-guna (efektif dan efisien), maka
masyarakat perlu dilibatkan sebagai ujung tombak pengamatan penyakit
8. LANJUT
2. Surveilans pada waktu bencana
Tujuan surveilans pada waktu bencana adalah memperoleh informasi yang
diperlukan untuk kegiatan tanggap darurat & kebutuhan hidup dasar
(termasuk kebutuhan kesehatan & sanitasi) Surveilans pada saat bencana
dilaksanakan bersamaan dengan RHA (Rapid Health Assessment).
Informasi yang dimiliki adalah jumlah (meninggal, luka, kondisi umum
penduduk, kondisi umum lingkungan & sanitasi, kondisi sarana pelayanan
kesehatan, akses untuk penyaluran bantuan dan sebagainya) dari Kajian
RHA maka akan memberikan rekomendasi untuk pelaksanaan bantuan
penanggulangan sesuai prioritas.
9. LANJUT
3. Surveilans pasca bencana
Tujuan: memperoleh informasi penyakit (utamanya yang berpotensi
KLB) dan faktor risiko lingkungan. Dilaksanakan setelah tahap kritis
tanggap darurat medik dan dibentuknya pos-pos kesehatan.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015) Informasi yang
dikumpulkan:
a) Penyakit: Diare, ISPA, Campak, Malaria
b) Faktor Risiko: air, tinja, limbah, genangan, vektor, lalat.
10. PERAN SURVEILLANCE SAAT BENCANA
Saat Bencana: sebagai acuan untuk melakukan Rapid Health Assesment (RHA). melihat
dampak-dampak apa saja yang ditimbulkan oleh bencana, seperti berapa jumlah korban,
barang- barang apa saja yang dibutuhkan segera.
Setelah bencana: Data-data yang akan diperoleh dari kejadian bencana harus dapat
dianalisis dan dibuatkan kesimpulan berupa rencana kerja atau kebijakan, misalnya apa saja
yang harus dilakukan masyarakat untuk kembali dari pengungsian, rekonstruksi dan
rehabilitasi seperti apa yang harus diberikan kepada korban bencana
Menentukan arah respon penanggulangan dan menilai keberhasilan respon/ evaluasi.
Manajemen penanggulangan bencana meliputi fase I untuk tanggap darurat, Fase Il untuk
fase akut, Fase Ill untuk recovery rehabilitasi dan rekonstruksi.
11. E. METODE PENGUMPULAN DATA SURVEILANS KETIKA BENCANA
Pengumpulan data dilakukan dengan cara:
a. Aktif
Pengumpulan data secara aktif dilakukan dengan cara mendapatkan data secara
langsung dari Fasilitas Pelayanan Kesehatan, Masyarakat atau sumber data lainnya,
melalui kegiatan Penyelidikan Epidemiologi, surveilans aktif puskesmas/rumah sakit,
survey khusus, dan kegiatan lainnya.
b. Pasif
Pengumpulan data secara pasif dilakukan dengan cara menerima data dari Fasilitas
Pelayanan Kesehatan, masyarakat atau sumber data lainnya, dalam bentuk rekam
medis, buku register pasien, laporan data kesakitan/kematian, laporan kegiatan, laporan
masyarakat dan bentuk lainnya.
12. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN SURVEILANS KETIKA BENCANA
a. Investigasi penyakit
b. Tindakan penanggulangan
c. Evaluasi data sistem surveilans
d. Peringatan Dini
e. Penyelamatan dan Pencarian
f. Pengungsian
g. Penyantunan dan pelayanan
h. Rekonstruksi
13. a. Investigasi penyakit
Setelah pengambilan keputusan perlunya mengambil tindakan maka terlebih
dahulu dilakukan investigasi/penyelidikan epidemiologi penyakit Dengan
investigator membawa ceklis/format pengisian tentang masalah kesehatan yang
terjadi .
b. Tindakan penanggulangan
Tindakan penanggulangan yang dilakukan melalui pengobatan segera pada
penderita yang sakit, melakukan rujukan penderita yang tergolong berat,
melakukan penyuluhan mengenai penyakit
14. c. Evaluasi data sistem surveilans
Program surveilans sebaiknya dinilai secara periodik untuk dapat dilakukan evaluasi manfaat
kegiatan surveilans. Sistem dapat berguna apabila memenuhi salah satu dari pernyataan
berikut:
1) Apakah kegiatan surveilans dapat mendeteksi kecenderungan dan mengidentifikasi
perubahan dalam kejadian kasus.
2) Apakah program surveilans dapat mendeteksi epidemik kejadian kasus di wilayah tersebut.
3) Apakah kegiatan surveilans dapat memberikan informasi tentang besarnya morbiditas dan
mortalitas yang berhubungan dengan kejadian penyakit di wilayah tersebut.
4) Apakah program surveilans dapat mengidentifikasi faktor-faktor resiko yang berhubungan
dengan kasus atau penyakit.
15. LANJUT
d. Peringatan Dini
Peringatan Dini yaitu kegiatan yang memberikan tanda atau isyarat terjadinya
bencana pada kesempatan pertama dan paling awal. Peringatan dini ini diperlukan
bagi penduduk yang bertempat tinggal didaerah rawan bencana agar mereka
mempunyai kesempatan untuk menyelamatkan diri.
e. Penyelamatan dan Pencarian
Penyelamatan dan Pencarian yaitu kegiatan yang meliputi pemberian pertolongan
dan bantuan kepada penduduk yang mengalami bencana. Kegiatan ini meliputi
mencari, menyeleksi dan memilah penduduk yang meninggal, luka berat, luka ringan
serta menyelamatkan penduduk yang masih hidup.
16. LANJUT
f. Pengungsian
Pengungsian yaitu kegiatan memindahkan penduduk yang sehat, luka ringan dan luka berat
ketempat pengungsian (evakuasi) yang lebih aman dan terlindung dari resiko dan ancaman
bencana.
g. Penyantunan dan pelayanan
Penyantunan dan pelayanan yaitu kegiatan pemberian pertolongan kepada para pengungsi
untuk tempat tinggal sementara, makan, pakaian dan kesehatan.
h. Rekonstruksi
Rekonstruksi yaitu kegiatan untuk membangun kembali berbagai yang diakibatkan oleh
bencana secara lebih baik dari pada keadaan sebelumnya dengan telah mengantisipasi
berbagai kemungkinan terjadinya bencana di masa yang akan datang. Disini peranan K 3
menjadi penting untuk mendukung siklus itu.